Makalah berjudul :
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Hipopasdia, Kelainan
Metabolik”. Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih sedalam-
dalamnya kepada:
Kami menyadari bahwa penyelesaian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dalam segi pembahasan, penulisan dan penyusunan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritk dan saran yang membangun dari dosen pembimbing dan PJMK mata kuliah Asuhan
Kebidanan Neonatus untuk menyempurkan makalah ini.
Tim Penyusun,
II
DAFTAR ISI
III
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Bagaimana diagnosis ?
3. Bagaimana komplikasi ?
4. Bagaimana penyebab hypospadias ?
5. Bagaimana tanda-tanda hypospadias ?
6. Bagaimana penatalaksanaan hypospadias ?
7. Bagaimana pengertian klainan metabolic ?
8. Bagaimana klasifikasi kelainan metabolik ?
9. Bagaimana gejala klinis penyakit ?
10. Bagaimana etiologi ?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi dan anatomi
2. Dapat mengetahui diagnosis
3. Dapat mengetahui komplikasi
4. Dapat mengetahui penyebab hypospadias
5. Dapat mengetahui tanda-tanda hypospadias
6. Dapat mengetahui penatalaksanaan hypospadias
7. Dapat mengetahui pengertian klainan metabolik
8. Dapat mengetahui klasifikasi kelainan metabolik
9. Dapat mengetahui gejala klinis penyakit
10. Dapat mengetahui etiologi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1. Gambar kiri: glans yang terbelah ke arah ventral (cleft glans). Gambar
tengah: glans yang terbelah sebagian (incomplete cleft glans). Gambar kanan: flat
glans. (Dimodifikasi dari Hadidi AT, Azmy AF, eds. Hypospadias Surgery: An
Illustrated Guide, 1st ed. Springer Verlag, 2014).
3
Gambar 2. Gambar kiri: uretra tipis yang tidak terlindung korpus spongiosum dan
korpus spongiosum distal yang terbagi 2 pilar. Gambar tengah dan kanan: hipospadia
kasus berat (skrotum terbelah dua dan bertemu di penoskrotal / skrotal bifida)
2.2 Diagnosis
Diagnosis hipospadia ditegakkan dengan pemeriksaan fisik. Pencatatan
pemeriksaan fisik harus disertai deskripsi temuan lokal seperti posisi meatus uretra,
bentuk dan lebar orifisium, ukuran penis, lempeng uretra, informasi derajat kurvatura
penis (pada saat ereksi), prepusium, dan skrotum bifidum.
Terapi
4
Pada hipospadia distal sederhana, koreksi kosmetik hanya dilakukan setelah diskusi
menyeluruh mengenai aspek psikologis dan harapan tampilan kosmetik yang lebih
baik.
Tujuan terapi adalah untuk mengkoreksi kurvatura penis, untuk membentuk neo-
uretra dan untuk menempatkan muara neo-uretra ke ujung glans penis jika
memungkinkan. Untuk mencapai hasil yang memuaskan diperlukan kaca pembesar
dan benang jahit khusus, pengetahuan mengenai berbagai teknik operasi plastik
(rotational skin flaps, free tissue transfer), penggunaan dermatom, perawatan luka, dan
terapi pasca operasi. Operasi dapat mulai dikerjakan saat usia anak 6 bulan dan
diharapkan operasi selesai sebelum usia sekolah. Terapi pre-operasi dengan
testosteron dapat membantu untuk memperbesar penis sehingga dapat memudahkan
operasi. Terdapat beberapa pilihan teknik operasi untuk hipospadia distal yaitu
Mathieu, MAGPI, King, Duplay, Snodgrass, dan Onlay. Apabila masih terdapat
kurvatura setelah dilakukan kordektomi atau sisa kulit saluran uretra yang terbuka
tipis dan sirkulasinya buruk, mungkin diperlukan transeksi lempeng uretra. Pada
disproporsi korporeal, harus ditambahkan tindakan orthoplasty (modifikasi plikasi
korporeal dorsal Nesbit atau Baskin). Orthoplasty (Nesbit, modifikasi Nesbit,
Schroder-Essed) dan penutupan dapat dipertimbangkan untuk dilakukan dalam dua
tahap. Teknik Onlay dengan preservasi lempeng uretra dan menghindari anastomosis
sirkumferensial merupakan metode pilihan dengan tingkat komplikasi yang rendah
untuk hipospadia. Syarat yang diperlukan untuk dilakukan teknik di atas adalah
lempeng uretra yang intak dengan vaskularisasi yang baik, atau hasil yang
memuaskan setelah tindakan pertama dengan penis yang lurus dan batang penis yang
tertutup dengan baik. Jika lempeng uretra tidak dapat dipertahankan semua (setelah
eksisi kordae), digunakan tube-onlay flap atau operasi bertahap. Jika tidak ada
prepusium atau kulit penis, dapat digunakan mukosa bukal, mukosa buli, dan free skin
graft.
Benang yang digunakan sebaiknya hanya dari bahan yang dapat diserap dengan
baik (6/0-7/0). Untuk koagulasi darah, sebaiknya menggunakan alat bipolar. Untuk
glanuloplasti dan meatoplasti dapat diberikan infittrasi dengan larutan epinefrin
1:100.000 atau menggunakan tourniquet. Setelah preparasi neurovaskular dorsal,
dipasang jahitan modifikasi Nesbit (benang monofilamen yang tidak dapat diserap
4/0-5/0) dengan simpul terlipat ke dalam. Urin dialirkan melalui kateter transuretra
5
atau suprapubik. Jika menggunakan kateter suprapubik, harus dipasang stent pada
neo-uretra. Untuk stent uretra dan drainase, digunakan stent yang berukuran 8-10 Fr
dan apabila diperlukan dengan lubang multipel di bagian samping dengan ujung di
uretra pars bulbosa (tidak sampai ke buli). Prosedur rutin lainnya adalah penggunaan
balutan sirkular dengan kompresi ringan dan pemberian antibiotik.
2.3 Komplikasi
Penyempitan meatus setelah splint dilepas dapat dikoreksi dengan dilatasi
secara berkala. Intervensi bedah diperlukan untuk kasus dengan skar meatus dimana
tindakan dilatasi tidak efektif untuk jangka panjang. Untuk striktur uretra sebaiknya
dilakukan operasi terbuka setelah satu kali usaha urethrotomi intema gagal. Jika
terjadi fistula, revisi sebaiknya dilakukan setelah 6 bulan.
2.4
6
tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kelainan metabolik
seringkali disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim
tertentu yang diperlukan untuk merangsang suatu proses metabolism
7
2.8 Klasifikasi Kelainan Metabolik
Adapun klasifikasi kelainan metabolik dibagi atas beberapa macam yaitu kelainan
metabolik karbohidrat, kelainan metabolik asam amino, kelainan metabolik lemak,
kelainan metabolik piruvat.
1. Kelainan metabolik Karbohidrat
Beberapa gula ( misalnya sukrosa) harus diproses oleh enzim di dalam tubuh
tidak ada, maka gula akan tertimbun dan menimbulkan masalah kesehatan.
Adapun kelainan metabolik karbohidrat diantaranya adalah :
a. Galaktosemia
Galaktosemia (kadar galaktosa yang tinggi dalam darah ) biasanya
disebabkan oleh kekurangan enzim galaktose fosfat uridil transferase.
