Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FITOKIMIA

(EKSTRAKSI ULTRASONIK)

DISUSUN OLEH

OKY PARADILA SANDI

1600088

DIII IVB

Dosen Pembimbing : Haiyul Fadhli, M.Si.,Apt

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2018
EKSTRAKSI ULTRASONIK

A. Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pengambilan senyawa kimia dari simplisia


menggunakan pelarut organik. Ekstraksi memiliki berbagai macam prosedur sesuai
dengan sumber alam yang diakan dibuat ekstrak dan kandungan kimianya.
Pemilihan metode ekstraksi disesuaikan dengan tujuan dari penggunaan atau
aplikasi ekstrak tersebut. Beberapa tujuan dari ekstraksi adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui kandungan bioaktif atau senyawa dalam sumber alam tersebut


2. Mengelompokkan kandungan secara struktural
3. Identifikasi metabolit sekunder

Prosedur Ekstraksi

1. Penyiapan Sampel
 Pemilihan ( berdasarkan bagian tanaman, dan dipilih secara random
 Identifikasi
2. Pengeringan bagian tanaman (daun, bunga, rimpang, dll)
3. Perajangan atau reduksi ukuran partikel
4. Pencampuran bahan dengan pelarut

Pemilihan Pelarut

1. Pelarut Polar : air, etanol, metanol


2. Pelarut Semi-Polar : Etil Asetat, Diklorometan
3. Pelarut Non-Polar : N-Heksan, Petroleum Eter, Kloroform

Jenis-Jenis Ekstraksi

1. Maserasi
2. Pemanasan dengan air mendidih
3. Sokletasi
4. Ekstraksi Fluida Super Kritik
5. Ekstraksi dengan bantuan gelombang ultrasonik
6. Sublimasi
7. Destilasi Uap

B. Pengertian Metode Ekstraksi Ultrasonik


Ekstraksi ultrasonik (sonokimia) adalah modifikasi dari metode maserasi.
Esktrak diproses menggunakan ultrasound (gelombang ultrasonik) berfrekuensi,
dengan getaran yang tinggi, yaitu 20kHz. Prinsip kerja ini yaitu dengan mengamati
sifat akustik gelombang ultrasonik yang dirambatkan melalui medium yang
dilewati. Saat gelombang merambat, medium yang dilewati akan mengalami
getaran. Medium perambatan dengan cairan dikenal dengan nama ekstraksi
ultrasonic bath. Getaran akan memberikan pengadukan intensif terhadap proses
ekstraksi. Pengadukan akan meningkatkan osmosis antara bahan dengan pelarut
sehingga akan meningkatkan proses ekstraksi.
Metode ekstraksi ultrasonik juga dikenal dengan sonokimia, yaitu pemanfaatan
efek gelombang ultrasonik untuk mempengaruhi perubahan-perubahan yang terjadi
pada proses kimia. Keuntungan utama ekstraksi gelombang ultrasonik antara lain
efisiensi lebih besar, waktu operasi lebih singkat, dan biasanya laju perpindahan
masa lebih cepat jika dibandingkan dengan ekstraksi konvensional menggunakan
soxhlet (Garcia dan Castro, 2004).
Ekstraksi ultrasonic bath dengan menggunakan gelombang ultrasonik
merupakan ekstraksi dengan perambatan energi melalui gelombang dengan
menggunakan cairan sebagai media perambatan yang dapat meningkatkan intensitas
perpindahan energi, sehingga proses ekstraksi lebih maksimal dibandingkan metode
ekstraksi konvensional.
Gelombang ultrasonik menyebabkan tegangan mekanik sehingga sampel
menjadi partikel dengan ruang-ruang yang kecil dan gelombang ini juga dapat
menimbulkan efek kaviasi (dapat memecah dinding sel). Ukuran partikel dan ruang
yang kecil tersebut akan meningkatkan kelarutan metabolit dalam pelarut, dan efek
kavitasi akan memudahkan senyawa keluar dari dinding sel.Proses ekstraksi yang
efisien juga bergantung pada frekuensi instrumen, seperti panjang gelombang,
waktu dan temperatur dari ultrasonik.
Gelombang ultrasonik terbentuk dari pembangkitan ultrason secara lokal dari
kavitasi mikro pada sekeliling bahan yang akan diekstraksi. Pemanasan pada bahan
yang akan diekstraksi terjadi dan akhirnya melepaskan senyawa ekstrak. Hal-hal
yang mempengaruhi kemampuan ultrasonik untuk menimbulkan efek kavitasi yang
diaplikasikan pada produk pangan antara lain karakteristik ultrasonik seperti
frekuensi, intensitas,amplitudo, daya, karakteristik produk (seperti viskositas,
tegangan permukaan) dan kondisi sekitar seperti suhu dan tekanan (Williams,
1983).
Menurut penelitian yang dilaporkan oleh Enesty Winnie Winata (2015), semakin
lama waktu ektraksi dengan Ultrasonik, semakin tinggi kadar senyawa (antosianin).
Hal ini terjadi karena semakin lama waktu ekstraksi maka semakin lama pula bahan
akan terpapar oleh gelombang ultrasonik. Terpaparnya bahan tersebut menyebabkan
zat terlarut keluar dari dinding sel dan masuk ke dalam pelarut sehingga ekstrak
yang dihasilkan semakin meningkat hingga titik jenuh larutan.
Ultrasonik bersifat mudah diaplikasikan. Faktor lain berpengaruh terhadap
ekstraksi adalah proses blansing. Untuk meminimalisir hilangnya senyawa pada
bahan, maka sebelum proses ekstraksi, dilakukan blansing terlebih dahulu. Proses
blansing bertujuan untuk menginaktivasi enzim yang ada didalam bahan, sehingga
pada saat proses ekstraksi, komponen dalam bahan dapat dipertahankan karena
enzim tidak dapat merusak komponen yang diinginkan yaitu senyawa fenol. Tujuan
blansing yang lain adalah untuk mengoptimalkan proses ekstraksi. Pada penelitian
tentang ekstraksi antosianin ubi jalar, proses blansing sangat berpengaruh terhadap
karakteristik bahan. Semakin lama blansing, ekstrak yang dihasilkan akan semakin
banyak.
C. Prinsip Kerja Ekstraksi Ultrasonik
Prinsip kerja ekstraksi ultrasonik yaitu dengan mengamati sifat akustik
gelombang ultrasonik.Ketika ultrasonik merambat dalam suatu cairan berisi bahan
yang akan diekstrak, getaran ultrasonik berkecepatan tinggi akan menyebabkan
medium yang dilewati bergetar. Getaran akan memberikan pengadukan intensif
terhadap proses ekstraksi. Pengadukan akan meningkatkan osmosis antara bahan
dengan pelarut sehingga akan meningkatkan proses ekstraksi. Selain itu, gelombang
ultrasonik tersebut pun akan menghasilkan kavitasi gelembung dalam bahan pelarut.
Ketika gelembung ini pecah di dekat dinding sel, maka gelombang kejut yang
dihasilkan dan cepatnya cairan bergerak akan menyebabkan dinding sel pecah. Oleh
karena itu, isi dari sel akan keluar menuju pelarut.
Terdapat efek ganda yang dihasilkan dari gelombang ultrasonik yaitu
pengacauan dinding sel sehingga membebaskan kandungan senyawa yang ada di
dalamnya dan pemanasan lokal pada cairan dan meningkatkan difusi ekstrak. Energi
kinetik dilewatkan ke seluruh bagian cairan, diikuti dengan munculnya gelembung
kavitasi pada dinding atau permukaan sehingga meningkatkan transfer massa antara
permukaan padat-cair. Efek mekanik yang ditimbulkan adalah meningkatkan
penetrasi dari cairan menuju dinding membran sel, mendukung pelepasan
komponen sel, dan meningkatkan transfer massa (Keil, 2007). Liu et al. (2010),
menyatakan bahwa kavitasi ultrasonik menghasilkan daya patah yang akan
memecah dinding sel secara mekanis dan meningkatkan transfer material.
Menurut Balachandran (2006), penggunaan ultrasonik akan menaikkan harga
diffusifitas efektif pada proses perpindahan massa dimana efek ini akan maksimum
pada waktu yang singkat. Ji (2006) menyatakan bahwa gelombang ultrasonik
mampu meningkatkan difusi pelarut dalam suatu zat, dimana pengaruh gelombang
kavitasi yang dihasilkan tidak hanya disekitar partikel tetapi juga langsung ke titik
pusat zat tersebut. Sementara itu, Garcia (2004) melaporkan bahwa waktu ekstraksi
ultrasonik lebih singkat dibandingkan dengan ekstraksi soxhlet untuk menghasilkan
jumlah rendemen produk yang sama pada proses ekstraksi lemak dari biji
tumbuhan. Selanjutnya, Garcia (2003) juga menyatakan bahwa ekstraksi dengan
bantuan ultrasonik memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan ekstraksi
konvensional menggunakan soxhlet diantaranya mampu menaikkan rendemen
produk. Kecenderungan yang sama juga dilaporkan oleh peneliti lainnya. Ma (2007)
melakukan ekstraksi hesperidin dari penggan (citrus reticulata) pel dan melaporkan
bahwa penggunaan ultrasonik dapat mempersingkat waktu ekstraksi dan akan
meningkatkan hasil ekstraksi. Semakin lama waktu ekstraksi, semakin lama pula
bahan akan terpapar oleh gelombang ultrasonik dari ultrasonic sistem bath,
mengakibatkan pecahnya dinding sel pada bahan sehingga mengeluarkan zat
terlarut (solute) ke dalam pelarut (solvent).
Semakin lama waktu ekstraksi, kuantitas bahan yang terekstrak juga akan
semakin meningkat dikarenakan kesempatan untuk bersentuhan antara bahan
dengan pelarut makin besar sehingga hasilnya akan bertambah sampai titik jenuh
larutan (Mandal, et.al., 2007). Penambahan waktu tidak memberikan konsentrasi
yang nyata dengan lama ekstraksi terhadap proses ekstraksi saat larutan menjadi
jenuh.

