Anda di halaman 1dari 6

NOVEL SEJARAH

“DIA ADALAH KAKAKKU”

Di Susun Oleh
Nama Kelompok:
 A.T SITI NUR ANISSA
 SYAMSINAR
 ADNAENIL ARDA
 NURUL INAYAH
 IFA FEBRIANTI
Judul novel : Dia Adalah Kakakku
Penulis :Tere Liye
Penerbit :PT.Gramedia
Tahun terbit :2018
Banyak halaman :384

Sinopsis Novel dia adalah Kakakku menjadi salah satu hal yang banyak dicari oleh
para penggemar  buku karya Tere Liye. Pasalnya, karya ini termasuk salah satu
buku best seller yang pernah ditulis oleh Tere Liye.
Buku yang diterbitkan pada tahun 2018 lalu ini memang dikenal sebagai salah satu
buku dengan kisah inspiratif yang begitu menawan. Sehingga banyak orang yang
meneteskan air mata ketika membaca kisah penuh perjuangan di dalam buku ini.
Sebelum membahas secara lebih lanjut, buku berjudul Dia adalah kakakku ini
merupakan bentuk wajah baru dari novel yang berjudul Bidadari-bidadari Surga. Meski
disajikan dalam bentuk judul baru, namun kisah di dalamnya tetap mampu membuat
para pembaca terhanyut dalam kisah yang penuh perjuangan.

