3.1 PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Ny D
Umur : 35 th
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jln Dr. Sitanala No. 42
Tanggal masuk : 17/10/2014, pukul 15:00 WIB
Tanggal pengkajian : 18/10/2014, pukul 16:00 WIB
No. Register : 13 241 21
Diagnosa Medis : Thypoid Fever
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
Klien mengatakan sudah 4 hari badannya panas.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. D berumur 35thn datang ke poli klinik umum RSUD Kab. Tangerang. Saat datang klien
tampak lemas. Saat dikaji oleh perawat, klien mengeluh badannya panas, mual dan muntah,
tidaknafsu makan, mual dan muntah terjadi setelah klien makan cukup banyak dan mual
muntah berkurang saat makan sedikit dan hangat.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Imunisasi : Klien mengatakan terakhir imunisasi saat masih kecil.
Alergi : Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi.
Penyakit yang pernah diderita : Klien mengatakan pernah terkena gastritis.
Obat-obatan yang pernah di digunakan : -
Riwayat masuk RS : Klien mengatakan belum pernah masuk rumah sakit.
Riwayat kecelakan : -
Riwayat tindakan operasi : -
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan yang berat atau
menular.
3. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Keadaan Umum Sedang, Kesadaran Umum Compos Mentis
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 90/70 mmHg
Nadi : 80x Permenit
Suhu : 40C
RR : 24x Permenit
3. Antropometri
Tinggi Badan : 164cm
BB : 44kg
Indeks Masa Tubuh : BB = 46 = 17,1
TB (1,64)
4. Kepala
Bentuk kepala simetris, rambut dan kulit kepala klien bersih, distribusi rambut merata,
tidak rontok, tidak mudah dicabut, tidak ada benjolan, tidak ada keluhan.
5. Mata
Letak bola mata simetris, gerakan bola mata simetris, kelopak mata tidak ada oedema,
konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, Tekanan Intra Okuler (TIO) sama, pupil dan refleks
cahaya normal, ketajaman mata normal OD = 2/5 OS 3/5, mata tampak sayu, terdapat
kantong mata.
6. Telinga
Kebersihan telinga bersih, tidak ada oedema dan secret, letak telinga simetris, fungsi
pendengaran baik
7. Hidung
Kebersihan lubang hidung bersih, tidak ada oedema dan secret, letak hidung simetris,
tidak ada peradangan membran mukosa hidung, tidak terdapat polip, funsi penciuman baik.
8. Mulut dan Faring
Mulut tampak kotor, ada bau mulut, terdapat mukosa pada mulut
Bibir : Warna pucat, ada stomatitis, tidak ada kelainan bentuk
Gusi : Warna merah muda pucat, tidak ada gingivitis
Gigi : Jumlah gigi 33, ada caries gigi pada gigi molar, tidak ada perdarahan, abses, dan
benda asing (gigi palsu)
Lidah : Warna putih pucat, kotor, dan pergerakan lidah normal
Faring : Warna merah muda, tidak ada peradangan, tidak ada eksudat, tonsil tidak ada
pembesaran
9. Leher
Bentuk leher normal, tidak ada oedema dan jaringan parut, tidak ada tekanan vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, tidak ada kaku kuduk dan
mobilitas leher normal.
10. Thorax dan Dada
Bentuk dada normal, tidak ada kelainan tulang belakang, ada retraksi intercostal, tidak ada
oedema dan jaringan parut, vocal premitus normal
Suara nafas normal, suara ucapan (vocal resonans) normal, tidak ada suara tambahan
Pada jantung ada ictus cordis, perkusi jantung normal, bunyi jantung normal
Pada payudara ukuran, bentuk, dan kesimetrisan payudara normal, warna aerola coklat,
puting susu tidak ada ulcus dan pembengkakan, tidak ada secret.
11. Abdomen
Bentuk abdomen datar dan simetris, tidak ada jaringan parut dan lesi, tidak ada oedema,
bising usus 9x permenit, terdapat nyeri tekan.
12. Ekstremitas atas
Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5, tidak terdapat oedema, lesi dan jaringan parut,
kuku jari bersih, refleks biceps dan trisep +
13. Ekstremitas bawah
Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5, tidak terdapat oedema, lesi dan jaringan parut,
kuku jari bersih, tidak ada varices, dan refleks babinski +
4. DATA BIOLOGIS
1. Pola Nutrisi
Makan
a. Frekuensi : 3x Sehari
Minum
b. Jumlah : 8 Gelas
2. Pola Eliminasi
Buang Air Besar (BAB)
a. Input : 480cc
b. Output : 300cc
3. Pola Istirahat/Tidur
a. Tidur Siang : 2 jam
c. Keluhan Tidur : Klien mengatakan terkadang terbangun saat malam hari karena tidak nyaman tidur
4. Personal Hygiene
a. Mandi : 1x Sehari
b. Jenis Pakaian : Kaos dan daster
5. DATA PSIKOLOGIS
a. Status Perkawinan : Menikah
e. Konsep Diri :
Peran Diri :
Harga Diri :
6. DATA SOSIAL
Klien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar
7. DATA SPIRITUAL
Klien mengatakan selalu solat 5 waktu dan menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim.
8. THERAPHY
a) RL 20 tts/mnt mempunyai fungsi untuk mengatasi kehilangan cairan ektraseluler abnormal yang akut
b) PCT 3x350 mg mempunyai fungsi sebagai anagesik dan antipeuretik dengan sedikit efek anti inflamasi dan juga
dapat menghilangkan rasa sakit dan suhu tubuh yang tinggi
9. DATA PENUNJANG
a) Pemeriksaan darah rutin
b) Urinalisa
c) Kimia klinik
d) Tes tubex = +5
DS:
Klien mengatakan badannya panas selama 4 hari.
Klien mengatakan mual, muntah
Klien mengatakan tidak nafsu makan.
Klien mengatakan lemas.
DO:
Suhu tubuh: 40C
Klien tampak lemas
Dilakukan tes widal dengan hasil 1/320
Dilakukan tes tubex dengan hasil positif 5
Klien tidak menghabiskan makanannya
IMT 17,1
BB sebelum sakit 55kg, BB saat sakit 46kg
TD: 90/70mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 25x permenit
B. Masalah
Hipertermi
Ketidakseimbangan nutrisi
C. Diagnosa Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan badan teraba panas,
kondisi lemas, dan suhu tubuh menigkat.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak mampu dalam
memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologis, psikologi ditandai
dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika
terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-
fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan
dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia,
maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.
5.2 Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya
untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-
makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap
individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa makan setiap hari maka tubuh
manusia bisa terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1. Jakarta: EGC
Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba
Medika
Perry, dkk. 2005. Buku saku: Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien,
Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, AAA, Uliyah, Musriful. 2008. Konsep Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi
2. Jakarta: Salemba Medika
Lp Nutrisi
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
Disusun oleh :
NURUL MUKHLISA
B2.002.10.089
Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang ditemukan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik ( Kozier dalam Mubarak, 2008, hlm.
26)
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem
tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan ( Wikipedia Indonesia, 2008).
D. PATOFISIOLOGI
Abnormalitas saluran gastrointestinal bermacam-macam dan menunjukkan banyak patologi
yang dapat mempengaruhi system organ lain : perdarahan, perforasi, obstruksi, inflamasi dan
kanker. Lesi congenital, inflamasi, infeksi, traumatic dan neoplastik telah ditemukan pada
setiap bagian dan pada setiap sisi sepanjang saluran gastrointestinal.
Bagian dari penyakit organic di mana saluran gastrointestinal dicurigai, terdapat banyak
factor ekstrinsik yang menimbulkan gejala. Stress dan ansietas sering menjadi keluhan utama
berupa indigesti, anoreksia/ gangguan motorik usus, kadang-kadang menimbulkan konstipasi/
diare.
Selain itu status kesehatan mental, factor fisik: seperti kelelahan dan ketidakseimbangan/
perubahan masukan diet yang tiba-tiba dapat mempengaruhi saluran gastrointestinal sehingga
menyebabkan perubahan nutrisi ( Smeltzer, 2002).
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi adalah
sebagai berikut :
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status nutrisi buruk meliputi
penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit, penurunan albumin serum <
3.5 gr/dl, dan peningkatan/ penurunan kadar kolesterol ( Mubarak, 2008, hlm. 61).
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN) atau
hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran gastrointestinal tidak berfungsi karena
terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya
terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena sentral
ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit, vitamin, dan
unsure renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang dibutuhkan. Karena larutan TPN
bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat
larutan dilarutkan oleh darah klien.
( Kozier, 2011, hlm.784-801)
2. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a. Menstimulasi nafsu makan
1) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang disesuaikan dengan
kondisi klien
2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang anoreksik
3) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum atau setelah
makan
4) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau yang tidak enak.
Balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set irigasi yang tidak tertutup atau bahkan piring
yang sudah dipakai dapat memberikan pengaruh negative pada nafsu makan
5) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu makan; istirahat bila
mengalami keletihan
6) Kurangi stress psikologi
7) Berikan oral hygiene sebelum makan
b. Membantu klien makan
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan kondisi
( Kozier, 2011, hlm.782-783)
G. KOMPLIKASI
1. Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
2. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat
badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolism karena kelebihan
asupan kalori dan penurunan dalam pengguanaan kalori.
3. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium,
natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
4. Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol
darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya
hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
5. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak
secara berlebihan.
6. Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan
adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan
energy.
(Alimul, 2006, hlm.68)
II. KONSEP ASKEP
A. PENGKAJIAN
1. Komponen pengkajian nutrisi :
Data skrining Data tambahan
Antropometri Tinggi badan Lipatan trisep
Berat badan LILA
Berat badan ideal Lingkar otot lengan tengah
Indeks massa tubuh Lingkar lengan tengah
Biokimia Hemoglobin Kadar transferin serum
Albumin serum Nitrogen urea kemih
Hitung limfosit total Ekskresi kreatinin kemih
Clinical Kulit Analisis rambut
Rambut dan kuku Neurologi
Membran mukosa
Diet Porsi makan dalam 24 jam Riwayat diet
Frekuensi makan
Environment Lingkungan
Fatique Tingkat aktivitas Penyakit tertentu yang
berhubungan dengan
aktivitas
2. Riwayat keperawatan
Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)
Perubahan nafsu makan
Perubahan berat badan
Ketidakmampuan fisik
Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam pemilihan makanan
Status kesehatan umum dan kondisi medis
Riwayat pengobatan
3. Pemeriksaan fisik
Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi secara cepat seperti kulit,
rambut, kuku, mata, dan mukosa tetapi juga meliputi tinjauan sistematis yang dapat
dibandingkan dengan setiap pemeriksaan fisik yang rutin.
Tanda Klinis malnutrisi :
Area pemeriksaan Tanda- tanda
Penampilan umum Apatis, tidak bersemangat, lelah, mudah letih
BB Berlebih/ kurang
Kulit Kering, berlapis, bersisik, pucat/ berpigmen, ada petekie/
memar, lemak subkutan kurang
Kuku Rapuh, pucat, melengkung, bentuk seperti sendok
Rambut Kering, kusam, jarang, warna memudar, rapuh
Mata Konjungtiva pucat/merah,, kering, kornea lunak, kornea
berawan
Bibir Bengkak, pecah berwarna merah di pinggir mulut, fisura
vertical
Lidah Bengkak, berwarna merah, penampakan halus
Gusi Berspons, bengkak, mudah berdarah, meradang
Otot Lemah, mengecil
System Anoreksia, tidak mampu mencerna, diare, konstipasi,
gastrointestinal pembesaran hati
Saraf Penurunan refleks, kehilangan sensorik, rasa terbakar,
kesemutan di tangan dan kaki, iritabilitas
4. Riwayat diet
Mencakup data mengenai pola dan kebiasaan makan klien yang biasa; pilihan makanan,
alergi, dan intoleransi; frekuensi, jenis, dan kuantitas makanan yang dikonsumsi; dan factor
social, ekonomi, etnis atau agama yang mempengaruhi nutrisi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.:
Kesulitan untuk mencerna makanan
Kesulitan untuk menelan makanan
Anoreksia, muntah
Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
Depresi, stress, isolasi social
Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan luka dan penurunan asupan
sekunder akibat: pembedahan, medikasi ( mis. kemoterapi), terapi radiasi, rekontruksi bedah
mulut, kawat rahang
Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat : terapi radiasi, kemoterapi,
tonsilektomi
Ditandai dengan:
Data obyektif Data subyektif
Berat badan 20% atau lebih di bawah BB Pasien mengatakan :
ideal Nyeri abdomen
Diare Kram abdomen
Bising usus hiperaktif Menghindari makan
Penurunan BB dengan asupan makanan Cepat kenyang setelah
adekuat mencerna makanan
Membran mukosa pucat
Ketidakmampuan mencerna makanan
Tonus otot menurun
Sariawan di rongga mulut
Steatorea
Kelemahan otot
Gangguan menelan
Laborat
Albumin serum
Transferin
Elektrolit
Kriteria Hasil:
Nafsu makan meningkat
Peningkatan masukan oral
Peningkatan aktivitas
Massa otot
Berat badan
Intervensi Keperawatan :
Mandiri :
Timbang BB setiap hari
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Berikan kondisi yang relaks saat menyajikan makanan
Ajarkan atau bantu individu untuk beristirahat sebelum makan
Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah makan
Berikan makan dalam porsi kecil namun sering
Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan untuk :
Makan makanan kering (crakers) saat bangun tidur
Makan makanan asin bila tidak ada pantangan
Hindari makanan yang terlalu manis
Makan kapan saja bila dapat ditoleransi
Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan hindari
mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.
Kolaborasi :
Konsulkan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat pada ahli gizi
Berikan suplemen makanan
Beri makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Enteral. Pemberian makanan melalui selang nasogastrik (NGT)
Nutrisi parenteral total (TPN), menggunakan larutan hiperosmolar.
Ditandai dengan :
Data Obyektif Data Subyektif
Disfungsi pola makan (mis. Makan sambil Pasien mengatakan :
melakukan aktivitas lain) Adanya pola makan yang tidak
Aktivitas monoton diinginkan
Lipatan otot triseps > 25mm pada wanita; Adanya kelebihan frekuensi makan
>15mm pada pria
Obesitas, BB 20% melebihi tinggi dan
kerangka tubuh ideal
Kelebihan BB 10% melebihi tinggi dan
kerangka tubuh ideal
Laborat :
Albumin serum
Transferin
Elektrolit
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pasien dapat menunjukan
pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat.
Kriteria Hasil :
Peningkatan aktivitas dengan penurunan BB
Mengidentifikasi pola makan yang menunjang penambahan BB
Penurunan BB
Lipatan otot triseps
BB ideal .
Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu
Masukan adekuat tapi tidak berlebihan, cukup kalori, lemak, protein, karbohidrat, vitamin,
mineral, besi, dan kalsium
Intervensi Keperawatan :
Mandiri :
Observasi aktivitas klien
Tentukan factor penyebab peningkatan BB
Timbang BB klien
Tentukan keinginan dan motivasi klien untuk mengurangi BB
Bantu klien untuk menentukan pola makan tentang apa, kapan, dan di mana pasien makan.
Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi adekuat dan bagaimana dapat
memenuhi kebutuhan tersebut.
Anjurkan klien untuk mengikuti diet yang terdiri dari karbohidrat kompleks dan protein, dan
hindari gula, makanan cepat saji, kafein atau minuman ringan.
Ajarkan pemilihan makanan yang sesuai.
Bantu pengurangan BB:
Bantu pasien untuk mengidentifikasi motivasi untuk makan dan isyarat internal dan eksternal
yang dikaitkan dengan makan
Tentukan dengan klien tentang jumlah penurunan BB yang diinginkan
Bantu dengan menyesuaikan diet terhadap gaya hidup dan tingkat aktivitas
Rencanakan program latihan , pertimbangkan aktivitas klienyang dibatasi
Susun rencana yang realistis dengan klien untuk memasukkan pengurangan asupan makanan
dan peningkatan penggunaan energy
Ajarkan teknik modifikasi perilaku untuk mengurangi asupan kalori :
Jangan makan pada saat melakukan kegiatan
Minum segelas air sesaat sebelum makan
Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis, dan alcohol.
Siapkan makanan dalam porsi kecil cukup untuk satu kali makan
Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna
Kolaborasi :
Diskusikan dengan ahli gizi, program penurunan BB yang meliputi pengelolaan diet dan
pengeluaran energi
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A Aziz, 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta : EGC
Kozier, Barbara. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik edisi 7.
Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori dan aplikasi dalam praktik.
Jakarta : EGC
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta :EGC
Wartonah, Tarwoto. 2006. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
OCT
Disusun Oleh:
Hussin Nur Rahmad
J200140007
Linda Kurniawati
J200140008
Alif Nurrohim
J200140011
A. PENGERTIAN
Nutrisi adalah zat zat dan zat lain yang berhubungandengan kesehatan
dan penyakit termasuk keseluruhanproses proses dalam tubuh manusia untuk
makanan/bahan bahanlain lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan bahan
tersebut untuk aktifitas penting dalam gizi dan zat lainnya terkandung aksi
reaksi dan keseimbanganyang berhubungan dengan kesehatan dan
pemyakit.nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang akanan zat zat lain
yg terkandung aksi dan keseimbangan yg berhubungan dg kesehatan penyakit.
B. ETIOLOGI
1. Fsiologi
a. Intake nutrient
Pengetahuan
Anoreksia
Nausea & vomitus
3. Kebutuhan metabolisme
5. Jenis kelamin
Metabolisme basal pada laki laki lebih besar dibandingkan dengan wanita
pada laki laki dibutuhkan BMRIO Kkal /kg/bb/jam dan pada wanita
oigkkal/kg/bb/jam
7. Status kesehatan
8. Ekonomi
C. PATOFISIOLOGI
4. Dengn proses menua terjadi gngguan mobilitas otot polos esofagus.dari proses
proses perubahan pada proses penuaan pada lansia menyebabkan intake
makanan pada lansia berkurang yg nantinya akan mempengaruhi status gizi
pada lansia berkurang yg nantinya akan mempengaruhi status gizi pada lansia
Pathway nutrisi
kurang nutrisi
2. Marasmus adalah salah satu adalah salah satu benuk kekurangan gizi yang
paling buruk sering ditemui pada baliya penyebabnya antara lain karena
masukan makanan yang sangat kuraang ,infeksi pembawa lahir prematunitas
penyakit pada masa neonatus serta kesehatan lingkungan
4. Under weight adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler /dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yg tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh
RUMUS IMT
23,0-24,9=resiko obes
25,0-29,9=obes I
1. SUBJEKTIF
2. OBJEKTIF
Pengkajian
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
dietnya?
d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan
demam?
a. Kesehatan/Status kesehatan
d. Faktor psikologis
1.PEMERIKSAAN FISIK
2.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.
b) USG.
F. TERAPI MEDIS
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NOC :
c) Kriteria hasil.
NIC :
Nutritional management.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori & nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
Nutrition Monitoring
Monitor kadar
Albumin
Total protein.
Hb.
Kadar Hz.
- Monitor pertumbuhan&perkembangan.
Tujuan :
- Peningkatan aktivitas dengan penurunan berat badan.
- Menahan diri untuk tidak makan terlalu banyak dalam waktu tertentu.
H.INTERVENSI KEPERAWATAN.
- Timbang BB klien
- Bantu klien menentukan pola makan tentang apa, kapan, dan dimana pasien
makanan
- Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi yang adekuat dan
bagaimana dapat memenuhi kebutuhan tersebut
- Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan yang manis dan
beralkohol
- Diskusikan dengan ahli gizi program penurunan BB yang meliputi pengolaan diit
dan pengeluaran energi
EVALUASI
Langkah-langkah pasien:
4. Diskusikan kepada pasien apakah tujuan dapat tercapai/tidak. Jika tujuan tidak
dapat tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluar
yang terbaik, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan
perubahan intervensi
I. DAFTAR PUSTAKA
Ahem, Nancy R. Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9
Diagnosa Nanda, Interverensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: Penerbit Buku
Kedoteran.
Saputra, Lyndon. 2013. Catatan Ringkasan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa
Aksara Publisher.
Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
1. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam :
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta
adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau
kelebihan berat badan.
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya
proses pencernaan makan yang adekuat.
DAFTAR PUSTAKA