WINDI WULANDARI
NIRM: 17062
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahlimadya Keperawatan
Program Diploma Tiga Keperawatan
Diajukan Oleh:
WINDI WULANDARI
NIRM: 17062
JAKARTA
2020
i
KARYA TULIS ILMIAH
Judul
WINDI WULANDARI
Pembimbing Pendamping
ii
SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME
Windi Wulandari
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Keperawatan Produksi Air Susu Ibu (Asi) pada Ibu Post Op Sectio Caesarea.”
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan
Jakarta
Tulis Ilmiah
iv
8. Kedua orangtua dan anggota keluarga lainnya yang telah memberikan
Tulis Ilmiah.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu dalam
diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Windi Wulandari
v
ABSTRAK
Kata Kunci : Air Susu Ibu; Minyak Lavender; Pijat Oksitosin; Post Partum;
Standar Operasional Prosedur.
vi
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME ....................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................................. ix
DAFTAR BAGAN ................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 7
1.Tujuan Umum ........................................................................................ 7
2 Tujuan Khusus ....................................................................................... 7
D. Manfaat Penulisan..................................................................................... 7
BAB II TINJAU PUSTAKA ................................................................................ 9
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 9
B. Kerangka Konsep .................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 30
A. Metodologi .............................................................................................. 30
B. Plan, Do, Study and Act (PDSA) ........................................................... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 33
A. Hasil ........................................................................................................ 33
B. Pembahasan............................................................................................. 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 45
A. Kesimpulan ............................................................................................. 45
B. Saran ....................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
viii
DAFTAR TABEL
Hal
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
lahir dan berakhir ketika alat-alat kandung kemih kembali sebelum hamil.
(puerperineum) berasal dari bahasa latin yaitu puer yang artinya bayi dan
kembali seperti keadaan semula yang dengan kondisi dan ukuran dalam
Penurunan produksi dan pengeluaran ASI (air susu ibu) pada hari-hari
produksi dan pengeluaran ASI (air susu ibu). Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kelancaran produksi dan pengeluaran ASI (air susu ibu) yaitu
rokok, pil dan asupan nutrisi. Perawatan payudara sebaiknya dilakukan segera
setelah persalinan dan harus dilakukan ibu secara rutin. Pemberian rangsangan
1
2
ASI (air susu ibu) dikeluarkan atau diperas. Bentuk stimulasi yang dilakukan
pada ibu adalah dengan pijat oksitosin. Pijat oksitosin dilakukan pada
akan merasa tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa nyeri. Sehingga dengan
begitu hormon oksitosin keluar dan ASI (air susu ibu) pun cepat keluar.
Tindakan pijat oksitosin ini dapat memberikan sensai rileks pada ibu dan
melancarkan aliran saraf serta saluran ASI (air susu ibu) kedua payudara lancar
Pengeluaran ASI (air susu ibu) dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
produksi dan pengeluaran. Produksi ASI (air susu ibu) dipengaruhi oleh
oksitosin akan keluar melalui rasangan ke puting susu melalui isapan mulut
bayi atau melalui pijatan pada tulang belakang ibu bayi, dengan dilakukan
dengan pijatan pada tulang belakang ibu akan merasa tenang, rileks,
begitu hormon oksitosin keluar dan ASI (air susu ibu) pun cepat keluar (WBW,
2013).
