Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ASKEP PADA BAYI SEPSIS

Dalamrangkauntukmemenuhi salah satutugas Mata KuliahKeperawatanAnak


Dosen :Feni Amelia Puspitasari, Ns, Skep, M.kep, Sp.kep.An
Disusunoleh :
Kelompok 4

1. ANNISAFITRIKA (18005)
2. FIKAFARADILAH (18016)
3. HAUSANIAHAWA (18019)
4. ISNAINI SAHARA (18021)
5. MOCH’RIF’ANSYAHRIZAL (18027)
6. NOVIA WULANDARI (18032)
7. PRENSI BR BUKIT (18036)
8. RISZA DIAN PUSPITASARI (18043)
9. SHANIA MAULIDYAANAM (18048)
10. YUNIWIDAYANTI (18052)

AKADEMI KEPERAWATAN POLRI JAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena berkat rahmatnya dan
karunia-nya, kami diberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Bayi Sepsis”. Disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak.

Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis berterimakasih kepada dosen


pembimbing mata kuliah ini yaitu Feni Amelia Puspitasari, Ns, Skep, M.kep,
Sp.kep.An, yang telah membimbing, memotivasi dan mendampingi kami dalam
pembelajaran.

Tentunya ada hal-hal yang menunjang penulis untuk membuat makalah ini dengan
tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih luas mengenai
“Asuhan Keperawatan Pada Bayi Sepsis”. Oleh karena itu penulis berharap
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Penulis mohon maaf
apabila makalah ini memiliki kekurangan dan penulis menyadari masih perlu
diingatkan lagi mutunya. Karena itu, penulis sangat mengharapkanakan
pemberian kritik dan saran yang membangun.

Jakarta, 22 Maret2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1


1.2 Tujuan Penulisan....................................................................... 2
1.2.1 Tujuan Umum................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus.................................................................. 2
1.3 Sistematika Penulisan................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI.
2.1 Pengertian Sepsis...................................................................... 4
2.2 Pathway Sepsis.......................................................................... 6

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian.................................................................................. 7
3.2 Diagnosa keperawatan................................................................ 14
3.3 Perencanaan keperawtan........................................................... 14
3.4 Pelaksanaan keperawatan............................................................ 17
3.5 Evaluasi keperawatan................................................................. 19

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan................................................................................. 20
4.2 Saran ......................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang

Sepsis merupakan infeksi aliran darah yang bersifat invasif dan


ditandai dengan ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh seperti darah, cairan
sumsum tulang atau air kemih. Sepsis neonatorum saat ini masih menjadi
masalah yang belum dapat terpecahkan dalam pelayanan dan perawatan bayi
baru lahir. Di negara berkembang, hampir sebagian besar bayi baru lahir yang
dirawat mempunyai kaitan dengan masalah sepsis. Hal yang samaditemukan
pula di negara maju pada bayi yang dirawat di unit perawatan intensif bayi
baru lahir. Di samping morbiditas, mortalitas yang tinggi ditemukan pula pada
penderita sepsis bayi baru lahir (IDAI, 2008).
Berdasarkan perkiraan World Health Organitation (WHO) hamper semua
(98%) dari 5 juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang. Lebih dari
dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini dan 42% kematian
neonatal disebabkan infeksi seperti: sepsis, tetanus neonatorum, meningitis,
pneumonia, dan diare. Menurut hasil Riskesdas 2007, penyebab kematian bayi
baru lahir 0-6 hari di Indonesia adalah gangguan pernapasan 36,9%,
prematuritas 32,4%, sepsis 12%, hipotermi 6,8%, kelainan darah/ikterus 6,6%
dan lain-lain. Penyebab kematian bayi 7-28 hari adalah sepsis 20,5%, kelainan
kongenital 18,1%, pneumonia 15,4%, prematuritas dan bayi berat lahir rendah
(BBLR) 12,8%, dan respiratory distress syndrome (RDS) 12,8%. Di samping
tetanus neonatorun, case fatality rate yang tinggi ditemukan pada sepsis
neonatorum, hal ini terjadi karena banyak faktor infeksi pada masa perinatal
yang belum dapat dicegah dan ditanggulangi. Angka kematian sepsis
neonatorum cukup tinggi 13-50% dari angka kematian bayi baru lahir.
1

