Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANALISI FARMASI

PENENTUAN BILANGAN PENYABUNAN

OLEH:
KELOMPOK III
NAMA NIM NAMA NIM
NUR PEBRIANTI C D1B120322 WIRA ANUGRAH D1B120327
NURUL FADILLAH D1B120323 YUSTIKAWATI D1B120328
EMMY NIRWANA D1B120324 ANNISA RATNA D D1B120329
TRIFANI YESIKA D1B120325 SITI NOOR ASRINA D1B120333
RANI MUHIDIN G D1B120326

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

FAKULTAS FARMASI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
“ANALISI FARMASI”. Kemudian, shalawat beserta salam selalu terlimpahkan kepada Nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah
untuk keselamatan umat di dunia.

Penulis menyadari sepenuh hati bahwa dalam pembuatan makalah yang penulis buat
jauh dari kata sempurna yang diharapkan oleh semua pihak, khususnya pembaca. Untuk itu
penulis membutuhkan saran dan kritikan dari pembaca, agar makalah yang dibuat oleh penulis
menjadi sempurna dan bermanfaat bagi semua.

Makassar, 12 Januari 2021

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. Definisi Bilangan Penyabunan..........................................................................3
B. Fungsi Penetapan Bilangan Penyabunan..........................................................4
C. Prinsip Bilangan Penyabunan...........................................................................4
D. Penentuan Bilangan Penyabunan......................................................................4
E. Prosedur Kerja Penetapan Bilangan Penyabunan.............................................5
F. Perhitungan Bilangan Penyabunan...................................................................6

BAB III PENUTUP......................................................................................................7

A. Kesimpulan ......................................................................................................7
B. Saran ................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................8

LAMPIRAN MAPPING JURNAL……………………………………………….…..9

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minyak merupakan salah satu zat makanan yang penting bagi kebutuhan tubuh manusia.
Selain itu minyak juga merupakan sumber energi dimana satu gram minyak dapat
menghasilkan 9 kal. Minyak (nabati) mengandung asam lemak tak jenuh dan beberapa asam
lemak esensial seperti asam olet, linolet dan linolenat. Minyak berperan penting bagi
pengolahan bahan pangan, kerena minyak mempunyai titik didih yang tinggi . Oleh karena itu
minyak dapat digunakan untuk menggoreng makanan sehingga bahan yang digoreng menjadi
kehilangan kadar air dan menjadi kering. Selain itu minyak dapat juga memberikan rasa yang
gurih dan aroma yang spesifik. (Rangkuti,2017)

Standar mutu merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik.
Istilah mutu sebenarnya dapat dibedakan atas dua arti. Pertama adalah mutu dalam arti benar-
benar murni dan tidak bercampur dengan minyak-minyak nabati lainnya. Mutu minyak dalam
arti pertama dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisiknya, antara lain titik lebur,
bilangan penyabunan dan bilangan iodium. Sedangkan yang kedua adalah mutu minyak
dalam arti penilaian menurut ukuran. Dalam hal ini syarat mutunya diukur
berdasarkanspesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar asam lemak bebas, air,
kotoran, logam, besi, tembaga, peroksida dan ukuran pemucatan (Rangkuti,2017)

Minyak kelapa yang bermutu baik dibutuhkan untuk keamanan serta kenyamanan
konsumen, maka perlu diketahui apakah minyak kelapa yang beredar di pasaran telah
memenuhi syarat mutu minyak kelapa. Kerusakan pada suatu minyak berkorelasi dengan
kualitas minyak. Penentuan kualitas minyak dapat dilakukan pengan menghitung bilangan
penyabunan yang ada pada minyak (Rumalina,2019). oleh karena itu pada makalah ini
penulis akan membahas mengenai bilangan penyabunan.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Fungsi Penentuan bilangan Penyabunan?


2. Bagaimana prinsip bilangan Penyabunan?
3. Bagaimana Cara menentukan bilangan Penyabunan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui fungsi Penentuan bilangan Penyabunan


2. Mengetahui bagaimana prinsip bilangan Penyabunan
3. Mengetahui bagaimana Cara menentukan bilangan Penyabunan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Bilangan Penyabunan

Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi
saponifikasi. Istilah saponifikasi dalam literatur berarti “soap making”. Akar kata “sapo”
dalam bahasa Latin yang artinya soap / sabun. Pengertian Saponifikasi (saponification) adalah
reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk
yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu Sabun dan Gliserin (Yusuf,2018)

Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk


menyabunkan satu gram minyak atau lemak. Apabila sejumlah contoh minyak atau lemak
disabunkan dengan larutan KOH berlebihan dalam alkohol maka KOH akan bereaksi dengan
trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Untuk
menetralkan satu molekul gliserol diperlukan tiga molekul alkali (Rangkuti,2017)