ASI (air susu ibu) adalah cairan yang diciptakan khusus yang keluar
langsung dari payudara seseorang ibu untuk bayi. ASI (air susu ibu) merupakan
makanan bayi yang paling sempurna, praktis, murah dan bersih karena
langsung diminum dari payudara ibu, ASI (air susu ibu) mengandung semua
3
zat gizi dan cairan yang dibutuhkan bayi untuk memenuhi kebutuhan gizi di 6
pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi
secara eksklusif sejak lahir sampai umur 6 bulan dan meneruskan menyusui
anak sampai umur 24 bulan. ASI (air susu ibu) merupakan makanan terbaik
untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang
cocok untuk bayi serta ASI (air susu ibu) membantu pertumbuhan dan
Pijat ASI (air susu ibu) yang sering dilakukan dalam rangka
oksitosin. Pijat oksitosin, bisa dibantu pijat oleh ayah atau nenek bayi. Pijat
oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau reflex let
down. Selain untuk merangsang refleks let down manfaat pijat oksitosin adalah
oksitosin, mempertahankan produksi ASI (air susu ibu) ketika ibu dan bayi
Faktor penghambat dalam pemberian ASI (air susu ibu) adalah produksi
ASI (air susu ibu) itu sendiri. Produksi ASI (air susu ibu) yang kurang dan
lambat keluar dapat menyebabkan ibu tidak memberikan ASI (air susu ibu)
mengeluarkan air susu yang sudah disekresikan oleh kelenjar mamae. Reflek
oksitosin ini dipengaruhi oleh jiwa ibu, jika ada rasa cemas, stress dan ragu
yang terjadi, maka pengeluaran ASI (air susu ibu) bisa jadi akan terhambat
(Kodrat, 2013).
punggung. Pijat punggung merupakan cara yang mudah untuk dimengerti dan
dipahami, praktis untuk dikerjakan, dan tidak membutuhkan waktu yang lama
petugas). Pijat punggung cervical 5-6 sampai setinggi tulang belikat bagian
bawah menggunakan ibu jari tangan dengan gerakan melingkar kecil pada
kedua sisi tulang punggung selama 2-3 menit (WHO, 2010). Pijat oksitosin
susu ibu). Efek pijat oksitosin adalah sel kelenjar payudara mensekresi ASI (air
susu ibu) sehingga bayi mendapatkan ASI (air susu ibu) sesuai dengan
kebutuhan dan berat badan bayi bertambah. Dan di oleskan dengan minyak
aromaterapi. Karena bisa bekerja dalam beberapa cara pada waktu yang sama.
5
Dimana kulit akan menyerap minyak dan aromaterapi akan masuk melalui
pernapasan, ditambah terapi fisik dari pijat itu sendiri (Fitriana, 2017).
disimpulkan bahwa presentase cakupan kasus bendungan ASI (Air Susu Ibu)
107.654 ibu nifas, pada tahun 2015 terdapat ibu nifas yang mengalami
bendungan ASI sebanyak 95.698 (66,87%) ibu nifas, serta pada tahun 2016 ibu
yang banyak mengalami bendungan ASI (Air Susu Ibu) sebanyak 76.543
RI pada tahun 2018 kejadian bendungan ASI (Air Susu Ibu) di Indonesia
terbanyak terjadi pada ibu-ibu bekerja sebanyak 16% dari ibu menyusui
sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan
jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan kepada klien,
Peran perawat sebagai kolaborasi, dalam hal ini perawat bersama klien,
dapatkan serta fenomena yang terjadi selama praktek di Ruang Kenari Rumah
Sakit PELNI hampir seluruh Ibu post partum sectio caesarea mengalami
produksi asi yang tidak lancar . Maka penulis tertarik untuk mengembangkan
untuk meningkatkan produksi ASI (Air Susu Ibu) pada ibu post op sectio
caesarea.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
produksi ASI (air susu ibu) pada ibu post op sectio caesarea.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Masyarakat
ibu) pada ibu post op sectio caesarea dapat diaplikasikan dalam kepada
minyak lavender untuk meningkatkan produksi ASI (air susu ibu) pada
minyak lavender untuk meningkatkan produksi ASI (air susu ibu) pada
ibu post op sectio caesarea pada masa yang akan datang dalam rangka
meningkatkan produksi ASI (Air Susu Ibu) pada ibu post op sectio
caesarea.
