Anda di halaman 1dari 95

PENGEMBANGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMBERIAN AROMA TERAPI INHALASI LEMON UNTUK


MENURUNKAN EMESIS PADA IBU HAMIL
TRIMESTER SATU

KHOFIFAH NUR AZIZAH


NIRM: 17096

PROGRAM DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA
JAKARTA
2020
PENGEMBANGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN AROMA TERAPI INHALASI LEMON UNTUK
MENURUNKAN EMESIS PADA IBU HAMIL
TRIMESTER SATU

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memenuhi tugas matakuliah Karya Tulis Ilmiah
Program Diploma Tiga Keperawatan

Diajukan Oleh :
KHOFIFAH NUR AZIZAH
NIRM : 17096

PROGRAM DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA
JAKARTA
2020
KARYA TULIS ILMIAH
Judul
PENGEMBANGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN AROMA TERAPI INHALASI LEMON UNTUK
MENURUNKAN EMESIS PADA IBU HAMIL
TRIMESTER SATU
Dipersiapkan dan disusun oleh:
KHOFIFAH NUR AZIZAH
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 19 Agustus 2020

Susunan Dewan Penguji

Pembimbing Utama Ketua Dewan Penguji

Nining Hening P, SKM., S.SiT., MKM Ns. Ricky Riyanto I., M.Kep
NIDN:0315065802 NIDN: 0301019202

Pembimbing Pendamping

Sri Mulyani Nurhayati, APP., S.Kep., MKM


NIDN: 03389

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Ahlimadya Keperawatan pada program Diploma Tiga
Keperawatan Akademi Keperawatan PELNI Jakarta
19 Agustus 2020

Ns. Sri Atun Wahyuningsih, M.Kep.,Sp.Kep.J.


NIDN: 0304056703
Ketua Program Studi Diploma Tiga Keperawatan

ii
SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME

Saya yang bertanggungjawab di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan

bahwa Karya Tulis Ilmiah ini, Saya susun tanpa tindak plagiarism sesuai

peraturan yang berlaku di Akademi Keperawatan PELNI Jakarta.

Jika dikemudian hari Saya melakukan tindak plagiarisme, Saya

sepenuhnya akan bertanggungjawab dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh

Akademi Keperawatan PELNI Jakarta.

Jakarta, 19 Agustus 2020

Pembuat Pernyataan

Khofifah Nur Azizah

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “Pengembangan SOP Pemberian Aroma Terapi

Inhalasi Lemon Untuk Menurunkan Emesis Pada Ibu Hamil Trimester Satu”.

Rangkaian penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu

syarat yang harus di penuhi untuk mencapai gelar Ahlimadya Keperawatan di

Akademi Keperawatan PELNI Jakarta.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak/Ibu yang

penulis hormati yaitu:

1. Bapak Ahmad Samdani, SKM, Ketua Yayasan Samudra Apta.

2. Ibu Buntar Handayani, S.Kp., M.Kep., MM, Direktur Akademi Keperawatan

PELNI Jakarta.

3. Ibu Ns. Sri Atun Wahyuningsih, M.Kep.,Sp.Kep.J. Kaprodi Akademi

Keperawatan Pelni.

4. Ibu Nining Hening Pramesti, SKM.,S.SiT., MKM Dosen Pembimbing Utama

Keperawatan Maternitas.

5. Ibu Sri Mulyani Nurhayati, APP.,S.Kep., MKM Dosen Pembimbing

Pendamping Keperawatan Maternitas

6. Bapak Ns. Ricky Riyanto I., M.Kep., MM. Dosen Penguji Karya Tulis

Ilmiah.

iv
7. Semua dosen Akademi Keperawatan PELNI Jakarta yang telah memberikan

bimbingan dan wawasannya dengan sabar serta ilmu yang bermanfaat.

8. Kedua orangtua, dan anggota keluarga saya yang telah memberikan

semangat, doa, dan dukungannya untuk menyelesaikan penyusunan Karya

Tulis Ilmiah.

9. Megawati Putri Delima Nainggolan yang telah memberikan dukungannya

untuk menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah

10. Teman-teman Mahasiswa/i Akademi Keperawatan PELNI Jakarta Angkatan

XXII dan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak kekurangan, masukan dan saran diharapkan dari semua pihak. Semoga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk kemajuan ilmu keperawatan.

Jakarta, 19 Agustus 2020

Khofifah Nur Azizah

v
ABSTRAK

Kehamilan merupakan masa dimana saat konsepsi sampai lahirnya janin,


dikatakan hamil normal jika kehamilan tersebut sudah 280 hari (40 minggu 9
bulan 7 hari) dan akan dimulai dihitung triwulan atau trimester pertama sampai 3
bulan, trimester ke 2 dari ke 4 sampai 6 bulan, trimester ke 3 dari bulan 7 sampai
bulan 9. Kehamilan dimulai dari masa konsepsi sampai lahirnya janin, dan
lamanya kehamilan akan dimulai dari ovulasi sampai partus yang akan
diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi 43 minggu. Mual dan muntah
kehamilan biasanya dimulai pada usia kehamilan 9-10 minggu dengan puncak
keluhan pada 11-13 minggu. Dalam 1-10% dari kehamilan, gejala dapat berlanjut
setelah 20-22 minggu. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk
mengurangi mual dan muntah adalah dengan cara memberikan aroma terapi
lemon (Citrus Lemon) juga dapat memberikan individu control diri ketika terjadi
rasa ingin mual dan muntah. Hal itu terjadi karena aroma terapi lemon (Citrus
Lemon) adalah jenin aroma terapi lemon yang aman untuk kehamilan dan
melahirkan yang dapat mengurangi mual untah secara alami. Penulisan ini
bertujuan untuk mengembangkan SOP aroma terapi inhalasi lemon untuk
menurunkan emesis pada ibu hamil trimester satu. Metode penulisan ini
menggunakan literature riview, dengan jumlah lima literature riview yang terkait
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) pemberian terapi inhalasi yang
dimulai dengan salam teraupetik hingga pendokumentasian hasil penelitian. Hasil
yang didapatkan setelah melakukan literature riview yaitu terapi inhalasi lemon
dapat mengurangi mual muntah secara alami.

Kata kunci: Kehamilan; Mual dan muntah; Standar Operasional Proedur


(SOP); Terapi Inhalasi.
Daftar Pustaka: 19 (2013-2020).

vi
ABSTRACT
Pregnancy is a period where the time of conception until the birth of the fetus, is
said to be a normal pregnancy if the pregnancy has been 280 days (40 weeks 9
months 7 days) and will begin to count the first quarter or trimester to 3 months,
2nd trimester from 4 to 6 months, trimester 3rd from 7th to 9th month. Pregnancy
starts from conception until the birth of the fetus, and the duration of pregnancy
from ovulation to delivery is estimated to be around 40 weeks and not to exceed
43 weeks. Nausea and vomiting of pregnancy usually begins at 9-10 weeks of
gestation with a peak of complaints at 11-13 weeks. In 1-10% of pregnancies,
symptoms can continue after 20-22 weeks. One of the interventions that can be
done to reduce nausea and vomiting is by giving lemon aromatherapy (Citrus
Lemon) which can also give individuals self-control when there is a feeling of
nausea and vomiting. This happens because lemon aromatherapy (Citrus Lemon)
is a type of lemon aroma therapy that is safe for pregnancy and childbirth which
can reduce nausea naturally. This paper aims to develop a lemon inhalation
aromatherapy SOP to reduce emesis in first trimester pregnant women. This
writing method uses literature review, with a total of five literature reviews
related to Standard Operating Procedures (SOP) for giving inhalation therapy
starting with a therapeutic greeting to documenting the results of the study. The
results obtained after conducting a literature review are that lemon inhalation
therapy can reduce nausea and vomiting naturally.

Keywords: Inhalation Therapy; Nausea and Vomiting; Pregnancy; Standard


Operating Procedures (SOP).
Bibliography: 19 (2013-2020).

vii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME ....................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian............................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................7
A. Tinjauan Teori................................................................................................... 7
1. Konsep Keperawatan Maternitas .................................................................7
2. Konsep Kehamilan ....................................................................................10
3. Konsep Trimester Satu Dalam Kehamilan ................................................29
3. Konsep Dasar Emesis ................................................................................37
4. Konsep Dasar Aroma Terapi Lemon .........................................................42
B. Kerangka Konsep ............................................................................................ 46
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................47
A. Metodelogi ..................................................................................................... 47
B. Plan, Do, Study and Act (PDSA) ...................................................................... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................50
A. Hasil................................................................................................................ 50
B. PEMBAHASAN ................................................................................................ 60

viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................65
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 65
B. Saran .............................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................67
LAMPIRAN ..........................................................................................................69

ix
DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 4.1 Hasil Penelusuran Literature Riview ........................................42

Tabel 4.2 Pengembangan SOP Pemberian Aroma Terapi Inhalasi Lemon...50

x
DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1 Buah Lemon dan Minyak Kelapa ...............................................54

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................56

xi
DAFTAR SINGKATAN

HCG = Hormon Chorionic Gonadotropin

INVR = Index of Nausea, Vomiting and Retching

SOP = Standar Operasional Prosedur

WHO = World Health Organization

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Uji Plagiat

Lampiran 2. Rencana Kegiatan Penelitian

Lampiran 3. Informed Consent

Lampiran 4. Lembar Kuesioner

Lampiran 5. Lembar Observasi

Lampiran 6. Pedoman Prosedur Aroma Terapi Inhalasi Lemon

Lampiran 7. Strandar Operasional Prosedur Essensial Lemon

Lampiran 8. Curriculum Vitae

Lampiran 9. Lembar Konsul

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional menyatakan bahwa

kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau biasa disebut sebagai

penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi (Yulistiana, 2015).

Kehamilan merupakan masa dimana saat konsepsi sampai lahirnya

janin, dikatakan hamil normal jika kehamilan tersebut sudah 280 hari (40

minggu 9 bulan 7 hari) dan akan dimulai dihitung triwulan atau trimester

pertama sampai 3 bulan, trimester ke 2 dari ke 4 sampai 6 bulan, trimester

ke 3 dari bulan 7 sampai bulan 9 (Depkes RI, 2017).

Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seseorang wanita

didalam rahimnya terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai dari

masa konsepsi sampai lahirnya janin, dan lamanya kehamilan akan

dimulai dari ovulasi sampai partus yang akan diperkirakan sekitar 40

minggu dan tidak melebihi 43 minggu (Kusnawati, 2014).

Trimester satu sering dianggap sebagai periode penyesuaian, dari

penyesuaian tersebut ibu akan mengalami ketidaknyamanan yang umum

biasanya terjadi yaitu akan merasakan sakit kepala dan pusing, merasa

cepat lelah, sering buang air kecil, keputihan, kembung, sesak nafas, kram

perut dan mual dan muntah atau emesis gravidarum (Selvi, 2019).

1
2

Mual biasanya terjadi saat pagi hari, akan tetapi bisa terjadi juga

pada saat malam hari. Dan gejala ini kurang lebih akan muncul selama 6

minggu setelah hari pertama haid terakhir dan akan berlangsung kurang

lebih 20 mingguan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida.

Dan satu diantara seribu kehamilan, gejala ini menjadi lebih berat

(Sarwono, 2014).

Mual dan muntah kehamilan biasanya dimulai pada usia kehamilan

9-10 minggu dengan puncak keluhan pada 11-13 minggu. Dalam 1-10%

dari kehamilan, gejala dapat berlanjut setelah 20-22 minggu (Baliknova,

2014).

Studi memperkirakan bahwa mual dan muntah terjadi pada 50-90%

dari kehamilan. Perasaan mual ini disebabkan oleh meningkatnya kadar

hormon esterogen dan Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) (Dahlan,

2017).

Mual dan muntah pada kehamilan memiliki dampak yang

signifikan bagi tubuh dimana ibu menjadi sangat lemah, dan muka akan

tampak pucat serta frekuensi buang air kecil akan menurun drastis dan hal

itu akan membuat cairan dalam tubuh akan semakin berkurang dan akan

menyebabkan darah menjadi kental (Hemokonsentrasi). Keadaan ini dapat

menyebabkan peredaran darah semakin lambat sehingga suplay oksigen

dan makanan ke jaringan juga ikut berkurang hal ini dapat menimbulkan

kerusakan jaringan yang membahayakan kesehatan ibu dan janin (Rofiah,

2019).
3

Menurut World Health Organization (WHO) jumlah kejadian

hiperemesis gravidarum mencapai 12,5% dari seluruh jumlah kehamilan

didunia dengan angka kejadian yang beragam mulai dari 0,3% di Swedia,

0,5% di California, 0,8% di Canada, 10,8% di Cina, 0,9% di Norwegia,

2,2% di Pakistan, 1,9% di Turki. Sedangkan angka kejadian hiperemesis

gravidarum di Indonesia adalah mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan.

(Maruroh, 2016). Angka kejadian emesis gravidarum di dunia yaitu 70%-

80% dari jumlai ibu hamil didunia (Febri, 2011).

Angka kejadian emesis gravidarum pada World Health

Organization (WHO) memperkirakan bahwa sedikitnya 14% dari semua

hamil yaitu terkena emesis gravidarum, angka kejadian emesis gravidarum

di Indonesia yang didapatkan dari 2.203 kehamilan yang dapat diobservasi

secara lengkap adalah 543 orang ibu hamil yang mengalami emesis

gravidarum (Kia, et al, 2013).

