Disusun Oleh:
Jesika sanggona
1802045083
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI .........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak yang melekat pada manusia
semenjak mereka di lahirkan. Hak ini dimiliki oleh seluruh manusia tanpa
agama, bahasa, maupun status lainnya, seluruh manusia memiliki hak yang
setara tanpa adanya diskriminasi1. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak
yang melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak
tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki oleh
bahwa manusia memiliki akal dan memiliki kesadaran akan keberadaan dari
Hak Asasi Manusia dan diharapkan untuk memperlakukan satu sama lain
dengan rasa persaudaraan dan menghargai serta menjaga hak satu sama lain 2.
kewajiban untuk menjaga Hak Asasi Manusia. Namun dalam beberapa kasus
satu isu seputar HAM yang tidak terpenuhi adalah aborsi. Telah disebutkan
1
General Statement of Human Rights, UN Children and Armed Conflict,
https://childrenandarmedconflict.un.org/keydocuments/indonesian/universaldeclara1.html
2
“Universal Declaration of Human Rights”, United Nations, https://www.un.org/en/about-
us/universal-declaration-of-human-rights
2
secara jelas bahwa HAM dimiliki oleh seluruh manusia dan tidak memandang
jenis kelamin, namun ketika seorang wanita tidak berikan akses untuk
dunia terutama dalam kesehatan reproduksi wanita dan juga menjadi subjek
penting dalam demografi. Saat ini aborsi sedang menjadi isu yang ramai di
perdebatkan. Dalam perdebatan aborsi ini terdapat istilah Pro- life dan Pro-
tindakan aborsi, pihak ini melihat aborsi sebagai tindakan kriminal. Perspektif
pihak Pro-life, yaitu adalah perspektif yang didasari oleh moral dan nilai
tindakan aborsi, dikarenakan pihak ini percaya bahwa wanita memiki hak
untuk memilih apa yang dilakukan terhadap tubuhnya sendiri, termasuk hak
untuk melakukan aborsi terlebih lagi jika kandungan merupakan hasil dari
hubungan non-konsensual dan dapat mengancam jiwa dari sang ibu. Adanya
3
kriminalisasi atas aborsi memiliki dampak yang nyata, salah satunya adalah
yang paling ketat didunia terutama dilihat dari fakta bahwa negara Argentina
sejak satu abad yang lalu melalui undang-undang tahun 1921. Undang-undan
g ini mengatur akses dan hukuman untuk aborsi. Yang mana didalam undang-
undang tersebut diatur bahwa wanita hanya boleh melakukan aborsi jika terja
wanita tersebut3. Wanita mana pun yang dengan sengaja melakukan aborsi se
ndiri atau mengizinkan orang lain melakukan aborsi terhadap dirinya, akan m
enghadapi hukuman penjara satu hingga empat tahun. Selain itu, setiap pesert
a dalam prosedur ini dapat menghadapi hukuman lima belas tahun penjara, ter
gantung pada persetujuan yang diberikan oleh wanita tersebut, kematian akhir
nya dan niat peserta. Hukuman yang sama diterapkan pada dokter, ahli bedah,
bidan, dan apoteker yang membujuk atau bekerja sama dalam melakukan abo
rsi, dengan tambahan pencabutan izin khusus untuk dua kali masa hukuman
mereka. .
ukan aborsi illegal, yang tentu saja hal ini berbahaya karena tidak dilakukan o
leh professional. Melalui kebijakan ini juga kita dapat melihat bahwa dalam
3
Andrea F. Nogurea,” Argentina’s Path To Legalizing Abortion: A Comparative Analysis Of
Ireland, The United States And Argentina”, Southwestern Journal Of International Law Vol. 25:2
(2019):388
4
mendefinisikan aborsi, Argentina berpegang teguh pada nilai dan prinsip dari
Gereja Katolik yang meyakini bahwa hidup manusia harus dihargai dan dilind
ini. Upaya dan perjuangan dari para aktivis Pro-Choice di Argentina ini diken
ebuah gerakan sosial dengan perjalanan dan proses yang sangat panjang.
