Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN FARMAKOLOGI

AKTIVITAS ANTIKOLESTEROL

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK: 2
Nama Anggota Kelompok: 1. Aprina Ferantika (20011023)
2. Arfah Dewi (20011025)
3. Ayub Purnama (20011031)
4. Benni Saputra (20011035)
5. Chenia Nandini (20011039)
KELAS/SHIFT: 2020C/1
DOSEN PENGAMPU: 1. Apt. Fitratul Wahyuni M.Farm
2. Apt. Ifora, M.Farm
3. Syamsi Kahirani, S.Si
ASISTEN DOSEN: 1. Alfarhan tri putra (19011111)
2. Arya putra (19011107)
3. Clara Alta Fanta (19011034)
4. Dwi suci julianti (19011035)
5. Ego medya unggul (19011076)
6. Putri nova susanti (20012016)
7. Silmi kaffah (19011120)
8. Thesa helmalia putri (19011024)

LABORATORIUM FARMAKOLOGI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFARM) PADANG
2022/2023
Pratikum Objek 11

Aktivitas Antikolesterol

I. Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami dan membandingkan efek farmakologi


antihiperkolesterol.
2. Mahasiswa mampu mempraktekkan uji antihiperkolesterol pada hewan uji.

II. Teori

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah yang
diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. Kolesterol termasuk
golongan lipid yang tidak terhidrolisis. Kolesterol mempunyai makna penting
karena merupakan unsur utama dalam lipoprotein plasma dan membran plasma
serta menjadi prekursor sejumlah besar senyawa steroid dan memiliki fungsi yang
sangat baik untuk tubuh, Kolesterol dalam tubuh mempunyai fungsi yang penting
diantaranya pembentukan hormon testosteron pada pria dan hormon estrogen pada
wanita, pembentukan vitamin D, dan sebagai sumber energi , Pada penggunaan obat
golongan HMG CoA Reduktase (Statin) akan bergabung dengan protein-protein
khusus dan membentuk alat angkut lipid yang dinamakan lipoprotein Lipoprotein
adalah gabungan molekul lipid dan protein yang di sintesis di dalam hati. Tiap jenis
lipoprotein berbeda dalam ukuran dan densitas, juga dapat mengangkut berbagai
jenis lipid dalam jumlah yang berbeda pula Lipoprotein mempunyai fungsi
mengangkut lipid di dalam plasma jaringan-jaringan yang membutuhkan sebagai
energi, sebagai komponen membran sel atau prekusor metabolit aktif. Tubuh
membentuk 4 lipoprotein yaitu kilomikron, Very Low Density Lipoprotein
(VLDL), Low Density Lipoprotein (LDL), High Density Lipoprotein (HDL).

