Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MASALAH DEKADENSI MORAL DAN SOLUSI ISLAM

Dosen Pengampuh:
Zulpiadi, S.Pd.I, MA

Disusun Oleh:

Andri Darmawan (231101009)


Reza Triandi (231101056)
Rendra Baskara (231101064)
Ahmad Dani (231101005)
Muhammad Akbar Irwanto (231101054)

POLITEKNIK KESEHATANKEMENKES PONTIANAK


JURUDAN KEPERAWATAN SINKAWANG
PRODI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2023/2024
akbar irwanto

VISI DAN MISI

VISI
Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan Vokasi Dan Profesi Sebagai
Rujukan Nasional Berkualitas Global

MISI
1. Menyelanggarakan Kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi Di Bidang Keprawatan Vokasi
Dan Profesi Keperawatan Yang Berkualitas Global
2. Menghasilkan Lulusan Keperawatan Yang Berintelektualitas Tinggi, Berbudi Luhur Dan
Mampu Bersaing Secara Global
3. Mengembang Kan Tata Kelolah Perguruan Tinggi Dibidang Keperawatan Vokasi Dan Profesi
Yang Mandiri, Transparan Dan Akuntabel.
4. Berperan Aktif Dalam Kerjasama , Mengembangkan Dan Peningkatan System Pendidikan
Tinggi Keperawatan Ditingkat Global

2
akbar irwanto

KATA PENGANTAR

Puji Dan Syukur Kami Ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena Aras Berkat
Dan Rahmat-Nya, Kami Dapat Menyelesaikan Penyusuna Makalah Yang Berjudul “Konsep
Ketuhanan Dalam Islam” Yang Bertujuan Untuk Menyelesaikan Tugas Yang Diberikan Oleh
Bapak “Zulpiadi, S.Pd.I, MA” Selaku Dosen Mata Kuliah “Pendidikan Agama Islam”

Untuk Penulis Menyampaikan Uapan Terima Kasih Dan Pengharagaan Kepada:

1. Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak Bpak Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.Kp., M.Kes
2. Ketua Jurusan Keperawatan Bapak Ns. Raju Kapadia, S.Kep., M.Med.
3. Ketua Progam Studi Pendidikan Agama Islam Bapak Zulpiadi, S.Pd.I, MA
4. Dosen Kordinator Mata Kulliah Bapak Zulpiad, S.Pd.I, MA
5. Dosen Pengampu Mata Kuliah Bapak Zulpiadi, S.Pd.I, MA

Lebih Jamjut, Dengan Segala Kerendahan Hati Penulis Menyadarai Masih Banyak
Terdapat Kekurangan Dalam Penulisan Makalah Ini, Sehingga Penulis Mengharapkan Adanya
Saran Kritik Yang Bersifat Membangun Demi Kesempurnaan Makalah Ini.

Sinkawang,5 0ktober 2023

Kelompok 1

3
akbar irwanto

DAFTAR ISI
VISI DAN MISIii
KATA PENGANTARiii
DAFTAR ISIiv
BAB I PENDAHULUAN1
A.LATAR BELAKANG1
B.METODE PENULISAN2
C.RUMUSAN MASALAH2
D.TUJUAN PENULISAN2
1. Bagaiman aturan berpakaian dalam islam2
2. bagaimana cara islam menjauhi zina2
3. bagaiman masalah dekadensi moral2
4. bagimana aturan pergaulan pria dan Wanita dalam islam2
5. Bagaimana solusi dalam islam2
E.SISTEMATIKA PENULISAN2
F.MENGAPA MEMILIH JUDUL
BAB II TINJAUAN TEORI4
A.KONSEP TEORI4
B.KONSEP MASALAH DEKADENSI MORAL DAN SOLUS DALAM KEPERAWATAN 5
a.berpakaian dalam islam5
b.menjauhi zina7
c.masalah dekadensi dan moral9
d.solusi islam10
e.aturan pergaulan pria dan Wanita11
BAB III13
PENUTUP13
A.KESIMPULAN13
B.SARAN13
DAFTARPUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………….15

4
akbar irwanto

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Masalah dekadensi moral adalah fenomena di mana nilai-nilai moral dalam


masyarakat mengalami penurunan atau perubahan negatif secara signifikan. Hal ini bisa
mencakup berbagai aspek, seperti peningkatan perilaku amoral, penurunan kepatuhan
terhadap prinsip-prinsip etika, atau pergeseran nilai-nilai tradisional yang dianggap penting
untuk memelihara keharmonisan sosial dan moral.

