Ganja juga dikenal dengan nama marijuana atau cimeng, berasal dari tanaman dengan
nama yang sama. Semua bagian dari tanaman tersebut menimbulkan efek candu dan merusak
otak. Biasanya yang dikonsumsi adalah bagian bunga, batang, biji, dan daun yang
dikeringkan.
Obat terlarang berwarna agak kehijauan dan agak lembab ini dikonsumsi dengan cara
dimasukan ke dalam lintingan rokok sebagai pengganti tembakau. Selain itu, beberapa
pengguna memilih memasukkannya ke dalam Bong atau Pipa. Tujuan penggunaan bong
adalah memisahkan asap dan uap. Alat tersebut akan mengumpulkan uap dan asapnya akan
dibuang.
Efek yang ditimbulkan dari ganja adalah agresif dan denyut nadi lebih cepat. Selain
itu, pengguna ganja biasanya sulit mengingat kejadian, sensitif, gelisah, dan mengalami
gangguan tidur.
Pengguna juga akan sering Berhalusinasi saat memakai ganja, hingga akhirnya
mengalami kerusakan mental. Adapun bagi ibu hamil, penggunaan ganja dapat memengaruhi
perkembangan otak bayi.
Sementara itu, asap ganja juga memberikan efek gangguan pernapasan, seperti iritasi paru-
paru. Dalam jangka waktu yang lama juga dapat menyebabkan penyakit jantung.
Obat-obatan terlarang ini berbentuk bubuk. Nama lainnya adalah putauw, bedak,
dan etep. Heroin yang belum dicampuri apa pun rasanya pahit. Beberapa pengguna
mencampurnya dengan gula, susu bubuk, dan kina agar tidak terlalu pahit.
Heroin dikonsumsi dengan dihisap atau memasukkan bubuk tersebut pada rokok.
Cara lainnya dengan menyuntikkan ke tubuh. Bubuk heroin dicairkan lalu dimasukkan ke alat
suntik. Biasanya, pengguna menyuntikkan di pembuluh darah, otot, atau di bawah kulit.
Setelah heroin masuk ke otak, akan berubah menjadi morfin yang menyebabkan
sensasi kegembiraan. Di sisi yang lain, tubuh akan merasakan demam, mulut kering, mual,
gatal, dan denyut jantung lambat.
Seperti jenis jenis narkoba lainnya, heroin juga memberikan efek kerusakan otak
permanen. Beberapa penelitian mengatakan, heroin memberikan efek kerusakan struktur fisik
dan fisiologis otak. Hal itu memengaruhi tanggapan terhadap stres serta perilaku pengguna.
Kerusakan lainnya terjadi pada kurangnya asupan oksigen pada otak dan infeksi katup
jantung.
3. Kokain atau Cocaine
Kokaina atau kokain adalah senyawa sintetis yang dapat memicu atau
mengahancurkan metabolisme sel menjadi berkali-kali lipat lebih cepat. Serbuk kristal putih
ini berasal dari tumbuhan koka (Erythroxylon coca) yang banyak tumbuh di wilayah Amerika
Selatan. seperti Bolivia, Peru, Kolombia dan Brazilia).
LSD atau disebut juga Lysergyc Acid Diethylamide adalah jenis narkotika sintetis
yang terbuat dari saripati ergot. Ergot adalah sejenis tumbuhan biji bijian semacam beras atau
gandum yang terserang penyakit jamur. Ergot kemudian diolah menjadi LSD.
LSD dapat ditemukan dalam bentuk pil dan dijual dalam bentuk mikrodot (tablet
kecil), gelatin dan kapsul. Kadang LSD juga dijual dalam bentuk cair, Biasanya obat
berbahaya ini dipakai dengan cara ditelan atau lewat mukosa oral memakai kertas yang telah
diresapi LSD dosis 100-300 mikrogram.