D. Instrumentasi Ultrasonik Ekstraksi


Ekstraksi menggunakan bantuan gelombang ultrasonik dilakukan dengan
sonotrode dan tangki reaksi kaca. Lapisan mantel ganda dari reaktor memungkinkan
kontrol suhu ekstraksi dengan sistem pendingin yang memanfaatkan sirkulasi air.
Transduser terhubung ke tanduk. Terdapat pula penguat (booster). Sonotrode
ditenggelamkan ke tengah cairan.
Ekstraksi ultrasonik yang kontinyu dilakukan dengan alat yang terdiri dari
pompa sirkulasi. Inletyang berisi air dan bahan yang akan diekstrak berada di dalam
gelas beker besar. Pipa-pipa membawa aliran dari gelas beker berisi inlet ke pompa,
kemudian ke tabung sonikasidengan aliran yang menaik. Tabung sonikasi khusus
dipasang ke sonotrode. Selanjutnya, aliran keluar dari tabung sonikasi menuju gelas
beker outlet.

Gambar 1 : Instrumen Ultrasonik


Gambar 2 : Pompa-pompa Sirkulasi Pada Instrmen Ultrasonik

Vibrasi yang dikeluarkan transduser biasanya terlalu rendah untuk


penggunaan praktikal sehingga dibutuhkan pembesaran atau penambahan kekuatan
dari gerakan tersebut. Hal itu dapat dilakukan dengan tanduk, yang merupakan
elemen resonansi. Normalnya, tanduk mempunyai setengah dari panjang
gelombang, tetapi panjang gelombang tersebut dapat ditambah dengan
penumpukansatu tanduk ke tanduk lainnya dan begitu seterusnya. Namun, metode
ini jarang digunakan.

Tegangan yang terus-menerus pada stepped horn membutuhkan perawatan


yang baik karena tanda (mark) pada nodal region akan membentuk “kenaikan
tegangan”, yang menyebabkan keausan metal pada high-magnificationhorn. Bahan
untuk tanduk akustik membutuhkan rendahnya kehilangan akustik, bersifat inert
secara kimia, sifat dinamik yang tinggi terhadap keausan , serta resisten terhadap
erosi akibat kavitasi. Hal-hal tersebut dapat dipenuhi dengan campuran titanium,
alumunium, perunggu alumunium, dan stainless steel.

titanium merupakan yang paling unggul dibandingkan bahan lainnya.


Campuran alumunium terlalu lunak untuk penyorotan cairan, sehingga berdampak
pada amplitudo terakhir berkurang sebanyak 0,75 dan 0,5 dibandingkan dengan
campuran titanium dalam hal memberikan kekuatan pada transduser.