1. Kilomikron. Kilomikron merupakan lipoprotein plasma terbesar, kilomikron


menggambarkan 98%-99% kandungan lemaknya, 85% diantaranya adalah
trigliserida dari makanan. Kilomikron disintesis dari asam lemak trigliserida
dan kolesterol dari makanan yang di absorbsi dari usus halus oleh sel epitel
(Farese et al, 2000) Kilomikron memiliki partikel lipoprotein dengan diameter
80 - 1200 nm dan mempunyai densitas < 0,95g/ml. Kilomikron mengandung
90 - 95 % trigliserida, 2 – 6 % fosfolipid, 2 – 4 % kolesterol dan 1- 2 % protein.
Kilomikron mengangkut lipida dari seluruh tubuh. Lipid yang diangkut
terutama adalah trigliserid.
2. Very Low Density Lipoprotein (VLDL) Senyawa lipoprotein yang berat
jenisnya sangat rendah di dalam tubuh difungsikan sebagai pengangkut
trigliserida ke seluruh jaringan. Jenis lipoprotein ini memiliki kandungan lipid
tinggi. Dalam tubuh senyawa ini difungsikan sebagai pengangkut trigliserida
dari hati keseluruh jaringan tubuh. Sisa kolesterol yang tidak diekskresikan
dalam empedu akan bersatu dengan VLDL sehingga menjadi LDL, dengan
bantuan enzim lipoprotein lipase. VLDL diubah menjadi ILDL dan selanjutnya
menjadi LDL.
3. Low Density Lipoprotein (LDL) Kolesterol LDL (Low Densisty Lipoprotein)
atau biasa disebut sebagai kolesterol jahat. Kandungan LDL yang tepat dalam
tubuh sekitar 60%- 70%. LDL akan membawa kolesterol ke seluruh tubuh yang
membutuhkan melalui jaringan arteri. Tetapi ketika LDL terlalu banyak, akan
menimbun kolesterol pada arteri sehingga menyebabkan plak. LDL
berpengaruh dengan kadar lemak jenuh dalam tubuh dan kandungan kolesterol
yang dikonsumsi. Sehingga ketika kadar kolesterol tinggi, harus melakukan
diet rendah lemak.
4. High Density Lipoprotein (HDL) Kolesterol HDL merupakan kolesterol baik
yang aman untuk tubuh walaupun kadarnya tinggi. HDL tidak mengandung
banyak lemak seperti LDL tetapi mengandung banyak protein. LDL berfungsi
sebagai pengantar kolesterol sedangkan HDL berfungsi sebagai pembersih
dalam saluran pembuluh darah arteri dan memiliki nilai normal untuk menilai
tinggi rendahnya kolesterol Peningkatan kolesterol beresiko untuk terjadinya
arterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Proses arterosklerosis
dipengaruhi oleh usia. Pada usia 50 tahun memang umumnya sudah terjadi
arterosklerosis. Kadar kolesterol yang berlebih akan menjadi masalah, oleh
karena itu kadar kolesterol harus diturunkan. Salah satu cara untuk menurunkan
kadar kolesterol adalah dengan menggunakan obat golongan dislipidemia
(Adam, J. M. F.,2018)
Kolesterol saat ini tidak hanya menjadi masalah kesehatan yang dihadapi
negara- negara maju tetapi juga negara-negara berkembang. Kelebihan kolesterol
(hiperkolesterolemia) terutama sangat berhubungan dengan munculnya penyakit
jantung koroner (PJK). Terapi awal diutamakan pada terapi non farmakologis
seperti diet dan gerak badan. Apabila gagal, maka dilakukan terapi farmakologis
baik dengan menggunakan obat alami maupun obat modern.

Secara etnomedisin, banyak sekali bahan-bahan tumbuhan, hewani dan


fungi yang telah dimanfaatkan oleh berbagai etnik di dunia sebagai penurun
kolesterol (antikolesterol). Diantaranya adalah buah apel, jamur shiitake dan jamur
shimeji yang digunakan di negara- negara Asia Timur termasuk Jepang dan Cina
sebagai sumber makanan sekaligus penurun kolesterol. Uji aktivitas antikolesterol
dilakukan pada tikus putih betina galur Wistar diet kolesterol tinggi dengan metode
Enzymatic Fotometric Test CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase Phenol
Aminoantipyrin). Hasil analisis data dengan metode One Way Anova (SPSS)
menunjukkan bahwa madu jamur yang diberikan pada kelompok tikus putih galur
Wistar diet lemak tinggi dengan dosis 0,15 ml/200gram BB tidak menunjukkan
aktivitas antikolesterol sedangkan madu rocky yang diberikan pada kelompok tikus
putih galur Wistar diet lemak tinggi dengan dosis 0,5 ml/200gram BB menunjukkan
aktivitas antikolesterol setara dengan simvastatin (Hartini, M. And Astirin, O. P.,
2021)

Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak. Lemak dalam darah


terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas. Lemak
merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat
gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah
satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah
satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang
merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk
dinding sel-sel dalam tubuh, merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon
steroid, pelindung badan dan prekursor prostaglandin. Tetapi bila kolesterol dalam
tubuh berlebih (hiperlipidemia) akan tertimbun didalam dinding pembuluh darah
dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau
pengerasan pembuluh darah. Hiperlipidemia adalah keadaan yang ditandai oleh
peningkatan kadar lemak darah. Biasanya dihubungkan dengan resiko terjadinya
aterosklerosis atau penyakit jantung koroner (PJK).

