OLEH :
Laras Puspa Yuniar (A1D020158)
Deanrahmi Fadhilla Husna (A1D020041)
Dimas Rakhmat Pangestuning Utomo (A1A020061)
Fiola Zahra Shafaussarirah (A1F020028)
Putri Nur Jannah (A1C020036)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2022
LEMBAR PENGESAHAN
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jerawat atau akne vulgaris adalah salah satu masalah pada kulit ketika pori-
pori kulit tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati kemudian menyebabkan
peradangan yang ditandai menggunakan munculnya bintik-bintik pada beberapa
bagian tubuh, mirip paras, leher, punggung, serta dada atau mampu berupa
benjolan yang lebih akbar, padat, dan cenderung menyakitkan.. Akne vulgaris
adalah penyakit inflamasi yang bersifat kronis pada folikel pilosebasea (Yenny,
2018). Kelompok yang sering terkena akne vulgaris yaitu 85% terjadi pada remaja
yang sedang mengalami pubertas dan paling banyak muncul pada usia 15-18
tahun (Ayudianti & Indramaya, 2014). Akne vulgaris lebih banyak menyerang
wanita disbanding pria terutama pada saat awal menstruasi. Lesi awal akne
vulgaris mulai muncul pada usia 8-9 tahun dan lebih dari 50% penderita akne
mengatakan bahwa akne mulai muncul pada usia remaja (Movita, 2013). Hal
dikarenakan munculnya akne vulgaris berhubungan dengan patogenesis penyakit
yang melibatkan perubahan hormonal pada saat pubertas.
Jerawat sampai kini masih menjadi masalah kulit utama baik bagi kaum
perempuan maupun kaum laki-laki. Galat satu jenis terapi yang seringkali
digunakan buat pengobatan jerawat ringan maupun sedang artinya pengobatan
secara topikal. Menurut Movita (2013) buat pengobatan jerawat dipergunakan
beberapa obat topikal diantaranya benzoil peroksida, asam azaleat, asam salisilat,
tretinoin, isotretinoin, tazaroten, adapalen, retinaldehid dan antibiotik lain.
Penggunaan antibiotik memang dapat mengobati jerawat yang ditimbulkan oleh
bakteri, tetapi menggunakan menggunakan antibiotik secara terus menerus dapat
mengakibatkan resistensi dan menaikkan toksisitas.
Dalam produk kecantikan seperti masker wajah juga seringkali
menggunakan zat kimia di dalam bahan pembuatnya. Zat kimia tersebut dapat
berefek negatif terhadap pemakainya jika ada ketidaksesuaian kulit atau
lingkungan pengguna. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh bahan kimia yang
berbahaya atau dosis yang terlalu tinggi. Efek-efek negatif yang sering kali timbul
1
dari pemakaian kosmetika yang salah adalah kelainan kulit berupa kemerahan,
gatal, atau noda-noda hitam.
Untuk meminimalisir dampak buruk pengobatan jerawat memakai
antibiotik maka masyarakat lebih menentukan pengobatan asal bahan alam mirip
tumbuhan, sebab imbas samping berasal tanaman obat yang cukup lebih rendah
taraf bahayanya, dan juga karena bahan alam lebih praktis didapatkan, dan
dianggap lebih murah, aman dan efektif. Salah satu tanaman yg bisa digunakan
untuk mengobati jerawat yaitu daun pepaya. Pepaya (Carica papaya L.) atau
battek adalah tumbuhan yang diperkirakan berasal dari Meksiko bagian selatan
dan bagian utara dari Amerika Selatan. Pepaya kini telah menyebar luas dan
banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya.
Daun pepaya memiliki tingkat antioksidan yang tinggi seperti saponin,
flavonoid, tanin dan alkaloid. Kandungan senyawa karpain, yang secara efektif
dapat membantu menghilangkan flek dan noda hitam di area wajah.Senyawa
karpain juga menghambat mikroorganisme dan racun lainnya, sehingga akan
membuat kulit wajah menjadi lebih bersih dan terlihat lebih cerah. Kandungan
asam amino pada daun pepaya, dapat mengatasi penyebab wajah mengalami
tanda-tanda penuaan, seperti kerutan di area bawah mata. Selain itu, kandungan
vitamin C dan vitamin A yang ada di dalamnya, dapat menangkal radikal bebas
dalam darah serta meningkatkan sirkulasi melalui kulit. Mengutip Jurnal
Teknologi Busana dan Boga, Universitas Negeri Semarang, bahwa ekstrak daun
pepaya bisa mengangkat sel kulit mati yang menyumbat pori-pori dan flek di
wajah. Enzim papain dan chymopapain dalam daun pepaya mengurangi
peradangan kulit. Papain juga bermanfaat menghilangkan keratin yang rusak dan
menumpuk di kulit hingga membentuk benjolan kecil, seperti dikutip
dari Healthline.
Sesuai penelitian yg telah dilakukan sang Syarifah, R. S., dkk. (2015)
ekstrak daun pepaya mempunyai kegiatan antibakteri terhadap Propionibacterium
acne dengan konsentrasi terpilih 1% menghasilkan diameter hambat sebanyak
12±0,01 mm, serta waktu dirancang sediaan masker gel peel-off daun pepaya,
sediaan tersebut memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium
acne dengan diameter hambat sebesar 6,5±0,07 mm.
2
Untuk mempermudah pemakaian ekstrak daun pepaya buat mengobati
jerawat maka dibuat dalam bentuk sediaan topikal, keliru satu bentuk
pengembangan sediaan topikal buat penggunaan pada kulit merupakan sediaan gel
semprot (spray gel), dimana bentuk sediaan spray gel ini mempunyai beberapa
kelebihan dibandingkan sediaan lain yaitu lebih aman sebab taraf kontaminasi
menggunakan mikroorganisme relative lebih rendah, saat hubungan obat
menggunakan kulit relatif lebih usang, serta lebih praktis pada penggunaannya
dan lebih praktis dicuci. Basis yang dipergunakan dalam formulasi spray gel ini
yaitu viscolam. berdasarkan Edityaningrum (2014) viscolam memiliki stabilitas
baik pada penyimpanan di suhu kamar maupun climatic chamber serta pH yg
mendekati pH kulit insan. Penggunaan viscolam menjadi basis gel memiliki
keuntungan lebih berasal sekedar pembawa yaitu berfungsi menjadi emollient dan
pelembap kulit.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka Masker Daun Pepaya (ERDAYA)
ini menarik untuk dijadikan ide usaha, dengan memanfaatkan daun pepaya yang
dapat digunakan sebagai bahan masker wajah untuk mengatasi masalah jerawat
pada wajah.
B. Analisis Situasi
Daun pepaya banyak dijumpai di pekarangan rumah, supermarket, pasar
tradisional bahkan juga e-commerce. Karena rasanya yang pahit masyarakat hanya
menjadikannya sebagai bahan konsumsi saja dan hanya sedikit yang tahu bahwa
daun pepaya ini juga mempunyai manfaat yang banyak untuk kesehatan kulit.
Kandungan enzim dalam daun pepaya dapat bertindak sebagai exfoliant untuk
mengangkat sel-sel kulit mati, mencegah jerawat, dan berpotensi meminimalkan
munculnya bekas luka. Daun pepaya mengandung senyawa karpain, yang secara
efektif dapat membantu menghilangkan flek dan noda hitam. Senyawa karpain
pada daun pepaya juga dapat menghambat mikroorganisme dan racun lainnya,
sehingga akan membuat kulit wajah menjadi lebih bersih dan terlihat lebih cerah.
Maraknya masker wajah yang beredar dipasaran menjadi tantangan untuk
kita dalam memasarkan produk masker daun pepaya ini. Produk ini dapat
digunakan oleh para remaja hingga para orang tua tanpa menimbulkan efek
samping yang berarti. Namun, sasaran pemasaran yang lebih ditujukan kepada
3
remaja se-Indonesia, tentu penjualan melalui e-commerce akan sangat membantu.
