Disususn Oleh :
Mokh. Sandi Haryanto
Jein Anastasia Paendong
Regina Masni Pasaribu
Tri Nurminingsih Hatala
Wawan Hernawan
Puji dan Syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, yang telah
memberikan Rahmat Dan Karunia-Nya , sehingga makalah ini selesai dibuat tepat
pada waktunya, Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Etika dan hukum di Stikes Jenedral ahmad Yani Cimahi , Adapun Judul dari
Makalah ini adalah “ Transpalntasi organ dipandang dari segi Etika,Hukum
Agama, dan norma masyarakat “
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini jaud dari sempurna untuk
itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik, yang sifatnya membangun
guna kesempurnaan makalah ini .
Akhir kata, penulis ucapkan trima kasih yang senesar-besarnya, kepada
semua pihak yang membantu atau terlibat dalam pembuatan makalah ini , semoga
amal baik yang diberikan mendapat imbalan yang setimpal dari-Nya
Aamiin...
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui praktek transplantasi organ di dunia pada umumnya dan praktek
transplantasi organ di Indonesia pada khususnya dilihat dari sudut dilema etika.
D. Manfaat
1. Bagi penulis :
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Filsafat Pendidikan Biologi dan Bioetika
Menambah wawasan pengetahuan tentang transplantasi organ dan sudut etikanya.
2. Sebagai sarana memperluas wawasan mengenai transplantasi organ
Bagi Pembaca :
Sebagai literature untuk menambah pengetahuan di bidang transplantasi organ
dan kebaikan dan kelemahan dari segi bioetika
BAB II
PEMBAHASAN
Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang keberhasilan tindakan
transplantasi, yaitu :
1. Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup
yang diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan psikis, untuk
hidup dengan kekurangan jaringan atau organ. (anonim,2006)
2. Adaptasi resepien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima jaringan
atau organ tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak
jaringan atau organ tersebut, untuk berfungsi baik, mengganti yang sudah
tidak dapat berfungsi lagi.
Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor
yang hidup atau dari jenazah orang baru meninggal dimana meninggal
sendiri didefinisikan kematian batang otak. Organ-organ yang diambil dari donor
hidup seperti : kulit, ginjal, sumsum tulang dan darah (tranfusi darah). Organ-
organ yang diambil dari jenazah adalah : jantung, hati, ginjal, kornea, pancreas,
paru-paru dan sel otak.
3. Pasal 11
a) Transplantasi organ dan jaringan tubuh hanya boleh dilakukan oleh dokter
yang ditunjuk oleh mentri kesehatan.
b) Transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh
dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan.
4. Pasal 12
Penentuan saat mati ditentukan oleh 2 orang dokter yang tidak ada sangkut
paut medic dengan dokter yang melakukan transplantasi.
5. Pasal 13
Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksudkan yaitu dibuat diatas kertas
materai dengan dua orang saksi.
6. Pasal 14
Pengambilan alat atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi
atau bank mata dari korban kecelakaan yang meninggal dunia, dilakukan
dengan pernyataan tertulis keluarga terdekat.
7. Pasal 15
persetujuan tentang transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia diberikan
oleh calon donor hidup, calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu
diberitahu oleh dokter yang merawatnya, termasuk dokter konsultan
mengenai sifat operasi, akibat-akibat dan kemungkinan yang dapat terjadi .
dokter yang merawatnya harus yakin benar bahwa calon donor yang
bersangkutan telah menyadari sepenuhnya arti dari pemberitahuan tersebut.
8. Pasal 16
Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas suatu
kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi.
9. Pasal 17
Dilarang memperjual-belikan alat atau jaringan tubuh manusia.
10. Pasal 18
Dilarang mengirim dan menerima alat dan jaringan tubuh manusia dalam
semua bentuk ke dan dari luar negri
4. Resipien
Adalah orang yang menerima jaringan atau organ orang lain. Pada dasarnya,
seorang penderita mempunyai hak untuk mendapatkan perawatan yang dapat
memperpanjang hidup atau meringankan penderitanya. Seorang resipien harus
benar-benar mengerti semua hal yang dijelaskan olah tim pelaksana transplantasi.
Melalui tindakan transplantasi diharapkan dapat memberikan nilai yang besar bagi
kehidupan resipien. Akan tetapi, is harus menyadari bahwa hasil transplantasi
terbatas dan ada keungkinan gagal. Juga perlu didasari bahwa jika ia menerima
untuk transplantasi berarti ia dalam percobaan yang sangat berguna bagi
kepentingan orang banyak di masa yang akan datang.
5. Dokter dan tenaga pelaksana lain
Untuk melakukan suatu transplantasi, tim pelaksana harus mendapat
persetujuan dari donor, resipien, maupun keluarga kedua belah pihak. Ia wajib
menerangkan hal-hal yang mungkin akan terjadi setelah dilakukan transplantasi
sehingga gangguan psikologis dan emosi di kemudian hari dapat dihindarkan.
Tanggung jawab tim pelaksana adalah menolong pasien dan mengembangkan
ilmu pengetahuan untuk umat manusia. Dengan demikian, dalam melaksanakan
tugas, tim pelaksana hendaknya tidak dipengaruhi oleh pertimbangan-
pertimbangan kepentingan pribadi.
6. Masyarakat
Secara tidak sengaja masyarakat turut menentukan perkembangan
transplantasi. Kerjasama tim pelaksana dengan para cendekiawan, pemuka
masyarakat, atau pemuka agama diperlukan untuk mendidik masyarakat agar
lebih memahami maksud dan tujuan luhur usaha transplantasi. Dengan adanya
pengertian ini kemungkinan penyediaan organ yang segera diperlukan, atas tujuan
luhur akan terpenuhi.
A. Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa transplantasi adalah suatu
rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh
manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka
pengobatan untuk mengganti jaringan dan atau organ tubuh yang tidak berfungsi
dengan baik atau mengalami suatu kerusakan. Transplantasi dapat diklasifikasikan
dalam beberapa faktor, seperti ditinjau dari sudut si penerima atau resipien organ
dan penyumbang organ itu sendiri. Jika dilihat dari si penerima organ meliputi
autotransplantasi, homotransplantasi, heterotransplantasi, autograft, allograft,
isograft, xenograft dan xenotransplantation, transplantasi split serta transplantasi
domino. Sedangkan dilihat dari sudut penyumbang meliputi transplantasi dengan
donor hidup dan donor mati (jenazah). Banyak sekali faktor yang menyebabkan
sesorang melakukan transplantasi organ. Antara lain untuk kesembuhan dari suatu
penyakit (misalnya kebutaan, rusaknya jantung dan ginjal), Pemulihan kembali
fungsi suatu organ, jaringan atau sel yang telah rusak atau mengalami kelainan,
tapi sama sekali tidak terjadi kesakitan biologis (contoh: bibir sumbing).
Dalam agama Kristen, katolik, hindu, dan budha transplantasi boleh
dilakukan dengan alasan medis dan asalkan dengan niat tulus dan tujuannya untuk
kebaikan menolong nyawa seseorang tanpa membahayakan nyawa si pendonor
organ tersebut. Sedangkan dalam agama islam untuk melakukan transplantasi
organ harus dilihat terlebih dahulu dari mana organ yang akan ditransplantasikan
tersebut berasal atau dilihat dari sumber organ. Dalam hukum, transplantasi tidak
dilarang jika dalam keadaan darurat dan ada alasan medis, tidak dilakukan secara
ilega, dilakukan oleh profesinal dan dilakukan secara sadar. Dari segi etika
keperawatan asalkan tidak melanggar prinsip-prinsip etik seperti otonomi
(Autonomy), Tidak merugikan (Nonmaleficience), Berbuat baik (Beneficience),
Keadilan (Justice), Kejujuran (Veracity) dan Menepati janji (Fidelity)
transplantasi organ diperbolehkan. Dari segi masyarakat, selama transplantasi
dilakukan atas dasar medis dan mendapat persetujuan dari anggota keluarga maka
diperbolehkan. Namun disisi lain transplantasi organ di kalangan masyarakat
belum begitu dipahami secara menyeluruh sehingga masih menimbulkan beberapa
pertanyaan tentang transplantasi.
B. Saran
Jagalah senantiasa kesehatan organ-organ tubuh, agar kita terhindar dari
penyakit berbahaya yang menyebabkan organ tubuh tidak berungsi, sehingga
memerlukan transplantasi organ. Jikalaupun terjadi tindakan transplantasi,
perhatikan asal-usul organ dan berbagai norma/etika yang berlaku di masyarakat,
terutama norma agama yang kita anut.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer SC and Bare BG (eds 8, vol 2). 1996. Brunner and Suddarth’s Textbook
of Medical-Surgical Nursing. Associate Professor and Nurse Researcher Thomas
Jefferson University Philadelphia, Pennsylvania. Hal.846-847, and hal.1457-1458
Smeltzer SC and Bare BG (eds 8, vol 3). 1996. Brunner and Suddarth’s Textbook
of Medical-Surgical Nursing. Associate Professor and Nurse Researcher Thomas
Jefferson University Philadelphia, Pennsylvania. Hal.1994-1996
Price SA and Wilson LM (eds 6, vol 1). 2002. Pathophysiology : Clinical
Concepts of Disease Processes. The University of Tennessee Health Science
Center, Tennessee. Hal. 99-100.