OLEH :
NAMA KELOMPOK 4 :
KELAS : B/V
PRODI : S1 KEPERAWATAN
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur pemakalah penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun asuhan
keperawatan kelainan bawaan pada neonatus. Adapun maksud dari penyusunan askep ini
adalah untuk memenuhi tugas keperawatan neotal. Disusunnya askep ini tidak lepas dari
peran dan bantuan beberapa pihak dan sumber. Karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun askep ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya askep ini. Penulis berharap semoga askep ini bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................................4
B. Tujuan Penelitian.................................................................................................................6
1. Tujuan Umum......................................................................................................................6
2. Tujuan Khusus.....................................................................................................................6
C. Manfaat Penulisan...............................................................................................................7
a. Manfaat praktis....................................................................................................................7
b. Manfaat akademis................................................................................................................7
c. Bagi peneliti..........................................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................8
1.1 Konsep Dasar Medis............................................................................................................8
a) Definisi..................................................................................................................................8
b) Anatomi Fisiologi.................................................................................................................9
c) Etiology...............................................................................................................................16
d) Patofisiologi........................................................................................................................16
e) Manifestasi..........................................................................................................................17
f. Penatalaksanaan................................................................................................................17
BAB III KONSEP ASKEP................................................................................................................22
2.1.3Konsep Asuhan Keperawatan...........................................................................................22
I. Pengkajian..........................................................................................................................22
II. Pemeriksaan Fisik..............................................................................................................22
III. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................23
IV. Intervensi........................................................................................................................23
V. Implementasi......................................................................................................................23
VII. Evaluasi...........................................................................................................................23
BAB IV PENUTUP............................................................................................................................24
a. Kesimpulan.........................................................................................................................24
b. Saran...................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan susunan jantung yang terjadi sejak
dalam kandungan sebelum bayi lahir. Kelainan jantung ini disebabkan oleh gangguan
perkembangan system kardiovaskuler pada embrio (Ngastiah,2014). Penyakit jantung
bawaan (PJB) digolongkan menjadi dua, yaitu penyakit jantung bawaan non-sianotik dan
sianotik. Penyakit jantung bawaan non-sianotik biasanya ditandai dengan sesak napas,
pucat, berkeringat, ujung-ujung jari hiperemik, cepat lelah dan dyspnea. Penyakit jantung
bawaan sianotik biasanya ditandai dengan sianosis yang disertai takipnea dan
hiperventilasi bahkan dapat disertai kejang-kejang dan berakibat fatal.
PJB merupakan suatu permasalahan yang terjadi pada struktur jantung yang tampak
setelah kelahiran. Kelainan ini dapat melibatkan bagian dalam dinding jantung, yaitu klep
didalam jantung atau arteri dan vena yang membawa darah kejantung atau keseluruh
tubuh. PJB yang berat bisa dikenali saat kehamilan dengan cara pemeriksaan USG dan
didapat detak jantung janin yang abnormal (mur-mur) atau segera setelah lahir yaitu anak
tampak kebiruan saat menangis. PJB yang ringan sering tidak menampakkan gejala, dan
diagnosisnya didasarkan pada pemerisaan fisik dan tes khusus untuk alas an yang lain
(Maramis, Kaunang & Rompis, 2014).
WHO (2016), menjelaskan bahwa sebanyak 4,2 juta (75%) dari semua kematian bayi
dan balita terjadi pada tahun pertama kehidupan. Data kematian bayi terbanyak dalam
tahun pertama kehidupan ditemukan diwilayah Eropa ditemukan ada 8/1000 dari
kelahiran. Hal ini menunjukkan bahwa diwilayah Afrika merupakan kejadian tertinggi
pada tahun 2016. Penyebab utama kematian pada anak balita adalah komplikasi kelahiran
premature, pneumonia, komplikasi terkait intrapartum, diare, dan kelainan bawaan. The
Global Action Report on Preterm Birth menyebutkan, secara global 15 juta bayi lahir
premature setiap tahun. Bahkan, lebih dari satu juta bayi meninggal karena komplikasi
akibat lahir premature (Handayani, 2017).