Secara normal, kolesterol diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang
tepat. Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena makanan ekstern yang berasal
dari lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood).
Hanya seperempat dari kolesterol yang terkandung dalam darah berasal langsung
dari saluran pencernaan yang diserap dari makanan, sisanya merupakan hasil
produksi tubuh sendiri oleh sel-sel hati. Lemak yang terdapat dalam makanan akan
diuraikan menjadi kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas pada
saat dicerna dalam usus. Keempat unsur lemak ini akan diserap dari usus dan masuk
kedalam darah. Kolesterol dan unsur lemak lain tidak larut dalam darah. Agar dapat
diangkut dalam aliran darah, kolesterol bersama dengan lemaklemak lain
(trigliserida dan fosfolipid) harus berikatan dengan protein untuk membentuk
senyawa yang larut dan disebut dengan lipoprotein Didalam peredaran darah,
lipoprotein merupakan suatu kompleks yang disebut lipoprotein particle yang
terdiri dari 2 bagian yaitu bagian dalam (inti) yang tidak larut terdiri dari trigliserida
dan ester kolesterol dan bagian luar yang lebih larut, terdiri dari kolesterol bebas,
fosfolipid dan apo-protein. Lipoprotein dibagin menjadi beberapa jenis, sesuai
dengan berat jenisnya yang ditentukan dengan cara ultrasentrifugasi yairu:
kilomikron, Very low density lipoprotein (VLDL), Intermediate density lipoprotein
(IDL), Low density lipoprotein (LDL), dan High density lipoprotein (HDL).

Kilomikron merupakan lipoprotein yang mengangkut lemak menuju ke hati.


Dalam hati, ikatan lemak tersebut akan diuraikan sehingga terbentuk kembali
keempat unsur lemak tersebut, dan asam lemak yang terbentuk akan dipakai sebagai
sumber energi atau bila jumlahnya berlebih akan disimpan dalam jaringan lemak.
Bila asupan kolesterol tidak mencukupi, sel hati akan memproduksinya. Dari hati,
kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL (Low Density Lipoprotein)
untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan termasuk ke sel otot jantung, otak
dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan kolesterol
akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density
Lipoprotein) untuk dibawa kehati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke
dalam kandung empedu sebagai asam (cairan) empedu (Dumadi, S. R., 2020)
LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan
mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B
(apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena dapat
menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah. Sebaliknya HDL
disebut sebagai lemak yang baik karena dalam operasinya ia membersihkan
kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali
ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL
ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi
atau lebih berat. Kolesterol yang berlebihan dalam darah akan mudah melekat pada
dinding sebelah dalam pembuluh darah. Selanjutnya, LDL akan menembus dinding
pembuluh darah melalui lapisan sel endotel, masuk ke lapisan dinding pembuluh
darah yang lebih dalam yaitu intima. Makin kecil ukuran LDL atau makin tinggi
kepadatannya makin mudah pula LDL tersebut menyusup ke dalam Iintima. LDL
demikian disebut LDL kecil padat.

LDL yang telah menyusup ke dalam intima akan mengalami oksidasi tahap
pertama sehingga terbentuk LDL yang teroksidasi. LDL-teroksidasi akan memacu
terbentuknya zat yang dpat melekatkan dan menarik monosit (salah satu jenis sel
darah putih) menembus lapisan endotel dan masuk ke dalam intima disamping itu
LDL-teroksidasi juga menghasilkan zat yang dapat mengubah monosit yang telah
masuk ke dalam intima menjadi makrofag. Sementara itu LDL-teroksidasi akan
mengalami oksidasi tahap kedua menjadi LDL yang teroksidasi sempurna yang
dapat mengubah makrofag menjadi sel busa. Sel busa yangterbentuk akan saling
berikatan membentuk gumpalan yang makin lama makin besar sehingga
membentuk benjolan yang mengakibatkan penyempitan lumen pembuluh darah.
Keadaan ini akan semakin memburuk karena LDL akan teroksidasi sempurna juga
merangsang sel-sel otot pada lapisan pembuluh darah yang lebih dalam (media)
untuk masuk ke lapisan intima dan kemudian akan membelahbelah diri sehingga
jumlahnya semakin banyak (Sidhi, P., 2016).

