PENGERTIAN
Prosedur menerima pasien baru diunit prenatal ini memberikan pengenalan tentang situasi yang
dialami dan aktivitas yang dilakukan perawat ketika menerima ibu hamil yang baru pertama sekali
dating keunit prenatal untuk menjalani pemeriksaan.
TUJUAN
- Untuk mengetahui kondisi kesehatan dan kondisi kesehatan ibu dan janin.
- Perawatan kesehatan dan pendidikan tentang kehamilan
- Menentukan status kesehatan dari wanita itu sendiri dan faktor-faktor resiko yang dapat
diminimalkan bila di ketahui sejak dini
PRINSIP
- Perhatikan privacy selama bekerja, gunakan prinsip kerja steril dan prinsip universal precaution.
- Tanggap terhadap reaksi pasien, sabar, ramah dan teliti.
PERHATIAN
1) Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2) Mengerjakan perasat pada pasien harus cepat dan rapi.
3) Alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular, direndam dalam larutan desinfektan
selama 24 jam pada tempat terpisah.
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
N 4 3 2 1 TTD
PROSEDUR TINDAKAN
O
I PENGKAJIAN
1. Mengkaji program / instruksi medik.
2. Mengkaji kondisi klien
II INTERVENSI
A. Persiapan Alat
1. Timbangan BB
2. Pengukur TB
3. Tensimeter
4. Termometer
5. Stetoskop
6. Dll sesuai kebutuhan pemeriksaan : alat untuk pemeriksaan Hb
sahli, protein urine
TOTAL
Tanjungpinang, ...........
Revisi Dari :
POSNATAL CARE
PEMERIKSAAN FISIK :
POSTNATAL
Halaman
POSNATAL CARE
PEMERIKSAAN FISIK POSTNATAL
A. Kompetensi
Setelah menyelesaikan praktikum peserta didik mampu :
1. Melakukan pemeriksaan fisik pada ibu postnatal
2. Membedakan tanda bahaya / patologis pada ibu post natal
B. Tujuan
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
2. Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini, mengobati, atau merujuk
apabila terjadi komplikasi pada ibu dan bayi
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatandiri, nutrisi, KB, cara
dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
D. KEGIATAN
1. Lakukan komunikasi terapeutik
2. Dekatkan semua peralatan yang digunakan
3. Cuci tangan dan keringkan
4. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a. Ukur tekanan darah
b. Hitung pernafasan selama satu menit
c. Hitung Nadi selama satu menit
d. Ukur Suhu
6. Mammae
a. Inspeksi :
Kebersihan, Bentuk Simetris/tidak, Putting susu
(menonjol/tidak, pecah-pecah/tidak), Hiperpigmentasi,
Striae, Warna apakah kemerahan
b. Palpasi
Konsistensi : Lembek/Tegang (adanya
bendungan ASI),
Areola : Urut dengan lembut kearah atas
(apakah ada ASI/tidak)
Teraba Hangat
E. Palpasi :
Tonus otot,
11. Lokhea
Sebelum memeriksa lochea dan perineum, lakukan vulva hygiene.
Perhatikan :
Jumlah frekuensi penggantian
pembalut / duk dengan melihat darah
yang menodai pembalut / duk, dapat
juga dengan cara di timbang ( 1 ml
darah beratnya 1 g ).
Sifat pengeluaran
(menetes/merembes/memancar)
Warna dan bau
1 2 3 4
1. Persiapan :
1. Kelengkapan alat
2. Komunikasi terapeutik
a. Mengucapkan salam
b. Evaluasi & validasi data
c. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Dekatkan semua alat
4. Cuci tangan
2. Pelaksanaan :
1. Perhatikan privacy pasien
2. Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis :
a. Kaji tingkat kesadaran pasien (terutama untuk 2 jam
post partum)
b. Memeriksa tanda-tanda vital
c. Memeriksa bagian kepala dan leher
d. Memeriksa bagian mammae
e. Memeriksa abdomen (distasis abdominalis)
f. Tinggi fundus uteri
g. Memeriksa kontraksi uterus ( terutama untuk 2 jam post
partum)
h. Kaji eliminasi BAK & BAB
i. Memeriksa ekstremitas bawah (odema, varises, tanda
human, refleks patella)
j. Kaji lochea
k. Memeriksa perineum (tanda-tanda REEDA &anus)
3. Evaluasi
1. Merapikan pasien
2. Merapikan alat
3. Mencuci tangan
Total Nilai
Tanjungpinang, ...........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Revisi Dari :
SOP ALAT
KONTRASEPSI SUNTIK
Halaman :
PENGERTIAN
Penggunaan alat kontrasepsi suntik merupakan tindakan invasiv karena menembus pelindung
kulit, penyuntikan harus dilakukan hati-hati dengan teknik antiseptik mencegah infeksi
TUJUAN
- Sebagai acuan dalam melakukan suntikan KB
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
Persiapan Alat
Mengkaji program / instruksi medik.
Mengkaji kondisi klien
II INTERVENSI
Persiapan Alat
2. Obat yang akan disuntikkan (depo provera, cyclofem)
3. Semprit suntik dan jarumnya (sekali pakai)
4. . Alkohol 60 – 90 %
Persiapan Klien
3. Perawat memperkenalkan diri
4. Pasien diberitahu tentang tujuan tindakan yang akan
dilakukan
Persiapan Perawat
4. Perawat menyiapkan alat-alat
5. Mengatur posisi sesuai yang dibutuhkan Tempatkan
ditempat yang aman dan nyaman
6. Menjelaskan tujuan dan manfaat tindakan dan
memberikan waktu pada pasien untuk bertanya.
III IMPLEMENTASI
Instruksi kerja
1. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir,
TOTAL
Revisi Dari :
SOP ALAT
KONTRASEPSI AKDR
Halaman :
PENGERTIAN
Prosedur pemasangan AKDR merupakan teknik pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
TUJUAN
- Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemasangan AKDR
Kebijakan
- Sebagai acuan untuk pemasangan AKDR
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
Persiapan Alat
Mengkaji program / instruksi medik.
Mengkaji kondisi klien
II INTERVENSI
Persiapan Alat
1. Bivalve speculum (kecil, sedang, atau besar)
2. Bengkok
3. IUD steril
4. Forsep / korentang
5. Mangkok untuk larutan antiseptik
6. Kain kasa atau kapas
7. Bak instrumen
8. Sarung tangan steril 2 pasang
9. Tampon tang
10. Tenakulum
11. Sonde uterus
12. Sumber cahaya yang cukup untuk menerangi serviks
Persiapan Klien
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Pasien diberitahu tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
III IMPLEMENTASI
1. Jelasakan kepada klien apa yang dilakukan dan mempersilahkan
klien mengajukan pertanyaan sampaikan pada klien kemungkinan
akan merasa sedikit sakit pada beberapa langkah waktu
pemasangan dan nanti akan diberitahu bila sampai pada langkah-
langkah tersebut.
2. Pastikan klien telah mengosongkan kending kencingnya
3. Periksa genitalia eksternal, lakukan pemeriksaan spekulum, lakukan
pemeriksaan panggul
4. Lakukan pemeriksaan mikroskopik bila tersedia dan ada indikasi
5. Masukka lengan AKDR copper T 380 A di dalam kemasan sterilnya
6. Masukkan spekulum, dan usap vagina dan serviks dengan larutan
antiseptik. Gunakan tenakulum untuk menjepit serviks
7. Masukkan sonde uterus
8. Pasang AKDR Copper T 380 A. Pemasangan AKDR Copper T 380 A
a. Tarik tenakulum (yang masih menjepit serviks setelah melakukan
metode uterus) sehingga kavum uteri, kanalis servikalis dan
vagina berada dalam satu garis lurus, masukkan dengan pelan-
pelan dan hati-hati tabung inserter yang sudah berisi AKDR ke
dalam kanalis servikalis dengan mempertahankan posisi kevum
uteri, dorong tabung inserter sampai leher biru menyentuh serviks
atau sampai terasa ada tahanan dari fundus uteri, pastikan leher
biru tetap dalam posisi horizontal
b. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu
tangan, sedang tangan lain menarik tabung inserter sampai
pangkal pendorong
9. Keluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan
tabung inserter, setelah pendorong keluar dari tabung inserter,
dorong kembali tabung inserter dengan pelan dan hati-hati sampai
terasa ada tahanan fundus.
