Dosen Pengampu
Cindytia Prastari S.Pi., M.Si.
Disusun Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
FRODI AGROTEKNOLOGI
PEKANBARU
RIAU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Bioteknologi Dan juga, tujuan lain dari laporan ini adalah untuk meningkatkan
wawasan pembaca serta penulis sendiri.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Cindytia Prastari S.Pi., M.Si. selaku
Dosen pada mata kuliah Bioteknologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini, dan
juga kepada orang tua kami yang selalu memberikan doa terbaik untuk kami.
Kami menyadari, laporan ini belum sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari
pembaca Kami harapkan dariuntuk laporan praktikum ini.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Bioteknologi konvensional seringkali disebut juga dengan nama bioteknologi sederhana. Hal
ini karena dalam prosesnya masih menggunakan cara cara yang sederhana, bahan yang
mudah ditemukan di sekitar. Misalnya saja dengan menggunakan ragi yang berisi jamur atau
bakteri tertentu, dan lain sebagainya. Keuntungan metode ini adalah lebih murah tentu saja
dan sesuai untuk masyarakat menengah ke bawah.
Biologi modern merupakan hasil pengembangan dari para ahli dimana dalam proses ini
peneliti menggunakan prinsip prinsip ilmiah yang diperoleh dari penelitian. Bioteknologi
jenis ini dilakukan dengan cara merekayasa DNA atau memanipulasi dan bisa masuk ke
dalam beragam aspek dalam kehidupan manusia seperti aspek pangan, peternakan, kesehatan,
pengobatan, dan pertanian.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu.
Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang
sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas
baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan
bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik,
dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak
sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.
Dengan alat ini, produksi 4lcohol4ic maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
A masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di 4lcoho 4lcoho maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa
genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-
lain Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit
4lcohol maupun kronis yang belum dapat disembuhkan,
seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga
memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan
atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan,
dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan,
dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang
lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan
lingkungan. Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada
pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang
tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai
atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi
perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa
genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi
teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme
dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.
Fermentasi atau peragian adalah proses produksi energi dalam sel dengan
keadaan anaerobik (tanpa oksigen) yang menghasilkan perubahan biokimia organik melalui
aksi enzim. Fermentasi adalah suatu bentuk respirasi anaerobik secara umum, namun ada
definisi yang lebih tepat yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan
anaerobik tanpa kehadiran akseptor elektron eksternal. Contoh fermentasi dapat ditemui
dalam pembuatan roti, minuman anggur (bir) dan pembuatan keju.
Gula adalah bahan umum dalam fermentasi.]Beberapa contoh produk fermentasi
adalah etanol, asam laktat dan hidrogen. Namun, beberapa komponen lain juga dapat
dihasilkan dari fermentasi, seperti asam butirat dan asetonRagi adalah bahan fermentasi yang
umum digunakan untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur, dan minuman beralkohol
lainnya. Respirasi anaerob (tanpa akseptor elektron eksternal) pada otot mamalia selama kerja
keras dapat diklasifikasikan sebagai bentuk fermentasi yang menghasilkan asam laktat
sebagai produk sampingan. Akumulasi asam laktat ini dapat menyebabkan kelelahan otot.
Jenis dan peran mikroba
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak sepenuhnya teroksidasi tetapi tidak
dapat menjalani metabolisme lebih lanjut tanpa adanya oksigen atau akseptor elektron lain
(lebih teroksidasi lebih tinggi), dan karena itu sering dianggap sebagai limbah. Hasilnya
adalah bahwa fermentasi menghasilkan ATP kurang efisien daripada fosforilasi oksidatif, di
mana piruvat sepenuhnya teroksidasi menjadi karbon dioksida. Fermentasi menghasilkan dua
molekul ATP per molekul glukosa dibandingkan dengan 36 ATP yang dihasilkan oleh
respirasi aerobik.
Tahap akhir fermentasi adalah konversi piruvat menjadi produk fermentasi akhir. Langkah ini
tidak menghasilkan energi, tetapi penting untuk sel-sel anaerobik karena
meregenerasi nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+), yang diperlukan untuk glikolisis.
Hal ini diperlukan untuk fungsi seluler normal karena glikolisis adalah satu-satunya sumber
ATP dalam kondisi anaerobik.
Fermentasi 6lcohol, juga disebut fermentasi etanol adalah proses biologi di mana gula seperti
glukosa, fruktosa, dan sukrosa diubah menjadi 6lcoho seluler dan juga menghasilkan etanol
dan karbon dioksida sebagai produk sampingan. Fermentasi 6lcohol merupakan suatu reaksi
pengubahan glukosa menjadi etanol (etil 6lcohol) dan karbon dioksida.] Organisme yang
berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman
keras..