Secara klinis, terutama dalam hubungannya dengan penyakit jantung koroner,


hiperlipidemia dapat dikatagorikan hanya kedalam 3 bentuk tergantung pada kadar
lipid yang meningkat, yaitu: Hiperkolesterolemia (kolesterol meningkat),
Hipertrigliseridaemia Dalam keadaan fisiologis, uptake LDL pada sel-sel perifer
terjadi apabila terdapat LDL reseptor. Apabila LDL reseptor jumlahnya sedikit,
misalnya pada penyakit hiperkolesterolemia familial, maka banyak LDL yang tidak
tertangkap oleh reseptor LDL sehingga kadar kolesterol LDL dalam darah
meningkat dan akan lebih lama berada dalam darah. Akibatnya, kemungkinan LDL
untuk teroksidasi lebih besar. LDL teroksidasi inilah yang sangat
aterogenikKolesterol HDL diketahui mempnuyai efek protektif atau
melindungiterhadap jantung karena berperan dalam reverse cholesterol transport
yang mengangkut kolesterol dari jaringan perifer ke hati untuk kemudian
dikeluarkan melalui empedu.

Bukti klinis dan epidemiologis menunjukkan bahwa HDL mempunyai


korelasi negatif dengan penyakit jantung koroner. Dalam tubuh penurunan kadar
LDL-kolesterol dalam darah bisa melalui proses fagositosis, yang juga dapat
mencegah penumpukan LDL-kolesterol yang teroksidasi pada dinding pembuluh
darah, tetapi LDL yang teroksidasi sangat sulit difagosit oleh makrofag, sehingga
dalam tubuh diperlukan adanya antioksidan yang dapat mencegah terjadinya
oksidasi LDL-kolesterol.

Penurunan kolesterol juga dapat dilakukan dengan cara menghambat


perombakan lemak jaringan, mengurangi pengambilan asam lemak bebas oleh hati
dan meningkatkan pengeluaran kolesterol oleh hati melalui getah empedu, obat
yang biasanya digunakan adalah klofibrat, gemfibrozil dan niacin (asam nikotinat).
Dari alam kita dapat memilih ragi, sereal utuh dan kacang-kacangan sebagai sumber
niacin Karena kolesterol juga diproduksi oleh hati, cara lain penurunan kolesterol
adalah dengan menghambat produksinya dalam hati. Dalam hati kolesterol
dibentuk melalui rangkaian pembentukan senyawa yang terdiri atas HMG
(hidroksimetilglutaril)-Koenzim A, mevalonat, skualen, lanosterol dan akhirnya
kolesterol. Dengan menghambat enzim hidroksilase dan reduktase yang diperlukan
untuk perubahan HMG-Koenzim A menjadi mevalonat, produksi kolesterrol akan
terhambat Obat yang biasa digunakan adalah golongan statin yang ternyata dibuat
dari ekstraksi sejenis jamur. Jamur yang sudah dikenal sebagai antilipidemik adalah
Lingzhi termasuk kelompok ganoderma. Untuk mengetahui apakah jenis jamur
yang sudah biasa dikonsumsi dan tersedia dipasaran seperti jamur tiram, shiitake,
dan jamur merang, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut (Ganong, W. F., 2017)
III. Alat Dan Bahan
Hewan Percobaan: Mencit (2 ekor), berat badan 20-30g

1. Alat
• Bak Mencit
• Spuit Oral (Sonde Oral)
• Jarum canull
• GCU
• Gunting
• Pot darah
2. Bahan
• Mencit
• Telur Puyuh
• Simvastatin 20 mg/70 KgBB
• Niasin 500 mg/70 KgBB
• Fenofibrate 100 mg/70 KgBB
• Alcohol 70%
• Aquadest
• PTU 0,01%
IV. Prosedur Kerja