Selain itu, keadaan pandemi yang masih berjalan sampai saat ini memaksa kita
untuk tidak terlalu banyak melalukan kontak fisik atau mobilisasi. Pada kegiatan
ini rumah produksi akan bertempat di Purwokerto mencakup segala pembuatan,
pengemasan dan asal pemasaran. Terkait penjualan, barang akan dipasarkan pada
kota produksinya sendiri dan seluruh wilayah di Indonesia melalui pemanfaatan e-
commerce, dan penitipan di toko–toko kosmetik terdekat. Analisis ketertarikan
pada produk ini dilakukan dengan pengisian form kepada pihak yang dituju
seperti mahasiswa. Selain itu pengenalan barang terhadap orang sekitar pun akan
dilakukan sebagai permulaan untuk dapat membantu mencapai penjualan yang
lebih tinggi.
Daun Pepaya belum banyak termanfaatkan secara optimal. Jarang
ditemukan produk luaran dari daun pepaya. Selama ini daun pepaya hanya
dimanfaatkan untuk dikonsumsi saja. Melihat peluang banyaknya daun pepaya
diharapkan dapat menjadi peluang usaha yang menguntungkan.
C. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Memberikan motivasi dan peluang usaha bagi mahasiswa untuk
menghasilkan produk yang bermanfaat dan inovatif.
2. Memanfaatkan keberadaan daun pepaya di lingkungan sekitar.
3. Menghasilkan produk masker daun pepaya yang memiliki manfaat bagi
wajah.
4. Mendapatkan pendapatan dari keuntungan yang dihasilkan.
D. Luaran
Luaran yang diharapkan dari kegiatan PMW ini yaitu tersedianya produk
masker yang terbuat dari daun pepaya. Varian aroma yang beragam juga akan
meningkatkan daya jual karena permintaan dan keinginan konsumen yang
berbeda-beda. Selain itu produk masker daun pepaya dipilih berdasarkan
kandungan dari daun pepaya yang beragam. Kandungan enzim dalam daun
pepaya dapat bertindak sebagai exfoliant untuk mengangkat sel-sel kulit mati,
mencegah jerawat, dan berpotensi meminimalkan munculnya bekas luka. Daun
pepaya mengandung senyawa karpain, yang secara efektif dapat membantu
4
menghilangkan flek dan noda hitam. Senyawa karpain pada daun pepaya juga
dapat menghambat mikroorganisme dan racun lainnya, sehingga akan membuat
kulit wajah menjadi lebih bersih dan terlihat lebih cerah.
E. Manfaat
1. Bagi generasi muda: menjadi salah satu ide inovasi pemanfaatan daun pepaya
agar daun pepaya dapat digunakan lebih luas selain dijadikan sebagai bahan
masakan.
2. Bagi Universitas Jenderal Soedirman: memberikan kontribusi dalam
mewujudkan mahasiswa yang berperan sebagai wirausahawan dan memiliki
keterampilan dalam mengembangkan usahanya.
3. Bagi mahasiswa: mengembangkan ide untuk selalu berpikir bagaimana cara
menginovasi suatu barang, memberikan pengalaman, dan melatih
kewirausahaan.
5
BAB II
PROFIL USAHA DAN ANALISIS USAHA
6
Struktur organisasi usaha yang akan diterapkan yaitu :
Laras Puspa
Yuniar
7
masyarakat
2. Business Model Canvas
Business Model Canvas (BMC) berisi aktivitas-aktivitas bisnis yang
dikelompokkan ke dalam sembilan elemen kunci yaitu segmen pelanggan,
proposisi nilai, channel, kemitraan pelanggan, arus pendapatan, sumberdaya
utama, aktivitas utama, mitra utama, dan struktur biaya yang disebutkan pada
gambar di bawah ini:
B. Analisis Usaha
1. Fix cost
Tabel 3. Fix cost
No. Bahan/Alat Jumlah Harga Harga Total
8
11. Selang dan regulator Satu buah 105.000 105.000
12. Centong Tiga buah 6.000 18.000
Fix cost 1.221.000
2. Variable cost
Tabel 4. Variable cost
No. Bahan yang digunakan Jumlah Harga Harga Total
3. Total cost
Fix cost + Variable cost = 1.221.000 + 1.405.000
= 2.626.000
4. Penerimaan dan pendapatan
Asumsi yang berlaku :
a. Dalam usaha ini menghasilkan 100 buah produk dalam sebulan. Lama
usaha berjalan selama 8 bulan dengan demikian jumlah keseluruhan
produk yang diproduksi adalah 800 buah.