IV Unit Terkait : KIA
V EVALUASI
Mengevaluasi respon klien sebelum, selama dan setelah
pelaksanaan prosedur.
VI DOKUMENTASI
Mencatat hasil pengkajian fisik dan kondisi abnormal pasien
VII SIKAP
10.Sistematis.
11.Hati-hati.
12.Berkomunikasi.
13.Mandiri.
14.Teliti.
15.Tanggap terhadap respon klien.
16.Rapih.
17.Menjaga privacy.
TOTAL
Tanjungpinang, ...........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65– 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54.
PENGERTIAN
Prosedur pemasangan Implant merupakan teknik pemasangan alat kontrasepsi
TUJUAN
- Sebagai acuan
Kebijakan
- Sebagai acuan untuk pemasangan implant
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
Persiapan Alat
Mengkaji program / instruksi medik.
Mengkaji kondisi klien
II INTERVENSI
Persiapan Alat
1. Meja periksa untuk berbaring klien
2. Alat penyangga lengan
3. Batang implant dalam kantong
4. Kain penutup steril
5. Sepasang sarung tangan yang sudah steril
6. Sabun untuk mencuci tangan
7. Larutan antiseptik untuk disinfeksi kulit
8. Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinerpin)
9. Trokar 10 dan mandrin
10. Skalpel 11 atau 15
11. Kasa pembalut atau plester
12. Kasa steril dan pembalut
13. Epinefrin (untuk tindakan emergency)
14. Klem lengkung dan lurus
15. Bak instrumen
16. Tiga mangkok steril atau DTT
Persiapan Perawat
1. Perawat menyiapkan alat-alat
2. Mengatur posisi sesuai yang dibutuhkan Tempatkan ditempat yang
aman dan nyaman
3. Menjelaskan tujuan dan manfaat tindakan dan memberikan waktu
pada pasien untuk bertanya.
III IMPLEMENTASI
I. Tindakan sebelum pencabutan implant
1. Persilahkan klien untuk mencuci seluruh lengan dan tangan
dengan sabun dan air yang mengalir serta membilasnya,
pastikan tidak terdapat sabun
2. Tutup tempat tidur klien dengan kain bersih yang kering
3. Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang
digunakan diletakkan pada lengan penyangga atau meja
samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat
digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi
yang disukai oleh klinisi untuk memudahkan pencabutan
4. Raba keenam kapsul untuk menentukan lokasinya, untuk
menentukan tempat insisi, raba (tanpa sarung tangan) ujung
kapsul dekat lipatan siku, bila tidak dapat meraba kapsul, lihat
lokasi pemasangan pada rekam medik klien
5. Pastikan posisi dari setiap kapsul dengan membuat tanda pada
kedua ujung setiap kapsul dengan menggunakan spidol
6. Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa
menyentuh alat-alat di dalamnya
7. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan
air bersih
8. Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk
setiap klien guna mencegah kontaminasi silang)
9. Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai
10. Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik, gunakan
klem steril atau DTT untuk memegang kasa tersebut (bila
memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati
jangan sampaimengkontaminasi sarung tangan dengan
menyrntuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat
yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan
melingkar sekitar 8 – 1 Cm dan biarkan kering sebelum memulai
tindakan
11. Bila ada gunakan kain lubang untuk menutupi lengan. Lubang
tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan lokasi kapsul.
Dapat juga menutupi lengan dibawah tempat kapsul dipasang
dengan menggunakan kain steril
12. Sekali lagi raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya
13. Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat anastesi isi
alat suntik dengan 3 ml obat anastesi (1% tanpa efineprin)
masukkan jarum tepat dibawah kulit pada tempat insisi akan
dibuat, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum
V 7) EVALUASI
TOTAL
Tanjungpinang, ...........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65– 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54.
PENGERTIAN
Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat
karet/lateks, berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah
satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk
menampung sperma.
TUJUAN
- Sebagai acuan
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan
sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang
efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat
dan efektif
Persiapan Alat
Mengkaji program / instruksi medik.
Mengkaji kondisi klien
Persiapan Klien
3. Perawat memperkenalkan diri
4. Pasien diberitahu tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
Persiapan Perawat
4. Perawat menyiapkan alat-alat
5. Mengatur posisi sesuai yang dibutuhkan Tempatkan ditempat yang
aman dan nyaman
6. Menjelaskan tujuan dan manfaat tindakan dan memberikan waktu
pada pasien untuk bertanya.
III IMPLEMENTASI
1. Pria memakai kondom di penis ketika ereksi → menghentikan
aliran sperma ke dalam saluran vagina → mencegah pertemuan
ovum dan sperma.
2. Perempuan memakai kondom wanita dalam vagina → memblokir
aliran sperma masuk ke vagina.
3. Kondom ada dalam ukuran yang berbeda dan harus dipasang
dengan benar → perlindungan yang memadai. Sebuah kondom
longgar memungkinkan sperma untuk menyelinap keluar, dan
sebuah kondom ketat akan bobol.
CARA PEMAKAIAN KONDOM
A. KONDOM PRIA
1. Tekanlah ujung kondom antara ibu jari dan jari telunjuk untuk
mengeluarkan udara yang terperangkap pada moncong kondom
2. Letakkan kondom di atas penis dengan satu tangan dan menarik
karet kondom ke bawah dengan tangan lain. Bila penis tidak
disirkumsisi (hitan) tarik ke belakang terlebih dulu preputium (kulit
yang membalut ujung penis)
3. Periksa semua batang penis harus terbalut kondom sampai
kepangkalnya. Setelah mencapai klimaks (ejakulasi) segera
keluarkan penis dari vagina.
V 7) EVALUASI
TOTAL
Tanjungpinang, ...........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65– 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Revisi Dari :
PEMERIKSAAN FISIK
BAYI BARU LAHIR DAN
REFLEKS BAYI BARU :
Halaman
LAHIR
B. Tujuan
Mengetahui dan memastikan normalitas & mendeteksi adanya
penyimpangan dari normal.
Langkah Kerja
1. Gunakan Format Ballard Scale untuk panduan dalam menilai bayi baru
lahir
2. Ceklist hasil yang ditemukan pada bayi kedalam format tersebut
3. Jumlahkan hasil yang didapat terhadap maturitas fisik dan
neuromuscular
D. Langkah Kerja :
Persiapan
1. Jelaskan kepada orangtua tentang tindakan yang dikakukan
2. Cuci tangan
3. Pasang sarung tangan bersih
4. Tempatkan bayi ditempat yang aman dan
nyaman
Pelaksanaan
1. Postur :
Posisi bayi terlentang : Bokong sempurna,
kaki lebih lurus & kaku ; BBL memperlihatkan
posisi spt dalam rahim selama beberapa hari.
2. TTV :
a. Denyut Jantung/ Nadi Pulsasi
Femoral :
Letakkan Stetoskop didaerah apical
jantung :
Raba daerah arteri pulmonal : 100
(tidur) – 160 (menangis). Murmur
terutama bagian atas, bawah/batas
sternum kiri harus sama kuat
b. Suhu :
c. Penafasan :
30-60x/mnt, bisa terlihat cheyne-
stokes dengan
periode apnea singkat tanpa distress
nafas
5. Kepala
Palpasi kulit (kaput suksedaneum) Inpeksi bentuk &ukuran
(sedikit tidak simetris akibat posisi dalam
rahim, molase). Palpasi, inspeksi, ukur
fontanela. (fontanel anterior 5 cm, fontanel
posterior segitiga). Palpasi sutura (sutura
teraba&tidak menyatu) Inspeksi pola,
distribusi, jumlah, tekstur rambut.
