Anda di halaman 1dari 25

RINGKASAN

Diabetes Melitus (DM) umumnya disebabkan oleh dua penyebab, pertama


yaitu jumlah sekresi hormon insulin berkurang sehingga tidak sanggup untuk
mengambil glukosa dari darah dan tidak bisa mengontrol kadar glukosa sehingga
menyebabkan kadar glukosa tetap tinggi dan terbuang melalui urin. Kedua adalah
terjadi resistensi insulin yang menyebabkan jumlah insulin cukup tetapi sudah
tidak sensitif lagi dan tidak mampu bekerja secara optimal, sehingga glukosa tidak
dapat masuk kedalam sel yang mengakibatkan penggunaan glukosa sebagai energi
terhambat dan sel menjadi kekurangan energi( Tampubolon, 2018).
Menurut Dalimartha ( 2007) pengobatan modern untuk penderita diabetes
melitus memiliki efek samping dan relatif mahal, sehingga penyembuhan
alternatif yang lebih aman dan murah yaitu pengobatan menggunakan bahan alam
perlu dikembangkan.
Maka tujuan dari penelitian ini menggunakan bahan alami yaitu albedo
semangka merah ( Citrulus vulgaris ) untuk mengobati penyakit diabetes melitus
yang diinduksi oleh aloksan. Tujuan pemberian aloksan adalah untuk
menghasilkan kondisi diabetik eksperimental (hiperglikemik) pada tikus putih.
Semangka mempunyai kulit buah yang tebal, berdaging dan licin.Daging kulit
semangka ini disebut dengan albedo.Albedo dapat disebut sebagai lapisan tengah
(mesokarp) buah semangka yang terletak di antara epidermis luar (eksokarp) dan
epidermis dalam (endokarp). Albedo merupakan bagian kulit buah yangpaling
tebal dan berwarna putih (Kalie, 1999).
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi dan Rumah Hewan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan
( UNIMED). Penelitian ini dimulai dari bulan Agustus-Oktober 2020. Pada
penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus jantan dengan umur 8-12 minggu,
diukur kadar glukosa pasca aklimatisasi menggunakan glucometer pada semua
kelompok perlakuan. Pemberian injeksi aloksan pada kelompok KN, KP, P1, P2,
dan P3. Dengan dosis (KN) Hewan percobaan tidak diinduksi aloksan dan tidak
diberi ekstrak lalbedo semangka, hanya diberi makan pelet. (KP) diinduksi
aloksan dengan dosis 20mg/kk BB, (P1) diinduksi aloksan + ekstrak albedo
semangka dengan dosis dosis 50 mg/kg BB, ( P2) diinduksi aloksan+ 100
mg/kgBB, ( P3) induksi aloksan+ ekstrak albedo semangka merah dosis 150
mg/kg BB. Kemudian data di analisis secara statistik menggunakan sotfware
statistik ANAVA dan dilanjutkan dengan uji lanjut Uji Tukey atau uji beda nyata
jujur ( BNJ ).

1
BAB I

PENDAHULUAN

1..1. Latar Belakang

Seiring dengan pengaruh buruknya pola hidup danpola makan yang


dilakukan sebagian besar masyarakat saat ini, maka semakin banyak pula
penyakit-penyakit yang ditimbulkan (Suryo, 2009 ). Salah satu penyakit
berbahaya adalah diabetes yang disebabkan karena tingginya kadar gula dalam
darah, yang dikenal juga dengan sebutan kencing manis atau diabetes mellitus
(Sabella, 2010). Diabetes Melitus ( DM) merupakan salah satu penyakit
yang semakin meningkat di Indonesia. Pada tahun 2015 Indonesia berada pada
peringkat ke tujuh di dunia untuk prevalansi penderita diabetes tertinggi setelah
cina, India, Amerika Serikat, Brazil,Rusia, dan Meksiko dengan jumlah estimasi
penderita diabetes sebanyak 10 juta jiwa ( WHO, 2015 ).

Menurut Tjokroprawiro ( 1980 ) dalam Amir, dkk ( 2015 ) Diabetes


melitus atau yang l.ebih dikenal dengan penyakit gula atau kencing manis
diakibatkan oleh kekurangan hormon insulin. Hal ini disebabkan oleh pankreas
sebagai produsen insulin tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup
besar dari yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga pengambilan glukosa menurun
pada jaringan dan meningkatkan mobilisasi lemak pada jaringan lemak. Juga
berakibat pembakaran dan penggunaan karbohidrat tidak sempurna
(Tjokroprawiro, 1980)

Menurut Dalimartha ( 2007) pengobatan modern untuk penderita diabetes


melitus memiliki efek samping dan relatif mahal, sehingga penyembuhan
alternatif yang lebih aman dan murah yaitu pengobatan menggunakan bahan alam
perlu dikembangkan.