Gambar reaksi penyabunan minyak

Minyak dan lemak dapat dihidrolisis dengan suatu basa alkali membentuk sabun. Jika
lemak diolah dengan larutan natrium hidroksida pekat akan dihasilkan gliserol dan garam dari
asam lemak atau sabun proses ini dinamakan saponifikasi atau penyabunan. Teknik yang
digunakan adalah titrasi asidimetri setelah proses penyabunan sempurna. Teknik untuk
mengidentifikasi bilangan penyabunan adalah dengan cara merefluks campuran lemak atau
minyak dengan KOH berlebih dan mentitrasi kelebihan KOH (Rangkuti,2017)

Besar kecilnya bilangan penyabunan ini tergantung pada panjang atau pendeknya rantai
karbon asam lemak atau dikatakan juga bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung

3
pada berat molekul lemak tersebut. Makin kecil berat molekul lemak ,makin besar bilangan
penyabunan (Yusuf,2018)

B. Fungsi Penetapan Bilangan Penyabunan

Penentuan angka penyabunan berbeda dengan penentuan kadar lemak, sampel yang
dipergunakan untuk penentuan angka penyabunan adalah margarine. Penentuan bilangan
penyabunan ini dapat dipergunakan untuk

1. mengetahui sifat minyak dan lemak.


2. membedakan lemak yang satu dengan yang lainnya.
3. mengetahui sifat fisik lemak atau minyak
4. angka penyabunan juga dapat dipergunakan untuk menentukan berat molekul minyak dan
lemak secara kasar (Yusuf, 2018)

C. Prinsip Bilangan Penyabunan

Prinsip bilangan penyabunan ditentukan oleh komplitnya penyabunan minyak atau lemak
dengan jumlah kalium hidroksida (KOH) yang ditentukan dengan titrasi . Dalam penetapan
bilangan penyabunan, campuran minyak atau lemak dengan larutan KOH didihkan dengan
pendingin alir balik sampai terjadi penyabunan yang lengkap. Kemudian larutan KOH yang
tersisa ditetapkan dengan mentitrasi dengan larutan HCl 0,5 N. Bilangan penyabunan dapat
ditetapkan dengan mengurangkan jumlah miliquivalen larutan alkali beralkohol yang
dipergunakan, dikalikan dengan berat molekul dari larutan alkali tersebut dibagi dengan berat
contoh dalam gram. Berat molekul dengan larutan KOH adalah 56,1 (Rangkuti,2017)

D. Penentuan Bilangan Penyabunan

Angka penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya KOH (mg) yang dibutuhkan untuk
menyabunkan satu gram lemak/minyak. Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan mengguna-
kan alkali adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan
sabun dan gliserin. Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai
produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai
berikut

4
Angka penyabunan menyatakan kandungan saponin di dalam minyak. Angka
penyabunan tinggi menyatakan kandungan saponin di dalam minyak tinggi. Kandungan
saponin yang tinggi menyatakan kualitas minyak rendah. Angka penyabunan yang telah
ditetapkan untuk minyak konsumsi tertuang dalam SNI adalah sebesar 225-265 (Suwito,2017)

Bilangan Penyabunan dapat diihitung dengan rumus sebagai berikut:

( b−a ) ml x N x 56,1
Bilangan Penyabunan=
g

Dimana:

a = Volume HCl yang terpakai pada titrasi sampel, dinyatakan dalam ml

b = Volume HCl yang terpakai pada titrasi blanko, dinyatakan dalam ml

N = Normalitas HCl yang dipakai, dinyatakan dalam Normal (N)

G = Berat Sampel

(Rangkuti,2017)

E. Prosedur Kerja Penetapan Bilangan Penyabunan

a) Alat dan Bahan


 Alat
Alat-alat yang digunakan adalah batu didih, botol timbang, buret, desikator,
erlenmeyer, oven, penangas air listrik, pendingik tegak, pipet tetes, pipet volume, dan
timbangan analitik.
 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sampel minyak, alkohol-KOH 0,5
N, HCl 0,5 N, dan indicator larutan fenolftalein 0,5 %.
b) Cara Kerja
1. Sebanyak ± 2 gram sampel ditimbang ke dalam erlenmeyer 500 ml

5
2. Ditambahkan 25 ml alkohol-KOH 0,5 N.
3. Lalu erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin udara (pendingin tegak) dan didihkan
atas penangas air selama setengah jam.
4. Kemudian didinginkan dan dititrasi dengan HCL 0,5 N dan p.p sebagai indikator.
5. Dicatat volume titrannya
6. Dihitung bilangan penyabunannya