Dalam Islam, dekadensi moral dianggap sebagai masalah serius yang harus diatasi. Agama
Islam memiliki seperangkat prinsip moral dan etika yang jelas yang dijelaskan dalam Al-
Quran dan Hadis, dan memegang peran penting dalam menjaga moralitas individu dan
masyarakat. Beberapa solusi yang ditawarkan oleh Islam untuk mengatasi masalah dekadensi
moral adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Moral: Islam mendorong pendidikan moral yang kuat. Pendidikan ini melibatkan
pengajaran nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, belas kasih, dan integritas kepada generasi
muda. Hal ini dapat dilakukan melalui pelajaran agama, pengajaran di rumah, dan pelatihan
moral di sekolah.
2. Hukum dan Keadilan: Islam menekankan pentingnya penerapan hukum yang adil dan efektif.
Hukuman yang sesuai harus diberikan kepada pelaku kejahatan, sambil memastikan bahwa
hak-hak individu dihormati. Ini untuk mencegah dan menghukum pelanggaran moral.
3. Kelompok Masyarakat dan Solidaritas: Islam mendorong pembentukan komunitas yang kuat
dan hubungan sosial yang sehat. Ketika orang merasa terhubung satu sama lain, mereka lebih
cenderung mematuhi nilai-nilai moral karena mereka sadar akan dampak tindakan mereka
pada komunitas mereka
4. Pengembangan Kesadaran Spiritual: Islam menekankan pentingnya kesadaran spiritual dan
hubungan yang mendalam dengan Allah. Hal ini dapat membantu individu untuk memahami
tujuan hidup mereka dan menahan diri dari perilaku yang merusak moralitas mereka.

5
akbar irwanto

5. Pengawasan Diri (Muraqabah): Islam mendorong individu untuk melakukan pengawasan diri
terhadap tindakan dan perilaku mereka. Ini mencakup introspeksi dan refleksi terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukan dan dampak moralnya.

B.METODE PENULISAN

Dalam metode penulisan kami mengunakan metode deskriptif dengan penjelasan yang rinci
dalam mamaparkan materi masalah dekadensi moral dan solusi dalam islam, dan metode
ekspositori untuk memberikan informasi atau penjelasan yang lebih dalam

C.RUMUSAN MASALAH

Masalah dekadensi moral dan solusi islam tentang Bagaimana berpakian dalam islam,
menjauhi zina, deka densi moral, solusi islam, eturan pergaulan pria dan wanita

D.TUJUAN PENULISAN

1. Bagaiman aturan berpakaian dalam islam

2. bagaimana cara islam menjauhi zina

3. bagaiman masalah dekadensi moral

4. bagimana aturan pergaulan pria dan Wanita dalam islam

5. Bagaimana solusi dalam islam

E.SISTEMATIKA PENULISAN

Susunan sitematika penulisan dari materi dalam penulisan makalah:

Bab I pendahuluan:

meliputi latar belakang,rumusan masalah, tujuan, sitematika penulisan,mengapa memilih


judul.

Bab II tinjauan teori:

6
akbar irwanto

Konsep teori, konsep masalah dekadensi moral dalam konteks keperawatan meliputi,
berpakaian dalam islam, menjauhi zina, aturan pergaulan pria dan Wanita, masalah dekadensi
moral,solusi dalam islam.

Bab III penutup:

Kesimpulan dan saran

F.MENGAPA MEMILIH JUDUL

Alasan kami memilih judul ini karena kami memiliki pandangan bahwa masalah dekadensi
moral adalah masalah yang relevan untuk diangkat di zaman sekarang. Mengingat
meningkatnya rasio kasus dekadensi moral yang terjadi di lingkungan masyarakat terutama
diruang lingkup institusi pendidikan.

Didalam islam juga berpandangan bahwa masalah dekadensi moral adalah masalah serius
yang harus diatasi. Alquran dan hadis berperan dalam menjaga moralitas serta memiliki solusi
apabila terjadi masalah dekadensi moralWanita dalam islam

7
akbar irwanto

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.KONSEP TEORI

Masalah dekadensi moral dalam konteks keperawatan dapat mencakup berbagai


permasalahan etika dan moral yang muncul dalam praktek keperawatan, seperti
ketidakjujuran, pelanggaran privasi pasien, penyalahgunaan wewenang, dan kurangnya
empati. Dekadensi moral dalam praktik keperawatan dapat mengancam kualitas perawatan
pasien dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perawatan kesehatan.