World Health Organization (WHO) (2015), mengatakan bahwa pada tahun 2013
bayi yang terkena syndrome rubella bawaan di Rumania sebanyak 45 kasus, Jepang
sebanyak 31 kasus, Banglades sebanyak 19 kasus, Irak sebanyak 9 kasus, Malaysia
sebanyak 4 kasus, Srilanka sebanyak 4 kasus, Kamboja sebanyak 3 kasus, Vietnam 3
kasus, Australia sebanyak 2 kasus, dan Polandia sebanyak 2 kasus. Hoffman (2014)
menjelaskan bahwa didunia kejadian penyakit jantung bawaan di dunia semakin
meningkat. penyakit jantung bawaan saat lahir bergantung pada bagaimana populasi yang
dipelajari. Dua koma tiga sebelum pengenalan ekokardiografi, angka kejadian berkisar
antara 5 sampai 8/1.000 kelahiran hidup namun diagnosis yang lebih baik telah terdeteksi,
sehingga perkiraan saat ini berkisar antara 10 sampai 12 per 1.000 kelahiran hidup.
Federasi Jantung Dunia (2014) menyebutkan bahwa angka kematian akibat penyakit
jantung di Indonesia 17,1 juta orang (19%) dari total kematian tiap tuhunya. Di Indonesia
pada tahun 2015 terdapat 38.547 bayi dengan penyakit jantung bawaan dan terdapat 107
kasus baru setiap hari serta setiap satu jam lahir 4-5 bayi dengan penyakit jantung bawaan
di Indonesia. Sekitar separuh dari kasus dengan PJB terdeteksi segera setelah lahir
(Handayani, 2016).Yayasan Jantung di Indonesia (2014) mengatakan prevalensi penyakit
jantung di Indonesia 7-12% per tahun (16,8 juta penduduk mengidap penyakit jantung dari
240 juta penduduk Indonesia). Arikrishnan (2015) menyebutkan bahwa di RS Adam
Malik terdapat 98 sampe BBLR dengan 8 orang menderita Penyakit Jantung Bawaan,
PDA 5 orang (5/6%), ASD 2 orang (2,2%) dan TOF 1 orang (1,1%). Maramis, Kaunang
dan Rompis (2014) mengatakan bahwa di RSUP Prof. Dr.R. D. Kandou tahun 2001-2013
didapat sebanyak 53 anak yang menderita penyakit jantung bawaan, 34 anak laki-laki dan
19 anak perempuan. Jenis PJB yang paling banyak diderita adalah jenis Atrial Septal
Defect. Kebanyakan penderita mengalami gizi kurang (54,7%), diikuti dengan gizi buruk
(37.8%) dan gizi baik (7.5%).
Profil Kesehatan Sumatra Barat (2014) menyebutkan bahwa kematian bayi di propinsi
Sumatra barat sebanyak 681 orang yang terbesar di 19 Kab/Kota dengan penyumbang
kematian tertinggi dari kota padang sebanyak 108 orang sedangkan angka kematian Balita
di Propinsi Sumatera Barat sebanyak 856 orang yang terbesar di 19 Kab/Kota dengan
penyumbang kematian tinggi dari Kota Padang sebanyak 25 orang. Hermawan (2017),
dalam penelitiannya menemukan bahwa 85 pasien yang menderita penyakit jantung
bawaan di RSUO Dr. M. Djamil Padang dari januari 2013 sampai Desember 2015. Jenis
penyakit jantung bawaan terbanyak yaitu VSD sebanyak 40,00%. Sedangkan usia
terbanyak pada kelompok kurang dari 1 tahun (50,59%). Pasien terbanyak dengan jenis
kelamin laki-laki (54,12%). Status guzi pasien PJB didominasi oleh gizi kurang
(75,30%). Kelainan paru (40,00%), dengan penyakit trbanyak yaitu bronkopneumania
(21,18%). Pasien yang memiliki riwayat keluarga hanya 2,35%. Dari keseluruhan pasien
didapat rata-rata hemoglobin dan hematocrit pasien PJB sianotik lebih tinggi dari pada
PJB asianotik. Berdasarkan hasil data Rekam Medik RSUP DR. M. Djamil Padang,
didapatkan jumlah pasien yang dirawat pada tahun 2014 sebanyak 10 orang, tahun 2015
sebanyak 12 orang, tahun 2016 sebanyak 58 orang dan tahun 2017 sebanyak 64 0rang.