2
Masalah yang sering timbul sebagai komplikasi sepsis neonatorum adalah
meningitis, kejang, hipotermi, hiperbilirubinemia, gangguannafas, dan minum
(Depkes, 2007).
Angka kejadian sepsis di negara berkembang masih cukup tinggi (1,8-18/1000
kelahiran) dibandingkan dengan negara maju (1,5/1000 kelahiran).Kejadian
sepsis juga meningkat pada bayi kurang bulan (BKB) dan BBLR. Pada bayi
berat lahir amat rendah (<1000g) kejadian sepsis terjadi pada 26/1000
kelahiran dan berbedabermaknadenganbayiberatlahirantara 1000-2000g yang
angkakejadiannyaantara 8-9/1000 kelahiran. Demikian pula risikokematian
BBLR penderita sepsis lebihtinggibiladibandingkandenganbayicukupbulan
(IDAI, 2008).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah
berat bayi yang ditimbang dalam satu jam setelah lahir. Bayi dengan kondisi
seperti ini biasanya memiliki berbagai risiko komplikasi kesehatan dan
kemungkinan untuk bertahan hidup lebih kecil. Prevalensi BBLR diperkirakan
15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih
sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah.
Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara
berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk factor utama
dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan
anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya
dimasa depan (WHO, 2004).

1.2 TujuanPenulisan
1.2.1 Tujuanumum :
Tujuan umum dari penulisan makalah ini agar diperolehnya
pengalaman nyata dan jelas dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasienbayi sepsis
1.2.2 TujuanKhusus :
3
a) Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien bayi dengan
sepsis
b) Mampu menentukan masalah keperawatan pada pasien bayi dengan
sepsis
c) Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada pasienbayisepsis
d) Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
perencanaan pada pasienbayi sepsis
e) Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien bayi dengan
sepsis
f) Mampu mengevaluasi kesenjangan teori dan kasus pada pasien bayi
dengan sepsis
g) Mampu mendokumentasi asuhan keperawatan pada pasien bayi
dengan sepsis

1.3 Sistematikapenulisan
Penyusunan sistemanika penulisan yang diterapkan sesuai dengan kaidah tata
tulis makalah yang sudah di bakukan, sehingga sehingga penulis merujuknya
dalam suatu kesatuan penyusunan yang sistematis. Adapun sistematika
penulisan adalah sebagai berikut :
a. BAB I PENDAHULUAN, berisi mengenai latar belakang, tujuan (tujuan
umum dan tujuan khusus), dan sistematika penulisan.
b. BAB II TINJAUAN TEORI , berisi mengenai definisi, etiologi, tanda &
gejala, patofisiologi, pathway, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan,
komplikasi, pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan.
c. BAB III TINJAUAN KHUSUS, berisi pengkajian keperawatan, diagnose
keperawatan, perencanaan keperawatan, implentasi keperawatan, evaluasi
keperawatan,
d. BAB IV PENUTUP, berisi kesimpulan dan saran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sepsis


2.2
PENGERTIAN
2.3 : ETIOLOGI : MANIFESTASI KLINIS :
2.4
Sepsis neonatorum adalah semua Penyebab neonatus sepsis/sepsis neonatorum Gejala infeksi sepsis pada neonatus ditandai
infeksi bayi pada 28 hari pertama adalah berbagai macam kuman seperti bakteri, dengan :
virus, parasite, atau jamur. Sepsis pada bayi
sejak dilahirkan. Infeksi dapat
hamper selalu disebabkan oleh bakteri. 1. Tanda dan gejala umum
menyebar secara menyeluruh atau
1. Bakteri Escherichia koli Hipotermia, aktivitaslemah, tampaksakit,
terlokasi hanya pada satu organ saja 2. Streptococcus group B menyusu buruk atau intoleransi
(sepertiparu-parudengan 3. Stophylococus aureus
4. Enterococcus pemberian susu.
pneumonia). (John,2009).
5. Listeria monocytogenes 2. Sistem pernafasan
6. Klepsiella
Dispneu, Takipneu, Apneu, Tampak
7. Entererobactersp
8. Pseudemonas aeruginosa tarikan otot pernafasan, pernafasan
9. Proteus sp cuping hidung, Sianosis.
10. Organismeanaerobik
3. Sistem Saraf Pusat
Refleks moro abnormal, kejang,
4 pernafasan tidak teratur.
5