Selepas LSD tersebut digunakan. Pemakan akan merasakan efek LSD yang disebut
“Tripping” selama 6-8 jam plus 2-6 jam offset atau penurunan. Efek tripping adalah situasi
dimana si pemakai akan merasakan peningkatan energi dan sulit tidur. Ia akan berhalusinasi
seperti mendengar suara atau melihat suatu sosok, merasakan tembok bernafas, gambar
bergerak, benda berubah-rubah atau morphing dan sebagainya.
5. Jenis Jenis Narkoba | Sabu- Sabu atau Meth
Sabu (shabu) adalah jenis narkoba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Nama
lainnya adalah meth, metamfetamin, kristal, kapur, dan es. Bentuknya putih, tidak berbau, dan
rasanya pahit.
Shabu dikonsumsi dengan cara dimakan, dimasukkan ke dalam rokok, dihisap, atau
disuntikkan ke tubuh dengan dilarutkan dalam air terlebih dahulu. Para pengguna yang
memakai shabu dengan cara disuntikkan dan dicampur pada rokok lebih cepat efeknya pada
otak daripada pemakaian dengan cara lain. Oleh karena itu, pengguna ingin menyuntikkan
dan menghisapnya berkali-kali.
Mereka memakai narkoba, khususnya shabu, karena depresi akibat hal-hal tertentu
dalam hidupnya, seperti masalah pekerjaan atau keluarga. Pasalnya, shabu memberikan
dopamine sehingga meningkatkan rasa senang dan membuat lebih bersemangat.
Salah satu jenis obat-obatan terlarang jenis psikotropika adalah ekstasi. Jenis ini
menimbulkan efek kesadaran indra yang lebih peka. Oleh karena itu, orang yang sedang
mengonsumsinya akan sangat peka terhadap sentuhan dan lebih atraktif. Beberapa orang
mengonsumsinya dengan disertai hubungan seks atau berjoget di diskotek.
Ekstasi menimbulkan efek euforia, bahagia, rasa cinta, lebih terbuka sehingga bisa
bercerita semua hal, dan peningkatan kesadaran indra. Pada jangka panjang, ekstasi
menimbulkan halusinasi yang berlebihan sehingga tidak bisa membedakan dunia nyata dan
fantasi
Morfin merupakan getah opium yang dicampur dan diolah dengan zat-zat kimia
tertentu yang mempunyai daya analgesik kuat berbentuk kristal, tidak berbau serta memiliki
warna putih dan berubah menjadi kecoklatan.
Dalam dunia kedokteran, Morfin biasanya digunakan untuk pembiusan dalam operasi
(pembedahan) untuk penghilang rasa sakit.
Efek Morfin sangat cepat dan dapat menimbulkan rasa anti sosial tinggi dan enggan
bersosialisasi. Pada tarap yang lebih parah pemakai akan kehilangan kepercayaan dirinya
sehingga ia akan membentuk dunianya sendiri, menutup diri dan menganggap bahwa
lingkungannya adalah musuh.
Flakka adalah jenis narkoba paling berbahaya saat ini. Efek dari narkoba berbentuk
kristal putih atau pink dengan bau menyengat ini membuat penggunanya bertingkah liar dan
hilang kendali seperti zombie. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai video yang tersebar di
dunia maya.
Menurut BNN. Flakka memiliki efek 16 kali lipat dari narkoba pada umumnya. Efek
dari penggunaan barang terlarang ini membuat pemakainya menjadi paranoid, halusinasi, dan
psikosis yang mengerikan.
9. Jenis Jenis Narkoba | Tembakau Gorila
11. Metadon
Metadon adalah narkotik sintetis yang memiliki efek kuat seperti putaw (heroin) atau
morfin. Namun tidak memiliki efek sedatif yang kuat. Metadon biasanya digunakan pada
pengobatan untuk pemulihan pengguna heroin.
Metadon digunakan agar pecandu heroin tidak mengalami gejala putus zat atau yang
biasa disebut Sakaw ketika proses pemulihan. Metadon yang berbentuk cairan digunakan
dengan takaran yang berbeda antara satu pasien dengan pasien lainnya.
Takaran tersebut disesuaikan dengan berat badan, metabolisme tubuh dan tingkat
kecanduan seseorang terhadap putaw. Kemudian takaran dikurangi tahap demi tahap selama
jangka waktu tertentu.
12. Barbiturat
Barbiturat adalah obat penenang yang digunakan untuk mengurangi aktivitas di otak
atau depresan sistem saraf pusat. ia menimbulkan efek kecanduan dan berbahaya ketika
digunakan bersamaan dengan alkohol.
13. PCP atau Angel Dust
Angel Dust atau Phencyclidine (PCP) sebetulnya digunakan untuk anestesi atau
pembiusan dalam bidang kedokteran. Namun disalahgunakan penggunaannya oleh produsen
ilegal yang memproduksi obai ini dalam bentuk bubuk dan cair.
Secara umum PCP yang memiliki nama lain Rocket Fuel, Ozone, Hog, Wet, Sherm,
Wack, Ashy Larry dan Halk Hogan ini digunakan dengan cara disemprotkan kebahan- bahan
berdaun seperti, ganja, rokok, mint, oregano, mind dan sebagainya.
PCP memiliki efek halusinasi, delusi, gangguan fungsi motorik, gangguan regulasi
saraf seperti jantuk yang berdetak cepat dan suhu tubuh berubah drastis.
2. Faktor Keluarga :
Penyebab penyalagunaan narkoba juga bisa terjadi karena keluarga, mungkin point-point
berikut akan menjelaskan mengapa seseorang terlibat narkoba karena faktor keluarga :
Broken home, orang tua sering bertengkar atau bahkan sampai terjadi perceraian
dapa menimbulkan anak mendapatkan tekanan batin, sehingga sering kali anak
menghilangkan tekanan tersebut dengan mencoba narkoba, baca selengkapnya : 9
Pengaruh dan Dampak Buruk Perceraian Terhadap Anak.
Kurangnya perhatian orang tua pada anak, ini juga salah satu penyebab dari
faktor keluarga, orang tua terlalu sibuk bekerja atau bahkan kurang peduli dengan
pendidikan dan morla anak.
Terlalu memanjakan anak, memanjakan anak juga bisa menjadi masalah,
khususnya penyalahgunaan narkoba, baca selengkapnya pada : 10 Dampak Buruk
Akibat Terlalu Memanjakan Anak.
Pendidikan keras terhadap anak, mendidik anak dengan otoritas penuh akan
menyebabkan mental anak terganggu, bisa jadi ia akan memberontak dan melakukan
tindakan diluar perkiraan.
Kurangnya komunikasi dan keterbukaan, orang tua harus mengerti segala sesuatu
tentang anak, jika komunikasi tidak berjalan baik, meka tidak akan ada keterbukaan
antara orang tua dan anak, bukan hanya anak tetapi ini juga bisa terjadi pada kepala
keluarga.
3. Faktor Sosial :
Lingkungan dan pergaulan sosial juga sangat mempengaruhi kepribadian dan moral
seseorang, baik buruknya juga bisa terlihat bagaimana lingkurang dan pergaulan
seseorang. Berikut ini beberapa faktor sosial yang menyebabkan remaja terlibat
penyalahgunaan narkoba :
Salah bergaul, jika remaja memiliki teman yang buruk, maka ia akan terjerat dalam
jaring-jaring keburukan mereka, bahkan untuk masalah naroba.
Ikut-ikutan, begitu juga jika memiliki teman pengedar atau mengguna narkoba,
penyakit seperti ini akan bisa menular.
4. Faktor Kelompok atau Organinasi Tertentu :
Kelompok atau organisasi pengeder narkoba juga menjadi faktor penyebab, di mana mereka
akan mencari target untuk mengedarkan narkoba, bahkan membujuk seseorang untuk
menggunakan narkoba. Jika sudah kecanduan, maka mau tidak mau orang itu akan
mengkonsumsi narkoba :
Adanya teman yang mengedarkan narkoba, ini sebenarnya masih terkait dengan
faktor penyebab dari segi sosial. Untuk itu perlu berhati-hai dalam mencari teman,
pastikan teman adalah orang yang benar-benar baik.