Maka tujuan dari penelitian ini menggunakan bahan alami yaitu albedo
semangka merah ( Citrulus vulgaris ) untuk mengobati penyakit diabetes melitus.
Semangka mempunyai kulit buah yang tebal, berdaging dan licin.Daging kulit
semangka ini disebut dengan albedo.Albedo dapat disebut sebagai lapisan tengah
(mesokarp) buah semangka yang terletak di antara epidermis luar (eksokarp) dan

2
epidermis dalam (endokarp). Albedo merupakan bagian kulit buah yang paling
tebal dan berwarna putih (Kalie, 1999). Menurut penelitian yang dilakukan
diketahui bahwaekstrak air kulit buah semangka 500 mg/kgbb/hari lebih efektif
menurunkan kadar gula darah dibandingkan dengan pemberian 250 mg/kgbb/hari
(Kuswarani dkk, 2010).

1.2. Identifikasi Masalah

1. Jumlah penyakit Diabetes Melitus di Indonesia semakin meningkat

2. Penggunaan obat modern atau bahan kimia pada penyakit Diabetes Melitus
memiliki efek samping dan relatif mahal

3. Pemberian Ekstrak albedo semangka merah ( Citrulus vulgaris) mengandung


senyawa kimia yang dapat mengobati penyakit Diabetes Melitus.

1.3. Batasan Masalah

1. Hewan model yang digunakan adalah tikus putih ( Rattus norvegicus )


jantan berumur 8-12 minggu dengan bobot badan antara 100-150 gram.

2. Albedo semangka merah ( Citrulus vulgaris ) diekstraksi menggunakan


metode maserasi menggunakan pelarut etanol.

1.4. Rumusan Masalah

1. Apakah pemberian ekstrak albedo semangka merah ( Citrulus vulgaris )


dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus putih ( Rattus norvegius )
yang diinduksi aloksan?

2. Berapakah dosis ekstrak etanol albedo semangka merah ( Citrulus


vulgaris ) yang paling berpengaruh terhadap kadar gula darah pada tikus
putih ( Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan?

3
1.5. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji pengaruh pemberian ekstrak albedo semangka merah (


Citrulus ) dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus putih ( Rattus
norvegicus ).

2. Untuk menentukan dosis ekstrak etanol albedo semangka merah


( Citrulus vulgaris ) yang paling berpengaruh terhadap kadar gula
darah tikus putih ( Rattus norvegius ).

1.6. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan


sebagai kajian ilmiah bahwa ekstrak albedo semangka merah (
Citrulus vulgaris ) memiliki pengaruh terhadap kadar glukosa
darah

2. Manfaat bagi masyarakat umum bahwa albedo semangka merah


( Citrulus vulgaris ) dapat mengobati penyakit Diabetes Melitus.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diabetes Melitus

Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan sistem endokrin yang


ditandai dengan keadaan hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa dalam
darah. Kadar glukosa yang tinggi pada keadaan Diabetes Melitus disebabkan oleh
gangguan metabolisme glukosa akibat penurunan produksi insulin. Insulin
berfungsi untuk menstimulasi penyimpanan energi dalam bentuk glukosa dalam
hepatosit dan otot rangka setelah proses metabolisme ( Tampubolon, 2018).

WHO menggolongkan DM ke dalam kelompok penyakit kronis tidak


menular dan diidap melalui gaya hidup (Putri & Isfandiari, 2013). Hasil Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan jumlah absolut, yaitu penderita DM
sekitar 12.191.564 orang (Depkes RI, 2014). Hal ini menunjukkan besarnya
jumlah penderita DM yang bila tak tertangani dapat mengurangi kualitas sumber
daya manusia Indonesia (Indariani, 2011).

Diabetes Melitus (DM) umumnya disebabkan oleh dua penyebab, pertama


yaitu jumlah sekresi hormon insulin berkurang sehingga tidak sanggup untuk
mengambil glukosa dari darah dan tidak bisa mengontrol kadar glukosa sehingga
menyebabkan kadar glukosa tetap tinggi dan terbuang melalui urin. Kedua adalah
terjadi resistensi insulin yang menyebabkan jumlah insulin cukup tetapi sudah
tidak sensitif lagi dan tidak mampu bekerja secara optimal, sehingga glukosa tidak
dapat masuk kedalam sel yang mengakibatkan penggunaan glukosa sebagai energi
terhambat dan sel menjadi kekurangan energi( Tampubolon, 2018).

Penggunaan obat-obat hipoglikemik dapat menyebabkan beberapa efek


samping. Berbagai efek samping obat kimia sintetik dan memerlukan biaya yang
relatif mahal menyebabkan pengobatan tradisional mendapat tempat dimasyarakat
dan menjadi alternatif pengobatan. Fenomena saat ini menunjukkan semakin
banyak konsumen yang kembali ke alam termasuk dalam penggunaan obat
antidiabetes ( Sasmita dkk, 2017).