PEMERIKSAAN PENUNJANG : KLASIFIKASI :


2.5
1. Pemeriksaan darah rutin (hb, leukosit, trombosit, CT, BT, LED, SGOT, SGPT) 1. Sepsis dini
2.6 Terjadi 7 hari pertama
2. 2.7
Kultur darah dapat menunjuk kan organisme penyebab. kehidupan. Karakteristik
3. 2.8
Analisis kultur urine dan cairansebrospinal (CSS) dengan lumbal fungsi dapat sumber organisme pada
mendektesi organisme. saluran genital ibu dan cairan
2.9
amnion.
4. 2.10
DPL menunjuk kan peningkatan hitung sel darah putih (SDP) dengan peningkatan
neutrophil immatur yang menyatakan adanya infeksi.
2.11 2. Sepsis nosocomial
Laju rendah darah, dan protein teaktif-c (CRP) akan meningkat menandakan adanya
5. 2.12 Terjadi setelah minggu
pertama kehidupan dan
inflamasi.
2.13 didapat dari lingkungan
2.14 pasca lahir. Karakteristik
Didapat dari kontak langsung
atau tak langsung dengan
organisme yang ditemukan
dari lingkungan tempat
KOMPLIKASI :
perawatan bayi, sering
1. Meningitis mengalami komplikasi.
2. Hipoglikemia, asidosis metabolic
3. Koagulopati
4. Gaglginjal
5. Disfungsimiokard
6. Perdarahan intracranial
7. Ikterusataukernikterus
6

2.2 PATHWAY SEPSIS

Infeksi Kuman

Bakteri gram (-) : saluran Bakteri gram (+) : infeksi


empedu, salran kulit, saluran respirasi, luka
gastrointestinum terbuka seperi luka bakar

Disfungsi dan kerusakan endotel dan disfungsi organ


multipel

Sepsis

Perubahan fungsi Perubahan ambilan Terhambatnya fungsi Terganggu


miokardium danpenyerapan O2 mitokondria sistem
terganggu pencernaan
Kontraksi jantung
menurun Kerja sel menurun
Suplai O2
Nafsu makan
terganggu
menurun
Curah jantung Penurunan
menurun sesak respon imun

Suplai O2 Ketidakseimbanga
Ganggu pertukaran
menurun n nutrisi kurang
gas Resiko infeksi
dari kebutuhan
Ketidakefektifan perfusi tubuh
jaringanperifer
BAB 3

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini penulis akan membahas “ Asuhan Keperawatan Pada By. Ny S
dengan SEPSIS di Ruang Anggrek 1 Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat 1
Raden Said Sukanto Jakarta”. Asuhan Keperawatan ini dilaksanakan selama 2 hari
yaitu dari tanggal 2Maret 2020 sampai dengan 4 Maret 2020. Sesuai dengan
proses keperawatan yang terdiri dari lima tahap yaitu :pengkajian keperawatan,
diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan
evaluasi keperawatan.

3.1 Pengkajian Keperawatan

3.1.1 Identitas pasien

Pada tahap pengkajian ditemukan data pasien By.ny P, jenis kelamin


perempuan, tanggal masuk RS 22 Febuari 2020, tanggal pengkajian 2
maret 2020, Nama ayah Tn.H, Nama ibu Ny P, pendidikan ayah SMA,
pendidikan ibu SMA, diagnosa medis sepsis.

3.1.2 Riwayat Antenatal

1) Saat hamil ibu pasien mengatakan selalu memeriksakan kehamilannya


secara rutin ke bidan
2) Ibu pasien makan makanan yang bergizi selama hamil, ibu pasien juga
tidak merokok maupun mengkonsumsi alcohol. Ibu pada saat hamil hanya
mengkonsumsi obat dan vitamin dari pelayanan kesehatan.
3.1.3 Riwayat Natal
1) Ibu melahirkan di OK
2) Usia kehamilan 30-32 minggu
3) Bayi lahir tanggal 22-02-2020 jam 17.40

7
8
4) Bayi lahir SC atas indikasi letsu+HT+PEB+BSC U >35 Thn
5) Bayi lahir tidak menangis, tonus otot lemah (merintih) terpasang CPAP
transport AS 1-3-5-7
6) Antropometri
a) BBL : 2100 Gram
b) PBL : 41 cm
c) Lingkar Kepala : 31 cm
d) Lingkar dada : 28 cm
c) LILA : 10 cm

