Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau
sebab-sebab alami.
Induced abortion atau procured abortion: pengguguran kandungan yang disengaja.
Termasuk di dalamnya adalah:
o Therapeutic abortion: pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut
mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, terkadang dilakukan sesudah
pemerkosaan.
o Eugenic abortion: pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran" biasanya digunakan untuk spontaneous abortion,
sementara "aborsi" digunakan untuk induced abortion.
Abortus buatan dapat bersifat illegal (abortus provocatus criminalis) atau legal (abortus
provocatus therapeuticus). Abortus buatan illegal yang dilakukan oleh tenaga yang tidak
kompeten biasanya memakai cara-cara seperti memijit-mijit perut bagian bawah, memasukkan
benda asing atau jenis tumbuh-tumbuhan kedalam leher rahim, pemakaian bahan-bahan kimia
yang dimasukkan ke dalam jalan lahir dan lain-lain sehingga terjadi infeksi yang berat bahkan
dapat berakibat kematian. Abortus buatan yang legal dilakukan hanya berdasarkan indikasi
medis, dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan/suami, dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan yang kompeten di suatu sarana kesehatan tertentu. Cara yang digunakan dapat berupa
tindakan bedah (kuretasi atau aspirasi vakum) atau dengan cara medis dan dilaksanakan di rumah
sakit atau klinis-klinis. (Hanafiah, 1999).
Dalam Deklarasi Oslo 1970 tentang abortus atas indikasi medis, disebutkan bahwa dasar moral
yang dijiwai oleh seorang dokter adalah lafal sumpah dokter yang berbunyi “saya akan
menghormati hidup insane sejak saat pembuahan”. Atas dasar ini abortus buatan dengan indikasi
medis hanya dilakukan berdasarkan atas syarat –syarat sebagai berikut:
Di sejumlah Negara,aborsi dilihat sebagai cara menangani penyakit sosial seperti perkawinan
yang tidak menentu, kelahiran haram, dan bentuk2 lain dari orang tua tunggal, pencarian
kesejahteraan, kekerasan pria (perkosaan, inces), dan ancaman kelebihan penduduk. Ketika
bangsa-bangsa mengabaikan penyakit sosial ini, mereka mengembangkan ketergantungan yang
semakin besar pada aborsi sebagai solusi yang cepat dan serbaguna. Aborsi lantas menjadi makin
lazim tetapi kemiskinan, inces dan orang tua tunggal tidak menghilang. (Teichman J, 1998)
Abortion is an attempt which is made to terminate the pregnancy before 20 weeks which cause
the death of fetus. It is currently done by people, especially among young women. They have a
variety of reasons for doing this such as health, protection and others. However, some people see
abortion as a criminal act. The discourse about abortion always causes disagreement in the
community which is never ended. Even the government has issued Government Regulation (PP)
No. 61 on the case reproductive health. These new regulation will legalize abortion. Many
people support the new rules but not least also strongly oppose this legislation. So, how is the
headway of the topic of abortion so far? The following are the pros and cons of abortion.
If it is considering from those who support the legalization of abortion, they strongly agree with
this action by a variety of reasons. The first reason is to save woman because of health factors.
They argue that banning abortion is not protecting women but it will result so many deaths of
women due to unsafe abortion. By legalizing abortion, they no longer have an abortion in places
or clinic that is not safe. There will be appeared abortion practices with has good medical
standard and safe. Another reason is to protect pregnant mothers which endanger their lives so
that requires them to abort their babies.
The second reason is to save women from sexual violence such as rape and others. Women who
are pregnant because of rape definitely do not want the pregnancy. If the pregnancy is occurred,
it will lead to cases of baby neglecting or even murder of baby. Therefore, those who agree in
legalizing abortion assume that it will protect the rights of women and prevent crime for the baby
later.
The reasons above looked logical however, not a few of people against the government
regulation which legalize abortion. There are so many reasons why the legalization of abortion
should be stopped. The first factor is from religious factor. Abortion is prohibited because it is an
act of murder. By aborting their pregnancy, it means they kill their own baby. As we know that
murder is a very big sin for every religion in Indonesia. Therefore, the Government Regulation
(PP) no. 61 should be reconsidered.
Moreover, the legalization of abortion would be misused for those who love free sex. They are
no longer afraid do free sex because they will feel safe, if pregnancy is occurred. It is what public
are afraid of now. As a result the legalization of abortion is going to demoralize the nation values
because of free sex.
Based on the brief discussion above, government regulation (PP) no. 61 which has been issued
raises the pros and cons in the community. Many people agree with this regulation but many
people are also opposed this regulation. As an eastern nation that has a moral, government
should consider stopping this regulation because it is not suitable with our nation’s moral.
Beberapa masalah psikologis yang mungkin dialami seorang wanita pasca aborsi
antara lain adalah:
1. Depresi
Wanita yang pernah melakukan aborsi memiliki resiko mengalami depresi hingga 65%
lebih tinggi.
3. Sulit tidur
Sebutan insomnia agaknya tidak cocok dialamatkan pada kesulitan tidur yang dialami
para wanita pasca-aborsi. Keadaan tubuh yang letih dan pikiran yang terus menerus
negatif terkadang juga mendatangkan mimpi buruk bagi mereka.
6. Kecanduan rokok
Wanita yang pernah melakukan aborsi akan memiliki kecenderungan menjadi perokok
berat 2 kali lebih besar.
7. Dorongan untuk bunuh diri
Karena para wanita yang pernah melakukan aborsi memiliki tingkat self-destructive
yang tinggi, maka perilaku suicidal sangat mungkin berkembang.