BAB II
TINJAU PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
nifas, keluarga dan bayi bat lahir dengan melakukan pada pendekatan
9
10
keluarga bukan merupakan satu keluarga yang utuh. Sikap, nilai dan
yaitu:
(Rabiah, 2012)
1) Care giver
2) Educator
3) Counselor
lengkap sistematik.
4) Researcher
5) Advocate
6) Case manager
kira-kira 6-8 minggu. Pada masa post partum ibu banyak mengalami
(Indriyani,2016).
uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia
1) Perubahan Psikologis
yang dihadapi.
2) Perubahan Fisiologi
a) Perubahan Uterus
naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram pada
b) Serviks
c) Perineum
d) Payudara
laktasi.
e) Laktasi
3. Konsep Menyusui
a. Pengertian Menyusui
tetapi ASI (air susu ibu) belum keluar karena masih terhambat hormon
dominam sehingga terjadi sekresi ASI (air susu ibu) (Astutik, 2014).
1) Laktogenesis I
dapat mengahmbat produksinya ASI (air susu ibu). Pada fase ini
kolostrum yang keluar pada saat hamil atau sebelum bayi tidak
2) Laktogenesi II
(air susu ibu) yang berlebih dan fase ini disebut laktogenesis II.
(air susu ibu) hormon proklatin juga akan keluar dalam ASI (air
susu ibu). Level proklatin dalam susu akan lebih tinggi apabila
3) Laktogenesis III
Pada saat produksi ASI (air susu ibu) mulai stabil, sistem kontrol
autokrin dimulai. Pada tahap ini apabila ASI (air susu ibu) banyak
banyak lagi jika ASI (air susu ibu) sering banyak dikeluarkan
laktiferus dan sel-sel kelenjar pembentukan ASI (air susu ibu) serta
naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI (air susu ibu) pun mulai.
menyusui pada payudara ibu. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan
obatan (Badriul,2011).
akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan
laktiferus masuk ke mulut bayi sehingga ASI (air susu ibu) tersedia
ini yaitu pada saat ibu melihat bayinya, mendengarkan suara bayi,
Oleh karena itu, setelah bayi lahir maka bayi harus segera
menyusui, penciutan uterus akan terjadi makin cepat dan makin baik.
Tidak jarang perut ibu akan terus terasa mulas yang sangat pada hari-
2010).
ibu)
1) Hormon Pituitary
2) Hormon Plasenta
4) Hormon Oksitosin
Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI (air susu ibu) dan
(Rukiyah, 2012) .
21
sebagai patokan untuk mengetahui jumlah ASI (air susu ibu) cukup
1) ASI (air susu ibu) yang banyak dapat merembes keluar melalui
putting.
3) Jika ASI (air susu ibu) cukup, setelah bayi menyusu bayi akan
7) Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI (air susu ibu)
seorang bayi tidak kekurangan air susu ibu pada enam bulan pertama.
Dengan pijat punggung ini juga diharapkan seorang ibu tidak akan
(Melani, 2012).
memperlancar pelepasan ASI (air susu ibu) dan produksi ASI (air susu
a) Meja
b) Kursi
e) Waslap 2 buah
f) Minyak lavender
(Depkes,2010)
seperti ini.
punggung
24
vertebare 7).
jarinya.
menit.
down reflex. Ini tentu membantu pengeluaran ASI (air susu ibu)
sampai ke bayi. Hal ini membuat bayi lebih puas setelah menyusu
faktor yaitu produksi dan pengeluaran. Produksi ASI (air susu ibu)
dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI (air susu ibu) pun
susu ibu) pun otomatis keluar. Penelitian ini yang dilakukan oleh Eko
oksitosin bisa dilakukan kapanpun ibu mau dengan durasi 3-5 menit,
susu ibu), sehingga untuk mendapatkan jumlah ASI (air susu ibu)
27
yang optimal dan baik, sebaiknya pijat oksitosin dilakukan setiap hari
dapat berefek sebagai efek anti cemas (relaksasi ) pada lavender. Yang
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah hasil abstraksi, sistesis dan ekstrapolasi dari berbagai
2017).