Tanduk yang dibuat dari bahan yang bersifat dinamik terhadap keausan dan
resisten terhadap erosi akibat kavitasi akan menjadi panas sehingga terjadi transfer
panas terhadap reaksi.
Gambar 3 Kurva amplitudo dan tegangan dari tiga desain tanduk yang banyak
digunakan. (Mason, 1990)

E. Cara Kerja
Cara kerja metode ultrasonik dalam mengekstraksi adalah sebagai berikut.
1. Sampel dikumpulkan dan dilakukan sortasi basah dan kering. Sampel kemudian
dihancurkan
2. Sampel dan pelarut dicampurkan kemudian dimasukkan ke dalam tangki.
3. Lakukan ekstraksi ultrasonik dengan menyalakan ultrasonik generator dan
kondensor
4. Ekstrak didapat

Gelombang ultrasonik terbentuk dari pembangkitan ultrason secara lokal dari


kavitasi mikro pada sekeliling bahan yang akan diekstraksi. Pemanasan pada bahan
yang akan diekstraksi terjadi dan akhirnya melepaskan senyawa ekstrak.

Terdapat efek ganda yang dihasilkan, yaitu pengacauan dinding sel sehingga
membebaskan kandungan senyawa yang ada di dalamnya dan pemanasan lokal pada
cairan dan meningkatkan difusi ekstrak. Energi kinetik dilewatkan ke seluruh bagian
cairan, diikuti dengan munculnya gelembung kavitasi pada dinding atau permukaan
sehingga meningkatkan transfer massa antara permukaan padat-cair. Efek mekanik yang
ditimbulkan adalah meningkatkan penetrasi dari cairan menuju dinding membran sel,
mendukung pelepasan komponen sel, dan meningkatkan transfer massa (Keil, 2007).
Liu et al. (2010), menyatakan bahwa kavitasi ultrasonik menghasilkan daya patah yang
akan memecah dinding sel secara mekanis dan meningkatkan transfer material.

Pelarut yang digunakan dalam metode ekstraksi ultrasonik harus mempunyai


volume yang cukup untuk merendam matriks bahan agar proses pengeluaran zat terlarut
berjalan lebih optimal. Volume tidak boleh pula berlebihan karena dapat menyebabkan
terhambatnya transfer energi gelombang akibat diserap oleh pelarut sebelum sampai ke
matriks bahan.

Teknik ekstraksi ultrasonik memiliki berbagai kelebihan dibandingkan teknik


soxhlet. Adapun perbandingan ekstraksi soxhlet versus ekstraksi ultrasonik (Soni et al. ,
2010) yaitu sebagai berikut.

No Deskripsi Ekstraksi Soxhlet Eksstraksi Ultrasonik


1 Waktu ekstraksi 3-48 jam 10-60 menit
2 Ukuran sampel 1-30 g 1-30 g
3 Penggunaan pelarut 100-500 mL 30-200 mL
4 Keuntungan Tidak membutuhkan Multiple ekstraksi
filtrasi

Gambar 4 Bagan Proses Ekstraksi Menggunakan Metode Ultrasonik


F. Parameter Pada Proses Sonokimia

Tenaga ultrasonik pada proses-proses kimia tidak secara langsung kontak


dengan medan yang bersangkutan, akan tetapi melalui media perantara yang berupa
cairan. Gelombang bunyi yang dihasilkan oleh tenaga listrik (lewat transduser),
diteruskan media cair ke medan yang dituju melalui fenomena kavitasi. Fenomena
kavitasi yaitu terbentuknya gelembung kecil pada media perantara, yang lama kelamaan
gelembung akan bertambah besar dan akhirnya pecah atau collapse dan mengeluarkan
tenaga besar, tenaga inilah yang digunakan untuk proses kimia. Fenomena ini dapat
digambarkan seperti gambar berikut.

Gambar 5 Fenomena Kavitasi

1. Frekuensi Meningkatnya frekuensi akan memperkecil tekanan minimum


sehingga energi lebih banyak diperlukan untuk menentukan kavitasi dalam
sistem.
2. Viskositas Pelarut Semakin kental pelarut maka kavitasi akan semakin sulit
terbentuk sehingga efeisensi proses berkurang.
3. Tegangan Semakin rendah tegangan permukaan pelarut, kavitasi akan semakin
sulit terjadi. Pelarut yang lebih volatil sering digunakan dalam proses
sonochemistry karena pelarut ini mempunyai tekanan uap yang tinggi yang bisa
memudahkan terbentuknya gelembung. Uap pelarut ini akan mengisi gelembung
tadi sehingga energi yang diperlukan untuk terbentuknya kavitasi lebih kecil.
4. Gas-gas Terlarut Adanya gas terlarut atau gelembung gas dalam suatu cairan,
bisa berperan sebagai inti terjadinya kavitasi.
5. Tekanan Luar Kenaikan tekanan luar akan menyebabkan bertambahnya
intensitas untuk terjadinya pecahnya kavitasi dan secara konsekuen akan
meningkatkan pengaruh sonochemical.
6. Suhu Tingginya suhu akan menaikkan tekanan uap dalam medium sehingga
kavitasi akan mudah terbentuk.
7. Intensitas Bertambahnya intensitas sonikasi akan meningkatkan proses
sonochemical.

