Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

KELAS : 03FARP001

Anggota Kelompok :

1. Ayu Nufus Tsania T.B (201040400074)


2. Lamisatul malihah (201040400081)
3. Novita Tri Rahmadani (201040400062)
4. Octaviana Haris Saputri (201040400040)
5. Puja Ismarina (201040400080)
6. Suminar Ratna Gumilang ( 201040400027)
7. Tazkya Wildan Naimah (201040400065)

STIKES WIDYA DARMA HUSADA TANGERANG


Jalan Pajajaran No. 1, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang
Selatan, Banten 1541
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Uji farmakologik sebaiknya dilakukan secara langsung kepada subyek pengguna obat
atau bahan yang akan diujikan. Hal ini berkaitan dengan faktor metabolisme yang berbeda
bagi setiap jenis spesies. Namun akan berdampak fatal yang sulit untuk dapat
dipertanggungjawabkan apabila eksperimen farmakologik langsung dilakukan kepada
manusia. Untuk itu maka terlebih dahulu digunakan hewan uji; mula-mula dilakukan pada
spesies dengan struktur sel yang paling sederhana, selanjutnya apabila terbukti aman baru
dilakukan pada spesies yang lebih tinggi, demikian seterusnya hingga pada manusia.

Uji farmakologik selalu menggunakan hewan coba karena eksperimen ini merupakan
uji praklinik sebelum bahan obat diujikan kepada manusia. Hewan coba atau hewan
laboratorium adalah hewan yang sengaja dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai
hewan model,dan juga untuk mempelajari dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu
dalam skala penelitian atau pengamatan laboratorik. Animal model atau hewan model adalah
objek hewan sebagai imitasi (peniruan) manusia (atau spesies lain), yang digunakan untuk
menyelidikifenomena biologis atau patobiologis.

Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak
dahulu. Agar mengetahui begaimana cara kita sebagai mahasiswa maupun sebagai seorang
peneliti dalam hal ini mengetahui tentang kemampuan obat pada seluruh aspeknya yang
berhubungan dengan efek toksiknya maupun efek sampingnya tentunya kita membutuhkan
hewan uji atau hewan percobaan. Hewan coba adalah hewan khusus diternakkan untuk
keperluan penelitian biologis. Hewan percobaan atau hewan penelitian ini digunakan sebagai
uji praktek untuk penelitian pengaruh obat atau bahan kimia pada manuasia.

Hewan coba yang banyak digunakan adalah Mencit (Mus musculus), Kelinci
(Oryctolagus cuniculus), Marmut (Cavia parcellus), Tikus (Rattus novergieus). Penanganan
terhadap hewan coba adalah cara memperlakukanhewan dengan baik selama masa
pemeliharaan maupun selamapercobaan/praktikum. Untuk praktikum ini, kami menggnakan
hewan percobaan yaitu mencit (Mus musculus).

1.2 Tujuan Praktikum

Mahasiswa dapat mengenal cara dan rute pemberian obat secara per oral mengetahui
pengaruh rute pemberian obat terhadap efek farmakologi, memahami konsekuensi praktis
dari pengaruh rute pemberian obat, mengenal manifestasi berbagai efek obat yang diberikan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mencit (Mus musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran kecil.
Mencit percobaan (laboratorium) dikembangkan dari mencit, melalui proses seleksi.
Sebagian besar mencit diperoleh dari peternak hewan laboratorium untuk digunakan dalam
penelitian biomedis, pengujian, dan pendidikan. Bahkan, tujuh puluh persen dari semua
hewan yang digunakan dalam kegiatan biomedis adalah mencit. Lebih dari 1000 saham dan
strain tikus telah dikembangkan, serta ratusan mutan saham yang digunakan sebagai model
penyakit manusia. Dalam ilmu genetika, mencit adalah mamalia yang dicirikan paling
lengkap.

Dalam laboratorium mencit mudah ditangani, ia bersifat penakut, fotofobik cendrung


berkumpul sesamanya, mempunyai kecendrungan untuk bersembunyi dan lebih aktif pada
malam hari. Kehadiran manusia akan menghambat mencit. Suhu tubuh normal 37,4 0 C.Laju
respirasi normal 163 tiap menit.