2. Ketenangan 2. Kebutuhan
Pengeluaran ASI (Air Susu zat gizi
jiwa dan Ibu)
pikiran tercukupi
A. Metodologi
minyak lavender untuk meningkatkan produksi ASI (air susu ibu) pada ibu
post op sectio caesarea ini adalah literatur review. Literatur review pada
tepat dalam menangani masalah keperawatan produksi ASI (air susu ibu)
tertulis dari artikel jurnal, buku dan dokumen lain yang menggambarkan
keadaan masa lalu saat ini, mengatur literature menjadi topic, dan
Luthfiyah, 2017).
1. Plan
a. Pengkajian terkait penyebab produksi ASI (air susu ibu) pada ibu
30
31
produksi ASI (air susu ibu) pada ibu post op sectio caesarea
responden
2. Do
lavender untuk meningkatkan produksi ASI (air susu ibu) pada ibu
3. Study
produksi ASI (air susu ibu) pada ibu post op sectio caesarea.
meningkatkan produksi ASI (air susu ibu) pada ibu post op sectio
caesarea.
32
kembangkan.
4. Act
pada ibu post op sectio caesarea, agar hasil yang didapatkan menjadi
A. Hasil
33
34
j.Membersihkan
punggung ibu dengan
waslap air hangat
dan dingin secara
gantian.
k. Merapikan pasien
dan alat.
l. Evaluasi hasil
m. Rencana tindak
lanjut.
n. Dokumentasi
2. Pijat Dian Nur Jenis a. Menyambut pasien Hasil
Oksitosin Hadianti, penelitian memberi salam dan penelusuran
dan Rika yang memperkenalkan diri jurnal-jurnal
Frekuensi Resmana dilakukan b. Menjelaskan maksud yang terkait
Menyusui (2017) pada dari tujuan maka
pada Ibu peneliatian ini c. Menjelaskan prosedur didapatkan
Post Sectio yaitu yang akan dilakukan literature
Caesarea di penelitian d. Menanyakan kesiapan review
Rumah kuantitatif pasien. sebagai
Sakit Kota dengan e. Menjaga privasi berikut :
Bandung metode pasien Sebelum
penelitian f. Mencuci tangan 7 diberikan
analitik langkah terapi pijat
korelasi g. Membantu oksitosin
dengan melepaskan pakaian sebanyak 25
menggunakan bagian atas dan Bra orang tidak
desai Ibu pijat oksitosin
rancangan h. Mengatur posisi ibu hasil nya
case control i. Menyuruh ibu 48,3%, dan
study. Metode melakukan stimulasi sebanyak 15
pengambilan puting susu dengan orang
quota menarik pelan dan dilakukan
sampling 60 memutar putting susu pijat oksitosin
orang. dengan jari-jarinya. hasilnya
j. Mengurut atau 51,7%
mengusap ringan
payudara
k. Meminta penolong
untuk mengusap
punggungnya dengan
cara : ibu duduk
bersandar kedepan
melipat lengan diatas
meja didepannya dan
meletakkan kepala
diatas lengannya.
l. Menggosoki kedua sisi
tulang belakang
dengan
menggunakan
35
menggunakan ibu
atau kepala tangan
k. Menekan kuat pada
kedua sisi kedua
tulang belakang
membentuk gerakan
melingkar kecil
dengan ibu jari.
l. Memijat kedua sisi
tulang belakang
kearah bawah dari
leher kearah tulang
belikat selama 2-3
menit.
m. Membersihkan
punggung ibu dengan
waslap air hangat
dan dingin secara
bergantian.
menggunakan kepala
tinju kedua tangan dan
ibu jari menghadap ke
arah atas atau depan.
Menekan dengan kuat ,
membentuk gerakan
lingkaran kecil dengan
kedua ibu jarinya .
perawata menggosok
kearah bawah ke dua
sisi tulang belakang
pada saat yang sama
dari leher ke arah
tulang belikat selama
2-3 menit.
j. Amati respon ibu
selama tindakan.
k. eEaluasi perasaan
ibu
l. Lakukan kontrak
selanjutnya
m. perawat mencuci
tangan
5. Pijat Tuti Desain a. Siapkan alat dan Hasil
Oksitosin (2018) Penelitian dekatkan ke klien penelitian
dan Aroma yang b. Cek status klien menujukkan
Terapi digunakan c. Berikan salam bahwa
Lavender adalah quasy d. Jelaskan tujuan, Sebelum
Dalam eksperimental prosedur dan lamanya diberikan
Meningkatk atau tindakan pada klien terapi pijat
an Produksi rancangan e. Berikan kesempatan oksitosin 22
ASI penelitian klien untuk bertanya orang hasilnya
eksperimense sebelum tindakan 0,05 dan
mu dengan dikakukan sesudah
Randomized f. Jaga privasi klien diberikan pijat
pre dan post g. Cuci tangan oksitosin
test only h. Membantu hasilnya 0,2.
control group melepaskan pakaian
design. bagian atas dan Bra
Sebanyak 22 ibu.
sampel i. Memasang handuk
j. Ibu duduk bersandar
kedepan, melipat
lengan diatas meja
didepannya kemudian
meletakkan kepala
diatas lengannya.
Payudara lepas tanpa
baju.
k. Lumuri kedua
telapak tangan dengan
38
minyak
l. Pijat kedua sisi
tulang belakang dengan
menggunakan kepalan
tinju kedua tangan dan
ibu jari menghadap ke
arah atau atas depan
m. Tekan dengan kuat
membentuk gerakan
lingkaran kecil,dengan
kedua ibu jari
menggosok ke arah
bawah dikedua sisi
tulang belakang pada
saat yang sama dari
leher ke arah tulang
belikat. Selama 15
menit-20 menit
n. Bersihkan punggung
dengan air hangat dan
dingin secara
bergantian
o. Bantu klien
memasang pakaian
kembali
p. Bereskan alat
q. Cuci tangan
r. Evaluasi ibu
s. Lakukan kontrak
selanjutnya
t. Sampaikan salam.
39
NO SOP Rasionalisasi
1. Membina hubungan saling BHSP diindikasikan kesiapan perawat
untuk membantu pasien yang masuk dalam
percaya
tahap orientasi bertujuan agar pasien bisa
merasa nyaman dengan perawat dan
menimbulkan rasa percaya kepada perawat.
(Potter & Perry, 2010; Anjaswarni Tri,
2016; Cinthya Evita, 2019; Muniroh Salwa,
2018; Anugrah P, 2017)
2. Identifikasi Pasien Identifikasi merupakan proses pengenalan,
menempatkan obyek atau individu dalam
suatu kelas sesuai dengan karateristik
tertentu. Cara identifikasi pasien yaitu
dengan tanggal lahir, nama pasien, nomor
rekam medis dan gelang berkode batang.
Nomor kamar atau tempat tidur tidak dapat
digunakan untuk identifikasi. (Cintha dkk
2016; Bachtiar, 2012; Mukti dkk, 2013))
3. Memberikan informed consent Informed consent untuk mendapatkan bukti
persetujuan yang dapat
pertanggungjawaban secara legal, etika dan
mengenai rencana sebelum tindakan
dilakukan (Pertiwiwati E dkk, 2014;
Kamer, 2018; Dwi C dkk, 2015).