2.2 Albedo Semangka Merah ( Citrulus vulgaris )

5
Tanaman buah semangka (Citrullus vulgaris) dibudidayakan agar dapat
dikonsumsi langsung secara segar. Semangka memiliki beberapa bagian mulai
dari lapisan terluar berupa kulit, lapisan tengah, dan daging buah semangka (Nur
dkk., 2016). Semangka merah (Citrullus vulgaris) merupakan buah yang memiliki
kulit tebal dan berdaging, licin, warna kulit dapat berupa hijau tua, kuning agak
putih, atau hijau muda bergaris-garis putih (Sugiyanta, 2011). Lapisan yang
berwarna putih, yaitu antara kulit dan daging buah semangka yang berwarna
disebut albedo dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Albedo Semangka Merah (Citrullus vulgaris) (Rahman,


2010)

Menurut Sobir dan Siregar (2010), klasifikasi ilmiah semangka adalah


sebagai berikut:

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Cucurbitales

Familia : Cucurbitaceae

Genus : Citrullus

Spesies : Citrullus vulgaris

6
Albedo semangka (kulit buah yang berwarna putih) dapat disebut sebagai
lapisan tengah (mesokarp) buah semangka yang terletak di antara epidermis luar
(eksokarp) dan epidermis dalam (endokarp). Albedo semangka merupakan bagian
kulit buah yang paling tebal dan berwarna putih. Sebagaimana jaringan tanaman
lunak yang lain, albedo semangka juga tersusun atas pektin, salah satu peran
pektin adalah menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Hasil penapisan
fitokimia diketahui bahwa dalam ekstrak pulpa daging putih semangka
terkandung senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, dan polifenol (Sugiyanta, 2011).

Kualitas gizi semangka menunjukkan bahwa sangat kaya akan vitamin A


3%, yang berbeda vitamin dari vitamin B kompleks seperti Tiamin (Vit. B1),
Riboflavin (Vit. B2), Niacin (Vit. B3), pantotenat acid (B5), vitamin B6 dan folat
(Vit. B9) yang berkisar antara 1-3%, Vitamin C 14%. Komposisi Mineral:
Calcium 1%, Besi 2%, Magnesium 3%, Fosfor 2%, Kalium 2% dan Zinc 1%,
selain itu mengandung asam lemak tak jenuh tinggi, minyak dan asam amino
sitrulin. (Deshmukh et al, 2015)

Kulit semangka mengandung zat sitrulin dengan jumlah sebesar 60%


dibandingkan pada daging. Sitrulin merupakan asam amino larut air dalam
pelarut, hasil dari metabolisme glutamin yang berperan dalam sintesis arginin
pada mamalia.Zat ini ditemukan pada semua jenis buah semangka, namun yang
paling tinggi pada jenis semangka kuning. Penelitian menggunakan albedo
semangka merah karena lebih murah dan mudah didapatkan. Zat sitrulin akan
bereaksi dengan enzim tubuh ketika dikonsumsi, lalu diubah menjadi arginin yang
merupakan asam amino non-esensial yang berkhasiat bagi jantung, sistem
peredaran darah, dan kekebalan tubuh. kandungan kulit semangka lainnya yang
bermanfaat bagi kesehatan yaitu vitamin, mineral, enzim, dan klorofil (Guoyao,
et.al., 2007).

Para herbalis sudah mengenal albedo buah semangka sebagai antidiabetes.


Albedo buah semangka mengandung citrulline. Kadar citrulline dalam semangka
3,9-28,5 mg per gram bobot kering(7). Citrulin berperan sebagai prekursor
pembentukan NO, dimana NO terlibat langsung dalam regulasi sekresi insulin
dengan menyebabkan depolarisasi membran serta peningkatan konsentrasi Ca 2+

7
intraselular. NO yang berada didalam sel, akan menyebabkan timbulnya retensi
K+ intraseluler yang menimbulkan depolarisasi membran, kemudian membuka
Ca2+channel sehingga Ca2+influx meningkat, maka terjadilah sekresi insulin,
selanjutnya merangsang glikogenesis di hati sehingga menurunkan kadar glukosa
darah (Laffranchi et al, 2002).

2.3. Tikus Putih ( Rattus norvegicus)

Klasifikasi tikus sebagai hewan coba dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut (Suckow et al., 2006):

Kingdom : Animalia

Class : Mamalia

Ordo : Rodentia

Family : Muridae

Genus : Rattus

Spesies : Rattus norvegicus

Gambar 2.5 Hewan coba Tikus Rattus norvegicus

Sumber : pixabay.com.

Tikus merupakan spesies ideal untuk uji toksikologi kerena berat badannya
dapat mencapai 200-300 gram pada umur 2 bulan. Ukuran tikus yang lebih besar
daripada mencit membuat tikus disukai untuk berbagai penelitian. Dengan ukuran
itu menjadikan tikus lebih mudah dipegang, dikendalikan atau diambil darahnya

8
dalam jumlah yang relative besar. Organ-organ tikus pun relative besar sehingga
materi dapat diberikan memalui berbagai rute (Kusumawati, 2004).

Penggunaan tikus putih Rattus norvegicus banyak dilakukan karena mudah


diperoleh, memiliki sifat respon biologi yang cepat dan adaptasi yang mirip
dengan manusia, mudah untuk dikendalikan, mudah dipelihara dan perawatannya
yang mudah sehingga membantu dalam penelitian, memberikan gambaran secara
ilmiah yang mungkin terjadi, dan memiliki harga relatif murah, Tikus jantan lebih
sering digunakan dalam pengujian karena metabolism tikus jantan lebih stabil
dibandingkan tikus betina yang dipengaruhi sistem hormonal (Suckow et al.,
2006). Sistem hormonal sangat berpengaruh terhadap sistem metabolism tubuh.
Selain itu OECD (2001) juga menyatakan bahwa tikus betina lebih sensitive
terhadap efek toksik dibandingkan tikus jantan dalam uji toksik (Ariefin, 2013).

