Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN DENGAN MASALAH

HIPERTENSI

Disusun Oleh

Nama : Resti Nila Sari


Nim : P07120218081

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
2020
A. Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis

saat seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal.

Penyebab hipertensi adalah volume darah meningkat dan saluran darah

menyempit. Oleh karena itu, jantung harus memompa lebih keras untuk

suplai oksigen dan nutrisi kesetiap sel di dalam tubuh (Puspitorini, 2009).

Menurut Joint National Committee VII (2003) umumnya tekanan

darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya umur. Risiko

untuk menderita hipertensi pada populasi ≥ 55 tahun yang tadinya

tekanan darahnya normal adalah 90%, sampai dengan umur 55 tahun,

laki-laki lebih banyak menderita hipertensi dibanding perempuan, dari

umur 55-74 tahun, sedikit lebih banyak perempuan disbandingkan laki-

laki yang menderita hipertensi. Populasi lansia (umur ≥ 60 tahun),

prevalensi untuk hipertensi sebesar 65,4% (Joint National Committee VII,

2003)

B. Teori hipertensi

1. Defenisi

Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu gangguan pada

pembuluh darah yang mengakibatkan supla oksigen dan nutrisi, yang di

bawah oleh darah terhambat sampai kejaringan tubuh yang

membutuhkannya. (Viataealt, 2008)

Wold Heart Organization (WHO) menyatakan bahwa tekanan

darah dikatakan normal jika sistoliknya kurang dari 140 mmHg dan

distoliknya kurang dari 90 mmHg. Jika sistolik diantara 140-160 mmHg


disebut borderline hypertension. Jika seseorang memiliki sistolik dari 160

mmHg dan distolik lebih dari 95 mmHg maka disebut hipertensi. (Julianti,

2006). Tekanan darah sistolik adalah jumlah tekanan dipembuluh darah

saat jantung berkontraksi memompah darah. (julianti, 2006).

2. Penyebab

Bedasarkan penyebab hipertensi dikelompokkan menjadi dua

kategori dasar yaitu :

a). Hipertensi primer

Hipertensi primer atau juga disebut hipertensi esensial sampai

saat ini masih belum diketahui penyebabnya

b). Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang dipicu oleh penyakit

lainnya seperti ginjal, kelenjar andrenal, kelenjar gondok, efek

obat-obatan, dan kelainan pembuluh darah dan kehamilan.

Sementa rajenis-jenis hipertensi dikelompokkan bedasrkan tinggi

rendahnya systole dan diastole. Nilai tekanan darah dapat bervariasi

karena berbagai kondisi, termasuk waktu dalam sehari. Oleh karena itu

evaluasi tekanan darah sebaiknya dilakukan dua kali dalam satu kali

pemeriksaan. Hampir 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi

tergolong hipertensi essensial, sedangkan 10% tergolong hipertensi

tergolong sekunder. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi

adalah hipertensi essensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih

banyak ditunjukan untuk penderita golongan ini. (Dalimartha, 2008).


3. Klasifikasi hipertensi

World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa

tekanan darah seseorang dikatakan normal jika sistoliknya kurang

dari 140 mmHg dan distoliknya kuran dari 90 mmHg. Jika sistolik

diantara 140-160 mmHg dan distoliknya diantara 90-95 mmHg disebut

borderline hypertension. Berikutk lasifikasi tekanan darah orang

dewasa usia >18 tahun

Table :Klasifikasihipertensi

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Distolik (mmHg)


Optimal <120 <80
Normal <130 < 85
High Normal 130-139 80-89

Hipertensi
Stage 1 (Mild) 140-159 90-99
Stage 2 (moderate) 150-179 100-109
Stage 3 (Savera) ≥ 180 ≥ 110

Sumber : Diana 2008

Hipertensi sebenarnya dapat ditularkan dari orang tua kepada

anaknya. Jikasalah satu orang tua terkena hipertensi maka anaknya

cenderung terkena hipertensi. Keluhan yang mungkin timbul akibat

hipertensi antara lain nyeri dibagian kepala, mimisan, penglihatan

kabur, otot lemah, mual dan muntah. (Susianto, 2008)


Table :Hipertensimenurutkelompokumur

Kelompok usia Normal (mmHg)


Bayi 80/40
Anak 100/60
Remaja 115/70
Dewasa
20-45 th 120-125/75-80
45-65 th 135-140/85
>65 th 150/85

Sumber :Tambayong (2010)

4. Patofisiologi

Implus yang berkaitan dengan tekanan darah diintreasikan

diotot yaitu berada di formasioretikularis yang

terletakdimedulaoblongata bagian bawah dan pons yang merupakan

pusat control kardiovaskuler. Kontrol system persarafan teradap

tekanan darah diotak melibatkan baroreseptor dan serabut-serabuta

ferennya, pusat vasomotor dan serabut vasomotor dimedula

oblongata dan otot polos pembuluh darah. Pusat vasomotor yang

mempengarui diameter pembuluh adalah pusat vasomotor yang

merupakan kumpulan serabut saraf simpatis. Pusat vasomotor dan

pusat kardiovaskuler bersama-sama meregulasi tekanan darah

dengan mempengaruhi curah jantung dan diameter pembuluh darah.

Pusat vasomotor mengirim implus secara tetap melalui serabut

efferent saraf simpatif (serabu tmotorik) yang keluar dari medulla

spinalis pada sekmen T1 sampai L2 dan masuk menuju otot polos


pembuluh darah dan yang terpenting adalah darah arteriol, akibatnya

pembuluh darah arteriolampir selalu dalam keadaan kontriksi sedang.