Menyiapkan Alat Mempermudah saat akan dilakukannya
tindakan (Wijayanti T & Nurlaila, 2017;
a. Meja
4. Mulyani S, 2017; Aromati Ika, 2016)
b. Kursi
c. Handuk besar 2 buah
e. Baskom berisi air hangat
f. Waslap 2 buah
g. Minyak lavender
h. Baju ganti ibu
40
NO SOP Rasionalisasi
5. Mengatur posisi klien Posisi yang nyaman dapat meningkatkan
keyakinan positif terhadap diri,
meningkatkan integritas diri, membentuk
koping dan respon emosi positif. Posisi
nyaman tersebut diantaranya posisi
setengah duduk di tempat tidur atau di kursi
atau dengan posisi lying position (posisi
berbaring) di tempat tidur atau di kursi
dengan satu bantal. (Yusuf Ah, 2010;
Anugrah P, 2017; Lusianah dkk, 2012)
6. Menjaga privasi pasien Privasi merupakan hal yang sangat penting
karena berkaitan dengan kerahasiaanyang
patut untuk dijaga (Prabowo,2011; Faridah
U , 2016; Tuti, 2018)
7. Mencuci tangan Mencuci tangan adalah menghilangkan
kotoran dan menghambat atau membunuh
mikroorganisme pada kulit tangan serta
mencegah penyebaran mikroorganisme
penyebab infeksi yang ditularkan melalui
tangan dengan tujuan untuk menjadi bersih
melalui 6 langkah cuci tangan dan 5
momen. (Priyoto, 2015; World Health
Organization, 2020, Alvadri, 2015).
8. Melakukan pemijatan oksitosin Pijat oksitosin berguna untuk melemaskan
a. Melepaskan baju ibu bagian tubuh yang akan dipijat agar tidak
bagian atas serat, melebarkan pembuluh darah,
b. Menganjurkan Ibu memperlancar asi , membuat ibu terasa
miring ke kanan atau lebih rileks dan mencegah terjadinya infeksi
ke kiri, lalu memeluk (Vaikoh, 2017; Delima, 2016; Yunarsih,
bantal atau telungkup 2018).
dimeja.
c. Perawat atau petugas
melumuri kedua
telapak tangan dengan
minyak 5 tetes
d. Memijat sepanjang
kedua sisi tulang
belakang ibu dengan
menggunakan kedua
kepalan tangan, dan
ibu jari menunjuk ke
depan. Menekan area
tulang belakang leher,
dan daerah tulang yang
paling menonjol
(processus
spinosus/cervical
vertebare 7).
41
NO SOP Rasionalisasi
e. Menekan kuat-kuat
kedua sisi tulang
belakang membentuk
gerakan-gerakan
melingkar kecil-kecil
dengan kedua ibu
jarinya.
f. Pada saat bersamaan,
memijat kedua sisi
tulang belakang kearah
bawah dari leher
kearah tulang belikat,
selama 2-3 menit
g. Mengulangi pemijatan
hingga 3 kali
h. Membersihkan
punggung ibu dengan
washlap air hangat dan
dingin secara
bergantian.
B. Pembahasan
Hall, 2016).
produksi ASI (air susu ibu), minyak aroma terapi lavender terkenal sebagai
minyak pijat yang dapat memberikan relaksasi pada sistem syaraf pusat.
dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau reflek let down. Pijat
dilakukannya pemijatan tulang belakang ini, ibu akan merasa rileks dan
kelelahan setelah melahirkan akan segera hilang. Jika ibu rileks dan tidak
sampai tulang costae kelima atau keenam. Pijat ini akan memberikan rasa
nyaman dan rileks pada ibu setelah mengalami proses persalinan sehingga
pemijatan 2 kali sehari, pemijatan ini tidak harus dilakukan langsung oleh
petugas kesehatan tetapi dapat dilakukan oleh suami atau anggota keluarga
dapat membantu ibu melakukan pijat oksitosin karena teknik pijatan ini
kenyamanan dan membuat rileks ibu karna pijat oksitosin karna dapat
daerah payudara sehingga akan memperlancar pelepasan ASI (air susu ibu)
daerah payudara sehingga akan memperlancar pelepasan ASI (air susu ibu)
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengembangan SOP pijat oksitosin pada ibu post op
1. SOP pemberian pijat oksitosin terdiri dari 10 langkah mulai dari salam
meningkatkan produksi ASI (Air Susu Ibu) pada ibu post op sectio
produksi Asi pada ibu post op sectio caesarea bahwa pemberian pijat
B. Saran
meningkatkan produksi air susu ibu pada ibu post op sectio caesarea
45
46
3. Bagi Masyarakat
susu ibu) pada ibu post op sectio caesarea dapat diaplikasikan kepada
Ai Yeyeh., Rukiyah., & Yulianti, Lia. (2012). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak
Balita. Jakarta: Trans Info Medika.
