Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KELENJAR HIPOFISIS

DAN KELENJAR PANKREAS

Disusun Oleh :

1. Bonifansia Lola
2. Nanda Wulandari
3. Novianti
4. Rizky Aldicandra Lauren
5. Suci Ameliya
6. Susi Novita Mayang Sari
7. Trisna Surya Ramadhan

AKADEMI KEPERAWATAN PASAR REBO


Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Kelenjar Hipofisis Dan
Kelenjar Pankreas ” ini dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang kelenjar Hipofisis
dan kelenjar pankreas.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Iga Dewi Purnama selaku guru Mata
Kuliah Ilmu Biomedik Dasar . Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, September 2021

Penyusun
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….


KATA PENGANTAR ……………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….......
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………

A. Latar Belakang ……………………………………………………………

B. Tujuan ……………………………………...………………………………

C. Metode Penulisan…..………………………………….……………….……

D. Ruang Lingkup ………….…………………………………………………

E. Sistematika Penulisan………………………………………………………..

BAB II TINJAUAN TEORI …………………………………………………….

A. Kelenjar Hipofisis…………………………………………………...…….
1. Pengertian Kelenjar Hipofisis……………………………………………..
2. Anatomi Kelenjar Hipofisis………………………………………………..
3. Fisiologi Kelenjar Hipofisis………………...………………………………
4. Kelainan Kelenjar Hipofisis………………………………………………

 B. Kelenjar Pankreas …………………………………………………..


………
1. Pengertian Kelenjar Pankreas…………………………………………….
2. Anatomi Kelenjar Panjreas………………………………………………..
3. Fisiologi Kelenjar Pankreas…………………………………………...…..
4. Hormon Yang dihasilkan………………………………………………….
5. Efek dari Hormon Kelenjar Pankreas……………………………………..
BAB III PENUTUP ……………………………….……………………………

A. Kesimpulan…………………………………………………….……..
B. Saran ……………………………………………...…………………..
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh manusia merupakan kumpulan dari berbagai organ yang sangat
penting dalam melangsungkan kehidupan manusia. Organ-organ pada manusia
tersebut tidak bisa bekerja sendiri,dalam tubuh manusia terdapat sebuah system
yang berfungsi untuk mengontrol kerja organ-organ tersebut. System tersebut
yaitu system endokrin merupakan sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
(ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran
darah untuk memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai
"pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh,
yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu
tindakan. Ada beberapa kelenjar yang berfungsi menghasilkn hormone di
dalam tubuh antara lain : kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofisis, kelenjar
tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar thymus, kelenjar suprarenal, kelenjar
pancreas, ovarium, dan testis. Salah satu kelenjar yang berperan dalam system
endokrin yaitu kelenjar pancreas. Kelenjar pancreas mempunyai 2 fungsi
penting yaitu sebagai penghasil ezim-enzim pencernaan dn juga sebagai
produksi hormone. Pancreas juga memproduksi berbagai hormone yang di
butuhkan oleh tubuh. Dalam makalah ini akan dibahas tentang kelenjar
pancreas dan juga hormonehormon yang di hasilkan oleh kelenjar pancreas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari makalah ini adalah megetahui tentang pengertian,


struktur, hormon, kelainan , dan juga teori tentang Kelenjar Hipofisis dan
Kelenjar Pankreas.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam makalah ini adalah untuk mencari:

a. Untuk mengetahui tentang pengertian kelenjar hipofisis , struktur , ciri-


ciri , dan teori kelenjar hipofisis.
b. Untuk mengetahui tentang pengertian kelenjar pankreas, ciri-ciri , teori
kelenjar pankreas ,

C. Metode Penulisan
Data dan informasi yang mendukung penulisan makalah ini dikumpulkan
dengan melakukan penelusuran pustaka, pencarian sumber-sumber yang
relevan dan pencarian data melalui internet. Data dan informasi yang
digunakan yaitu data dari media elektronik.

