Anda di halaman 1dari 26

KOMPLIKASI FLEBOTOMI

Endang Retnowati

Pelatihan Flebotomi
Mataram, 17-18 Desember 2011

1
PENDAHULUAN
 Metode yang paling sering digunakan untuk
mendapatkan darah yang digunakan
pemeriksaan laboratorium adalah
pengambilan darah vena (phlebotomy).
 Pengambilan darah vena dilakukan secara
langsung pada vena superfisial.

2
Pengambilan darah vena
1. pemilihan metode yang sesuai (misal : pada
vena yang kecil atau mudah rusak, tidak
digunakan metode vakum)
2. persiapan pasien
3. pelaksanaan pengambilan darah vena
4. pengumpulan spesimen
5. observasi pada tempat pengambilan darah
sebelum pasien diperbolehkan meninggalkan
laboratorium.

3
Komplikasi yang sering terjadi
 6 kategori, yaitu :
1. vaskular (paling sering)
2. infeksi
3. kardiovaskular
4. anemia
5. neurologis
6. dermatologis

4
1. Komplikasi vaskular

1. Perdarahan dari tempat tusukan jarum


2. pembentukan hematoma

komplikasi vaskular yang sering terjadi.

5
Perdarahan
 dapat terjadi karena
1. obat yang menghambat pembekuan
darah seperti antikoagulan, anti-
trombosit, obat anti-inflamasi non-
steroid.
2. gangguan pembekuan darah seperti
trombositopenia, gangguan fungsi
trombosit, defisiensi faktor pembekuan,
kelainan hati yang berat.
6
 Pada keadaan tersebut diperlukan :
• anamnesis yang baik

• penekanan tempat tusukan lebih


lama.

 Pasien, keluarga pasien dan perawat


diberitahu agar memperhatikan adanya
perdarahan → lapor dokter.
7
Hematoma
Dapat terjadi karena :
pembuluh darah yang bocor dan
masuk ke dalam jaringan yang
terjadi pada proses pengambilan
darah

8
Penyebab :
1. jarum menembus dinding pembuluh darah
lubang jarum sebagian terletak di luar dinding
pembuluh darah
2. kurang penekanan tempat tusukan jarum pasca
pengambilan darah,
3. tourniquet dipasang terlalu dekat dengan
tempat pengambilan darah
4. melepaskan jarum sebelum tourniquet dilepas.

Keadaan tersebut dapat menyebabkan


pembengkakan sekitar pengambilan darah.

9
10
Pencegahan hematoma
 tusukan jarum pada dinding paling atas
vena
 tourniquet dilepas sebelum jarum
dikeluarkan
 pengambilan pada vena yang besar
 jarum dipastikan sepenuhnya masuk ke
dalam pembuluh darah vena, karena bila
hanya sebagian (parsial) yang masuk
dapat menyababkan kebocoran ke
dalam jaringan lunak sekitar vena
11
 tekan daerah tusukan jarum dengan
kapas atau kasa steril minimal 1 menit,
bila masih ada perdarahan dilanjutkan
penekanan 3 menit
 angkat lengan lebih tinggi dari posisi
jantung selama 3-5 menit
 kompres daerah hematoma atau beri
obat (salep).

12
TROMBOSIS
terutama disebabkan pengambilan darah
berulang di tempat yang sama.
 Pasien biasanya mempunyai kelainan koagulasi.
 Trombosis dalam vena menyebabkan edema dan
pembengkakan. Kalau trombosis dalam
pembuluh darah arteri dapat terjadi penurunan
supply oksigen yang disebabkan oleh penurunan
sirkulasi.
 Vena yang sklerosis atau trombosis akan teraba
keras.

13
INFEKSI
 Komplikasi kedua yang sering terjadi
pada pengambilan darah vena adalah
infeksi.
 Proses plebotomi dapat menyebabkan
infeksi dan sumber penularan infeksi
dapat berasal dari petugas atau proses
pengambilan darah.
 Infeksi dapat terjadi lokal pada tempat
pengambilan darah atau sistemik.
14
KOMPLIKASI
 Komplikasi yang sering terjadi adalah :
1. selulitis (inflamasi jaringan)
2. plebitis (inflamasi atau infeksi pembuluh
darah).

 Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah


1. sepsis (infeksi darah)
2. septic arthritis (infeksi joint space)
3. osteomielitis (infeksi tulang).
15
PENCEGAHAN INFEKSI
1. menjaga kebersihan lingkungan kerja
2. membersihkan peralatan dan tempat kerja
yang tercemar darah atau cairan tubuh
3. melakukan prosedur antiseptis yang benar
4. pemakaian alat pengambilan darah sekali
pakai
5. menggunakan alat pelindung diri seperti
sarung tangan, jas lab dan masker.

16
PERHATIAN
 Seorang flebotomis harus mengikuti peraturan di
tempat atau unit yang dikunjungi.
 Sarung tangan sekali pakai akan mengurangi
penyebaran kuman, terutama kuman yang resisten di
unit perawatan intensif.
 Pencucian tangan dilakukan sebelum dan sesudah
pengambilan darah. Pencucian tangan sebaiknya
dengan menggunakan sabun cair dan air mengalir.
 Seorang flebotomis yang sedang menderita infeksi
saluran nafas, kulit maupun mata harus menggunakan
alat pelindung agar tidak menyebarkan penyakit pada
pasien.
 Hindari pengambilan darah di tempat terdapat luka
bakar, infeksi atau peradangan.

17
KOMPLIKASI KARDIOVASKULAR
 Komplikasi kardiaovaskular termasuk
1. hipotensi ortostatik
2. syncope
3. shock
4. cardiac arrest
 Hipotensi ortostatik dapat disebabkan
perubahan dari duduk ke posisi berdiri atau
akibat dari minum obat tertentu. Kompensasi
yang tidak mencukupi respon tekanan darah
menyebabkan hipotensi dan pada keadaan
yang lanjut menjadi syncope.
18
 Manifestasi syncope adalah
1. kesadaran hilang sementara
2. pusing
3. berkeringat
4. mual.
 Penyebab syncope adalah
1. respon vasovagal
2. aritmia
3. hipotensi ortostatik
4. penurunan volume
5. shock
6. cardiac arrest.

19
Respon vasovagal
 Emosi
 Stres
 Posisi berdiri yang lama
 Suhu udara yang panas
 Puasa
 Kehamilan
 dehidrasi

20
LANGKAH-LANGKAH
PENANGANAN PASIEN SYNCOPE
1. lepaskan tourniquet
2. keluarkan jarum
3. tekan bekas tusukan
4. pasien diletakkan pada posisi tidur, pakaian
dilonggarkan, kaki diletakkan lebih tinggi dari
kepala,
5. kepala pasien diletakkan di antara lutut (kalau
duduk)
6. pastikan ada petugas yang menjaga pasien dan
pada posisi yang aman (tidak jatuh)
7. cek nadi, tekanan darah, pernafasan dan selanjutnya
observasi.

21
KOMPLIKASI NEUROLOGIS
 Komplikasi neurologis lokal dapat
disebabkan tertusuknya saraf di tempat
pengambilan darah.
 Pasien merasa nyeri atau kesemutan,
 Penanganan :
- hentikan pengambilan darah.
- Lakukan pengambilan di tempat lain.

22
KOMPLIKASI DERMATOLOGIS
 Paling sering adalah reaksi alergi terhadap antiseptik yang
dipakai atau terhadap sarung tangan lateks, plester atau
tourniquet.
 Gejalanya kulit kemerahan dan dapat pula terjadi shock.
 Pada pasien alergi terhadap alkohol/isopropil alkohol
dapat digunakan povidone iodine sebagai antiseptik. Harus
diperhatikan bahwa pada pemakaian povidone iodine
dapat terjadi peningkatan kadar kalium, fosfat dan asam
urat. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara menghapus
kelebihan antiseptik tersebut dengan kasa steril.
 Komplikasi kulit yang lain adalah nekrosis.
 Plester digunakan yang tidak menyebabkan alergi,
demikian pula sarung tangan yang tidak terbuat dari lateks.

23
ANEMIA
 Anemia iatrogenik yang juga disebut anemia
nosokomial, atau anemia yang disebabkan
hilangnya darah untuk pemeriksaan
laboratorium.
 Pada umumnya terjadi pada pasien bayi,
anak-anak dan dewasa yang dirawat di ruang
intensive, serta pasien transplantasi.
 Pengambilan darah dilakukan berulang,
sehingga terjadi anemia kurang besi.

24
RINGKASAN
 Seorang flebotomis harus melakukan
prosedur pengambilan darah dengan benar
 Mengetahui gejala, pencegahan dan
penanganan komplikasi
 Setiap kejadian pada flebotomi harus lapor
supervisor/dokter dan dicatat

25
26

Anda mungkin juga menyukai