Anda di halaman 1dari 2

Entamoeba gingivalis adalah protozoa non-patogen dan diketahui sebagai amoeba pertama

dalam manusia yang dideskripsikan. Entamoeba gingivalis merupakan parasit pada gusi dan gigi
manusia. (Roberts L. and Janovy J. Foundations of Parasitology. The McGraw-Hill Companies.
New York. 2005: 114-115)
Entamoeba gingivalis
adalah amoeba pertama yang ditemukan  pada manusia. Jenis parasit ini ada pada semua
populasi, yang tinggalnya hanya di rongga mulut (Roberts dan Schmidt, 2000). E. gingivalis
merupakan jenis parasit yang tergolong dalam phylum Protozoa. Sinonim dari E. gingivalis
adalah  Entamoeba buccalis (Bass dan Johns,1915 dalam Faust dan Russell, 1961: 179)

Kata” parasit” berasal dari bahasa Yunani yaitu para yang bermakna disamping dan sitos yang
berarti makanan. Berdasarkan makna tersebut, maka  parasit adalah organisme yang kebutuhan
makannya baik dalam seluruh daur hidupnya atau sebagian dari daur hidupnya bergantung pada
organisme lain. Organisne yang memberikan makanan pada parasit disebut sebagai inang.
 Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang organise parasit disebut parasitologi.
Bambang Heru Budianto, Pengantar Parasitologi, Jakarta: Fakultas Kedokteran UI, 2006

Cara penularannya langsung dari satu orang ke orang lain dengan berciuman, atau dengan
berbagi peralatan makan. . Entamoeba gingiva Hanya trofozoit yang terbentuk dan ukurannya
biasanya berdiameter 20 mikrometer hingga 150 mikrometer. Entamoeba gingivalis memiliki
pseudopodia yang memungkinkan mereka untuk bergerak cepat dan memfagositus inti neutrofil
polinuklear oleh eksonukleofag pada penyakit periodontal. [8]
Bonner, M. (2013). To Kiss or Not to Kiss. Amyris Editions. ISBN 978-28755-2016-6.

Sel-sel epitel mukosa mulut terdiri dari empat lapisan berturut-turut dari yang paling dalam ke
permukaan yaitu lapisan germinativum/basalis, lapisan spinosum, lapisan granulosum dan
lapisan corneum. Stratum basalis terdiri dari selapis sel berbentuk kubus yang berbatasan dengan
lamina propia dan mengandung sel-sel induk yang secara kontinyu bermitosis dan anak selnya
dikirimkan ke lapisan yang lebih superfisial. Stratum spinosum terdiri dari beberapa lapis sel
berbentuk bulat atau oval dan mempunyai karakteristik sel yang mulai matang. Stratum
granulosum terdiri dari beberapa lapis sel yang lebih gepeng dan lebih matang dari stratum
spinosum dan mengandung banyak granula keratohyalin yang merupakan bakal sel keratin.
Stratum corneum terdiri dari selapis atau berlapis-lapis sel (tergantung regio) berbentuk pipih
yang tidak berstruktur dan tidak mempunyai inti sel. Mukosa mulut dapat dikelompokkan
menjadi tiga tipe yaitu mukosa pengunyahan, mukosa penutup dan mukosa khusus. Mukosa
pengunyahan terdapat di regio rongga mulut yang menerima tekanan kunyah seperti gusi dan
palatum
 
durum. Jaringan epitelnya parakeratinised (mempunyai lapisan keratin tipis yang beberapa
selnya da yang masih memiliki inti sel yang tidak sempurna). Mukosa penutup terdapat  pada
dasar mulut, permukaan inferior lidah, permukaan dalam bibir dan pipi, palatum molle dan
mukosa alveolaris kecuali gusi. Tipe epitelnya nonkeratinised (tidak memiliki lapisan keratin).
Mukosa khusus terdapat pada dorsum lidah, tipe epitelnya ortokeratinised (memiliki lapisan
keratin yang tebal yang terdiri dari sel-sel yang sudah tidak berinti), perbandingan antara sel
basal-parabasal, sel intermediet, dan sel superfisial disebut indeks maturasi
Rudyatmi, Ely. 2016. Bahan Ajar Mikroteknik Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES

Anda mungkin juga menyukai