Para aktivis Pro-choice ini terdiri dari berbagai macam kalangan, mereka a
dalah individu- individu atau masyarakat sipil yang percaya bahwa aborsi ada
lah hak yang dimiliki oleh wanita. Mereka dapat berdiri sendiri dan dapat terg
sebuah kelompok, komunitas, dan koalisi yang fokus pada hak reproduksi wa
nita terutama pada hak aborsi, seperti organisasi Red Informative de Mujeres
Pada tahun 2005 diadakannya kampanye nasional untuk aborsi bebas, ama
galisasi aborsi, yang merupakan RUU pertama yang diajukan oleh gerakan di
4
Katy Watson, “no going back: the two sides in Argentina’s abortion debate”, BBC news, 7
agustus 2018, https://www.bbc.com/news/world-latin-america-450967
5
Argentina, dan menjadi fokus utama mobilisasi dan strategi utama dari geraka
rempuan selama dua belas minggu pertama kehamilan, serta kewajiban negar
a untuk memberikan akses gratis ke layanan aborsi legal. Pada 28 Mei 2007,
te Pidana dan Legislasi Umum, yang melakukan dua audiensi publik kongres
tentang masalah tersebut. Akibat kelambanan legislatif, dan agar tidak kehila
ngan status parlemen, RUU tersebut harus diundangkan sebanyak tujuh kali, t
erakhir pada Maret 2018, ketika akhirnya menjadi agenda legislatif. Pada tahu
cara eksplisit menyebutkan bahwa aborsi juga merupakan hak orang trans. Hi
ngga Juni 2018, proyek tersebut belum pernah dibahas dalam rapat paripurna.
borsi sebagai visi utama dalam kampanyenya 5. Hal ini membuat para aktivis a
menyatakan bagaimana rumah sakit dan klinik harus menangani aborsi dalam
5
Mariela Belski, “Argentina: After president stands by his word to legalize abortion, now
Congress must pass the bill”, amnesty international, 1 maret 2020,
https://www.amnesty.org/en/latest/news/2020/03/argentina-after-president-stands-by-his-word-to-
legalise-abortion/.
6
dalam kasus pemerkosaan atau jika kesehatan ibu dalam bahaya. RUU ini
pertama kali disahkan oleh majelis rendah Argentina setelah debat 20 jam
negara yang awalnya memiliki posisi yang tegas dan melarang aborsi selama
Argentina 2005-2020?”
Manfaat Akademis
aborsi di Argentina
Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ini. Literatur pertama yang penulis ambil sebagai studi terdahulu adalah tesis
dari Meshal Almutairi yang berjudul “The Relationship Between Religion and
Law in the Sphere of Abortion Regulation: A Case Study of Saudi Arabia and
Ireland”. Pada tesis ini Almutairi menganilisis hubungan antara agama dengan
aborsi diizinkan atau tidak6. Untuk melihat hubungan antara agama dan
perizinan aborsi Almutairi mengambil studi kasus hukum aborsi di Arab Saudi
dan Irlandia. Tidak hanya membahas mengenai agama dan hukum aborsi tetapi
dalam tesis ini Almutairi juga membandingkan pandangan yang dibawa oleh
para komite dan pejuang hak asasi manusia dimana mereka meyakini bahwa
aborsi merupakan hak asasi dari seorang wanita yang harus dihargai dan
dilindungi.
mereka tentang aborsi namun dengan beberapa perbedaan yang terlihat. Ajaran
Islam maupun katolik akan mengizinkan tindak aborsi hanya ketika janin yang
perbedaan yang jelas antara dua ajaran ini. Islam mengizinkan tindak aborsi
ketika usia kandungan masih dibawah 120 hari karena menurut ajaran Islam
janin belum ditiupkan ruh atau nyawa pada umur kandungan 1 hingga 120 hari.
