Disusun Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
Cara pemberian obat sagat penting artinya karena setiap jenis obat berbeda
penyerapannya oleh tubuh dan sangat bergantung pada lokasi pemberian. Sedangkan
faktor yang mempengaruhi pemberian obat ini juga sangat penting bergantung pada
kondisi individu, jenis kelamin dan spesies hewan laboratorium. Hewan percobaan
yang dipakai sebagai Animal Model merupakan suatu “modal dasar” dan “modal hidup”
yang mutlak dalam berbagai kegiatan penelitian (riset).
Secara definitip hewan percobaan adalah yang digunakan sebagai alat penilaian
atau merupakan “modal hidup” dalam suatu kegiatan penelitian atau pemeriksaan
laboratorium secara individu. Hewan sebagai model atau sarana percobaan haruslah
memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, antara lain persyaratan
genetis/keturunan dan lingkungan yang memadai dalam pengelolaannya, disamping
faktor ekonomis, mudah tidaknya diperoleh, serta mampu memberikan reaksi biologis
yang mirip kejadiannya pad manusia. (Michael Neal, 2005)
Cara memgang hewan serta cara penetuan jenis kelaminya perlu pula diketahui.
Cara memegang jenis hewan adalah berbeda-beda dan ditentukan oleh sifat hewan,
keadaan fisik (besar atau kecil) serta tujuannya. Kesalahan dalam caranya akan dapat
menyebabkan kecelakan atau hips ataupun rasa sakit bagi hewan (ini akan
menyulitkan dalam melakukan penyutikkan atau pengambilan darah, misalnya) dan
juga bagi orang yang memegangnya (Katzug, B.G, 1989).
1.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE KERJA
1. Memegang Mencit
a. Mencit diangkat dengan
cara memegang ekor
kearah atas dengan
tangan kanan
b. lalu letakkan mencit di
letakkan di permukaan
yang kasar biarkan mencit
menjangkau /
mencengkeram alas yang
kasar (kawat kandang)
Kemudian tangan kiri Sumber : The Laboratory M
Praktikum Farmakologi
b. Sub kutan:
Kulit di daerah tengkuk
diangkat dan ke bagian
bawah kulit dimasukkan
obat dengan
menggunakan alat suntik
1 ml & jarum ukuran 27G/
0,4 mm. Selain itu juga
bisa di daerah belakang
tikus
Sumber : The Laboratory Mouse
c. Intra vena:
Mencit dimasukkan ke
dalam kandang restriksi
mencit, dengan ekornya
menjulur keluar. Ekornya
dicelupkan ke dalam air
hangat (28-30 ºC) agar
pembuluh vena ekor
mengalami dilatasi,
sehingga memudahkan
pemberian obat ke dalam
pembuluh vena.
Pemberian obat dilakukan
dengan mengguna kan
jarum suntik no. 24.
c. Intramuskular:
Obat disuntikkan pada
paha posterior dengan
jarum suntik no. 24.
kulit abdomen
Sumber : The Norwegian Reference Centre for Laboratory Animal Science & Alternative
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini akan mempraktekkan bagaimana cara pemberian obat yang
benar terhadap hewan percobaan. Cara pemberian obat ini banyak macamnya mulai dari
cara pemberian oral, dan ada juga pemberian obat lewat suntikan seperti Intravena,
intramuskular, subkutan, intraperitonial dan lain – lain. Akan tetapi yang dilakukan sekarang
adalah dengan cara pemberian obat secara oral, karena cara pemberian obat ini adalah
cara yang banyak dan biasa dilakukan pada hewan percobaan.
Pertama – tama kita siapkan terlebih dahulu hewan yang akan diberikan obatnya
yaitu mencit. Cara memegang mencit yang baik adalah letakkan mencit di kawat atau
permukaan yg kasar tujuannya agar mencit bisa mencengkram bagian kawat kemudian
pegang ekornya menggunakan tangan kiri, kemudian tarik sebagian kulit punggung dari
mencit lalu balikkan badannya sehingga wajahnya menghadap ke kita. Kemudian hal – hal
yg harus di perhatikan bila ingin memegang hewan - hewan percobaan ini adalah harus
menggunakan sarung tangan dan masker. Tujuan menggunakan sarung tangan adalah
untuk mengurangi kontaminasi langsung dengan tikus / mencitnya. Karena ditakutkan
adanya bakteri pada tubuh hewan tersebut, kemudian untuk menjaga agar bila tikus /
mencitnya menggigit tidak langsung terkena kulit tangan kita, akan tetapi terkena sarung
tangannya lebih dahulu.
