Alhamdulilah hirobbil ‘alamin, atas rahmat Allah SWT pertama-tama marilah kita
panjatkan puja serta puji kepada-Nya yang telah memperkenankan kami menyusun makalah ini.
Shalawat serta salam semoga Allah SWT melimpahkan kecurahan kepada junjungan kami
Rasulullah SAW sehingga makalah tentang “LAPORAN PEMBUATAN TAPAI KETAN
PUTIH” ini dapat selesai tepat waktu. Makalah ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi
tugas kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Untuk itu,
saran dan sumbangan ide yang bersifat membangun dan dapat meningkatkan kualitas ini di masa
yang akan datang. Mempertimbangkan dan mengkaji beberapa saran dan masukan yang kami
terima, maka penyajian makalah laporan pembuatan “Tapai Ketan Putih” ini sesuai dengan yang
kami lakukan dengan hati-hati dan selektif. Hal ini dimaksudkan agar tidak timbul kesimpangan
selain itu makalah ini yang tampil sedemikian rupa mempunyai harapan agar siswa dapat
memacu aktivitas belajar secara sistematis, taktis dan ringkas, sehingga menjadi siswa yang
pintar dan terampil.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu dan yang telah memberi dorongan khususnya kepada guru pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan kepada narasumber yang telah memberikan pengetahuannya kepada kami
untuk membuat tape ketan hitam. Kehidupan manusia semakin berkembang seiring adanya
bioteknologi melalui makalah ini, kami ingin menjelaskan sacara sederhana tentang proses
pembuatan tape khususnya bagi generasi muda. Makalah ini membantu untuk lebih jauh
mengatahui tentang proses pembuatan tape singkong.
Bagai pepatah mengatakan “tak ada gading yg tak retak” demikian pula dengan makalah ini
tentu banyak kekurangan, karena itu kepada para pembaca dan khususnya guru mata pelajaran ini
mohon untuk memberikan kritik agar wawasan kami bertambah baik. Akhir kata kami berharap
semoga isi dari makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi siapa saja yang
membacanya, terutama teman-teman MTsN 5 Trenggalek.
Kelompok 2 Kelas 9B
Page 1 of 14
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................4
2.1 Landasan Teori...........................................................................................................4
BAB III. METODE PRAKTIKUM.....................................................................................7
3.1 Waktu Dan Tempat....................................................................................................7
3.2 Alat Dan Bahan..........................................................................................................7
3.3 Prosedur Kerja............................................................................................................7
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................10
4.1 Hasil..........................................................................................................................10
4.2 Pembahasan..............................................................................................................10
BAB V. PENUTUP...........................................................................................................12
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................12
5.2 Saran.........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
Page 2 of 14
BAB I. PENDAHULUAN
Page 3 of 14
Manfaat Teoritis
1. Tercapainya tujuan penelitian kami di atas, maka akan memberi dukungan kepada kami
untuk lebih mengetahui pekembangan bioteknology konvensional.
2. Dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian yang serupa bagi siswa yang akan
melakukan penelitian.
Manfaat Praktis
1. Bagi Remaja
a. Dapat memanfaatkan dan mengembagkan bioteknology konvensional.
2. Bagi Peneliti
a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dari hasil penelitian mengenai
perkembangan bioteknology konvensional dan hubungannya dengan pembuatan
tapai ketan putih.
b. Sebagai sarana belajar serta penerapan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
a. Untuk meningkatkan koleksi riset penelitian sehingga dapat dimanfaatkan untuk
menambah pengetahuan di masa yang akan datang.
b. Sebagai dokumentasi karya ilmiah dalam rangka pengembangan dan peningkatan
taraf pembelajaran di institusi pendidikan.
Pengertian bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi = penerapan)
dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan prinsip
ilmiah dan rekayasa terhadap organisme, proses biologis untuk meningkatkan potensi
organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan manusia.bisa diartikan
juga, Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayas genetika secara
terpadu untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia.
Page 4 of 14
Bioteknologi dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bioteknologi modern dan bioteknologi
konvensional. Salah satu contoh dari bioeknologi konvensional adalah pembuatan tape ini.
Dan salah satu contoh dari bioteknologi modern adalah rekayasa genetika.
Ciri-ciri utama bioteknologi
1. adnya benda biologi berupa benda mikro organisme tumbuhan atau hewan
2. adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri, dan
3. produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Generasi pertama adalah bioteknologi sederhana yaitu penggunaan mikroba yang
masih secara tradisional dalam produksi makanan dan tanaman ataupun pengawetan
makanan, sebagai contoh yaitu pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain. Generasi kedua
adalah proses berlangsung dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh pembuatan kompos dan
produksi bahan kimia. Generasi ketiga adalah proses dalam keadaan tidak steril, sebagai
contoh produkasi antibiotic dan hormon. Generasi keempat adalah generasi bioteknologi
baru, sebagai contoh produksi insulin.
Defenisi Beras
Kata "beras" mengacu pada bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam
(Jawa merang) secara anatomi disebut “palea” (bagian yang ditutupi)dan “lemma” (bagian yang
menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau
digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna
putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras. Beras dari padi ketan disebut
ketan.
Kandungan beras Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh
pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian
aleuron), mineral, dan air.
Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat:
1. Amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang
2. Amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket
Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau
tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya
didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki
kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak
berlekatan) dan keras.
Macam dan warna beras :
1. Beras "biasa" yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit
aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar
beras.
Page 5 of 14
2. Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang
merupakan sumber warna merah atau ungu.
3. Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi
antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.
4. Ketan (atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh
patinya merupakan amilopektin.Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam.
Pengertian Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi
adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga
dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang
umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan
minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang
keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi.
Page 6 of 14
untuk mengaktifkan kerjanya. Ragi dalam keadaan normal lebih cepat rusak dan akan ke
hilangan daya peragiannya jika disimpan dalam suhu 2 derajat celcius selama 4-5 minggu.
Suhu ideal untuk menyimpan ragi agar awet dalam jangka waktu panjang adalah 7 derajat
celcius.
Mikroorganisme yang di gunakan dalam ragi umumnya terdiri atas berbagai bakteri dan
fungi(khomir) yaiturhizopus, aspergillus, mucor, amylomyces, endaucopsis, saccharomyces
Hancenula,anomala,lactobacillus,acetobacur . Supaya tidak terlalu keras, pemberian ragi di
lakukan pada keadaan ketan dingin.Supaya kerja ragi berjalan optimal, sebab jika di berikan
pada saat ketan masih panas, akan mempengaruhi rasa tape tersebut.
Page 7 of 14
3.3 Prosedur Kerja
Menyiapkan alat dan bahan.
Lakukan langkah langkah pembuatan tapai ketan berikut.
NO GAMBAR LANGKAH PEMBUATAN
Page 8 of 14
5. Kukus lagi beras ketan hingga maan selama
kurang lebih 30 menit.
Page 9 of 14
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pembanding Sebelum Fermentasi Sesudah Fermentasi
Tekstur Beras Bentuk seperti nasi Seperti nasi lunak
Kadar Air Tidak ada Ada (mengandung alcohol)
Aroma Tidak ada Wangi tape (asam), berbau alkohol
Rasa Tidak ada Manis
4.2 Pembahasan
Setelah melakukan penelitian selama 2 hari tentang pembuatan tape ketan, kami dapat
membahas bagaimana tape ketan dibuat, memaparkan faktor-faktor yang terlibat dalam
pembuatan ataupun dalam proses fermentasi tapai.
Page 10 of 14
kenaikan suhu yang menyebabkan lisinya sel-sel daun pisang dan mengeluarkan senyawa
beraroma khas. Banyaknya senyawa aromatic yang terakumulasi menyebabkan
perubahan aroma. Aroma tape yang seharusnya tercium tertutupi oleh aroma daun pisang.
Selain itu kedua tape juga mengeluarkan aroma yang normal yaitu tercium aroma manis.
4. Rasa
Rasa manis pada tape ketan ini karena terjadi perubahan dari karbohidrat yaitu berupa
pati dihidrolisis oleh mikroorganisme dalam ragi dipecah menjadi glukosa. Glukosa
menimbulkan rasa manis pada tape ketan. Semakin banyak glukosa yang dihasilkan maka
semakin tinggi rasa manis yang ditimbulkan. Pembentukkan glukosa merupakan tahapan
suatu rangkaian proses yang panjang. Dalam pemanfaatan proses fermentasi ini agar
mendapatkan rasa tape yang manis harus dikonsumsi pada waktu yang tepat yaitu sekitar
2-3 hari setelah pemeraman. Mula-mula Amylomyces rouxii akan merombak pati
(amilopektin) menjadi gula kemudian Saccharomyces cerevisiae akan mengubah gula
menjadi alkohol dan Hansenullan membentuk aroma. Jika ada alkohol maka bakteri asam
asetat akan muncul dan menjadikan tape berasa masam (Anonim, 2011). Cepat tidaknya
tape tersebut masam tergantung lama fermentasi dan jumlah bakterinya.Pembuatan tape
ketan ini tidak terlepas dari proses fermentasi. Fermentasi adalah suatu proses
penghasilan energi utama dari berbagai mikroorganisme yang hidup dalam keadaan
anaerob (Campbell; Recee; Mitchell. 2003). Dalam keadaan anaerob asam piruvat tidak
dirubah menjadi Asetil-KoA tetapi akan dirubah menjadi etanol (etil alcohol) dalam 2
langkah. Langkah pertama dengan melepaskan CO2 dari piruvat, yang diubah menjadi
senyawa asetal dehida berkarbon 2. Dalam langkah kedua, asetal dehida direduksi oleh
NADH menjadi etanol. Hal ini bertujuan untuk meregenerasi pasokan NAD+ yang
dibutuhkan untuk glikolisis.Enzim yang mengkatalisis adalah karboksilase dan
dehidrogenase. Dalam fermentasi glukosa menjadi alkohol hanya dihasilkan 2-ATP.
Respirasi dilakukan secara anaerob yang secara umum dikatakan sebagai fermentasi
seperti yang telah diungkap diatas bahwa kandungan ketan sangat baik untuk
pertumbuhan mikroba. Saccharomyces cerevisiae dalam keadaan anaerob akan
mengubah gula menjadi senyawa etanol dan karbondioksida. Oleh bakteri Acetobacter
etanol akan dirubah menjadi asam cuka dan air dalam keadaan aerob.
Page 11 of 14
Aw, garam juga berfungsi untuk menarik keluar cairan sel jaringan yang mengandung
sakarida-sakarida, dimana sakarida tersebut merupakan nutrien untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Kadar garam selama fermentasi akan berubah karena cairan dalam sel-sel
jaringan tertarik keluar sel, karena itu secara periodik harus diadakan penyesuaian kadar
garam.
2. Suhu
Suhu selama proses fermentasi sangat menentukan jenis mikroorganisme dominan yang
akan tumbuh. Umumnya diperlukan suhu 300C untuk pertumbuhan mikroorganisme. Bila
suhu kurang dari 300C pertumbuhan mikroorganisme penghasil asam akan lambat
sehingga dapat terjadi pertumbuhan produk.
3. Oksigen
Ketersediaaan oksigen harus diatur selama proses fermentasi. Hal ini berhubungan dengan
sifat mikroorganisme yang digunakan. Contoh khamir dalam pembuatan anggur dan roti
biasanya membutuhkan oksigen selama proses fermentasi berlangsung, sedangkan untuk
bakteri-bakteri penghasil asam tidak membutuhkan oksigen selama proses fermentasi
berlangsung. Oleh karena itulah, proses fermentasi pada ketan yang tertutup rapat lebih
cepat dibandingkan dengan ketan yang terbuka.
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa oksigen).
Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan tape adalah
sacharomyces cerevisiae dan Aspergillus niger
Selama proses fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itulah,
proses fermentasi pada singkong harus tertutup rapat. Lamanya proses
fermentasi juga mempengaruhi kadar alcohol yang dihasilkan.
Page 12 of 14
Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional)
karena masih menggunakan cara-cara yang terbatas.
Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada
di dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga
singkong akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa
menjadi alkohol.
Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan
enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang
lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang
walaupun tanpa diberi gula sebelumnya.
Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi
Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang
mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.
5.2 Saran
1. Dalam pembuatan tape sebaiknya selalu bekerja dalam keadaan steril agar tape tidak
terkontaminasi oleh mikroba lain yang mampu mengubah cita rasa tape dan menjadikannya tidak
enak.
2. Dalam membungkus tape hurus dalam keadaan benar-benar rapat, tidak ada udara yang bias
masuk. Karena fermentasi pada tape berlangsung anaerob.
3. Pengukusan tape harus benar benar matang agar tape yang dihasilkan kualitasnya bagus dan
tidak keras.
4. Pemberian ragi harus dengan takaran dan harus didinginkan terlebih dahulu, agar
mikroorganisme yang berperan dalam fermentasi tape tidak mati oleh suhu yang panas.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece, Mitchel. 2003. Biologi, Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Page 13 of 14
Ristiati. 2000. Mikrobiologi Dasar. Singaraja. STKIP
Page 14 of 14