Pastikan alat dan bahan yang akan digunakan sudah lengkap

• Mencit ditimbang berat badannya dan hitung dosis mencit sesuai berat
badannya.
• Berikan larutan kuning telur sebagai penginduksi
• Setelah 10 menit, berikan larutan obat sesuai kelompok masing-masing,
tunggu 30 menit
• Dilakukan pengecekkan kadar kolesterol mencit dengan cara diambil
darahnya melalui pembuluh darah yang ada divena ekor dengan cara di
potong ekor mencit tersebut  0,5 cm dari ujung ekor dengan menggunakan
gunting
• Darah yang keluar di tetsan pada strip kolesterol yang terpasang pada alat
• Kadar kolesterol yang muncul pada alat kemudian di catat
• Kemudian bandingkan dengan kelompok control positif.
V. Hasil

• Mencit 1(berat badan: 29 g)


Perhitungan:
▪ VAO = 1% x BB
= (1/100) x 29
= 0,29 ml

• Mencit 2 (berat badan: 25 g)


Perhitungan:
▪ VAO = 1% x BB
= (1/100) x 25
= 0,25 ml

Data pengamatan dan hasil:


Kelompok Hewan uji Kolesterol % penurunan
Mencit BB (gram) setelah 30 dibandingkan
menit dengan
kontrol
1 30 118 mg/dl
1 2 24,9 168 mg/dl -25,43%
Rata-rata 143 mg/dl
1 29 121 mg/dl
2 2 25 127 mg/dl -8,77%
Rata-rata 124 mg/dl
1 24 125 mg/dl
3 2 26 143 mg/dl -17,54%
Rata-rata 134 mg/dl
1 23,3 124 mg/dl
4 2 226,0 103 mg/dl 0%
Rata-rata 114 mg/dl

Perhitungan:
% penurunan= (kelompok control – kelompok obat) : (kelompok control) x 100%
= (114 mg/dl – 124 mg/dl) : (114 mg/dl) x 100%
= -0,0877 x 100% = -8,77%
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan praktikum tentang aktivitas
antikolesterol. Dimana tujuannya yaitu mampu memahami dan membandingkan
efek farmakologi anti hiperkolesterol dan mampu mempraktekkan uji antikolesterol
pada hewan uji. Untuk hewan uji yang di pakai yaitu menggunakan hewan mencit.
Pada bagian badan mencit di beri tanda dengan spidol. Kemudian timbang mencit
yang akan dipraktikumkan kemudian diinduksikan telur puyuh sesuai VaO
selanjutnya tunggu sampai 10 menit, Setelah di induksi obatnya kemudian ukur
darahnya selanjutnya potong ekor mencit 0,5cm, kemudian darah yang pertama
diambil dan yang kedua di tes. Dimana dapat kita ketahui bahwa pengertian dari
Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak.

Lemak dalam darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam
lemak bebas. Lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh
tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi.
Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya
kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama
untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh, merupakan bahan dasar
pembentukan hormon-hormon steroid, pelindung badan dan prekursor
prostaglandin. Tetapi bila kolesterol dalam tubuh berlebih (hiperlipidemia) akan
tertimbun didalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang
disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah.

Hiperlipidemia adalah keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar lemak


darah. Biasanya dihubungkan dengan resiko terjadinya aterosklerosis atau penyakit
jantung koroner. Secara normal, kolesterol diproduksi sendiri oleh tubuh dalam
jumlah yang tepat. Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena makanan ekstern
yang berasal dari lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai makanan sampah
(junkfood). Hanya seperempat dari kolesterol yang terkandung dalam darah berasal
langsung dari saluran pencernaan yang diserap dari makanan, sisanya merupakan
hasil produksi tubuh sendiri oleh sel-sel hati. Lemak yang terdapat dalam makanan
akan diuraikan menjadi kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas
pada saat dicerna dalam usus. Keempat unsur lemak ini akan diserap dari usus dan
masuk kedalam darah. Kolesterol dan unsur lemak lain tidak larut dalam darah.