6. Mata
Letak (jarak mata simetris), bentuk &
ukuran simetris ( ukuran simetris, refleks
mengkedip )
Kelopak mata (lipatan epikantus), rabas
(tidak ada), bola mata, ukuran, bentuk
(tidak ada air mata, kadang ada, simetris,
perdarahan subkonjungtiva).
Pupil (ada, ukuran simetris, reaksi
cahaya), Gerakan bola mata (strabismus sampai 3 atau 4 bln)
Alis mata, jumlah, pola terpisah (tidak berhubungan ditengah
7. Hidung
Bentuk, letak kepatenan, konfigurasi tulang hidung
8. Telinga
9. Mulut
Letak pada wajah, bibir (warna, konfigurasi, gerakan lidah
(perlekatan, gerakan, ukuran) Palatum (lunak/keras,uvula)
Dagu (celah dagu) Saliva (jumlah, karakter
10. Leher
Inspeksi, palpasi & muskulus
sternokleidomastoideus , trakea dan posisi
kelenjar tiroid
11. Dada
Inspeksi & palpasi, bentuk gerakan
pernafasan, klavikula, tulang iga putting susu
(ukuran, letak, jumlah) Jaringan Payudara
(nodul N: 3-10 mm) Auskultasi (bunyi &kecepatan denyut
jantung & nafas)
12. Abdomen
Inspeksi, palpasi & bau tali pusat
(n: 2 arteri & 1 vena ) Inspeksi & palpasi
abdomen, gerakan saat bernafas,
auskultasi bising usus: mekonium
(waktu,warna,bau)
14. Ekstremitas
Inspeksi & palpasi derajat fleksi rentang
pergerakan sendi, Jumlah jari-jari
kepatenan sendi patella, panggul, tumit
15. Punggung
Inspeksi & palpasi
16. Anus
Kepatenan, spincter, mekonium
Pemeriksaan Refleks
a) Menghisap ( Shucking & rooting refleks
)
Sentuh bibir bayi dengan tangan /
putting susu
Bayi akan menorah / mencari tempat
stimulus, membuka mulut dan
menghisapnya
e) Tonic neck/fencing
Pada waktu bayi tertidur, dengan
cepat putar kepalanya kearah satu
sisi
Jika bayi menghadap ke sisi kiri,
lengan & kaki kanan pada sisi tsb
akan lurus sedangkan ekstremitas
yang berlawanan fleksi
g) Moro
Gendong bayi dengan posisi setengah duduk, biarkan
badan dan kepala jatuh kebelakang dg
sudut 30. Letakkan bayi, hentakkan
permukaan
Abduksi & ekstensi simetris lengan, jari-jari
mengembang seperti kipas, membentuk
huruf C dg ibu jari dan jari telunjuk.
Tungkai dapat mengikuti pola respon yang
sama
o) Magnet refleks
Bayi dalam posisi terlentang : agak
fleksikan kedua tungkai bawah dan
beri tekanan pada kedua telapak kaki
dengan tekanan
Kedua tungkai bawah akan ekstensi
melawan tekanan
p) Refleks Babinski
Pada telapak kaki, mulai dari tumit,
gores sisi lateral telapak kaki ke atas
kemudian gerakkan sepanjang
telapak dekat jari kaki
Semua jari kaki hiperekstensi, ibu jari
dorsofleksi . (tanda positif ) N: hilang
usia 1 tahun
Tanjungpinang, ...........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL Penguj
Ket : A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Revisi Dari :
PROSEDUR
PEMERIKSAAN HB
SAHLI :
Halaman
PENGERTIAN
Melakukan pemeriksaan pada ibu hamil terhadap kadar Hb dalam
darah
TUJUAN
1. Untuk mengetahui nilai Hb pada ibu hamil
2. Mencegah sidini mungkin terjadinya anemia selama hamil
ATASAN
Pada pengkajian ini terdiri dari pemeriksaan secara umum
PRINSIP
- Perhatikan privacy selama bekerja, gunakan prinsip kerja steril dan prinsip universal precaution.
- Tanggap terhadap reaksi pasien, sabar, ramah dan teliti.
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2. Mengerjakan perasat pada pasien harus cepat dan rapi.
3. Alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular, direndam dalam larutan desinfektan
selama 24 jam pada tempat terpisah.
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
1 PENGKAJIAN
1. Mengkaji program / instruksi medik.
2. Mengkaji kondisi klien
2 INTERVENSI
A. Persiapan Alat
1. Baki dan alasnya
2. Haemometer + pipet Hb dengan pipa kecilnya.
3. Alat pengaduk
B. Persiapan Klien
1. Perawat memperkenalkan diri pada orangtua
2. Pasien diberitahu tentang tujuan tindakan yang
akan dilakukan
C. Perawat menyiapkan alat-alat
1. Mengatur posisi bayi sesuai yang dibutuhkan
Tempatkan ditempat yang aman dan nyaman
2. Menjelaskan tujuan dan manfaat tindakan dan
memberikan waktu pada pasien untuk
bertanya.
III IMPLEMENTASI
1. Perawat mencuci tangan.
2. Membawa alat-alat yang telah disiapkan ke dekat
bayi.
3. Menghapus hama jari pasien dengan kapas
alcohol
4. Menusuk ujung jari denga vaccinostyle
5. Menghisap darah denagn pipet sampai garis
20mm3
6. Membersihkan ibu jari denag kapas alcohol dan
menganjurkan ibu menekan ujung jarinya dengan
kapas alcohol
7. Membersihkan bagian luar pipet yang terkena
darah dengan kapas
8. Memasukkan pipet yang berisi darah kedasar
tabung pengencer yang berisi larutan HCL dan
meniupnya
9. Membilas pipet dengan asam HCL yang jernih dari
tabung pengencer.
10. Mencampur dengan alat pengaduk sehingga HCL
dan darah bersenyawa
11. Meneteskan aquades sampai terjadi persamaan
warna dengan standart.
12. Membaca hasil pemeriksaan dalam 5 menit
setelah darah dan HCl tercampur.
13. Membereskan alat-alat.
14. Perawat mencuci tangan.
IV EVALUASI
Mengevaluasi respon klien sebelum, selama dan
setelah pelaksanaan prosedur.
V DOKUMENTASI
Mencatat hasil pemeriksaan
VI SIKAP
1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
Tanjungpinang, ...........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL Penguji
Ket : A = 80 – 100
B+ = 75 – 7
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65– 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54.
Revisi Dari :
PROSEDUR
PEMERIKSAAN
LEOPOLD :
Halaman
BATASAN
Melakukan pemeriksaan kehamilan dengan tehnik palpasi Leopold
TUJUAN
1. Leopold I
a. Menentukan tinggi fundus uteri
b. Menentukan usia kehamilan
c. Menentukan bagian janin yang terdapat pada area fundus.
2.
3. Leopold II
a. Menentukan batas samping kiri dan kanan ibu
b. Menentukan letak punggung janin.
c. Menentukan letak memanjang atau melintang janin.
d.
4. Leopold III
a. Menentukan presentasi janin (bagian terbawah janin).
b. Membedakan antara presentasi kepala dan bokong.
5. Leopold IV
a. Menentukan apakah presentasi janin sudah masuk pintu atas panggul
(PAP).
PRINSIP
Privasi, rapi dan sistematis.
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2. Mengerjakan perasat pasien harus cepat dan rapi.
3. Alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular, direndam
dalam larutan desinfektan selama 24 jam.