Asih, Yusari. (2017). Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI pada Ibu
Nifas. Jurnal Keperawatan, 13: 2.
Astutik, R.Y. (2017). Payudara dan Laktasi. Jakarta : Salemba Medika.
Azriani, D., & Handayani S. (2016). The Effect of Oxytocin Massage on Breast
Milk Production. Dama Internasional Journal of Researchers, 1: 47-50.
Bobak, Irene., Lowdermik., & Jensen. (2010). Buku Ajar Keperawatan Maternitas
Edisi 4. Jakarta: EGC
Delima, M., Arni GZ., & Rosya E. (2016). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap
Peningkatan Produksi ASI Ibu Menyusui di Puskesmas Plus Mandiangin.
Jurnal IPTEKS Terapan, 9; 282-293.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Profil kesehatan Indonesia.
Jakarta :Depkes RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Mentri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 5. Jakarta: Depkes RI
Dian Nur. (2017). Pijat Oksitosin Dan Frekuensi Menyusui pada Ibu Post Sectio
caesarea di Rumah Sakit Bandung. Jurnal Ners.
Dewi,Y.,dkk. (2007). Operasi Caesar, Pengantar dari A sampai Z. Jakarta:
EDSA Mahkota.
Faizatul Ummah. (2014). Pijat Oksitosin untuk Memperlancar Pengeluaran ASI
Pada Ibu. Jakarta : EGC
Febri. (2017). Bahan Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta Selatan: Pusdik SDM
Kesehatan
Fitrah, M., & Luthfiyah. (2017). Metodologi Penelitian: Penelitian Kuantitatif
Tindakan Kelas & Studi Kasus. Sukabumi:CV Jejak
Guyton, A.C. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC
Hastono, S.P. (2016). Analisis Data pada Bidang Kesehatan. Jakarta: Rajawali
Pers
Kiftia, Mariatul, (2015). Pengaruh Terapi Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI
pada Ibu Post Partum. Jurnal Ilmu Keperawatan, 3 (1); 42-49.
Kementerian kesehatan RI. 2016. INFODATIN Pusat Data Dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI Situasi Balita. Jakarta Selatan.
Kementerian Kesehatan .(2019) Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Kemenkes
Lieni Lestari. (2018). Peningkatan Pengeluaran ASI Dengan Pijat Oksitosin
Pada Ibu Post Partum. Yogyakarta: Jurnal Kesehatan
Lowdermik., Bobak., dan Jansen. (2011). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Jakarta: EGC.
Maita, Liva. (2016). Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI”. Jurnal
Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 7 (3).
Mardiyaningsih, E. (2012). Efektivitas Kombinasi Teknik Marmet Dan Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu Post Seksio Di Rumah Sakit
Wilayah Jawa Tengah. Jurnal Keperawatan Soedirman, 6: 1.
Marmi. (2012). Asuhan Neonatus Bayi. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Notoatmodjo, Soekidjo. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Pilaria, E., & Sopiatun, R. (2017). The Effect of Oxytocin Massage on Postpartum
Mother Breast Milk Production at Pejeruk Public Health in the Year of
2017. Jurnal Kedokteran YARSI, 26 (1); 027-033.
Rahayuningsih, T., Mudigdo, A., & Murti, B. (2016). Effect of Breast Care and
Oxytocin Massage on Breast Milk Production: A study in Sukoharjo
Provincial Hospital. Journal of Maternal and Child Health, 1 (2); 101- 109.