D. Ruang Lingkup
Pada pembahasan penulisan makalah kali ini berfokus pada ruang lingkup:
1. Kelenjar Hipofisis.
2. Kelenjar Pankreas.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini disusun dalam 3 bab, dimana di tiap bab
tersebut akan dibagi lagi menjadi sub-bab yang akan dibahas secara terperinci.
Bab 1 : Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penulisan makalah, tujuan
umum dan tujuan khusus penulisan makalah, metode penulisan makalah, ruang
lingkup makalah, dan juga sistematika penulisan makalah.
Bab 2 : Tinjauan Teori
Pada bab ini akan berisikan pemahaman tentang kelenjar Hipofisis dan kelenjar
Pankreas.
Bab 3. Metodologi Penelitian
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan penutup dari penulisan makalah tentang
kelenjar Hipofisis dan kelenjar Pankreas.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kelenjar Hipofisis
1. Pengertian Kelenjar Hipofisis
Definisi Kelenjar Hipofisis Hipofisis (Yunani hypo, dibawah, + physis,
pertumbuhan), atau Kelenjar Pituitaria, beratnya sekitar 0.5 gram, dan
dimensi normalnya pada manusia sekitar 10 x 13 x 6 mm. Kelenjar ini
berada di rongga tulang sphenoid. Selama embriogenesis, hipofisis
berkembang sebagian dari ectoderm oral dan sebagian lagi dari jaringan
saraf. Komponen neural muncul sebagai sebuah evaginasi dari dasar
diencephalon dan tumbuh ke arah caudal sebagai batang tanpa melepaskan
diri dari otak. Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong,
yang terletak di dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Sela
tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil
untuk mengembang. Jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke
atas, seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan
mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan.
Hipofisis mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin
lainnya. Hipofisa dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang
terletak tepat diatas hipofisa. Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda,
yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior (belakang). Hipotalamus
mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara melepaskan
faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang
secara langsung menghubungkan keduanya. Pengendalian lobus posterior
(neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf.
Kelenjar hipofisis atau yang biasa dikenal sebagai kelenjar pituitari,
merupakan kelenjar berukuran kecil di otak yang berperan dalam
memproduksi hormon-hormon penting di dalam tubuh.
2. Anatomi Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitary adalah suatu struktur kecil sebesar
kacang ercis yang terletak di dasar otak. Kelenjar ini berada dalam lekukan
tulang sella tursica. Pada bagian atas ditutupi oleh lembaran durameter, dan
dihubungkan oleh hipotalamus oleh infundibulum hipofisis. Kelenjar ini
terbagi menjadi dua lobus, yaitu lobus anterior dan lobus posterior. Lobus
anterior terdiri dari kolom sel-sel yang bercabang tidak teratur dan
dipisahkan oleh sinusoid tempat darah bersirkulasi. Di dalam lobus anterior
terdapat tiga jenis sel yang masing-masing dapat dibedakan melaului metode
pewarnaan, yaitu asidofil yang berwarna merah, basofil berwarna biru dan
kromofob yang tidak berwarna. Sedangkan lobus posterior memiliki ukuran
yang kecil dari lobus anterior. Lobus ini terdiri dari serat saraf, neuroglia
dan pembuluh darah. Serat saraf berjalan menuju lobus ini dari hipotalamus.
Berikut merupakan bagian-bagian dari kelenjar hipofisis
 Adenohipofisis

Tersusun atas banyak jaringan epitel kelenjar. Memiliki fungsi untuk


membentuk sistem neuroendokrin bersama dengan hipotalamus.
Adenohipofisis merupakan anatomi perpanjangan dari kelenjar hipotalamus.

 Neurohipofisis

Fungsi kelenjar hipofisis posterior atau neurohipofisis sebagai penyimpanan


akson saraf dari hipotalamus. Neurohipofisis ini tersusun atas dua bagian,
yaitu Pars Nervosa dan Pars Infundibulum.Pars Nervosa merupakan bagian
belakang dari neurohipofisis yang ialah tempat penyimpanan oksitosin dan
vasopresin. Sedangkan pars infundibulum merupakan bagian terhubungnya
kelenjar hipotalamus dan kelenjar hipofisis.