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai
berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan
efektif
NO
PROSEDUR TINDAKAN 4 3 2 1 TTD
I
Persiapan Alat
LEOPOLD II
a. Perawat masih mengahadap keibu
b. Tangan diturunkan kesamping kanan dan kiri sejajar
pusat.
c. Dengan kedua belah tangan membedakan sebelah
kanan dan kiri, perhatikan bagian yang teregang pada
abdomen dan tahanannya.
d. Pada tahanan yang lebih keras, rasakan sesuatu yang
keras, datar, memanjang lebih teregang memapan, maka
bagian tersebut adaha bagian pungggung janin.
e. Pada bagian yang teraba kecil-kecil, maka bagian
tersebut merupakan bagian lengan dan tungkai janin
(ekstremitas).
f. Untuk mengetahui sisi kiri lakukan dorongan pada perut
sisi kanan dan sebaliknya.
LEOPOLD III
a. Satu tangan tempatkan dibagian kutub janin yaitu
dibawah uterus, ibu jari dan jari-jari lainnya membentuk
hurup C.
b. Meraba dan menentukan apa ynag terletak dibagian
bawah uterus. Bila terdapat bagian yang bulat , padat,
keras dapat digerakkan dan terdapat ballotement
(lentingan) maka bagian ini adalah kepala. Bila terdapat
bagian yang lebih besar, agak bulat, lunak dan sukar
digerakkan, melebar maka bagian ini adalah bagian
bokong. Bila tidak teraba bagian apapun, maka janin
berada pada letak lintang.
LEOPOLD IV
a. Perawat menghadap kekaki ibu
b. Kedua belah telapak tangan meraba perut bagian bawah,
ibu jari diletakkan dekat dengan pusar, jari kelingking
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65– 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Revisi Dari :
SOP PEMERIKSAAN
PANGGUL
Halaman :
BATASAN
Suatu teknik yang dilakukan pada ibu hamil untuk mengetahui ukuran panggul (jalan lahir keras)
dengan menggunakan jangka panggul.
TUJUAN
1. Untuk melihat gambaran keadaan panggul
2. Mendeteksi secara dini adanya kelainan dan klesempitan panggul
3. Untuk bisa menentukan apakah ibu hamil dapat melahirkan secara normal atau tidak
4. Mengetahui/menilai ukuran-ukuran rangka panggul bagian luar sehingga dapat member
petunjuk ada tidaknya kemungkinan panggul sempit
PRINSIP
Privasi, rapi dan sistematis.
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2. Mengerjakan perasat pada pasien harus cepat dan rapi.
3. Alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular, direndam dalam larutan
desinfektan selama 24 jam pada tempat terpisah
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
I PENGKAJIAN
Mengkaji kembali program / instruksi medik
II INTERVENSI
A. Persiapan Alat
1. Baki dan alasnya
2. Jangka panggul/pelvimetri yang biasa
digunakan dari martin
3. Pita pengukur/meteran
4. Sampiran
5. Buku tulis dan pulpen
B. Persiapan pasien
1. Pasien diberitahu tujuan pemeriksaan
2. Pasien diatur dalam posisi berbaring telentang
diatas tempat tidur atau juga dapat dalam
posisi berdiri.
3. Lebih memudahkan dan pengukuran lebih
akurat jika pakaian ibu dikeataskan dalam
pakaian dalam diturunkan, kemudian ditutup
dengan selimut sebatas simpisis pubis.
C. Persiapan Perawat :
V DOKUMENTASI
1. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan
setelah tindakan prosedur.
2. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah
tindakan
SIKAP
VI 1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
5. Teliti.
6. Tanggap terhadap respon klien.
7. Rapih.
8. Menjaga privacy.
Sopan.
TOTAL
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Revisi Dari :
SOP PEMERIKSAAN
DENYUT JANTUNG
JANIN (DJJ) Halaman :
BATASAN
Suatu teknik yang dilakukan pada ibu hamil untuk mengetahui denyut
jantung janin
TUJUAN
a. Untuk mengetahui perkembangan janin
b. Untuk mengetahui kemajuan kehamilan
c. Untuk mengetahui adanya kelainan pada janin/kehamilan
d. Mendukung hasil pemeriksaan Leopold terhadap presentasi dan
posisi janin dalam kandungan.
DILAKUKAN
Pada ibu hamil Dan Menentukan perkembangan janin
PRINSIP
Tanggap terhadap reaksi pasien, Sabar, Ramah dan Teliti
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2. Mengerjakan perasat pada pasien harus cepat dan rapi.
3. Alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular,
direndam dalam larutan desinfektan selama 24 jam pada tempat
terpisah
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan
sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan
efektif
I PENGKAJIAN
Mengkaji kembali program/instruksi medik.
II INTERVENSI
A. Persiapan Alat :
1. Status Pasien
2. Steteskop laenec/monoral/stetoskop gynekologi
3. Doppler
4. Alat Tulis
5. Arloji yang mempunyai jarum jam
B. Persiapan Klien :
1. Pasien berbaring telentang (supinasi) diatas
tempat tidur.
2. Pakaian atas dibuka sampai batas dada dan
pakaian bawah dibuka sampai batas simpisis
pubis.
3. Antara punggung tengah/puncak janin-
umbilicus.
C. Persiapan perawat :
1. Perawat memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan.
III IMPLEMENTASI
2. Mencuci tangan.
3. Memakai handscoen bersih.
1. Perawat mencuci tangan
2. Komunikasii terapeutik
3. Perawat berdiri di sebelah kanan pasien
4. Menentukan posisi punggung janin
5. Manahan dinding perut pada bagian lain dengan
satu tangan lain
6. Letakkna stetoskop pad apermukaan abdomen ibu
dengan posisi tegak lurus.
7. Tempatkan telinga kanan diatas monoral,
pemeriksa menghadap kemuk a ibu, pegang
pergelangan tangan ibu dengan tangan kanan dan
tangan kiri memegang jam tangan.
8. Bunyi jantung janindiperiksa pada bagian janin
yang terletak rapat dengan dinding uterus.
9. Pada presentasi kepala, DJJ terdengar pada
punggung janin (antara umbilicus dan SIAS), dan
pada presentasi bokong DJJ juga terdengar pada
punggung janin (sekitar umbilicus). Pada
presentasi muka DJJ lebih jelas terdengar pada
dada janin.
10. Dengarkan DJJ dengar seksama, pastikan suara
yang terdengar adalah DJJ dan perhatikan suara
lain ynag terdengar.
11. Membedakan bunyi :
Pihak ibu (denyut aorta, bising usus)
Pihak anak (denyut jantung anak, gerakan anak)
12. Menghitung frekuensi djj 1 menit penuh.
13. Perhatikan keteraturan DJJ
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
PENEGERTIAN :
Memberikan vaksinasi tetanus toxoid pada ibu hamil selalui otot (IM)
TUJUAN :
1. Mencegah komplikasi tetanum neonaturum
2. Memberikan proteksi terhadap ibu.
PRINSIP
Privasi, sistematis sesuai dengan 6 benar dalam pemberian obat.
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2. Mengerjakan perasat pasien harus cepat dan rapi
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan
sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan
efektif
I PENGKAJIAN
1. Mengkaji kembali program/instruksi medik.
2. Mengkaji prinsip pemberian obat
II INTERVENSI
A. Persiapan Alat :
1. Vaksin TT dalam termos es
2. Spuit disposable 2cc
3. Kapas alcohol/air hangat
4. Bengkok
5. Alat tulis
6. Bak instrumen
B. Persiapan Klien :
a. Menjelaskan tujuan tindakan pemberian obat
b. Mengatur posisi klien duduk tegak dikuris atau
berbaring
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Revisi Dari :
BATASAN
Senam hamil merupakan serangkaian gerakan senam yang
bermanfaat untuk mempersiapkan kondisi untuk menghadapi
persalinan.
TUJUAN
1. Melatih pernafasan
2. Melancarkan peredaran darah
3. memperkuat otot dan sendi
DILAKUKAN
Pada ibu-ibu hamil
PRINSIP
Privasi, rapi dan sistematis.
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2. Mengerjakan perasat pada pasien harus hati-hati dan rapi.
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan
sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang
efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan
efektif
I PENGKAJIAN
1. Mengkaji kembali program/instruksi medik.
2. Mengkaji prinsip pemberian obat
II INTERVENSI
A. Persiapan Alat :
Alat non steril
a. Nampan beserta pengalas
B. Persiapan Klien :
a. Menjelaskan tujuan tindakan pemberian obat
b. Mengatur posisi klien
III IMPLEMENTASI
Berikan klien kesempatan bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
Lakukan latihan I
1. Anjurkan klien duduk rileks dan badan ditopang
tangan di belakang
2. Kaki diluruskan sedikit terbuka
3. Gerakkan kaki kanan dan kiri ke depan dan ke
belakang
4. Putar persendian kaki melingkar ke dalam dan ke
luar
5. Bila mungkin angkat bokong dengan bantuan ke
dua tangan dan ujung telapak tangan kembang
kempiskan otot dinding perut
6. Kerutkan dan kendurkan otot dubur
7. Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 kali setiap
gerakan
3
Lakukan latihan II
1. Anjurkan klien tetap duduk rileks dan badan di
topang tangan di belakang
2. Kedua tungkai lurus dan rapat
3. Tempatkan tungkai kanan di atas tungkai kiri, silih
berganti
4. Kembang kempiskan otot dinding perut bagian
bawah
5. Kerutkan dan kendorkan otot liang dubur
6. Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 kali
Lakukan latihan IV
1. Anjurkan klien duduk bersila dengan Tangan di
atas bahu sedangkan siku di samping badan
2. Lengan diletakkan di depan badan (dada)
3. Putar ke atas dan ke samping, kemudian ke
belakang dan selanjutnya ke depan badan (dada)
4. Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 kali
Lakukan gerakan V
1. Anjurkan klien duduk bersila dengan tumit
berdekatan satu sama lain
2. Badan tegak rileks dan paha lemas
3. Kedua tungkai di persendian lutut
4. Tekan persendian lutut dengan berat badan sekitar
20 kali
5. Badan diturunkan di depan
Lakukan gerakan VI
1. Anjurkan klien melakukan sikap tidur di atas tempat
tidur datar
2. Tangan di samping badan
3. Tungkai badan ditekan pada persendian lutut
dengan sudut tungkai bawah bagian bawah sekitar
80-90
4. Angkat badan dengan topangan pada ujung
telapak kaki dan bahu
5. Pertahankan posisi sampai hitungan delapan dan
turunkan pelan-pelan
V DOKUMENTASI
1. Mencatat respon dan toleransi klien selama
prosedur.
2. Mencatat tanggal dan waktu serta nama perawat
yang melakukan, nama obat, dosis dll.
VI SIKAP
1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
5. Teliti.
6. Tanggap terhadap respon klien.
7. Rapih.
8. Menjaga privacy.
9. Sopan.
TOTAL
PENGERTIAN :
Melakukan perawatan payudara pada ibu hamil untuk persiapan
laktasi.
BATASAN
Suatu tindakan yang dilakukan untuk merawat ibu setelah
melahirkan
TUJUAN
1. Menjaga kebersihan payudara pada ibu hamil
2. Memperbaiki kondisi putting susu yang mengalami kelainan
bentuk
3. Menstimulasi produksi ASI
4. Mempersiapkan produksi ASI
DILAKUKAN
Ibu yang telah melahirkan
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum
pasien.
2. Mengerjakan perasat pada pasien harus cepat dan rapi.
3. Alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular,
direndam dalam larutan desinfektan selama 24 jam pada
tempat terpisah
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan
sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang
efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat
dan efekti
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Revisi Dari :
SOP MENERIMA PASIEN
BARU DIKAMAR BERSALIN
Halaman :
PENGERTIAN
Menerima pasien yang baru pertama sekali dating keruang bersalin untuk melahirkan.
TUJUAN
1. Memfasilitasi ibu yang akan melahirkan dengan tenang.
2. Memberikan kesan dan hubungan saling percaya.
3. Ibu segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhannya.
DILAKUKAN
Pemberian obat melalui intravena
PRINSIP
Privasi, sistematis sesuai dengan 6 benar dalam pemberian obat.
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2. Mengerjakan perasat pasien harus cepat dan rapi
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
I PENGKAJIAN
1. Mengkaji kembali program/instruksi medik.
II INTERVENSI
A. Persiapan Alat :
1. Buku penerimaan pasien baru
2. Status pasien
3. Kartu tunggu
4. Sandal pasien khusus kamar bersalin
5. Alat tulis baju bersalin
6. Thermometer
7. Tensi meter
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
Revisi Dari :
SOP CARA PENGISIAN
PARTOGRAF
Halaman :
BATASAN
Instrumen untuk memantau kemajuan persalinan
DEFENISI
Patograf adalah instrument untuk memantau kemajuan persalinan, data untuk membuat
keputusan klinik dan dokumentasi asuhan persalinan yang diberikan oleh seorang penolong
persalinan.
TUJUAN
1. Mencatat kemajuan persalinan
2. Mencatat kondisi ibu dan janin
3. Mencatat asuhan yang di berikan selama persalinan dan kelahiran
4. Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan
5. Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan
tepat waktu
DILAKUKAN
1. Untuk semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan baik normal maupun patologis
2. Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (RS, Rumah, klinik, dll)
3. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan
kepada ibu dan proses kelahiran bayinya (Dr, Bidan, Perawat, dll)
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
PRINSIP
Privasi, rapi dan sistematis.
I PENGKAJIAN
Mengkaji kembali program/instruksi medik.
II INTERVENSI
Persiapan Alat :
1. Status Pasien
2. Lembar patograf
Persiapan Klien :
Menjelaskan tujuan tindakan
III IMPLEMENTASI
1. Kala I persalinan tdd dua fase yaitu :
Fase Laten : pembukaan serviks < 4 cm
Fase Aktif : Pembukaan serviks 4 – 10 cm
Jika ditemui gejalabdan tanda penyulit, penilaian kondisi ibu
dan bayi harus lebih sering dilakukan. Jika frekuensi kontraksi
berkurang dalam satu/dua jam pertama, nilai ulang kesehatan
3. KEMAJUAN PERSALINAN
Kolom dan lajur kedua pada patograf ad untuk pancatatan
kemajuan persalinan
Angka 0 -10 di kolom paling kiri ad besarnya dilatasi
Nilai setiap angka sesuai dengan besarnya dilatasi
serviks dalam satuan Cm dan menempati lajur dan kotak
tersendiri
Perubahan nilai atau perpindahan satu lajur satu kelajur
yang lain menunjukkan penambahan dilatasi serviks
sebesar 1 cm
Pada lajur dan kotak yang mencatat penurunan bagian
terbawah janin tercantum angka 1-5 yang sesuai dengan
metode perlimaan (Hodge)
Setiap kotak segi empat menunjukkan waktu 30 menit
untuk pencatatan waktu pemeriksaan, DJJ, kontraksi
uterus dan frekuensi nadi ibu.
a) Pembukaan serviks
Nilai dan catat pemukaan serviks setiap 4 jam (lebih
sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Tanda “X”
harus di cantumkan di garis waktu yang sesuai dengan
lajur besarnya pembukaan serviks.
PERHATIKAN:
Pilih angka tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang
sesuai dengan besarnya pembukaan serviks pada fase
aktif persalinan hasil dari periksa dalam
Pembukaan serviks pada pemeriksaan pertama fase aktif
hasil periksa dalam harus di cantumkan pada garis
waspada. Pilih angka yang sesuai dengan bukaan serviks
dan cantumkan tanda “X” pada titik silang garis di latasi
serviks dan garis waspada.
Hubungkan tanda “X” dari setiap pemeriksaan dengan
garis utuh (tidak terputus)
1) Penurunan bagian terbawah janin
5. KONTRAKSI UTERUS
Dibawah lajur waktu patograf terdapat 5 kotak dengan tulisan
“kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri.
Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit,
raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya
kontraksi dalam satuan detik.
Ingat !!!
1) Periksa frekuensi dan lama kontraksi uterus setiap jam
selama fase laten dan setiap 30 menit selama fase laten.
7. KONDISI IBU
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan
patograf terdapat kotak atau ruang untuk mencatat kondisi
kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.
1) Nadi, TD dan Suhu
Catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif
persalinan. Beri tanda (*) pada kolom waktu yang
sesuai
Catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif
persalinan. Beri tanda panah pada patograf pada
kolom waktu yang sesuai
Catat temp ibu setiap 2 jam pada kotak yang sesuai.
2) Volume urin, protein dan aseton
3) Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu setiap 2 jam
IV EVALUASI
Mengobservasi respon klien terhadap tindakan
V DOKUMENTASI
1. Mencatat respon dan toleransi klien selama prosedur.
2. Mencatat tanggal dan waktu serta nama perawat
VI SIKAP
1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
5. Teliti.
6. Tanggap terhadap respon klien.
7. Rapih.
8. Menjaga privacy.
9. Sopan.
TOTAL
Revisi Dari :
SOP OBSERVASI HIS
Halaman :
BATASAN
Gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari fundus uteri
TUJUAN
Untuk membantu proses kelahiran
DILAKUKAN
Pada ibu yang mengalami His aktif
PRINSIP
Privasi, rapi dan sistematis.
PERHATIAN
1) Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2) Mengerjakan perasat pada pasien harus cepat dan rapi.
3) Alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular, direndam dalam larutan desinfektan
selama 24 jam pada tempat terpisah
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efekt
NO TINDAKAN 4 3 2 1 TTD
I PENGKAJIAN
1. Mengkaji kembali program/instruksi medik.
2. Mengkaji prinsip pemberian tindakan
II INTERVENSI
Persiapan Alat :
1. Jam yang ada detikannya
2. Buku catatan
3. Alat pelindung diri, sarung tangan
Persiapan Klien :
Menjelaskan tujuan tindakan dan pengaturan posisi pasien
III IMPLEMENTASI
IV EVALUASI
Mengobservasi respon klien terhadap tindakan
V DOKUMENTASI
1. Mencatat respon dan toleransi klien selama prosedur.
VI SIKAP
1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
5. Teliti.
6. Tanggap terhadap respon klien.
7. Rapih.
8. Menjaga privacy.
9. Sopan.
TOTAL
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Revisi Dari :
SOP PEMERIKSAAN
DALAM
Halaman :
BATASAN
Suatu tindakan Pemeriksaan bagian dalam vagina
TUJUAN
Menentukan dilatasi (cm) dan pendataran serviks (presentase)
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2. Mengerjakan perasat pada pasien harus cepat dan rapi.
3. Alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular, direndam
dalam larutan desinfektan selama 24 jam pada tempat terpisah
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut
:
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
I PENGKAJIAN
Mengkaji kembali program/instruksi medik.
II INTERVENSI
Persiapan Alat :
1. Kom kecil
2. Sarung tangan dan masker
3. Kapas gulung ukuran 4x6 minimal 6 buah
4. Bengkok
5. Larutan bethadine 1%
Persiapan Klien :
1. Menjelaskan tujuan tindakan pemberian obat
2. Mengatur posisi klien
III IMPLEMENTASI
1. Berikan salam, panggil nama klien
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien/keluarga
3. Berikan kesempatan bertanya sebelum kegiatan dilakukan
4. Sebelum melakukan tindakan, anjurkan klien untuk BAK
terlebih dahulu
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Revisi Dari :
SOP PERTOLONGAN
PERSALINAN
Halaman :
BATASAN
Membantu ibu yang akan melahirkan secara normal.
TUJUAN
a. Membantu persalinan dapat berjalan lancer
b. Mencegah terjadinya komplikasi saat melahirkan.
DILAKUKAN
Berdasarkan kondisi medis dari ibu, apakah bisa melahirkan normal
atau secio cesare.
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2. Mengerjakan perasat pada pasien harus cepat dan rapi.
3. Alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular, direndam
dalam larutan desinfektan selama 24 jam pada tempat terpisah
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai
berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan
efektif
NO TINDAKAN 4 3 2 1 TTD
I PENGKAJIAN
Mengkaji kembali program/instruksi medik.
II INTERVENSI
Persiapan Alat :
1. Partus Set steril
1 pasang Hanscun
1 klem ½ kocker
1 gunting episiotomi
Suction bayi
2 klem anatomis
KALA II
1. Pasang perlak
2. Desinfeksi area perineum dengan bethadin
3. Meletakkan kain steril (doek) dibawah bokong, diatas
kedua paha, diatas abdomen.
4. Lakukan amniotomi K/P
5. Lakukan episiotomy K/P
6. Tangan kanan dengan kain steril menyokong perineum
7. Menjelaskan kepada ibu tahapan persalinan.
8. Memimpin ibu mengedan denagn percaya diri dan
sabar.
9. Tangan kiri dengan kasa stetril memperkuat fleksi
10. Membersihkan muka bayi dan memfasilitasi bayi
melakukan rotasi luar.
11. Memegang kepala bayi dengan kedua tanagn
12. Menggerakkan kepala bayi kearah bawah untuk
melahirkan bahu depan.
13. Menggerakkan kepala bayi kearah atas untuk
mengeluarkan bahu belakang , sambil memperhatikan
perineum.
14. Mengkait kedua ketiak bayi sambil memperhatikan
KALA III
1. Mengkaji karakteristik kontraksi rahim
2. Mengukur tinggi fundus uteri
3. Memeriksa kandung kemih, melakukan kateterisasi
kandung kemih.
4. Mengevaluasi perdarahan.
5. Memeriksa plasenta dengan cara scultze (tengah
keluar), Duncan (luar kedalam).
6. Melakukan pengetasan terhadap pelepasa plasenta,
kustner (meregangkan tali pusat, pundus uteri ditekan),
klein (menganjurkan ibu mengedan), Strasman
(meregangkan tali pusat, fundus diketuk).
7. Memfasilitasi pengeluaran plasenta.
8. Memeriksa plasenta : bagian maternal (jumlah
kotiledon, lapisan pembungkus plasenta), bagian fetal
(insersi tali pusat, jumlah pembuluh darah, panjang tali
pusat.
KALA IV
1. Mengkaji karakteristik kontraksi rahim.
2. Mengukur tinggi fundus uteri
3. Mengobservasi kondisi lochea.
4. Memeriksa keadaan vulva dan perineum.
5. Melakukan perioperatif K/P
6. Memberikan uterotonika
7. Memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman dan
kebutuhan dasar ibu.
8. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/ pengukuran
bayi, beri tetes mata antibiotic profilaksis, dan Vitamin
K1 1 mg intramuscular dipaha kiri anterolateral.
9. Setelah satu jam pemberian Vitamin K1 berikan
suntukan imunisasi Hepatitis B dip aha kanan
anterolateral.
Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar
sewaktu-waktu bisa disusukan
Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi
belum berhasil menyusu di dalam satu jam pertama
biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
BATASAN
Masa sesudah persalinan berakhir hingga pulihnya organ reproduksi (eksternal dan internal).
Masa ini membutuhkan waktu ± 6 minggu, akan tetapi akan pulih sempurna dalam waktu 3 bulan.