F. Perhitungan Bilangan Penyabunan

 Contoh
Hitunglah bilangan penyabunan jika diketahui berat sampel minyak A yaitu 2,0277 gram
dengan Volume titrasi Sampel 5,60 ml . Volume titrasi blanko sebanyak 22,70 ml. serta
N HCl 0,5424
Jawab:
( b−a ) ml x N x 56,1
Bilangan Penyabunan=
g
( 22,70−5,60 ) ml x 0,5424 x 56,1
¿
2,0277 g
= 256,6 mg KOH/g
Jadi, nilai bilangan penyabunan minya A yaitu 256,6 KOH/g

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk


menyabunkan satu gram minyak atau lemak. Besar kecilnya bilangan penyabunan ini
tergantung pada panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dikatakan juga bahwa
besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut. Makin kecil
berat molekul lemak ,makin besar bilangan penyabunan

B. Saran

Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana. Penulis
tetap mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga bisa menjadi acuan
kedepannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Rangkuti, Miftahur.2017. Penetapan Kadar Air dan Bilangan Penyabunan pada Minyak Kelapa
Curah dan Minyak Kelapa Bermerek. Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Rusmalina,Siska 2019. Studi Peninjauan Kualitas Minyak Goreng Hasil Pemanasan


Berdasarkan pada Bilangan Penyabunan. Jurnal Kesehatan Pena Medika. 9(2) :38-46

Suwito,2017. Aplikasi Ca-Al-Hidrotalsit pada Proses Pemucatan CPO.Avogadro Jurnal Kimia.


1(1) : 41-47

Yusuf,Muhammad.2018. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dan Bilangan Penyabunan pada
Ester dari Sampel RBDPO di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Departemen
Kimia: Universitas Sumatera Utara

8
LAMPIRAN MAPPING JURNAL

Judul Studi Peninjauan Kualitas Minyak Goreng Hasil Pemanasan Berdasarkan pada
Bilangan Penyabunan
Sumber Jurnal Kesehatan Pena Medika
(Nama Jurnal)
Volume & hal Volume 9, Nomor 2, Hal 37-46
Penulis Rusmalina, Siska
Tahun 2019
Tujuan Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui hubungan lama pemanasan terhadap
kualitas minyak goreng yang ditinjau dari bilangan penyabunan...
Metode Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Kuasi. variabel bebas yaitu
Penelitian lamanya pemanasan. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan hubungan
sebab akibat tiga variabel yaitu lama pemanasan dengan bilangan penyabunan
dengan mengendalikan variabel lain yaitu suhu pemanasan. Pemanasan minyak
goreng akan dilakukan dengan interval waktu 0, 10, 30, 40, 50 dan 60 menit.
Hasil Hasil pengujian bilangan penyabunan pada kelima sampel yaitu 183.2 - 240.22
Penelitian mg NaOH/gram. Hasil tersebut tidak melebihi batas standar yang ditetapkan
oleh SNI 7431 : 2015 yaitu 180 - 265 mg.
Kelebihan Pada jurnal ini dijelaskan secara rinci mulai dari pendahuluan, metode cara kerja
sampai kesimpulan serta hasilnya menggunakan grafik sehingga mudah
diketahui atau dipahami
Kekurangan Pada jurnal penelitian ini tidak dilampirkan perhitungan serta rumus bilangan
penyabunan
Kesimpulan Hubungan lama pemanasan dengan kualitas minyak, dapat disimpulkan bahwa
semakin lama minyak dipanaskan, maka akan semakin besar tingkat kerusakan
dari minyak tersebut.

Judul Penetapan Kadar Air dan Bilangan Penyabunan pada Minyak Kelapa Curah dan
Minyak Kelapa Bermerek
Sumber Repositori Institusi USU
(Nama Jurnal)
Penulis Rangkuti, Miftahur Rizky
Tahun 2017
Tujuan Untuk mengetahui kadar air pada minyak kelapa curah dan minyak kelapa
bermerek, Untuk mengetahui bilangan penyabunan pada minyak kelapa curah
dan bermerek, Untuk mengetahui apakah kadar air pada minyak kelapa curah
dan minyak kelapa bermerek memenuhi persyaratan mutu minyak kelapa
berdasarkan SNI 01-2902-1992. Dan Untuk mengetahui apakah bilangan
penyabuan pada minyak kelapa curah dan minyak kelapa bermerek memenuhi
persyaratan mutu minyak kelapa berdasarkan SNI 01-2902-1992.