Kelainan ini merupakan kelainan bawaan. Sekitar 1 dari 12.222-32.222 bayi
terlahir tanpa enzim tersebut. Pada awalnya mereka tampak normal, tetapi
beberapa hari atau beberapa minggu kemudian, nafsu makannya akan
berkurang, muntah, tampak kuning (jaundice) dan pertumbuhannya yang
normal terhenti. Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan sejumlah
besar protein dan asam amino, terjadi pembengkakan jaringan dan
penimbunan cairan dalam tubuh.
b. Glikogenosis
8
diperlukan untuk mengubah gula menjadi glikogen atau mengubah glikogen
menjadi glukosa untuk digunakan sebagai energi. Pada glikogenosis, sejenis
atau sejumlah glikogen yang abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh,
terutama di hati. /ejalanya timbul sebagai akibat dari penimbunan glikogen
atau hasil pemecahan glikogen atau akibat dari ketidakmampuan untuk
menghasilkan glukosa yang diperlukan oleh tubuh. 'sia ketika timbulnya
gejala dan beratnya gejala bervariasi, tergantung kepada enzim apa yang
tidak ditemukan.
d. Fruktosuria
e. Pentosuria
Pentosuria adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang ditandai dengan
ditemukannya gula xylulosa di dalam air kemih karena tubuh tidak memiliki
enzim yang diperlukan untuk mengolah xylulosa. Pentosuria hampir selalu
hanya ditemukan pada orang 8ahudi. Pentosuria tidak menimbulkan masalah
kesehatan, tetapi adanya xylulosa dalam air kemih bias menyebabkan
kekeliruan diagnosis dengan diabetes mellitus.
9
2.9 Gejala klinis penyakit
a. Hiperglikemia
b. Glikosuria
c. Dapat diikuti gangguan sekunder metabolisme protein dan lemak
d. Dapat berakhir dengan kematian
e. Insiden terbanyak pada usia 50-60 thn
f. Penyakit ini diturunkan secara autosomal resesif
2.10 Etiologi
a. Berhubungan dengan kelainan hormonal
b. Insulin
c. Growth hormon
d. Hormon steroid
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Hipospadia terjadi akibat perkembangan tuberkulum genitalia yang tidak lengkap
sehingga mengakibatkan pertumbuhan jaringan di ventral penis menjadi tidak
normal.
2. Diagnosis hipospadia ditegakkan dengan pemeriksaan fisik. Pencatatan
pemeriksaan fisik harus disertai deskripsi temuan lokal seperti posisi meatus
uretra, bentuk dan lebar orifisium, ukuran penis, lempeng uretra, informasi derajat
kurvatura penis (pada saat ereksi), prepusium, dan skrotum bifidum.
3. Komplikasi Penyempitan meatus setelah splint dilepas dapat dikoreksi dengan
dilatasi secara berkala.
4. Penyebab Hypospadia Penyebab pasti hiyposdia tidak diketahui secara pasti.
Beberapa etiologi dari hipospadia telah dikemukakan. Sekitar 28% penderita
ditemukan adanya hubungan familial.
5. Tanda-tanda Hypospadia Testis tidak turun, lazim ditemukan hernia inguinalis,
lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada di bawah atau di dasar
penis, penis melengkung ke bawah, penis tampak seperti berkerudung karena
adanya m kelainan pada kulit depan penis, dan jika berkemih, anak harus duduk.
6. Penatalaksanaan Hypospadia Penatalaksanaan hipospadia adalah dengan jalan
pembedahan. Jika hipospadia terdapat di pangkal penis, mungkin perlu dilakukan
pemeriksaan radiologis untuk memeriksa kelainan bawaan lainnya.
7. Pengertian klainan metabolic Ketabolisme adalah proses penting yang terjadi
pada tubuh manusia, sebagai proses pengolahan baik pembentukan dan
penguraian zat -zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan
fungsinya dengan baik.
8. klasifikasi kelainan metabolik dibagi atas beberapa macam yaitu kelainan
metabolik karbohidrat, kelainan metabolik asam amino, kelainan metabolik
lemak, kelainan metabolik piruvat.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini mahasiswa dapat memahami tentang Hipopasdia,
Kelainan Metabolik
11
DAFTAR PUSTAKA
Irawan Roedi. 2019. Gangguan metabolic otak dan terapi nutrisi pada anak. Surabaya.
Aerlangga Universitas PRESS
Noordiati. 2019. Asuhan Kebidanan. Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Malang.
Wineka Media
12