Sinopsis Novel Dia Adalah Kakakku Karya Penulis Tere Liye

Novel Dia Adalah Kakakku menceritakan tentang perjalanan kehidupan sebuah


keluarga yang dipenuhi dengan kerja keras dan sifat pantang menyerah. Perlu diketahui
bahwa keluarga tersebut terdiri dari 5 orang anak dan juga 1 orang ibu. Anak-anak
tersebut sudah menjadi yatim karena memang ayahnya sudah meninggal sejak lama.
Malang ayah mereka harus meninggal karena dicabik-cabik oleh binatang buas
berupa harimau penunggu gunung yang ada di kawasan dekat mereka tinggal. Sebagai
keluarga sederhana, mereka hidup di lembah yang jauh dari hiruk-pikuk sentuhan
modernisasi perkotaan.
Seperti warga lembah pedesaan pada umumnya, mata pencaharian pokok keluarga
tersebut adalah sebagai petani. Namun mengingat bahwa letak desa mereka yang
berada di bukit jadi pertanian yang digunakan pun hanya mengandalkan air hujan saja.
Sehingga komoditas pertanian yang umum digarap adalah padi, jagung, dan lain
sebagainya.
Sebelum ayah tercinta mereka meninggal, beliau memberikan wasiat kepada anak
sulungnya yang bernama Laisa. Wasiat tersebut adalah agar Laisa menjaga adik-adiknya
hingga sang ayah pulang dari aktivitas mencari kumbang di Gunung. Namun takdir pun
berkata lain karena ayah mereka harus berpulang akibat serangan binatang buas yang
berada di gunung tersebut.
Berkat wasiat yang diberikan oleh mendiang sang ayah tersebutlah Laisa selalu
berupaya untuk menjaga dan melindungi adik-adik tercintanya. Terlebih ibunya pun
sudah beranjak tua sehingga Laisa-lah yang akan berperan mengambil tanggung jawab
pada keluarga.
Dikisahkan pada saat Laisa duduk dibangku sekolah dasar kelas empat, adiknya
yang nomor dua bernama Dalimunte pun akan memasuki jenjang sekolah dasar. Namun
ibunya yang sering disebut dengan sebutan Mamak tidak memiliki uang untuk
membiayai sekolah Dalimunte.
Pada akhirnya, Laisa pun mengorbankan sekolahnya demi adiknya tercinta,
Dalimunte. Ia ingin mengurus ladang agar bisa membantu perkonomian keluarga dan
juga adik-adiknya. Meski Mamak sebenarnya tidak setuju dengan keputusan Laisa,
namun karena Laisa bersikeras dengan keputusan tersebut pun pada akhirnya Mamak
menyetujui.
Laisa berpikir bahwa sebagai perempuan, ia tidak perlu sekolah tinggi-tinggi dan
Dalimunte adalah laki-laki yang patut untuk menempuh Pendidikan sebaik mungkin.
Terlebih Dalimunte adalah seorang anak laki-laki sehingga penting baginya untuk
mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang layak.
Dalimunte adalah sosok anak laki-laki yang sangat baik dan juga begitu ringan
tangan. Meski usianya masih kecil, namun ia kerap membantu mamak dan juga Kak
Laisa untuk bekerja mengurus ladang yang mereka miliki. Selain itu, Dalimunte juga
terkenal sebagai anak yang rajin beribadah dan sering pergi beribadah di surau dekat
kampung mereka.
Dali, panggilan Dalimunte juga dikenal sebagai anak yang cerdas dan kreatif. Berkat
kreativitas yang dimiliki, Dalimunte kerap membuatkan mainan-mainan unik untuk
adik-adiknya yang masih kecil.
Berkat kreativitas dan kecerdasan yang dimiliki, Dalimunte pun bahkan pernah
berpikir untuk membuat kincir agar membantu pengairan di ladang. Namun mengingat
usianya yang masih belia, banyak warga desa yang skeptis dan tidak percaya lada ide
gila Dalimunte tersebut.
Laisa yang selalu yakin pada kemampuan dan pengetahuan Dalimunte pun mencoba
meyakinkan pada warga desa untuk menerima ide Dalimunte tersebut. Setelah melalui
proses yang panjang, akhirnya para warga desa pun setuju dengan pembuatan kincir
tersebut. Setelah bergotong royong, akhirnya kincir itupun berhasil dibangun dan bisa
membantu mengairi ladang-ladang para penduduk desa.
Ikanuri dan Wibisana adalah adik Laisa yang ketiga dan keempat. Perbedaan umur
mereka hanya satu tahun dan paras keduanya pun terbilang sangat mirip. Kedua anak
kecil ini sangat jauh selai bila dibandingkan dengan Dalimunte yang rajin. Ikanuri dan
Wibisana cenderung lebih suka bermain-main dan bahkan berbuat onar.
Sedangkan adik terakhir Kak Laisa adalah Yashinta. Gadis kecil berparas cantik nan
manis ini menjadi adik yang sangat patuh kepada Kak Laisa. Perjuangan Kak Laisa
untuk menghidupi keluarga dan adik-adiknya begitu luar biasa. Bahkan ia pernah
membuat kebun Strawberry untuk menggantikan tanaman padi atau tanaman musiman
yang selama ini mereka tanam.
Seiring berputarnya roda kehidupan, keadaan adik-adik kak Laisa pun mulai
berubah. Kini lembah tempat mereka tinggal semakin banyak dipenuhi oleh kebun
Strawberry karena banyak penduduk desa yang mulai mengikuti jejak kak Laisa
menjadi petani Strawberry. Secara usia, kak Laisa kini sudah berusia 35 tahun lebih
namun tetap belum menikah.
Sebagai anak yang cerdas, Dalimunte pun sudah berhasil meraih gelar Professor dan
kini menjadi peneliti handal. Ia bahkan sudah memiliki istri dari keturunan Cina yang
bernama Cie Hui. Sedangkan Ikanuri dan Wibisana juga sukses dengan bengkel besar
mereka di Kabupaten. Selain itu, keduanya juga sudah memiliki istri cantik seperti
halnya dengan Dalimunte.
Si bungsu bernama Yashinta yang dari kecil dikenal berparas manis pun kini sudah
beranjak dewasa. Ia bahkan mendapatkan beasiswa keluar negeri dengan mengambil
jurusan ilmu alam. Sebenarnya, baik Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, maupun Yashinta
enggan menikah sebelum kak Laisa menikah karena mereka tidak mau ‘melintasi’ orang
yang sudah berjasa dalam hidup mereka.
Namun Kak Laisa selalu berupaya meyakinkan adik-adiknya bahwa tidak masalah
jika mereka harus menikah lebih dulu. Waktu pun terus berlalu meninggalkan momen-
momen panjang dalam kehidupan.
Rupanya, Allah memiliki rencana-Nya sendiri kepada Kak Laisa dan keluarga kecil
yang dulunya hidup di lembah tersebut. Selama ini kak Laisa menderita kanker dan ia
merahasiakan kondisinya tersebut pada adik-adiknya agar tidak mematahkan semangat
perjuangan mereka. Kak Laisa hanya bercerita kepada mamak tentang penyakitnya dan
ia pun kerap berobat tanpa sepengetahuan adik-adiknya.
Ketika kondisi kak Laisa semakin parah yakni sudah Stadium IV, mamak pun
mengirimkan SMS kepada anak-anaknya agar pulang. Satu persatu adik Kak Laisa pun
pulang dan langsung menuju ke desa di lembah tempat mereka menghabiskan masa
kecilnya.
Satu persatu adik Kak Laisa mendapati bahwa kakak sulung tercinta mereka sedang
dalam kondisi terbaring lemah dengan peralatan medis menempel di badannya. Si
bungsu Yashinta menjadi adik terakhir yang sampai ke rumah bersama dengan
Goughsky.
Seketika itu juga, Kak Laisa meminta agar Yashinta dan Goughsky segera melakukan
pernikahan. Dan setelah keduanya mengucapkan akad pernikahan, Kak Laisa pun
menghembuskan napas terakhirnya dalam kondisi tersenyum.
Itulah sinopsis Novel dia adalah Kakakku karya Tere Liye yang cukup mengharu biru.
Novel yang penuh dengan perjuangan ini bisa menjadi salah satu rekomendasi menarik
untuk dibaca saat senggang.

PENOKOHAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan tokoh utama dalam novel ”Dia Adalah Kakakku”
karya Tere Liye adalah Laisa, sedangkan tokoh tambahan yaitu Mamak Lainuri, Dalimunte, Ikanuri,
Wibisana, dan Yashinta.

Tokoh utama yaitu Laisa memiliki watak  penyimpan penderitaan sendiri, pengalah, galak, selalu
melakukan yang terbaik untuk adik-adiknya, teladan yang baik, selalu menepati janji,  tegas dan
disiplin, pekerja keras, orang yang tegar, tidak pernah mengeluh, tidak mudah menyerah, penyayang
dan pelindung keluarga serta rela berkorban.

Sedangkan Tokoh tambahan terdiri dari :

a) Mamak Lainuri memiliki watak selalu baik, kuat,  pekerja keras, cinta keluarga dan bijaksana
merawat anak-anaknya.
b) Dalimunte memiliki watak yaitu pintar, rajin membantu, pengertian, mudah sedih dan
menangis, keras kepala, tidak mudah mengambil keputusan.
c) Wibisana memiliki watak sebagai berikut : bijaksana, nakal dan jahil, suka mencuri , keras
kepala.
d) Ikanuri memiliki watak sebagai berikut : nakal dan jahil, suka menipu,  suka melawan
kakaknya,  keras kepala, sulit meyembunyikan perasaannya.
e) Yashinta memiliki watak sebagai berikut : memiliki rasa ingin tahu yang besar dan tidak
sabar, suka merajuk, perhatian, mencintai  alam, pintar dan cerdas serta penyayang
keluarga.

HAL-HAL PENTING

 Tema dari novel Dia adalah Kakakku adalah perjuangan yang dilakukan oleh Seorang kakak
kepada keempat adiknya agar dapat bersekolah dan mewujudkan cita-Cita adiknya.
 Alur dalam novel Dia adalah Kakakku, karya Tere Liye menggunakan alur campuran, karena
waktu dalam cerita tidak selalu maju, tetapi juga mundur kembali ke masa lalu.
 Penokohan dalam novel Dia adalah Kakakku terdapat enam tokoh yang
Dianalisis paling dominan adalah Laisa. Penelitian ini yang terdiri dari tiga tokoh Bulat, yaitu
(1) Laisa yang merupakan tokoh utama dan tokoh tokoh protagonis, (2)
Dalimunte: tokoh protagonis, (3) Ikanuri: tokoh antagonis, (4) Wibisana: tokoh
Antagonis. Dua tokoh datar (pipih), yaitu Mamak: tokoh protagonis, dan Yashinta: Tokoh
protagonis.
 Latar yang terdapat dalam novel ini dibagi terbagi menjadi tiga, yakni tempat,
Waktu, dan sosial.
Berdasarkan analisis novel Dia adalah Kakakku menggunakan Bahasa sapaan seperti,
Mamak, Babak, Puyang, mitos harimau di Gunung Kendeng, Pakaian bebat kepala yang
dipakai oleh Mamak, menunjukkan bahwa latar terjadi di Sumatera Selatan, tepatnya di
Dempo, Kota Pagar Alam, Sumatera
Selatan.
Hal yang menunjukkan bahwa latar novel dalam penelitian ini di daerah
Dempo yaitu, mitos Gunung Kendeng. Mitos di gunung tersebut yaitu terdapat
harimau yang membutuhkan tumbal di setiap tahunnya, hal tersebut memiliki
persamaan dengan Gunung yang berlokasi di Dempo yang sama-sama terdapat mitos
tumbal harimau.
selanjutnya dalam penelitian ini yaitu kebun strawberry. Jika ditelusuri
di daerah Dempo, letak Kebun strawberry terdapat di kota Pagar Alam, Sumatera
Sumatera. Rumah panggung yang diceritakan dalam novel ini terletak di Lembah
Lahambay, rumah panggung tersebut sering dijumpai di dekat gunung Dempo
Sumatera Selatan.
Latar waktu yang diceritakan dalam novel ini jika dikaitkan dengan artikel
yang ditulis oleh Wisnu, terdapat pada tahun 1999, yang menunjukkan bahwa di
Lembah Lahambay belum terdapat listrik. Tahun 2001, adalah tahun pertama kali di
Desa Candi Jaya terdapat listrik dengan kincir air yang dibuat Muh. Tohir, seperti
tokoh dalam novel ini yaitu tokoh Dalimunte. Tahun 2021, menceritakan bahwa di
dalam novel Lembah Lahambay sudah mulai maju, terdapat alat transportasi, dan alat
elektronik canggih.

Anda mungkin juga menyukai