Anda di halaman 1dari 2

Naja dan Silvester

Naja adalah seorang gadis suku Gipsy (suku yang sering berpindah-pindah tempat) yang
hidup di hutan bersama sukunya. la sangat dicintai oleh seorang pemuda bernama Silvester.
Sebaliknya, Naja juga sangat mencintai Silvester.

Silvester adalah penduduk desa terdekat dengan hutan tempat suku Gypsy berada. Suatu
ketika, Silvester dikirim oleh keluarganya ke Kota Berlin untuk belajar.

Saat berpisah dengan Naja, Silvester memegang tangan Naja dan berkata, “Sebagai tanda
kesetiaanku, ambillah cincin bermata rubi ini. Semoga cincin ini memberi keberuntungan
kepada kita dan mempersatukan kita lagi secepatnya. Lihatlah rubi berwarna merah
mengkilau ini! Indah bukan?”

Silvester pun pergi. Naja hanya bisa memandanginya dari kejauhan. Tak terasa air mata
menitik di pipinya. Saat sampai rumah, Ibu Naja melihat cincin yang dipakai Naja.

Ibu Naja bersedih dan berkata, “Rubi itu merah bagaikan bara api. Merah seperti darah.
Anakku, aku khawatir hubunganmu dengan Silvester akan berakhir tragis.”

Tapi, Naja sudah terlanjur mencintai Silvester. Setiap hari, matanya tidak pernah lepas dari
merahnya batu rubi di cincin pemberian Silvester. SesekaIi, ia melepaskan cincinnya lalu
mendekatkan ke api dan berkata, “Kau tidak akan meninggalkanku, kan?”

Tiba-tiba, seekor burung gagak datang dan mencuri cincin dari tangan Naja. Gagak itu
langsung terbang lagi dan menghilang di antara bebatuan. Cincin itu pun hilang Naja tidak
tahu harus berbuat apa. la hanya bisa berteriak-teriak memaki gagak itu.

Waktu berlalu, akhirnya Silvester pulang dari Berlin. Silvester langsung menemui Naja. Naja
berusaha menyembunyikan tangannya karena tidak ada lagi cincin pemberian Silvester di
tangannya.

Tapi, akhirnya Naja berterus terang setelah Silvester memaksanya menunjukkan cincin
pemberiannya. Silvester sangat marah dan kecewa mendengar cerita Naja. la berlari ke arah
bebatuan dengan maksud mencari gagak yang telah mencuri cincinnya.

Naja ketakutan dan memohon, “Kekasihku, biarkanlah. Walaupun cincinnya hilang, aku
tetap miIikmu.”

Silvester tidak mau mendengarkan Naja. la terus menaiki bebatuan mencari gagak pencuri.
Tiba-tiba, ia kehilangan keseimbangan dan terpeleset di bebatuan yang licin. la jatuh ke
aliran sungai yang deras dan lenyap terbawa arus.

“Ahhhhhhh…,” teriakan Silvester semakin menghilang ditelan suara air sungai. Kemarahan
telah membuatnya mati terbunuh.

Naja sangat terpukul oleh kejadian itu. Beberapa bulan lamanya ia tidak mau meninggalkan
tempat jatuhnya Silvester. la masih belum bisa melupakan teriakan kekasihnya yang mati
ditelan arus air sungai.
Akhirnya, Naja memutuskan melompat ke dalam air sungai menyusul kekasihnya. Begitulah
akhir tragis Silvester dan Naja. Kini, tinggal ibu Naja yang menyesali nasib tragis anaknya.
“Seharusnya aku menjaga cincin itu sejak awal,” sesal ibu Naja

Anda mungkin juga menyukai