Anda di halaman 1dari 15

Prinsip Etik, Hukum

Kesehatan Dan
Keperawatan
Terhadap Aborsi
Dosen Pengampu :
Achmad Djojo, APP.MM
Kelompok 6

Andri Darmawan Sarmila


01 231101009
03 231101071

Anggraini Jovita Sari Wulan Hairunnisa


02 231101010
04 231101090
Pandangan Dalam Prinsip Etik
Keperawatan

Veracity Confidentiality

Fidelity Accountability
Kasus
Ada seorang calon ibu yang sedang hamil muda tetapi mempunyai penyakit
jantung yang parah (kronik) yang dapat membahayakan baik calon ibu
maupun janin yang dikandungnya. Ketika dia datang memeriksakan dirinya
pada seorang Dokter. Dokter pun sepakat kalau janin tersebut tetap
dipertahankan , menurut dugaan kuat atau hampir bisa dipastikan nyawa ibu
tidak akan selamat atau mati. Dalam kondisi seperti ini,kehamilannya boleh
dihentikan dengan cara menggugurkan kandungannya. Di gugurkan jika
janin tersebut belum berusia enam bulan,tetapi kalau janin tersebut tetap
dipertahankan dalam rahim ibunya,maka nyawa ibu tersebut akan terancam.
Di samping itu,jika janin tersebut tidak digugurkan ibunya akan
meninggal,janinnya pun sama padahal dengan janin tersebut,nyawa ibunya
akan tertolong.
Kaitannya Dengan Nilai, Norma, Dan Moral

Nilai : Perspektif medis dari aborsi tidak dapat dipisahkan sama sekali
dari nilai moralitas. Oleh sebab itu, bagi masyarakat yang peduli
terhadap etika akan mempertanyakan apakah tindakan medis
memperjelas status moral fetus sebagai human being

Norma : Di Indonesia, aborsi secara hukum dilarang dengan beberapa


pengecualian. Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya
menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin dapat diambil tindakan medis
tertentu

Moral : Aborsi menjadi salah satu perdebatan hangat dengan isu moral
yang berdimensi sosial dan hukum, dimana setiap pandangan memiliki
argumen yang berbeda satu dengan yang lain.
Pandangan Dalam Prinsip Etik
Keperawatan

Autonomy Justice

Benefience Non Maleficience


Pandangan Dalam Prinsip Etik
Keperawatan

Veracity Confidentiality

Fidelity Accountability
Keterkaitan Deangan Hukum
Kesehatan Dan Keperawatan
Menurut hukum-hukum yang berlaku di
Indonesia, aborsi atau pengguguran janin
termasuk kejahatan sebagaimana dalam Pasal 75
ayat (1) Undang-Undang Kesehatan Nomor 36
Tahun 2009 yang menyatakan bahwa setiap
orang dilarang melakukan aborsi.
Keterkaitan Deangan Hukum
Kesehatan Dan Keperawatan
Tindakan aborsi menurut KUHP di Indonesia dikategorikan
sebagai tindakan kriminal atau dikategorikan sebagai kejahatan
terhadap nyawa.Pasa Ipasal KUHP yang mengatur hal ini adalah
pasal 229, 346, 347, 348, 349 dan 535. Meskipun dalam KUHP
tidak terdapat satu pasal pun yang mernperbolehkan seorang
dokter melakukan abortus atas indikasi medik, sekalipun untuk
menyelamatkan jiwa ibu. dalam prakteknya dokter yang
melakukannya tidak dihukum bila ia dapat mengemukakan alasan
yang kuat dan alasan tersebut diterima oleh hakim (Pasal 48).
KUHP pasal 346, 348, 349, dan 535 tidak ada diatur
masalah aborsi, hanya bersifat mengatur dan
menjelaskan berlakunya pasal 75-78 yang mengatur
masalah aborsi. Undang-Undang Nomor Tahun 1992
Tentang Kesehatan, menegaskan tentang
dibolehkannya melakukan untuk menyelamatkan jiwa
tindakan aborsi sebagai upaya ibu dan atau janinnya,
jenis secara hukum perlindungan hukum dan aborsi ini
dibenarkan dan mendapat dengan pertimbangan medis.
Solusi Bagi Seorang Perawat Dalam
Menghadapi Dilema Etik Praktik Aborsi
Konsultasi
dengan
Rekan
Sejawat

Menggunakan Konsultasi
Etika Klinis dengan
Etikis
Memahami
Kebijakan
dan Hukum

Melibatkan Penerapan
Pasien Prinsip-
Prinsip Etika
Kesimpulan
Dalam dilema etik keperawatan terhadap aborsi, terdapat
konflik moral yang melibatkan keputusan antara
menghormati otonomi pasien dan menjaga hak hidup janin
yang sedang berkembang. Keperawatan dihadapkan pada
tanggung jawab etis untuk memberikan perawatan yang
memadai sambil menghormati nilai-nilai dan keyakinan
pasien. Dilema etik aborsi memerlukan pendekatan yang
berimbang, di mana keperawatan harus mempertimbangkan
pandangan dan hak pasien, sambil memahami konsekuensi
etis yang terkait dengan tindakan aborsi. Hal ini
menunjukkan kompleksitas dalam praktik keperawatan dan
kebutuhan untuk menjaga keseimbangan antara etika
profesi dan nilai-nilai individu dalam menghadapi situasi
seperti ini.
Sekian Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai