Anda di halaman 1dari 32

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN pada KLIEN dengan


GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

3.1 PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Ny D
Umur : 35 th
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jln Dr. Sitanala No. 42
Tanggal masuk : 17/10/2014, pukul 15:00 WIB
Tanggal pengkajian : 18/10/2014, pukul 16:00 WIB
No. Register : 13 241 21
Diagnosa Medis : Thypoid Fever

b. Identitas Penanggung jawab


Nama : Ny SM
Umur : 50 th
Hubungan dgn pasien : Ibu kandung
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jln. Dr. Sitanala No. 42

2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
Klien mengatakan sudah 4 hari badannya panas.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. D berumur 35thn datang ke poli klinik umum RSUD Kab. Tangerang. Saat datang klien
tampak lemas. Saat dikaji oleh perawat, klien mengeluh badannya panas, mual dan muntah,
tidaknafsu makan, mual dan muntah terjadi setelah klien makan cukup banyak dan mual
muntah berkurang saat makan sedikit dan hangat.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Imunisasi : Klien mengatakan terakhir imunisasi saat masih kecil.
Alergi : Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi.
Penyakit yang pernah diderita : Klien mengatakan pernah terkena gastritis.
Obat-obatan yang pernah di digunakan : -
Riwayat masuk RS : Klien mengatakan belum pernah masuk rumah sakit.
Riwayat kecelakan : -
Riwayat tindakan operasi : -
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan yang berat atau
menular.

3. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Keadaan Umum Sedang, Kesadaran Umum Compos Mentis
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 90/70 mmHg
Nadi : 80x Permenit
Suhu : 40C
RR : 24x Permenit
3. Antropometri
Tinggi Badan : 164cm
BB : 44kg
Indeks Masa Tubuh : BB = 46 = 17,1
TB (1,64)
4. Kepala
Bentuk kepala simetris, rambut dan kulit kepala klien bersih, distribusi rambut merata,
tidak rontok, tidak mudah dicabut, tidak ada benjolan, tidak ada keluhan.
5. Mata
Letak bola mata simetris, gerakan bola mata simetris, kelopak mata tidak ada oedema,
konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, Tekanan Intra Okuler (TIO) sama, pupil dan refleks
cahaya normal, ketajaman mata normal OD = 2/5 OS 3/5, mata tampak sayu, terdapat
kantong mata.
6. Telinga
Kebersihan telinga bersih, tidak ada oedema dan secret, letak telinga simetris, fungsi
pendengaran baik
7. Hidung
Kebersihan lubang hidung bersih, tidak ada oedema dan secret, letak hidung simetris,
tidak ada peradangan membran mukosa hidung, tidak terdapat polip, funsi penciuman baik.
8. Mulut dan Faring
Mulut tampak kotor, ada bau mulut, terdapat mukosa pada mulut
Bibir : Warna pucat, ada stomatitis, tidak ada kelainan bentuk
Gusi : Warna merah muda pucat, tidak ada gingivitis
Gigi : Jumlah gigi 33, ada caries gigi pada gigi molar, tidak ada perdarahan, abses, dan
benda asing (gigi palsu)
Lidah : Warna putih pucat, kotor, dan pergerakan lidah normal
Faring : Warna merah muda, tidak ada peradangan, tidak ada eksudat, tonsil tidak ada
pembesaran
9. Leher
Bentuk leher normal, tidak ada oedema dan jaringan parut, tidak ada tekanan vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, tidak ada kaku kuduk dan
mobilitas leher normal.
10. Thorax dan Dada
Bentuk dada normal, tidak ada kelainan tulang belakang, ada retraksi intercostal, tidak ada
oedema dan jaringan parut, vocal premitus normal
Suara nafas normal, suara ucapan (vocal resonans) normal, tidak ada suara tambahan
Pada jantung ada ictus cordis, perkusi jantung normal, bunyi jantung normal
Pada payudara ukuran, bentuk, dan kesimetrisan payudara normal, warna aerola coklat,
puting susu tidak ada ulcus dan pembengkakan, tidak ada secret.
11. Abdomen
Bentuk abdomen datar dan simetris, tidak ada jaringan parut dan lesi, tidak ada oedema,
bising usus 9x permenit, terdapat nyeri tekan.
12. Ekstremitas atas
Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5, tidak terdapat oedema, lesi dan jaringan parut,
kuku jari bersih, refleks biceps dan trisep +
13. Ekstremitas bawah
Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5, tidak terdapat oedema, lesi dan jaringan parut,
kuku jari bersih, tidak ada varices, dan refleks babinski +