Bebby (2017) Kelainan jantung bawaan sebenarnya dapat dideteksi sejak dalam
kandungan. Sejak janin berusia 20 minggu di dalam kandungan, jantung bawaan dapat
dideteksi melalui pemeriksaan USG. Namun penanganan baru bisa dilakukan setelah bayi
lahir. Hingga saat ini belum diketahui apa penyebab pasti apa yang menyebabkan
terjadinya kelainan ini. Kelainan jantung bawaan terdiri dari beberapa jenis, seperti adanya
lubang pada jantung, penyempitan pembuluh darah, penyempitan aliran darah ke jantung,
dan adanya lubang di antara dua serambi jantung. Setiap jenis kelainan jantung bawaan
memiliki penanganan yang berbeda. "Ada yang harus segera ditangani setelah bayi lahir,
tapi ada juga yang baru bisa diatasi setelah bayi menginjak usia tertentu," ucap Ganesja
Harimurti, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Siloam Hospitals Kebon Jeruk.
Untuk kelainan jantung bawaan ringan yang tidak memerlukan penanganan segera,
kondisi kesehatan bayi tetap perlu dipantau. Selalu konsultasikan apapun kondisi
kesehatan bayi secara berkala. Jangan sungkan untuk segera membawanya ke rumah sakit
saat bayi menunjukkan tanda-tanda seperti napas yang berat, suara tangisan yang
mengecil, demam, hingga tubuh yang membiru akibat kekurangan oksigen. Semua tanda
kegawatdaruratan pada bayi dengan riwayat jantung bawaan tersebut, perlu ditangani
dengan tepat dan cepat. Sayangnya, angka kematian bayi di Indonesia masih tergolong
tinggi. Hal tersebut lantaran kurangnya pengetahuan orangtua terhadap berbagai risiko
kesehatan yang dapat menimpa bayi mereka.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran dan pengalaman langsung dalam mengaplikasikan teori asuhan
keperawatan kegawatdaruratan pada pasien Penyakit Jantung Bawaan (PJB).
2. Tujuan Khusus
a. Mendapat gambaran dan pengalaman langsung dalam melakukan pengkajian
keperawatan kegawatdaruratan pada Penyakit Jantung Bawaan (PJB).
b. Mendapat gambaran dan pengalaman langsung dalam melakukan perumusan
diagnosa keperawatan kegawatdaruratan dengan Penyakit Jantung Bawaan (PJB).
c. Mendapat gambaran dan pengalaman langsung dalam melakukan penyusunan
intervensi keperawatan kegawatdaruratan dengan Penyakit Jantung Bawaan (PJB).
d. Mendapat gambaran dan pengalaman langsung dalam melakukan implementasi
keperawatan kegawatdaruratan pada An. R dengan Penyakit Jantung Bawaan
(PJB).
e. Mendapat gambaran dan pengalaman langsung dalam melakukan evalua si
keperawatan kegawatdaruratan dengan Penyakit Jantung Bawaan (PJB).
A. Manfaat Penulisan
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini di harapkan dapat memberi manfaat:
a. Manfaat praktis
1. Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pelayanan di
rumah sakit agar dapat melakukan asuhan keperawatan klien dengan Penyakit
Jantung Bawaan (PJB).
2. Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang asuhan keperwatan pada klien penyakit jantung bawaan
(PJB).
b. Manfaat akademis
1. Hasil karya tulis ilmiah ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan
khususnya dalam hal asuhan keperawatan pada klien Penyakit Jantung
Bawaan (PJB).
2. Sebagai bahan referensi dan menambah wawasan penerapan ilmu Penyakit
Jantung Bawaan (PJB)
c. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti berikutnya, yang
akan melakukan asuhan keperawatan pada klien Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
BAB II
PEMBAHASAN
Jantung adalah sebuah pompa yang memiliki empat bilik. Dua bilik yang
terletak di atas disebut Atrium, dan dua yang di bawah disebut Ventrikel.
Jantung juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kanan yang
bertugas memompa darah ke paru-paru, dan bagian kiri yang bertugas
memompa darah ke seluruh tubuh manusia.
5) Ruang Jantung
Jantung terdiri dari beberapa ruang jantung yaitu atrium dan
ventriker yang masing-masing dari ruang jantung. Jantung terdiri dari
beberapa ruang jantung yaitu atrium dan ventrikel yang masing-
masing dari ruang jantung :
a) Atrium
Berikut fungsi dari masing-masing atrium jantung yaitu:
Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan (reservoir) darah
yang rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut
mengalir melalui vena kava superior, vena kava inferior, serta
sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri. Kemudian
darah dipompakan ke ventrikel kanan dan selanjutnya ke paru.
Atrium kanan menerima darah de-oksigen dari tubuh melalui
vena kava superior (kepala dan tubuh bagian atas) dan inferior
vena kava (kaki dan dada lebih rendah). Simpul sinoatrial
mengirimkan impuls yang menyebabkan jaringan otot jantung
dari atrium berkontraksi dengan cara yang terkoordinasi seperti
gelombang. Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan
dari ventrikel kanan, akan terbuka untuk membiarkan darah de-
oksigen dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel
kanan.
Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru
melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke
ventrikel kiri dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.
Atrium kiri menerima darah beroksigen dari paru-paru melalui vena
paru-paru. Sebagai kontraksi dipicu oleh node sinoatrial kemajuan
melalui atrium, darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri.
b. Ventrikel
Berikut adalah fungsi ventrikel yaitu :
Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan
ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Ventrikel kanan menerima
darah de- oksigen sebagai kontrak atrium kanan. Katup paru
menuju ke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi
ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, mereka kontrak.
Sebagai kontrak ventrikel kanan, menutup katup trikuspid dan katup
paru terbuka. Penutupan katup trikuspid mencegah darah dari
dukungan ke atrium kanan dan pembukaan katup paru
memungkinkan darah mengalir ke arteri pulmonalis menuju paru-
paru.
Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke
seluruh tubuh melalui aorta. Ventrikel kiri menerima darah yang
mengandung oksigen sebagai kontrak atrium kiri. Darah melewati
katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta tertutup,
memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel
penuh, dan berkontraksi. Sebagai kontrak ventrikel kiri, menutup katup
mitral dan katup aorta terbuka. Penutupan katup mitral mencegah darah
dari dukungan ke atrium kiri dan pembukaan katup aorta memungkinkan
darah mengalir ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh. tertutup,
memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel
penuh, dan tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel tertutup,
memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel
penuh, dan berkontraksi. Sebagai kontrak ventrikel kiri, menutup katup
mitral dan katup aorta terbuka. Penutupan katup mitral mencegah darah
dari dukungan ke atrium kiri dan pembukaan katup aorta memungkinkan
darah mengalir ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh.
6. Pembuluh darah besar jantung
Ada beberapa pembuluh besar yang perlu anda ketahui, yaitu :
a) Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah
kotor dari bagian atas diafragma menuju atrium kanan.
b) Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah
kotor dari bagian bawah diafragma ke atrium kanan.
c) Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang
membawa darah kotor dari jantung sendiri.
d) Pulmonary Trunk, yaitu pembuluh darah besar yang
membawa darah kotor dari ventrikel kanan ke arteri
pulmonalis.
