Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati
posisi penting dalam diagnosis invitro. Setidaknya terdapat 5 alasan penting
mengapa pemeriksaan laboratorium diperlukan, yaitu : skrining, diagnosis,
pemantauan progresifitas penyakit, monitor pengobatan dan prognosis
penyakit. Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat memberikan data
hasil tes yang teliti, cepat dan tepat.
Dalam proses pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahapan
penting, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya
yang sering diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca
analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses
pra analitik kurang mendapat perhatian.
Kesalahan pada proses pra analitik dapat memberikan kontribusi sekitar
61% dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan
kesalahan pasca analitik 14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu: pra- analitik ekstra laboratorium dan pra- analitik intra
laboratorium. Proses- proses tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan
spesimen, pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan spesimen dan
penyimpanan spesimen.

I. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan jaminan mutu pemeriksaan Bakteriologi
?
2. Bagaimanakah tahapan-tahapan dari jaminan mutu pemeriksaan
Bakteriologi ?

1
II. Tujuan
Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, makalah ini
disusun dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui definisi dari jaminan mutu pemeriksaan
Bakteriologi
2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan jaminan mutu apa saja yang
digunakan dalam pemeriksaan Bakteriologi

III. Manfaat
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat agar :
1. Dapat mengetahui definisi jaminan mutu pemeriksaan Bakteriologi
2. Dapat mengetahui tahapan-tahapan jaminan mutu dalam pemeriksaan
Bakteriologi

2
BAB II
PEMBAHASAN

Jaminan Mutu Pemeriksaan Bakteriologi

2.1 Definisi
Jaminan mutu pemeriksaan Bakteriologi adalah suatu usaha atau kegiataan
yang dilaksanakan laboratorium untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang
bermutu dalam arti :
1. Ketepatan (apakah hasil pemeriksaan betul?)
2. Ketelitian (apakah kalau diperiksa ulang, hasil pemeriksaan tetap sama?)
3. Kecepatan (apakah hasil pemeriksaan cepat dan segera dapat digunakan?)
4. Kegunaan (dapat membantu pencegahan dan pengobatan penyakit menular)
5. Biaya murah (apakah biayanya murah, di dalam hubungannya dengan
kemampuan penderita dan masyarakat)
6. Ketepatan (apakah hasil pemeriksaan betul?)
7. Ketelitian (apakah kalau diperiksa ulang, hasil pemeriksaan tetap sama?)
8. Kecepatan (apakah hasil pemeriksaan cepat dan segera dapat digunakan?)
9. Kegunaan (dapat membantu pencegahan dan pengobatan penyakit menular)
10. Biaya murah (apakah biayanya murah, di dalam hubungannya dengan
kemampuan penderita dan masyarakat)

Mikrobiologi Klinik merupakan suatu spesialisasi profesi kedokteran yang


terutama berperan dalam bidang pengendalian infeksi. Kerjasama yang erat
antara Spesialis Mikrobiologi Klinik (SpMK) dengan klinisi/spesialisasi lain
sangat menentukan keberhasilan dalam menangani masalah kesehatan. Salah
satu faktor terpenting keberhasilan profesi Mikrobiologi Klinik adalah
pemeriksaan laboratorium yang reliable (akurat, cepat, dan bermanfaat). Untuk
itu laboratorium Mikrobiologi Klinik harus memenuhi kemampuan tertentu
agar dapat memberikan hasil yang “reliable” tersebut. Sebagai salah satu upaya
menyamakan kemampuan dan mutu pelayannya, diperlukan adanya suatu
kesepakatan (konsensus di antara para SpMK tentang kemampuan minimum
yang harus dipenuhi oleh sebuah laboratorium mikrobiologi klinik agar dapat
memenuhi tuntutan pengguna jasanya).

Diharapkan dapat dicapai suatu konsensus tentang prosedur umum


pemeriksaan laboratorium mikrobiologi klinik, khususnya isolasi, identifikasi
dan uji kepekaan bakteri aerob selain Mycobacterium sp dan bakteri fastidius.