 Hormon Oksitosin

Fungsi dari hormon oksitosin ini sangat berhubungan dengan persiapan organ
reproduksi pada proses kehamilan. Mampu menghadapi proses persalinan
pada wanita. Target utamanya adalah sel otot rahim dan sel kelenjar
mamae.Sedangkan pada pria, berfungsi untuk merangsang tumbuhnya organ
yang seksual sekunder. Selain itu, hormon ini juga bisa mempengaruhi
perasaan seseorang. Sehingga fungsi kelenjar hipofisis juga menghasilkan
hormon cinta.

 Hormon Vasopresin

Merupakan hormon peptida yang memiliki fungsi sebagai pengatur


penyerapan kembali molekul saat melewati ginjal. Caranya dengan
mempengaruhi permeabilitas dinding tubulus pada ginjal. Hormon ini akan
mengatur keseimbangan antara air dan natirium pada darah atau
urin.Nantinya akan mengatur volume darah atau urin pada tubuh manusia.
Lalu bisa mempengaruhi tekanan darah pada manusia. Hormon ini banyak
terdapat pada semua mamalia. Biasanya memiliki singkatan VP atau ADH.

3. Fisiologi Kelenjar Hipofisis


Kelenjar pituitari atau hipofisis adalah produsen hormon-hormon tertentu yang
bertindak sebagai pengendali berbagai aspek tubuh manusia. Hormon yang
diproduksi oleh hipofisis membantu mengatur pertumbuhan, tekanan darah,
produksi dan pembakaran energi dan berbagai fungsi organ tubuh yang lainnya.
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis ini dibedakan berdasarkan
lokasinya, sebagai berikut:
1. Lobus Anterior
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis lobus anterior :
a. Hormon Pertumbuhan (growth Hormone)
Hormon ini merangsang pertumbuhan jaringan-jaringan tubuh, terutama
jaringan tulang rawan pada ujung-ujung tulang panjang. Hormon ini tidak
merangsang secara langsung, akan tetapi lebih merangsang hati dan ginjal
untuk melepaskan sebuah polipeptida yang disebut somatomedin, dimana
polipeptida tersebut berperan dalam merangsang pertumbuhan otot, tulang
rawan, tulang dan jaringan ikat lainnya. Secara normal, hormon ini aktif
pada masa anak-anak dan remaja, tetapi juga disekresikan dalam masa
dewasa, terutama pada saat gerak badan atau tubuh sedang mengalami
tekanan-tekanan.

b. Hormon Perangsang Tiroid (Thyroid Stimulating Hormone)

Hormon ini berfungsi untuk merangsang kelenjar tiroid agar


mensekresikan tiroksin dan triiodotironin. Sekresi TSH akan ditekan
oleh tingginya kadar tiroksin di dalam darah sebagai suatu mekanisme
kontrol terhadap hormon tiroid.

c. Hormon Adrenocorticotropin (ACTH)

ACTH adalah suatu polipeptida yang berfungsi untuk merangsang


kortek sadrenal agar melepaskan beberapa hormonnya ke dalam aliran
darah.

d. Hormon Gonadotropin

Yang termasuk dalam kategori hormon gonadotropin adalah interstitial


cell-stimulating hormone (ICSH), follicle stimulating hormone (FSH),
dan luteinizing hormone (LH). ICSH terdapat pada pria, sedangkan FSH
dan LH terdapat pada wanita. Pada pria, ICSH berfungsi untuk
merangsang sel-sel interstisial testis untuk menghasilkan androgen
e. Hormon Prolaktin

Hormon ini terlibat dalam stimulasi dan mempertahankan laktasi


payudara dengan cara meningkatkan pertumbuhan payudara dan
merangsang sekresi air susu ibu.

2. Lobus Posterior

Lobus posterior kelenjar hipofisis tampaknya tidak membuat hormon


sendiri tetapi menyimpan hormon-hormon yang dihasilkan oleh sel-sel
saraf yang berasal dari hipotalamus. Ada dua macam hormon yang telah
diisolasi dari lobus posterior kelenjar hipofisis, yaitu:
a. Oksitosin
suatu polipeptida yang merangsang kontraksi otot polos, terutama otot
polos yang melapisi uterus. Hormon ini menyebabkan kontraksi otot
polos pada uterus yang hamil, menambah kontraksi pada proses
kelahiran dan membantu uterus kembali ke ukuran normalnya setelah
melahirkan. Hormon ini juga menyebabkan pelepasan ASI dari
payudara yang menyusui dengan menyebabkan kontraksi sel-sel
mioepitel. Penghisapan pada puting menyebabkan pelepasan refleks
oksitosin oleh stimulasi puting susu.
b. Hormon Antidiuretik (ADH)
Hormon ini menyebabkan dinding otot arteriol berkontraksi, sehingga
mempersempit rongga pembuluh darah dan meningkatkan tekanan
darah. ADH juga merangsang reabsorbsi air dari tubulus ginjal. Hormon
ADH akan meningkat pada saat tekanan osmotik darah meningkat.
Peningkatan ADH akan meningkatkan permeabilitas air dari tubulus
distal dan koligentes, menyebabkan air mengalir dari filtrat glomerolus
hipotonik ke dalam interstisium medular hipertonik. Sebagai akibatnya,
urin secara progresif konsentrasinya meningkat dan volumenya
menurun. Air akan tetap kembali ke dalam aliran darah sehingga
tekanan osmotik darah akan turun.