Terdapat lubang antara atrium kanan dan kiri menimbulkan tekanan atrium kiri
kiri lebih besar ketimbang atrium kanan, sehingga darah akan mengalir dari
atrium kiri ke kanan. Darah yang mengalir dari atrium kiri ke kanan
menimbulkan volume atrium kanan meningkat menyebabkan hipertropi atrium
kanan dan selain itu meningkatnya volume dan tekanan atrium kanan maka
darah akan mengalir ke ventrikel kanan dan paru-paru juga meningkat. Hal ini
menyebabkan penumpukan darah dan oksigen di paru sehingga alveoli
membesar dan terjadi pola nafasnya tidak efektif. Volume di ventrikel kiri
menurun disebabkan darah mengalir dari atrium kanan ke atrium kiri. Hal ini
akan menyebabkan kontraktilitas ventrikel kiri menurun sehingga terjadi
penurunan curah jantung. Penurunan curah jantung menjadikan tubuh akan
kurang oksigen dan kurang nafsu makan. Kurangnya suplai oksigen ke tubuh
membuat tubuh akan terasa lemas dan pusing. Kurangnya nafsu makan
menjadikan nutrisi tidak adekuat sehingga pertumbuhan akan terhambat dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan perkembangan (Irnizarifka, 2016).
e) Manifestasi
Menyebutkan bahwa tanda dan gejala PJB yaitu anak mengalami sianosis,
dyspnea jika melakukan aktivitas fisik, hipertrofi dan pembesaran jantung, tekanan nadi
besar, takikardi, retraksi dada, dan hipoksemia. Selain tanda dan gejala tersebut,
terdapat beberapa tanda dan gejala pertumbuhan dan perkembangan seperti
keterlambatan berbicara, berjalan, mengalami kesulitan makan, meningkatnya resistensi
vascular paru, adanya tanda gejala jantung kongestik seperti gagal jantung, mur-mur
persisten, dan ujung jari hiperemik. Aspiani(2015).
f. Penatalaksanaan
1. Penyakit Jantung Bawaan non Sianotik dengan vaskularisasi paru .:
a. Ventricular Septal Defect (VSD).
Pasien dengan VSD besar perlu ditolong dengan obat-obatan
untuk mengatasi gagal jantung. Biasanya diberikan digoksin dan
diuretic,misalnya lasix. Bila obat dapat memperbaiki keadaan, yang
dilihat dengan membaiknya pernafasan dan bertambahnya berat
badan, rnakaoperasi dapat ditunda sampai usia 2-3 tahun. Tindakan
bedah sangatmenolong karena tanpa tindakan tersebut harapan hidup
berkurang.
b. Atrial Septal Defect (ASD)
Kelainan tersebut dapat ditutup dengan dijahit atau dipasang
suatu graft pembedahan jantung terbuka, dengan prognosis baik.
c. Patent Ductus Arteriosus (PDA)
Karena neonatus tidak toleransi terhadap pembedahan,kelainan
biasanya diobati dengan aspirin atau idomethacin yang menyebabkan kontra
ksi otot lunak pada duktus arteriosus. Ketika anak berusia 1-5tahun, cukup
kuat untuk dilakukan operasi.
1) Penyakit Jantung Bawaan Sianotik dengan vaskularisasi paru normal
a) Stenosis Aorta (SA)
Stenosis dihilangkan dengan insisi pada katup yang dilakukan pada saat
anak mampu dilakukan pembedahan toraks.
b) Stenosis Pulmonal (SP)
Stenosis dikoreksi dengan pembedahan pada katup yang dilakukan pada
saat anak berusia 2-3 tahun.
c) Koarktasio AortaKelainan dapat dikoreksi dengan
Balloon Angioplasty,pengangkatan bagian aorta yang
berkontriksi atau anastomi bagianakhir , atau dengan cara
memasukkan suatu graf.