Iming-iming, iming-iming akan banyaknya keuntungan uang yang didapat dengan
mengedarkan narkoba bisa menjadikan seseorang gelap mata.
Paksaan dan dijebak teman, ada juga kasus seseorang terlibat narkoba karena
dijebak oleh temannya, ini juga menjadi salah sat faktor penyebab.
5. Faktor Ekonomi :
Kemiskinan dan kesusahan masalah finansial, belum lagi dililit utang atau sebagainya, ini
akan menjadi faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengedarkan narkoba atau
tindakan kriminal lainnya. Orang-orang yang menempati posisi seperti ini akan sangat
mudah gelap mata, memaksanya untuk melakukan tindakan di luar batas moral bersosial,
terutama dalam hal ini adalah mengedarkan narkoba.
Upaya Penanggulangan
Upaya Pencegahan Melalui Jalur Keluarga
Unit masyarakat terkecil adalah keluarga. Upaya penanggulangan bahaya akibat
penyalahgunaan zat-zat berbahaya yang paling efektif adalah terbinanya keluarga yang sehat
dan dinamis. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah:
Usaha disiplin keluarga
usahakan adanya hubungan yang serasi dan harmonis antara ibu, bapak, dan anak
dengan penuh cinta kasih
dalam memelihara keharmonisan itu, berikan kepada anak suatu tanggung jawab dan
kepercayaan yang disertai dengan nbimbingan serta koreksi orang tua
memberikan kesempatan dan penghargaan terhadap pendapat dan pemikiran anak
dalam berbagai masalah
menyalurkan hobi bagi anak ke hal-hal positif
berikan waktu secara khusus dan kontinu untuk memberikan perhatian kepada anak-
anak walaupun sedikit dan dalam kesibukan apapun
jadilah orang tua sebagai panutan utama, sesuai kata-kata dengan perbuatan
berikan penghargaan dan perhatian terhadap prestasi anak khususnya prestasi sekolah
bina dalam disiplin keluarga dan tata tertib yang telah disepakati bersama. Tidak
terlalu keras dan tidak memanjakan anak
dalam masalah penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya baik orang tua
maupun si anak pelajarilah pengetahuan si anak mengenai narkotika, dan bahayanya
bila disalahgunakan. Pelajari dan pahami tentang tanda-tanda umum yang biasanya
diderita oleh korban narkotika
dalam hubungan ini, periksalah barang-barang milik anak anda secara diam-diam
untuk menghindari dibawanya barang larangan itu. Juga diadakn secara langsung
berdialog dalam keadaan tenang dan obyektif penuh kebijaksanaan
Upaya Pengendalian Dan Pengawasan
Pengendalian dan pengawasan narkotika perlu dilakukan. Karena bila disalahgunakan,
tidak dibawah pengawasan dokter dapat menimbulkan ketergantungan dan dapat
mengakibatkan gangguan fisik, mental, kejiwaan sosial, kamtibnas, dan akibat lebih jauh
dapat mengganggu ketahanan nasional. Oleh karenanya penggunaan untuk pengobatan
diperlukan upaya pengendalian dan pengawasan terhadap narkotika.
Pengawasan dan pengendalian ditujukan untuk menjamin agar jenis dan jumlah
kebutuhan narkotika dan psikotropika cukup tersedia sesuai dengan kebutuhan. Jalur resmi
upaya-upaya pengendalian dan pengawasan sudah tentu dilakukan oleh aparat terkait yang
berwenang, agar benar-benar dapat diawasi pertimbangan permintaan dan persediaan dan
jenis-jenis obat yang dibutuhkan.