Setelah itu kita siapkan alat suntik yang jarumnya diganti dengan sonde. Kemudian
dipasanglah sonde oralnya. Sonde yang akan digunakan harus steril, maka di bilas terlebih
dahulu dengan alkohol agar tidak ada kuman, bakteri ataupun kotoran lain. Lalu di keringkan
dengan menggunakan tisu. Sehingga sonde yang sterilpun telah siap digunakan.
Adapun hal yang sangat perlu diperhatikan pada saat mengisi alat sondenya.
Pastikan pada bagian ujung sonde tidak ada gelembung udara, jika ada udara keluarkan
udaranya dengan cara menekan pistonnya ke arah atas. Mengapa tidak boleh ada
gelembung udara? Hal ini dikarenakan apabila terdapat gelembung udara, maka akan
menyebabkan emboli atau penyumbatan sirkulasi darah oleh gelembung udara yang
berbahaya bagi hewan percobaan.
Karena ini baru tahap percobaan pemasukan larutan lewat oral terhadap hewan
percobaan, maka larutan yang akan di uji bukanlah larutan yang mengandung zat aktif
seperti obat, melainkan aquadestillata (air). Lalu siapkan sonde oralnya untuk di isi dengan
aquadestillata. Kemudian masukkan alat sonde ke dalam rongga mulut mencit dan
diselipkan ke dekat langit – langit mulutnya hingga menemukan lubang tertentu lalu
diluncurkan agar masuk ke esofagus dan dikeluarkanlah larutan dari alat sondenya.
Sebaiknya sebelum praktikum harus dipelajari terlebih dahulu bagian – bagian tubuh
dari mencit agar pada saat memasukkan sonde oral ke dalam mulut mencit tepat masuk
Praktikum Farmakologi
kedalam saluran yang menuju esofagus, bukan saluran tenggorokan yang menuju paru –
paru. Mencit yang sudah berhasil dimasukkan larutan dengan menggunakan sonde oral di
beri tanda.
Setelah melakukan praktikum tersebut, praktikan wajib membersihkan tangan
dengan antibakteri (hand sanitizer) atau langsung mencuci tangan dengan sabun. Agar
kuman atau bakteri yang ada pada mencit dan tikus tidak masuk ke dalam tubuh.
Praktikum Farmakologi
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Dalam praktikum Cara pemberian obat dan pengambilan spesimen sampel Hewan uji,
Dari data dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Hewan uji yang digunakan yaitu Tikus Putih.
b. Hewan uji yang digunakan sebanyak 2 ekor dan berjenis kelamin jantan.
c. Hewan uji pada tikus mempunyai standar berat badan 200 gram.
d. hewan yang di uji adalah tikus dengan cara pemberian oral menggunakan sonde
yang berisi aquadest (air).
e. Dalam praktikum ini perlu mempelajari topografi hewan percobaan yang akan
digunakan agar pemberian obat yang dilakukan tidak salah sasaran dan menuju
daerah (kerongkongan) yang tepat.
5.2. Saran
Perlu ketelitian yang tinggi, karena jika salah maka akan mengenai paru – paru hewan
percobaan dan akan menyebabkan kematian.
Praktikum Farmakologi
11
12
11
8
12
11
9
Praktikum Farmakologi
12
11
10
12
11
11
12
Praktikum Farmakologi
11
12
12
11
13
12
LAMPIRAN SONDE
Praktikum Farmakologi
DAFTAR PUSTAKA
Praktikum Farmakologi
Tim pengajar. 2011. Praktikum perkembangan Hewan pemberian Obat pada hewan Uji.
Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
https://www.google.com/search?
q=laporan+praktikum+cara+pemberian+obat+dan+pengambilan+spesimen+sampel+pada+h
ewan+coba&safe=strict&ei=eLlnYJHcEoj_9QPL_4qYBQ&oq=laporan+praktikum+cara+pem
berian+obat+dan+pengambilan+spesimen+sampel+pada+hewan+coba&gs_lcp=Cgdnd3Mtd
2l6EAM6BwgAEEcQsAM6BggAEAcQHjoECAAQEzoICAAQBxAeEBM6BAghEAo6BggAEB
YQHlDsVVifiQNg9I4DaAJwAngAgAHYAYgBllaSAQYwLjY3LjKYAQCgAQGqAQdnd3Mtd2l6
yAEIwAEB&sclient=gws-wiz&ved=0ahUKEwiR-K-u6-
DvAhWIf30KHcu_AlMQ4dUDCA0&uact=5#
Praktikum Farmakologi