Sedangkan ajaran Katolik memiliki ketentuan yang jauh lebih ketat dari pada
6
Meshal Almutairi, “The Relationship Between Religion and Law in the Sphere of Abortion
Regulation: A Case Study of Saudi Arabia and Ireland”, (thesis, University of Maynooth, 2017)
9
pembunuhan terhadap janin dan tidak ada kondisi apapun yang dapat
menjustifikasi tindakan tersebut. Pandangan dari para komite dan pejuang Hak
Asasi Manusia bertolak belakang dengan pandangan dari dua agama yang telah
disebutkan. Menurut pihak mereka nyawa dari janin bersumber pada ibunya
sehingga nyawa ibu lebih diutamakan daripada nyawa janin, karena itu
merupakan hak asasi dari seorang wanita atau ibu untuk memutuskan apakah
Terdapat persamaan antara tesis dan penelitian penulis ini yaitu tentang
Argentina.
Literature kedua yaitu skripsi dari monalisa evelyn yang berjudul strategi
di Korea Selatan. Skripsi ini berisi tentang bagaimana strategi dari Joint Action
aborsi sejak 1953 dan implementasinya semakin ketat sejak angka kelahiran
yang terus menurun di Korea Selatan7. Pada tahun 2019, Joint Action berhasil
menemukan bahwa strategi Joint Action for Reproductive Justice ini berhasil
7
Monalisa Evelyn, “Strategi Joint Action For Reproductive Justice Dalam Dekriminalisasi
Larangan Aborsi di Korea Selatan”, (Universitas Andalas, 2019)
10
membuat hukum larangan aborsi di Korea Selatan yang sudah berlaku selama
untuk melihat suatu gerakan dapat mengubah kebijakan dalam sebuah negara
Ketiga yaitu skripsi dari fanda puspitasari yang berjudul Peran Gabriela
Party yang mana partai ini sangat menjunjung tinggi hak-hak wanita 8. Sebelum
berubah menjadi partai politik, GWP adalah gerakan sosial perempuan Filipina
bernama Gabriela, kemudian pada tahun 2004 GWP resmi menjadi partai
8
fanda puspitasari, “Peran Gabriela Women’s Party Dalam Mengurangi Masalah Kekerasan
Seksual Terhadap Perempuan di Filipina Tahun 2004 – 2016”, (UMM,2019)
11
dan Anak, dan Magna Carta Perempuan. Sedangkan di ekstra parlemen, GWP
2.2 Konsep
Social Movement
abad ke-18 sebagai sebuah fenomena politik yang dibentuk oleh kelompok
otoriter9. Dalam sebuah Gerakan Sosial dapat ditemui beberapa peran yang
berbeda, peran yang sering ditemui ada dua yaitu Claimants (penggugat) dan
Objects of Claims (aktor yang tergugat)10. Istilah Gerakan Sosial muncul pada
terutama di Kawasan Eropa Barat dan Amerika Utara. Istilah Gerakan Sosial
tidak dimiliki oleh siapa pun dan bebas untuk digunakan oleh peneliti, aktivis,
dan kritikus, namun seorang Sosiologis dari Jerman bernama Lorenz von
9
Charles Tilly, Social Movement, 1768-2012, ( New York : Paragdism Publishers, 2013), 3-4
10
Tilly, Social Movement, hal. 3
12
bukunya yang berjudul “History of the French Social Movement from 1789
to the Present”.
