DosenPembimbing :
Suratmi, S.Kep.Ns.M.Kep
Di SusunOleh : Kelompok 5/4A Keperawatan
NamaAnggota :
Anik retnosari
Afif mardiyanto
Dwi rohmaningsih
Nasyiatul aisiyah
Nailatin Asyifa
Septy kartikasari
Trully eko s
Wisnu aditama
PRODI SI KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Maha Rahman, atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
Sholawatulloh wassalamuhu semoga abadi tak henti tercurah kehadirat
baginda al-musthofa yang telah mengantarkan kita pada zaman yang lebih baik.
Makalah yang berjudul“Askep Labiopalatoskizis ”ini di susun berdasarkan
tugas yang diberikan dosen pembimbing mata kuliah Sistem Pencernaan 3 pada
program studi S1-Keperawatan di STIKES Muhammadiyah Lamongan. Dengan
harapan mahasiswanya memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sebagai cara
untuk menambah wawasan dan membuka cakrawala berfikir agar tidak menjadi
manusia yang ketinggalan zaman.
Dan tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
sebagai evaluasi penyusunan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi mahasiswa, dosen, dunia pendidikan kesehatan pada umumnya.
Lamongan,mei 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................2
1.4. Metode Penulisan...........................................................................3
1.5. Sistematika Penulisan....................................................................3
1.6. Manfaat Penulisan..........................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Definisi labiopalatoskizis..............................................................6
2.2. Etiologi labiopalatoskizis...............................................................6
2.3. ManifestasiKlinik labiopalatoskizis..............................................7
2.4. Patofisiologi labiopalatoskizis.......................................................7
2.5. Penatalaksanaan labiopalatoskizis.................................................8
2.7. Pathway labiopalatoskizis..............................................................9
BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian......................................................................................10
3.2. Diagnosa Keperawatan..................................................................13
3.3. Intervensi........................................................................................15
BAB IV : PENUTUP
4.1. Kesimpulan....................................................................................19
4.2. Saran...............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan adanya kemajuan dafam bidang teknologi kedokteran, maka telah dapat
diperiksa kemungkinan adanya kelainan kromosom selama kehidupan fetal serta
telah dapat dipertimbangkan tindakan-tindakan selanjutnya. Beberapa contoh
kelainan khromosom autosomai trisomi 21 sebagai sindroma Down (mongolism)
kelainan
pada kromosom kelamin sebagai sindroma Turner.
2) Faktor mekanik
3) Faktor infeksi.
Infeksi yang dapat menimbulkan kelainan kongenital ialah infeksi yang terjadi
pada periode organogenesis yakni dalam trimester pertama kehamilan. Adanya
infeksi tertentu dalam periode organogenesis ini dapat menimbulkan gangguan dalam
pertumbuhan suatu organ rubuh. Infeksi pada trimesrer pertama di samping dapat
menimbulkan kelainan kongenital dapat pula meningkatkan kemungkinan terjadinya
abortus. Sebagai contoh infeksi virus pada trimester pertama ialah infeksi oleb virus
Rubella. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita infeksi Rubella pada
trimester
pertama dapat menderita kelainan kongenital pada mata sebagai katarak, kelainan
pada sistem pendengaran sebagai tuli dan ditemukannya kelainan jantung bawaan.
Beberapa infeksi lain pada trimester pertama yang dapat menimbulkan kelainan
kongenital antara lain ialah infeksi virus sitomegalovirus, infeksi toksoplasmosis,
kelainan-kelainan kongenital yang mungkin dijumpai ialah adanya gangguan
pertumbuhan pada system saraf pusat seperti hidrosefalus, mikrosefalus, atau
mikroftalmia.
4) Faktor Obat
Beberapa jenis obat tertentu yang diminum wanita hamil pada trimester pertama
kehamilan diduga sangat erat hubungannya dengan terjadinya kelainan kongenital
pada bayinya. Salah satu jenis obat yang telah diketahui dapat menimbulkan kelainan
kongenital ialah thalidomide yang dapat mengakibatkan terjadinya fokomelia atau
mikromelia. Beberapa jenis jamu-jamuan yang diminum wanita hamil muda dengan
tujuan yang kurang baik diduga erat pula hubungannya dengan terjadinya kelainan
kongenital, walaupun hal ini secara laboratorik belum banyak diketahui secara pasti.
Sebaiknya selama kehamilan, khususnya trimester pertama, dihindari pemakaian
obat-obatan yang tidak perlu sama sekali; walaupun hal ini kadang-kadang
sukar dihindari karena calon ibu memang terpaksa harus minum obat. Hal ini misalnya
pada
pemakaian trankuilaiser untuk penyakit tertentu, pemakaian sitostatik atau prepaat
hormon yang tidak dapat dihindarkan; keadaan ini perlu dipertimbangkan sebaik-
baiknya sebelum kehamilan dan akibatnya terhadap bayi.
Semakin tua usia ubu semakin beresiko terjadinya kelainan bawaan. Telah
diketahui bahwa mongolisme lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang dilahirkan
oleh ibu yang mendekati masa menopause. Di bangsal bayi baru lahir Rumah Sakit
Dr Cipto Mangunkusumo pada tahun 1975-1979, secara klinis ditemukan angka
kejadian mongolisme 1,08 per 100 kelahiran hidup dan ditemukan resiko relatif sebesar
26,93 untuk kelompok ibu berumur 35 tahun atau lebih; angka keadaan yang
ditemukan ialah 1: 5500 untuk kelompok ibu berumur < 35 tahun, 1: 600
untuk kelompok ibu berumur 35-39 tahun, 1 : 75 untuk kelompok ibu berumur
40 - 44 tahun dan 1 : 15 untuk kelompok ibu berumur 45 tahun atau lebih.
6) Faktor hormonal
8) Faktor gizi
Pada binatang percobaan, kekurangan gizi berat dalam masa kehamilan dapat
menimbulkan kelainan kongenital. Pada manusia, pada penyelidikan-penyelidikan
menunjukkan bahwa frekuensi kelainan kongenital pada bayi-bayi yang dilahirkan
oleh ibu yang kekurangan makanan lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi-bayi
yang lahir dari ibu yang baik gizinya. Pada binatang percobaan, adanya defisiensi
protein, vitamin A ribofIavin, folic acid, thiamin dan lain-Iain dapat menaikkan
kejadian &elainan kongenital.
b) Patofisiologi
• Kegagalan penyatuan atau perkembangan jaringan lunak dan atau
masa kehamilan.
c) Manifestasi Klinis
• Pada labio skisis
d) Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan tergantung pada beratnya kecacatan.
2. Prioritas pertama adalah pada teknik pemberian nutrisi yang adekuat.
3. Mencegah komplikasi
4. Fasilitas pertumbuhan dan perkembangan
5. Pembedahan : pada labio sebelum kecacatan palato : perbaikan dengan
pembedahan usia 2 – 3 hari atau sampai usia beberapa minggu
prosthesis intra oral atau ekstraoral untuk mencegah kolaps maxilaris,
merangsang pertumbuhan tulang, dan membantu dalam
mencegah aspirasi, pada posisi saat
pemberian makan / minum, lakukan
penepukan punggung, bersihkan mulut
setelah makan.
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Labioskizis / Palatoskisis adalah merupakan konginetal anomali yang
berupa adanya kelainan bentuk pada struktur wajah. Patofisiologi Kegagalan
penyatuan atau perkembangan jaringan lunak dan atau tulang selama fase
embrio pada trimester pertama. Kegagalan bibir sumbing adalah terbelahnya /
bibir dan atau hidung karena kegagalan proses nasal medial dan maksilaris
untuk menyatu selama masa kehamilan 6 – 8 minggu. Pada Palato Skisis
kegagalan penyatuan palatum pada masa kehamilan 7 – 12 minggu.
Penggabungan keduanya 7 dan 8 minggu masa kehamilan. Manifestasi Klinis
Pada labio skisis :Distorsi pada hidung, Tampak sebagian atau keduanya,
Adanya celah pada bibir. Pada palato skisis :Tampak ada celah pada
tekak (uvula), Adanya rongga pada hidung, Distorsi hidung, Teraba ada celah /
terbakarnya langit-langit saat diperiksa dengan jari, Kesukaran dalam
menghisap atau makan
DAFTAR PUSTAKA
Yuliani, Rita, Suriadi, (2001), Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi I, Jakarta :
CV. Sagung Seto.
Cecily L. Betz. Linda, Linda A. Sowden, Buku Saku Keperawatan Pediatri, EGC,
Kedokteran : Jakarta, 2002.