Anda di halaman 1dari 20

Praktikum Farmakologi

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI


PERCOBAAN 4
Cara Pemberian Obat dan Pengambilan Spesimen
Sampel Hewan Uji

Disusun Oleh :

Nama : Salsyabila Wonika


kelas : Regular 1 B
Nim : PO.71.39.1.20.075
Dosen Pemimbing :

Dewi Marlina, SF, Apt., M.kes


Ade Agustianingsih, S.Farm., Apt

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN DIII FARMASI
TAHUN AJARAN 2020/2021
Praktikum Farmakologi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cara pemberian obat sagat penting artinya karena setiap jenis obat berbeda
penyerapannya oleh tubuh dan sangat bergantung pada lokasi pemberian. Sedangkan
faktor yang mempengaruhi pemberian obat ini juga sangat penting bergantung pada
kondisi individu, jenis kelamin dan spesies hewan laboratorium. Hewan percobaan
yang dipakai sebagai Animal Model merupakan suatu “modal dasar” dan “modal hidup”
yang mutlak dalam berbagai kegiatan penelitian (riset).

Secara definitip hewan percobaan adalah yang digunakan sebagai alat penilaian
atau merupakan “modal hidup” dalam suatu kegiatan penelitian atau pemeriksaan
laboratorium secara individu. Hewan sebagai model atau sarana percobaan haruslah
memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, antara lain persyaratan
genetis/keturunan dan lingkungan yang memadai dalam pengelolaannya, disamping
faktor ekonomis, mudah tidaknya diperoleh, serta mampu memberikan reaksi biologis
yang mirip kejadiannya pad manusia. (Michael Neal, 2005)

Cara memgang hewan serta cara penetuan jenis kelaminya perlu pula diketahui.
Cara memegang jenis hewan adalah berbeda-beda dan ditentukan oleh sifat hewan,
keadaan fisik (besar atau kecil) serta tujuannya. Kesalahan dalam caranya akan dapat
menyebabkan kecelakan atau hips ataupun rasa sakit bagi hewan (ini akan
menyulitkan dalam melakukan penyutikkan atau pengambilan darah, misalnya) dan
juga bagi orang yang memegangnya (Katzug, B.G, 1989).

Rute pemberian obat (Routes of Administration) merupakan salah satu faktor


yang mempengaruhi efek obat, karena karakteristik lingkungan fisiologis anatomi dan
biokimia yang berbeda pada daerah kontak obat dan tubuh karakteristik ini berbeda
karena jumlah suplai darah yang berbeda; enzim-enzim dan getah-getah fisiologis
yang tedapat di lingkungan tersebut berbeda. Hal- hal ini menyebabkan bahwa jumlah
obat yang dapat mencapai lokasi kerjanya dalam waktu tertentu akan berbeda,
tergantung dari rute pemberian obat. (Katzug, B.G, 1989).
Praktikum Farmakologi

1.2 Tujuan

Melalui praktikum ini diharapkan anda mampu memegang, memberikan


perlakukan dan mengambil sampel cairan dari hewan uji mencit, tikus dan kelinci
dengan benar.

1.3 Prinsip Praktikum

Hewan percobaan dipegang, diberi perlakukan dan diambil sampel cairannya


dengan benar sehingga hewan tetap tenang,sehat dan merasa aman
Praktikum Farmakologi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Dalam arti luas farmakologi ialah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel
hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Dalam ilmu kedokteran senyawa
tersebut disebut obat, dan lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan
resiko penggunaan obat. Karena itu dikatakan farmakologi  merupakan seni menimbang
( the art of weighing).
Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati,
mendiagnosis penyakit/gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu, misalnya
membuat seseorang infertil, atau melumpuhkan otot rangka selama pembedahan hewan
coba. Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi, yaitu ilmu cara
membuat, menformulasi, menyimpan dan menyediakan obat.
Perbedaan antara tikus dan manusia cukup besar. Memang suatu percobaan
farmakologi maupun toksikologi hanya dapat berarti bila dilakukan pada manusia sendiri.
Tetapi pengalaman telah membuktikan bahwa hasil percobaan farmakologi pada hewan
coba dapat diekstrapolasikan pada manusia bila beberapa spesies hewan pengujian
menunjukkan efek farmakologi yang sama.
Melalui kegiatan praktikum ini, akan membantu anda untuk dapat memberikan obat
kepada hewan uji dengan berbagai jalur pemberian dan melalui kegiatan praktikum ini pula
anda mampu untuk mengambil spesimen sampel hewan uji. Kedua kemampuan tadi
diperlukan agar hewan coba terlindung dari rasa sakit selain itu dosis yang diberikan
hewan coba juga sesuai dan kemampuan ini penting untuk melakukan percobaan-
percobaan pada praktikum yang berikutnya.
Sebelum anda mampu memberikan obat dan mangambil spesimen pada hewan uji,
anda dituntut untuk mampu memegang dan mengendalikan hewan uji dengan benar,
hewan uji terlindung dari rasa sakit dan cedera yang didapat bila hewan tersebut dipegang
dengan benar, selain itu bila hewan tersebut tidak dipegang dengan benar, maka hewan
tersebut dapat melukai anda.
Pemberian obat per oral merupakan pemberian obat paling umum dilakukan karena
relatif mudah dan praktis serta murah. Kerugiannya ialah banyak faktor dapat
mempengaruhi bioavailabilitasnya (faktor obat, faktor penderita, interaksi dalam absorpsi di
saluran cerna). Intinya absorpsi dari obat mempunyai sifat-sifat tersendiri. Beberapa
diantaranya dapat diabsorpsi dengan baik pada suatu cara penggunaan, sedangkan yang
lainnya tidak.
Praktikum Farmakologi

BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat dan hewan yang digunakan

 Alat yang digunakan


1. Masker
2. Sarung Tangan
3. Kandang Tikus
4. Spoit Oral
5. Spoit 1 ml
 Bahan
1. Aquadestillata
2. Tisu
 Hewan yang digunakan
1. Tikus
2. Mencit

3.2 Pelaksanaan Praktikum


Sebelum anda memegang mencit dan hewan lainnya sebaiknya anda
menggunakan alat pelindung diri yang berupa baju laboratorium, sarung tangan,
dan masker. Bila anda memiliki riwayat alergi dengan hewan yang digunakan dalam
percobaan ini, segeralah melapor kepada instruktur.

1. Memegang Mencit
a. Mencit diangkat dengan
cara memegang ekor
kearah atas dengan
tangan kanan
b. lalu letakkan mencit di
letakkan di permukaan
yang kasar biarkan mencit
menjangkau /
mencengkeram alas yang
kasar (kawat kandang)
Kemudian tangan kiri Sumber : The Laboratory M
Praktikum Farmakologi

c. dengan ibu jari dan jari


telunjuk menjepit kulit
tengkuk mencit seerat /
setegang mungkin.
d. Ekor dipindahkan dari
tangan kanan, dijepit
antara jari kelingking dan
jari manis tangan kiri.
e. Dengan demikian, mencit
telah terpegang oleh
tangan kiri dan siap untuk
diberi perlakuan

Sumber : The Laboratory Mou


Praktikum Farmakologi

2. Cara Memegang Tikus


a. Tikus adalah hewan yang
pandai dan responnya
baik bila dipegang dengan
baik pula
b. Tikus tidak akan
menyerang kecuali
merasa terancam atau
diprovokasi. Penggunaan
sarung tangan selain
mengurangi resiko alergi,
juga menghindari paparan
feromone dan dan
senyawa kimia lain yang
dapat menyebabkan tikus
gugup.
c. Angkat hewan lembut
dengan menempatkan
tangan Anda di sekitar
dada bagian atas, tanpa
meremas. Tempatkan ibu
jari Anda di bawah rahang
hewan jika Anda takut
digigit, tetapi tidak
memberikan tekanan
pada tenggorokan
Sumber: The Norwegian Reference Centre for
Laboratory Animal Science & Alternative

d. Tikus akan tetap santai


jika perut dipijat lembut.
Berbicara dengan tenang
dan menghindari suara
bernada tinggi. Ingatlah
untuk menahan bagian
belakangnya hewan serta

Sumber : The Norwegian Reference


Centre for Laboratory Animal
Science & Alternative
Praktikum Farmakologi

CARA PEMBERIAN OBAT PADA HEWAN


1. Mencit
a. Oral:
Cairan obat diberikan
dengan menggunakan
sonde oral. Sonde oral
ditempelkan pada langit-
langit mulut atas mencit,
kemudian perlahan-
lahan dimasukkan
sampai ke esofagus dan
cairan obat dimasukkan.
Sumber : The Laboratory Mouse

b. Sub kutan:
Kulit di daerah tengkuk
diangkat dan ke bagian
bawah kulit dimasukkan
obat dengan
menggunakan alat suntik
1 ml & jarum ukuran 27G/
0,4 mm. Selain itu juga
bisa di daerah belakang
tikus
Sumber : The Laboratory Mouse
c. Intra vena:
Mencit dimasukkan ke
dalam kandang restriksi
mencit, dengan ekornya
menjulur keluar. Ekornya
dicelupkan ke dalam air
hangat (28-30 ºC) agar
pembuluh vena ekor
mengalami dilatasi,
sehingga memudahkan
pemberian obat ke dalam
pembuluh vena.
Pemberian obat dilakukan
dengan mengguna kan
jarum suntik no. 24.