Berdasarkan profil kesehatan provinsi Lampung tahun 2015

tingginya angka kejadian emesis gravidarum pada wanita hamil yaitu 50-

90%. Sedangkan emesis gravidarum mencapai 10-15% di provinsi

Lampung dari jumlah ibu hamil yang ada yaitu sebanyak 182.815 orang

(Dinkes Lampung, 2015).

Apabila emesis gravidarum tidak dapat teratasi maka akan terjadi

hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah

yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-

hari karena umumnya menjadi buruk, karena dehidrasi (Nadyah, 2013).


4

Penanganan emesis gravidarum dapat menggunakan Aromaterapi

lemon. Aroma terapi lemon adalah minyak essensial yang dihasilkan dari

ekstrak kulit jeruk (Citrus Lemon) yang sering digunakan dalam aroma

terapi. Aroma terapi lemon adalah jenis aroma terapi yang aman untuk

kehamilan dan melahirkan (Medforth, 2013).

Aroma terapi lemon memiliki kandungan yang dapat membunuh

bakteri meningokokus (Meningococcus), bakteri tipus, memiliki efek anti

jamur dan efektif untuk menetralisir bau yang tidak menyenangkan, serta

menghasilkan efek anti cemas, anti depresi, anti stres dan untuk

mengangkat dan memfokuskan fikiran (Saridewi, 2018).

Aroma lemon terbukti memiliki efek menguntungkan pada emesis

gravidarum. Menurut penelitian Kia (2013) skor rata-rata emesis

gravidarum menurun selama empat hari menggunakan aroma terapi lemon

inhalasi. Hal ini juga sesuai dengan penelitian oleh Erick et al dengan

melakukan pengamatan penggunaan perawatan non-farmakologis pada

wanita untuk menghilangkan emesis gravidarum. Berdasarkan penelitian

tersebut menunjukkan bahwa 40% wanita menggunakan aroma terapi

lemon untuk meredakan mual dan muntah, dan lebih dari setengah dari

mereka yang pernah menggunakannya mengatakan cara tersebut efektif.

Dan penelitian yang dilakukan oleh Solikha dkk (2011) dengan Judul

“Pengaruh Lemon Inhalasi Aroma Therapy terhadap Mual pada

Kehamilan” didapatkan hasil penelitian bahwa pengaruh therapy lemon

inhalasi sangat berpengaruh untuk menurunkan mual dan muntah pada


5

kehamilan trimester 1 dan terapi lemon dapat diberikan selama 5-10 menit

selama 6 hari dapat mengurangi rasa mual dan muntah ibu, dan dapat

membantu ibu menjadi rileks dan nyaman. Pemberian aroma terapi lemon

(Citrus Lemon) juga dapat memberikan individu control diri ketika terjadi

rasa ingin mual dan muntah. Hal itu terjadi karena aroma terapi lemon

(Citrus Lemon) adalah jenin aroma terapi lemon yang aman untuk

kehamilan dan melahirkan yang dapat mengurangi mual untah secara

alami (Solikha, 2011).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Pentingnya prosedur

yang tepat dalam melakukan asuhan keperawatan memberikan aroma

terapi inhalasi lemon untuk menurunkan emesis pada ibu hamil trimester

satu”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui SOP pengaruh pemberian aroma terapi inhalasi

lemon untuk menurunkan emesis pada ibu hamil trimester satu.

2. Tujuan Khusus
a. Mengembangkan SOP pemberian aroma terapi inhalasi lemon

sebagai penanganan masalah emesis khususnya emesis pada ibu

hamil trimester satu.


6

b. Memberikan gambaran penerapan SOP pemberian aroma terapi

inhalasi lemon yang benar dan tepat pada ibu hamil trimester

pertama dengan masalah emesis.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

SOP pemberian aroma terapi inhalasi lemon dapat diaplikasikan dalam

bentuk family centered care (FCC) pada ibu hamil trimester satu yang

mengalami emesis.

2. Bagi Perkembangan Teknologi Ilmu Keperawatan


Sebagai acuan atau panduan dalam memberikan aroma terapi inhalasi

lemon terhadap emesis pada ibu hamil trimester satu saat pengambilan

data penulisan.

3. Bagi Pelayanan Kesehatan


SOP pemberian aroma terapi inhalasi lemon dapat digunakan dalam

menangani masalah emesis pada ibu hamil trimester satu.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Keperawatan Maternitas

a. Definisi Keperawatan Maternitas

Keperawatan maternitas adalah aspek profesional

berkualitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan

psikososial ibu selama proses konsepsi atau kehamilan, melahirkan,

keluarga dan keperawatan bayi baru lahir yang menekankan pada

pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan.

b. Falsafah Keperawatan Maternitas


Keperawatan maternitas meyakini bahwa peristiwa

kelahiran merupakan proses fisik dan psikis yang normal serta

membutuhkan adaptasi fisik dan psikososial dari individu dan

keluarga. Keluarga perlu didukung untuk memandang

kehamilannya sebagai pengalaman yang positif dan

menyenangkan. Upaya mempertahankan kesehatan ibu dan bayinya

sangat dibutuhkan partisipasi aktif dari keluarganya. Pengalaman

melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga. Proses

tersebut dapat mengakibatkan krisis situasi selama anggota

keluarga tidak merupakan satu keluarga yang utuh. Proses

kelahiran merupakan permulaan bentuk hubungan

7
8

baru dalam keluarga yang sangat penting. Pelayanan keperawatan

ibu akan mendorong interaksi positif dari orang tua, bayi, dan

anggota keluarga lainnya menggunakan sumber-sumber dalam

keluarga. Sikap, nilai, dan perilaku setiap individu dipengaruhi oleh

budaya dan sosial ekonomi dari calon ibu. Oleh sebab itu, ibu serta

individu yang dilahirkan akan dipengaruhi oleh budaya yang

diwarisi (Wagiyo, 2016).

c. Paradigma Keperawatan Maternitas


Paradigma pada keperawatan maternitas meliputi manusia,

lingkungan, kesehatan dan keperawatan.

1) Manusia

Terdiri dari wanita usia subur (WUS) berkaitan dengan

sistem reproduksi, kehamilan melahirkan, nifas, antara dua

kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta

keluarganya adalah anggota keluarga yang unik dan utuh,

merupakan makhluk biopsikososial dan spiritual yang memiliki

sifat berbeda secara individual dan dipengaruhi oleh usia dan

tumbuh kembangnya.

a) Lingkungan

Sikap nilai dan perilaku seseorang sangat dipengaruhi

oleh lingkungan, budaya dan sosial disamping pengaruh fisik.

Proses kehamilan dan persalinan serta nifas akan melibatkan

semua anggota keluarga dan masyarakat.


9

b) Sehat

Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan

dasar, bersifat dinamis, dimana perubahan-perubahan fisik

dan psikososial mempengaruhi kesehatan setiap individu

yang memiliki hak untuk lahir, sehat sehingga WUS dan ibu

memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang

berkualitas.

c) Keperawatan Ibu

Keperawatan ibu merupakan pelayanan profesional

yang ditunjukkan kepada wanita usia subur (WUS) berkaitan

dengan sistem reprodukasi, kehamilan, melahirkan, nifas

antara 2 kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari

beserta keluarganya yang berfokus pada pemenuhan

kebutuhan dasar dan melakukan adaptasi fisik psikososial

melakukan pendekatan proses keperawatan.

d. Peran Perawat Maternitas

Peran perawat maternitas terdiri atas:

1) Pelaksana

Perawat yang memberikan asuhan keperawatan

maternitas di pelayanan kesehatan seperti: rumah sakit,

puskesmas dan lain-lain.


10

2) Pendidik

Peran perawat sebagai pendidik, pendidik disini bertugas

memberikan pengetahuan atau pendidikan tentang kesehatan

khususnya tentang pengetahuan cara mengurangi mual muntah

pada ibu hamil trimester pertama.

3) Konselor

Peran perawat sebagai konsultan , yaitu perawat sebagai

tempat konsultasi terhadap masalah keperawatan yang tepat

untuk diberikan kepada pasien

4) Advocat

Peran perawat sebagai advocat yaitu sebagai

pembela.Yaitu membantu ibu hamil trimester pertama yang

mengalami mual dan muntah dalam mengambil keputusan

persetujuan atas tindakan keperawatan yang diambil.

2. Konsep Kehamilan

a. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi (bertemunya sel

telur dan sel sperma) yang diikuti dengan nidasi dan implantasi

beserta perubahan tubuh wanita, khususnya genetalia eksterna,

genetalia interna sampai payudara, karena adanya peranan hormon

estrogen, progesteron dan somatotropin dan akan berakhir dengan

proses persalinan (Sukarni, 2013).


11

Kehamilan menurut Federasi Obstetru Ginekologi

Internasional, kehamilan adalah sebagai penyatuan atau fertilisasi

dari ovum dan spermatozoa dan dilanjutkan dengan implantasi atau

nidasi (Yulistiana, 2015).

Kehamilan adalah merupakan suatu masa dimana pada saat

dimulainya konsepsi hingga lahir janin. Dikatakan lama hamil

normal jika mencapai 280 hari (40 minggu 9 bulan 7 hari). Pada

kehamilan dapat dibagi menjadi 3 trimester yaitu: trimester 1 mulai

dari 0-14 minggu, trimester 2 dimulai dari 15-27 minggu dan

trimester 3 mulai dari 28-42 minggu.

b. Proses Kehamilan
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya antara

sel sperma dan sel telur sehingga terjadi pembuahan. Proses

kehamilan (Gestasi) akan berlangsung selama 40 minggu atau 280

hari dan akan dihitung mulai dari hari pertama menstruasi terakhir

(Yulistiana, 2019).

Kehamilan akan berlangsung jika adanya spermatozoa,

ovum dan pembuahan (Konsepsi) dan nidasi (Implantasi) hasil dari

konsepsi. Dan setiap spermatozoa dibagi atas 3 bagian yaitu kepala

yang berbentuk lonjong dan agak gepeng serta mengandung bahan

nucleus dan bisa disebut dengan kaput, ekor, dan bagian yang

silindrik atau leher yang dapat menghubungkan bagian kepala dan

ekor. Spermatozoa biasanya akan bergerak lebih cepat dengan

bantuan pada getaran ekornya (Yuanita, 2019).


12

Dalam pertumbuhan embrional spermatogonium berasal

dari sel-sel primitif tubulus-tubulus testis. Pada saat janin sudah

dilahirkan sampai pada masa pubertas tiba, spermatogonium tidak

akan mengalami perubahan apapun. Tetapi pada masa pubertas sel-

sel spermatogonium akan mempengaruhi sel-sel leydig akan mulai

aktif yang akan mengadakan mitosis dan akan terjadi proses

spermatogenesis yang sangat kompleks. Setiap spermatogonium

akan membelah menjadi 2 bagian dan akan menghasilkan

spermatosit sekunder, dan kemudian spermatosit sekunder tersebut

akan membelah menjadi 2 lagi dan akan menghasilkan 2 spermatid

yang masing-masing memiliki jumlah kromosom setengah dari

jumlah yang khas untuk jenis itu. Dari spermatid ini kemudian akan

tumbuh spermatozoa (Yuanita, 2019).

Ovum mempunyai diameter 0,1 mm ditengah-tengahnya

ditemukan nukleus yang berada didalam metafase pada

pembelahan yang kedua, dan terapung-apungdidalam sitoplasma

yang berwarna kekuning-kuningan disebut vitelus. Vitelus

mengandung asam amino dan karbohidrat.Ovum dilingkari oleh

zona pelusida.Diluar zona pelusida ini diterdapat sel-sel korona

radiata, dan didalamnya terdapat ruang perivitelina, tempat benda-

benda kutub.Bahan-bahan sel korona radiata dapat disalurkan ke

ovum melalui saluran-saluran halus di zona pelusida. Pada saat

didalam perjalanan jumlah sel-sel korona radiata ovum diampula


13

akan berkurang, sehingga ovum hanya dilingkari oleh zona

pelusida pada waktu berada dekat perbatasan ampula dan ismus

tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi (Yuanita, 2019).

c. Pembuahan, Implantasi, dan Perkembangan Plaseta

1) Pembuahan

Pembuahan (Konsepsi) adalah awal dari kehamilan.

Yaitu persatuan antara sebuah spermatozoa dengan ovum, yang

biasanya terjadi dan berlangsung di ampula tuba.pada saat

pembuahan akan meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam

ovum, fusi sperma dan juga ovum. Serta berakhir dengan fusi

materik genetic. Pada sperma akan melewati korona radiate dan

zona pelusida yaitu suatu lapisan yang akan menutupi dan

mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu sperma.

Pada molekul komplemen di permukaan kepala sperma hal itu

akan mengikat ZP3 glikoprotein di zona pelusida. Pada saat

pengikatan maka akan memicu akrosom akan melepaskan enzim

dan membantu sperma menembus ke dalam zona pelusida.

