Anda di halaman 1dari 17

DENGUE HAEMORAGIE

FEVER ( DHF )

Andrie Setiawan ( 202013018 )


Ila karmila ( 202013017 )
Dina filza irsalina ( 202013016 )
efinisi
D

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue


haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau
nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi
perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh.
Sindrome renjatan dengue (dengue shock syndrome) adal demam
berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Nurarif &
Hardhi, 2015).
Klasifikasi
WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut
derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu
:
1) Derajat I.

2) Derajat II.

3) Derajat III.

4) Derajat IV.

Etiologi
1. Virus Dengue.
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini
termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus)
group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe
1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut
terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari
yang lainnya secara serologis virus dengue yang
termasuk dalam genus flavovirus ini berdiameter 40
nonometer
Lanjutan ....
2. Vektor.
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan
melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk
aedes albopictus, aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lain merupakan vektor yang
kurang berperan berperan.infeksi dengan salah
satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur
hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak
ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang
lainnya.

1 Gejala awal

Gejala fase akut


2
termasuk kegelisahan

Manifestasi Klinis

3 Fase akut termasuk


seperti shock
Patofisiologi
Fenomena patologis menurut (Herdman , 2012), yang utama
pada penderita DHF adalah meningkatnya permeabilitas
dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan
atau kebocoran plasma, peningkatan permeabilitas dinding
kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma yang
secara otomatis jumlah trombosit berkurang, terjadinya
hipotensi (tekanan darah rendah) yang dikarenakan
kekurangan haemoglobin, terjadinya hemokonsentrasi
(peningkatan hematocrit > 20%) dan renjatan (syok).

Komplikasi
Adapun komplikasi dari DHF (Hadinegoro, 2008) adalah:

1. Perdarahan
2. Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue
Syock Syndrom)

3. Hepatomegali
Pemeriksaan penunjang
Menurut (Centers for Disease Control and
Prevention, 2009),

1. Uji tourniquet
2. Hemoglobin
3. Hematokrit
4. Trombosit
Penatalaksanaan medik
Penatalaksanaan DHF menurut (Centers for Disease Control and
Prevention, 2009)
1.Beritahu pasien untuk minum banyak cairan dan mendapatkan
banyak istirahat.
2.Beritahu pasien untuk mengambil antipiretik untuk mengontrol suhu
mereka. anak-anak dengan dengue beresiko untuk demam kejang
selama fase demam.
3.Peringatkan pasien untuk menghindari aspirin dan nonsteroid
lainnya, obat anti inflamasi karena mereka meningkatkan risiko
perdarahan.
4.Memantau hidrasi pasien selama fase demam
5.Mendidik pasien dan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi dan
Asuhan Keperawatan
A.Pengkajian
Pengkajian dengan Penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue menurut
(Nurarif & Hardhi, 2015) adalah :
a.Identitas pasien
b.Keluhan utama
c.Riwayat penyakit sekarang
d.Riwayat penyakit yang pernah diderita
e. Riwayat imunisasi
f. .Riwayat gizi
g.Kondisi lingkungan
h. Acitvity Daily Life(ADL)
i. Pemeriksaan fisik
Diagnosa keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi)
berhubungan dengan peningkatan laju
metabolisme
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairanaktif.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mencerna makanan.
Intervensi
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi, yang merupakan komponen dari
proses keperawatan, adalah kategori dari
perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil
yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
dilakukan dan diselesaikan.
E. Evaluasi Keperawatan
Langkah evaluasi dari proses keperawatan
mengukur respons klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien kea rah
pencapaian tujuan. Evaluasi terjadi kapan saja
perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya
adalah pada hasil klien. Perawat mengevaluasi
apakah perilaku klien mencerminkan suatu
kemunduran atau kemajuan dalam diagnosa
keperawatan (Perry Potter, 2005).
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai