Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ISSUE ETIK DALAM PRAKTEK


KEPERAWATAN

Anggota kelompok 3 :
1. Fera Oktavia (012021006)
2. Nadila (012021015)
3. Rahmi fitri (012021016)

DOSEN PENGAMPU: HELDA, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes RANAH MINANG PADANG

2021/2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil–alamin, Puji syukur saya ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa
atas rahmat, karunia dan hidayah-nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah di mata
kuliah Konsep dasar keperawatan yang berjudul judul “ISSUE ETIK DALAM PRATIK
KEPERAWATAN” dengan tepat waktu.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Helda,M.Kep selaku dosen Mata Kuliah
Konsep Dasar Keperawatan.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh sebab itu kami
harapkan kritik dan saran ibu untuk kesempurnaan tugas makalah kami ini. Harapan kami
semoga makalah ini bisa menambah wawasan kami tentang “Issue Etik Dalam Pratik
Keperawatan”.

Padang, 11 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1. Kata pengantar.....................................................................................................
2. Rumusan masalah................................................................................................
3. Tujuan penulisan..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian issue etik dalam pratiik keperawatan.................................................
2. Euthanasia............................................................................................................
3. Aborsi (abortus)...................................................................................................
4. Transpanlasi Organ..............................................................................................
5. Suproting devices.................................................................................................

BAB III PENUTUPAN


1. Kesimpulan..........................................................................................................
2. Kritik dan saran....................................................................................................

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Masalah etika keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika kesehatan,
dimana telah terjadi perkembangan perkembangan sesuai kemajuan ilmu dan
teknologi (revolusi biomedis). Etik atau ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos
yang artinya adat, kebiasaaan, perilaku, atau karakter. Sedangkan menurut kamus
webster, etik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk
secara moral.
Berbagai masalah etis yang dihadapi perawat dalam praktik keperawatan telah
menimbulkan konflik antara kebutuhan klien dengan harapan perawat dan falsafah
keperawatan. Dalam etika keperawatan ada 4 masalah dalam bidang kesehatan yang
berkaitan dengan aspek hukum yang selalu aktual dibicarakan dari waktu ke waktu,
sehingga dapat digolongkan ke dalam masalah klasik dalam bidang kedokteran yaitu
tentang euthanasia, abortus, transplantasi organ, supproting devices.
Sampai kini persoalan yang timbul berkaitan dengan masalah ini tidak dapat
diatasi atau diselesaikan dengan baik, atau dicapainya kesepakatan yang dapat
diterima oleh semua pihak. pada beberapa kasus dan keadaan memang diperlukan
sementara di lain pihak tindakan ini tidak dapat diterima, bertentangan dengan
hukum, moral dan agama.
2. Rumusan masalah
Dalam makalah ini penyusun merumuskan beberapa masalah yang akan
dibahas sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan issue etik dalam pratiik keperawatan
2. Apa yang dimaksud dengan Euthanasia
3. Apa yang dimaksud dengan Aborsi (abortus)
4. Apa yang dimaksud dengan Transpanlasi Organ
5. Apa yang dimaksud dengan Suproting devices

3. Tujuan penulisan
1. Pembaca mengetahui apa yang itu issue etik dalam pratiik keperawatan
2. Pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan Euthanasia
3. Pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan Aborsi (abortus)
4. Pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan Transpanlasi Organ
5. Pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan Suproting devices

Setelah pembaca membaca dan memahami makalah ini diharapkan pembaca


mampu mengetahui apa saja isu etik dalam praktik keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. .Pengertian Issue Etik Dalam Praktek Keperawatan


Masalah etika keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika kesehatan,
dimana telah terjadi perkembangan perkembangan sesuai kemajuan ilmu dan teknologi
(revolusi biomedis).
Dari dalam banyak kasus asas otonomi, beneficence dan non maleficence justice dan
asas asas derivative belum cukup sebagai acuan untuk memecahkan masalah yang dapat
diiterima. Issue dalam pelayanan kesehatan meliputi antara lain :
1. Pemberian pelayanan kesehatan
2. Penolakan dan penghentian pelayanan kesehatan
3. Informenconsen
4. Konfidensialitas (kerahasiaan)
5. Advence direcives dan living will
6. Awal hidup (konsepsi kehamilan dan kelahiran)
7. Peningkatan mutu kehidupan dengan rekayasa genetik
8. Operasi pengantian kelamin
9. Eksperimen pada manusia obat baru, cara pengobatan baru, alat medis baru
10. Menunda proses kematian (translantasi organ, respirator, pacu jantung,
hemolialisis)
11. Mengakhiri hidup (aborsi)
12. Kelangkaan sumber daya kesehatan (tenaga kesehatan, dana teknologi, obat dls)
dan cenderung tidak mencukupi karena jumlah penduduk yang meningkat.

2 . Euthanasia
Istilah euthanasia berasal dari bahasa Yunani euthanathos, Eu artinya baik atau tanpa
penderitaan, sedangkan thanathos artinya mati atau kematian. Dengan demikian secara
etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian yang baik.atau mati dengan baik tanpa
penderitaan.
Aturan hukum mengenai masalah ini berbeda beda disetiap negara dan seringkali
berubah seiring dengan perubahan norma norma budaya maupun ketersediaan peralatan
atau tindakan medis. Dibeberapa negara euthanasia dianggap legal sedangkan dinegara
negara lainnya dianggap melanggar hukum oleh karena sensitivnya issue ini pembatasan
dan prosedur yang ketat selalu diterapkan tanpa memadang stats hukumnya. Dilihat dari
cara pelaksanaannya, euthanasia dapat dibedakan atas:
1) Euthanasia pasif
Euthanasia pasif merupakan tindakan tidak memberikan pengobatan lagi
kepada klien terminal untuk mengakhiri hidupnya . Dapat juga dikategorikan juga
sebagai tindakan euthanasia negatif yang tidak menggunakan alat alat atau
langkah langkah aktif untuk mengakhiri kehidupan seorang pasien.
Contohnya adalah dengan tidak memberikan bantuan oksigen bagi pasien
yang mengalami kesulitan dalam pernafasan, tidak memberikan antibioka pada
penderita pneumonia berat, meniadakan tindakan operasi yang seharusnya
dilakukan guna memperpanjang hidup pasien atau memberikan obat kematian.
Keluarga klien bisa saja menghendaki kematian anggota keluarga mereka
dengan berbagai alasan, misalnya untuk mengurangi penderitaan klien itu sendiri
atau karena tidak mampu membayar biaya pengobatan.

2) Euthanasia aktif (euthanasia agresif)


Euthanasia aktif merupakan perbuatan yang dilakukan secara medik melalui
intervensi aktif oleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri hidup
manusia. Dengan kata lain euthanasia aktif adalah suatu tindakan secara
disengaja.
Misalnya dengan memberi obat obat yang mematikan kedalam tubuh klien
(suntik mati) tindakan ini merupakan pelanggaran hukum, dinyatakan dengan
KUHP Pasal 338, 339, 345 dan 359.
Euthanasia aktif dapat dibedakan menjadi 2 macam :
 Euthanasia aktif langsung (direct)
Merupakan dilakukan tindakan medis secara terarah yang
diperhitugkan akan mengakhiri hidup pasien, atau memperpendek
hidup pasien. Euthanasia ini juga dikenal sebagai mercy killing.
 Euthanasia aktif tidak langsung (indirect)
Merupakan tindakan medis untuk meringankan penderitaan
pasien, namun mengetahui ada resiko tersebut.

Euthanasia aktif atau euthanasia agresif ditinjau dari permintaan atau


pemberian izin, euthanasia dibedakan atas :
a. Euthanasia Sukarela (Voluntir)
Euthanasia yang dilakukan oleh tenaga medis atas permintaan pasien
itu sendiri. Permintaan pasien ini dilakukan dengan sadar atau permintaan
pasien secara sadar dan berulang-ulang, tanpa tekanan dari siapapun juga.
b. Euthanasia Tidak Sukarela (Involuntir)
Euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah tidak sadar.
Permintaan biasanya dilakukan oleh keluarga pasien. Ini terjadi ketika
individu tidak mampu untuk menyetujui karena faktor umur, ketidak
mampuan fisik dan mental, kekurangan biaya, kasihan kepada penderitaan
pasien, dan lain sebagainya.