Langkah Represif
Upaya pemberantasan jalur gelap dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan
zat adiktif lainnya diperlukan upaya terpadu baik lingkungan nasional regional, maupun
internasional. Bagi Indonesia yang kondisi geografisnya terdiri dari ribuan pulau dengan garis
pantai yang terbuka lebar disadari sebagai wilayah yang amat rawan bagi lalu lintas gelap
narkotika. Pemberantasan jalur perdagangan gelap dan produksi narkotika di wilayah
sumatera, jawa dan daerah lain selama ini telah lebih intensif dilakukan oleh aparat.
Walaupun demikian, diperlukan pemberantasan yang berkelanjutan.
Pengobatan
Bagi korban penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya, pengobatan yang
dilakukan dari segi medis, dalam arti melepaskan ketergantungan secara fisik tidak begitu
sulit yaitu dengan pengobatan yang disebut dengan detoksifikasi yang memerlukn waktu
sedikitnya tiga minggu. Namun terkadang kekambuhan datang kembali dikarenakan faktor
psikologis, atau kepribadian si penderita dan faktor lingkungan.
Biasanya pengobtan yang dijalankan pada rumah sakit yang khusus menangani
korban narkotika dan zat adiktif lainnya meliputi pengobatan detoksifikasi dilakukan dengan
cara psikoterapi dengan maksud dapat memperkuat kepribadian, kepercayaan diri, harga diri
dan mengetahui arti hidup yng berarti bagi si penderita, yang terakhir adalah dengan
rehabilitasi medis.
Para pecandu narkotika biasanya mempunyai permasalahan sendiri-sendiri. Oleh
karena itu, penyembuhan melalui sistem pendekatan kemudian harus lihat dari berbagai segi
dan faktor. Sejalan dengan pengobatan medis, pembinaan mental spiritual terus dilakukan.
Bimbingan psikiater secara kontinu sangat dibutuhkan untuk menghindari kekambuhan
kembali. Selanjutnya partisipasi masyarakat sangat diperlukan teruatama dalam hal
penerimaan bekas korban narkotika untuk kembali ke tengah masyarakat untuk memulai
hidup dengan wajar. Sedangkan bagi penderita yang sudah kritis secara fisik, hendaknya
dibawa ke rumah sakit yang khusus menangani penderita penyalahgunaan narkotika dan zat
adiktif linnya.
Rehabilitasi
Tempat rehabilitasi dan sekaligus pengobatan terhadap korban penyalahgunaan
narkotika dan zat adiktif lainnya telah tersedia di berbagai tempat. Namun begitu yang lebih
penting adalah bagaimana si korban dapat bertahan dari kesembuhan, tidak kmbuh lagi
sepulang dari panti pengobatan dan rehabilitasi tersebut. Hal ini sangat memerlukan perhatian
orang tua serta partisipsi masyarakat untuk memberikan dorongan, kesempatan bergaul,
semangat baru, dan harapan-harapan baru diberikan kepadanya dan pendalaman agama untuk
lebih bertaqwa kepada Tuhan YME. Tanpa motivasi, bayang-bayang menuju kekambuhan
akan lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
https://jefrihutagalung.wordpress.com/2009/07/07/upaya-upaya-penanggulangan
penyalahgunaan-narkotika-dan-psikotropika-part-2/
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8
&ved=0ahUKEwjmjNXQ7tbYAhUEo5QKHXr6AOwQFggjMAA&url=http%3A%2F%2Fw
ww.pelangiblog.com%2F2016%2F01%2F5-faktor-utama-penyebab-
penyalahgunaan.html&usg=AOvVaw0mO4WVRVJwH3PbriP4iNncv
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8
&ved=0ahUKEwj4roHD7NbYAhUJgrwKHRgIA-
QQFggjMAA&url=https%3A%2F%2Fsalamadian.com%2Fjenis-jenis-narkoba-dan-
gambarnya%2F&usg=AOvVaw06HhbQpt6I4tYXs6-zjN6g
blog-darkfield.weebly.com/blog/narkoba-arti-jenis-gejala-pecandu-cara-penanggulangan-
dan-bahayanya-bagi-kesehatan