Sumber : The Laboratory Mouse


Praktikum Farmakologi

c. Intramuskular:
Obat disuntikkan pada
paha posterior dengan
jarum suntik no. 24.

Sumber : The Laboratory Mouse


d. Intra peritonial:
Pada saat penyuntikan,
posisi kepala lebih rendah
dari abdomen. Jarum
disuntikkan dengan sudut
sekitar 100 dari abdomen
pada daerah yang sedikit
menepi dari garis tengah,
agar jarum suntik tidak
mengenai kandung kemih.
Penyuntikan tidak di
daerah yang terlalu tinggi
untuk menghindari
terjadinya penyuntikan
pada hati.
Sumber : The Norwegian Reference
Centre for Laboratory Animal Science &
Alternative
1. Tikus
a. Pemberian secara oral, intra muskularintra peritonial dan intravena
dilakukan dengan cara yang sama seperti pada mencit.
b. Pemberian secara sub kutan dilakukan di atas kulirt tengkuk atau
Praktikum Farmakologi

kulit abdomen
Sumber : The Norwegian Reference Centre for Laboratory Animal Science & Alternative

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Percobaan

Hewan coba Cara Volume


Pemberian Pemberian
Jeni
Berat
s
Tikus nomor 11 166 gram Oral 1 ml

Tikus nomor 12 191 gram Oral 1 ml

CARA MENGHITUNG KONVERSI DOSIS


Didalam melakukan percobaan dengan menggunakan hewan uji,
seringkali menggunakan bahan kimia baik sebagai bahan yang
akan diteliti maupun sebagai pembanding. Untuk itu perlu diketahui
cara mengubah dosis manusia ke hewan uji.

Tabel konversi dosis hewan percobaan

Mencit Tikus Kelinci Manusia


20g 200g 1,5 kg 70 kg
Mencit
1,0 7,0 27,80 387,9
20g
Tikus
0,14 1 3,9 56,0
200g
Kelinci
0,04 0,25 1,0 14,2
1,5 kg
Manusia
0,0026 0,018 0,07 1,0
70 kg

Volume pemberian berdasarkan cara pemberiannya


Praktikum Farmakologi

Species Volume maksimum sesuai jalur


pemberian
i.v i.m i.p s.c p.o
Mencit 20- 0,5 0,05 1,0 0,5-1,0 1,0
30 g
Tikus 200 g
1,0 0,1 2-5 2-5 5,0
Kelinci 2,5 5-10 0,5 10- 5-10 20,0
kg 20
Praktikum Farmakologi

4.2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini akan mempraktekkan bagaimana cara pemberian obat yang
benar terhadap hewan percobaan. Cara pemberian obat ini banyak macamnya mulai dari
cara pemberian oral, dan ada juga pemberian obat lewat suntikan seperti Intravena,
intramuskular, subkutan, intraperitonial dan lain – lain. Akan tetapi yang dilakukan sekarang
adalah dengan cara pemberian obat secara oral, karena cara pemberian obat ini adalah
cara yang banyak dan biasa dilakukan pada hewan percobaan.
Pertama – tama kita siapkan terlebih dahulu hewan yang akan diberikan obatnya
yaitu mencit. Cara memegang mencit yang baik adalah letakkan mencit di kawat atau
permukaan yg kasar tujuannya agar mencit bisa mencengkram bagian kawat kemudian
pegang ekornya menggunakan tangan kiri, kemudian tarik sebagian kulit punggung dari
mencit lalu balikkan badannya sehingga wajahnya menghadap ke kita. Kemudian hal – hal
yg harus di perhatikan bila ingin memegang hewan - hewan percobaan ini adalah harus
menggunakan sarung tangan dan masker. Tujuan menggunakan sarung tangan adalah
untuk mengurangi kontaminasi langsung dengan tikus / mencitnya. Karena ditakutkan
adanya bakteri pada tubuh hewan tersebut, kemudian untuk menjaga agar bila tikus /
mencitnya menggigit tidak langsung terkena kulit tangan kita, akan tetapi terkena sarung
tangannya lebih dahulu.
Setelah itu kita siapkan alat suntik yang jarumnya diganti dengan sonde. Kemudian
dipasanglah sonde oralnya. Sonde yang akan digunakan harus steril, maka di bilas terlebih
dahulu dengan alkohol agar tidak ada kuman, bakteri ataupun kotoran lain. Lalu di keringkan
dengan menggunakan tisu. Sehingga sonde yang sterilpun telah siap digunakan.
Adapun hal yang sangat perlu diperhatikan pada saat mengisi alat sondenya.
Pastikan pada bagian ujung sonde tidak ada gelembung udara, jika ada udara keluarkan
udaranya dengan cara menekan pistonnya ke arah atas. Mengapa tidak boleh ada
gelembung udara? Hal ini dikarenakan apabila terdapat gelembung udara, maka akan
menyebabkan emboli atau penyumbatan sirkulasi darah oleh gelembung udara yang
berbahaya bagi hewan percobaan.
Karena ini baru tahap percobaan pemasukan larutan lewat oral terhadap hewan
percobaan, maka larutan yang akan di uji bukanlah larutan yang mengandung zat aktif
seperti obat, melainkan aquadestillata (air). Lalu siapkan sonde oralnya untuk di isi dengan
aquadestillata. Kemudian masukkan alat sonde ke dalam rongga mulut mencit dan
diselipkan ke dekat langit – langit mulutnya hingga menemukan lubang tertentu lalu
diluncurkan agar masuk ke esofagus dan dikeluarkanlah larutan dari alat sondenya.
Sebaiknya sebelum praktikum harus dipelajari terlebih dahulu bagian – bagian tubuh
dari mencit agar pada saat memasukkan sonde oral ke dalam mulut mencit tepat masuk
Praktikum Farmakologi

kedalam saluran yang menuju esofagus, bukan saluran tenggorokan yang menuju paru –
paru. Mencit yang sudah berhasil dimasukkan larutan dengan menggunakan sonde oral di
beri tanda.
Setelah melakukan praktikum tersebut, praktikan wajib membersihkan tangan
dengan antibakteri (hand sanitizer) atau langsung mencuci tangan dengan sabun. Agar
kuman atau bakteri yang ada pada mencit dan tikus tidak masuk ke dalam tubuh.
Praktikum Farmakologi

BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Dalam praktikum Cara pemberian obat dan pengambilan spesimen sampel Hewan uji,
Dari data dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Hewan uji yang digunakan yaitu Tikus Putih.
b. Hewan uji yang digunakan sebanyak 2 ekor dan berjenis kelamin jantan.
c. Hewan uji pada tikus mempunyai standar berat badan 200 gram.
d. hewan yang di uji adalah tikus dengan cara pemberian oral menggunakan sonde
yang berisi aquadest (air).
e. Dalam praktikum ini perlu mempelajari topografi hewan percobaan yang akan
digunakan agar pemberian obat yang dilakukan tidak salah sasaran dan menuju
daerah (kerongkongan) yang tepat.

5.2. Saran

Perlu ketelitian yang tinggi, karena jika salah maka akan mengenai paru – paru hewan
percobaan dan akan menyebabkan kematian.
Praktikum Farmakologi

Lampiran Praktikum ke-4

Hari Nomor Berat Badan Makan


ke tikus Tikus (g) Tikus

11

12

11
8

12

11

9
Praktikum Farmakologi

12

11

10

12

11

11

12
Praktikum Farmakologi

11

12

12

11

13

12

LAMPIRAN SONDE
Praktikum Farmakologi

DAFTAR PUSTAKA
Praktikum Farmakologi

Anonim. 2011. Mencit. http://www.wikipedia. /ensiklopedia/mencit/html. Diakses pada


tanggal 20 November 2011

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: Universitas


Indonesia Press.

Katzung, Bertram G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika.

Tim pengajar. 2011. Praktikum perkembangan Hewan pemberian Obat pada hewan Uji.
Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

https://www.google.com/search?
q=laporan+praktikum+cara+pemberian+obat+dan+pengambilan+spesimen+sampel+pada+h
ewan+coba&safe=strict&ei=eLlnYJHcEoj_9QPL_4qYBQ&oq=laporan+praktikum+cara+pem
berian+obat+dan+pengambilan+spesimen+sampel+pada+hewan+coba&gs_lcp=Cgdnd3Mtd
2l6EAM6BwgAEEcQsAM6BggAEAcQHjoECAAQEzoICAAQBxAeEBM6BAghEAo6BggAEB
YQHlDsVVifiQNg9I4DaAJwAngAgAHYAYgBllaSAQYwLjY3LjKYAQCgAQGqAQdnd3Mtd2l6
yAEIwAEB&sclient=gws-wiz&ved=0ahUKEwiR-K-u6-
DvAhWIf30KHcu_AlMQ4dUDCA0&uact=5#
Praktikum Farmakologi

Anda mungkin juga menyukai