3
Konsensus ini akan mendasari kesetaraan mutu pelayanan laboratorium
mikrobiologi klinik (LMK) di seluruh Indonesia.

Laboratorium Mikrobiologi Klinik (LMK) adalah laboratorium yang


mengkhususkan diri untuk secara profesional melaksanakan pemeriksaan
mikrobiologik terhadap spesimen klinik dan spesimen lain yang berkaitan
dengan pengendalian infeksi dan memberikan ekspertis dalam bidang
Mikrobiologi Klinik.

A.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Terhadap Ketepatan dan Ketelitian Hasil Pemeriksaan Laboratorium
1. Personil
Kemampuan teknisi laboratorium berhubungan dengan mutu pendidikan
dan pelatihan, keahlian, pengalaman dan kondisi kepegawaian.
2. Lingkungan
Ruang kerja harus cukup cahaya, cukup penerangan, sejuk, tenang, tidak
bising oleh suara kendaraan, pendingin ruangan, freezer, dan sebagainya.
3. Spesimen
Pengambilan spesimen, pengolahan spesimen, penyimpanan spesime,
pengiriman spesimen dan sebagainya, terkadang kurang diperhatikan,
sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan.
4. Bahan-bahan laboratorium
Mutu reagensia, bahan kimia, cat, media, binantang percobaan, berpengaruh
terhadap hasil pemeriksaan.
5. Metode pemeriksaan
Metode pemeriksaan dipilih yang mudah, tepat, dan menurut standard yang
diakui oleh departemen kesehatan, word Health Organization (WHO), atau
lainnya yang bermutu.
6. Peralatan laboratorium
Alat-alat laboratorium harus baik, berfungsi dengan baik, sesuai standard
dan secara rutin diperiksa fungsi dan ketepatannya.
7. Pembacaan dan pemeriksaan pembacaan tergesa-gesa (misalnya belum
cukup waktu inkubasi) dan pemeriksaan yang tidak tepat (misalnya jumlah
lapangan pandang di mikroskop lebih sedikit daripada yang seharusnya)
dapat menyebabkan kesalahan.
8. Laporan
Salinan yang salah laporan yang tidak lengkap dapat menimbulkan problem.

4
2.2 Tahapan-tahapan Jaminan Mutu Pemeriksaan Bakteriologi
Pengendalian mutu laboratorium Bakteriologi lebih ditekankan kepada
kesempurnaan teknis. Sistem pengendalian mutu meliputi tiga tahap :
1. Tahap Pra-Analitik
2. Analitik; dan
3. Pasca-Analitik

Pra-analitik Intra-analitik Pasca-analitik

MIKROBIOLOGI KLINIK

Klinisi Terkait Klinisi Terkait

1. Tahap Pra-Analitik
Fase pra-analitik merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari
pemeriksaan mikrobiologi secara utuh. Pada fase ini komunikasi yang baik
antara klinisi dan ahli mikrobiologi amat penting. Sarana komunikasi anatara
klinisi dan ahli mikrobiologi klinik dimulai dengan lembaran permintaan
pemeriksaan mikrobiologi. Pada lembaran permintaan itu klinisi diharapkan
menuliskan informasi yang tercetak dalam formulir dan ditulis dengan huruf
cetak yang jelas.