3.1.3 Riwayat Post natal


Bayi dirawat di incubator dengan suhu inkubator 33⁰ C.
3.1.4 Pengkajian Fisik Neonatus
1) Keadaan umum bayi: Lemah
a) BB:2100 gram
b) PB:41 cm
c) LK:31 cm
d) LD:28 cm
e) Tanda-tanda vital: S: 36,2⁰C, N:165x/menit, RR:45x/menit
2) Pemeriksaan Fisik persistem
a. Sistem kardiovaskuler
HR : 165x/menit
Inspeksi : ictus cordis terlihat dan ictus cordis teraba
Palpasi : Bunyi pekak
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 reguler
b. Sistem Gastrointestinal
Pasien terpasang OGT, Anus paten, BAB 20cc, konsistensi lunak
dan berwarana kuning.
Inspeksi : Simetris dan tidak ada lesi
Aukultasi: Peristaltik usus 3x/menit
Perkusi : Suara tympani
9
Palpasi : Tidak ada benjolan
c. Sitem integumen
Tulang rawan telinga halus, tulang kepala dan ubun-ubun masih lunak, tidak
ada pembengkakan pada persendian, tidak ada kelainan tulang belakang,
pasien dapat menggerakkan tangan dan kaki dengan lemah.
d. Sitem Neurosensori
Reflek moro : Terjadi ketika pasien disentuh
Reflek Menggegam : tangan pasien menggenggam jari perawat dengan
lemah.
Reflek Rooting : pasien dapat menoleh aktif, pasien merespon ketika dot
didekatkan ke mulutnya saat akan diberikan minum.
Reflek menghisap : reflek menghisap sangat lemah, sehingga dipasang OGT
e. Sistem Urinary
Pasien memakai pempers, BAK ± 60 ml 6 jam terakhir, warna urine kuning
f. Sistem Penginderaan
Konjungtiva anemis, pupil isokor, telinga luar tampak bersih, tidak ada
luka, hidung simetris, lubang hidung tidak terdapat pembesaran maupun
pembesaran polip.
g. Sistem Pernafasan
Inspeksi : Pengembangan dada simetris, terpasang O₂ 5 liter/menit , RR
45x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi :Nafas bayi ronchi, irama regular, ada penggunaan alat bantu
nafas.
3) Data Tambahan
1) Pola aktifitas : Pasien sering menangis lemah
2) Pemeriksaan tingkat perkembangan
a. Bahasa : Pasien menangis lemah jika merasa haus
b. Motorik halus : Pasien menggerakkan tangan dan kaki dengan lemah
kadang berusaha menggegam sesuatu yang ada didekatnya.
10
c. Motorik kasar : Gerakan pasien lemah
d. Pengkajian Laktasi : Ibu selalu mengirimkan ASI nya ke ruang
perawatan, kemudian ASI diberikan melalui OGT.

3.1.5 Data Penunjang


1) Hasil Laboratorium
a. Hasil laboratorium tanggal 30 03 2020
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Hematologi rutin
Hemoglobin 11,8 g/dl 13,4-19,8
Hematrokit 30 % 41-65
Leukosit 20,2 Ribu/ul 5,0-19,5
Trombosit 36 Ribu/ul 150-450
Eritrosit 3,56 Juta/ul 3,90-5,90
Kimia Klinik
GDS 111 Mg/dl 50-80
Albumin 3,6 g/dl 3,8-5,4

b. Hasil Pemeriksaan Radiologi tanggal 31 Maret 2020


RD 0017 – Thorax PA + Lat.Anak
Klinis : tersangka PJB ansiotik
Cor : membesar
Pulmo : tampak patchy, infiltrate di paracardial kanan
Sinus costophrenicus kanan kiri anterior posterior tajam
Retrosternal dan retrocardine space
Trachea ditengah
Sistema tulang baik
Kesan : Cardiomegali, Bronkopneumonia
c. Terapi tanggal 02 Maret 2020
1.Infus D ¼ S 24cc + D40% 40cc + kel 4 meq + ca gkukonas 10 cc
dengan kecepatan 10 cc/jam.
11
2. Injeksi intravena
a) Meropenem 40mg/8jam
b) Amikacin 15mg/24jam
3.Tranfusi TC (trombosit Concetrake) 35cc selama 1x tanggal 01
Maret 2020
4. Diit
ASI/ASB 8 x 20 – 30cc (dinaikkan secara bertahap)
5. O2 nasal kanul dengan head box 5 liter