2.4. Aloksan

Aloksan adalah suatu substrat yang secara struktural adalah derivat


primidin sederhana. Aloksan diperkenalkan sebagai hidrasi aloksan pada larutan
encer. Nama aloksan diperoleh dari penggabungan kata allantoin dan oksaluerea
(asam oksalurik). Nama lain dari aloksan adalah 2,4,5,6-teraoxypirimidin: 2,4,5,6-
primidinetetron: 1,3-Diazinan-2,4,5,6-tetron (IUPAC) dan asam Mesoxalylurea 5-
oxobarbiturat. Rumus kimia aloksan adalah C4H2N2O4. Aloksan murni
diperoleh dari oksidasi asam urat oleh asam nitrat. Aloksan adalah senyawa kimia
tidak stabil dan senyawa hidrofilik. Waktu paruh alokan pada pH 7,4 pada suhu
370C adalah 1,5 menit. Aloksan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk
menginduksi diabetes pada binatang percobaan. Pemberian aloksan adalah cara
yang cepat untuk menghasilkan kondisi diabetik ekperimental (hiperglikemik)
pada binatang percobaan (Watkins et al., 2008; Filipponi et al., 2008).

Aloksan dapat diberikan secara intravena, intraperitoneal atau subkutan


pada binatang percobaan (Szkudelski, 2001). Dosis optimal daun kenitu pada
terapi ekstrak kloroform daun kenitu memberikan pengaruh terhadap penurunan
kadar gula darah pada tikus yang diinduksi dengan aloksan terdapat pada dosis 50
mg/KgBB ( Maulidiyah, 2018).

9
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi dan Rumah Hewan


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan
( UNIMED). Penelitian ini dimulai dari bulan Agustus- Oktober 2020.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih ( Rattus novergicus )


dengan berat 100-150 gram yang diperoleh dari Laboratorium Fakultas Farmasi,
Universitas Sumatera Utara dan dipelihara di Rumah Hewan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

3.2.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian menggunakan hewan coba berupa tikus putih (Rattus


novergicus) jantan, galur Wistar, berumur 8-12 minggu, dengan berat badan 150
gram. Hewan coba dipersiapkan dan diadaptasi (aklimatisasi) selama tujuh hari
untuk menyesuaikan dengan kondisi di laboratorium. Perkiraan besar sampel
dihitung berdasarkan rumus (Montgomery and Kowalsky, 2011).

p (n-1) ≥ 15

5 (n-1) ≥ 15

5n - 5 ≥ 15

5n ≥ 20= n ≥ 4

Keterangan :

p : jumlah kelompok hewan coba; n : jumlah ulangan yang diperlukan.


Berdasarkan perhitungan di atas, maka untuk lima kelompok hewan coba
diperlukan jumlah ulangan paling sedikit empat kali dalam setiap kelompok,
sehingga dibutuhkan 20 hewan coba.

10
3.3. Alat dan Bahan

3.3.1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah bak plastik 30 x 20 x


10 cm berjumlah 10 buah sebagai kandang pemeliharaan tikus putih, sekam, botol
minuman, mangkuk keramik untuk tempat pakan, timbangan, neraca analitik,
kawat kasa, blender untuk menghaluskan albedo semangka, botol gelap sebagai
tempat ekstrak etanol albedo semangka, mortar dan alu, saringan dari kain kasa,
kertas saring, rotary evaporator, erlenmeyer, batang pengaduk, sonde, jarum
pentul, spuit, glukometer dan strip test ( Easy touch GCU strip test ) untuk
mengukur kadar glukosa darah tikus putih.

3.3.2. Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus putih ( Rattus
novergicus ) sebanyak 20 ekor, albedo semangka merah diambil dari penjual jus
di sekitar Tuasan, Kec. Sidorejo Hilir, Medan Tembung, etanol 70 %, aquadest,
pakan dan sekam tikus, penginduksi aloksan. Komposisi pakan pelet jenis 202C
per 50Kg bahan antara lain sebagai berikut : jagung kuning, bungkil kacang
kedelai, tepung daging dan tulang, dedak padi, gandum pollard, batu lemon,
dicalcium phosphate, vitamin, mineral, dan antioksidan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data atau Prosedur

3.4.1. Penyediaan Kandang

Kandang yang digunakan terbuat dari bahan plastik berbentuk persegi


panjang yang berukuran 30 x 20 x 10 cm berjumlah 10 buah. Di bagian atas
kandang dibuat kawat jaring ukuran 0,5x 0,5 cm agar tikus putih tidak dapat
keluar dari kandang. Di dalam kandang terdapat botol untuk minum mencit
dengan ukuran 200 ml air. Dasar kandang ditaburi dengan sekam dengan
ketebalan lebih kurang 1 cm guna untuk menyerap urin dan kotoran tikus putih.
Kandang dibersihkan sekali dalam dua hari.