Dalam tubuh, obat akan mengalami beberapa fase yaitu fase farmasetik,
fase farmakokinetik dan fase farmakodinamik. Cara pemberian obat sangat penting artinya
karena setiap obat berbeda penyerapannya oleh tubuh dan sangat bergantung pada lokasi
pemberian. Rute pemberian obat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efek obat,
terutama laju penyerapan obat. Hal ini disebabkan karena perbedaan karakteristik
lingkungan fisiologis, anatomi dan biokimiawi pada daerah kontak permulaan obat
dan tubuh. Perbedaan karakteristik ini mengakibatkan perbedaan jumlah obat yang dapat
mencapai tempat kerja pada rentang waktu tertentu sehingga mengakibatkan perbedaan onset
(mula kerja obat) dan durasi (lama kerja obat).

Pemilihan rute pemberian obat tergantung dari tujuan terapi, sifat obat serta kondisi
pasien. Bentuk sediaan obat yang diberikan akan mempengaruhi kecepatan dan efek terapi
obat. Bentuk sediaan obat dapat memberikan efek local maupun sistemik. Efek sistemik
diperoleh jika obat beredar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah, sedangkan efek lokal
adalah efek obat yang bekerja setempat. (Anief,M, 1994)
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Farmakologi Tentang ara Pemberian Obat dilaksanakan pada hari Selasa,
08 Desember 2021 pada pukul 09. 40 sampai 13.10 WIB. Bertempat di Laboratorium
Farmakologi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada.

3.2 Alat

a. Spuit injeksi 3cc


b. Sonde oral
c. Masker
d. Sarung tangan

3.3 Bahan

a. Mencit (Mus musculas)


b. Aqua destilata

3.4 Rute pemberian obat secara oral

a. Untuk memegang mencit, telunjuk dan ibu jari tangan kiri menjepit kulit tengkuknya
sedangkan tangan kanan masih memegang ekornya, setelah itu tubuh mencit dapat
diangkat dan dibalikkan sehingga permukaan perut menghadap ke praktikan.
b. Untuk memudahkan pemberian obat, ekor mencit yang dipegang oleh tangan
kanandipindahkan dan dijepitkan di antara jari manis dan jari kelingking tangan kiri,
hinggamencit cukup erat dipegang.
c. Cairan obat diberikandengan menggunakan sonde oral. Sonde oral ditempelkan pada
langit-langit mulut atas mencit,kemudian perlahan-lahan dimasukkan sampai
keesofagus dan cairan obat dimasukkan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pemberian obat secara oral pada hewan percobaan
yaitu Mencit (mus Musculas) dengan alat bantu yaitu sonde oral, yang berbentuk spoit namun
memiliki ujung yang tumpul agar tidak menyakiti dan menyebabkan luka pada mencit, dan
sehingga memudahkan untuk masuk kedalam essofagus. Karena pada percobaan kali ini
mencit tersebut masih kecil atau kurang dari berat badan yang ideal, volume yang diberikan
pada mencit adalah 1ml sampai 2ml.

Cara pemberian oral ini dilakukan dengan cara memasukkan sonde oral kedalam
essofagus mencit secara perlahan lahan, apabila mencit tersebut memberontak maka lepaskan
dan tenangkan. Jika mencit dirasa sudah cukup tenang baru kita kembali memasukkan sonde
kedalam mulut mencit, untuk memasukan obat yang ingin diberikan.

Memasukan sonde oral harus benar benar tepat pada essofagus atau saluran
pencernaan mencit karena jika masuk kedalam pau paru atau saluran pernafasan hal ini
sangat berbahaya karena bisa menyebabkan mencit bisa mati. Setelah sonde oral tepat pada
sasaran maka kita memasukkan cairan obat yang ingin kita berikan secara perlahan lahan,
lalu kemudian mencit kita lepaskan. Jika setelah dilepaskan mencit bergerak aktif, maka
pemberian peroral tersebut sukses, namun apabila setelah dilepaskan dan mencit tersebut
terkapar lalu mati, mka kemungkinan cairan yang diberikan tersebut masuk kedalam paru
paru atau saluran pernafasan mencit. Hal yang harus diketahui saat memberikan obat pada
mencit, cairan obat tersebut harus benar benar masuk dan tertelan oleh mencit karena jika
tidak, dosis yang ingin diberikan tidak tepat dan efek yang dihasilkan pun tidak sesuai.
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa cara
pemberian secara oral yaitu memasukan jarum oral atau sonde oral ke dalam mencit dengan
perlakuan khusus agar tidak membuat mencit stress serta menyakitkan mencit dan jarum
tersebut tepat berada pada essofagus atau mulut mencit agar tidak menyebabkan cairan masuk
ke dalam saluran pernafasan mencit.

DAFTAR PUSTAKA
http://repository.istn.ac.id/594/1/Petunjuk%20Prak%20Farmakologi.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Mencit

Anda mungkin juga menyukai