Apabila sperma dapat menembus membrane yang mengelilingi

ovum, maka akan berada didalam membrane yang tidak dapat

lagi ditembus oleh sperma lain. Dan biasanya hal seperti ini

disebut dengan reaksi zona.Sperma membesar dan menjadi

pronekleus pria, sedangkan ekornya berdegenarasi. Nukleus

akan menyatu dan kromosom akan bergabung dan akan dicapai


14

dalam jumlah yang aploid yaitu 46. Dengan demikian,

berlangsuglah konsepsi dan akan membentuk zigot. Karena telur

yang telah difertilisasi akan membelah dengan sangat cepat

tetapi ukurannya tidak akan bertambah dan akan membentuk sel

kecil yang disebut blastomer yang dibentuk dari setiap

pembelahan. Pada lapisan morula dikelilingi oleh lapisan

pelindung zona pelusida.Pada morula terdapat 16 sel dan ada

satu sel padat yang dapat dihasilkan dalam waktu 3 hari.Cairan

masuk kedalam zona pelusida dan menyusup kedalam ruang

intraseluler diantara blastomer, lalu terbentuk pula

blastosis.Pebentukan ini menandai diferensiasi utama pertama

embrio. Massa pada sel bagian dalam berkembang menjadi

embrio dan membrane embrio, yang disebut amnion.

2) Ovum

Saat ovulasi, ovum keluar dari folikel ovarium yang

pecah.Kadar estrogen yang tinggi meningkatkan gerakan tuba

uterina, sehingga ovum disapu oleh mikrofilamen -mikrofilamen

fimbria infundibulum tuba ke arah ostium tuba abdominalis dan

disalurkn terus kearah medial.Ovum dilingkari zona pelusida.

Diluar zona pelusida ditemukan sel-sel korona radiate dan

didalamnya, terdapat ruang perivitelina. Ovum tidak dapat

berjalan sendiri. Ovum dianggap subur selama 24 jam setelah


15

ovulasi. Apabila tidak difertilisasi oleh sperma, ovum

berdegenarasi dan diabsorpsi (Siti, 2012).

3) Sperma

Pada saat hubungan seksual dalam kondisi normal

sperma di keluarkan sekitar 200 sampai 500 juta sperma ke

dalam vagina. Tetapi hanyabeberapa ratus ribu spermatozoa

yang dapat terus ke kavum uteri, tuba, dan hanya beberapa ratus

akan sampai ke bagian ampula tuba dimana spermatozoa

memasuki ovum. Pada akhirnya hanya satu spermatozoa yang

mempunyai kemampuan untuk membuahi. Sperma berenang

dengan gerakan ekornya. Beberapa sperma dapat mencapai

tempat fertilisasi dalam 5 menit, tetapi rata-rata waktu yang

dibutuhkan adalah 4 sampai 6 jam. Sewaktu sperma berjalan

melalui tuba uteria, enzim yang dihasilkan disana akan

membantu kapasitas sperma, yakni perubahan fisiologis yang

membuat lapisan pelindung lepas dari kepala sperma (akrosom)

sehingga terbentuk lubang kecil di akrosom yang

memungkinkan enzim hialuronidase keluar.Enzim ini

dibutuhkan agar sperma dapat menembus lapisan pelindung

ovum sebelum di fertilisasi (Yuanita, 2019).

4) Proses Fertilisasi (Pembuahan)

Proses fertilisasi yaitu sebagai persatuan antara sebuah

spermatozoa dengan ovum, yang menandai dan biasanya terjadi


16

diampula tuba. Pembuahan meliputi penetrasu spermatozoa

kedalam ovum, fusi sperma dan ovum, diakhiri dengan fusi

materi genetik. Sperma melewati korona radiate dan zona

pelusida adalah lapisan yang menutupi dan mencegah ovum

mengalami fertilisasi lebih dari satu sperma. Pada suatu molekul

akan mengikat ZP3 glikoprotein dizona pelusida pada

komplemen khusus dipermukaan kepala pada sperma. Dan

sperma akan mulai membesar dan menjadi pronukleus pria, dan

ekornya akan berdegenerasi. Cairan masuk kedalam zona

pelusida dan menyusup kedalam ruang intraseluler diantara

blastomer, lalu kemudian terbentuk pula blastosis.Pembentukan

ini menandai diferensiasi utama pertama embrio.Massa pada sel

bagian dalam berkembang menjadi embrio dan membran

embrio, yang disebut amnion (Yuanita, 2019).

5) Nidasi

Apabila sudah memasuki hari ke 4 hasil dari konsepsi

akan mencapai stadium blastula yang biasa disebut dengan

blastokista dan pada bagian luarnya disebut trofoblas serta

bagian dalam disebut sebagai massa inner cell. Massa inner cell

kemudian akan berkembang menjadi janin trofoblas berubah

menjadi plasenta. Dan saat trofoblas terbentuk, akan dimulainya

produksi hormone human gonadotrophin (hCG). Dam produksi

hormone tersebut kemudian akan meningkat kurang lebih dari


17

hari ke 60 akan tetapi akan turun lagi antara 7 samapi 10 hari

setelah masa konsepsi, trofoblas mensekresi enzim yang akan

membenamkan diri ke dalam endometrium sampai ke seluruh

blastosis tertutup. Trofoblas ini sendiri mempunyai kemampuan

menghancurkan dan mencairkan jaringan endometrium. Nidasi

diatur oleh proses antara trofoblas yang mempunyai kemampuan

invasi yang kuat manakala endometrium mengonrol invasi

trofoblas dengan mensekresikan inhibitator cytokines dan

protease. Blastokista dengan bagian mengandung inner cell aktif

mudah masuk kedalam lapisan desidua dan luka desidua

kemudian menutup kembali.Luka yang kadang- kadang terjadi

pada lapisan desidua ini sewaktu nidasi disebut tanda

Hartman.Umumnya nidasi terjadi pada dinding anterior atau

posterior uterus, dekat fundus uteri. Proses inilah yang disebut

implantasi.

6) Struktur Pembentukan Plasenta

a) Struktur Plasenta

Plasenta adalah organ yang penting bagi janin, karena

plasenta memiliki fungsi sebagai alat pertukaran zat antara

bayi dan ibu atau sebaliknya. Plasenta bentuk hampir bundar

atau bundar dengan memiliki tebal 2,5 cm, diameter 15-20

cm, dan berat rata-rata 500 gram. Umumnya plasentater

terbentuk sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi. Plasenta


18

terletak didepan atau dibelakang dinding uterus, agak keatas

dan mengarah ke fundus uteri, dan permukaan pada bagian

atas korpus uteri akan lebih luas, dan hal itu akan

menyebabkan akan semakin banyak tempat untuk

berimplementasi. Plasenta berasal dari sebagian besar dari

janin, yaitu villi koriales atau jonjotchorion dan sebagian

kecil dari bagian ibu yang berasal dari desiduabasalis. Pada

saat 2 minggu pertama akan mulai berkembang dan akan

menghasilkan konsepsi, trofoblas invasive yang telah

melakukan penetrasi kepembuluh darah endometrium. Dan

kemudian akan terbentuk suatu sinus intertrofoblastik dengan

ruangan-ruangan yang bersisi dengan darah maternal. Dan

pertumbuhan ini akan terus berjalan sampai timbul suatu

ruangan interviler dimana villi korialis akan terapung-apung

diantara ruangan tersebut sampai placenta terbentuk. Pada

saat 3 minggu pasca fertilisasi sirkulasi darah janin akan

dapat diidentifikasi dan akan dimulai proses pembentukan

vili korialis. Dan sirkulasi darah janin ini kemudian akan

berakhir pada lengkungan kapiler dalam vili korialis dimana

ruang intervilinya dipenuhi oleh darah maternal yang dipasok

oleh arteri spiralis dan akan dikeluarkan melalui vena uterine.

Vili korialis ini bertumbuh menjadi plasenta.Darah ibu dan

janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan


19

lapisan korion yang dinamakan plasenta hemokorial.Plasenta

mempunyai 2 permukaan, yaitu permukaan fetal dan

maternal. Permukaan fetal adalah permukaan yang

menghadap kejanin, warnanya keputih-putihan dan licin. Hal

ini disebabkan karena permukaan fetal tertutup oleh amnion,

di bawah tampak pembuluh- pembuluh darah. Permukaan

maternal adalah permukaan yang menghadap ke dinding

rahim, berwarna merah dan terbagi celah- celah yang berasal

dari jaringan ibu.Jumlah sel pada plasenta dibagi menjadi 16-

20 kontiledon. Penampangan plasenta terbagi menjadi 2

bagian yang terbentuk oleh jaringan ibu dan jaringan janin.

Bagian yang terdiri dari jaringan ibu disebut piring basal atau

piring desidua yang terdiri dari desidua spongiosa dan

desidua compacta. Bagian yang terdiri dari jaringan janin

disebut membran chorii, yang dibentuk dari amnion,

pembuluh darah janin, korion, danvilli.

b) Arus Darah Utero Plasenta

Plasenta dan janin di hubungkan dengan tali pusat

yang berisi satu vena dan dua arteri, vena membawa oksigen ,

sedangkan arteri kembali dari janin berisi darah kotor. Bila

terdapat hanya satu arter ada resiko 15% kelainan

kardiovaskular ini dapat terjadi 1:200 kehamilan. Tali pusat

berisi massa mukopolisakari yang disebut jeli wharton dan


20

bagian luar adalah epitel amnion. Pada tali pusat mempunyai

panjang yang bervariasi yaitu, 30-90 cm. dan pembuluh darah

pada tali pusat akan berkembang dan berbentuk seperti

heliks, artinya maksudnya agar terdapat fleksibilitas dan

terhindar dari torsi. Tekanan darah arteri pada akhir

kehamilan diperkirakan 70/60 mmHg, sedangkan tekanan

vena diperkirakan 25 mmHg. Tekanan darah yang relatif

tinggi pada kapiler, termasuk pada vili maksudnya adalah

seandainya terjadi kebocoran, darah ibu tidak masuk kejanin.

Pada kehamilan aterm arus darah pada tali pusat berkisar 350

ml/menit. Pada bagian ibu dimana arteri spiralis

menyemburkan darah, tekanan relatif rendah yaitu 10 mmHg.

Arus darah utero plasenta pada kehamilan aterm diperkirakan

500-750ml.menit.

d. Tanda – Tanda dan Gejala Kehamilan

1) Tanda- Tanda Tidak Pasti Hamil menurut Jannah tahun (2012),

yaitu:

a) Amenorrhea (tidak haid)

b) Mual dan muntah

c) Ngidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)

d) Payudara menjadi tegang dan membesar

e) Tidak ada nafsu makan

f) Sering buang airkecil


21

g) Obstipasi (Penurunan kerja tonus otot karena dipengaruhi

hormone steroid

h) Pigmentasi kulit

i) Epulis

j) Varices

2) Tanda-tanda kemungkinan Hamil

a) Uterus membesar

b) Tanda hegar

c) Tanda chadwick

d) Tanda piscaseck

e) Tanda braxtonhicks

f) Goodellsign

g) Reaksi kehamilan positif.

e. Perubahan Fisiologis dalam MasaKehamilan

Banyak perubahan – perubahan yang terjadi setelah

fertilisasi dan berlanjut sepanjang kehamilan. Berikut beberapa

perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi pada wanita hamil,

diantaranya:

1) Perubahan Sistem Reproduksi

a) Vagian dan Vulva

Vagina sampai minggu ke–8 terjadi peningkatan

vaskularisasi atau penumpukan pembuluh darah dan

pengaruh esterogen yang menyebabkan perubahan warna,


22

menjadi warna kebiruan pada vagina yang disebut dengan

tanda Chadwick. Perubahan pada dinding vagina yaitu

terjadinya peningkatan ketebalan mukosa vagina, pelunakan

jaringan penyambung, dan hipertrofi (pertumbuhan abnormal

jaringan) pada otot polos yang merenggang, akibat dari

perenggangan ini vagina menjadi lunak. Respon lain

pengaruh hormonal adalah sekresi sel-sel vagina meningkat,

sekresi tersebut bersifat sangat asam karena adanya

peningkatan PH asam sekitar (5,2 – 6) dan berwarna putih.

Keasaman ini berguna untuk mengontrol pertumbuhan

bakteri patogen atau bakteri penyebab penyakit (Kumalasari,

2015).

b) Uterus dan Rahim

Perubahan yang sangat jelas terjadi pada uterus atau

rahim sebagai ruang untuk menyimpan calon bayi yang

sedang tumbuh.

c) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah

menurut Kumalasari tahun (2015), yaitu:

(1) Hipertrofi dan Hiperplasia

Hipertrofi dan Hiperplasia (Pertumbuhan dan

perkembangan jaringan abnormal) yang menyebabkan

otot-otot rahim menjadi lebih besar, lunak dan dapat

mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.


23

(2) Perkembangan desidua

Desidua atau sel-sel selaput lendir rahim selama hamil.

(3) Ukuran uterus sebelum hamil

Sekitar 8x5x3 cm dengan berat 50 gram (Sunarti, 2013).

Utaaaaaerus bertambah berat sekitar 70 - 1100 gram

selama kehamilan dengan ukuran uterus saat umur

kehamilan aterm adalah 30x25x20cm dengan

kapasitas>4000cc. Pada perubahan posisi uterus di bulan

pertama berbentuk bulat, akhir kehamilan berbentuk

seperti alpukat, empat bulan berbentuk bulat, akhir

kehamilan berbentuk bujur telur. Pada rahim yang

normal atau tidak hamil sebesar telur ayam, umur dua

bulan kehamilan sebesar telur angsa.