3.4.2. Aklimatisasi

11
Langkah awal dalam penelitian ini adalah mengaklimatisasi tikus putih
percobaan selama 2 minggu. Aklimatisasi bertujuan untuk menyesuaikan kondisi
fisiologis tikus putih dengan lingkungan baru di tempat penelitian rumah hewan
FMIPA UNIMED. Parameter keberhasilan aklimatisasi dalam penelitian adalah
tidak terjadi perubahan signifikan dari berat badan mencit dalam kisaran 100-150
gram. Selama tikus putih di aklimatisasi, diberi pakan dan minum berupa pelet
jenis 202C dan air minum yang disediakan dalam botol minum ukuran 200 ml.
3.4.3. Pembuatan Ekstrak Albedo Semangka Merah

Pembuatan ekstrak kulit semangka dengan menggunakan metode


maserasi, yaitu sebagai berikut :

1. Proses pembuatan ekstrak kulit semangka diawali dengan mencuci bersih


albedo semangka yang akan diekstrak, kemudian diangin-anginkan selama
4 hari pada ruangan yang tidak langsung terpapar oleh cahaya matahari.

2. Albedo semangka yang sudah setengah kering dipotong-potong kecil dan


kemudian dimasukkan ke dalam oven simplisia dengan suhu 50ºC selama
1 hari.

3. Setelah itu kulit semangka kering dikeluarkan dari oven simplisia dan lalu
dihancurkan hingga menjadi bagian-bagian yang kecil dengan blender.

4. Albedo semangka yang telah dihancurkan kemudian ditimbang dan


hasilnya sebesar 500 gram kemudian dimasukkan ke dalam toples kaca.

5. Selanjutnya dilakukan proses maserasi dengan merendam kulit semangka


kering dengan etanol 70% sebanyak 1 liter kemudian diaduk dan ditutup
rapat dengan aluminium foil dan tutup toples.

6. Didiamkan selama 3 x 24 jam dan dilakukan pengadukan setiap harinya.

7. Setelah itu, dilakukan penyaringan untuk memisahkan ampas dan filtrat


dan memperoleh ekstrak cair kulit semangka.

8. Ekstrak cair tersebut kemudian dirotary evaporator pada suhu 40-60ºC


sampai volume ekstrak tetap untuk memisahkan ekstrak dari pelarutnya
sehingga didapatkan ekstrak kentalnya.

12
3.4.4. Pembuatan Hewan Model Diabetes Melitus

Tikus putih jantan, sejumlah 20 ekor, dengan umur 8-12 minggu, diukur
kadar glukosa pasca aklimatisasi menggunakan glucometer pada semua kelompok
perlakuan. Pemberian injeksi aloksan pada kelompok KN, KP, P1, P2, dan P3.
Dosis yang digunakan sebesar 20 mg/kg BB melalui intra-peritoneal (i.p) selama
lima hari berturut-turut, mulai hari ke-8 hingga hari ke-12 dan ditunggu selama 14
hari. Pada proses diabetes melitus, dilakukan pengukuran kadar glukosa setiap
seminggu sekali untuk memastikan tikus putih (Rattus norvegicus) telah
mengalami kenaikan kadar glukosa. Kadar glukosa normal pada tikus sebesar
≤126 mg/dl. Kejadian diabetes melitus pada tikus ditandai dengan kadar glukosa
>300 mg/dl. (Aulanni’am et.al., 2005).

Untuk cara pengambilan darah, Ekor tikus dibersihkan dengan alkohol


70% dan biarkan mengering, kemudian ekor tikus digunting menggunakan
gunting steril dengan panjang 1 cm dari ujungnya. Sampel darah mencit diambil
untuk diukur kadar gula darah dalam darah menggunakan alat Easy touch GCU
strip test.

Sampel darah akan masuk ke dalam strip test melalui aksi kapiler glukosa
yang ada dalam strip dan akan dihasilkan kalium ferosianida. Kalium ferosianida
yang dihasilkan sebanding dengan konsentrasi glukosa yang ada dalam sampel
darah. Oksidasi kalium ferosianida akan menghasilkan muatan listrik yang akan
diubah oleh glukometer untuk di tampilkan sebagai konsentrasi glukosa pada
layar. Perhitungan Persentase penurunan kadar gula darah:

K 2−K 1
% penurunan = x 100%
K1

Keterangan: K2 = rata-rata kadar gula darah setelah penurunan. ; K1 = rata-rata


kadar gula darah sebelum penurunan.

3.4.5. Jenis Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan


Rancangan Acak Lengkap (RAL).

13
3.4.6. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini diberikan batasan variable.

a. Variable Bebas

Pemberian dosis ekstrak albedo semangka merah ( Citrulus vulgararis ),


Perlakuan, hewan percobaan dan penetapan kadar gula darah pada tikus putih.

b. Variabel terikat

Kadar gula darah putih jantan (Rattus norvegicus ).

c. Variable Kontrol

Jenis kelamin tikus putih (Rattus norvegicus), ekstrak albedo semangka


merah ( Citrulus vulgararis ).berat badan tikus, umur tikus, volume pemberian
bahan penginduksi, suhu kandang dan lingkungan pakan dan air.

3.4.7. Rancangan Penelitian

1. KN (Kontrol Negatif) : Kelompok hewan sehat tanpa induksi aloksan dan


tanpa terapi ekstrak albedo semangka merah (Citrulus vulgaris) diberi
pakan berupa pelet.

2. KP (Kontrol Positif) :Kelompok hewan yang diinduksi aloksan dengan


dosis 20mg/kk BB

3. P1 :Kelompok hewan tikus putih jantan yang diinduksi aloksan dan


diberi terapi ekstrak albedo semangka merah dosis 50 mg/kg BB

4. P2 : Kelompok hewan tikus putih jantan yang diinduksi aloksan dan


diberi terapi ekstrak albedo semangka merah dosis 100 mg/kg BB

5. P3 : Kelompok hewan tikus putih jantan yang diinduksi aloksan dan


diberi terapi ekstrak albedo semangka merah dosis 150 mg/kg BB.

3.5. Analisis Data

Data Kadar glukosa darah pada tikus putih dari setiap parameter/ variabel
dianalisis secara statistik menggunakan sotfware statistik ANAVA menggunakan

14
SPSS dan dilanjutkan dengan uji lanjut Uji Tukey atau uji beda nyata jujur ( BNJ )
untuk pengamatan yang menunjukkan perbedaan yang bermakna.

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1. ANGGARAN BIAYA

No. Jenis Pengeluaran Biaya Yang


Diusulkan
1. Honorarium untuk pelaksana, petugas laboratorium, pengumpul Rp. 1000.000
data, pengolah data, penganalisis data, honor operator, dan
honor pembuat sistem (maksimum 30% dan dibayarkan sesuai
ketentuan) .

2. Pembelian bahan habis pakai untuk ATK, fotocopy, surat Rp. 500.000
menyurat, penyusunan laporan, cetak, penjilidan laporan,
publikasi, bahan laboratorium, langganan jurnal (maksimum
60%)

3. Perjalanan untuk biaya survei/sampling data, seminar/workshop Rp. 500.000


DN-LN, biaya akomodasi-konsumsi, lumpsum, transport
(maksimum 40%)

4. Sewa untuk peralatan/mesin/ruang laboratorium, kendaraan, Rp. 500.000


kebun percobaan,peralatan penunjang penelitian lainnya
(maksimum 40%)
Jumlah Rp. 2..500.000

4.2. JADWAL PENELITIAN

15
Jadwal Penelitian
8
7
6
5
Minggu

4
3
2
1
0
persiapan penelitian analisis data laporan
akhir
KEGIATAN

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M, & Borang, RA. (2015). Uji Efektivitas Sari Albedo Buah Semangka
(Citrullus lanatus), Sari Buah Naga Merah (hylocereus polyrhizus), Serta
Kombinasinya Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Mencit (Mus
musculus) Yang Diinduksi Aloksan. Sainstech Farma, 8(2).

Ariefin. A,P. 2013. Uji Efek Seduhan Daun Katuk (Sauropus androgynous L.
Merr) terhadap Libido Tikus Jantan (Rattus norvegicus) dalam
penggunaannya sebagai Afrodisiak dengan Alat Libidometer. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol.2 No.1.

Aulani’am, D.W. Soetmadji, F. Fatchiyah, and B.S. Sumitro. 2005. Detection of


GAD 65 auto antibodies of type 1 diabetes using GAD 65-abs reagen
produce from bovine brain tissue. Medical Journal of Indonesia, 14:197-
205.

Dalimartha, S. 2005. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes Melitus.

Jakarta: Penebar Swadaya.

Depkes RI. 2014. Situasi dan Analisis Diabetes. Jakarta: InfoDATIN, Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

Deshmukh, C.D., A. Jam dan S.T Mukul. 2015. Phytochemical and


Pharmacological Profile of Citrullus lannatus. Biolife 3(2); 483-488.

16
Guoyao, W., J.K Collins, V. Perkins, K.D, Dolan, K.A, Kelly, and Meininger, J.C.
2007. Dietary supplementation with watermelon pomace juice enhances
arginine vailability and ameliorates the metabolic syndromein zucker
diabetic fatty rats. American Society For Nutrition.

https://pixabay.com/id/photos/tikus-balap-manis-putih-merah-3507959/ diakses
tanggal [ 28 April 2019].

Indariani, S. 2011. Aktivitas AntihiperglikemikMinuman Fungsional Berbasis


EkstrakDaun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus BI.Miq)pada Mencit
Hiperglikemikyang Diinduksi Dengan Streptozotocin.Tesis tidak
diterbitkan. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Kalie, M. (1999). Bertanam Pepaya. Jakarta: Penebar Swadaya.

Kusumawati, 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba. Yogyakarta: Gajah Mada


Universitas Press.

