Anda di halaman 1dari 18

Perlawanan

Gowa
Anggota
Kelompok 5 :
1. Amanda Aprira Putri (04)
2. Aprilia Tara Monica (05)
3. Atsna Luthfi Wahyuni (07)
4. Hauzan Akmal Faiz (15)
Perlawanan
01 Latar Belakang 02 Gowa terhadap
Belanda

Akhir
03 Perlawanan
Gowa 04 Kekalahan
Gowa

Tokoh
Dampak
05 Perlawanan
Gowa 06
Perlawanan
Masyarakat
Gowa
Kesultanan Gowa-
tallo
Kesultanan Gowa-Tallo merupakan salah satu
kesultanan terbesar di kawasan Indonesia Timur
pada sekitar abad 16 - 17 Masehi. Kesultanan
Gowa-Tallo memiliki kekuatan militer yang harus
diperhatikan lebih daripada musuh-musuh VOC
lain di Maluku Selatan. Selain itu, Gowa-Tallo
memiliki kekuatan ekonomi perdagangan yang
sangat kuat. Kesultanan ini memiliki pelabuhan
perdagangan internasional yang berada di Somba
Opu (pesisir Sulawesi Selatan). Kawasan Somba
Opu dijadikan pula sebagai pusat pemerintahan
Gowa-Tallo serta kawasan yang menampung
pedagang internasional.
0
1
Latar
Belakang
Kejayaan Gowa-Tallo ketika berada dibawah pemerintahan Sultan Hasanuddin
(1653-1669 M) membuat posisi VOC di kawasan Indonesia Timur menjadi
terancam. Rivalitas antara Gowa-Tallo dan VOC semakin meruncing dan perang tak
lagi bisa terelakkan. Dalam buku Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan
Islam di Indonesia (2012) karya Daliman, latar belakang perlawanan Gowa-Tallo
terhadap VOC, yaitu:
● VOC menginginkan Hak Monopoli perdagangan di kawasan Indonesia Timur.
● VOC melakukan blokade terhadap kapal-kapal yang akan berlabuh di Somba
Opu.
Untuk menghadapi tindakan VOC yang semena-mena, Sultan Hasanudin
memperkuat pasukan dengan memerintahkan kerajaan bawahan di Nusa Tenggara
untuk mengirimkan prajuritnya. Sedangkan di lain sisi, VOC menggunakan politik
Devide et Impera dengan meminta bantuan Arung Palaka dari Kesultanan Bone.
Baca juga: Perlawanan Aceh Terhadap Portugis dan VOC Arung Palaka menerima
permintaan dari VOC dengan alasan ingin membalas kekalahannya atas Gowa-
Tallo dan merebut kembali kemerdekaan Bone.
02
Perlawanan
Gowa terhadap
Belanda
Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1633 dan pertempuran kedua terjadi pada tahun 1654.
Kedua pertempuran tersebut diawali dengan perilaku VOC yang berusaha menghalang-halangi
pedagang yang masuk maupun keluar Pelabuhan Makassar. Dua kali upaya VOC tersebut
mengalami kegagalan karena pelaut Makasar memberikan perlawanan sengit terhadap
kompeni. Pertempuran ketiga terjadi tahun 1666 - 1667 dalam bentuk perang besar. Ketika VOC
menyerbu Makasar, pasukan kompeni dibantu oleh pasukan Raja Bone (Aru Palaka) dan
Pasukan Kapten Yonker dari Ambon. Pasukan angkatan laut VOC, yang dipimpin oleh
Speelman, menyerang pelabuhan Makassar dari laut, sedangkan pasukan Aru Palaka mendarat
di Bonthain dan berhasil mendorong suku Bugis agar melakukan pemberontakan terhadap
Sultan Hasanudin serta melakukan penyerbuan ke Makassar.

Peperangan berlangsung cukup lama, tetapi pada saat itu Kota Makassar masih dapat
dipertahankan oleh Sultan Hasanudin. Pada akhir kesempatan itu, Sultan Hasanudin terdesak
dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian perdamaian di Desa Bongaya pada tahun 1667.