(muttaqin, 2009)

5. Komplikasi Hipertensi

Menurut Dalimartha (2008) seperti penyakit kronis lainnya

pada hipertensi pun berbagai penyakit dapat menyertai (penyakit

penyerta) dan timbul bersamaan seingga berpotensi memburuk

kerusakan organ.

a). Komplikasi

penderita penyakit hipertensi beresiko terkena penyakit lainnya

yang timbul kemudian, di antaranya sebagai berikut :

1). Penyakit jantung koroner

2). Kerusakan pembulu darah otak

3). Gagal ginjal

b). Penyakit penyerta

penyakit yang sering kali menjadi penyerta dari penyakit hipertens

iantara lain sebagai berikut :

1). Kencing manis atau resistensi insulin (R-1)

2). Hiperfungsi kelenjar tiroid

3). Rematik

4). Gout/hiperuriced/asamurat

5). Kadar lemakdarah tinggi (hiperlipidemia)

6. Penatalaksanaan medis
Muttaqin (2009) menyatakan bahwa tujuan penatalaksanaan

medis adalah mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta

dengan mencapai dan mempertankante kanan darah dibawah 140/90

mmHg. Penatalaksanaan medis yang dapat mengurangi hipertensi

menggunakan :

a). Modifikasi gaya yaitu :

1). Teknik-teknik mengurangi stress

2). Penurunan berat badan

3). Pembatasana lkohol, natrium dan tembakau

4). Olahraga/latihan meningkatkan lipoprotein berdensitas tinggi

5). Relaksasi merupakan intervesi wajib yang harus dilakukan

setiap terapi hipertensi

b). Terapi farmakolois

1). Diuretik

2). Menekan simpatetik

3). Vasodilator arteriol yang bekerja lansung

4). Antagonis angiostensi

C. pengkajian keperawatan keluarga

1. pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan

keperawatan, agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai

dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari tahapan

pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga,


observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga

dan data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

a. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1). Nama kepala keluarga

2). Alamat dan telepon

3). Pekerjaan kepala keluarga 17

4). Pendidikan kepala keluarga

5). Komposisi keluarga dan genogram

6). Tipe keluarga

7). Suku bangsa

8). Agama

9). Status sosial ekonomi keluarga

10). Aktifitas rekreasi keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :

1). Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan

anak tertua dari keluarga inti.

2). Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan

mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh

keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan

tersebut belum terpenuhi.

3). Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat

kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit


keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota

keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber

pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta

pengalamanpengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai

riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan

1). Karakteristik rumah

2). Karakteristik tetangga dan komunitas RW

3). Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

4). Sistem pendukung keluarga

d. Struktur keluarga

1). Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara

berkomunikasi antar anggota keluarga.

2). Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga

mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah

perilaku.

3).Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing

anggota keluarga baik secara formal maupun informal.

4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan

norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan

kesehatan.

5). Fungsi keluarga :


a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota

keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,

dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain,

bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan

bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.

b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi

atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota

keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh

mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu

dukungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh

mana pengetahuan keluarga mengenal sehat sakit.

Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan

kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam

melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu mampu

mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk

melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada

anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang

dapat meningkatan kesehatan dan keluarga mampu

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan

setempat.

d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah

sejauh mana kemampuan keluarga dalam mengenal,

mengambil keputusan dalam tindakan, merawat anggota


keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang

mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan yang ada.

6). Stres dan koping keluarga

a) Stressor jaangka pendek dan panjang

(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga

yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5

bulan.

(2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami

keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu

lebih dari 6 bulan.

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor

c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi

permasalah

e) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua

anggotaa keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan

fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan

keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan

harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

D. Diagnosa Keperawatan

Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga yang di kaji maka

diagnose keperawatan keluarga yang muncul adalah :


1. Mananjemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d ketidak mampuan

keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga

dengan hipertensi

E. Intervesi keperawatan

SDKI SLKI SIKI


1. Mananjemen Setelah dilakukan 1. Berikan penjelasan

kesehatan keluarga kunjungan . diharapkan pada keluarga

tidak efektif b.d keluarga mampu tentang diet yang

ketidak mampuan memberikan keperawatan sesuai untuk

keluarga merawat pada Tn L.A.H dengan pendrita hipertensi

dalam mengenal criteria hasil : yaitu diet rendah

masalah anggota 1. Adanya usaha untuk garam, rendah

keluarga dengan tidur sesuai lemak dan

hipertensi kebutuhan kolestrol

2. Periksa secara 2. Anjurkan pada

teratur ke pelayanan keluarga untuk

kesehatn mengkonsumsi

3. Ungkapkan Tn L.A.M makanan sesuai

tidak takut dengan diet

4. Wajah Tn L.A.H hipertensi

tampak rileks 3. Anjurkan pada

keluarga untuk

jadwal tidur Tn

L.A.H

4. Anjurkan kepada

keluarga
memeriksa Tn

L.A.H secara

teratur

5. Melatih dan

mengajarkan

senam hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Puspitorini, Myra. (2009). Hipertensi Cara Mudah Mengatasi Tekanan Darah

Tinggi. (Cetakan 3). Yogyakarta : Image Press

JNC VII. 2003. The seventh report of join national committee on prevention,

detection , evaluation, and treatmen of high blood pressure.

Hypertension 42: 1206-52.

http://hyper.aharjournals.org/cgi/content/full/42/6/1206 8 desember 2009.

Julianti, E.D, Nurjana, dan Soetrisno. 2005. Bebas Hipertensi dengan terapi jus.

Jakarta ; Puspa Suara

Dalimartha, S.,2008. Resep Tumbuhan Obat Untuk Asam Urat, Jakarta : Pustaka Obor

Populer

Anda mungkin juga menyukai