Immediate post partum 24 jam
Early post partum minggu I
Late post Partum minggu ke 2 minggu ke 6
TUJUAN
1. Untuk memandirikan ibu dalam melakukan perawatan diri setelah melahirkan karena ibu-ibu
yang baru bersalin spontan maupun section casarea tidak mau melakukan perawatan diri.
2. Memulihkan kesehatan fisik dan mental ibu.
3. Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi
4. Memperlancar pembentukan ASI
5. Ibu dapat melaksanakan perawatan masa nifas
6. Ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
PRINSIP
Pemeriksaan fisik pada post natal secara sistematis seluruh tubuh tetapi yang paling penting yang
harus diperhatikan perubahan fisik pada masa sebelum hamil sampai setelah melahirkan:
1. Payudara
2. Abdomen : uterus (proses involusi uteri), kontraksi, afterpain, Lokea (pengeluaran uterus :
Rubra 1-3, Sanguilenta 3-7, Serosa 7-14, Alba > 14
3. Serviks, vagina dna perineum
4. Ekstermitas
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2. Mengerjakan perasat pada pasien harus cepat dan rapi.
3. Alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular, direndam dalam larutan
desinfektan selama 24 jam pada tempat terpisah
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efekti
I PENGKAJIAN
Mengkaji kembali program/instruksi medik.
II INTERVENSI
Persiapan Alat :
1. Sarung tangan
2. Meteran
3. Reflek hamer
4. Bengkok
5. Pengalas
6. Kapas sublimat dan larutan DTT
7. Pen Ligt
8. Thermometer
9. Tensimeter
10. Steteskop
11. Pinset
12. Gunting
13. Air bersih
Persiapan Klien :
1. Menjelaskan pada klien atau keluarga terhadap prosedur
2. Mengatur posisi
3. Siapkan lingkungan yang nyaman dan perhatikan privasi pasien
III IMPLEMENTASI
1. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
2. Pemeriksaan keadaan umum klien, tingkat kesadaran dan
penampilan, tanda-tanda vital, keluhan utama.
3. Kulit
Inspeksi dan Palpasi : warna, jaringan parut, lesi dan kondisi
vaskularisasi supervisial, kelembaban, tekstur, suhu, turgor,
mobilitas dan adanya lesi.
4. Kuku
Inspeksi dan palpasi kuku tangan dan kaki meliputi : warna,
bentuk, setiap ada ketidaknormalan (cubbing finger) dan lesi.
5. Kepala
Inspeksi dan Palpasi : Kesimetrisan wajah dan tengkorak, ukuran
dan bentuk, keadaan rambut/kebersihan rambut, masa,
pembengkakan, nyeri tekan, keutuhan kulit kepala (lesi/luka),
warna, jumlah, distribusi, adanya tanda radang, tekstur, warna dan
rambut kulit kepala. Penekanan ibu jari pada kulit dahi “finger prin”
Temukan tanda-tanda demam (wajah kemerahan dan dahi panas)
dan sakit kepala.
6. Mata
Inspeksi dan palpasi : posisi dan kesejajaran mata, alis mata,
kelopak mata, bola mata, keluasan mata membuka, konjunctiva
palpebra dan bulbi dan sclera, warna iris, reaksi pupil terhadap
cahaya ukuran pupil dan kesimetrisan pupil, gerakan mata, lapang
penglihatan (visual)
7. Hidung
Bentuk hidung, keadaan kulit, kesimetrisan hidung, posisi septum,
cuping hidung, kebersihan.
VI SIKAP
1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
5. Teliti.
6. Tanggap terhadap respon klien.
7. Rapih.
8. Menjaga privacy.
9. Sopan.
TOTAL
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
PENGERTIAN
Merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh perawat untuk
menilai status kesehatan yang dilakukan pada bayi baru lahir,
kemudian 24 jam setelah lahir dan pada waktu pulang dari
rumah sakit.
TUJUAN
- Untuk mengetahui kondisi kesehatan dan kondisi fisik bayi
baru lahir.
- Menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intra
uteri ke dalam kehidupan ekstra uteri dan mencari kelainan
pada bayi.
PRINSIP
- Perhatikan privacy selama bekerja, gunakan prinsip kerja steril dan prinsip universal
precaution.
- Tanggap terhadap reaksi pasien, sabar, ramah dan teliti.
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2. Mengerjakan perasat pada pasien harus cepat dan rapi.
3. Alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular, direndam dalam larutan
desinfektan selama 24 jam pada tempat terpisah.
4. Gunakan Format Ballard Scale untuk panduan dalam menilai bayi baru lahir
5. eklist hasil yang ditemukan pada bayi kedalam format tersebut
6. Jumlahkan hasil yang didapat terhadap maturitas fisik dan neuromuscular.
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
4 3 2 1 TTD
NO PROSEDUR TINDAKAN
I PENGKAJIAN
4. Mengkaji program / instruksi medik.
5. Mengkaji kondisi klien
II INTERVENSI
Persiapan Alat
IV EVALUASI
Mengevaluasi respon klien sebelum, selama dan setelah pelaksanaan
prosedur.
V DOKUMENTASI
Mencatat hasil pengkajian fisik dan kondisi abnormal pasien
VI SIKAP
1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
5. Teliti.
6. Tanggap terhadap respon klien.
7. Rapih.
8. Menjaga privacy.
9. Sopan.
TOTAL 10
DEFENISI
Melakukan perawatan payudara pada ibu nifas atau sesudah melahirkan untuk
melancarkan proses laktasi.
TUJUAN
1. Menjaga kebersihan payudara
2. Melancarkan sirkulasi di payudara
3. Menstimulasi produksi ASI
4. Mencegah pembengkakan payudara
PRINSIP
Privasi, rapi dan sistematis.
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2. Mengerjakan perasat pada pasien harus cepat dan rapi.
3. Alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular, direndam
dalam larutan desinfektan selama 24 jam pada tempat terpisah
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut
:
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
N TINDAKAN 4 3 2 1 TTD
O
I PENGKAJIAN
Mengkaji kembali program/instruksi medik.
II INTERVENSI
Persiapan Alat :
1. Baki dan alasnya
2. Kassa
3. Baby oil
4. Waskom berisi air hangat dan air dingin.
IV EVALUASI
Mengobservasi respon klien terhadap tindakan
V DOKUMENTASI
Mencatat respon dan toleransi klien selama prosedur
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
BATASAN
Pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah vulva dan perineum ibu setelah persalinan.
TUJUAN
1. Menjaga kebersihan daerah kemaluan
2. Mencegah terjadinya iritasi dan infeksi
3. Mengurangi nyeri
4. Meningkatakkan rasa nyaman pada ibu
DILAKUKAN
1. Karena bayinya besar
2. Karna bayinya tidak bisa keluar secara spontan
PRINSIP
Privasi, rapi dan sistematis.
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2. Mengerjakan perasat pada pasien harus cepat dan rapi.
3. Alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular, direndam dalam larutan desinfektan
selama 24 jam pada tempat terpisah
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
N TINDAKAN 4 3 2 1 TTD
O
I PENGKAJIAN
Mengkaji kembali program/instruksi medik.
III IMPLEMENTASI
1. Berikan klien kesempatan bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
2. Pastikan privasi klien terjaga
3. Kemudian anjurkan klien untuk melepaskan pakaian
dalamny
4. Sebelum melakukan tindakan, palpasi perut ibu untuk
mengetahui apakah kandung kemihnya penuh atau tidak
5. Jika kandung kemih teraba penuh, lakukan kateterisasi
dengan kateter logam
6. Persilahkan ibu untuk berbaring di tempat tidur dengan
satu bantal di bagian kepala, dan lutut di tekuk (posisi
dorsal recumbent)
7. Pasang pembalut dan celana bersih
8. Letakkan pengalas di bawah bokong klien
9. Bersihkan area perineum
Ambil kasa/kapas steril dengan pinset, kemudian
masukkan ke dalam larutan steril/air sabun
Basahi kassa/kapas steril tersebut ke arah perineum
dari arah depan ke belakang
Lakukan hal tersebut hingga area perineum tampak
bersih
Lakukan perawatan dengan betadine jika ada
jahitan pada perineum (luka episiotomi)
Amati ada tidaknya tanda-tanda infeksi di sekitar
area tersebut.
Tutupi dengan alat tenun bagian tubuh klien yang
tidak termasuk area yang akan dilakukan tindakan
VI SIKAP
1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
5. Teliti.
6. Tanggap terhadap respon klien.
7. Rapih.
8. Menjaga privacy.
9. Sopan.
TOTAL
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Revisi Dari :
SOP TEHNIK MENYUSUI
BAYI
Halaman :
BATASAN
Cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi
TUJUAN
Agar dapat memeberikan ASI secara benar dan menghindari lecetnya putting susu
DILAKUKAN
1. Bayi baru lahir
2. Ibu setelah melahirkan
PRINSIP
Privasi, rapi dan sistematis.
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2. Mengerjakan perasat pada pasien harus cepat dan rapi.
3. Alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular, direndam dalam larutan
desinfektan selama 24 jam pada tempat terpisah
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Revisi Dari :
SOP MEMANDIKAN BAYI &
PERAWATAN TALI PUSAT
Halaman :
BATASAN
Membersihkan tubuh bayi dengan cara di lap/mandi rendam pada bak mandi
dan merawat tali pusat dengan desinfektan atau dengan cairan fisiologis.
TUJUAN
1. Memberikan kenyamanan pada bayi
2. Menjaga kebersihan kulit bayi dari sisa lemak tubuh serta keringat.
3. Merangsang peredaran darah.
4. Mencegah terjadinya infeksi
5. Mempercepat pengeringan dan terlepasnya tali pusat.
DILAKUKAN
1. Menjemur bayi
2. Bayi yang sudah lengket atau resah
PRINSIP
Privasi, rapi dan sistematis.
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2. Mengerjakan perasat pada pasien harus cepat dan rapi.
3. Alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular, direndam dalam
larutan desinfektan selama 24 jam pada tempat terpisah
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
NO TINDAKAN 4 3 2 1 TTD
I PENGKAJIAN
Mengkaji kembali program/instruksi medik.
II INTERVENSI
Persiapan Alat :
1. Handuk dan waslap bersih
2. Sabun bayi dan sampo,
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Revisi Dari :
SOPINFANT FEEDING
Halaman :
PENGERTIAN
Memberikan makanan (ASI) pada bayi baru lahir sesegera mungkin setelah kelahiran.
TUJUAN
1. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
2. Menciptakan kedekatan dan kontak fisik antara ibu dan bayi.
PRINSIP
Privasi, rapi dan sistematis.
PERSIAPAN IBU
1. Ibu mencuci tangan
2. Ibu membersihkan daerah areola dan puting susu dengan waslap/kapas yang telah dibasahi
dengan air hangat.
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
I PENGKAJIAN
Mengkaji kembali program/instruksi medik.
II INTERVENSI
Persiapan Alat :
1. Waslap/kapas
2. Air hangat
Persiapan pasien :
1. Menjelaskan tujuan tindakan
2. Mengatur posisi klien
III IMPLEMENTASI
1. Anjurkan ibu untuk mendekap bayi
2. Anjurkan ibu untuk menyentuh halus pipi bayi
dengan putting susu, sehingga secara otomatis
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Revisi Dari :
SOPSENAM NIFAS
Halaman :
PENGERTIAN
Melakukan ambulasi segera pada ibu post partum
TUJUAN
1. Mempercepat proses penyembuhan
2. Mempercepat proses involusi uteri
3. Memperlancar pengeluaran lochea
4. Memperlancar fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan.
5. Meningkatkan peredaran aliran darah
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
VI SIKAP
1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Kode/No :
STIKES HANG TUAH
TANJUNGPINANG
Tanggal :
PENGERTIAN
Sitz bath atau duduk rendam merupakan metoda yang efektif untuk melakukan
kompres hangat pada perineum.
TUJUAN
1. Membantu proses penyembuhan luka perineum melalui kompres hangat/air
dingin.
2. Mengurang insiden infeksi.
3. Memberi kenyanan
PRINSIP
Privasi, rapi dan sistematis.
PERHATIAN
1. Selama melakukan perasat, perhatikan keadaan umum pasien.
2. Mengerjakan perasat pada pasien harus cepat dan rapi.
3. Alat yang sudah dipakai pasien yang berpenyakit menular, direndam dalam
larutan desinfektan selama 24 jam pada tempat terpisah
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan Ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
I PENGKAJIAN
Mengkaji kembali program/instruksi medik.
II INTERVENSI
Persiapan Alat :
1. Bak duduk rendam
2. Handuk bersih
3. Pembalut bersih
4. Kantung penampung air dengan selang dan klem
5. Air hangat
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Revisi Dari :
PROSEDUR BLADDER
TRAINING
Halaman :
A. DEFINISI
Bladder triningadalahlatihan yang dilakukanuntukmengembalikan tonus
ototkandungkemih agar fungsinyakembali normal.
B. TUJUAN
1. Melatih klien untuk melakukan BAK secara mandiri.
2. Mempersiapkan pelepasan kateter yang sudah terpasang lama.
3. Mengembalikan tonus otot dari kandung kemih yang sementara waktu tidak ada
karena pemasangan kateter.
C. INDIKASI
1. Klien yang dilakukan pemasangan kateter cukup lama.
2. Klien yang akan di lakukan pelepasan dower kateter.
3. Klien yang mengalamiin kontensia retention urinea
4. Klien post operasi.
D. PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
NILAI TTD
NO PROSEDUR /LANGKAH KLINIK
4 3 2 1
I. Persiapan Alat
- Catatan perawat
- Klem
- Sarung tangan bersih
II. Pelaksanaan:
1. Cuci tangan.
9. Alat-alat dibereskan
Tanjungpinang, ...........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( .................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54
Revisi Dari :
PROSEDUR IRIGASI
BLADDER :
Halaman
A. DEFINISI
Irigasi adalah pembilasan atau pencucian dengan larutan yang telah ditentukan, Irigasi
ini dilaksanakan berdasarkan program dokter.
B. TUJUAN
1. Menempatkan larutan antiseptic kelapisan kandung kemih untuk mengobati infeksi
kandung kemih
2. Mempertahankan atau memulihkan kepatenan kateter, misalkan untuk
mengeluarkan bekuan darah yang terbentuk di dalam kandung kemih dan
menghambat kateter
3. Membersihkan kandung kemih dari sisa-sisa perdarahan post operasi
C. INDIKASI
1. Klien post operasi saluran perkemihan yang masih terpasang kateter
2. Radang/infeksi kandung kemih
3. Peradangan saluran kemih bagian atas
4. Pasien menggunakan kateter dan terjadi clotting/penyumbatan.
D. PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
TT
NILAI
D
NO PROSEDUR /LANGKAH KLINIK
4 3 2 1
I. Persiapan Alat
1. Cuci tangan
Persiapkan perlengkapan:
- Cuci tangan
- Hubungkan slang infuse irigasi dengan larutan irigasi
dan bilas slang dengan larutan, jaga agar ujungnya
tetap steril
- Pasang sarung tangan bersih dan bersihkan port irigasi
dengan kapas antiseptic
- Hubungkan slang irigasi keport cairan pada cateter tiga
cabang (threewaycateter)
- Hubungkan kantong dan slang drainase keport drainase
urine jika belum dihubungkan
- Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Cuci tangan
Tanjungpinang, ..........
JML SKOR
N= X 100
SKOR MAKSIMAL
Penguji
Ket :A = 80 – 100
B+ = 75 – 79
B = 70 – 74 ( ....................................)
C+ = 65 – 69
C = 60 – 64
D = 55 – 59
E = < 54