Agar dapat diangkut dalam aliran darah, kolesterol bersama dengan lemak-
lemak lain (trigliserida dan fosfolipid) harus berikatan dengan protein untuk
membentuk senyawa yang larut dan disebut dengan lipoprotein. Didalam peredaran
darah, lipoprotein merupakan suatu kompleks yang disebut lipoprotein particle
yang terdiri dari 2 bagian yaitu bagian dalam (inti) yang tidak larut terdiri dari
trigliserida dan ester kolesterol dan bagian luar yang lebih larut, terdiri dari
kolesterol bebas, fosfolipid dan apo-protein.

Lipoprotein dibagin menjadi beberapa jenis, sesuai dengan berat jenisnya


yang ditentukan dengan cara ultrasentrifugasi yaitu: kilomikron, Very low density
lipoprotein (VLDL), Intermediate density lipoprotein (IDL), Low density
lipoprotein (LDL), dan High density lipoprotein (HDL). Kilomikron merupakan
lipoprotein yang mengangkut lemak menuju ke hati. Dalam hati, ikatan lemak
tersebut akan diuraikan sehingga terbentuk kembali keempat unsur lemak tersebut,
dan asam lemak yang terbentuk akan dipakai sebagai sumber energi atau bila
jumlahnya berlebih akan disimpan dalam jaringan lemak. Bila asupan kolesterol
tidak mencukupi, sel hati akan memproduksinya. Dari hati, kolesterol diangkut oleh
lipoprotein yang bernama LDL (Low Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel
tubuh yang memerlukan termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh
lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kehati
yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu sebagai
asam (cairan) empedu.

LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan


mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B
(apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena dapat
menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah. Sebaliknya HDL
disebut sebagai lemak yang baik karena dalam operasinya ia membersihkan
kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali
ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL
ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi
atau lebih berat.

Kolesterol yang berlebihan dalam darah akan mudah melekat pada dinding
sebelah dalam pembuluh darah. Selanjutnya, LDL akan menembus dinding
pembuluh darah melalui lapisan sel endotel, masuk ke lapisan dinding pembuluh
darah yang lebih dalam yaitu intima. Makin kecil ukuran LDL atau makin tinggi
kepadatannya makin mudah pula LDL tersebut menyusup ke dalam Iintima. LDL
demikian disebut LDL kecil padat. LDL yang telah menyusup ke dalam intima akan
mengalami oksidasi tahap pertama sehingga terbentuk LDL yang teroksidasi. LDL-
teroksidasi akan memacu terbentuknya zat yang dpat melekatkan dan menarik
monosit (salah satu jenis sel darah putih) menembus lapisan endotel dan masuk ke
dalam intima disamping itu LDL-teroksidasi juga menghasilkan zat yang dapat
mengubah monosit yang telah masuk ke dalam intima menjadi makrofag.

Sementara itu LDL-teroksidasi akan mengalami oksidasi tahap kedua


menjadi LDL yang teroksidasi sempurna yang dapat mengubah makrofag menjadi
sel busa. Sel busa yang terbentuk akan saling berikatan membentuk gumpalan yang
makin lama makin besar sehingga membentuk benjolan yang mengakibatkan
penyempitan lumen pembuluh darah. Keadaan ini akan semakin memburuk karena
LDL akan teroksidasi sempurna juga merangsang sel-sel otot pada lapisan
pembuluh darah yang lebih dalam (media) untuk masuk ke lapisan intima dan
kemudian akan membelah-belah diri sehingga jumlahnya semakin banyak. Dalam
keadaan fisiologis, uptake LDL pada sel-sel perifer terjadi apabila terdapat LDL
reseptor. Apabila LDL reseptor jumlahnya sedikit, misalnya pada penyakit
hiperkolesterolemia familial, maka banyak LDL yang tidak tertangkap oleh
reseptor LDL sehingga kadar kolesterol LDL dalam darah meningkat dan akan
lebih lama berada dalam darah. Akibatnya, kemungkinan LDL untuk teroksidasi
lebih besar. LDL teroksidasi inilah yang sangat aterogenik.