4. DATA BIOLOGIS
1. Pola Nutrisi
Makan

a. Frekuensi : 3x Sehari

b. Jenis : Nasi + Lauk + Sayur + Buah

c. Porsi/Jumlah : 1 Piring kecil

d. Keluhan : Tidak nafsu makan, mual, muntah

e. Makanan yang dipantang : Tidak Ada

f. Alergi terhadap makanan : Tidak Ada

g. Suplemen yang dikonsumsi : Vit. C

Minum

a. Jenis : Air putih

b. Jumlah : 8 Gelas

2. Pola Eliminasi
Buang Air Besar (BAB)

Klien mengatakan BAB tidak teratur


Buang Air Kecil (BAK)

a. Input : 480cc

b. Output : 300cc

c. Balance : Input Output = 180cc

d. Warna : Kuning Jernih

e. Keluhan : tidak ada

3. Pola Istirahat/Tidur
a. Tidur Siang : 2 jam

b. Tidur Malam : 7 Jam

c. Keluhan Tidur : Klien mengatakan terkadang terbangun saat malam hari karena tidak nyaman tidur

4. Personal Hygiene
a. Mandi : 1x Sehari
b. Jenis Pakaian : Kaos dan daster

c. Perawatan Gigi : Tidak terlalu rutin

d. Vulva Hygiene : Dibersihkan 1x sehari

5. DATA PSIKOLOGIS
a. Status Perkawinan : Menikah

b. Status Emosi : Terkadang sedikit Cemas

c. Pola Koping : Positif ( Klien selalu menceritakan masalah yang dihadapinya

d. Pola Komunikatif : Klien Koperatif

e. Konsep Diri :

Gambaran Diri : Klien terbuka dalam semua pertanyaan

Peran Diri :

Klien mengakui dirinya sebagai istri yang baik bagi suaminya

Klien mengakui dirinya sebagai ibu yang baik bagi anaknya

Harga Diri :

Klien mengakui tidak merasa tidak tersisihkan

Klien mengakui merasa dibutuhkan

Klien mengakui senang menjadi seorang ibu

6. DATA SOSIAL
Klien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar

7. DATA SPIRITUAL
Klien mengatakan selalu solat 5 waktu dan menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim.

8. THERAPHY
a) RL 20 tts/mnt mempunyai fungsi untuk mengatasi kehilangan cairan ektraseluler abnormal yang akut

b) PCT 3x350 mg mempunyai fungsi sebagai anagesik dan antipeuretik dengan sedikit efek anti inflamasi dan juga
dapat menghilangkan rasa sakit dan suhu tubuh yang tinggi

9. DATA PENUNJANG
a) Pemeriksaan darah rutin

b) Urinalisa
c) Kimia klinik

d) Tes tubex = +5

e) Uji widal = 1/320

3.2 Analisa Data


A. Data

DS:
Klien mengatakan badannya panas selama 4 hari.
Klien mengatakan mual, muntah
Klien mengatakan tidak nafsu makan.
Klien mengatakan lemas.
DO:
Suhu tubuh: 40C
Klien tampak lemas
Dilakukan tes widal dengan hasil 1/320
Dilakukan tes tubex dengan hasil positif 5
Klien tidak menghabiskan makanannya
IMT 17,1
BB sebelum sakit 55kg, BB saat sakit 46kg
TD: 90/70mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 25x permenit

B. Masalah
Hipertermi
Ketidakseimbangan nutrisi

C. Diagnosa Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan badan teraba panas,
kondisi lemas, dan suhu tubuh menigkat.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak mampu dalam
memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologis, psikologi ditandai
dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan

3.3 Perencanaan Tindakan Keperawatan

No Dx. Kep Perencanaan


. Tujuan Intervensi Rasional
1. Dx 1 Setelah dilakukan1. Observasi perubahan1. Sebagai informasi
intervensi selama suhu dasar untuk
3x24 jam perencanaan awal dan
diharapkan suhu validasi data
tubuh klien 2. Untuk menurunkan
2. Berikan kompres
kembali normal suhu tubuh klien
hangat
dengan kriteria 3. Agar tidak
hasil : 3. Anjurkan pasien kekurangan cairan dan
a. Suhu tubuh untuk banyak minum eletrolit
37,5c air putih 4. Agar keringat tidak
b. Klien tidak lemas4. Anjurkan memakai mengendap dan
c. TTV dalam pakaian yang penguapan lebih cepat
rentang normal menyerap keringat 5. Untuk menurunkan
panas serta
5. Delegatif pemberian memperkuat
antiperatik dan pertahanan tubuh
antiseptik klien

2. Dx 2 Setelah dilakukan1. Kaji intake klien 1. Sebagai informasi


intervensi selama dasar untuk
3x24 jam perencanaan awal dan
diharapkan validasi data
pemenuhan 2. Tingkatkan intake 2. Cara khusus
nutrisi klien makan melalui : tingkatakan nafsu
terpenuhi dengan Kurangi gangguan makan
kriteria hasil :
dari luar Meningkatkan intake
a. Pemenuhan makanan
Sajikan makanan
nutrisi klien
terpenuhi dalam kondisi hangat Memudahkan
Selingi makan makanan masuk
b. BB klien Mulut yang bersih
meningkat dengan minum
Jaga kebersihan meningkatkan nafsu
c. IMT 18,5 makan
d. Tidak terjadi mulut klien
Mencegah mual
mual dan muntah Berikan makan
e. Nafsu makan sedikit tapi sering
klien meningkat 3. Kolaborasi dengan 3. Memberikan asupan
f. Porsi makan klien ahli giziikan diet dan deit yang tepat
habis makanan ringan
dengan tambahan
makanan yang disukai
bila ada