Kuswarani, dkk. (2010). Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Kulit Semangka


(Citrullus vulgaris) Terhadap Kadar Glukosa Dan Trigliserida Serum
TikusPutih (Rattusnorvegikus) Yang Di Induksi Streptozotosin.Airlangga
University.

Laffranchi R. etal. (2002). Nitric Oxide (Nitrogen Monoxide, No) Stimulates


Insulin Secretion by Inducing Calcium Release from Mitochondria.

Maulidiyah , Y. D., N. Y., & Kesehatan, F. K. D. I. I. 2018. Uji Aktivitas Ekstrak


Kloroform Daun Kenitu (Chrysophyllum Cainito L.) Terhadap Penurunan
Kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus Norvegicus
L.) Yang Diinduksi Aloksan, Skripsi. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu-Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang:
Malang

Montgomery, D.C., and S. Kowalsky. 2011. Intrpduction to Statistical Quality


Control 5th Ed. John Wiley & Sons (ASIA) Pte Ltd. Singapura.

Nur, S.N., Awaloei, Henock dan Jane Wuisan. 2016. Uji Efek Air Perasan Albedo
Semangka Kuning (Citrilus lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) terhadap

17
Kadar Glukosa Darah pada Tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang
diinduksi Aloksan. e-Biomedik 4(1) : 1-7

Putri, N. H. K. and Isfandiari, M. A. 2013. Hubungan Empat Pilar Pengendalian


DM Tipe 2 dengan Rerata Kadar Gula Darah. Jurnal Berkala
Epidemiologi, 1(2) pp.234–243.

Rahman, B. 2010. Phytochemical Investigation of Citrullus lanatus (Watermelon)


Rind [Skripsi]. Department of Pharmacy. East West University.

Sabella, S. (2010). Libas Diabetes DenganTerapi Herbal, Buah, dan Sayuran.


Klaten: Galmas Pulbisher.

Sasmita, F. W., Susetyarini, E., Husamah, H., & Pantiwati, Y. (2017). Efek
Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia) terhadap Kadar
Glukosa Darah Tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang Diinduksi
Alloxan. Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal, 34(1),
22-31.

Sobir dan Siregar. 2010. Budi Daya Melon Unggul. Gramedia. Jakarta.

Suckow, M.A., H, Steven., and C.L, Frangklin. 2006. The Laboratory Rat Second
Edtion. A volume in American Coolege of Laboratory Animal Medicine.
Academic Press.

Sugiyanta. 2011. Pengaruh pemberian ekstrak air kulit semangka (Citrullus


vulgaris Schard.) terhadap kadar glukosa dan trigliserid serum tikus putih
(Rattus norvegicus) yang diinduksi streptozotosin [Tesis]. Surabaya:
Universitas Airlangga.

Suryo, J. (2009). Rahasia Herbal Penyembuh Diabetes. Tipe I. Jakarta.

Szkudelski T. 2001. The mechanism of alloxan and streptozotocin action in B


cells of the rat pancreas. Physiology Research. 50: 536-54.

Tjokroprawiro A., (1980).Prevalensi Diabetes Melitus Dewasa di Kodya


Suarabaya. Surabaya: Lembaga Penelitian Universitas Airlangga.

18
Tampubolon, Y. G. 2018. Pengaruh Pemberian Ekstrak Albedo Semangka Merah
(Citrullus vulgaris) Sebagai Terapi Tikus (Rattus novergicus) Model
Diabetes Melitus Tipe I yang Diinduksi Streptozotocin Berdasarkan
Histopatologi Ginjal Dan Ekspresi IL-1β [Skripsi ] Malang: Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya.
Watkins D, Cooperstein SJ, Lazarow A. 2008. Effect of alloxan on permeability
of pancreatic islet tissue in vitro. Available from:
http://ajplegacy.physiology.org/cgi/content/abstract/207/2/436
WHO. 2015. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Inermediate
Hyperglycaemia. Switzerland: WHO Press.

19
LAMPIRAN 1

JUSTIFIKASI ANGGARAN DANA


No. Jenis Pengeluaran Biaya Yang
Diusulkan
1. Honorarium untuk pelaksana, petugas laboratorium, Rp. 1000.000
pengumpul data, pengolah data, penganalisis data, honor
operator, dan honor pembuat sistem (maksimum 30%
dan dibayarkan sesuai ketentuan) .
2. Pembelian bahan habis pakai untuk ATK, fotocopy, Rp. 1. 500.000
surat menyurat, penyusunan laporan, cetak, penjilidan
laporan, publikasi, bahan laboratorium, langganan jurnal
(maksimum 60%)
3. Perjalanan untuk biaya survei/sampling data, Rp. 500.000
seminar/workshop DN-LN, biaya akomodasi-konsumsi,
lumpsum, transport (maksimum 40%)
4. Sewa untuk peralatan/mesin/ruang laboratorium, Rp. 500.000
kendaraan, kebun percobaan,peralatan penunjang
penelitian lainnya (maksimum 40%)
Jumlah Rp. 3.500.000

20
LAMPIRAN 2

SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS

Alokasi
Program Bidang
No Nama /NIM Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
(jam/minggu)
Dwi Yulia Biologi Biologi 50 hari Mengumpulkan dan
Utami/416122 mengeringkan albedo
0007 semangka, dan
membuat ekstrak
elbedo semangka.
1 Serta membeli tikus
yang akan diteliti
kemudian melakukan
aklimatisasi hewan uji
dan pemberian pakan
setiap hari
Desi Lutfiah Biologi Biologi 50 Melakukan pemberian
Ramadhani/41 aloksan untuk
63220007 membuat tikus
memiliki kadar gula
darah yang tinggi.
2 Dan pemberian
ekstrak albedo
semangka pada tikus
sesuai dengan dosis
pada kelompok tikus
yang telah ditentukan.
Fitri Biologi Biologi 50 Melakukan
Chairani/4161 pengukuran
220008 penurunan kadar gula
darah pada setiap
kelompok hewan uji
3
tikus selama waktu
yang telah ditentukan.
Dan menganalisis data
yang diperoleh selama
2 minggu.

21
LAMPIRAN 3
BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENGUSUL
Biodata Ketua Pengusul
a. Identitas diri
1 Nama Lengkap Dwi Yulia Utami
2 NIM 4161220007
3 Prodi Biologi
4 Jurusan Biologi
5 Fakultas FMIPA
6 Alamat Rumah Jalan Tombak No 42
7 No Hp 082288543050
8 Email dwiyuliautami98@gmail.com
b. Riwayat Pendidikan
Nama Sekolah SDN NEGERI SMPN 1BILAH SMA NEGERI 1
116244 HULU BILAH HULU
SIDORUKUN
Bidang Ilmu - - IPA
Tahun Masuk 2004 2010 2013
Tahun Lulus 2010 2013 2016
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk salah satu
pernyataan dalam pengajuan penugasan Pengaruh Ekstrak Albedo Semangka
Merah ( Citrulus Vulgararis ) Terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih ( Rattus
Norvegicus ) Yang Diinduksi Aloksan.
Medan, 17 Mei 2019
Ketua

DWI YULIA UTAMI


4161220007
Biodata Anggota 1
a. Identitas diri
1 Nama lengkap Desi Lutfiah Ramadani
2 Jenis kelamin Perempuan
3 Program Studi Biologi
4 Perguruan Tinggi Universitas Negeri Medan

22
5 NIM 4163220007
6 Tempat dan Tanggal Lahir P.Siantar, 24 Desember 1998
7 Email desilutfiah98@gmail.com
8 No. Tlp/HP 082384573925
b. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri 124399 SMP Sultan SMA Negeri 4
Rajawali Iskandar Muda Medan
Jurusan - - IPA
Tahun masuk 2004-2010 2010-2013 2013-2016
– lulus

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk salah satu
pernyataan dalam pengajuan penugasan Pengaruh Ekstrak Albedo Semangka
Merah ( Citrulus Vulgararis ) Terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih ( Rattus
Norvegicus ) Yang Diinduksi Aloksan.
Medan, 17 Mei 2019
Pengusul

DESI LUTFIAH RAMADANI


4163220007

Biodata Anggota II
a. Identitas diri
NamaLengkap IkaRifayanti
JenisKelamin Perempuan
Program Studi Biologi
NIM 4161220011
TempatdanTanggalLahir Sidorejo,04 Oktober 1998
E-mail rifayantiika@gmail.com
NomorTelepon/HP 082277247883

23
b. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SD Negeri 056614 Mts N Stabat SMA Negeri 1
Sidorejo Wampu
Jurusan - - IPA
Tahun masuk 2004-2010 2010-2013 2013-2016
– lulus

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk salah satu
pernyataan dalam pengajuan penugasan Pengaruh Ekstrak Albedo Semangka
Merah ( Citrulus Vulgararis ) Terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih ( Rattus
Norvegicus ) Yang Diinduksi Aloksan.
Medan, 17 Mei 2019
Pengusul

IKA RIFAYANTI
4161220011

24
Lampiran 4

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN LEMBAGAPENELITIAN
(RESEARCHINSTITUTE)
Jln. Willem Iskandar, Psr V Medan 20221; Telp(061) 6613365; Fax.
(061) 6613319-6614002
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dwi Yulia Utami


NIM : 4161220007
Pangkat / Golongan : Ketua
Jabatan Fungsional : Mahasiswa
Alamat : Jalan Tombak No 42

Dengan ini menyatakan bahwa proposal saya dengan judul :


Pengaruh Ekstrak Albedo Semangka Merah ( Citrulus Vulgararis )
Terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih ( Rattus Norvegicus ) Yang Diinduksi
Aloksan yang diusulkan dalam skema studen grand tahun anggaran 2019 bersifat
original, dan belum pernah dibiayai oleh lembaga / sumber dana lain.
Bila mana dikemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan
ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke Kas
Negara.
Demikian pernyataan inidibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.

Medan, Mei 2019


Mengetahui, Yang menyatakan,
Ketua Lembaga Penelitian Unimed,

Dr. Kustoro Budiarta Dwi Yulia Utami


NIP. 196809141992031002 NIM. 4161220007

25

Anda mungkin juga menyukai