(4) Dinding-dinding Rahim

Dapat melunak dan elastis menyebabkan fundus uteri

dapat didefleksikan yang disebut dengan Mc. Donald,

serta bertambahnya lunak korpus uteri dan serviks

diminggu kedelapan usia kehamilan yang dibiasa disebut

dengan tanda Hegar. Menurut Kusumawati (2008) dalam

Sartika 2016 perhitungan lain berdasarkan perubahan

tinggi fundus dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri

dari simfisis maka diperoleh, usia kehamilan 22-28

minggu: 24-26 cm, 28 minggu: 26,7 cm, 30 minggu: 29-


24

30 cm, 32 minggu: 29,5- 30 cm, 34 minggu: 30 cm, 26

minggu: 32 cm, 38 minggu: 33 cm, 40 minggu: 37,7 cm.

(Sartika, 2016).

d) Serviks

Akibat pengaruh hormon esterogen menyebabkan

massa dan kandungan air meningkat sehingga serviks

mengalami peningkatan vaskularisasi dan oedem karena

meningkatkan suplai darah dan terjadi penumpukan pada

pembuluh darah menyebabkan serviks menjadi lunak tanda

(Goodel) dan berwarna kebiruan (Chdwic) perubahan ini

dapat terjadi pada tiga bulan pertama usia kehamilan.

e) Ovarium

Pada usia kehamilan menginjak 16 minggu, fungsi

ovarium diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi dari

produksi estrogen dan progesterone. Selama kehamilan

ovarium akan mengalami tenang. Tidak terjadi pembentukan

dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak

terjadi siklus hormonal menstruasi (Setiawati, 2013).

2) Kulit

Pada kulit terjadi peningkatan aktifitas deposit pigmen

dan hiperpigmentasi karena pengaruh Melanocyte Stimulating

Hormone atau hormon yang menyebabkan warna kulit pada

lobus hiposis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis


25

(kelenjar pengatur hormon adrenalin). Hiperpigmentasi ini

terjadi pada di daerah perut yang disebut dengan striae

gravidarum, garis gelap mengikuti garis diperut (linia nigra),

areola mama, papila mamae, pipi (cloasma gravidarum). Setelah

persalinan hiperpigmentasi ini akan berkurang dan hilang

(Sukarni,2013).

3) Payudara

Pada saat hamil payudara akan semakin lunak dan

membesar. Pada awal kehamilan areola akan berubah warna

menjadi kehitaman dan cenderung menonjol keluar. Pada saat

yang sama puting payudara akan semakin membesar dan

mengeluarkan kolostrum namun belum dapat memproduksi ASI.

Jadi jika payudara semakin membesar maka akan muncul striae

seperti yang muncul pada perut. Besarnya payudara sebelum

hamil tidak ada pengaruhnya dengan produksi ASI setelah

melahirkan (Sukarni, 2013).

4) Sistem Sirkulasi Darah (Kardiovaskuler)

Volume darah semakin meningkat karena jumlah serum

lebih besar daripada pertumbuhan sel darah sehingga terjadi

hemodelusi atau pengenceran darah. Volume darah ibu

meningkat sekitar 30% sampai 50% pada kehamilan tunggal,

dan 50% dalam kehamilan kembar, peningkatan ini dikarenakan

adanya retensu garam dan air yang disebabkan sekresi


26

aldosteron dari hormon adrenal oleh estrogen. Curah jantung

atau cardiac output akan terjadi peningkatan sekitar 30%, pompa

jantung meningkat 30% setelah kehamilan 3 bulan dan

kemudian melambat hingga 32 minggu. Setelah itu volume

darah menjadi normal kembali atau relatif stabil (Kumalasari,

2015).

5) Perubahan Sistem Pernafasan

Seiring bertambahnya usia kehamilan dan pembesaran

rahim, wanita hamil sering mengetakan bahwa sering sesak dan

pendek nafas, hal ini disebabkan karena usus tertekan kearah

diafragma akibat dorongan rahim yang membesar. Selain ini

kerja jantung dan paru juga bertambah berat selama hamil,

jantung memompa darah untuk dua orang yaitu ibu dan janin,

dan paru menghisap zat asam (pertukaran oksigen dan

karbondioksida) untuk kebutuhan ibu dan janin.Dan pada saat

hamil tubuh mengalami peningkatan oksigen sampai 20%,

selain itu diafragma juga terdorong ke kranial dan kemudian

terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat komplikasi

dada (chest compliance) menurun. Volume tidak meningkat atau

volume residu paru (functional residual capacity) menurun, dan

kapasitas vital menurun (Sukarni, 2013).


27

6) Perubahan Sistem Perkemihan (Urinaria)

Selama kehamilan biasanya ginjal bekerja lebih berat

karena menyaring darah yang volumenya meningkat sampai

30%-50% atau lebih, serta pembesaran uterus yang menekan

kandung kemih sehingga menyebabkan sering berkemih.Selain

itu, terjadinya hemodelusi menyebabkan metabolisme air makin

lancar sehingga pembentukan air seni pun bertambah.Faktor

penekanan dan meningkatnya pembentukan air seni inilah yang

menyebabkan meningkatnya beberapa hormon yang dihasilkan

yaitu hormoekuensi berkemih. Gejala ini akan menghilang pada

trimester ketiga kehamilan dan diakhir kehamilan gangguan ini

akan muncul kembali karena turunnya kepala janin ke rongga

panggul yang menekan kandung kemih (Sunarti, 2013).

7) Perubahan Sistem Endokrin

Plasenta sebagai sumber utama setelah terbentuknya

menghasilkan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

hormon utama yang akan menstimulasi pembentukan estrogen

dan progesteron yang disekresi oleh korpus luteum, berperan

mencegah terjadinya ovulasi dan membantu kembali ke

kerongkongan. Hormon lain yang dihasilkan yaitu hormon HPL

(Human Placenta Lactogen) atau hormon yang merangsang

produksi ASI, hormon HCT (Human Chorionic Thyrotropin)

atau hormon pengatur akitivitas kelenjar tiroid dan hormon


28

MSH (Melanocyte Stimulating Hormon) atau hormon yang

mempengaruhi warna atau perubahan pada kulit (Kumalasari,

2015).

8) Perubahan Sistem Gastrointestinal

Perubahan pada sistem gastrointestinal tidak lain adalah

pengaruh dan faktor hormonal selama kehamilan. Terjadinya

peningkatan kadar progesteron dapat mengganggu

keseimbangan cairan tubuh yang dapat meningkatkan kolestrol

darah dan mampu melambatkan kontraksi otot-otot polos, hal ini

mengakibatkan gerakan usus (peristaltik) berkurang dan bekerja

lebih lama karena adanya desakan akibat tekanan ini dari uterus

yang membesar sehingga pada ibu hamil terutama pada

kehamilan trimester ketiga sering mengeluh konstipasi atau

sembelit.

Selain itu adanya pengaruh esterogen yang tinggi

menyebabkan terjadinya peningkatan asam lambung dan sekresi

kelenjar air liur (saliva) juga meningkat karena menjadi lebih

asam dan lebih banyak. Ketika terjadinya peningkatan asam

lambung, dapat menyebabkan daerah lambung hingga dada

terasa panas, kejadian tersebut disebut dengan heartburn.

Heartburn adalah kondisi dimana makanan terlalu lama berada

dilambung, karena relaksasi spingter ani dikerongkongan bawah

yang memungkinkan isi lambung, keadaan lain menimbulkan


29

rasa mual dan pusing atau sakit kepalapada ibu di pagi hari

(morning sickness) jika disertai muntah yang berlebihan

sehingga mengganggu aktivitas ibu sehari-hari disebut

hiperemesis gravidarum (Sunarti, 2015).

3. Konsep Trimester Satu Dalam Kehamilan

a. Definisi Trimester Satu

Kehamilan trimester satu adalah kehamilan pada usia 0

sampai 12 minggu. Masa ini adalah masa penting bagi

pertumbuhan dan perkembangan otak janin, jantung, sistem syaraf

dan reproduksi. Pada usia kehamilan 17 hari, telah mulai terbentuk

sel-sel otak (Kusnawati, 2014).

b. Faktor Penyebab Trimester Satu

Faktor penyebab kehamilan trimester satu adalah sel sperma

yang berhasil membuahi sel telur sehingga menjadi zigot, morula,

blastosit, embrio dan janin (Yuanita, 2019).

c. Tanda dan Gejala Trimester Satu

1) Gejala Subjektif

a) Amenore

b) Nausea

c) Mual

d) Payudara terasa penuh dan sensitif

e) Sering berkemih
30

f) Merasa letih dan lemah

g) Berat badan meningkat

h) Perubahan mood

1) Gejala Objektif

a) Peningkatan temperatur basal tubuh

b) Perubahan kulit

c) Perubahan pada payudara

d) Pembesaran pada abdomen

e) Perubahan pada rahim dan vagina

d. Keluhan Trimester Satu


Keluhan trimester satu menurut Yuanita tahun (2019), sebagai
berikut:
1) Rasa Muntah dan Mual

Ini terjadi pada bulan pertama kehamilan , timbul pada

pagi hari yaitu saat perut kosong. Penyebabnya kemungkinan

dari perubahan hormonal.

2) Mengidam

Peningkatan asupan kalori terjadi karena perubahan

psikologis selama kehamilan.Mengidam sering terjadi pada

bulan pertama kehamilan.

3) Gangguan Berkemih

Bulan pertama ibu hamil pada masa kehamilan biasanya

ibu merasa ingin selalu buang air kecil, ini dapat terjadi karena

kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai


31

membesar.Selain itum juga dipengaruhi oleh hormon

aldosterone yang dapat meningkatkan vaskularisasi pembuluh

darah.

4) Konstipasi

Ibu hamil biasanya mengalami konstipasi atau kesulitan

buang air besar disebabkan oleh kekuatan otot traktus digestivus

menurun akibat pengaruh hormon progesteron yang

mengakibatkan mortalitas saluran pencernaan berkurang. Feses

yang lebih lama di usus akan menyebabkan absorpsi air

meningkat, dan terjadi pengeringan dari fase serta penekanan

uterus terhadap kolon dan rectum.

5) Epulis

Merupakan keadaan hipertropi dan hiperemis pada gusi

6) Varises

Timbulnya varises pada ibu hamil dapat terjadi karena

faktor hormonal seperti bendungan vena dalam panggul, selain

itu juga terjadi karena dipengaruhi oleh faktor keturunan dalam

masa kehamilan

7) Fluor Albus Meningkat

Fluor albus meningkat karena serviks dirangsang oleh

hormon estrogen dan progesteron sehingga menjadi hipertropi

dan hiperaktif serta mengeluarkan banyak mukosa. Umumnya


32

peningkatan cairan dalam vagina pada kehamilan tanpa sebab

patologis dan sering tidak menimbulkan keluhan.

8) Mudah lelah, Malaise, dan Fatique

Mudah lelah, malaise dan fatique tidak diketahui

penyebabnya dengan jelas, kemungkinan adanya peningkatan

HCG, peningkatan progesteron dan estrogen, dan asupan nutrisi

yang kurang.

9) Perubahan Payudara dan Rasa Nyeri

Perubahan pada payudara dan adanya perasaan nyeri

disebabkan oleh hipertropi kelenjar payudara dan peningkatan

vaskularisasi serta adanya hiperpigmentasi areola pada puting

susu yang disebabkan oleh stimulasi hormone melanophore

stimulating hormone (MSH).

e. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil Trimester Satu

Beberapa Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil Trimester

Satu menurut Yuanita tahun (2019), yaitu:

1) Rasa Cemas Bercampur Bahagia

Perubahan psikologis yang paling terlihat pada usia

kehamilan trimester satu yaitu timbul rasa cemas dan ragu

sekaligus disertai bahagia. Munculnya rasa ragu dan khawatir

yang sangat berkaitan pada kualitas kemampuan untuk merawat

bayi, sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia merasa sudah

sempurna sebagai wanita yang dapat hamil.


33

2) Perubahan Emosional

Perubahan-perubahan emosi pada ibu hami trimester satu

menyebabkan adanya penurunan kemampuan hubungan seksual,

rasa mual dan letih, depresi, perubahan suasana hati

kekhawatiran pada bentuk penampilan diri yang kurang

menarik, kekhawatiran ibu tentang kesejahteraannya dan

bayinya dan sebagainya.

3) Ketidakyakinan dan Ketidakpastian

Awal minggu kehamilan ibu sering merasa tidak yakin

pada kehamilannya. Dan hal ini dapat memperburuk lagi jika

ibu memiliki masalah emosi dan kepribadian. Meskipun

demikian pada kebanyakan ibu hamil terus berusaha untuk

mencari kepastian bahwa dirinya sedang hamil dan harus

membutuhkan perhatian dan perawatan khusus untuk bayinya.

4) Perubahan Seksual

Selama trimester satu ibu hamil akan mengalami

keinginan seksual wanita menurun. Hal–hal yang

menyebabkannya berasal dari rasa takut terjadinya keguguran

atau kematian janin sehingga mendorong kedua pasangan

menghindari aktivitas seksual. Apalagi jika ibu hamil sudah

pernah mengalami keguguran. Hasrat seks di trimester pertama

sangat bervariasi diantara wanita yang satu dengan yang lainnya.

Meskipun ada beberapa wanita mengalami peningkatan hasrat


34

seksual, tetapi fase trimester pertama menjadi suatu penurunan

libido dan jikalau pun ada biasanya mereka telah berkomunikasi

sebelum melakukan hubungan koitus. Pada kebanyakan

pasangan momen ini sering digunakan suami untuk memberikan

kasih sayang dan cinta kasih yang lebih tanpa harus melakukan

koitus.