2) Penyakit Jantung Bawaan Sianotik dengan vaskularisasi paru
berkurang :
a) Tetralogi Of Fallot (TOF).
b) Pembedahan paliatif dilakukan pada usia awal anak-
anak, untuk mernenuhi peningkatan kebutuhan oksigen dalam
masa pertumbuhan.Pembedahan berikutnya pada masa usia
sekolah, bertujuan untuk koreksi secara permanent. Dua
pendekatan paliatif adalah dengan caraBlalock-Tausing,
dilakukan pada ananostomi ujung ke sisi subciavikula kanan
atau arteri karotis menuju arteri pulmonalis kanan.Secara
Waterson dikerjakan pada sisi ke sisi anastonosis dari
aortaassenden, menuju arteri pulmonalis kanan, tindakan ini
meningkatakandarah yang teroksigenasi dan membebaskan
gejala-gejala penyakit jantung sianosi.
g. pemeriksaan penunjang
1) Foto thoraks :
Melihat atau evaluasi adanya atrium dan ventrikel kirimembesar secara
signifikan (kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkat.
2) Echokardiografi :
Rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada
bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi prat erm (disebabkanoleh
peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri kekanan).
3) Pemeriksaan laboratorium :
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobindan hematokrit (Ht) akibat
saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnyahemoglobin dipertahankan
16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %.
4) Nilai BGA
menunjukkan peningkatan tekanan parsial karbon dioksida
(PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan
PH.
5) Pemeriksaan dengan Doppler berwarna :
digunakan untuk mengevaluasi aliran darah dan arahnya.
6) Elektrokardiografi (EKG) :
ervariasi sesuai tingkat keparahan, adanyahipertropi ventrikel kiri,
kateterisasi jantung yang menunjukan striktura.
7) Ka teterisasi jantung :
Hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO atau
Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defektambahan
lainnya.
8) Diagnosa
Ditegakkan dengan cartography & Cardiac iso
enzim(CK,CKMB) meningkat.
h. Komplikasi
Pasien dengan penyakit jantung congenital teramcam mengalami berbagai komplikasi
antara lain :
a. Gagal jantung kongestif
b. Renjatan kardiogenik, Henti Jantung
c. Aritmia
d. Endokarditis bakterialistis.
e. Hipertensi
f. Hipertensi pulmonal
g. Tromboemboli dan abses otak
BAB III
KONSEP ASKEP
IV. Intervensi
V. Implementasi
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang
merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap
perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal.
VII. Evaluasi
Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan
yaitu proses penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai
atau tidak serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi
dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan
petugas kesehatan yang lain. Dalam menentukan tercapainya suatu tujuan
asuhan keperawatan pada bayi dengan post Asfiksia sedang, disesuaikan
dengan kriteria evaluasi yang telah ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan
dikatakan berhasil bila diagnosa keperawatan didapatkan hasil yang sesuai
dengan kriteria evaluasi.
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, Reny Yuli 2015. Buku ajar keperawatan klien gangguan kardiovaskular,
Jakarta:EGC
Federasi, Jantung Dunia. 2014. Pengidap jantung usia produktif naik. Kompas.
Diakses
tanggal 1 november 2019. http;//travel.kompas.com/read/2014/03/16/06305643/pengida
jantung.usia.produktif.naik.
Hoffman, Julien IE. 2013. The global burden of congenital heart disease,
Cardiovascular Journal of Africa. Diakses tanggal 2 November 2019.
http;//www.nbci.nim.nih.gov/pmc/ article/PMC3721933/.
Handayani, Indah. 2017. Kenali penyakit jantung bawaan pada anak Diakses tanggal
1 November 2019, http.//id.berita satu.com/family/kenali-penyakit-jantung-bawaan-
pada anak/ 150272.
Kasron. 2016. Buku ajaran keperawatan kardiovaskuler, Jakarta; CV. Trans Info
Media. 2012. Buku ajaran gangguan system kardiovaskuler, Yogyakarta;.
Budi Anna Keliat, dkk,,: NANDA ,Diaknosa keperawatan definisi & klasifikasi 2018-
2020 Edisi 11.).Jakarta : EGC