Isi Perjanjian Perdamaian :


● VOC diperbolehkan memonopoli perdagangan di kawasan Indonesia Timur
● Semua orang asing diusir dari Gowa-Tallo, kecuali VOC
● Gowa-Tallo mengganti biaya kerugian perang
● Beberapa wilayah kekuasaan Gowa-Tallo diserahkan kepada VOC
03
Akhir
Perlawanan
Gowa
Sultan Hasanudin pada awal 1668
membatalkan perjanjian Bongaya
yang sangat merugikan Gowa-
Tallo. Pada 1669, Arung Palaka
menyerang benteng Somba Opu
dengan kekuatan sekitar 7.000-
8.000 pasukan. Arung Palaka dapat
menaklukan benteng Somba Opu
dan Sultan Hasanudin beserta
pasukannya melarikan diri hingga
meninggal pada tahun 1670.
04
Kekalahan
Gowa
Faktor penyebab kegagalan rakyat Makassar adalah keberhasilan politik adu domba
Belanda terhadap Sultan Hasanudin dengan Arung Palakka. Membantu Trunojoyo dan
rakyat Banten setiap melakukan perlawanan terhadap VOC. Dengan disahkannya
perjanjian Bongaya, maka Rakyat Gowa merasa sangat dirugikan oleh karena itu
perangpun kembali berkecamuk. Pertempuran hebat itu membuat Belanda cemas,
sehingga menambah bala bantuan dari batavia. Dalam pertempuran dahsyat pada bulan
Juni 1669 yang cukup banyak menelan korban di kedua belah pihak, akhirnya Belanda
berhasil merebut benteng pertahanan yang paling kuat di Somba Opu.

Akibat perjanjian Bongaya, pada tahun 1667 sultan Hasanuddin Tunduk. Dalam perjanjian
itu, nyatalah kekalahan Makassar. Pardagangannya telah habis dan negeri-negeri yang
ditaklukkannya harus dilepaskan. Apalagi sejak Arung Palakka menaklukkan hampir
seluruh daratan Sulawesi Selatan dan berkedudukan di Makassar, maka banyak orang
Bugis yang pindah di Makassar. Sejak itu pula penjajahan Belanda mulai tertanam secara
penuh di Indonesia.
Dampak 05
Perlawanan
Gowa
Peperangan demi peperangan melawan Belanda dan bangsanya sendiri (Bone) yang dialami
Gowa, membuat banyak kerugian. Kerugian itu sedikit banyaknya membawa pengaruh terhadap
perekonomian Gowa. Sejak kekalahan Gowa dengan . Belanda terutama setelah hancurnya
benteng Somba Opu, maka sejak itu pula keagungan Gowa yang sudah berlangsung berabad-
abad lamanya akhirnya mengalami kemunduran

Dalam perjanjian itu, nyatalah kekalahan Makassar. Pardagangannya telah habis dan negeri-
negeri yang ditaklukkannya harus dilepaskan. Apalagi sejak Arung Palakka menaklukkan
hampir seluruh daratan Sulawesi Selatan dan berkedudukan di Makassar, maka banyak orang
Bugis yang pindah di Makassar. Sejak itu pula penjajahan Belanda mulai tertanam secara penuh
di Indonesia.

Makassar, sebagai ibukota kerajaan Gowa mengalami pengalihan-pengalihan baik dari segi
penguasaan maupun perkembangan-perkembangannya. Pengaruh kekuasaan gowa makin lama
makin tidak terasa di kalangan penduduk Makassar yang kebanyakan pengikut Arung Palakka
dan Belanda. benteng Somba Opu yang selama ini menjadi pusat politik menjadi kosong dan
sepi. Pemerintahan kerajaan Gowa yang telah mengundurkan diri dari Makassar (Yang berada
dalam masa peralihan) ke Kalegowa dan Maccini Sombala tidak dapat dalam waktu yang cepat
memulihkan diri untuk menciptakan stabilitas dalam negeri.
Tokoh 06
Perlawanan
Masyarakat
Gowa
Tokoh Indonesia (Makassar)

Sultan Aru Palaka


Hasanuddin
Tokoh Belanda

Gubernur Jendral Cornelis Speelman


Matsuyker
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai