OLEH :
KELOMPOK 3
TINGKAT 3.2
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI DIII JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan
Makalah Keperawatan Gerontik ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk mendapatkan
nilai, namun di latarbelakangi pula untuk memperluas wawasan khususnya
tentang “Teori Tentang Proses Menua (Teori Biologis)”. Untuk itu penyusun
berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini tentunya
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang objektif
yang bersifat membangun guna tercapainya kesempurnaan yang diinginkan.
Penata sepenuhnya menyadari, tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak yang
terkait, makalah ini tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk itu pada kesempatan
yang baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Bapak I Ketut Gama, SKM.M.Kes., Selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Gerontik yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan
saya bimbingan dan tuntunan dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
2.1 Pengertian Proses Menua.....................................................................................3
A. Pengertian Lansia..............................................................................................3
B. Batasan Lansia..................................................................................................3
C. Proses menua....................................................................................................7
2.2 Teori Biologis Dalam Proses Menua....................................................................9
Teori Penuaan: Teori Biologis..................................................................................13
Aspek Biologis pada Proses Penuaan.......................................................................18
BAB III........................................................................................................................20
PENUTUP....................................................................................................................20
3.1 Simpulan.............................................................................................................20
3.2 Saran...................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
B. Batasan Lansia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lansia dikelompokkan
menjadi 4 kelompok usia :
a. Usia pertengahan (middle age) terjadi antara usia 45 sampai 59 tahun.
b. Usia lanjut (elderly) terjadi antara usia 60 sampai 74 tahun.
c. Usia lanjut tua (old) terjadi antara usia 75 sampai 90 tahun.
d. Usia sangat tua (very old) terjadi pada saat usia lebih dari 90 tahun.
Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI (2006), lansia
dikelompokkan menjadi 3 tahap yaitu :
a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang
menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa terjadi di usia
55-59 tahun.
b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa
usia lanjut dini terjadi di usia 60-64 tahun.
c. Usia lanjut >65 tahun yaitu lansia dengan resiko tinggi untuk menderita
berbagai penyakit degeneratif.
C. Proses menua
Menua adalah proses menghilangnya secara perlahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas
dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Menua merupakan proses yang terjadi terus menerus secara alamiah.
Tahap dewasa merupakan tahapan dalam mencapai titik perkembangan
yang maksimal. Setelah itu tubuh akan mulai menyusut dan mengalami
penurunan fungsi secara perlahan-lahan (Siti, Mia, Rosidawati, Jubaedi,
Batubara, 2012). Menua (aging) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti
diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. Setiap orang akan mengalami penuaan, tetapi
penuaan pada setiap individu berbeda. Tubuh kita berada pada puncaknya
pada usia 25 tahun. Tanda – tanda penuaan dimulai dari umur 30 tahun
karena kulit mulai mengendur dan memori jangka pendek mulai menurun.
Antara 50-60 tahun, otak mengalami penyusutan, pendengaran dan
penglihatan memburuk, persendian mulai kaku, jantung dan paru-paru
mulai kurang efisien. Hal ini tergantung pada faktor herediter, dan stresor
lingkungan, biologis, psikologis, dan sosial.
Penuaan adalah suatu proses yang mengubah seorang dewasa sehat
menjadi seorang yang frail dengan berkurangnya sebagian besar cadangan
sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit
dan kematian. Pada lanjut usia, individu mengalami banyak perubahan
baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai
fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Penurunan tersebut
mengenai berbagai sistem dalam tubuh seperti penurunan daya ingat,
kelemahan otot, pendengaran, penglihatan, perasaan dan tampilan fisik
yang berubah serta berbagai disfungsi biologis lainnya.
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua
berjalan secara terus-menerus secara alamiah dimulai sejak lahir dan setiap
individu tidak sama cepatnya. Menua bukan status penyakit tetapi
merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Menua (aging) merupakan
proses yang harus terjadi secara umum pada seluruh spesies secara
progresif seiring waktu yang menghasilkan perubahan yang menyebabkan
disfungsi organ dan menyebabkan kegagalan suatu organ atau sistem tubuh
tertentu.
Proses penuaan merupakan suatu proses perubahan fisik dan tingkah
laku yang dapat diramalkan dan terjadi pada semua orang pada saat
mereka mencapai tahap usia perkembangan tertentu. Ini merupakan suatu
fenomena yang kompleks dengan rangkaian perubahan seiring berjalannya
waktu, menuju ke arah proses degeneratif. Hal ini dapat diobservasi dalam
satu sel dan berkembang sampai pada keseluruhan sistem (Stanley, 2007).
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori
biologi, teori psikologi, teori sosial dan teori spiritual (Siti, Mia, Rosidawati,
Jubaedi, Batubara, 2012).
a. Teori Biologi
Teori biologi menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk perubahan
fungsi dan struktur, usia dan kematian (Cristofalo, 1996 dalam Stanley
2007). Perubahan yang terjadi dalam tubuh termasuk perubahan
molekuler dan sirkuler dalam sistem organ serta kemampuan tubuh
untuk berfungsi secara adekuat dalam melawan penyakit (Stanley,
2007). Teori biologi mencakup teori genetik dan mutasi, teori
penurunan imun, teori stress, teori radikal bebas dan teori rantai silang.
1. Teori genetik dan mutasi
Menururt teori genetik dan mutasi, menua terprogram secara
genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat
dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul
DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai
contoh yang khas dalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi
penurunan kemampuan fungsi sel). Terjadi penggumpalan pigmen
atau lemak dalam tubuh yang disebut teori akumulasi dari produk
sisa, sebagai contoh adalah adanya pigmen lipofusin di sel otot
jantung dan sel susunan saraf pusat pada lanjut usia yang
mengakibatkan terganggunya fungsi sel itu sendiri (Siti, Mia,
Rosidawati, Jubaedi, Batubara, 2012). Menurut teori genetika,
penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan
seiring dengan berjalannya waktu untuk mengubah sel atau struktur
jaringan tersebut (Cristofalo, 1996 dalam Stanley 2007)
2. Teori imun
Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem
imun yang berhubungan dengan penuaan. Ketika bertambahnya
usia seseorang, pertahanan tubuh mereka terhadap organisme asing
mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan tubuh mereka lebih
rentan untuk menderita berbagai penyakit (Burnet, 1970 dalam
Stanley, 2007) Menurut teori ini sistem imun menjadi efektif
dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh
yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh (Siti, Mia,
Rosidawati, Jubaedi, Batubara, 2012). Ketika seseorang mengalami
penuaan, tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan
proteinnya sendiri dengan protein asing. Sistem imun menyerang
dan menghancurkan jaringannya sendiri pada kecepatan yang
meningkat secara bertahap (Potter & Perry, 2009).
3. Teori stres
Teori stres mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel-sel
yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha,
dan stres yang menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai (Siti, Mia,
Rosidawati, Jubaedi, Batubara, 2012).
4. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dari alam bebas. Ketidakstabilan
radikal bebas mengakibatkan oksidasi oksigen (Siti, Mia,
Rosidawati, Jubaedi, Batubara, 2012). Secara spesifik, terjadinya
oksidasi lemak, protein, dan karbohidrat dalam tubuh menyebabkan
formasi radikal bebas. Teori ini menyatakan bahwa penuaan
disebabkan akumulasi kerusakan ireversibel akibat senyawa
pengoksidasi ini (Potter & Perry, 2009). Radikal bebas ini
menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi (Siti, Mia,
Rosidawati, Jubaedi, Batubara, 2012).
5. Teori rantai silang
Pada teori ini menyatakan bahwa molekul kolagen dan elastin,
komponen jaringan ikat membentuk senyawa yang lama
meningkatkan kekakuan pada sel (Potter & Perry, 2009). Ikatan ini
menyebabkan kurangnya elastisitas, kekacauan dan hilangnya
fungsi sel (Siti, Mia, Rosidawati, Jubaedi, Batubara, 2012).
6. Teori metabolisme
Pengurangan intake kalori pada rodentia muda akan menghambat
pertumbuhan dan memperpanjang umur. Perpanjangan umur
tersebut berasosiasi dengan tertundanya proses degenerasi.
Perpanjangan umur karena penurunan jumlah kalori tersebut antara
lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa proses
metabolisme. Terjadi penurunan pengeluaran hormon yang
merangsang proliferasi sel, misalnya insulin dan hormon
pertumbuhan.
Teori Penuaan: Teori Biologis
Teori biologis dalam proses menua mengacu pada asumsi bahwa proses
menua merupakan perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi tubuh
selama masa hidup (Zairt, 1980 dalam Khalid Mujahidullah, 2012). Teori ini
lebih menekankan pada perubahan kondisi tingkat struktural sel/organ tubuh,
termasuk di dalamnya adalah pengaruh agen patologis. Fokus dari teori ini
adalah mencari determinan-determinan yang menghambat proses penurunan
fungsi organisme yang dalam korteks sistemik dapat
memengaruhi/memberikan dampak terhadap organ/sistem tubuh lainnya dan
berkembang sesuai dengan peningkatan usia kronologis. Adapun beberapa
teori menua yang termasuk dalam lingkup proses menua biologis antara lain,
sebagai berikut: (Hayflick, 1977 dalam Khalid Mujahidullah, 2012).
3.1 Simpulan
Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita. Seiring
dengan proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah
kesehatan atau yang biasa disebut sebagai penyakit degenararif.
Terdapat berbagai teori mengenai proses penuaan, salah satunya teori
biologi yang terbagi menjadi 6 teori, yaitu: Teori Keterbatasan Hayflick
(Hayflick Limit Theory), Teori kesalahan (Error Theory), Teori Pakai dan
Usang (Wear &Tear Theory ), Teory Radikal Bebas (Free Radical Theory),
Teori Imunitas (Immunity Theory), dan Teori Ikatan Silang (Cross Lingkage
Theory).
Pada usia lanjut juga terdapat aspek biologisnya yang terbagi dalam dua
garis besar yakni Proses Penuaan pada Tingkat Sel dan Proses Penuaan
menurut Sistem Tubuh.
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa khususnya perawat dapat memahami mengenai teori
biologis dalam proses menua sehingga ke depannya dapat menerapkan
dengan optimal.
20
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo & Boedhi, R. 2011. Buku Ajar Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut.
Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
Maryam, R. Siti, dkk. 2012. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Potter & Perry. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik, Edisi 4. Jakarta : EGC.
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. 2007. Buku Ajar Keperawatan
Gerontik, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Tamher, S., dan Noorkasiani. 2011. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
21