G. Jenis Ultrasonik

1. Cleaning Bath Ultrasonic

Ultrasonik jenis bath secara umum memiliki:

 Daya transduser: 1 sampai dengan 5 W/cm2.


 Frekuensi: 40 kHz.
 Kapasitas 1,5 L (satu transduser) sampai dengan 50.000 (atau lebih dari 1
transduser).
 Medium: air plus sedikit surfaktan untuk menurunkan tegangan permukaan.

Beberapa jenis cleaning bath, yaitu:


 Indirect cleaning bath
 Direct cleaning bath.
Direct cleaning bath ultrasonic lebih cocok digunakan pada proses kimia
dengan bahan yang bersifat tidak volatil dan volumenya relatif besar. Sedangkan
untuk jenis indirect cleaning bath ultrasonic digunakan untuk bahan yang mudah
menguap, maka wadah (erlenmeyer atau gelas beker) perlu dilengkapi dengan
penutup. Adapun kelebihan dan kekurangan pemakaian ultrasonik jenis cleaning bath
pada sono chemistry adalah sebagai berikut.
a. Kelebihan:
 Mudah didapat secara umum atau luas.
 Tidak mahal
 Daerah akustik terdistribusi secara merata.
 Dapat menggunakan gelas reaksi biasa
 Bath dapat digunakan sebagai tempat reaksi
b. Kekurangan:
 Daya kurang besar (maksimum 5 W/cm2).
 Energi masuk harus dikaji pada setiap sistem, karena tenaga yang
diperlukan bergantung pada ukuran bath, jenis wadah, posisi wadah
dalam bath.
 Frekuensi ultrasonik tidak sama secara universal.
 Sulit untuk mengontrol suhu
 Secara umum tidak mempunyai adjustable power

Gambar 6 Direct Cleening Bath Ultrasonic

2. Summersible Transducer Ultrasonic


Submersible transducer ultrasonic adalah salah satu jenis ultrasonik cleaning
bath dengan transduser yang tercelup di dalam sistem. Alat ini digunakan apabila
larutan tidak korosif, dan kelebihan adalah letak transduser yang bisa dipindah-pindah,
wadah apapun dapat diubah menjadi ultrasonik bath, penggunaan transduser bisa lebih
dari satu.
Gambar 7 Summersible Transducer

3. Ultrasonik Jenis Probe (Horn)


Ultrasonik memiliki beberapa jenis konfigurasi reaktor gelombang, diantaranya
sistem tanduk getar, batch, rambatan frekuensi ganda, rambatan frekuensi triple, sistem
batch dengan getaran longitudinal, homogenizer tekanan tinggi, homogenizer kecepatan
tinggi dan plat oriffice (Gogate et al., 2006).
Ultrasonik Sistem Tanduk Getar adalah salah satu sistem ultrasonik yang sering
digunakan adalah ultrasonik tanduk getar. Ultrasonik tanduk getar menggunakan
gelombang yang ditransmisikan dengan frekuensi 16-30 kHz dengan daya hingga
240W. Luas penampang iradiasi tergantung dari kedalaman celup tanduk getar dan bisa
digunakan untuk mengatur intensitas iradiasi. Konfigurasi ultrasonik sistem tanduk
getar ini bisa digunakan untuk kebutuhan merusak jaringan sel tanaman, homogenisasi,
dan proses-proses percepatan reaksi kimia. Peralatan ultrasonik sistem tanduk getar
terdiri dari generator pembangkit gelombang, tanduk getar, pengatur frekuensi, pengatur
amplitudo, dan tanduk getar. Penyangga tanduk getar bisa menggunakan rangka atau
statif. Efisiensi pembangkit gelombang ultrasonik jenis ini paling rendah dibandingkan
jenis lain yang telah berkembang. Efisiensi rambatan energi dari tanduk getar ke cairan
terhadap input total energi berkisar 7,6 % (Susilo, 2007).
Kelebihan ultrasonik jenis ini yaitu dapat dikontrol, karena menggunakan horn
yang telah dimodifikasi, maka tidak ada kontaminasi oleh fragmen logam dari probe
yang dicelup. Kekurangannya, ukuran wadah reaksi terbatas.
Gambar 8 Horn Ultrasonic