Islam, sebagai agama yang memiliki pedoman moral yang kuat, menawarkan solusi
untuk mengatasi masalah dekadensi moral dalam keperawatan. Beberapa solusi dalam konteks
ini melibatkan prinsip-prinsip Islam seperti kejujuran, etika dalam perawatan pasien, dan
pelayanan dengan empati. Namun, solusi-solusi ini juga harus sejalan dengan etika dan aturan
profesional dalam bidang keperawatan.

1. Kejujuran dalam Komunikasi: Islam menekankan pentingnya kejujuran dalam setiap


interaksi, termasuk komunikasi antara perawat dan pasien. Perawat harus memberikan
informasi yang jujur kepada pasien tentang kondisinya dan perawatan yang akan diberikan
(Khalil et al., 2019).
2. Etika dalam Perawatan Pasien: Islam mendorong perawat untuk memberikan perawatan
yang adil, berbelas kasih, dan hormat kepada pasien, tanpa memandang asal usul, agama,
atau status sosial mereka (Sarhill et al., 2010).
3. Empati dan Kepedulian: Islam mengajarkan empati dan kepedulian terhadap penderitaan
orang lain. Perawat Islam diharapkan untuk memahami perasaan dan kebutuhan pasien
mereka dengan lebih baik, memberikan dukungan emosional, dan menciptakan ikatan yang
lebih kuat dengan pasien (Khalil et al., 2019).
4. Pelatihan Etika: Penting bagi perawat Muslim untuk menerima pelatihan etika yang kuat
yang mencakup prinsip-prinsip Islam dalam praktik keperawatan (Al-Amri, 2016).
5. Menghindari Diskriminasi: Islam mengecam segala bentuk diskriminasi. Perawat harus
menghindari perilaku atau tindakan yang bersifat diskriminatif terhadap pasien, baik
berdasarkan ras, agama, gender, atau faktor lainnya (Sarhill et al., 2010).

8
akbar irwanto

Solusi-solusi ini dapat membantu mengatasi masalah dekadensi moral dalam praktik
keperawatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Namun, penting juga untuk
mematuhi standar etika dan aturan profesional yang berlaku dalam bidang keperawatan

B.KONSEP MASALAH DEKADENSI MORAL DAN SOLUS DALAM


KEPERAWATAN

a.berpakaian dalam islam

Berpakaian dalam Islam adalah aspek penting dari tata nilai dan etika Islam.
Pakaian dalam Islam memiliki banyak tujuan, termasuk mencerminkan kerendahan hati,
menjaga privasi, dan mempromosikan nilai-nilai moral dalam masyarakat. Berikut adalah
penjelasan lebih lanjut tentang berpakaian dalam Islam:

1. Aurat: Dalam Islam, terdapat konsep aurat, yaitu bagian tubuh yang harus ditutupi oleh
pakaian. Aurat berbeda antara pria dan wanita. Pada umumnya, aurat pria mencakup tubuh
bagian atas dari pusar hingga lutut, sementara aurat wanita mencakup seluruh tubuh kecuali
wajah dan tangan hingga pergelangan tangan.
2. Pakaian Modest: Islam mendorong pemakaian pakaian yang sederhana dan menutupi tubuh
dengan baik. Pakaian yang modest dan longgar membantu menjaga privasi, menghindari
pameran tubuh yang tidak pantas, dan mencegah godaan seksual.
3. Hijab untuk Wanita: Wanita Muslim diwajibkan untuk mengenakan hijab, yang mencakup
penutup kepala dan pakaian yang menutupi tubuh kecuali wajah dan tangan. Hijab bertujuan
untuk menjaga kehormatan wanita, melindungi mereka dari pandangan yang tidak pantas, dan
menghormati nilai-nilai moral dalam Islam.
4. Pakaian Tertentu dalam Ibadah: Selama ibadah seperti shalat, umrah, atau haji, terdapat
pakaian khusus yang harus dikenakan, seperti sarung dan selendang ihram. Ini adalah tanda
kesederhanaan dan kesetaraan di hadapan Allah.
5. Larangan Pakaian yang Mengundang Perhatian: Islam melarang pemakaian pakaian yang
mencolok, mewah, atau yang sengaja dirancang untuk menarik perhatian dan memamerkan
kemewahan. Ini karena nilai-nilai kerendahan hati dan sederhana sangat ditekankan dalam
Islam.

9
akbar irwanto

6. Kebijakan Berpakaian dalam Konteks Sosial: Praktik berpakaian dalam Islam dapat bervariasi
berdasarkan budaya dan konteks sosial. Beberapa negara Muslim mungkin memiliki aturan
berpakaian yang berbeda, tetapi prinsip-prinsip dasar kerendahan hati dan ketertiban harus
dijaga

Penting untuk diingat bahwa praktik berpakaian dalam Islam dapat bervariasi antara
individu dan budaya, dan berpakaian dalam Islam bukan hanya tentang aspek fisik, tetapi juga
tentang kepatuhan pada nilai-nilai moral dan etika Islam dalam hidup sehari-hari.

Berikut adalah beberapa contoh pakaian dalam islam dalam konteks keperawatan:

1. Pakaian Tubuh Penuh: Saat merawat pasien, terutama jika mereka adalah pasien dari jenis
kelamin yang berbeda, perawat Islam seharusnya mengenakan pakaian tubuh penuh yang
menutupi seluruh tubuh, seperti kemeja panjang atau lab coat dan celana panjang. Pakaian ini
seharusnya tidak ketat atau transparan.

2. Hijab bagi Perawat Wanita: Perawat wanita Muslim yang merawat pasien pria atau pasien
wanita yang bukan mahram (keluarga terdekat yang tidak diperbolehkan menikah) harus
mengenakan hijab yang sesuai. Hijab harus menutupi rambut, leher, dan dada.3.

3. Kebersihan: Pakaian dalam yang digunakan harus selalu bersih dan segar. Perawat harus
menjaga kebersihan diri mereka sendiri dan pakaian dalam mereka dengan rajin.

4. Tidak Ketat atau Terlalu Longgar: Pakaian dalam tidak boleh terlalu ketat atau terlalu longgar.
Pakaian yang terlalu ketat dapat mengungkapkan bentuk tubuh yang seharusnya tidak terlihat
oleh orang lain, sementara pakaian yang terlalu longgar dapat mengganggu pergerakan dan
aktivitas perawatan.

5. Warna dan Motif yang Sopan: Pakaian dalam harus memiliki warna dan motif yang sopan dan
tidak mencolok. Sebaiknya menghindari pakaian dalam yang memiliki gambar atau tulisan
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama.

6. Bersih dan Terawat: Pakaian dalam harus selalu dalam kondisi bersih dan terawat. Ini
termasuk menjaga kebersihan pakaian dalam dan menggantinya secara teratur.

10
akbar irwanto

7. Pentingnya Integritas: Pakaian dalam juga harus mempertimbangkan integritas diri dan pasien.
Misalnya, perawat harus memastikan bahwa pakaian dalam mereka tidak melintir atau terjatuh
saat merawat pasien.

Penting untuk diingat bahwa prinsip-prinsip ini dapat bervariasi berdasarkan budaya
dan tradisi lokal, serta interpretasi individu terhadap ajaran agama Islam. Namun, dalam
semua kasus, etika dan kesopanan harus selalu dijaga saat merawat pasien dalam konteks
perawatan kesehatan.

b.menjauhi zina

Menjauhi zina adalah prinsip penting dalam Islam yang mengacu pada larangan
hubungan seksual di luar pernikahan. Zina dianggap sebagai pelanggaran serius dalam agama
Islam, dan umat Muslim diajarkan untuk mematuhi larangan ini sebagai bagian dari menjaga
moralitas dan etika yang tinggi dalam kehidupan mereka. Berikut adalah penjelasan lebih
lanjut tentang menjauhi zina dalam Islam:

1. Larangan Zina: Al-Quran, kitab suci Islam, secara tegas melarang zina dalam beberapa ayat,
antara lain dalam Surah Al-Isra (17:32), yang berbunyi: "Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”
2. Nilai Moral dan Etika: Islam mendorong umatnya untuk hidup dengan nilai-nilai moral dan
etika yang tinggi. Melakukan zina dianggap merusak nilai-nilai ini dan mengancam
keharmonisan masyarakat.
3. Pernikahan dalam Islam: Islam menekankan pentingnya pernikahan sebagai cara sah untuk
memadukan hubungan seksual antara pria dan wanita. Pernikahan dianggap sebagai ikatan
yang sah dan resmi, sementara zina dianggap sebagai pelanggaran terhadap ikatan ini.
4. Hukuman dalam Islam: Dalam hukum Islam (syariah), zina dapat dikenai hukuman yang
keras, terutama jika pelakunya sudah menikah atau memiliki status sosial tertentu. Hukuman
ini dimaksudkan sebagai penekanan kuat agar umat Muslim menjauhi zina.
5. Pengawasan Diri (Nafs): Islam juga mengajarkan konsep pengawasan diri (nafs), di mana
individu harus memiliki kendali diri untuk menghindari godaan dan tindakan yang tidak
pantas, termasuk zina. Pengendalian diri ini mencakup menjauhi situasi dan peluang yang
dapat memicu tindakan zina.

11
akbar irwanto

Menjauhi zina adalah bagian integral dari praktek agama Islam dan prinsip moral yang
kuat. Ini juga mencerminkan komitmen untuk menjaga integritas keluarga dan masyarakat
Muslim serta memelihara nilai-nilai agama.

Berikut adalah beberapa contoh bagaimana perawat dapat menjauhi zina dalam praktik
keperawatan:

1. Batasi Kontak Fisik yang Tidak Diperlukan: Seorang perawat harus membatasi kontak fisik
dengan pasien mereka hanya untuk tindakan medis yang diperlukan. Ini berarti menghindari
kontak fisik yang tidak pantas atau berlebihan yang dapat mengarah pada situasi yang tidak
senonoh.

2. Saksi Hadir: Saat melakukan perawatan yang melibatkan kontak fisik dengan pasien sejenis
atau yang bukan mahram (orang yang tidak diizinkan menikah dalam Islam), sebaiknya ada
saksi yang hadir. Ini dapat membantu mencegah situasi yang meragukan dan melindungi
integritas perawat.
3. Ketertiban dan Kesopanan dalam Berpakaian: Perawat harus selalu menjaga ketertiban dan
kesopanan dalam berpakaian. Ini termasuk memakai pakaian yang sesuai dengan etika Islam,
seperti menutup aurat dan menghindari pakaian yang terlalu ketat atau terlalu transparan.
4. Privasi Pasien: Memastikan privasi pasien adalah prioritas. Seorang perawat harus
memberikan ruang pribadi yang cukup bagi pasien untuk mengganti pakaian atau melakukan
perawatan medis yang diperlukan dengan sebaik-baiknya.
5. Profesionalisme: Menjaga profesionalisme adalah kunci dalam menghindari situasi yang dapat
mengarah pada zina. Perawat harus selalu fokus pada tugas medis mereka dan menghindari
perilaku atau percakapan yang tidak pantas atau menggoda.6
6. Konsultasi dengan Penasihat Agama: Dalam situasi yang membingungkan atau kontroversial,
seorang perawat dapat berkonsultasi dengan penasihat agama atau ulama untuk memahami
prinsip-prinsip Islam yang berlaku dalam konteks perawatan kesehatan.
7. Komitmen pada Nilai-Nilai Keagamaan: Seorang perawat Islam harus memiliki komitmen
yang kuat pada nilai-nilai agama dan moralitas. Mereka harus selalu menjadikan agama
sebagai pedoman dalam tindakan dan keputusan mereka.

12
akbar irwanto

Penting untuk diingat bahwa menjauhi zina dalam praktik keperawatan bukan hanya
untuk melindungi diri sendiri, tetapi juga untuk melindungi integritas pasien dan menjaga
etika profesi perawat.

c.masalah dekadensi dan moral

Masalah dekadensi moral merujuk pada penurunan atau perubahan nilai-nilai moral
dan etika dalam suatu masyarakat atau individu. Ini sering dianggap sebagai pergeseran dari
norma-norma moral yang dianggap baik, benar, atau adil menuju perilaku yang dianggap
kurang bermoral atau tidak etis. Masalah dekadensi moral bisa terjadi dalam berbagai bentuk
dan tingkat, dan bisa memengaruhi individu, kelompok, atau bahkan seluruh masyarakat.
Beberapa contoh masalah dekadensi moral meliputi peningkatan tindakan kriminal,
ketidakjujuran, penurunan norma sosial, dan penurunan nilai-nilai tradisional.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan atau berkontribusi pada masalah
dekadensi moral, termasuk perubahan budaya, tekanan sosial, pengaruh media, pendidikan,
dan faktor ekonomi. Perkembangan teknologi dan globalisasi juga dapat memengaruhi norma-
norma moral karena eksposur yang lebih besar terhadap berbagai budaya dan nilai-nilai yang
berbeda.
Masalah dekadensi moral adalah topik yang kompleks dan kontroversial, dan sering
kali tergantung pada perspektif individu dan budaya masing-masing. Banyak diskusi dan
penelitian yang terus berlanjut dalam upaya untuk memahami faktor-faktor yang mendorong
perubahan nilai-nilai moral dan etika dalam masyarakat kontemporer

Berikut adalah contoh masalah dekadensi moral dalam ruang lingkup Pendidikan:

1. Plagiarisme dan Penjiplakan: Banyak universitas menghadapi masalah plagiat dan penjiplakan
akademis. Mahasiswa yang tidak jujur mengambil pekerjaan orang lain dan mengklaim
sebagai milik mereka sendiri, yang melanggar etika akademis.