1.1 Isi Lembaran Permintaan


Lembaran Permintaan Pemeriksaan LMK diharapkan sekurang-kurangnya
berisi
1.1.1 Data lengkap pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat, bangsal
perawatan)
1.1.2 Data dokter yang mengirim (nama dokter, alamat, nomor telepon
yang mudah dihubungi)

5
1.1.3 Jenis spesimen: asal/sumber bahan pemeriksaan, prosedur
pengambilan khusus, tanggal dan jam pengambilan
1.1.4 Diagnosis klinis dan riwayat pasien yang relevan
1.1.5 Jenis pemeriksaan yang dikehendaki
1.1.6 Data lain yang relevan misalnya pasca-operasi, imunodefisiensi,
alergi antibiotika
1.1.7 Antibiotika yang telah diberikan (jenis, dosis, cara pemberian, kapan
dan lama pemberian)

1.2 Pencantuman Label Spesimen


1. Label dan tinta harus terbuat dari bahan yang tidak mudah larut dalam
air
2. Label harus melekat erat pada wadah/kontainer
3. Bila perlu, dicantumkan catatan tambahan : cito/rutin/elektif atau berisi
patogen berbahaya
4. Ketika menerima spesimen:
a. Harus dicocokan dengan lembaran permintaan
b. Perhatikan kelayakan bahan pemeriksaan

1.3 Pedoman cara pengambilan spesimen, penyimpanan dan transportasi


sesuai dengan spesimen
Spesimen merupakan bagian terpenting dalam mengawali suatu
pemeriksaan, karena hasil pemeriksaan laboratorium tidak akan lebih baik
dari mutu spesimen yang diperoleh. Dalam pemeriksaan mikrobiologi,
adanya cemaran mikroba bukan penyebab infeksi akan sangat mengganggu.
Mikroba penyebab, harus dapat diperoleh dan dipertahankan hidup.

1.3.1 Berdasarkan cara pengambilan, spesimen digolongkan menjadi


kelompok :
 Spesimen non-invasif: urin, sputum, feses, luka. Relatif lebih mudah
diambil ulang jika terjadi kesalahan identifikasi

6
 Spesimen invasif: kultur darah, cairan tubuh yang steril, cairan amnion,
spesimen yang diambil di kamar operasi (tetap diperiksa dengan
persetujuan klinisi meski tidak memenuhi kriteria spesimen yang baik)

1.3.2 Berdasarkan prioritasnya, spesimen dibagi menjadi 4 tingkatan :


 Kritikal/invasif : CNS, otak, darah, katup jantung, cairan perikardial,
cairan amnion, cairan viterus/aqueus
 Tidak diawetkan (dapat menyusut atau tumbuh) : sputum, jaringan, feses,
cairan tubuh (kecuali termasuk tingkat satu), aspirasi luka, pus
 Kuantifikasi : diperlukan akurasi dalam jumlah penyebab infeksi : urin,
jaringan kuantitatif, tip kateter
 Perlu pengawetan/penyimpanan khusus : misalnya pemeriksaan anaerob

2. Tahap Intra-Analitik
Fase intra-analitik diawali dengan memutuskan penerimaan atau penolakan
spesimen.

2.1. Kriteria penolakan :

 Label yang tidak sesuai atau tanpa label


 Waktu pengambilan dan penerimaan di laboratorium melebihi ketentuan
 Tempat penampungan yang tidak sesuai atau tidak steril
 Tempat penampungan bocor
 Kontaminasi orofaring pada sputum
 Kontaminasi benda asing yang jelas
 Spesimen ganda yang diserahkan pada hal yang sama untuk permintaan
sama (kecuali darah)
 Spesimen yang dikirim dan yang tertulis pada lembar perminaan tidak
sesuai
 Jumlah bahan pemeriksaan yang tidak memadai.
Bila spesimen memenuhi kriteria penolakan, segera diinformasikan
kepada klinisi yang mengirim. Bila klinisi tersebut tetap menginginkan

7
pemeriksaan dialnjutkan, dapatkan persetujuan tertulis yang
ditandatangani oleh klinisi yang bersangkutan.

2.2. Pemeriksaan Mikroskopik dengan Pewarnaan Gram (direct smear)


Pemeriksaan ini sangat bermanfaat dalam menilai kualitas spesimen.
Pada sputum misalnya, spesimen yang baik adalah bila memenuhi
kriteria <25PMN, >10 sel epithel. Bagi klinisi, hasil pemeriksaan awal
ini akan sangat membantu diagnosis sementara penyebab infeksi,
sedangkan bagi LMK akan memandu prosedur identifikasi selanjutnya.
Pemeriksaan direct smear ini tidak berguna untuk swab tenggorokan
dan nasofaring. Hasil pemeriksaan Gram ini diharapkan secara umum
dilaporkan kepada klinisi kurang dari 1 jam. Pada kasus sepsis berat dan
atau syok septik monitoring kultur darah dilakukan setiap 24 jam dengan
melakukan pewarnaan Gram dan hasil positif harus segera dilaporkan
kepada dokter yang merawat.

2.3. Inokulasi

Keberhasilan isolasi dan identifikasi bakteri penyebab infeksi sangat


ditentukan oleh tahap ini. Faktor yang menentukan adalah :

 Jumlah dan mutu inokulum


 Media yang dipilih
 Lingkungan inkubasi
 Cara dan lama inkubasi

2.4. Identifikasi
Tahap identifikasi dilakukan secara konvensional atau dengan uji cepat
(komersial) dengan alat otomatik. Metode identifikasi tidak akan
diuraikan secara rinci, karena sudah merupakan prosedur baku yang
darap dirujuk dari berbagai sumber. Hal kritis yang perlu diperhatikan
dalam melakukan identifikasi antara lain

8
 Pemilihan koloni tersangka, terutama pada spesimen yang secara
normal tidak steril
 Pengambilan koloni tersangka harus dilakukan secara hati-hati, agar
tidak tercemar oleh koloni lain yang berdekatan
 Inokulasi ke dalam media untuk uji biokimia harus dilakukan
dengan cermat sesuai petunjuk pembuat media atau kit diagnosis, serta
menghindari terjadinya kontaminasi
 Interpretasi hasil uji biokimia dan uji serologi harus dilakukan hanya
oleh mereka yang ahli/berpengalaman.

2.5. Uji Kepekaan Antibiotika


Pencatatan data lengkap pasien, spesimen, bakteri patogen yang
diidentifikasi, hasil uji kepekaan antibiotika serta komentar ahli
(ekspertis) dapat dipermudah dengan memanfaatkan piranti lunak
WHONET.

3. Tahap Pasca-Analitik
Fase ini terutama terdiri dari pelaporan individual dan epidemilogi. Sangat
disarankan laporan disampaikan dalam bentuk tercetak agar mudah terbaca dan
menghindari kesalahan baca, dengan mencantumkan nama ahli mikrobiologi,
alamat dan nomor telepon yang mudah dihubungi. Sedapat mungkin nama
mikroba ditulis hingga spesiesnya.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan makalah kali ini, dapat diambil kesimpulan bahwa :
Jaminan mutu pemeriksaan Bakteriologi adalah suatu usaha atau kegiataan
yang dilaksanakan laboratorium untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang
bermutu meliputi : personil, lingkungan, spesimen, bahan-bahan laboratorium,
metode pemeriksaan, peralatan laboratorium, pembacaan dan pemeriksaan,
dan laporan. Dan tahapan-tahapan jaminan mutu pemeriksaan Bakteriologi
yaitu tahap pra-analitik, analtik dan pasca-analitik.

3.2. Saran
Disarankan kepada seluruh pembaca setelah mengetahui apa yang dimaksud
dengan jaminan mutu pemeriksaan Bakteriologi, dapat juga mengetahui
tahapan-tahapan apa saja yang digunakan dalam jaminan mutu pemeriksaan
Bakteriologi ini.

10
Daftar Pustaka

Wawan S Zaini, S.Pd, M.Kes, Shufiyani, S.ST, Destriana, S.ST, Hamtini, M.Si. 2016.
PENUNTUN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI 3. Tangerang: Badan Bakti Usada
Jurusan Analis Kesehatan Tangerang Politeknik Kesehatan Tangerang

11

Anda mungkin juga menyukai