9
Metode Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu Penentuan kadar air pada
Penelitian minyak kelapa dilakukan dengan metode oven dan penentuan bilangan
penyabunan dilakukan dengan metode titrimetri.
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air pada minyak kelapa curah 0,05
Penelitian %, minyak kelapa merek Javara® 0,02 %, minyak kelapa merek Barco® 0.09
%. Besar bilangan penyabunan minyak kelapa curah adalah 255,8 mg KOH/g,
minyak kelapa merek Javara® 255,4 mg KOH/g, minyak kelapa merek Barco®
257,9 mg KOH/g..
Kelebihan Pada jurnal penelitian ini dijelaskan secara rinci mulai dari pendahuluan,
metode cara kerja sampai kesimpulan serta melampirkan perhitungan bilangan
penyabunan.
Kekurangan Pada jurnal penelitian ini tidak menampilkan grafik perbandingan hasil kadar air
maupun bilangan penyabunan dari berbagai sampel agar mudah diketahui oleh
pembaca
Kesimpulan Minyak kelapa curah dan minyak kelapa bermerek memenuhi syarat mutu
minyak kelapa berdasarkan SNI 01-2902-1992 yang menetapkan kadar air
maksimal 0,5 % dan bilangan penyabunan 255-265 mg KOH/g minyak.

Judul Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dan Bilangan Penyabunan pada Ester dari
Sampel RBDPO di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
Sumber Repositori Institusi USU
(Nama Jurnal)
Penulis Yusuf, Muhammad
Tahun 2018
Tujuan Untuk mengetahui kadar asam lemak bebas dan bilangan penyabunan dari metil
ester asam lemak (MEAL) yang dibuat dari sampel RBDPO serta Untuk
mengetahui Apakah kadar Asam Lemak Bebas (ALB) dan dan bilangan
penyabunan yang diperoleh sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Metode Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu dengan metode
Penelitian Alkalimetri menggunakan indicator PP
Hasil Hasil penelitian ini didapatkan kandungan asam lemak bebas pada ester adalah
Penelitian 0,114% dan bilangan penyabunan nya adalah 244,5329 mg KOH/g,
Kelebihan Pada jurnal penelitian cukup jelas mulai dari pendahuluan, metode cara kerja
sampai kesimpulan serta melampirkan perhitungan bilangan penyabunan.
Kesimpulan Dari penelitian yang didapat kadar ALB dan Bilangan Penyabunan pada ester
sudah baik.

Judul Aplikasi Ca-Al-Hidrotalsit pada Proses Pemucatan CPO


Sumber AVOGADRO Jurnal Kimia
(Nama
Jurnal)

10
Volume & hal Volume 1, Nomor 1 Hal 41-47
Penulis Suwito
Tahun 2017
Tujuan Untuk melakukan kajian kemampuan adsorpsi dari hidrotalsit dengan batu
kapur sebagai sumber kation Ca2+ , terhadap β-karoten dalam CPO.
Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu Pengujian kinerja
Penelitian adsorben dengan mengukur berkurangnya β-karoten dalam CPO, dengan
menentukan nilai Fotometric Color Indeks (FCI), menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis. Selain itu juga dilakukan karakterisasi minyak hasil
pemucatan yang meliputi penetapan kadar air, penentuan angka penyabunan,
penentuan angka asam dan penentuan angka Iodin
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji kinerja adsorben Ca-Al-Hidrotalsit
Penelitian dengan hasil terbaik diperoleh untuk berat adsorben sebesar 7% (dengan
penurunan kadar β-karoten sebesar 96,826%) dan waktu interaksi optimum
diperoleh pada menit ke-120 (dengan penurunan kadar β-karoten sebesar
96,826%). Karakterisasi minyak hasil pemucatan memberikan hasil: kadar air
dalam sampel (CPO), angka penyabunan, penentuan angka asam dan penentuan
angka Iodin berturut-turut adalah 6,027%; 2,424; 60,5%; dan 5,226.
Kelebihan Hasil penelitian pada jurnal ini menggunakan tabel dan grafik penurunan kadar
β-karoten sehingga lebih mudah dipahami
Kekurangan Pada penelitian ini tidak dijelaskan secara rinci prosedur kerja khusunya pada
penentuan bilangan penyabunan.
Kesimpulan Ca- Al-Hidrotalsit dengan Ca2+ dari batu kapur memiliki kemampuan untuk
mengadsorp β- karoten dalam CPO, sehingga dapat digunakan sebagai adsorben
dalam proses pemucatan CPO. Kondisi optimum proses adsorpsi β-karotern oleh
Ca-Al Hidrotalsit dengan rasio berat 7 % dan waktu interaksi 120 menit.
Kualitas minyak yang dihasilkan setelah proses pemucatan mengadung air
sebesar 6,027%, angka penyabunan 2,424, angka asam 60,5%, dan angka iod
5,226

11

Anda mungkin juga menyukai