4. Kelainan Kelenjar Hipofisis


Beberapa kelainan yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada kelenjar
hipofisis adalah:
1) Panhipopituitarisme, adalah penurunan sekresi seluruh hormon hipofisis
anterior yang dapat bersifat kongenital atau timbul secara mendadak. Jika
timbul secara mendadak, kelainan ini disrbabkan oleh kerusakan hipofisis
anterior, misalnya oleh karena tumor atau pecahnya pembuluh darah. Kelainan
ini ditandai dengan adanya kelambatan metabolisme, sensitivitas yang ekstrim
terhadap stres, kelemahan, kulit pucat, penurunan menstruasi dan kehilangan
karakteristik seksual.
2) Dwarfisme, yaitu kelainan yang disebabkan oleh karena defisiensi sekresi
seluruh kelenjar hipofisis anterior selama masa anak-anak, sehingga
menyebabkan kecepatan pertumbuhannya lambat.
3) Gigantisme, yaitu kelainan yang disebabkan oleh karena produksi hormon
pertumbuhan yang berlebihan selama masa anak-anak atau remaja akibat
hiperektivitas dari sel-sel asidofilik. Kelainan ini terjadi sebelum penyatuan
epifisis dengan korpus tulang, sehingga pertumbuhan masih mungkin terjadi 4)
Akromegali, yaitu kelainan yang disebabkan oleh tumor asidofilik yang timbul
sesudah epifisis tulang panjang bersatu dengan tulang, sehingga pertumbuhan
lebih tinggi tidak mungkin terjadi, tetapi jaringan longgarnya masih terus
mengalami pertumbuhan. 5) Diabetes insipidus, yaitu kelainan yang
diakibatkan oleh karena kegagalan sekresi antidiuretik. Kegagalan ini
menyebabkan air tidak direabsorbsi oleh tubulus distalis ginjal dan penderita
mengeluarkan urin dalam jumlah besar, sehingga sangat memungkinkan
terjadinya dehidrasi.
B. Kelenjar Pankreas
1. Pengertian Kelenjar Pankreas
Pankreas adalah salah satu organ yang terletak di belakang rongga perut
dengan panjang sekitar 12–18 cm. Organ yang bentuknya memanjang ini bisa
saja mengalami gangguan. Jika fungsi pankreas terganggu atau rusak, bisa
timbul masalah pada pencernaan dan penyakit lain, misalnya diabetes.
Pankreas adalah organ kelenjar yang memanjang pada dinding posterior
abdomen, tepat di belakang lambung, yang memiliki beberapa fungsi dalam
sistem pencernaan. Pankreas dikelilingi oleh hati, limpa, kantung empedu, dan
usus kecil. Separuh pankreas berada di antara limpa dan lambung, sedangkan
bagian lainnya yang disebut kepala, terhubung dengan bagian utama usus kecil,
yaitu duodenum atau usus dua belas jari.
2. Anatomi Kelenjar Pankreas :
Pankreas adalah organ pipih yang berada di belakang lambung dalam
abbdomen, panjangnya kira-kira 20-25 cm, tebal ± 2,5 cm dan beratnya 80
gram, terbentang dari atas sampai kelengkungan besar dari abdomen dan di
hubungkan oleh saluran ke duodenum. Struktur organ ini lunak dan berlobus,
tersusun atas:
1) Kepala pankreas, merupakan bagian yang paling lebar, terletak di sebelah
kanan rongga abdomen dan didalam lekukan duodenum yang praktis
melingkarinya.
2) Badan pankreas, merupakan bagian utama pada organ ini, letaknya di
belakang lambung dan di depan vertebratalumbalis pertama.
3) Ekor pankreas, bagian runcing disebelah kiri dan berdekatan /menyentuh
limpa. Kelenjar penkreas tersusun atas dua jaringan utama yaitu Asini yang
merupakan penyusun terbanyak (80 %) dari volume pankreas, jaringan ini
menghasilkan getah pencernaan dan pulau-pulau langerhans (sekitar 1 juta
pulau) yang menghasilkan hormon. Pulau langerhans merupakan kumpulan sel
terbentuk ovoid dan tersebar diseluruh penkreas tetapi lebih banyak pada ekor
(kauda). Kelenjar pankreas mempunyai hubungan ke depan dari kanan ke kiri :
kolon transversum dan perlekatan mesocolon transversum, bursa omentalis dan
gaster sedangkan ke bagian belakang dari kanan ke kiri ductus choleduchus,
vena portae hepatis dan vena lienalis, vena cava inferior, aorta, pangkal arteri
mesenterica superior, muskulus spoas majir sinistra, glandula suprarenalis.
Pankreas mempunyai dua saluarn utama yang menyalurkan sekresi ke dalam
duodenum yaitu:
1) Duktus wrisung atau duktus pankreatikus, duktus ini mulai dari ekor / cauda
pankreas dan berjalan sepanjang kelenjar, menerima banyak cabang dari
perjalanannya. Ductus ini yang bersatu dengan ductus koledukus, kemudian
masuk kedalam doedenum melalui spingter oddi.
2) Duktus sarotini atau penkreatikus asesori, duktus ini bermuara sedikit di atas
duktus pankreatikus pada duodenum. Aliran darah yang memperdarahi
pankreas adalah arteria lienalis dan arteria pankreatikoduodenalis superior dan
inferior. Sedangkan pengaturan 10 persarafan berasal dari serabut-serabut saraf
simpatis dan parasimpatis saraf vagus

3. Fisiologi Kelenjar Pankreas

Fungsi pankreas dilaksanaka oleh populasi sel khusus. Karena pankreas adalah
organ endokrin dan eksokrin, maka pankreas menghasilkan banyak enzim
pencernaan dan hormon. Sekresi pankreas diatur oleh rangsangan hormonal
maupun vagal. Dua hormon intestinal, yaitu sekretin dan kolesistokinin yang
disekresi sel enteroendokrin dari mukosa duodenum ke aliran darah, mengatur
sekresi pankreas. Pankreas menghasilkan cairan alkalis dan banyak enzim
pencernaan yang merombak protein, lemak, dan karbohidrat menjadi
molekulmolekul lebih kecil agar diabsorpsi di usus halus. Sebagai respon atas
adanya chymus asam di usus halus (duodenum), sekretin merangsang sel
pankreas mensekresi banyak cairan berair yang kaya ion Na- bikarbonat.
Cairan ini yang tidak atau sedikit mempunyai aktivitas enzimatik, dihasilkan
terutama oleh sel-sel sentroasinar dn sel-sel yang melapisi duktus interkalaris
yang lebih halus. Fungsi cairan ini adalah untuk menetralkan chymus asam
tadi dan menciptakan lingkungan optimal bagi aktivitas enzim pankreas.
Sebagai respon atas lemak dan protein di dalam usus halus, kolesistokinin
merangsang sel-sel asinar di pankreas untuk menyekresi sejumlah besar enzim
pencernaan. Enzim pankreas yang diproduksi sel-sel asinar memasuki
duodenum dalam bentuk tidak aktif dan kemudian diaktifkan oleh sebuah
hormon yang disekresi mukosa usus.

§ Proteolytic: trypsinogen, chymotrypsinogen,procarboxypeptidase, dan


proelastase

§ Amylolytic: amylase

§ Lipolytic: lipase, prophospholipase A2, dan carboxylesterase lipase §


Nucleolytic: ribonuclease

§ Other: trypsin inhibitor dan colipase

Ada dua mekanisme utama yang melindungi pankreas dari aksi degradative
enzim pencernaannya sendiri:

1. Enzim pankreas disintesa sebagai zymogen (inaktif) yang membutuhkan


enzim pemacu extrapancreatic untuk mengaktivasi

2. Getah pankreas mengandung inhibitor trypsin dalam konsentrasi rendah


Sebagai kelenjar endokrin, pankreas menghasilkan dua hormon utama yang
terutama mempengaruhi kadar gula darah serta memetabolismenya. Sel alfa
yang mencakup kira-kira25 % dari seluruh sel mensekresikan glukagon pulau
Langerhans menghasilkan hormon glukagon yang dibebaskan sebagai respon
atas kadar glukosa darah yang rendah. Sel beta menghasilkan hormon insulin
yang pembebasannya dirangsang oleh meningkatnya kadar glukosa darah
setelah makan. Fungsi fisiologis utama insulin adalah menurunkan kadar
glukosa darah dengan meningkatkan transpor ke dalam sel-sel hati, otot, dan
lemak. Insulindisintesis di dalam retikulum endoplasma sel B, kemudian
diangkut ke aparatus golgi, tempat iadibungkus didalam granula yang diikat
membran. Granula ini bergerak ke dinding sel oleh suatu proses yang
tampaknya sel ini yang mengeluarkan insulin ke daerah luar dengan
eksositosis.Kemudian insulin melintasi membran basalis sel B serta kapiler
berdekatan dan endotelfenestrata kapiler untuk mencapai aliran darah. Sel
delta yang merupakan 10 % dari seluruh sel mensekresikan somatostatin. Sel
ini menurunkan dan menghambat aktivitas sekresi sel alfa maupun sel beta
melalui pengaruh lokal di dalam pulau Langerhans.

4. Hormon Kelenjar Pankreas :


a. Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah
b. Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah
c. Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya
(insulin dan glukagon).