Rahmawati. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Rini. (2014). Payudara dan Laktasi. Jakarta : Salemba Medika.
Roesli,U. (2012). Mengenal ASI Ekslusif. Jakarta : PT. Pustaka Pembangunan
Swadaya.
Saleha. (2014). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sarwono. (2010). Ilmu Kesehatan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Setianti. (2007). Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Sugiono. (2017). Metode Penelitian Kuanitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alfabeta CV.
Suherni. (2011). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Sulistyawati. (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
Andi.
Soetjiningsih. (2012). ASI : Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta :EGC.
Tuti. (2018). Pijat Oksitosin dan aroma terapi lavender meningkatkan produksi
ASI. Jakarta : Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan.
Umi Faridah. (2016). Pijat Oksitosin untuk Memperlancar ASI pada Ibu Pasca
Persalinan di Kabupaten Kudus. Yogyakarta : Jurnal Terpadu Ilmu
Kesehatan.
WBW. (2013). Early initiation of breastfeeding can save more thanone million
babies press release world breastfeeding week : Malaysia
LAMPIRAN
Lampiran 1
UJI PLAGIAT
Lampiran 2
Petunjuk Pengisian :
2. Berikan Tanda checklist (√) pada kotak sesuai dengan jawaban anda!
Lembar kuensioner
1. Nama Klien :
2. Umur Klien :
3. Suku Bangsa :
4. Agama :
5. Pendidikan :
SD
SMP
SMA
6. Pekerjaan :
Bekerja
Tidak Bekerja
Ya
Tidak
YA
Tidak
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVARSI
1. Bayi
Petunjuk
Istilah sesuai dengan hasil timbangan!
NO. Indikator Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
LEMBAR KUESIONER
Jawablah pertanyaan dibawah ini memilih salah satu jawaban (YA/TIDAK)
dengan memberikan tanda (√) pada kotak yang telah disediakan :
NO. Pertanyaan YA TIDAK
1. ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui
puting.
2. Sebelum disusukan payudara merasa tegang.
3. Jika ASI cukup,setelah bayi menyusu bayi akan
tertidur/tenang selama 3-4 jam.
4. Bayi BAK 6-8 kali dalam satu hari.
5. Bayi BAB 3-4 kali sehari.
6. Bayi paling sedikit menyusu 8-10 kali dalam 24 jam.
7. Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan
ketika bayi menelan ASI.
8. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI
setiap kali bayi mulai menyusu.
9. Warna urin bayi kuning jernih.
10. Pada 24 jam pertama bayi mengeluarkan BAB yang
bewarna hijau pekat,kental dan lengket, yang
dinamakan meconium.
Lampiran 6
A. Fase Orientasi
5. Kontrak waktu
B. Fase Kerja
1. Melepaskan baju ibu bagian atas, ibu miring ke kanan maupun ke kiri,
lalu memeluk bantal, memasang handuk , melumuri kedua telapak
tangan dengan minyak lavender
2. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan
dua kepalan tangan dengan ibu jari menunjuk ke depan.
1. Evaluasi hasil
3. Dokumentasi
Lampiran 7
A. Identitas Diri
1. Nama : Windi Wulandari
2. Tempat,Tanggal Lahir : Jakarta,3 Juni 1999
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat Rumah : Jalan Ancol Selatan RT02/01 No19B.
5. Email : windiwulandari995@gmail.com
6. No Hp : 081211087762
7. Pekerjaan : Mahasiswa
8. Golongan Darah :B
B. Riwayat Pendidikan
1. SDN 13 Sunter Agung 2005-2011
2. SMPN 42 Pademangan 2011-2014
3. SMA Kartini Jakarta Pusat 2014-2017
4. Akademi keperawatan PELNI Jakarta 2017-2020