5) Fokus Pada Diri Sendiri

Pada bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu

lebih berfokus kepada kondisi dirinya sendiri, bukan kepada

janin. Meskipun demikian, bukan berarti ibu kurang

memerhatikan kondisi bayinya. Kini ibu lebih merasa bahwa

janin yang dikandungnya menjadi bagian tubuh yang tak

terpisahkan. Hal ini mendorong ibu untuk menghentikan

rutinitasnya, terutama yang berkaitan dengan tuntutan sosial

atau tekanan psikologis agar bisa menikmati waktu kosong

tanpa beban. Sebagian besar dari ibu banyak wakyu yang

dihabiskan untuk tidur.

6) Stres

Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan

trimester pertama bisa berdampak positif dan negatif. Dimana

kedua stres ini dapat mempengaruhi perilaku ibu. Terkadang

stres tersebut bersifat intrinstik dam ekstrinstik, stres intrinstik

berhubungan dengan tujuan pribadi ibu, dimana dia berusaha


35

membuat sesempurna mungkin kehidupan pribadinya dan

kehidupan sosialnya. Stres ekstrinstik timbul karena faktor

eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian, kemandirian,

dan masa reproduksi.

7) Goncangan Psikologis

Pada bagian ini goncangan jiwa yang terjadi lebih kecil

di trimester pertama dan umumnya lebih tertuju pada kehamilan

pertama.

f. Macam – Macam Tanda Bahaya Kehamilan Trimester Satu


1) Abortus

Abortus adalah pelepasan produk konsepsi dengan alasan

tertentu pada atau sebelum usia kehamilan 20 minggu atau berat

badan janin kurang dari 500 gram yang terjadi secara tidak

sengaja (Elisa, 2017).

2) Hiperemesis pada ibu hamil

Hiperemesis pada ibu hamil adalah emesis pada ibu

hamil yang berlebihan sehingga menimbulkan gejala klinis serta

mengganggu kehidupan sehari-hari (Yuanita, 2019).

3) Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dengan

pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi dan tidak menempel

pada dinding endometrium kavum uteri. Bila kehamilan tersebut

mengalami proses pengakhiran (abortus) maka disebut dengan

kehamilan ektopik terganggu (KET) (Risilwa, 2017).


36

4) Mola Hidatidosa

Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal yang

ditandai dengan pembengkakan kistik vilus korialis disertai

proliferasi trofoblas dalam beberapa tingkatan. Gejala utama

mola hidatidosa adalah perdarahan. Sifat perdarahan dapat

terjadi intermiten, sedikit-sedikit maupun sekaligus banyak

sehingga dapat menyebabkan terjadinya anemia, syok maupun

kematian (Winkjosastro, 2016).

5) Anemia pada Ibu Hamil

Anemia pada kehamilan tidak dapat dipisahkan dengan

perubahan fisiologis yang terjadi selama proses kehamilan,

umur janin dan kondisi ibu hamil sebelumnya. Pada saat hamil,

tubuh akan mengalami perubahan yang signifikan, jumlah darah

dalam tubuh meningkat sekitar 20-30%, sehingga memerlukan

peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk

membuat hemoglobin (Hb). Ketika hamil, tubuh ibu akan

membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya.

Tubuh memerlukan darah hingga 30% lebih banyak daripada

sebelum hamil (Noversitti, 2012).

6) Pre-eklamsia

Pre-eklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda

hipertensi, oedema, dan terjadinya protenuria yang timbul

karena kehamilan. Penyakit ini biasanya timbul pada trimester


37

ke tiga kehamilan tetapi dapat juga timbul di trimester

sebelumnya (Marni, 2012).

7) Eklamsia

Eklamsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam

persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan kejang (bukan

timbul akibat kelainan saraf) dan atau koma dimana sebelumnya

sudah menimbulkan gejala pre-eklamsia (Ong, 2008).

3. Konsep Dasar Emesis

a. Definisi Konsep Dasar Emesis

Emesis pada ibu hamil merupakan suatu gejala yang sering

terjadi pada kehamilan trimester satu. Pada pagi hari mual biasanya

akan terjadi, dan mungkin juga akan terjadi pada malam hari dan

pada kejadian ini kemungkinan akan berlangsung selama 6 minggu

setelah hari pertama haid terakhir dan akan berlangsung hingga 10

minggu. Dan biasanya pada kasus primigravida mual muntah akan

terjadi sebanyak 60-80%. Dan pada kasus seperti ini satu dari

antara seribu kehamilan, gejala ini akan terjadi lebih berat

(Sarwono, 2014).

b. Penyebab
Penyebab emesis gravidarum karena peningkatan hormon

estrogen, progesteron dan dikeluarkannya human chorionic

gonadothropine plasenta. (Manuaba, 2013). Mual muntah juga

disebabkan karena makanan berprotein tinggi dengan rendah


38

berkarbohidrat dan bervitamin lebih berpeluang menderita mual

muntah yang hebat seperti kurang makan, kurang tidur atau kurang

istirahat dan stres dapat memperburuk rasa mual (Neil, 2014).

Faktor yang mempengaruhi mual dan muntah seperti

hormonal, psikososial, masalah pekerjaan dan status gravida

biasanya sering mempengaruhi mual muntah yang memicu keadaan

ibu hamil akan semakin parah bila tidak teratasi. Kebanyakan ibu

hamil yang mengalami mual muntah pemicunya dikarenakan ibu

merasa kecapean, kurang istirahat dan belum mampu beradaptasi

dengan perubahan hormon yang terjadi pada saat kehamilan

(Wiulin, 2019).

c. Patofisiologi
Mual dan muntah biasanya terjadi karena disebabkan oleh

peningkatan dari kadar estrogen, dan keluhan ini biasanya terjadi

pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik dari kadar estrogen ini

pun tidak jelas berasal darimana tetapi ada kemungkinan berasal

dari system saraf pusat yang disebabkan oleh pengosongan pada

lambung (Winkjosastro, 2006). Apabila hormone progesterone

meningkat maka akan menyebabkan otot polos pada system

gastrointestinal akan mengalami relaksasi dan hal itu akan

membuat motilitis lambung akan menurun dan pengosongan

lambung juga akan melambat. Kejadian ini juga akan mengacu

terjadinya mual muntah karena ada peningkatan sekresi asam

hidrolorid juga akan berkontribusi. Dan bukan hanya ini saja tetapi
39

ada beberapa faktor yang mungkin dapat memperberat penyebab

ini misalnya seperti faktor psikologis, spiritual, lingkungan dan

juga sosial kultural (Runiari, 2010).

Pada faktor psikologis merupakan faktor utama karena

menyangkut pengaruh dari dari hormone. Apabila mual muntah

lebih sering terjadi maka akan menyebabkan kekurangan intake

cairan dan hal itu akan menyebabkan dehidrasi sehingga cairan

ektraseluker plasma akan berkurang. Dan bukan hanya itu saja

tetapi natrium dan klorida dalam darah mapun urine akan

mengalami penurunan, dan akibat dari dehidrasi tersebut akan

menyebabkan hemokonsentrasi dan akan membuat aliran darah ke

jantung akan berkurang. Dan apabila kasus ini terus berlangsung

maka akan menyebabkan kekurangan kalium akibat dari mual

muntah dan jika semakin bertambah maka dapat merusak hati

(Runiari, 2010).

Apabila pencernaan dan absorpsi serta nutrisi tidak adekuat

maka akan menyebabkan tubuh akan membakar lemak dan

fungsinya ialah untuk mempertahankan panas dan energy tubuh.

Tetapi apabila tidak ada karbohidrat maka lemak dapat digunakan

untuk menghasilkan energi, akibatnya beberapa hasil pembakaran

dari metabolisme lemak terdapat dalam darah dan urine (terdapat

atau kelebihan keton dalam urine) (Runiari, 2010).


40

d. Gejala Klinis Emesis Pada Ibu Hamil Trimester satu


Gejala klinis emesis pada ibu hamil adalah pusing dan mual

muntah terutama pada pagi hari.Biasanya mual muntah terjadi pada

trimester pertama kehamilan, tetapi beberapa ibu hamil juga

mengalami mual dan muntah pada trimester dua dan tiga. Selain

dengan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang fisiologi

kehamilan muda, diet dengan makanan sedikit tapi sering, serta

pemberian obat atau vitamin B kompleks dan B6, penanganan

untuk mual dan muntah bisa juga dilakukan melalui hipoterapi. Ini

karena, hiperemesis gravidarum sering pula disebabkan pengaruh

psikologis ibu (Yessie, 2010).

e. Komplikasi
Dampak buruk yang dapat dari mual dan muntah yang dapat

memengaruhi kondisi kandungan adalah jika ibu mengalami

hiperemesis gravidarum, yaitu jika muntah-muntah lebih dari 10

kali dalam satu hari, sehingga ibu mengalami kekurangan cairan

dan energi. Kondisi ini dapat mengganggu kenyamanan ibu dan

pertumbuhan janin (Ova, 2010).

Sekitar 1,5%-2% ibu hamil, bisa mengalami mual dan

muntah secara berlebihan. Jika sudah demikian, biasanya mereka

sampai tidak bisa mengkonsumsi makanan dan minuman apapun

sehingga mengalami kekurangan cairan, gangguan elektrolit, badan

terasa lemah dan tidak bertenaga.Bila tidak ditangani hal ini


41

tentunya bisa membahayakan kesehatan janin dalam kandungan

nya (Milda, 2016).

Mual dan muntah yang berlebihan juga menyebabkan cairan

tubuh semakin berkurang dan menjadi hemokonsentrasi yang

memperlambat peredaran darahsehingga dapat mempengaruhi

tumbuh kembang janin karena trimester pertama adalah fase organ-

organ janin terbentuk (Merlin, 2018).

f. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan

tergantung pada beratnya gejala. Pengobatan dapat dilakukan

dengan cara farmakologi maupun nonfarmakologi (Sujik, 2013).

1) Farmakologi

Penatalaksanaan mual muntah pada ibu hamil dengan

cara farmakologi dapat dilakukan dengan pemberian antiemetik,

antihistamin, antikolinergik dan kortikosteroid.

2) Nonfarmakologi

Beberapa nonfarmakologi menurut Novita tahun (2016), yaitu:

a) Akupuntur

b) Peppermint tea

c) Permen mint

d) Spearment

e) Aroma terapi jahe

f) Papermint
42

g) Aroma terapi lemon

h) Ginger tea

4. Konsep Dasar Aroma Terapi Lemon

a. Definisi Aromaterapi

Aromaterapi merupakan tindakan terapeutik dengan

menggunakan minyak essensial yang bermanfat untuk

meningkatkan keadaan fisik dan psikologis sehingga menjadi lebih

baik.Setiap minyak essensial memiliki efek farmakologis yang

unik, seperti antibakteri, anivirus, diuretik, vasodilator, penenang

dan peransang adrenal. Ketika minyak esensial dihirup, molekul

masuk kerongga hidung dan merangsang sistem limbik adalah

daerah yang mempengaruhi emosi dan memori serta secara

langsung terkait dengan adrenal, kelenjar hipofisis, hipotalamus,

bagian-bagian tubuh yang mengatur denyut jantung, tekanan darah,

stress, memori, keseimbangan hormon, dan pernafasan (Runiari,

2010).

b. Aroma Terapi Lemon


Minyak lemon bermanfaat untuk mengatasi masalah

pencernaan, meredakan mual, sakit nyeti persendian pada kondisi

rematik dan asam urat, menurunkan tekanan darah tinggi dan

membantu menurunkan sakit kepala. Selain itu lemon minyak

essensial (cirus lemon) adalah salah satu yang paling banyak

digunakan minyak herbal dalam kehamilan dan dianggap sebagai


43

obat yang aman pada kehamilan untuk menurunkan rasa emesis

pada ibu hamil. Menurut studi 40% wanita telah menggunakan

aroma lemon untuk meredakan mual dan muntah dan 26,5% dari

mereka telah dilaporkan sebagaia cara yang efektif untuk

mengontrol gejala mual muntah (Maternity, 2017).

Limonene adalah kandungan utama yang terdapat dari

minyak essensial lemon yang memiliki manfaat sebagai mentally,

stimulating, antirheumatic, antispasmodic, hyposentive, antisetres

dan sedative. Bila minyak esensial dihirup, molekul yang mudah

menguap. Bau yang menimbulkan rasa nyaman dan rileks akan

merangsang daerah diotak yang disebut necleus rafe untuk

memproduksi serotonin, ensepalin, dan endorphin sehingga mual

dan muntah berkurang (Selvi, 2019).

Penggunaan aromaterapi dengan cara inhalasi lebih cepat

diabsorpsi dibanding dengan pemberian obat melalui oral karena

pengiriman obat yang cepat melewati permukaan luas dari saluran

nafas dan epitel paru-paru, sehingga hanya memerlukan waktu

beberapa detik sampai dengan menit (Selvi, 2019).

c. Alat dan Bahan Membuat Aromaterapi Essensial Lemon

Beberapa alat dan bahan untuk membuat aromaterapi

essensial lemon menurut Selvi tahun (2019), sebagai berikut:

1) Lemon segar 3 buah

2) Minyak kelapa 4 sendok


44

3) Mangkuk atau gelas kaca

4) Wadah kaca

5) Saringan kelapa

6) Air 300 cc

Gambar 2.1 Buah Lemon dan Minyak Kelapa


Sumber: (Selvi, 2019).

d. Cara Pembuatan

1) Parut kulit lemon dengan hati-hati jangan sampai terkena bagian

yang berwarna putihnya. Parut hingga mendapatkan beberapa

sendok makan kulit lemon.

2) Dalam mangkuk atau gelas kaca masukkan 4 sendok makan

minyak kelapa.

3) Lalu tuangkan ke jar, lalu rebus jar yang berisi lemon dan

minyak zaitun diapi yang sedang sambil diaduk-aduk dan

tunggu sampai 6 jam.


45

4) Lalu angkat dan saring minyak lemon tersebut dan diamkan

beberapa menit lalu langsung disaring menggunakan saringan

kelapa.

5) Lalu minyak essensial lemon sudah dapat digunakan.

e. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Diawalin dengan 2-3 tetes aroma terapi lemon ke tissue /

sapu tangan / bola kapas, lalu pasien menghirup aroma terapi

lemon pada tissue atau sapu tangan / bola kapas sebanyak 3 kali

pernafasan dan diulangi lagi 5-10 menit jika ibu masih merasa mual

dan muntah.
46

B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah hasil abstraksi, sintesis dan ekstrapolasi

dari berbagai pemikiran ilmiah dan teori yang menggambarkan paradigma

peneltian (Febri, 2017).

Kehamilan Komplikasi yang


Mual muntah yang terjadi pada
mengancam kehidupan
kehamilan disebabkan oleh
perubahan dalam sistem a. Ruptur oesphogeal
endokrin yang terjadi selama Kehamilan Trimester b. Kerusakan ginjal
kehamilan, terutama disebabkan Pertama c. Keterlambatan
dengan tingginya fluktuasi kadar pertumbuhan janin
Human Chorionic onadothropin Sumber: (Manuaba,
2010)
(hCG)
Sumber: (Tiran, 2009) Emesis pada Ibu Hamil

Penatalaksanaan mual
Alat ukur yang digunakan muntah pada ibu hamil:
a. Farmakologi
untuk menghitung derajat Literature Riview: Pemberian Pemberian antiemetik,
mual dan muntah yaitu: aroma terapi inhalasi lemon antihistamin,
untuk menurunkan emesis antikolinergik dan
Index Nausea, Vomiting, padaa ibu hamil trimester I kortikosteroid.
b. Nonfarmakologi
and Retching (INVR) pemberian: Akupuntur,
peppermint tea, permen
mint, spearment, aroma
terapi jahe, papermint,
aroma terapi lemon dan
Ginger tea.

Ibu mengalami emesis ibu tidak mengalami emesis

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual


Sumber: (Manuaba, 2010; Tiran, 2009 & Febri, 2017).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metodelogi

Metodologi yang digunakan dalam pengembangan SOP pemberian

aroma terapi inhalasi lemon untuk menurunkan emesis pada ibu hamil

trimester satu ini adalah menggunakan literature riview. Literature riview

pada penulisan ini digunakan untuk mengidentifikasi langkah-langkah

yang tepat dalam memberikan aroma terapi inhalasi lemon.

Literature Riview adalah ringkasan komprehensif dari peneliti

sebelumnya tentang suatu topik. Literature Riview meneliti artikel ilmiah,

buku dan sumber lain yang relevan dengan bidang penelitian tertentu

(Andruss, 2020).

B. Plan, Do, Study and Act (PDSA)

1. Plan

a. Pengkajian terkait penyebab emesis pada ibu hamil trimester satu.

Hal-hal yang perlu dikaji pada saat pemberian aroma terapi inhalasi

lemon yaitu:

1) Usia kehamilan

Aroma terapi inhalasi lemon diberikan pada ibu hamil

trimester satu, kehamilan trimester satu dimulai dari umur

kehamilan 1-12 minggu.

47
48

2) Menentukan kandungan aroma terapi lemon yang tepat sesuai

keinginan atau kepekaan ibu terhadap rangsangan bau

aromaterapi.

3) Menanyakan kuesioner untuk mengukur derajat mual muntah

sebelum diberikan perlakuan dan mengisikan jawaban responden

pada lembar kuesioner.

b. Menentukan rencana asuhan keperawatan pada masalah emesis pada

ibu hamil trimester satu dengan diberikan aroma terapi inhalasi

lemon.

c. Menentukan kriteria pasien ibu hamil trimester satu yang dapat

diberikan asuhan keperawatan yaitu dengan diberikan aroma terapi

inhalasi lemon terdiri atas:

1) Ibu hamil trimester pertama yang kehamilannya berusia 1-13

minggu.

2) Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah.

3) Ibu hamil yang tidak mengalami influenza.

4) Ibu hamil yang tidak mengalami infeksi saluran pernafasan.

2. Do

Penulis mengembangkan Standar Operasional Prosedur berupa

pemberian aroma terapi inhalasi lemon untuk menurunkan emesis pada

ibu hamil trimester satu.


49

3. Study

a. Penulis melakukan study literature terkait pemberian aroma terapi

inhalasi lemon untuk menurunkan emesis pada ibu hamil trimester

satu.

b. Penulis menganalisis hasil pencarian literature riview terkait

pemberian aroma terapi inhalasi lemon untuk menurunkan emesis

pada ibu hamil trimester satu.

c. Penulis mencari jurnal atau teori pendukung sebagai bentuk

rasionalisasi asuhan keperawatan dalam setiap proses atau langkah

pada Standar Operasional Prosedur yang penulis kembangkan.

4. Act

Standar Operasional Prosedur ini dijadikan sebagai panduan

dalam memberikan aroma terapi inhalasi lemon untuk menurunkan

emesis pada ibu hamil trimester satu agar tujuan keperawatan dapat

tercapai dengan baik.


50

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Hasil dari penelusuran jurnal-jurnal yang terkait maka didapatkan

literature riview sebagai berikut:

Tabel 4.1
Hasil Penelusuran Literature Riview
Intervensi
Judul Metode Aroma Terapi
No Peneliti Hasil
Penelitian Penelitian Inhalasi
Lemon
1. Pengaruh Psiari Menggunaka a. Memberikan a. Hasil
Essensial Kusum n desain inform penelitian
Lemon a penelitian consent didapatkan
Terhadap Wardan kuantitatif dengan ibu sebelum
Emesis i, dengan dan keluarga dilakukan
Gravidarum Hamid bersifat tentang intervensi
pada Ibu Muclis pendekatan pelaksanaan aroma
Hamil dan satu pemberian terapi
Trimester I Rivani kelompok aroma terapi inhalasi
di Pratami (one group lemon. lemon pada
Kecamatan 2019. pre test-post b. Menciptakan ibu hamil
Natar test design) suasana yang trimester I
Kabupaten dengan nyaman didapatkan
Lampung responden c. Ruangan nilai INVR
Selatan. sebanyak 30 yang bersih sebesar
ibu hamil d. Teteskan 2-3 17,67
trimester I tetes minyak dalam
yang lemon kategori
mengalami kekapas mual
emesis gulung atau muntah
gravidarum. tissue berat.
Menggunaka e. Hirup aroma b. Adapun
n instrumen terapi pada hasil dari
kuesioner kapas/tissue sesudah
Index sebanyak melakukan
Nausea, 3kali diulang intervensi
Vomiting, kembali 5 aroma
and menit terapi
Retching kemudian. inhalasi
(INVR). lemon
f. Tempelkan didapatkan

50
51

Intervensi
Judul Metode Aroma Terapi
No Peneliti Hasil
Penelitian Penelitian Inhalasi
Lemon
kapas nilai INVR
gulung/tissue sebesar
yang telah 11,53
ditetesi dalam
aromaterapi kategori
di dada ibu mual
agar muntah
memberikan sedang. hal
aromaterapi ini
lebih lama. menunjukk
an bahwa
aroma
terapi
inhalasi
berhasil
untuk
menurunka
n mual
muntah
pada ibu
hamil
trimester I,
dikarenaka
n aroma
terapi
inhalasi
lemon
disesuaikan
oleh
peneliti
sesuai
dengan
SOP aroma
terapi
inhalasi
lemon
untuk ibu
hamil
trimester I.
2. Efektifitas Vitriani Menggunaka a. Metode a. Hasil
Aroma ngsih, n desain pengumpulan penelitian
Terapi Sitti penelitian data diawali didapatkan
52

Intervensi
Judul Metode Aroma Terapi
No Peneliti Hasil
Penelitian Penelitian Inhalasi
Lemon
Lemon Khadija rancangan dengan rata-rata
untuk , 2019. Quasi menanyakan skor mual
Menangangi Experimentde kuesioner muntah
Emesis ngan One untuk sebelum
Gravidarum Group pre- mengukur pemberian
post test derajat mual aroma
design. muntah terapi
Dengan sebelum lemon
jumlah diberikan berdasarkan
sampel perlakuan Indeks
sebanyak 20 dan Rhodes
ibu hamil mengisikan pada ibu
trimester I jawaban hamil
yang responden trimester I
mengalami pada lembar dengan
emesis kuesioner. emesis
gravidarum. Alat ukur gravidarum
Menggunaka dalam yaitu 22,1
n instrumen penelitian ini dan terjadi
kuesioner adalah penurunan
Index Indeks skor.
Nausea, RHODES Setelah
Vomiting, berdasarkan pemberian
and Retching skor yang aroma
(INVR). diperoleh terapi
atas jawaban lemon
responden menjadi
tentang 19,8.
kejadian b. Adapun
mual muntah pengaruh
yang dialami. yang
b. Selanjutnya diperoleh
peneliti yaitu
memberikan menurunka
aroma terapi n emesis.
lemon
kepada ibu
hamil untuk
mencoba
membau dan
menjelaskan
cara
53

Intervensi
Judul Metode Aroma Terapi
No Peneliti Hasil
Penelitian Penelitian Inhalasi
Lemon
melakukan
intervensi
yaitu dengan
menghirup
kapas yang
telah
diberikan
minyak
essensial
lemon pada
saat
mengalami
mual muntah
selama 5
menit dengan
jarak 2 cm
dari hidung,
setelah 48
jam
kemudian
dilanjutkan
dengan
menanyakan
kembali
derajat mual
muntah
setelah
dilakukan
intervensi.
c. Data
dianalisis
menggunaka
n uji Paired
t- test.
3. Pengaruh Wiulin Menggunaka a. Aroma terapi a. Hasil
Pemberian Setiowa n desain lemon penelitian
Aroma ti & penelitian diberikan didapatkan
Terapi Nor Pra pada ibu sebelum
Lemon Aida Eksperimenta hamil diberikan
(Citrus Arianti l dengan trimester 1 aroma
Lemon) 2019. rancangan selama 5-10 terapi
Terhadap One Group menit selama lemon
54

Intervensi
Judul Metode Aroma Terapi
No Peneliti Hasil
Penelitian Penelitian Inhalasi
Lemon
Mual pre test post 6 hari untuk (Citrus
Muntah test design. mengurangi Lemon)
pada Ibu Dengan mual dan sebagian
Hamil jumlah muntah pada kecil dari
Trimester I. sampel ibu hamil responden
sebanyak 20 trimester 1. (15%)
ibu hamil mengalami
trimester I mual
yang muntah
mengalami ringan,
emesis sebagian
gravidarum. besar dari
Menggunaka responden
n instrumen (70%)
SOP (Standar mengalami
Operasional mual
Prosedur) dan muntah
untuk mual sedang, dan
muntah sebagian
menggunaka kecil dari
n kuesioner responden
Index yaitu (15%)
Nausea, mengalami
Vomiting, mual
and Retching muntah
(INVR). berat.
Setelah
dilakukan
pemberian
aroma
terapi
lemon
diketahui
bahwa
sebagian
besar dari
responden
yaitu (65%)
mengalami
mual
muntah
ringan,
55

Intervensi
Judul Metode Aroma Terapi
No Peneliti Hasil
Penelitian Penelitian Inhalasi
Lemon
hampir
setengah
responden
yaitu (30%)
mengalami
mual
muntah
sedang dan
sebagian
kecil dari
responden
(5%)
mengalami
mual
muntah
berat.
Artinya
terdapat
perbedaan
penurunan
mual
muntah
sebelum
dan sesudah
pemberian
aroma
terapi
lemon.
4. Pengaruh Nurulic Menggunaka a. Meneteskan a. Hasil
Pemberian h, n desain 2-3 tetes pengukuran
Inhalasi 2019. penelitian minyak skor
Lemon pendekatan essensial frekuensi
Terhadap Pre aroma terapi mual
Penguranga Eksperimenta lemon pada 1 muntah ibu
n Mual l dengan buat tissue hamil
Muntah rancangan atau kapas. trimester I
pada Ibu One Group b. Menghirup dari 22
Hamil pre test post aromaterapi responden
Trimester I test design. tersebut sebelum
di PMB Dengan sebanyak 3 diberikan
Lestari jumlah kali inhalasi
Cileungsi sampel pernapasan aroma
56