Iklim
Anatoli
Marbun
sederhana...
Belakangan ini,isu global warming menjadi sebuah isu global yang paling sering dibahas.Bisa
dikatakan,isu global warming menjadi isu lingkungan hidup yang paling banyak dibahas dan
menjadi trending topik di berbagai media dan kesempatan.
Faktor Alam
Planet bumi kita ini sudah berusia 4,6 miliar tahun.Seperti kata pepatah orang Indonesia,”rumah”
kita ini juga sudah banyak merasakan asam garam “kehidupan”.Sudah banyak kejadian dahsyat
yang terjadi di sini.Sudah banyak pula spesies yang lahir dan punah di planet ini.
Dari semua “memori” bumi kita ini,ada satu hal yang menarik menyangkut pemanasan
global:suhu di bumi bisa naik dan bisa turun secara berkala dalam waktu yang sangat lama.
Contoh sederhana saja:zaman es.Menurut sejarah,zaman es ini terjadi diakhir masa
Mesozoikum,pada zaman Kuarter(68 - 140 juta tahun lalu).Salah satu dampak dari zaman es
ini,selain dampak lingkungan,adalah menyatunya sebagian daratan Nusantara dengan Asia.Hal
ini dapat dilihat dari persamaan spesies flora dan fauna yang ada antara Indonesia bagian Barat
dengan daratan Asia.
Karena kenaikan suhu bumi,maka zaman es tersebut pun berakhirlah sudah.Tetapi hal ini sudah
cukup menunjukkan kepada kita bahwa bumi ini pernah mengalami perubahan suhu secara
global.Pada saat ini juga,bumi kembali mengalami hal yang sama.Hanya saja,kalau dahulu
perubahannya adalah dari yang dingin menjadi lebih hangat alias sejuk,kalau sekarang dari yang
hangat menjadi semakin panas.
Perubahan yang terjadi itu adalah sesuatu yang terjadi secara alamiah,sesuai kaidah-kaidah
hukum alam.Tak ada yang bisa disalahkan.Solusinya:berserah kepada Tuhan,sang empunya
alam.
Faktor Penghuninya
Saat ini,penduduk bumi (manusianya saja) sudah berjumlah 7 miliar orang.Belum lagi makhluk
hidup lainnya yang juga tak kalah banyaknya.Dan semuanya itu saling terlibat dalam
mempercepat atau meningkatkan efek global warming.Secara umum,penyebab-penyebab
terjadinya pemanasan global yang diakibatkan oleh penghuninya adalah sebagai berikut:
Bumi ini pada dasarnya memang memproduksi gas karbon secara alami,tetapi masih dalam
kadar yang rendah dan masih dapat diatasi oleh bumi itu sendiri.Tetapi saat ini,tingkat produksi
gas tersebut sudah sangat berlebihan.Penyebabnya?Jangan hanya menyalahkan pabrik dan
industri yang menghasilkan polusi yang besar itu,tetapi semua populasi manusia juga bersalah!!
Pabrik-pabrik dan industri itu hanya memenuhi tuntutan pasar atau masyarakat yang semakin
meningkat dan semakin “menggila” sifat konsumtifnya.
Energi matahari yang memasuki atmosfer bumi ini sebenarnya tidak semuanya dapat diserap dan
dimanfaatkan oleh bumi.Sisa energi yang tidak diserap tersebut seharusnya dipantulkan lahi ke
luar dari atmosfer bumi.Tetapi dikarenakan banyaknya gas polutan(gas karbon) di dalam
atmosfer,maka energi tersebut menjadi tertahan.Karena gas karbon tersebut memiliki sifat alami
untuk menahan energi(panas) yang melewatinya.
Sebelum energi matahari mencapai bumi,energi tersebut akan difilter terlebih dahulu oleh lapisan
ozon yang ada di atmosfer.Tetapi hasil penelitian menunjukkan telah terjadinya penipisan lapisan
ozon.Sudah bisa ditebak apa akibat yang terjadi jika lapisan ozon ini rusak,atau bahkan bolong.
Salah satu penyebab penipisan ozon ini adalah meningkatnya pemakaian Chloro Flouro Carbon
(CFC).CFC dipakai dalam kehidupan sehari-hari pada lemari es,air conditioner,bahan pendorong
pada penyembur,pembuat buih,dan sebagai bahan pelarut.
Salah satu konverter tersebut adalah hutan.Hutan merupakan rumah bagi pohon dan tuuhan ain
yang dianugerahi kemampuan untuk mengkonsumsi gas karbon tersebut dan menghasilkan gas
oksigen.Tetapi akibat meningkatnya populasi,yang diiringi dengan meningkatnya kebutuhan
akan lahan pemukiman,lahan indusri,lahan pertanian,lahan untuk fasilitas umum seperti jalan
dan gedung,menyebabkan jumlah hutan berkurang drastis.Belum lagi permintaan pasar akan
kayu yang semakin melambung tinggi.
Di Indonesia saja,kerusakan hutan terjadi sebesar 1,8 juta hektar pertahun.Dan dengan itu
mengangkat Indoneia masuk Guinness Book of World Records sebagai negara dengan kerusakan
hutan terbesar di dunia.WAW!!!
Itulah penjelasan singkat saya tentang pemanasan global ini.Semua hal tersebut baru secuil dari
permasalahan global warming secara keseluruhan.Tetapi yang paling penting bukanlah apa yang
kita ketahui,melainkan bagaimana kita menyikapinya.Semoga bermanfaat