Kolesterol HDL diketahui mempunyai efek protektif atau melindungi


terhadap jantung karena berperan dalam reverse cholesterol transport yang
mengangkut kolesterol dari jaringan perifer ke hati untuk kemudian dikeluarkan
melalui empedu. Bukti klinis dan epidemiologis menunjukkan bahwa HDL
mempunyai korelasi negatif dengan penyakit jantung koroner. Lain halnya dengan
komponen lemak yang lain yaitu trigliserida. Banyak pasien penyakit jantung
koroner, kadar trigliseridanya tinggi tetapi sampai saat ini masih belum ada bukti
yang meyakinkan bahwa kadar ttrigliserida merupakan faktor aterogenik. Kadar
trigliserida yang sangat meningkat (lebih dari 1000 mg%) dengan kadar kolesterol
normal, biasanya disebabkan oleh peningkatan kilomikron. Efek aterogeniknya
tidak ada, tetapi kemungkinan mendapat pankreatitis besar.

Kadar trigliserida diantara 250-500 mg/dl dianggap ada hubungannya


dengan penyakit jantung koroner bila disertai dnegan adanya penurunan kadar
kolesterol HDL. Dalam tubuh penurunan kadar LDL-kolesterol dalam darah bisa
melalui proses fagositosis, yang juga dapat mencegah penumpukan LDL-kolesterol
yang teroksidasi pada dinding pembuluh darah, tetapi LDL yang teroksidasi sangat
sulit difagosit oleh makrofag, sehingga dalam tubuh diperlukan adanya antioksidan
yang dapat mencegah terjadinya oksidasi LDL-kolesterol. Salah satu obat
antilipidemik yang kerjanya lewat proses ini adalah probukol. Sementara
antioksidan alami dari alam yang dapat dimanfaatkan untuk terapi alternatif adalah
kombinasi selenium, vitamin C dan vitamin E.

Penurunan kolesterol juga dapat dilakukan dengan cara menghambat


perombakan lemak jaringan, mengurangi pengambilan asam lemak bebas oleh hati
dan meningkatkan pengeluaran kolesterol oleh hati melalui getah empedu, obat
yang biasanya digunakan adalah klofibrat, gemfibrozil dan niacin (asam nikotinat).
Dari alam kita dapat memilih ragi, sereal utuh dan kacang-kacangan sebagai sumber
niacin.
VII. kesimpulan
Pada pratikum kali ini yaitu tentang antikolesterol, dimana yang dimaksud
dengan kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah yang
diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. Dimana apabila kadar
kolesterol ini didalam darah tinggi akam dapat menyebabkan berbagai penyakit.
Dari pratikum kali ini dapat disimpulkan bahwa perbandingan dari % penurunan
kolesterol yang diperoleh adalah -8,77.

VIII. Saran

• Diharapkan praktiakn lebih hati-hati dalam perhitungan dosis


• Diharapkan praktikan lebih hati-hati dalam pemberian sediaan baik secara oral
maupun secara peritonial.
Daftar Pustaka

Adam, J. M. F., (2018) Dislipidemia, Chapter 437, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Edisi IV, Jilid III, 1929, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.

Dumadi, S. R., 2020, Risiko Kolesterol Darah dan Diet Lemak, Jurnal Farmasi
Pancasila, 1 (1), 9-16.

Ganong, W. F., 2017, Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC,


Jakarta.

Hartini, M. And Astirin, O. P., 2021, Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih (Rattus
norvegicus) Hiperkolesterolemik Setelah Perlakuan VCO, Bioteknologi,
6 (2), 55-62

Sidhi, P., 2016, Perbandingan Penetapan Kadar Kolesterol Metode CHOD-PAP,


Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
IX. Dokumentasi Pratikum

Anda mungkin juga menyukai