5. Efek dari Hormon Kelenjar Pankreas


 Efek Insulin
Setelah makan, insulin memindahkan glukosa dari sirkulasi dan memacu
konversinya menjadi glikogen dan lipid. Insulin memacu konversi asam
lemak menjadi lipid, serta ambilan asam amino kedalam hati dan otot
sklet, tempat keduanya dikembangkan menjadi protein. Oleh karena itu,
insulin merupakan suatu hormone anabolic.
Hati merupakan lokasi utama glukoneogenesis dan ketogenesis.
Produksi lipid dan protein juga berlangsung di hati. Insulin menstimulasi
sejumlah enzim yang terlibat dalam produksi glikogen, termasuk glikogen
sintetase yang mengkatalisis pembentukan glikogen. Glikogen juga
disimpan dalam jumlah kecil di otot skelet dan sel lain yang mmebutuhkan
mobilisasi simpanan energi dengan cepat. Di dalam sel, glukosa juga
dikonversi menjadi glukosa 6 fosfat yang tidak dapat meninggalkan sel
karena membrane plasma bersifat impermeable terhadap ester asam fosfat.
Hal ini menimbulkan gradient konsentrasi dan lebih banyak lagi glukosa
yang masuk ke dalam sel.
Lemak. Sekitar 90% simpanan glukosa berada dalam bentuk lipid, maka
adiposity merupakan lokasi kerja insulin yang penting. Insulin dibutuhkan
untuk aktivasi enzim lipoprotein lipase. Jika tidak ada insulin lipoprotein
terakumulasi di sirkulasi. Insulin juga melawan kerja glucagon, suatu
hormon yang memacu produksi badan keton. Badan keton, aseton, asam
asetoasetat, dan asam B hidroksibutat, merupakan sumber energi bagi otot
dan otak, terutama saat puasa lama. Zat-zat ini merupakan turunan lipid
dan diproduksi dalam kondisi kekurangan insulin. Badan keton
menghambat oksidasi glukosa dan asam lemak sehingga menyebabkan
penggunaan badan keton sebagai sumber energy. Jika laju produksi
melebihi laju penggunaannya akan terjadi ketoasidosis. Otot. Insulin
menstimulasi ambilan asam amino kedalam otot skelet dan
meningkatkan penempelan asam amino ke protein. Kedua efek ini bersifat
independen, tidak tergantung pada kerja insulin pada transport glukosa ke
dalam sel.
 Efek Glukagon
Glucagon memiliki efek yang berlawanan dengan insulin. Di hati,
hormone ini memacu pembentukan glukosa dari penghancuran glikogen.
Glucagon melalui CAMP, memblokade kaskade enzim yang menimbulkan
sintesis glikogen pada tahap akyivitas enzim antara fruktosa 6 fosfat dan
fruktosa 1,6 difosfat, serta antara piravat dan fosfoenolpiruvat. Kerja
glikolitik dari glucagon bersifat esensial untuk mempertahankan kadar
glukosa darah jangka pendek, terutama saat makan. Ketika simpanan
glikogen banyak. Di hati glucagon memacu konversi basam amino
menjadi glukosa. Hormon ini juga memacu konversi asam lemak bebas
menjadi beban keton.Didalam hepatosit, glucagon bersifat lipolitik,
membebaskan asam lemakbebas dan gliserol, namun kerjanya pada hepatosit
dapat bersifat signifikanhanya ketika konsentrasi insulin rendah, karena insulin
merupakan inhibitor poten pada lipolisis hepatosi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelenjar hipofisis atau yang biasa dikenal sebagai kelenjar pituitari, merupakan


kelenjar berukuran kecil di otak yang berperan dalam memproduksi hormon-
hormon penting di dalam tubuh.
Pankreas adalah salah satu organ yang terletak di belakang rongga perut
dengan panjang sekitar 12–18 cm. Organ yang bentuknya memanjang ini bisa
saja mengalami gangguan. Jika fungsi pankreas terganggu atau rusak, bisa
timbul masalah pada pencernaan dan penyakit lain, misalnya diabetes.

B. Saran

Sebaiknya pembaca menjaga pola hidup agar kesehatan tetap terjaga terutama
kesehatan kelenjar hipofisis dan kelenjar pankreas, sehingga hormon yang
dihasilkan oleh pankreas tetap stabil dan bekerja dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Marks, Dawn B.dkk. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar : Sebuah Pendekatan


Klinis. Jakarta : EGC Rumahorbo, Hotma. 2012. Asuhan Keperawatan Klien
Dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta : EGC
Greenstein, Ben dan Diana Wood. 2010. At A Glance Sistem Endokrin. Jakarta :
Erlangga Andrianto, Petrus. 1990. Guyton Fisiologi Manusia dan Mekanisme
Penyakit. Jakarta : EGC
https://www.docdoc.com/id/info/body/pancreas

Anda mungkin juga menyukai