H. Kelebihan dan Kekurangan


1. Kelebihan
Teknologi ekstraksi ultrasonik dapat mengurangi waktu dan pelarut yang
dibutuhkan, sehingga dapat digunakan untuk memperoleh tingkat rendemen yang lebih
tinggi dan ekstrak lebih baik. Hal ini disebabkan karakteristik yang dioperasikan pada
suhu rendah sehingga baik untuk mengurangi kehilangan panas yang disebabkan oleh
faktor suhu. Selain itu pula untuk menghindari penguapan zat karena titik didih rendah
serta untuk mempertahankan zat aktif biologis. Frekuensi ultrasonik yang tinggi juga
membuat penetrasi yang tinggi yang memfasilitasi adhesi dan campuran antara cairan
diekstraksi dan meningkatkan efisiensi ekstraksi.
Kavitasi ultrasonik gelembung juga bisa membuat molekul yang lebih kecil dan
lebih aktif. Selama molekul aktivasi ultrasonik, kelompok molekul dapat mengurangi
nilai Hz dalam waktu singkat. Hal itu berarti jumlah dan panjang dari ikatan antar-
molekul berkurang. Berkurangnya jumlah dan panjang ikatan antar-molekul akan
menyebabkan kenaikan permeabilitas dan kelarutan serta peningkatan kadar oksigen.
Sebagai tambahan, tubuh manusia dapat menyerap nutrisi dan mempercepat
metabolisme dengan adanya molekul yang lebih kecil tersebut. Sedangkan keuntungan
yang lain dari metode ekstraksi ultrasonik adalah sebagai berikut :
a. Efisiensi lebih besar
b. Waktu operasi lebih singkat
c. Laju perpindahan lebih cepat jika dibandingkan dengan metode sokletasi
d. Tidak membutuhkan penambahan bahan kimia dan bahan tambahan lain
e. Prosesnya cepat dan mudah, yang berarti prosesnya tidak memerlukan biaya tinggi
f. Prosesnya aman karena tidak mengakibatkan perubahan yang signifikan pada
struktur kimia, partikel, dan senyawa-senyawa bahan yang digunakan
g. Meningkatkanekstraksi lipid dan protein daribijitanaman, sepertikedelai
(misalnyatepungkedelaiatau yang dihilangkanlemak) ataubibitminyaklainnya
h. Menyebabkan peningkatan senyawa fenolik, dan alkaloid dengan adanya
peningkatan proses ekstraksi
i. Dapat digunakan untuk ekstraksi besar (skala industri).

2. Kekurangan

a. Membutuhkan teknisi yang kompeten dalam penggunaannya.


b. Harga alat yang mahal.
c. Dapat menyebabkan gangguan fisik baik pada dinding maupun membran sel
biologis dan terjadi penurunan ukuran partikel. Efek tersebut berdampak pada
penetrasi pelarut yang lebih baik terhadap material sel yang pada akhirnya akan
meningkatkan laju perpindahan massa pada jaringan serta memfasilitasi
perpindahan senyawa aktif dari sel ke pelarut (Novak et al., 2008). Hal ini dapat
terjadi apabila sebelumnya didahului oleh fenomena runtuhnya gelembung yang
dihasilkan oleh kavitasi (Rodrigues and Pinto, 2006).
DAFTAR PUSTAKA

Fuadi, Anwar. “Ultrasonik sebagai Alat Bantu Ekstraksi Oleoresin Jahe”. Jurnal
Teknologi, Vol. 12, No. 1, April 2012: 14-21.
Hartutil, Sri, dan Supardan, Muhammad Dani. Opttimasi Ekstraksi Gelombang Ultrasonik untuk
Produksi Oleoresin Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Menggunakan
Response Surface Methodology (RSM). AGRITECH, Vol. 33, No. 4,
November 2013.
Sarker, Satyajit D. 2006. Natural Produk Isolation Second Edition. Totowa New Jersey :
Human Press.
Susilo, B. 2007. Studi Penggunaan Ultrasonik untuk Transesterifikasi Minyak.
Pengembangan Industri Integratednya. Hotel Senayan Jakarta. SBRC
LPPM – IPB Bogor. ISBN 978-979-1312-11-0.
Zhang, H., Yang. X., and Wang, Y. 2011. MAE Of Seconsary Metabolites From Plants:
Current Status and Future Directions. Trends in Food Science &
Tecnology, 22 : 672 -688.

Anda mungkin juga menyukai