2. Kecurangan dalam Ujian: Kecurangan dalam ujian, seperti mencontek atau menggunakan alat
curang, adalah masalah moral di universitas. Hal ini merusak integritas pengujian dan dapat
mengurangi nilai-nilai yang dipromosikan dalam pendidikan.

13
akbar irwanto

3. Penggunaan Narkoba dan Alkohol yang Berlebihan: Penyalahgunaan narkoba dan alkohol di
lingkungan universitas dapat merusak moral mahasiswa dan mengganggu kemampuan mereka
untuk belajar dan berkembang.
4. Bullying dan Pelecehan: Tindakan pelecehan, intimidasi, atau diskriminasi di universitas
dapat merusak moral dan merugikan keadaan psikologis mahasiswa yang menjadi korban.
5. Kekerasan Seksual: Kejadian pelecehan seksual atau pemerkosaan di universitas adalah
masalah serius yang melibatkan dekadensi moral. Hal ini dapat merusak kepercayaan dalam
komunitas universitas dan menciptakan lingkungan yang tidak aman.

Berikut adalah contoh masalah dekadensi moral dalam ruang lingkup masyarakat:

1. Korupsi: Korupsi dalam pemerintahan dan sektor swasta adalah masalah moral yang sering
terjadi di masyarakat. Hal ini merusak integritas lembaga-lembaga dan mengurangi sumber
daya yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.
2. Ketidakjujuran dan Pencurian: Pencurian, penipuan, atau tindakan ketidakjujuran dalam
masyarakat dapat merusak hubungan sosial dan ekonomi, serta mengurangi rasa saling
percaya antara individu.
3. Kekerasan dalam Rumah Tangga: Kekerasan dalam rumah tangga adalah masalah dekadensi
moral yang melibatkan penyalahgunaan fisik atau emosional terhadap anggota keluarga. Ini
mengganggu integritas keluarga dan menciptakan lingkungan yang tidak aman.
4. Penyimpangan Seksual: Praktik seperti prostitusi, perdagangan manusia, dan pornografi ilegal
dapat merusak moral masyarakat dan melibatkan eksploitasi individu.
5. Ketidaksetaraan dan Diskriminasi: Ketidaksetaraan dan diskriminasi berdasarkan ras, gender,
agama, atau orientasi seksual adalah masalah moral yang merusak kesatuan masyarakat dan
menghambat perkembangan sosial yang adil

d.solusi islam

Solusi Islam dalam keperawatan mencakup pendekatan etika dan praktik yang sesuai
dengan ajaran agama Islam dalam merawat pasien. Pada dasarnya, solusi ini mencerminkan
nilai-nilai Islam seperti keadilan, belas kasihan, dan perawatan yang cermat terhadap individu

14
akbar irwanto

yang memerlukan perawatan medis. Berikut adalah beberapa aspek solusi Islam dalam
keperawatan:
1. Pelayanan dengan Kasih Sayang: Islam menekankan pentingnya kasih sayang dan perhatian
terhadap individu yang sakit atau membutuhkan perawatan. Perawat yang mempraktikkan
Islam diharapkan memberikan perawatan dengan kelembutan dan empati
2. Etika Profesional: Islam mempromosikan etika profesional yang tinggi dalam praktik
keperawatan. Hal ini mencakup menjaga kerahasiaan pasien, kejujuran, dan integritas dalam
semua tindakan medis.
3. Keadilan dalam Distribusi Sumber Daya: Ketika sumber daya medis terbatas, Islam
mengajarkan pentingnya keadilan dalam distribusi sumber daya. Semua pasien harus memiliki
akses yang sama terhadap perawatan yang dibutuhkan.
4. Kepatuhan Terhadap Prinsip-Prinsip Islam: Pasien Muslim mungkin memiliki kebutuhan
khusus dalam hal diet, ibadah, dan penggunaan obat-obatan yang memerlukan pemahaman
dan kepatuhan oleh staf perawatan kesehatan yang memahami prinsip-prinsip Islam.
5. Kesadaran Spiritual: Keperawatan Islam juga mengakui pentingnya kebutuhan spiritual
pasien. Perawat dapat memberikan dukungan spiritual dan memfasilitasi akses pasien ke
pelayanan agama jika diperlukan.
Solusi Islam dalam keperawatan mencerminkan pentingnya keselarasan praktik medis
dengan nilai-nilai agama Islam, sehingga pasien Muslim dapat menerima perawatan yang
memenuhi kebutuhan kesehatan mereka sambil mempertahankan keyakinan dan nilai-nilai
agama mereka