3.1.6 Data Fokus


Data Subjektif Data objektif
1. Ibu pasien mengatakan saat hamil selalu 1. Keadaan umum bayi lemah
memeriksaan kehamilannya secara rutin ke 2.bayi lahir sc atas indikasi letsu
bidan +HT=BEP=BSCU>35 tahun
2. Ibu pasien mengatakan selalu makan 3. bayi lahir tidak menangis
makanan yang bergizi selama hamil. 4. tonus otot bayi lemah
3. Ibu pasien mengatakan selama hamil tidak 5. BBL 2100 gram
merokok maupun mengkonsumsi alkohol 6. PLB 441 cm
4. Ibu pasien mengatakan saat hamil hanya 7. Lingkar kepala 31cm
mengkonsumsi obat & vitamin dari 8. Lingkar dada 28 cm
pelayanan kesehatan. 9. LILA 10cm
10. bayi di rawat di incubator dengan suhu 33ºC
11. tanda-tanda vital :
RR : 45x/menit
N : 165x/menit
S : 36,2ºC
12. kesadaran compos mentis
13. BAK 60ml berwarna kuning
14. konjungtiva anemis
15. pupil isokor
16. pengembangan dada simetris
17. terpasang O₂ 5 liter/menit.
18. perkusi sonor
19. nafas bayi ronchi, irama regular
12
20. motoric kasar : gerakan pasien lemah
21. peristaltic usus 4x/menit
21. Pemeriksaan lab :
Hematologi rutin
- Hemoglobin 11,8 g/dl
-Hematokrit 30 %
-Leukosit 20,2 /Ul
-Trombosit 36 /Ul
-Eritrosit 3,56/Ul
Kimia Klinik
-GDS 111 Mg/dl
-Albumin 3,6 g/dl
22. Hasil pemeriksaan radiologi
-RD 0017 – Thorax PA + Lat.Anak
-Klinis : tersangka PJB ansiotik
-Cor : membesar
-Pulmo : tampak patchy, infiltrate di
paracardial kanan
-Sinus costophrenicus kanan kiri anterior
posterior tajam
-Retrosternal dan retrocardine space
Trachea ditengah
-Sistema tulang baik
-Kesan : Cardiomegali, Bronkopneumonia
23. Terapi yang diberikan :
-Infus D ¼ S 24cc + D40% 40cc + kel 4
meq + ca gkukonas 10 cc dengan
kecepatan 10 cc/jam.
- Injeksi intravena
a) Meropenem 40mg/8jam
b) Amikacin 15mg/24jam
-Tranfusi TC (trombosit Concetrake) 35cc
selama 1x tanggal 01 Maret 2020
-O2 nasal kanul dengan head box 5 liter
-Diit
ASI/ASB 8 x 20 – 30cc (dinaikkan secara
bertahap).

13

3.1.7 Analisa Data


No Data Fokus Masalah Etiologi
1 Ds : - Bersihan jalan nafas Spasme jalan napas
DO : Keadaan umum lemah
tidak efektif
Ada sputum pada jalan nafas
Suara nafas ronchi
RR: 45x/menit
HR : 165x/menit
SPO2 : 90%
2 DS : - Defisit Nutrisi Ketidak mampuan
DO : keadaan umum lemah
menelan makanan
Respon menghisap lemah
(respon hisap lemah)
Pasien minum dengan OGT
Turgor kulit jelek
Konjungtiva anemis
Hb: 11,8 g/dl
3 DS : - Resiko Infeksi Ketidakadekuatan
DO :.
pertahanan tubuh
1. Keadaan umum bayi lemah
primer
2.bayi lahir sc atas indikasi letsu
+HT=BEP=BSCU>35 tahun
3. bayi lahir tidak menangis
4. tonus otot bayi lemah
5. BBL 2100 gram
Peristaltic usus 4x/menit
HR : 165x/menit
RR : 45x/menit
SPO2 : 96%
S : 36,2⁰C
Hb : 11,8 g/dl
Hematocrit : 38 %
Leukosit : 20,2 ribu/ul
Trombosit : 36 ribu/ul
Eritrosit : 3,56 juta/ul

14
3.1.8 Diagnosa Keperawatan
1). Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasme jalan nafas
2). Defisit Nutrisi b.d ketidak mampuan menelan makananan (respon hisap
lemah)
3). Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer

3.1.9 Perencanaan Keperawatan


Tgl No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Tindakan Paraf &
nama
Jelas
2/03/2020 1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
tidak efektif b.d keperawatan 2x24 jam di -monitor pola nafas (frekuensi,
spasme jalan nafas harapkan bersihan jalan nafas kedalaman, usaha nafas)
yang di tandai dengan : meningkat dengan kriteria -monitor bunyi nafas tambahan (mis :
DS: - hasil : gurgling,mengi,wheezing, ronkhi)
DO: Keadaan umum -Produksi sputum menurun -monitor sputum (jumlah,warna, aroma)
lemah -mekonium (pada neonates) -beri minum hangat
Ada sputum pada menurun -lakukan penghisapan lendir selama 15 (fika)
jalan nafas -frekuensi nafas membaik detik
Suara nafas ronchi -Pola nafas membaik -beri oksigen
RR: 45x/menit - Kolaborasi :
HR : 165x/menit -kolaborasi pemberian
SPO2 : 90% bronkodilator,ekspektoran, mukolitik
2/3/202 2. Defisit nutrisi Ketidak Setelah dilakuakan tindakan Mandiri ;
mampuan menelan keperawatan selama 2x24 jam -identifikasi status nutrisi
0
makanan (respon hisap diharapkan defisit nutrisi -identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
lemah) yang ditandai membaik dengan kriteria hasil nutrient
dengan : : - monitor asupan makanan
(prensi)
DS :- Porsi makan yang dihabiskan -monitor berat badan
DO : meningkat Monitor hasil pemeriksaan laboraturium
keadaan umum lemah -kekuatan otot mengunyah Kolaborasi :
Rm54espon meningkat -kolaborasi pemberian medikasi sebelum
menghisap lemah -kekuatan otot menelan makan (mis : preda nyeri, antiemetic)\
Pasien minum dengan meningkat -kolaborasi dengan ahli gizi15untuk
OGT -serum albumin meningkat mementukan jumlah kalori dan jenis
Turgor kulit jelek -berat badan membaik nutrient yang di butuhkan
Konjungtiva anemis -frekuensi makan membaik
Hb: 11,8 g/dl -bising usus membaik
Tebal kelipatankulit trisep
membaik
-kontrol pengeluaran feses
meningkat
-konsistensi fefes membaik
-frekuensi BAB membaik
Peristaltic usus membaik.
3/3/202 3. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan Mandiri
keperawatan 2x24 jam di
0 ketidakadekuatan - Identifikasi tanda-tanda infeksi
harapkan resiko infeksi dapat
pertahanan tubuh - Memonitor integritas kulit
teratasi kriteria hasil :
primer yang 1.tingkat infeksi membaik - Idemtifikasi status gizi
ditandai dengan : 2. Integritas kulit normal - Memonitor system imun
DS : 3. resiko infeksi membaik - Memonitor keadaan umum bayi
1. DO: 4. Status imun membaik - Identifikasi hasil pemeriksaan
5. Status gizi baik
2. 1.integritas darah lengkap laboratorium
kulit buruk - Kolaborasi
3. . Keadaan - Kolaborasi dengan dokter untuk
umum bayi pemberiam obat untuk
lemah mengurangi resiko infeksi
4. 2.bayi lahir
sc atas
indikasi
letsu
+HT=BEP=
BSCU>35
tahun
5. bayi lahir
tidak
menangis
6. tonus otot 16
bayi lemah
7. BBL 2100
gram
8. Peristaltic
usus
4x/menit
HR : 165x/menit
RR : 45x/menit
SPO2 : 96%
S : 36,2⁰C
Hb : 11,8 g/dl
Hematocrit : 38 %
Leukosit : 20,2
ribu/ul
Trombosit : 36
ribu/ul
Eritrosit : 3,56
juta/ul

17
3.1.10 Pelaksanaan Keperawatan
Tgl & waktu No Tindakan keperawatan dan hasil Paraf
dx &nama jelas
3/3/2020 1 Monitor Respirasi bayi :
08.00 WIB Hasil : RR : 45x/menit (fika)

10.00 WIB 1,2, Mengganti popok bayi. (prensi)


3 Hasil : popk terpasang dengan baik

12.00 WIB Memberi makan dan minum ASI via OGT (fika)
2 Hasil : ASI via OGT masuk 25 cc

13.00 WIB Memberi obat injeksi amikacin 15mg/24 jam dan (prensi)
3 Meronem 40mg/8jam melalui iv
Hasil : obat masuk dengan lancar

13.30 WIB Memberikan terapi O2 sesuai kebutuhan. (fika)


1,2, Hasil : pasien terpasang O2 nasal kanul (head box)
3 5lpm/menit

14.00 WIB Monitor suhu tubuh & nadi (prensi)


Hasil : S : 37,2ºC N: 166x/menit
1,2,
4/3/2020 3
08.00 WIB Monitor k/u pasien (fika)
Hasil : pasien lemah, tangisan lemah

09.00 WIB 1,2, Mengganti popok pasien (prensi)


3 Hasil : popok baru terpasang dengan baik

10.00 WIB Menimbang BB pasien (fika)


1,2, Hasil : BB 2200 gram
3
11.00 WIB Memonitor integritas kulit (prensi)
Hasil : integritas kulit membaik 18
2
Memberi makan & minum ASI melalui OGT
12.00 WIB Hasil : ASI masuk via OGT 25cc (fika)
3

13.00 WIB 2 Memberikan terapi injeksi monorem 40mg/8 jam (prensi)


Hasil : injeksi masuk via iv

13.30 WIB Melakukan nebulizer (fika)


Hasil : nebulizer NaCl 3cc masuk dengan lancar
1,2,
14.00 WIB 3 Observasi tanda-tanda vital (prensi)
Hasil : R : 62x/menit, S: 36,8ºC, N: 164X/MENIT,
SPO2 : 99%
1

1,2,
3

19
3.1.11 Evaluasi keperawatan
Tanggal No Evaluasi
dx
1 S:-
O : -Sputum tidak adalagi
-RR 40x/menit
-Suara nafas vesikuler
-Nebulizer dihentikan

A : maslah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan
-Pemberian O2 nasal kanul 5lpm/menit
2 S:-
O : -ASI masuk melalui OGT 25cc/3 jam
-Turgor kulit baik
-Trombosit : 237mg/dl (post TC)

A : Masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan
-monitor berat badan
-monitor asupan ASI
3 S:-
O : . Integritas kulit normal
resiko infeksi membaik
Status imun membaik

A : Masalah teratasi sebagian

P : intervensi dihentikan

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Sepsis neonatorum merupakan infeksi bakteri pada neonatus selama empat
minggu kehidupan pertama, penyebab nya dimulai dari berbagai macam
bakteri, virus, parasit, dan jamur. Pemeriksaan untuk mendiagnosa adanya
sepsis adalah Pemeriksaan darah rutin, leukosit, trombosit, CT, BT, LED,
SGOT, SGPT. Kultur darah dapat menunjukkan organisme penyebab
sepsis, Analisis kultur urine dan cairansebrospinal (CSS) dengan lumbal
fungsi dapat mendektesi organisme. DPL menunjuk kan peningkatan
hitung sel darah putih (SDP) dengan peningkatan neutrophil immatur yang
menyatakan adanya infeksi. Rontgen dada bila ada gejala respirasi.

4.2 Saran
Sepsis merupakan penyakit yang berbahaya dan bisa menyebabkan
kematian, maka dari itu bila ada pasien yang telah mengalami tanda dan
gejal yang menyerupai penyakit ini ada baiknya pasien segera melakukan
pemeriksaan diagnostik untuk memastikan terjangkit atau tidaknya
penyakit ini. Semoga makalah ini menambah pengetahuan kita.

20
DAFTAR PUSTAKA

Aminullah.A. 2008.Sepsis Pada Bayi Baru Lahir. Dalam: M. Sholeh


Kosim, Ari Yunanto. Dkk (editor). Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia
Behman (2000). Nelson ilmu kesehatan Anak. Jakarta: EGC.

21

Anda mungkin juga menyukai