b. Harga jual per kemasan adalah
Penerimaan = Jumlah produk x Harga jual
= 800 x 15.000
= 12.000.000
Pendapatan = Penerimaan – Total biaya
= 12.000.000 – 2.626.000
= 9.374.000
9
5. BEP (Break Even Point)
𝑓𝑖𝑥 𝑐𝑜𝑠𝑡
BEP =
1−(𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑐𝑜𝑠𝑡 ÷𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡)
1.221.000
= 1.405.000
1−
2.626.000
1.221.000
=
1−0,53
1.221.000
=
0,47
= Rp.2.597.872
= Rp.2.598.000
6. Payback period
Variable cost ÷ dana modal awal
1.755.000 ÷ 2.626.000 = 0,53 bulan
10
BAB III
A. Langkah-Langkah Usaha
1. Cuci daun papaya hingga bersih lalu cincang hingga menjadi potogan
kecil
2. Daun pepaya direbus dengan air mendidih selama 15 menit dengan
perbandingan 50ml air dan 500gr daun pepaya untuk mendapatkan
konsentrasi dekok 50%.
3. Setelah 15 menit didinginkan.
4. Dimasukkan PVA yang sudah ditimbnag kedalam wadah (A) sebanyak 2
gram lalu tambahkan dengan aquades panas secukupnya.dah
5. Ditutup dengan kain hingga mengembang sempurna.
6. Disiapkan wadah (B) dan HMPC. Masukkan HMPC yang sudah
ditimbang sebanyak 1,25 gram kedalam wadah.
7. Ditambahkan dengan aquades dingin secukupnya dan diaduk secara
konstan hingga mengembang.
8. Di wadah yang berbeda (C) nipagin dan nipasol dilarutkan dalam
propilenglikol
9. Jika PVA yang ditutup kain tadi telah menjadi gel, buka kain
penutupnya.
10. Campurkan semua adonan diatas menjadi satu hingga homogen.
11. Ditambahkan ekstrak daun papaya lalu aduk kembali hingga homogen,
12. Ditambahkan aquades 25 ml dan aduk hingga homogen.
13. Ditamkan benih parfum secukupnya dan diaduk kembali hingga
homogen
14. Adonan dimasukkan kedalam wadah kemasan.
15. Masker siap untuk dipasarkan.
11
B. Bahan dan Peralatan
C. Strategi Pemasaran
1. Wilayah Pemasaran
Pemasaran ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia terutama para
remaja, mahasiswa, dan para pekerja kantoran melalui e-commerce shopee dan
sosial media seperti instagram, facebook, whatsapp. Dengan melalui media sosial
kemungkinan besar masyarakat terutama mahasiswa akan mengetahui produk
12
masker dan dapat mengetahui manfaat masker tersebut. Penjualan online kami
harap akan mendapat keuntungan besar. Selain itu toko offline juga diperlukan
untuk mendukung proses produksi dan kepercayaan konsumen terhadap produk
ini.
2. Kelompok Sasaran
Penentuan sasaran secara spesifik sangat penting dalam membangun sebuah
usaha. Dalam usaha ini sasaran ditujukan kepada remaja laki- laki dan perempuan
berumur 15-24 tahun seluruh Indonesia.
3. Strategi Pemasaran
a. Pemasaran dilakukan melalui e-commerce seperti shopee,dan sosial
media instagram, facebook, whatsapp, tiktok, dan lain sebagainya.
Dengan melakukan pengkospan pemasaran produk terlebih dahulu yaitu
pengambilan gambar yg menarik, pembuatan pamlet produk, dan lain
lain.
b. Promosi langsung pada mahasiswa Unsoed, teman, dan kerabat sekitar
sebagai cakupan terkecil.
c. Membuat packaging yang menarik untuk membuat produk menjadi lebih
elegan.
d. Menitipkan produk pada berbagai toko atau salon kecantikan.
e. Menentukan dan memilih lokasi yang strategis mudah diketahui
keberadaan jualan seperti di dekat jalan raya ,ataupun wilayah sekitar
kampus.
f. Membuat diskon pada momen tertentu seperti pada saat harbolnas (Hari
Belanja Online Nasional).
D. Pengembangan Usaha
13
E. Jadwal Kegiatan Usaha
2 Koordinasi
Tim
3 Konsultasi
4 Pengadaan
Bahan
5 Proses
Produksi
6 Packing
7 Marketing
8 Pengemban
ganUsaha
14
BAB IV
PENUTUP
Demikian proposal usaha Masker Daun Pepaya yang kami usulkan dalam
Program Mahasiswa Wirausaha. Kami menyadari masih ada banyak kekurangan
dalam pembuatan proposal ini. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran
agar program ini dapat terealisasi dengan baik. Kami mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan proposal ini sehingga
dapat terselesaikan dengan baik. Semoga program ini menjadi awal yang baik
untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang bisnis dan menciptakan
wirausaha-wirausaha baru yang berpendidikan.
15
LAMPIRAN
4. NIM A1D020158
6. Email laras.yuniar@mhs.unsoed.ac.id
16
2. Anggota
a. Anggota 1
4. NIM A1D020041
6. Email deanrahmi.husna@mhs.unsoed.ac.id
b. Anggota 2
4. NIM A1A020061
6. Email Rakhmat.utomo@mhs.unsoed.ac.id
c. Anggota 3
4. NIM A1F020028
6. Email fiola.shafaussarirah@mhs.unsoed.ac.id
17
d. Anggota 4
4. NIM A1C020036
6. Email putri.jannah@mhs.unsoed.ac.id
- - - -
Pengalaman Usaha
No Pengalaman Usaha
1 -
2. Anggota
a. Anggota 1
Pengalaman organisasi
- - - -
18
Penghargaan dalam 10 tahun terahir (dari pemerintah, asosiasi, atau
institusi lainnya)
- - - -
Pengalaman Usaha
No Pengalaman Usaha
- - - -
19
Pengalaman Usaha
No Pengalaman Usaha
Dimas Rakhmat P. U.
NIM A1A020061
c. Anggota 3
Pengalaman organisasi
- - - -
Pengalaman Usaha
No Pengalaman Usaha
20
d. Anggota 4
Pengalaman organisasi
- - - -
Pengalaman Usaha
No Pengalaman Usaha
1 -
Purwokerto, 2022
21
Lampiran 2. Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
No. Nama Lengkap Dian Novitasari
1 Tempat danTanggal Lahir Kendal, 6 November 1992
2 Alamat Jl. Pegadaian RT 03 RW 3, Weleri-
Kendal, Jawa Tengah
3 E-mail diannov.tep@unsoed.ac.id
4 Nomor Telpon HP 085325096598
5 Prestasi
B. RiwayatPendidikan
Gelar Akademik S.TP. M.Si.
Nama Institusi Universitas Institut Pertanian
Jenderal Bogor
Soedirman
Jurusan/Prodi Teknik Teknologi Industri
Pertanian Pertanian
Tahun Masuk-Lulus 2010-2014 2014-2017
D. Penelitian
Penyandang
No Judul Penelitian Tahun
Dana
1 Usulan Desain Model Bisnis Gula BLU 2020
Kelapa Beriodium (Studi Kasus Gendis) Unsoed
22
23