e.aturan pergaulan pria dan Wanita

Aturan pergaulan antara pria dan wanita dalam keperawatan sangat penting untuk
menciptakan lingkungan profesional yang sehat dan menghormati di tempat kerja. Ini
bertujuan untuk mencegah pelecehan seksual, diskriminasi, dan konflik antara anggota tim
keperawatan. Berikut adalah beberapa prinsip aturan pergaulan yang harus diikuti dalam
konteks keperawatan:

1. Saling Menghormati: Semua anggota tim keperawatan, baik pria maupun wanita, harus saling
menghormati satu sama lain tanpa memandang jenis kelamin. Ini mencakup menghargai
pandangan, pengetahuan, dan keahlian masing-masing individu.

15
akbar irwanto

2. Batasan Fisik: Sentuhan fisik antara anggota tim harus tulus, profesional, dan selalu sesuai
dengan protokol medis yang berlaku. Hindari sentuhan yang tidak perlu atau tidak pantas
yang dapat dianggap sebagai pelecehan.

3. Bahasa yang Tepat: Gunakan bahasa yang sopan dan profesional saat berkomunikasi dengan
rekan kerja. Hindari komentar yang bersifat seksual atau merendahkan.

4. Privasi Pasien: Lindungi privasi pasien dengan menjaga kerahasiaan informasi medis dan
pribadi mereka. Jangan membahas atau mengungkapkan informasi yang bersifat pribadi tanpa
izin yang sesuai.

5. Tidak Diskriminatif: Tidak boleh ada diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, orientasi
seksual, atau karakteristik pribadi lainnya dalam penugasan tugas atau peluang karir.

6. Pelatihan dan Kesadaran: Semua anggota tim keperawatan harus menerima pelatihan tentang
aturan pergaulan, etika profesional, dan bagaimana mengidentifikasi serta melaporkan
pelecehan atau pelanggaran aturan lainnya.

7. Pelaporan dan Penanganan Keluhan: Ada mekanisme yang jelas untuk melaporkan
pelanggaran aturan pergaulan atau perilaku tidak pantas. Keluhan harus ditangani dengan
serius dan secara rahasia.

8. Pakaian Profesional: Mengenakan seragam atau pakaian yang sesuai dengan standar
keperawatan adalah penting. Pakaian tidak boleh mencolok atau tidak pantas.

9. Kerja Sama Tim: Tim keperawatan harus bekerja sama secara efisien dan saling mendukung
dalam memberikan perawatan pasien yang terbaik. Ini melibatkan komunikasi yang efektif
dan kerja sama antara pria dan wanita.

10. Pentingnya Kesadaran Budaya: Perawatan kesehatan mungkin melibatkan pasien dengan latar
belakang budaya yang berbeda. Penting untuk memahami dan menghormati nilai-nilai dan
kepercayaan mereka terkait dengan jenis kelamin dan perawatan kesehatan.

Aturan pergaulan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman,
menghormati, dan profesional dalam keperawatan. Semua anggota tim keperawatan, termasuk
pria dan wanita, memiliki tanggung jawab untuk mematuhi aturan ini agar pasien dapat
menerima perawatan yang terbaik dan tanpa gangguan.