kesatuan yng berkelanjutan ketika para kelas pekerja kesadaran diri dan
kuasa. Perlu diperhatikan dalam definisi tersebut aktor yang disebutkan oleh
von Stein hanyalah masyarakat kelas pekerja, hal ini juga disebutkan dalam
sebuah tulisan sebelum tulisan von Stein milik Marx dan Engel yang berjudul
dari kaum minoritas atau berkaitan dengan kepentingan minoritas. Aktor yang
disebutkan oleh von Stein dan Marx & Engel memang berbeda namun ketika
dilihat dari sisi tertentu mereka memiliki kesamaan, yaitu kelas pekerja dan
kaum minoritas (kaum proletar) pada saat itu merupakan pihak yang tertindas
atas pihak yang memiliki otoritas dan kekuasaan lebih dari pada mereka. Pada
akhir abad ke-19 para peneliti yang menganalisa Gerakan Sosial memperluas
definisi aktor dalam tulisan mereka. Aktor yang terbatas pada kelas pekerja
dan kaum proletar bertambah dengan adanya para petani dan wanita sebagai
Tentunya kasus-kasus yang ada pada abad ke-17, abad ke-18 dan abad ke-
19 tidak dapat digeneralisirkan dengan kasus yang terjadi pada abad ke-21.
perbatasan mereka.
dan Uni Eropa; organisasi dengan pengaruh militer yang besar seperti North
Gerakan Sosial oleh Charles Tilly yang dapat ditemui dalam bukunya yang
tiga elemen yang dapat ditemui dalam Gerakan Sosial, yaitu Campaign,
kelahiran dari Gerakan Sosial, tiga elemen ini juga merupakan faktor yang
Selain sebagai karakteristik dari sebuah gerakan sosial, 3 elemen ini juga
dapat berperan sebagai kunci dalam keberhasilan dari sebuah gerakan sosial.
Hal ini dapat berlaku dengan adanya aksi-aksi yang dilakukan pada elemen
yang diinginkan.
1. Campaign
berkelanjutan dan berlangsung lebih dari satu acara atau kegiatan. Sebuah
kelompok keagamaan dan siapa saja yang memiliki kekuasaan dimana dia
tiga pihak yang telah disebutkan tetapi terbentuk dari interaksi yang terjadi
beberapa aksi politik yang akan dijadikan sebagai instrument dari Gerakan
satuan pedagangan dan kampanye pemilihan umum. Pada awal abad ke-20
kegiatan-kegiatan dan aksi politik, dan integrasi dari kegiatan- kegiatan ini
aktivitas gerakan sosial oleh sebuah kelompok dimana aktivitas ini disertai
3. WUNC Displays
merupakan sebuah nilai atau komponen yang dapat ditemui dalam aksi dan
dikenali, baik dari pemakaian atribut yang sama seperti logo, ikat kepala,
fenomena yang terbentuk atas kejadian atau aksi politik secara mandiri tetapi
Sosial terdiri dari interaksi yang sementara dan kadang bergeser antara
seperti pengawas, sekutu, Claimants lawan, pihak otoritas dan publik yang
claims, yaitu program, identitas, dan standing. Program Claims adalah sebuah
pernyataan dalam mendukung atau menentang aksi atau gagasan dari Objects
ini dibantu dengan adanya WUNC Displays. Standing Claims adalah Claims
BAB III
METODE PENELITIAN
2020.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yakni data yang
media cetak seperti buku, jurnal, artikel, koran, serta sumber-sumber lain yang
Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, dan untuk
kalimat sehingga akan memperoleh gambaran yang jelas tentang objek kajian
19
sehingga akan mendapat sebuah gambaran yang utuh yang sesuai dengan
menghubungkan data satu dengan data yang lainnya sehingga seluruh data
yang diperoleh akan memiliki hubungan yang jelas dan dapat menjelaskan apa
DAFTAR PUSTAKA
Buku
20
Jurnal
Andrea F. Nogurea, ”Argentina’s Path To Legalizing Abortion: A
Comparative Analysis Of Ireland, The United States And
Argentina”, Southwestern Journal Of International Law Vol. 25:2
(2019)
Media
Belski, Mariela. “Argentina : After president stands by his word to legalize
abortion, now Congress must pass the bill”, amnesty international,
1 maret 2020,
https://www.amnesty.org/en/latest/news/2020/03/argentina-after-
president-stands-by-his-word-to-legalise-abortion/
Katy Watson, “no going back: the two sides in Argentina’s abortion
debate”, BBC news, 7 agustus 2018,
https://www.bbc.com/news/world-latin-america-450967
Situs web