3.4 Catatan Perkembangan dan Evaluasi Sumatif


No Tanggal Dx SOAP TTD
1. 18-10-14 Dx 1 S: Klien mengatakan badannya panas selama 4
07:00 hari, Klien mengatakan lemas
O: Suhu tubuh: 40C, Klien tampak lemas, Saat di
raba badan klien terasa panas
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjut Intervensi
a. Observasi perubahan suhu
b. Berikan kompres hangat
c. Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
d. Anjurkan memakai pakaian yang menyerap
keringat
e. Delegatif pemberian antiperatik dan antiseptik
2. 18-10-14 Dx 1 S: Klien mengatakan mual dan muntah, Klien
10:00 mengatakan tidak nafsu makan, Klien
mengatakan lemas
O: Klien tampak lemas, Klien tidak menghabiskan
makanannya, IMT 17,1, BB 46kg, TD:
90/70mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 25x
permenit
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjut Intervensi
a. Kaji intake klien
b. Kurangi gangguan dari luar
c. Sajikan makanan dalam kondisi hangat
d. Selingi makan dengan minum
e. Jaga kebersihan mulut klien
f. Berikan makan sedikit tapi sering
g. Kolaborasi dengan ahli gizi akan diet dan
makanan ringan dengan tambahan makanan
yang disukai bila ada
h. Timbang berat badan setiap hari
i. Berikan obat sesuai indikasi.

BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika
terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-
fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan
dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia,
maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.

5.2 Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya
untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-
makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap
individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa makan setiap hari maka tubuh
manusia bisa terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1. Jakarta: EGC

Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba
Medika

Perry, dkk. 2005. Buku saku: Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien,
Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, AAA, Uliyah, Musriful. 2008. Konsep Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi
2. Jakarta: Salemba Medika
Lp Nutrisi
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

Disusun oleh :
NURUL MUKHLISA
B2.002.10.089

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BARAMULI


2011
I. KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan
menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul, 2006, hlm. 52).

Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang ditemukan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik ( Kozier dalam Mubarak, 2008, hlm.
26)

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem
tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan ( Wikipedia Indonesia, 2008).

B. ETIOLOGI/ FAKTOR RESIKO


a. Kekurangan nutrisi
1) Efek dari pengobatan
2) Mual/ muntah
3) Gangguan intake makanan
4) Radiasi/ kemoterapi
5) Penyakit kronis
6) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi
atau kanker
7) Disfagia karena adanya kelainan persarafan
8) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit / intoleransi laktosa
9) Nafsu makan menurun ( Wartonah, 2006 dan Alimul, 2006, hlm. 67)
b. Kelebihan nutrisi
1) Kelebihan intake
2) Gaya hidup
3) Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori
4) Penurunan laju metabolic
5) Latihan/ aktivitas yang tidak adekuat (Wartonah, 2006 dan Potter, 2005)

C. KARAKTERISTIK/ JENIS/ TIPE


Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dibagi menjadi beberapa kategori yaitu :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
( Potter, 2005)
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan :
1. Body Mass Index
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan, BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan
berat badan (over weight) dan obesitas.
2. Ideal Body Weight
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan
ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi 10% dari jumlah itu.
( Wartonah, 2006)

D. PATOFISIOLOGI
Abnormalitas saluran gastrointestinal bermacam-macam dan menunjukkan banyak patologi
yang dapat mempengaruhi system organ lain : perdarahan, perforasi, obstruksi, inflamasi dan
kanker. Lesi congenital, inflamasi, infeksi, traumatic dan neoplastik telah ditemukan pada
setiap bagian dan pada setiap sisi sepanjang saluran gastrointestinal.
Bagian dari penyakit organic di mana saluran gastrointestinal dicurigai, terdapat banyak
factor ekstrinsik yang menimbulkan gejala. Stress dan ansietas sering menjadi keluhan utama
berupa indigesti, anoreksia/ gangguan motorik usus, kadang-kadang menimbulkan konstipasi/
diare.
Selain itu status kesehatan mental, factor fisik: seperti kelelahan dan ketidakseimbangan/
perubahan masukan diet yang tiba-tiba dapat mempengaruhi saluran gastrointestinal sehingga
menyebabkan perubahan nutrisi ( Smeltzer, 2002).
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi adalah
sebagai berikut :

1. Kadar total limfosit


2. Albumin serum
3. Zat besi
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokrit
8. Keseimbangan nitrogen
9. Tes antigen kulit

Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status nutrisi buruk meliputi
penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit, penurunan albumin serum <
3.5 gr/dl, dan peningkatan/ penurunan kadar kolesterol ( Mubarak, 2008, hlm. 61).

F. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN


1. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan nutrisi meliputi
metode enteral (melalui system pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut sebagai nutrisi
enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan makanan atau mengalami
gangguan pada saluran pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus terganggu.
Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui slang nasogastrik dan slang pemberian
makan berukuran kecil atau melalui slang gastrostomi atau yeyunostomi.

b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN) atau
hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran gastrointestinal tidak berfungsi karena
terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya
terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena sentral
ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit, vitamin, dan
unsure renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang dibutuhkan. Karena larutan TPN
bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat
larutan dilarutkan oleh darah klien.
( Kozier, 2011, hlm.784-801)
2. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a. Menstimulasi nafsu makan
1) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang disesuaikan dengan
kondisi klien
2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang anoreksik
3) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum atau setelah
makan
4) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau yang tidak enak.
Balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set irigasi yang tidak tertutup atau bahkan piring
yang sudah dipakai dapat memberikan pengaruh negative pada nafsu makan
5) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu makan; istirahat bila
mengalami keletihan
6) Kurangi stress psikologi
7) Berikan oral hygiene sebelum makan
b. Membantu klien makan
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan kondisi
( Kozier, 2011, hlm.782-783)

G. KOMPLIKASI
1. Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
2. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat
badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolism karena kelebihan
asupan kalori dan penurunan dalam pengguanaan kalori.
3. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium,
natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
4. Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol
darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya
hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
5. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak
secara berlebihan.
6. Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan
adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan
energy.
(Alimul, 2006, hlm.68)
II. KONSEP ASKEP
A. PENGKAJIAN
1. Komponen pengkajian nutrisi :
Data skrining Data tambahan
Antropometri Tinggi badan Lipatan trisep
Berat badan LILA
Berat badan ideal Lingkar otot lengan tengah
Indeks massa tubuh Lingkar lengan tengah
Biokimia Hemoglobin Kadar transferin serum
Albumin serum Nitrogen urea kemih
Hitung limfosit total Ekskresi kreatinin kemih
Clinical Kulit Analisis rambut
Rambut dan kuku Neurologi
Membran mukosa
Diet Porsi makan dalam 24 jam Riwayat diet
Frekuensi makan
Environment Lingkungan
Fatique Tingkat aktivitas Penyakit tertentu yang
berhubungan dengan
aktivitas

2. Riwayat keperawatan
Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)
Perubahan nafsu makan
Perubahan berat badan
Ketidakmampuan fisik
Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam pemilihan makanan
Status kesehatan umum dan kondisi medis
Riwayat pengobatan

3. Pemeriksaan fisik
Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi secara cepat seperti kulit,
rambut, kuku, mata, dan mukosa tetapi juga meliputi tinjauan sistematis yang dapat
dibandingkan dengan setiap pemeriksaan fisik yang rutin.
Tanda Klinis malnutrisi :
Area pemeriksaan Tanda- tanda
Penampilan umum Apatis, tidak bersemangat, lelah, mudah letih
BB Berlebih/ kurang
Kulit Kering, berlapis, bersisik, pucat/ berpigmen, ada petekie/
memar, lemak subkutan kurang
Kuku Rapuh, pucat, melengkung, bentuk seperti sendok
Rambut Kering, kusam, jarang, warna memudar, rapuh
Mata Konjungtiva pucat/merah,, kering, kornea lunak, kornea
berawan
Bibir Bengkak, pecah berwarna merah di pinggir mulut, fisura
vertical
Lidah Bengkak, berwarna merah, penampakan halus
Gusi Berspons, bengkak, mudah berdarah, meradang
Otot Lemah, mengecil
System Anoreksia, tidak mampu mencerna, diare, konstipasi,
gastrointestinal pembesaran hati
Saraf Penurunan refleks, kehilangan sensorik, rasa terbakar,
kesemutan di tangan dan kaki, iritabilitas

4. Riwayat diet
Mencakup data mengenai pola dan kebiasaan makan klien yang biasa; pilihan makanan,
alergi, dan intoleransi; frekuensi, jenis, dan kuantitas makanan yang dikonsumsi; dan factor
social, ekonomi, etnis atau agama yang mempengaruhi nutrisi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.:
Kesulitan untuk mencerna makanan
Kesulitan untuk menelan makanan
Anoreksia, muntah
Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
Depresi, stress, isolasi social
Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan luka dan penurunan asupan
sekunder akibat: pembedahan, medikasi ( mis. kemoterapi), terapi radiasi, rekontruksi bedah
mulut, kawat rahang
Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat : terapi radiasi, kemoterapi,
tonsilektomi

Ditandai dengan:
Data obyektif Data subyektif
Berat badan 20% atau lebih di bawah BB Pasien mengatakan :
ideal Nyeri abdomen
Diare Kram abdomen
Bising usus hiperaktif Menghindari makan
Penurunan BB dengan asupan makanan Cepat kenyang setelah
adekuat mencerna makanan
Membran mukosa pucat
Ketidakmampuan mencerna makanan
Tonus otot menurun
Sariawan di rongga mulut
Steatorea
Kelemahan otot
Gangguan menelan
Laborat
Albumin serum
Transferin
Elektrolit

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan


Pasien dapat menunjukan peningkatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Kriteria Hasil:
Nafsu makan meningkat
Peningkatan masukan oral
Peningkatan aktivitas
Massa otot
Berat badan

Intervensi Keperawatan :
Mandiri :
Timbang BB setiap hari
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Berikan kondisi yang relaks saat menyajikan makanan
Ajarkan atau bantu individu untuk beristirahat sebelum makan
Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah makan
Berikan makan dalam porsi kecil namun sering
Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan untuk :
Makan makanan kering (crakers) saat bangun tidur
Makan makanan asin bila tidak ada pantangan
Hindari makanan yang terlalu manis
Makan kapan saja bila dapat ditoleransi
Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan hindari
mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.
Kolaborasi :
Konsulkan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat pada ahli gizi
Berikan suplemen makanan
Beri makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Enteral. Pemberian makanan melalui selang nasogastrik (NGT)
Nutrisi parenteral total (TPN), menggunakan larutan hiperosmolar.

2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d.:


Perubahan pola kepuasan makan
Penurunan indera pengecapan dan penciuman
Obat-obatan (kortikosteroid, antihistamin, estrogen)
Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolic
Kurang pengetahuan terhadap nutrisi dasar
Pola makan disfungsional
Peningkatan nafsu makan
Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari

Ditandai dengan :
Data Obyektif Data Subyektif
Disfungsi pola makan (mis. Makan sambil Pasien mengatakan :
melakukan aktivitas lain) Adanya pola makan yang tidak
Aktivitas monoton diinginkan
Lipatan otot triseps > 25mm pada wanita; Adanya kelebihan frekuensi makan
>15mm pada pria
Obesitas, BB 20% melebihi tinggi dan
kerangka tubuh ideal
Kelebihan BB 10% melebihi tinggi dan
kerangka tubuh ideal
Laborat :
Albumin serum
Transferin
Elektrolit

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pasien dapat menunjukan
pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat.

Kriteria Hasil :
Peningkatan aktivitas dengan penurunan BB
Mengidentifikasi pola makan yang menunjang penambahan BB
Penurunan BB
Lipatan otot triseps
BB ideal .
Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu
Masukan adekuat tapi tidak berlebihan, cukup kalori, lemak, protein, karbohidrat, vitamin,
mineral, besi, dan kalsium

Intervensi Keperawatan :
Mandiri :
Observasi aktivitas klien
Tentukan factor penyebab peningkatan BB
Timbang BB klien
Tentukan keinginan dan motivasi klien untuk mengurangi BB
Bantu klien untuk menentukan pola makan tentang apa, kapan, dan di mana pasien makan.
Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi adekuat dan bagaimana dapat
memenuhi kebutuhan tersebut.
Anjurkan klien untuk mengikuti diet yang terdiri dari karbohidrat kompleks dan protein, dan
hindari gula, makanan cepat saji, kafein atau minuman ringan.
Ajarkan pemilihan makanan yang sesuai.
Bantu pengurangan BB:
Bantu pasien untuk mengidentifikasi motivasi untuk makan dan isyarat internal dan eksternal
yang dikaitkan dengan makan
Tentukan dengan klien tentang jumlah penurunan BB yang diinginkan
Bantu dengan menyesuaikan diet terhadap gaya hidup dan tingkat aktivitas
Rencanakan program latihan , pertimbangkan aktivitas klienyang dibatasi
Susun rencana yang realistis dengan klien untuk memasukkan pengurangan asupan makanan
dan peningkatan penggunaan energy
Ajarkan teknik modifikasi perilaku untuk mengurangi asupan kalori :
Jangan makan pada saat melakukan kegiatan
Minum segelas air sesaat sebelum makan
Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis, dan alcohol.
Siapkan makanan dalam porsi kecil cukup untuk satu kali makan
Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna

Kolaborasi :
Diskusikan dengan ahli gizi, program penurunan BB yang meliputi pengelolaan diet dan
pengeluaran energi

DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A Aziz, 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta : EGC
Kozier, Barbara. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik edisi 7.
Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori dan aplikasi dalam praktik.
Jakarta : EGC
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta :EGC
Wartonah, Tarwoto. 2006. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
OCT

LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


NUTRISI
LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI

Disusun Oleh:
Hussin Nur Rahmad
J200140007

Linda Kurniawati
J200140008

Bayu Arieza Dharma


J200140009

Meika Nunung Sukmawati


J200140010

Alif Nurrohim
J200140011

Wulan Agustina Setyowati


J200140012

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DII KELAS A

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

A. PENGERTIAN

Nutrisi adalah zat zat dan zat lain yang berhubungandengan kesehatan
dan penyakit termasuk keseluruhanproses proses dalam tubuh manusia untuk
makanan/bahan bahanlain lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan bahan
tersebut untuk aktifitas penting dalam gizi dan zat lainnya terkandung aksi
reaksi dan keseimbanganyang berhubungan dengan kesehatan dan
pemyakit.nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang akanan zat zat lain
yg terkandung aksi dan keseimbangan yg berhubungan dg kesehatan penyakit.