16
akbar irwanto

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Dekadensi moral dalam konteks keperawatan dapat mencakup berbagai permasalahan


etika dan moral yang muncul dalam praktek keperawatan, seperti ketidakjujuran, pelanggaran
privasi pasien, penyalahgunaan wewenang, dan kurangnya empati. Dekadensi moral dalam
praktik keperawatan dapat mengancam kualitas perawatan pasien dan kepercayaan
masyarakat terhadap sistem perawatan kesehatan. Islam, sebagi agama yang memiliki
pedoman moral yang kuat, menawarkan solusi untuk mengatasi masalah dekadensi moral
dalam keperawatan. Beberapa solusi ini melibatkan prinsip-prinsip Islam seperti kejujuran,
etika dalam perawatan pasien, dan pelayanan dengan empati.
Dekadensi moral dalam konteks Islam adalah aspek pentingnya kejujuran dalam setiap
interaksi, termasuk komunikasi antara perawat dan pasien. Perawat harus memberikan
informasi yang jujur dalam setiap interaksi, termasuk komunikasi antara perawat dan pasien.
Islam mendorong perawat untuk memberikan perawatan yang adil, berbelas kasih, dan hormat
kepada pasien, tanpa memandang asal usul, agama, atau status sosial mereka (Sarhill et al.,
2010). Empati dan Kepedulian: Islam mengajarkan empati dan kepedulian terhadap
penderitaan orang lain. Perawat Islam diharapkan untuk memahami perasaan dan kebutuhan
pasien mereka dengan lebih baik, memberikan dukungan emosional, dan menciptakan ikatan
yang lebih baik dengan pasien.

B.SARAN

Dengan ini saya memberika saran terumatama untuk saya pribadi dan teman-teman
bahwa pentinga nya memberikan dekadensi moral dalam konteks keperawatan menjaga etika
serta moral, serta menjaga sikap kita kepada pasein serta memberikan kenyamanan dengan
tidak memberikan informasi yang yang kurang jelas atau ketidak jujuran,menjaga privasi
pasien, penyalah gunaan wewenang, dan memberikan rasa empati kepada kepada pasein kita
dalam islam kita juga harus bersikap jujur dalam setiap interkasi dan juga komunikasi
terhadap pasien kita dan juga kita harus adil kepada pasien kita serta tidak memandang agama

17
akbar irwanto

berbelas kasih terhadap pasien, hormat kepada pasien serta menimbulkan rasa kepedulian kita
kepada pasien dengan tidak memandang setatus dari pasien tersebut memahami perasan
pasien kita dengan memberikan dukungan emosional.

18
akbar irwanto

DAFTAR PUSTAKA

Al-Attas, S. M. N. (1980). Islam and Secularism. Kuala Lumpur: ABIM.Badri, M. (1999).


Islamic Ethics and Personal Conduct: Qalb al-Qur'an. The American Journal of Islamic Social
Sciences, 16(2), 23-42

Al-Attas, S. N. (1986). The concept of education in Islam: A framework for an Islamic


philosophy of education. International Institute of Islamic Thought (IIIT).

Al-Mawardi. (2015). Al-Ahkam as-Sultaniyyah (The Laws of Islamic Governance). Islamic


Book Trust.

Al-Amri, A. M. (2016). Nursing ethics in Islamic tradition. Journal of Taibah University


Medical Sciences, 11(1), 10-14.

Abou El Fadl, K. (2001). Speaking in God's Name: Islamic Law, Authority and Women.
Oneworld Publications.

Al-Hibri, A. A. (2002). An Islamic Perspective on Domestic Violence. In Y. Haddad & J. L.


Esposito (Eds.), Islam, Gender, and Social Change (pp. 141-162). Oxford University Press.
John M. Doris, "The Moral Psychology Handbook," Oxford University Press, 2010.

Al-Qaradawi, Y. (2000). The Lawful and the Prohibited in Islam. Islamic Book Trust.

19
akbar irwanto

Christopher Cowley, "Moral Relativism and Moral Decay," Cambridge University Press, 2017.
Buku ini menggali konsep relativisme moral dan bagaimana hal itu dapat berkontribusi pada
perubahan nilai-nilai moral dalam masyarakat.

James Q. Wilson, "The Moral Sense," Free Press, 1997.


Wilson membahas peran moral dalam masyarakat dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat
berubah atau mengalami dekadensi seiring waktu.

Khalil, A. A., Aljerian, N., Alharbi, S., & Almosned, R. (2019). The Islamic perspective of
nursing ethics: An overview. Journal of Nursing Education and Practice, 9(1), 79-82.

Sarhill, N., LeGrand, S., Islambouli, R., Davis, M. P., & Walsh, D. (2010). The terminally ill
Muslim: Death and dying from the Muslim perspective. American Journal of Hospice and
Palliative Medicine®, 27(4), 254-259. Siddiqi, M. N. (2006). The Etiquettes of Dressing in
Islam. The Islamic Foundation.

Siddiqi, M. N. (2006). The Etiquettes of Dressing in Islam. The Islamic Foundation.

20

Anda mungkin juga menyukai