3. Aborsi (Abortus)
Aborsi memang banyak mengundang kontroversi, Ada yang berpendapat bahwa
aborsi perlu dilegalkan dan ada yang berpendapat tidak perlu dilegalkan. Aborsi
(Abortus) merupakan suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi
kesempatan untuk bertumbuh.
Cara menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
abortus yang berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma)
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ada 3 pandangan secara umum tentang
abortus, yaitu :
a. Pandangan konservatif, berpendapat bahwa abortus secara moral salah dan
dalam situasi apapun tidak boleh dilakukan, termasuk dengan alasan
penyelamatan.
b. Pandangan moderat, berpendapat bahwa abortus tidak mutlak kesalahan moral
dan hambatan penentang abortus dapat diabaikan dengan suatu pertimbangan
moral yang kuat.
c. Pandangan liberal, berpendapat bahwa abortus secara moral diperbolehkan
atas dasar permintaan. Pandangan ini secara umum menganggap bahwa fetus
belum menjadi manusia. Secara genetik fetus sebagai bakal manusia, tetapi
secara moral bukan manusia.
Jenis-jenis aborsi dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi, yaitu :

1. Aborsi spontan atau alamiah


Merupakan aborsi langsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan
karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.

2. Aborsi buatan atau sengaja atau kriminalis


Merupakan pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu
sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si
pelaksana aborsi. Misalnya dengan bantuan obat aborsi.

3. Aborsi terapeutik atau medis


Merupakan pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi
medis. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit
darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapa membahayakan
baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas
pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.

4. Transplansi Organ

Menurut helsinki, tidak semua perawat terilibat dalam tindakan ini, namun beberapa
hal perawat cukup berperan seperti perawat dan meningkatkan kesehatan pemberi donor,
membantu dikamar operasi dan merawat klien setelah transplantasi.

Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari
suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan
dan kondisi tertentu. Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan
medis yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi organ tubuh yang berat.
Pelaksaan transplantasi di Indonesia diatur dalam PP No. 18 tahun 1981
Transplantasi terus berkembang dalam dunia kedokteran, namun tindakan medik ini
tidak dapat dilakukan begitu saja, karena masih harus dipertimbangkan dari segi non medik,
yaitu dari segi agama, hukum, budaya, etika dan moral.
Kendala lain yang dihadapi Indonesia dalam menetapkan terapi transplatasi, adalah
terbatasnya jumlah donor keluarga (Living Related Donor, LRD) dan donasi organ jenazah.
Karena itu diperlukan kerjasama yang saling mendukung antara para pakar terkait (hukum,
kedokteran, sosiologi, pemuka agama, pemuka masyarakat), pemerintah dan swata.
Jenis – jenis Transplantasi Organ yaitu :

1. Autograf (Autotransplatasi)
Merupakan pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh
orang itu sendiri. Misalnya operasi bibir sumbung, dimana jaringan atau organ
yang diambil untuk menutup bagian yang sumbing diambil dari jaringan tubuh
pasien itu sendiri.

2. Allograft (Homotransplantasi)
Merupakan pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke
tubuh yang lan yang sama spesiesnya, yakni manusia dengan manusia.
Homotransplantasi yang sering terjadi dan tingkat keberhasilannya tinggi, antara
lain yaitu transplantasi ginjal dan kornea mata. Disamping itu terdapat juga
transplantasi hati, walaupun tingkat keberhsilannya belum tinggi.
Transfusi darah sebenarnya merupakan bagian dari transplntasi ini, karena
melalui transfusi darah, bagian dari tubuh manusia (darah) dari seseorang (donor)
dipindahkan ke orang lain (recipient).

3. Xenograft (Heterotransplatasi)
Merupakan pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh yang satu ke
tubuh yang lain yang berbeda spesiesnya. Misalnya antara species manusia
dengan binatang. Yang sudah terjadi contohnya daah pencangkokan hati manusia
dengan hati dari baboon (sejenis kera), meskipun tingkat keberhasilannya masih
sangat kecil.

4. Isograft
Merupakan Transplantasi Singenik yaitu pemindahan suatu jaringan atau
organ dari seseorang ke tubuh orang lain yang identik. Misalnya masih memiliki
hubungan secara genetik.
5.Suproting devices
Supporting Devices adalah perangkat tambahan atau pendukung. Jika di tinjau dari
segi keperawatan, maka dapat kita simpulkan kalau supporting devices itu adalah perangkat
tambahan yang digunakan dalam dunia kesehatan pada para perawat dalam
melakukan praktek. Adapun klasifikasi supporting devices yaitu:
a. Alat Bantu
Teknologi medis yang canggih merupakan alat atau perkakas untuk para
dokter, dan alat bantu akan mengurangi beban perawat. Kemajuan dalam layanan
medis, termasuk alat medis dengan sistem komputerisasi yang canggih, melindungi
jiwa banyak orang.
b. Peralatan Sinar X
Pemandu LM dan Cincin Roller Lintang digunakan untuk pergerakan reseptor
sinar X. Ini memungkinkan mesin sinar X untuk menggerakkan unit transmiter dan
penerima sinar ke arah manapun dan mengambil gambar dari sudut manapun, tanpa
bergantung pada posisi pasien.
Saat produk THK digunakan, getaran dan suara mesin juga dikurangi sehingga
menghilangkan kekhawatiran pasien. Sinar X yang mampu melakukan penetrasi
kedalam tubuh pasien.
c. Peralatan analisis otomatis hematologikal
Splina Bola dapat menekan getaran di ujung injektor saat dihentikan, dan mur
perubah sekrup geser memungkinkan terciptanya mekanisme pengumpanan dengan
kecepatan tinggi dan sangat mulus.
d. Pemindai CT sinar X medis
Pemindai CT sinar X merupakan perangkat tunggal yang memindai
keseluruhan tubuh pasien dan terdiri dari pemindai CT (Computed
Tomography/Tomografi Komputer) dan peralatan angiografi.
Pada perangkat ini, Pemandu LM THK digunakan di bagian gerakan
longitudinal yang menggerakkan pasien yang terbaring di tempat tidur selama proses
pemindaian. Karena pemandu tersebut dapat mengurangi getaran dan suara selama
gerakan sistem, komponen ini dapat menghilangkan kekhawatiran pasien.
e. Fasilitas mandi dengan penopang kursi roda elektrik
Splina Bola kami digunakan dalam fasilitas mandi dengan pengangkat (lift)
bertenaga listrik. Menggunakan poros splina sebagai batang angkat memungkinkan
desain fasilitas yang kompak.
Masih banyak supporting devices yang lain dan memiliki manfaat masing-masing
bagi perawat, akan tetapi juga mempunyai dampak negative. Itulah yang menjadi kontroversi
saat ini.

BAB III
PENUTUPAN

1. Kesimpulan
Masalah etika keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika
kesehatan, dimana telah terjadi perkembangan perkembangan sesuai kemajuan ilmu
dan teknologi (revolusi biomedis). Dalam etika keperawatan ada 4 masalah dalam
bidang kesehatan yang berkaitan dengan aspek hukum yang selalu actual yaitu
tentang euthanasia, abortus(aborsi), transplantasi organ, dan supproting devices.
Euthanasia dapat diartikan kematian yang baik.atau mati dengan baik tanpa
penderitaan. Abortus atau aborsi merupakan suatu proses pengakhiran hidup dari
janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu
dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan
persyaratan dan kondisi tertentu. Supporting devices itu adalah perangkat tambahan
yang digunakan dalam dunia kesehatan pada para perawat dalam melakukan praktek.

2. Kritik dan Saran


Penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Ini semua
dikarenakan keterbatasan kemampuan penyusun dalam menyusun makalah ini.
Namun kami akan berusaha untuk belajar dan memperbaiki kesalahan dalam
pembuatan makalah.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar dalam pembuatan makalah yang selanjutnya dapat lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

materi isu etik dalam praktik keperawatan | materikeperawatankelasc15uit


https://rusdihamid374.wordpress.com/2014/02/05/issue-etik-keperawatan/
https://www.academia.edu/28760457/ISUE_ETIK_DALAM_PRAKTIK_KEPERAWATAN
https://materikeperawatankelasc15uit.blogspot.com/2015/10/isu-etik-dalam-praktik.html
https://novalcihuy.blogspot.com/2013/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

Anda mungkin juga menyukai