B. ETIOLOGI

1. Fsiologi

a. Intake nutrient

Kemampuan mendapat dan mengolah makanan

Pengetahuan

Gangguan penelan / menelan

Perasaan tidak nyaman setelah makan

Anoreksia
Nausea & vomitus

Intake kalori & lemak yg berlebihan

2. Kemampuan mencerna nutrient

Obstruksi mencerna cairan,mal absorbsi nutrient,DM

3. Kebutuhan metabolisme

Pertumbuhan,stres,kondisi yang meningkatkan bmr,kanker

4. Gaya hidup dan betrlebihan

a. Kebiasaan makanan yang baik perlu diterapkan pada usia foddierlusia


menginjak 1 thn b.Kebiasaan makanan lansia menghindari yg penting untuk
dimakan

5. Jenis kelamin

Metabolisme basal pada laki laki lebih besar dibandingkan dengan wanita
pada laki laki dibutuhkan BMRIO Kkal /kg/bb/jam dan pada wanita
oigkkal/kg/bb/jam

6. Tinggi bdan dan berat badan

Tinggi badan dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan


tubuh,semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluarn panas
,sehingga kebutuhn metabolisme basal tubuh juga menjadi besar

7. Status kesehatan

Nafsu makan yg baik adalah tanda yg sehat

8. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengruhi perubahan status gizi karena


penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit

9. Alkohol & obat

Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberi konstribusi pada


defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelanjakan untuk alkohol daripada
makanan . Obat obataan yg menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan
zat gizi esensial .Obat obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan
mengurangi absorpsi zat gizi inteostine

C. PATOFISIOLOGI

1. Produk saliva menurun: mempengaruhi proses perubahan kompleks karbohidat


menjadi disakarida
2. Fungsi ludah menurun: sukar menelan

3. Fungsi kelenjar pencernaan: perut terasa tidak enak / kembung

4. Dengn proses menua terjadi gngguan mobilitas otot polos esofagus.dari proses
proses perubahan pada proses penuaan pada lansia menyebabkan intake
makanan pada lansia berkurang yg nantinya akan mempengaruhi status gizi
pada lansia berkurang yg nantinya akan mempengaruhi status gizi pada lansia

Pathway nutrisi

kurang nutrisi

intake makanan tidak adekuat


Kondisi fisiollogis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat
aktivitas keadaan penyakit ,kemampuan dayaa beli dan menyiapkan makanan
serta prosedur dan pengobtan yg dilakukan bergantung pada tingkat aktivitas
maka nutrisi dan kilokaloridiperlukan untuk meningkatkan sehingga tingkat
aktivitas akan meningkat /menurun .sementara status penyakitdan prosedur
/pengobatanyang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan
,pencernan absorbsi metabolisme dan ekskresi

Beberpa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zat makan


tertentu dan suatu saat akan meningkat.penyakit ginjal dapat menurunkan
kebutuhan protein karena protein dieskresi oleh ginjal.penyakit2 fisik biasanya
meningkatkan kebutuhan zat makanan.biasanya terjadi pada penyakit penyakit
saluran cerna .

Gangguan fisik dapat terjadi disepanjang saluran cerna yang


menyebabkan menurunnya asupan nutrisi..gangguan absorpsi ,ganggaun
transportasi /penggunaan yang tidak sepantasnya.lika pada mulut dapat
mengakibatkan menurunnya asupan nutrisi akibaat nyeri saat makan.diare dapat
menurunkan absorpsi nutrisi karena didorong lebih cepat terhadap penyakit
pada kandung empedu,dimana kandung empedu tidak berfungsi secara
wajar,empedu yang berfungsi mencerna lemak menjadi tidak efektif.

KLASIFIKASI GANGGUAN NUTRISI

1. Kwarshiorkor adalah gangguan yang disebabkan olrh kekurangan protein atau


defisiensi yg disertai nutrient lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa
disapih dan anak pra sekolah (balita)

2. Marasmus adalah salah satu adalah salah satu benuk kekurangan gizi yang
paling buruk sering ditemui pada baliya penyebabnya antara lain karena
masukan makanan yang sangat kuraang ,infeksi pembawa lahir prematunitas
penyakit pada masa neonatus serta kesehatan lingkungan

3. Obesitas adalah kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa


sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan dan meningkatkan
masalah kesehatan

4. Under weight adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler /dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yg tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh

RUMUS IMT

dengan satuan BB dalam Kg dan TB dalam Meter


Keterangan: <18,5=BB kurang

18,5 22,9=BB normal

23,0 =BB lebis

23,0-24,9=resiko obes

25,0-29,9=obes I

D. TANDA DAN GEJALA

1. SUBJEKTIF

a) Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit

b) Merasakan ketidak mampuan

c) Melaporkan perubahan sensasi rasa

d) Melaporkan kurangnya makan

e) Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan

2. OBJEKTIF

a) Tidak tertarik untuk makan

3. PENATA LAKSANAAN MEDIS

a) Memberikan makanan yang bergizi

b) Mengatur diet pasien

c) Menambahkan suplemen atau vitamin

d) Mengajarkan pola makan yang sehat

e) Menawarkan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering

f) Berkolaborasi dengan dengan ahli gizi

4. PENATA LAKSANAAN KEPERAWATAN

Pengkajian

1. Riwayat keperawatan dan diet


a. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?

b. Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan

c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
dietnya?

d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan
demam?

2. Faktormyang mempengaruhi diet

a. Kesehatan/Status kesehatan

b. Kultur dan kepercayaan

c. Status sosial ekonomi

d. Faktor psikologis

E. PEMERIKSAAN FISIK & DIAGNOSTIK

1.PEMERIKSAAN FISIK

a) Keadaan fisik: apatis,lesu

b) Berat badan : obesitas,kurus

c) Otot :flaksia/lemah,tonus berkurng,tendernes,tidak mampu bekerja

d) Sistem saraf :bingung,rasa terbakar,paresthesia,refleks menurun

e) Fungsi gastrointesial : anoreksia,konstipasi,diare,flaktuslen,pembesaran liver


atau lien

f) Kardiovaskular : denyut nadi lebih dari 10x/menit,irama abnormal,tekanan


darah rendah/tinggi

2.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.

a) Pemeriksaan darah lengkap dengan pemeriksaan feses.

b) USG.

c) SGOT & SGPT.

d) Sikologi : Menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.


e) Rontgen : Mengetahui kelemahan yang muncul ada yang dapat menghambat
tindakan oprasi.

F. TERAPI MEDIS

1. Terapi farmakologidengan pemberian obat /injeksi vitamin

2. Terapi non farmakologi dengan memberikan pendekatan serta edukasi untuk


nafas dalam dan memenuhi nutrisi cairan dengan minum sedikit-sedikit tapi
sering. Serta memenuhi nutrisi makanan dengan makan sedikit sedikit tapi
sering.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidak seimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan ketidak mampuan mengabsorbsi nutriet / intake nutrisi yang tidak
adekuat.

NOC :

a) Nutritional status : Food & Fluid intake.

b) Nutritional status : Nutrient intake.

c) Kriteria hasil.

- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.

- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan .

- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.

- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.

- Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan.

- Tidak terjadi penurunan BB yang berarti.

NIC :
Nutritional management.

- Kaji adanya alergi makanan.

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori & nutrisi yang
dibutuhkan pasien.

- Yakinkan diet yang dimakan mengandung serat untuk mencegah konstipasi


serta melancarkan pencernaan.

- Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)

- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.

- Kaji informasi tentang kesehatan & kebutuhan nutrisi.

- Berikan pendidikan tentang cara diet kebutuhan kalori &tindakan keperawatan


yang berhubungan dengan nutrisi jika pasien menggunakan NGT.

Nutrition Monitoring

- Gerakan badan pasien dalam batas normal

- Monitor mual &muntah

Monitor kadar

Albumin

Total protein.

Hb.

Kadar Hz.

- Monitor makanan kesukaan

- Monitor menekan kesukaan.

- Monitor pertumbuhan&perkembangan.

- Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan konjungtiva.

2. Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhububngan dengan


kelebihan intake/ gaya hidup/ konsumsi terlalu tinggi kalori.

Tujuan :
- Peningkatan aktivitas dengan penurunan berat badan.

- Teridentifikasai kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol

- Terjadi penurunan BB.

- Menahan diri untuk tidak makan terlalu banyak dalam waktu tertentu.

H.INTERVENSI KEPERAWATAN.

- Observasi aktivitas klien


- Tentukan faktor penyebab peningkatan

- Timbang BB klien

- Beri motivasi agar menurunkan BB

- Bantu klien menentukan pola makan tentang apa, kapan, dan dimana pasien
makanan

- Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi yang adekuat dan
bagaimana dapat memenuhi kebutuhan tersebut

- Anjurkan pemilihan makanan yang sesuai

- Kurasi porsi makanan yang sesuai

- Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan yang manis dan
beralkohol

- Diskusikan dengan ahli gizi program penurunan BB yang meliputi pengolaan diit
dan pengeluaran energi

EVALUASI

Evaluasi terhadap masalah nutrisi dilakukan dengan menilai masalah


keperawatan yang muncul. Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat
dilihat dan hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan
keperawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap keperawatan
yang diberikan.

Langkah-langkah pasien:

1. Daftar tujuan pasien

2. Melakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu

3. Dibandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien

4. Diskusikan kepada pasien apakah tujuan dapat tercapai/tidak. Jika tujuan tidak
dapat tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluar
yang terbaik, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan
perubahan intervensi

I. DAFTAR PUSTAKA

Ahem, Nancy R. Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9
Diagnosa Nanda, Interverensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: Penerbit Buku
Kedoteran.

Docterman dan Bullechek. 2004. Nursing Interverention Classification (NIC). Edition 4


United States Of America: Masby Elsever Acadamic Press.