Intervensi
Judul Metode Aroma Terapi
No Peneliti Hasil
Penelitian Penelitian Inhalasi
Lemon
Kabupaten sebanyak ibu dan diulangi terapi
Bogor tahun hamil kembali lemon
2019 trimester I selama 5-10 diketahui
yang menit . rata-rata
mengalami kemudian skor
emesis bila ibu frekuensi
gravidarum. masih mual
Menggunaka mengalami muntah
n instrumen mual dan pada ibu
uji statistik muntah hamil
menggunaka lakukan adalah
n uji kembali 13,68 (SD:
Wilcoxon hingga mual 5,084) (SE:
muntah 1,084). Dan
sudah tidak hasil dari
dirasakan pengukuran
kembali pada skor
pagi hari. frekuensi
mual
muntah
pada ibu
hamil dari
22
responden
setelah
diberikan
inhalasi
aroma
terapi
lemon
diketahui
rata-rata
skor mual
muntah
pada ibu
hamil
adalah (SD:
3,034) (SE:
0,647).
5. Efektivitas Cholifa Menggunaka a. Pengumpulan Tingkat emesis
Aroma h, n desain data di awali gravidarum
Terapi 2019. penelitian dengan sebelum
57

Intervensi
Judul Metode Aroma Terapi
No Peneliti Hasil
Penelitian Penelitian Inhalasi
Lemon
Lemon Quasi enumerator diberikan
untuk Experimental menanyakan aromaterapi
Mengatasi Design kuesioner lemon pada
Emesis dengan untuk rentang skor 3-
Gravidarum bentuk mengukur 23. Besar
. Pretest- derajat mual mean pada
posttest muntah masing-masing
Control sebelum kelompok 8,41
group design. diberikan ; 11,47 ; dan
Dengan perlakuan dan 11,50. Rentang
jumlah diisi dilembar skor pada
sampel kuesioner. masing-masing
sebanyak 55 b. Menentukan kelompok
ibu hamil kandungan adalah 3-29; 4-
trimester I aroma terapi 21; dan 4-23.
yang lemon yang Tingkat emesis
mengalami tepat sesuai gravidarum
emesis keinginan sesudah
gravidarum. atau diberikan
Menggunaka kepekaan ibu aroma terapi
n instrumen terhadap lemon pada
kuesioner rangsangan rentang skor 0-
Index bau 19.Besar mean
Nausea, aromaterapi pada masing-
Vomiting, dengan cara masing
and Retching mencoba kelompok
(INVR). membau adalah 0-19; 0-
jenis aroma 14; dan 0-9.
terapi 0,1 ml, Tidak ada
0,2 ml, o,3 perbedaan
ml. namun jika
c. Memberikan dianalisa
jenis masing-masing
aromaterapi kelompok
yang tepat diperoleh hasil
d. Menjelaskan bahwa
cara aromaterapi
melakukan lemon dosis
intervensi 0,2 dan 0,3
yaitu efektif dalam
menghirup mengatasi
pada tisu emesis
58

Intervensi
Judul Metode Aroma Terapi
No Peneliti Hasil
Penelitian Penelitian Inhalasi
Lemon
pada saat gravidarum.
mengalami
mual dan
atau muntah
selama 5
menit yang
sudah
diberikan
kurang lebih
5 tetes
minyak
essensial
lemon
selama 12
jam yang
dilanjutkan
menanyakan
derajat mual
muntah
setelah
dilakukan
intervensi.

2. Pengembangan Standar Operasional Prosedur Pemberian Aroma Terapi

Inhalasi Lemon Untuk Menurunkan Emesis pada Ibu Hamil Trimester

Satu. Setelah dilakukan literature riview maka didapatkan

pengembengan SOP (Standar Operasional Prosedur) Pemberian Aroma

Terapi Inhalasi Lemon sebagai berikut:


59

Tabel 4.2
Pengembangan Standar Operasional Prosedur Pemberian Aroma
Terapi Inhalasi Lemon Untuk Menurunkan Emesis pada IbuHamil
Trimester Satu.
No. SOP Rasionalisasi
1. Memberi salam Komunikasi yang baik antara perawat dengan
kepada ibu dan klien atau keluarganya akan diperoleh
keluarga. informasi yang akurat sehingga dokumentasi
keperawatan akan dilaksanakan dengan
optimal. Dengan komunikasi yang baik akan
memudahkan dalam proses pengumpalan data
serta tercipta hubungan yang harmonis antara
perawat dan klien sehingga akan membantu
dalam memecahkan masalah yang dihadapi
oleh klien (Ali, 2010).
2. Memberikan informed Menyampaikan informasi mengenai rencana
consent atau lembar tindakan yang akan dilakukan berupa
persetujuan. keuntungan dan kerugian yang akan
didapatkan, tanpa paksaan (Kementerian
Kesehatan RI, 2016).
3 Mencuci tangan Berdasarkan data dari WHO (2013)
menyatakan bahwa mencuci tangan bisa
mencegah dan menghilangkan 92%
organisme penyebab infeksi ditangan.
Mencuci tangan dengan air yang mengalir
atau dengan menggunakan hand sanitizer
merupakan salah satu indikator PHBS
(Kemenkes RI, 2016).

4. Menciptakan suasana Tujuan dari pemberian aroma terapi


yang nyaman saat membantu ibu menjadi rileks dan nyaman
pemberian aroma saat pemberian aroma terapi lemon
terapi lemon (Setiowati, W. 2019).
5. Menanyakan Tujuan dari melakukan pre test terlebih
kuesioner untuk dahulu kepada semua responden untuk
mengukur derajat mengetahui indeks mual muntah sebelum
mual muntah sebelum diberikan aroma terapi lemon. Karena tingkat
diberikan perlakuan emesis gravidarum yang dialami oleh setiap
dan mengisikan ibi hamil berbeda-beda karena setiap wanita
jawaban responden hamil memiliki keunikan masing-masing
pada lembar kuesioner (Vitrianingsih, V. , & Khadijah, S. 2019).
INVR
6. Menjelaskan cara Menjelaskan cara melakukan suatu intervensi
melakukan intervensi adalah bagian dari fase pengorganisasian
pemberian aroma dalam proses keperawatan sebagai pedoman
60

No. SOP Rasionalisasi


terapi inhalasi lemon untuk mengarahkan tindakan keperawatan
dalam usaha membantu, meringankan,
memecahkan masalah atau untuk memenuhi
kebutuhan pasien. (Setiadi, 2012).
7. Pemberian aroma Dengan dilakukannya pemberian aroma terapi
terapi inhalasi lemon. inhalasi lemon dapat membantu ibu menjadi
lebih rileks dan nyaman serta dapat
mengurangi rasa mual dan muntah pada saat
kehamilan. (Setiowati, W. 2019).
8. Pemberian aroma Tujuannya agar ibu dapat menghirup aroma
terapi lemon yaitu terapi lemon lebih lama.. (Vitrianingsih, V. ,
dengan cara & Khadijah, S. 2019).
meneteskan di dada
ibu
9. Menanyakan kembali Untuk mengetahi ada atau tidaknya perubahan
derajat mual muntah sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi
setelah dilakukan pemberian aroma terapi inhalasi lemon.
intervensi (Rofi’ah, S., Widatiningsih, S., & Sukini, T.
2019).

B. PEMBAHASAN

Emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I biasanya terjadi pada

pagi hari, tetapi dapat juga pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala

ini timbul kurang lebih setelah 6 minggu dari hari pertama haid terakhir

dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Dainty, dkk, 2017).

Mual muntah pada ibu hamil biasanya mengurang pada akhir

trimester pertama. Akan tetapi, ada kalanya keluhan tersebut bertambah,

sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi

buruk. Mual dan muntah ini terjadi pada 50% hingga 90% kehamilan

dimana pada umumnya dimulai pada usia kehamilan 9 hingga 10 minggu,

memuncak pada 11 hingga 12 minggu dan mereda pada 12 hingga 14


61

minggu. Pada kasus-kasus yang parah gejala ini dapat berlanjut hingga

usia kehamilan 22 minggu (Maesaroh, 2019).

Dari data yang diperoleh terdapat ibu hamil yang frekuensi mual

tidak menurun diakibatkan oleh faktor psikologik yang memang

memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak,

kehilangan pekerjaan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dapat

menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah

sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau

sebagai pelarian kesukaran hidup (Astriana, 2015).

Menurut penelitian Kia tahun (2014), sekitar 49,2 % wanita selama

kehamilan digunakan obat-obatan herbal terdapat 39,3 % dari mereka telah

menggunakan obat ini untuk masalah pencernaan yang 5,71% itu karena

mual dan muntah pada kehamilan. Mayoritas bidan di Iran menggunakan

aromaterapi, phytotherapy dan pijat lebih dari metode non-farmakologi

lainnya karena popularitas dari metode ini dan pengalaman praktis dalam

metode tersebut. Diantara pendekatan non farmakologi, aromaterapi

merupakan cabang dari ilmu herbal adalah kumpulan metode untuk

penggunaan terampil dan dikendalikan dari minyak essensial untuk

mempromosikan kesehatan fisik, emosional dan psikologis (Afrianti,

2010).

Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan tergantung pada

beratnya gejala. Pengobatan yang dilakukan mulai dari yang paling ringan

dengan perubahan diet sampai pendekatan dengan pengobatan antimietik,


62

rawat inap atau pemberian nutrisi parental. Pengobatan terdiri dari

terapi farmakologi dan non farmakologi, bahkan sekarang dengan berbagai

terapi komplementer. Terapi farmakologi dilakukan dengan pemberian

antiemetik, antihistamin, dan kortikosteroid. Terapi non farmakologi terapi

komplementer dilakukan dengan cara pengaturan diet, dukungan

emosional, akupresur dan jahe (Runiani, 2010).

Aromaterapi merupakan salah satu teknik pengobatan atau

perawatan menggunakan bau-bauan yang menggunakan essential oil yang

sering digunakan dalam aromaterapi (Dewi, Putra & Witarsa, 2013).

Aroma terapi lemon adalah minyak essensial yang dihasilkan dari

ekstrak kulit jeruk (Citrus Lemon) yang sering digunakan dalam

aromaterapi. Aroma terapi lemon adalah jenis aromaterapi yang aman

untuk kehamilan dan melahirkan (Medforth et al., 2013).

Menurut Young tahun (2011), bahwa minyak essensial lemon

mengandung limonene 66-80%, geranil asetat, nerol, linalil asetat, ß

pinene 0,4-15%, ɑ pinene 1-4% terpinene 6-14% dan myrcen. Senyawa

kimia seperti geranil asetat, nerol, linalil asetat, memiliki efek antidepresi,

antiseptik, antispasmodik, penambah gairah seksual dan obat penenang

ringan (Namazi, et al, 2014).

Aromaterapi lemon memiliki kandungan yang dapat membunuh

bakteri meningokokus , bakteri tipus, memiliki efek anti jamur dan efektif

untuk menetralisir bau yang tidak menyenangkan, serta menghasilkan efek


63

anti cemas, anti depresi, anti setres, dan untuk mengangkat dan

memfokuskan pikiran (Saridewi, 2018).

Lemon juga mengandung limonen, citral, linalyl, linalool, terpineol

yang dapat menstabilkan sistemsyaraf pusat, menimbulkan perasaan

senang, meningkatkan nafsu makan melancarkan peredaran darah, dan

sebagai penenang (sedative) (Budiana, 2013).

Ketika minyak essensial dihirup, molekul masuk ke rongga hidung

dan merangsang sistem limbik di otak. Sistem limbik adalah daerah yang

mempengaruhi emosi dan memori serta secara langsung terkait dengan

adrenal, kelenjar hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian tubuh yang

mengatur denyut jantung, tekanan darah, stress, memori, keseimbangan

hormon, dan pernafasan, sehingga aromaterapi lemon baik untuk

mengurangi mual dan muntah (Farhat, 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Dainty tahun (2017), menunjukkan

bahwa pemberian aroma terapi inhalasi lemon merupakan terapi yang

efektif untuk menurunkan mual dan muntah pada ibu hamil trimester satu.

Dan menurut peneliti, penurunan rata-rata skor frekuensi mual dan muntah

pada kehamilan karena baunya segar dan membantu memperbaiki atau

menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta

menenangkan jiwa, dan merangsang proses penyembuhan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala mual dan muntah

berkolerasi secara negative dengan dukungan sosial dari lingkungan

sekelilingnya. Ibu hamil dengan emesis memerlukan adanya dukungan


64

sosial sebagai tambahan dalam pengobatan. Cakupan dukungan harus

diperluas mencakup keluarga, teman dan profesional perawatan kesehatan

(The Management of Nausea and Vomitting of Pregnancy and

Hyperemesis Gravidarum, 2016).

Sebagian besar masyarakat masih menggunakan terapi

farmakologis dalam mengatasi keluhan tersebut, hal ini sesuai dengan

hasil penelitian (Widatiningsih & Sukini, 2017).

Menurut Rinata dan Ardillah tahun (2015), sebagian besar ibu

hamil yang mengalami emesis gravidarum sudah tepat dalam

mengkonsumsi obat-obatan anti mual namun masih belum tepat dalam

melakukan pengobatan secara non farmakologis atau alamiah. Mual dan

muntah dalam kehamilan sebenarnya dapat diatasi dengan cara

nonfarmakologis misalnya dengan pengaturan pola makan, menghindari

bau yang menyengat dan makanan berlemak, bersantan dan berminyak

(Kundarti, 2015).

Berdasarkan uraian diatas dan penjelasan diatas dapat disimpulkan

bahwa pemberian aroma terapi inhalasi lemon ini berhasil menurunkan

frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil trimester satu.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil pengembangan Standar Operasional Prosedur

pemberian aroma terapi inhalasi lemon untuk menurunkan emesis pada ibu

hamil trimester I antara lain:

1. Standar Operasional Prosedur pemberian aroma terapi inhalasi lemon

dapat dikembangkan melalui literature riview yang dilakukan dengan 5

jurnal.

2. Berdasarkan literature riview yang dilakukan oleh 5 jurnal maka

didapatkan hasil pengaruh pemberian aroma terapi inhalasi lemon

terhadap berkurangnya frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil

trimester satu.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Ibu hamil trimester satu dan keluarga dapat berperan aktif dalam

pengaplikasikan pemberian aroma terapi inhalasi lemon dalam bentuk

Family Centered Care (FCC) saat ibu hamil trimester I mengalami

mual dan muntah.

65
66

2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Mengembangkan Standar Operasional Prosedur pemberian

aroma terapi lemon dapat digunakan dalam menangani masalah pada

ibu hamil trimester satu yang mengalami mual dan muntah untuk

menurunkan frekuensi mual dan muntah.

3. Bagi Peneliti
Sebelum melakukan penelitian diharapkan lebih baik

mendapatkan referensi terkait Standar Operasional Prosedur intervensi

yang akan diteliti, agar dapat mengembangkan suatu penelitian dan

memiliki wawasan yang luas.


DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, L. H. (2010). 33 Macam Buah-Buahan Untuk Kesehatan. Bandung:
Alfabeta.

Baliknova, M., & Budgoza. (2014). Quality of Women’s Life With Nausea And
Vomitting During Pregnancy. Central European Journal Of Nursing and
Midwifery. 5(1), 79-81.

Budiana, N. S. (2013). Buah Ajaib Tumpas Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya


Grup.

Farhat Kamrani, et al. (2016). Aromatherapy With Lemon Essential Oil on


Anxiety After Orthopedic Surgery. Iranian Journal of Rehabilitation
Research in Nursing (IJRN). 2(4), 26-31.

Karinda, M. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stress


Primigravida Menghadapi Emesis Gravidarum. Jurnal Kesehatan
Indonesia. 8 (2), 100-11.

Kementerian Kesehatan RI. (2016). Komunikasi Keperawatan. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI.

Kia, P. Y., Safajou, F., Shahnazi, M. & Nazemiyeh, H. (2013). The Effect Of
Lemon Inhalation Aromaterapy on Nausea and Vomiting of Pregnancy: A
Double-Blinded, Randomized Contrlled Clinical Trial. Iranian Red
Crescent Medical Journal. 16(3), 128-34.

Kusnawati, I. 2014. Asuhan Kebidanan. Jogjakarta: Pustaka Belajar.

Maesaroh, S., & Putri, M. (2019). Inhalasi Aromaterapi Lemon Menurunkan


Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu Hamil. Jurnal Kesehetan Metro Sai
Wawai. 12(1), 30-35.

Runiari, N. (2010). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis


Gravidarum: Penerapan Konsep dan Teori Keperawatan. Jakarta:
SalembaMedika.

67
68

Sari, S. P., Sabarudin, U., Hartiningsih, S. S., Wijayanegara, H., &


Sastramihardja, H. (2019). Perbandingan Pengaruh Inhalasi Aroma Terapi
Lemon dan Vitamin B6 Terhadap Penurunan Frekuensi Emesis
Gravidarum Pada Ibu Primigravida Trimester I. Jurnal Kesehatan. Vol 17
(03)

Saridewi, W. (2018). Pengaruh Aromaterapi Lemon terhadap Emesis Gravidarum


di Praktik Mandiri Bidan Wanti Mardiwati. Jurnal Ilmu Kesehatan. 17(3),
46-54.

Sebayang, W. B. (2019). Teknik Mengatasi Mual dan Muntah Pada Ibu Hamil
Trimester I (Systematic Review). Public Health Journal. 6(1), 115-22.

Setiadi, A. B. (2012). Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Suryati, Y., Nurlatifah, R., & Hastuti, D. (2018). Pengaruh Aroma Terapy Lemon
Terhadap Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester Pertama.
Prosiding PINLITAMAS 1, 1(1), 208-215.

Sukarni, I., & Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Syaiful, Y., Ns, S. K., Kep, M. Fatmawati, L., & ST, S. (2019). Asuhan
Keperawatan Kehamilan. Surabaya: Cv. Jakad Media Publishing

Young, G. (2011). Essencial Oil Pocket Reference 5 Th Ed. Amazon: Life Science
Pubhlising.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Hasil Uji Plagiat
Lampiran 2
Rencana Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

Pengajuan
1
Judul
Penyusunan
2
Proposal
Pengumpulan
3
Proposal
Ujian
4
Proposal
Revisi Uji
Proposal dan
5
Persiapan
Untuk Uji Etik
6 Uji Etik
Praktek
7
Penelitian
Penyusunan
8 Hasil
Penelitian
Ujian Sidang
9 Hasil
Penelitian
Perbaikan
10 KTI Hasil
Sidang
Lampiran 3

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN


UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Usia :

Alamat :

Pekerjaan :

Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa:

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan
dilakukan oleh KHOFIFAH NUR AZIZAH dengan judul “Pengembangan
Standar Operasional Prosedur Pemberian Aroma Terapi Inhalasi Lemon Untuk
Menurunkan Emesis Pada Ibu Hamil Trimester Satu” Saya memutuskan setuju
untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan.
Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya
dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Jakarta, 15 juni 2020

( )
Lampiran 4

Kuesioner Mual dan Muntah Rhodes Index For Nausea


Vomiting and Retching (INVR)

Petunjuk: Lingkari pada pilihan jawaban yang menggambarkan kondisi dan

perasaan ibu hamil trimester satu tentang mual dan muntah yang dialami.

No Pertanyaan Nilai Petunjuk Penilaian


1. Dalam 12 jam terakhir, saya 0 Tidak muntah
muntah sebanyak .... kali 1 Muntah terjadi 1-2 kali
2 Muntah terjadi 3-4 kali
3 Muntah terjadi 5-6 kali
4 Muntah terjadi 7 kali lebih
2. Dalam 12 jam terakhir, dari saat 0 Tidak mengalami
muntah (muntah kosong) helaan 1 Sedikit
nafas kering, saya merasa ...... 2 Sedang
menderita 3 Berat
4 Parah
3. Dalam 12 jam terakhir, dari saat 0 Tidak mengalami, ditandai
muntah, saya merasa ... dengan tidak terjadi perubahan
menderita kondisi ibu
1 Ringan, ditandai dengan
perubahan pada ibu, tampak
lesu
2 Sedang, ditandai dengan
perubahan pada ibu, tampak
lemah
3 Berat, ditandai dengan
perubahan ibu, tampak pucat
4 Parah, ditandai dengan
perubahan ibu, sangat lemah
4. Dalam 12 jam terakhir, saya 0 Tidak mengalami, ditandai ibu
merasa mual atau rasa tidak enak tidak merasakan mual atau
pada perut selama .... sakit perut
1 Apabila ibu merasakan mual
atau sakit perut < 1 jam
2 Apabila ibu merasakan mual
atau sakit perut selama 2-3 jam
3 Apabila ibu merasakan mual
atau sakit perut selama 4-6 jam
4 Apabila ibu merasakan mual
atau sakit perut selama lebih
dari 6 jam
5. Dalam 12 jam terakhir, dari mual 0 Tidak mengalami
atau tidak enak pada perut, saya 1 Sedikit
merasa ... menderita 2 Sedang
3 Berat
4 Parah
6 Pada 12 jam terakhir terakhir, 0 Saya tidak muntah
setiap kali saya muntah saya 1 Sedikit (hingga ½ cangkir)
menghasilkan ... 2 Sedang (hingga ½ - 2 cangkir)
3 Banyak (2-3 cangkir)
4 Sangat banyak cangkir atau
lebih)
7 Pada 12 jam terakhir, saya 0 Tidak
merasa mual atau tidak nyaman 1 1-2
pada bagian perut ..... kali. 2 3-4
3 5-6
4 7 atau lebih
8 Pada 12 jam terakhir saya 0 Tidak
mempunyai periode muntah 1 1-2
(muntah-kosong) atau helaan 2 3-4
napas kering tanpa mengeluarkan 3 5-6
apapun ... kali 4 7 atau lebih

Rhodes INVR ini berisi 8 pertanyaan dengan skala likert 0-4. Skor

diinterpretasikan dengan 0-32 dengan 0 sebagai nilai terendah dan 32 sebagai nilai

tertinggi. Kuesioner ini memiliki nilai validitas konstruk 0.87 dan reliabilitas yang

diuji dengan Alpha-Cronbach 0.98 . Index Nausea, Vomiting, and Retching

(INVR) memiliki 8 item pengkajian dan 5 skala likert. Rentang skor berkisar dari

0 sampai 32 menurut Maternity tahun (2017), yaitu :

a. 0 : tidak mual muntah,

b. 1-8: mual-muntah ringan,

c. 9-16: mual-muntah sedang,

d. 17-24: mual muntah berat,

e. 25-32: mual-muntah buruk


Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI HASIL PEMBERIAN AROMA TERAPI


INHALASI LEMON UNTUK MENURUNKAN EMESIS PADA IBU
HAMIL TRIMESTER SATU
I. Identitas Responden
Nama Ibu/ Umur :
Nama Suami/ Umur :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Telp/ Hp :
Hari/ Pagi Sore
Jenis Intervensi
Tanggal Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Rentang skor mual muntah
Rentang skor mual muntah
Rentang skor mual muntah
lampiran 6
PEDOMAN PROSEDUR
AROMA TERAPI INHALASI LEMON
Nama : Aroma terapi inhalasi lemon
Sasaran : ibu hamil trimester satu yang mengalami mual dan muntah
Jumlah ibu : 4 ibu
Waktu : kurang lebih 30 menit
Tujuan : mengurangi mual dan muntah

Petunjuk tindakan
Hari ke-1 :
1. Mencari ibu sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pada responden
3. Meminta persetujan untuk merawat pasien selama 3 hari
4. Memberikan lembar persetujuan kepada respoden
5. Menanyakan Kuesioner untuk mengukur derajat mual muntah sebelum
diberikan perlakuan dan mengisikan jawaban responden pada lembar
kuesioner INVR
6. Menjelaskan cara melakukan intervensi pemberian aroma terapi inhalasi
lemon
7. Persiapan pasien
8. Persiapan alat
9. Memberikan aroma terapi inhalasi lemon
10. Menanyakan kembali derajat mual muntah setelah pemberian intervensi
11. Membuat kontrak yang akan datang.

Hari ke-2:
1. Persiapan pasien
2. Persiapan alat
3. Menanyakan Kuesioner untuk mengukur derajat mual muntah sebelum
diberikan perlakuan dan mengisikan jawaban responden pada lembar
kuesioner INVR
4. Menjelaskan cara melakukan intervensi pemberian aroma terapi inhalasi
lemon
5. Persiapan pasien
6. Persiapan alat
7. Memberikan aroma terapi inhalasi lemon
8. Menanyakan kembali derajat mual muntah setelah pemberian intervensi
9. Membuat kontrak yang akan datang.

Hari ke-3:
1. Persiapan pasien
2. Persiapan alat
3. Menanyakan Kuesioner untuk mengukur derajat mual muntah sebelum
diberikan perlakuan dan mengisikan jawaban responden pada lembar
kuesioner INVR
4. Persiapan pasien
5. Persiapan alat
6. Memberikan aroma terapi inhalasi lemon
7. Menanyakan kembali derajat mual muntah setelah pemberian intervensi
8. Memberitahu hasil penurunan derajat mual muntah dengan menggunakan
aroma terapi inhalasi lemon.
Lampiran 7
Standar Operasional Essensial Lemon

No Prosedur Tetap Tehnik Pemberian Essensial Lemon


1 Tujuan Teknik pemberian aromaterapi lemon ini dapat
menurunkan mual muntah pada ibu hamil Trimester I
Indikasi Ibu hamil Trimester I yang mengalami mual muntah.
Kebijakan Prosedur ini membutuhkan kerjasama dengan suami
ibu atau keluarga ibu hamil fisiologis
Persiapan 1. Inform consent dengan ibu dan keluarga tentang
pelaksanaan pemberian aromaterapi lemon.
2. Ruangan tempat hendaknya tidak pengap dan
mempunyai sirkulasi udara yang baik.
3. Ruangan yang bersih
Waktu Dilakukan Setiap Pagi dan Sore Hari
Persiapan Alat 1. Minyak Esensial aromaterapi lemonapas
gulung/Tisue
2. Pipet

Cara Kerja 1. Teteskan 2-3 tetes minyak lemon kekapas gulung


atau tissue
2. Hirup aromaterapi pada kapas/tisue sebanyak 3
kali diulangi kembali 5- 10 menit kemudian.
3. Tempelkan kapas gulung/tisue yang telah ditetesi
aromaterapi di dada ibu agar memberikan
aromaterapi lebih lama.

Sumber: (Darmasari, 2017)


Lampiran 8

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : Khofifah Nur Azizah


Tempat, tanggal lahir : Banyumas, 09 Mei 1999
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat :Jalan Pesing Poglar Rt 001/002 Kedaung
Kaliangke Cengkareng Jakarta Barat
Agama : Islam
Email : Khofifah61@gmail.com

DATA PENDIDIKAN

TK : Al-Mutaqqien
SD : SDN 08 Kedaung Kaliangke Jakarta Barat
SMP : SMPN 132 Jakarta
SMA : SMAS Yadika I Jakarta Barat
Perguruan Tinggi : Akademi Keperawatan PELNI Jakarta

Anda mungkin juga menyukai