TINJAUAN PUSTAKA
Singkong atau ubikayu (Manihot esculenta C.) merupakan salah satu sumber karbohidrat
lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung. Tanaman ini
merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah menjadi tepung (Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, 2011). Dalam sistematika tanaman,
singkong termasuk kelas Dycotiledonae dan termasuk famili Euphorbiaceae genus Manihot
yang memiliki 7.200 spesies.
Menurut Steenis et al., (2003) singkong secara taksonomi diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae;
Divisi : Spermatophyta;
Kelas : Dicotyledoneae;
Ordo : Euphorbiales;
Famili : Euphorbiaceae;
Genus : Manihot;
Singkong memiliki nama lain yaitu ubi kayu, ketela pohon, tela kaspo atau kasape. Singkong
berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Pengaruh Konsentrasi Ragi …, Ilham Putra
Kholiq, Fakultas Pertanian UMP, 2017 8 negara Brasil. Penyebarannya hampir ke seluruh
dunia, antara lain Afrika, Madagaskar, India dan Tiongkok.
Singkong termasuk tanaman perdu beranting lunak atau getas (mudah patah) singkong
berbatang bulat dan bergerigi yang terbentuk dari bekas pangkal tangkai daun. Bagian
tengahnya bergabus. Tanaman singkong memiliki tinggi batang 1 hingga 4 meter. Daunnya
memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan. Tiap tangkai
mempunyai daun sekitar 3 hingga 8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau
atau merah. Singkong merupakan tanaman yang pemeliharaannya mudah dan produktif
(Salim, 2011). Tanah yang paling sesuai untuk ketela pohon adalah tanah yang berstruktur
remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik.
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat
dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makananmakanan
fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti
tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme. Bahan
pangan pada umumnya merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan berbagai jenis
mikroorganisme. Bahan pangan yang umumnya difermentasi adalah bahan pangan yang
banyak mengandung karbohidrat dan protein (Desrosier,1988). Proses fermentasi bahan
pangan dapat berlangsung oleh adanya aktivitas beberapa jenis mikroorganisme, seperti
bakteri, khamir dan kapang. Mikroba yang paling penting yaitu bakteri pembentuk asam
laktat, bakteri pembentuk asam asetat dan terdapat beberapa jenis khamir penghasil alkohol.
Produk–produk fermentasi antara lain tape, kecap, tauco, yogurth, pikel, kombucha dan
lainnya (Buckle,et al.,1987).
Fermentasi diartikan sebagai suatu proses oksidasi, reduksi yang terdapat di dalam sistem
biologi yang menghasilkan energi yang mana sebagai donor dan aseptor elektron digunakan
senyawa organik. Senyawa organik tersebut akan diubah menjadi sederetan reaksi yang
dikatalis oleh enzim menjadi suatu bentuk lain, contohnya aldehid, alkohol dan jika terjadi
oksidasi lebih lanjut akan terbentuk asam
Mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor
sp., dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga,
Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp.
dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam
menghasilkan tape. (Susanto dan Saneto, 1994). Mikroba berperan dalam pembuatan tape
yaitu jenis khamir (Saccharomyces cereviciae). Proses pembuatan tape harus dilakukan
dengan baik untuk menghasilkan kualitas warna, rasa, tekstur serta aroma khas tape yang
baik. Beberapa bahan pangan hasil nabati mudah mengalami kerusakan, untuk itu bahan
pangan diolah untuk menambah daya simpan. Fermentasi merupakan salah satu metode
pengolahan dan pengawetan bahan pangan. Salah satu produk pangan yang difermentasi yaitu
tape. Tahapan pembuatan tape harus dilakukan dengan baik agar dapat diperoleh kualitas tape
yang baik pula.
Tape adalah produk yang dihasilkan dari proses fermentasi, di mana terjadi suatu
perombakan bahan-bahan yang tidak sederhana. Zat pati yang ada dalam bahan makanan
diubah menjadi bentuk yang sederhana yaitu gula, dengan bantuan suatu Devindo, et.al 602
https://semnas.biologi.fmipa.unp.ac.id mikroorganisme yang disebut ragi atau khamir.Ragi
tape adalah bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan tape, baik dari singkong dan beras
ketan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan tape yaitu suhu, keasaman, oksigen dan ragi.
Suhu yang digunakan dalam fermentasi akan mempengaruhi mikroba yang berperan dalam
proses fermentasi, suhu optimal untuk fermentasi tape yaitu 35°C-40°C. Tingkat keasaman
sangat berpengaruh dalam perkembangan bakteri. Kondisi keasaman yang baik untuk
pertumbuhan bakteri adalah 3,5-5,5. Derajat aerobiosis adalah merupakan faktor utama dalam
pengendalian fermentasi, oksigen harus dibatasi pada fermentasi tape agar tercipta suasana
fermentasi anaerob. Ragi yang digunakan dapat mempengaruhi hasil yang akan diperoleh
dikarenakan ragi yang digunakan tersebut bisa tidak menggunakan kultur murni yaitu dengan
penambahan beras. Jumlah ragi yang diberikan juga dapat mempengaruhi apabila ragi yang
diberikan terlalu banyak maka dapat membuat tape tersebut sangat lunak. Hal ini sesuai
dengan pendapat Haryadi (2013) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan tape yaitu oksigen, suhu, tingkat keasaman dan ragi.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan dalam Pembuatan Tape Singkong ini adalah sebagai berikut:
Alat:
Bahan :
• Singkong
• Daun pisang
• Ragi
• Air
Warna : putih
Warna : Krem
Tekstur : lunak
4.2 Pembahasan
pengaruh persentase ragi tape dan lama fermentasi terhadap mutu tape: lama fermentasi
memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kadar alkohol, ph, organoleptik rasa,
aroma, dan tekstur tape ubi singkong singkong (Manihot ultilisima). Selain itu juga bisa
ditarik kesimpulan bahwa, Konsentrasi ragi juga berpengaruh kepada kadar air tetapi tidak
berpengaruh pada kadar glukosa tape singkong. Lama fermentasi juga berpengaruh terhadap
kadar air, glukosa tape singkong. Selanjutnya Interaksi antara konsentrasi ragi dan lama
fermentasi berpengaruh terhadap kadar air tetapi tidak
berpengaruh terhadap kadar glukosa dan tape singkong. Berdasarkan lama Fermentasi tape,
Tape yang baik adalah 48 jam dikarenakan tekstur tape tidak terlalu lunak dan beraroma khas
tape dan aromanya agak lebih tajam ,kebanyakan masyarakat menyukai tape 48 jam
dikarenakan memiliki rasa yang tidak terlalu manis dan tidak terlalu asam. Proses fermentasi
tape singkong dimulai dengan pengubahan pati dalam singkong oleh enzim amilase yang
dikeluarkan oleh mikroba menjadi maltosa. Maltosa dapat dirombak menjadi glukosa oleh
enzim maltase. Glukosa oleh enzim zimase dirombak menjadi alkohol. Pada fermentasi tape
yang lebih lanjut alkohol oleh enzim alkoholase dapat diubah menjadi asam asetat, asam
piruvat dan asam laktat. Terbentuknya asam asetat, asam piruvat dan asam laktat karena
adanya bakteri Acetobacter yang sering terdapat dalam ragi. Hal ini bahwa asam piruvat
adalah produk yang terbentuk pada hidrolisis glukosa menjadi etanol. Asam piruvat dapat
diubah menjadi etanol dan asam laktat. Asam-asam organik dari alkohol membentuk ester
aromatik sehingga tape memiliki cita rasa yang khas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Lama fermentasi juga berpengaruh terhadap kadar air, glukosa tape singkong. Selanjutnya
Interaksi antara konsentrasi ragi dan lama fermentasi berpengaruh terhadap kadar air tetapi
tidak berpengaruh terhadap kadar glukosa dan tape singkong. Tape yang baik adalah 48 jam
dikarenakan tekstur tape tidak terlalu lunak dan beraroma khas tape dan aromanya agak lebih
tajam ,kebanyakan masyarakat menyukai tape 48 jam dikarenakan memiliki rasa yang tidak
terlalu manis dan tidak terlalu asam. Proses fermentasi tape singkong dimulai dengan
pengubahan pati dalam singkong oleh enzim amilase yang dikeluarkan oleh mikroba menjadi
maltosa. Maltosa dapat dirombak menjadi glukosa oleh enzim maltase. Glukosa oleh enzim
zimase dirombak menjadi alkohol. Pada fermentasi tape yang lebih lanjut alkohol oleh enzim
alkoholase dapat diubah menjadi asam asetat, asam piruvat dan asam laktat. Terbentuknya
asam asetat, asam piruvat dan asam laktat karena adanya bakteri Acetobacter yang sering
terdapat dalam ragi. Hal ini sesuai penelitian Buckle dkk.(1987) bahwa asam piruvat adalah
produk yang terbentuk pada hidrolisis glukosa menjadi etanol. Asam piruvat dapat diubah
menjadi etanol dan asam laktat. Asam-asam organik dari alkohol membentuk ester aromatik
sehingga tape memiliki cita rasa yang khas.
DAFTAR PUSTAKA
Asngad, A dan Suparti. 2009. Lama Fermentasi dan Dosis Ragi yang Berbeda pada
Fermentasi Gaplek Ketela Pohon (Manihot utilissima, Phol) Varietas Mukibat terhadap
Kadar Glukosa dan Bioetanol. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi. 10(1): 1-9.
Judoamidjojo M., A. A. Darwis dan E. G. Sa’id, 1992. Teknologi Fermentasi. Rajawali Press,
Jakarta Kanino, Dino. 2019.
Pengaruh Konsentrasi Ragi pada Pembuatan Tape Ketan. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Agrokompleks. Hal 64
LAMPIRAN