NANDA International. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta: EGC.

Saputra, Lyndon. 2013. Catatan Ringkasan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa
Aksara Publisher.

Uliyah, Musfifatul.2006. Keterampilan Dasa Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta: Salemba


Medika.

Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.

Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kebutuhan Nutrisi


1. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat mengakibatkan
terjadinya kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, seseorang yang mengalami
luka di larang mengkonsumsi telur dan ikan, padahal di dalam telur dan ikan terkandung
protein untuk membantu penyembuhan luka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat juga
memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang,
pepaya, bagi para gadis remaja. Padahal, makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya
variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh rat-zat gizi yang dibutuhkan secara
cukup.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Dengan kata lain, orang
dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam menyediakan makanan bergizi.
Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical sign)
Tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi

Bagian tubuh Tanda klinis Kemungkinan kekurangan


Tanda umum Penurunan berat badan, lemah, lesu -Kalori
Rasa haus adanya dehidrasi -Cairan
Pertumbuhan terhambat -Vitamin A
Rambut Kusut, kakuningan, kekurangan pigmen Protein
Kulit Adanya radang pada kulit atau -Niasin, riboflavin dan
dermatitis biotinemak
Sedangkan pada bayi terjadi dermatosis -Asam asetat
adanya petechial hemorhagik
Eksema
-Pirodoksin
Mata Fotofebia atau penglihatan ganda -Roboflavin
Rabun senja -Vitamin A
Mulut Stomatis -Riboflavin
Glositis -Niasin, asam volat,
sianokobalamin (vit B12) dan zat
besi
Gigi Karies gigi Fluorida
Sistem Kejang -Vitamin D
neuramuskular Lemah otot -Kalium
Tulang Riketsia Vitamin D
Sistem Anoreksia atau nafsu makan menurun -Tiamin
gastrointestinal Mual dan muntah -Garam dapur
Sistem Gondok Iodium
endrokin
Sistem Adanya pendarahan -Vitamin K
kardiovaskular Penyakit jantung -Tiamin
Anemia -Piridoksin dan zat besi
Sistem saraf Kelainan mental -Sianokobalamin
Kelainan saraf perifer
d. D : Diet (dietary)
1. Riwayat diet
- Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
- Asupan makanan tidak adekuat
- Diet yang salah atau ketat
- Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10 hari atau lebih
- Pemberian nutrisi melalui intravena selama 10 hari atau lebih
- Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan
- Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
- Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan makanan
- Ketidakmampuan fisik
- Lansia yang tinggal dan makan sendiri
2. Riwayat penyakit
- Adanya riwayat berat badan berlebih atau berkurang
- Penurunan berat badan dan tinggi badan
- Mengalami penyakit tertentu
- Riwayat pembedahan pada sistem gastrointestinal
- Anoreksia
- Mual dan muntah
- Diare
- Alkoholisme
- Gangguan yang mengenai organ tertentu (kanker)
- Disabilitas mental
- Kehamilan remaja
- Terapi radiasi
3. Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotik, antasida, anti-depresan,
agens anti-hipersentivitas, agens anti-imflamasi, agens anti-neoplastik, digitalis,
laksatif, diuretik, natrium klorida dan vitamin atau preparat nutrien lain.

H. Masalah / Diagnosa Keperawatan Yang Berhubungan Dengan Nutrisi


Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah :
Menurut NANDA, diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi tiga :
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
3. Resiko Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh.

I. Rencana Tindakan Keperawatan


No Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1 Ketidakseimbangan nutrisi : Status nutrisi : intake Management nutrisi
Kurang dari kebutuhan tubuh makanan dan cairan Bantuan
b/d ketidakmampuan menelan Status nutrisi : intake Peningkatan Berat Badan
atau mencerna makanan atau nutrisi
mengabsorbsi nutrisi karena
faktor biologi, psikologi dan
ekonomi
2 Ketidakseimbangan nutrisi : Kontrol berat badan Management nutrisi
Lebih dari kebutuhan tubuh b/d Status nutrisi : Intake Bantuan pengurangan berat
kelebuhan asupan dalam makanan dan cairan badan
hubungannya dengan Status nutrisi : Intake
kebutuhan metabolik. nutrisi
3 Resiko ketidakseimbangan Status nutrisi : asupan Management nutrisi
nutrisi : lebih dari kebutuhan makanan dan cairan Management berat badan
tubuh. Kontrol berat badan

1. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam :
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta
adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau
kelebihan berat badan.
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya
proses pencernaan makan yang adekuat.

DAFTAR PUSTAKA

Markum, A.H. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta : FKUI.


NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika.
Nursalam. (2001). Pendidikan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Info
Medika.
Santoso. (1999). Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.
Soetjiningsih.(1998). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Universitas Airlangga.
Suhardjo, L.J. Harper, B.J. Deaton dan J,A. Driskel. (1986). Pangan, Gizi dan
Pertanian.
Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Suliha. (2001). Pendidika Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi
Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai