DIUSULKAN OLEH:
SUMYARSIH
NIM: 211092042
PROPOSAL
Diusulkan Oleh
SUMYARSIH
NIM: 211092042
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya akhirnya dapat menyelesaikan proposal penelitan ini dengan judul
“Efektivitas Kombinasi Aromaterapi Lemon dan Akupresur titik PC 6
terhadap Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas
Jungkat Kabupaten Mempawah” telah tersusun dan diselesaikan guna
memenuhi persayaratan memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan di
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak tahun 2021/2022.
Dalam kesempatan ini, saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz., M.Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pontianak
2. Ibu Dini Fitri Damayanti, S.SiT.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Pontianak
3. Ibu Henny Fitriani, M.Keb selaku Ketua Program Sarjana Terapan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak
4. Seluruh Dosen, Instruktur, dan Staf Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Pontianak serta seluruh civitas akademika yang
telah membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini.
5. Kedua orang tua, suami, anak tercinta, dan Keluarga Besar yang selalu
setia mendampingi dan selalu memberikan Do’a serta dukungannya.
6. Teman-teman seperjuangan serta semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu karena telah membantu dalam penyusunan
proposal penelitian ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses kehamilan merupakan hal yang normal bagi seorang
perempuan. Masa kehamilan umumnya berlangsung selama 280 hari atau
40 minggu dimana dalam masa kehamilan ini dibagi menjadi 3 trimester
yang akan membantu pengelompokan tahap perkembangan ibu dan janin.
Setiap trimester kehamilan memiliki karakteristik yang menimbulkan
berbagai perubahan baik perubahan fisik maupun psikis (Kumalasari,
2015).
Kehamilan trimester I yaitu antara minggu 0-12 dimana mulainya
pembentukan zigot sampai kemudian terbentuknya janin (Sukarni K,
2013). Terdapat beberapa perubahan yang dialami oleh ibu hamil trimester
I , salah satunya terkait sistem pencernaan yaitu keluhan mual muntah atau
disebut emesis gravidarum. Mual muntah atau emesis gravidarum terjadi
karena peningkatan hormon HcG, estrogen, dan rogesteron. Keluhan mual
muntah ini biasa dialami oleh sebagian besar ibu hamil di awal kehamilan
yaitu pada trimester pertama (Perry et al., 2017).
Emesis gravidarum dialami sebagian besar ibu hamil yaitu sekitar
70-80% wanita hamil dan merupakan fenomena yang biasanya terjadi pada
rentang usia kehamilan 5-12 minggu. Dimana 66% wanita hamil trimester
pertama mengalami keluhan mual sedangkan 44% mengalami muntah.
Prevalensi ibu hamil trimester I yang mengalami keluhan mual muntah di
Indonesia sekitar 50-90% (Nuangchamnong & Niebyl, 2014).
Emesis gravidarum pada kehamilan merupakan hal normal yang
biasanya bersifat ringan dan dapat dikontrol sesuai dengan kondisi masing-
masing ibu hamil. Meskipun mual muntah biasanya berhenti pada
trimester pertama namun gejalanya dapat menimbulkan beberapa
ketidaknyamanan dan gangguan. Emesis gravidarum yang tidak ditangani
akan menyebabkan penurunan berat badan. Emesis gravidarum juga dapat
mengakibatkan ketegangan emosional, stress psikologis, gangguan
metabolisme, gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, serta tidak
keseimbangan elektrolit (Runiari, 2010). Dalam hal yang lebih parah
Emesis gravidarum dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum yang
tidak hanya mengancam kehidupan wanita, namun juga dapat memberikan
dampak negatif bagi perkembangan janin seperti seperti abortus, bayi lahir
rendah, kelahiran prematur, IUGR, serta malforasi pada bayi baru lahir
(Runiari, 2013).
Penatalaksanaan kejadian emesis gravidarum terdiri atas
penatalaksanaan secara farmakologi dan nonfarmakologi. Penatalaksanaan
secara non nonfarmakologi merupakan jenis terapi kebidanan
komplementer. Saat ini terapi komplementer telah berkembang pesat
dimasyarakat, dengan sekitar sepertiga populasi menggunakan beberapa
jenis terapi atau penanganan komplementer. Hal ini disebabkan oleh
perubahan pada harapan dan pilihan masyarakat untuk memperkecil
penggunaan obat-obatan yang dapat menimbulkan efek samping
merugikan (Medforth, Janet, 2011). Menurut (Heni Setyowati & Kp, 2018)
terdapat beberapa jenis terapi kompelementer yang yang digunakan sebagai
upaya mmenangani keluhan emesis gravidarum antara lain akupresur,
akupuntur, relaksasi, hipnoterapi serta pemberian aromaterapi.
Pengobatan herbal dan aromaterapi telah banyak dilakukan secara
rutin di Indonesia seperti aromaterapi lemon. Aromaterapi lemon adalah
minyak essensial yang dihasilkan dari ekstrak kulit jeruk (Citrus Lemon)
yang sering digunakan dalam aromaterapi. Aromaterapi lemon adalah jenis
aromaterapi yang aman untuk ibu hamil dan ibu bersalin (Medforth, Janet,
2011). Aromaterapi lemon memiliki kandungan yang dapat membunuh
bakteri Meningokokus, bakteri tifus, memiliki efek anti jamur dan efektif
untuk menetralisir bau yang tidak menyenangkan, serta menghasilkan efek
anti cemas, anti depresi, anti stres, dan untuk mengangkat dan
memfokuskan pikiran (Dewi & Safitri, 2018). Minyak esensial lemon
merupakan minyak herbal yang paling banyak digunakan dan dianggap
sebagai obat yang aman pada kehamilan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat disusun rumusan
masalah penelitian ”Apakah kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur titik PC
6 efektif menurunkan emesis gravidaum pada ibu hamil trimester I di
Puskesmas Jungkat Kabupaten Mempawah ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur titik
PC 6 terhadap emesis gravidaum pada ibu hamil trimester I di Puskesmas
Jungkat Kabupaten Mempawah
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di
Puskesmas Jungkat Kabupaten Mempawah sebelum diberikan
kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur titik PC 6
b. Mengetahui emesis gravidarum pada ibu hamil di Puskesmas Jungkat
Kabupaten Mempawah setelah diberikan kombinasi aromaterapi
lemon dan akupresur titik PC 6
c. Mengetahui efektivitas kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur
titik P6 terhadap emesis gravidaum pada ibu hamil trimester I di
Puskesmas Jungkat Kabupaten Mempawah
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ibu Hamil
Mendapatkan penanganan emesis gravidarum sesuai dengan evidence
based yaitu dengan kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur titik P6
2. Bagi Puskesmas Jungkat
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan pemberian kombinasi
aromaterapi lemon dan akupresur titik P6 untuk menangani emesis
gravidarum
3. Bagi Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Pontianak
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan
dalam proses pembelajaran khususnya informasi tentang penanganan
emesis gravidarum.
4. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui penatalaksanaan emesis gravidarum secara non
farmakologi yaitu kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur titik P6
terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil.
5. KEASLIAN PENELITIAN
No Nama Judul Metode Hasil Penelitian
Penelitian
1 Wisdyana Pengaruh Quasy Terdapat
Sari Dewi, Aromaterapi Eksperimen pengaruh
Erni Yulia Lemon terhadap pemberian
Safitri Emesis aromaterapi
(2018) Gravidarum di lemon terhadap
Praktik Mandiri emesis
Bidan Wanti gravidarum ( p
Mardiwati Value=0,005)
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Emesis Gravidarum
1. Pengertian
Emesis gravidarum biasa disebut mual muntah dalam kehamilan.
Mual merupakan suatu rasa atau sensasi yang tidak menyenangkan yang
terjadi dibelakang tenggorokan dan epigastrium yang dapat atau tidak
menyebabkan muntah. Sedangkan muntah diartikan sebagai perasaan
subjektif dan adanya keinginan untuk muntah). Muntah juga dapat
dipengaruhi oleh serabut aferen sistem gastrointestinal. Muntah
merupakan respon dari batang otak yang akan memepngaruhi pusat
muntah. Jika pusat muntah terstimulasi maka jalan nafas akan tertutup
dan respirasi menjadi lebih rendah. Akibatnya esophagus bagian atas
relaksasi da meningkatkan tekanan intra abdomen yang menyebabkan
pengeluaran isi lambung (Dewi & Safitri, 2018).
Periode kehamilan trimester pertama, umumnya nafsu makan
berkurang, sering timbul rasa mual dan ingin muntah. Pada kondisi ini
ibu harus tetap berusaha untuk makan agar janin dapat tumbuh dengan
baik. Gejala awal kehamilan pada beberapa wanita adalah mual dengan
atau tanpa muntah. Ini disebut morning sickness baik terjadi pada pagi
hari maupun siang hari. Morning sicknessatau mual dan muntah bisanya
dimulai sekitar 6 atau 8 minggu dan mungkin berakhir sampai 12 atau 13
minggu (Astuti, 2012).
b. Peningkatan hCG
Peningkatan hCG yang terjadi pada manusia salah satunya bisa dan
dapat mengakibatkan rasa mual dan muntah dalam tahap awal
kehamilan yang dirasakan oleh para ibu hamil.
c. Kekurangan vitamin B6
Kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan mual muntah yang
lebih berat lagi.
d. Meningkatnya sensitivitas Pada Bau
Peningkatan hormon esterogen bisa memicu sensitivitas pada hidung
ibu hamil. Meski begitu masih belum diketahui benar apakah
hormone estrogen benar-benar berpengaruh terhadap hal ini.
e. Stres
Beberapa ahli juga menilai bahwa respon rasa mual dan muntah-
muntah yang dialami ibu hamil tersebut merupakan respon negatif
akibat rasa stress yang dialami. Sekali lagi, belum ada bukti konkrit
terkait hal ini. Meski begitu, rasa mual dan muntah yang dialami
juga menyebabkan ibu hamil semakin merasakan stress
B. Aromaterapi
1. Pengertian
Menurut (Buckle et al., 2014) bahwa aromaterapi merupakan terapi
dengan menggunakan minyak essensial atau minyak atsiri yang
digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan salah satunya mual dan
muntah.Istilah aromaterapi, yang kemudian digunakan hingga sekarang
ini, berasal dari Gattefosse yang diartikan sebagai terapi dengan
menggunakan minyak atsiri. Aromaterapi meliputi penggunaan minyak
atsiri atau minyak essensial yang berasal dari tanaman
Aromaterapi berasal dari dua kata, yaitu aroma dan terapi. Aroma
berarti bau harum atau bau-bauan dan terapi berarti pengobatan, jadi
aromaterapi adalah salah satu carapengobatan dengan menggunakan bau-
bauan yang umumnya berasal dari tumbuhtumbuhan serta berbau harum,
gurih, dan enak yang disebut dengan minyak atsiri.Komponen utama
dalam aromaterapi adalah minyak atsiri. Namun, cara pengobatan ini
sebenarnya telah diterapkan sejak dimulainya peradaban di bumi. Minyak
atsiri dapat dimanfaatkan sebagai anti-inflamasi, antiseptik, merangsang
nafsu makan, karminatif, koleretik, merangsang sirkulasi, doedoran,
ekspektoran, stimulasi granulasi, insektisida, insekrepelan, dan
sedatif.Efek samping penggunaan minyak atsiri dalam aromaterapi jarang
ditemukan.
Aromaterapi bersifat sebagai antivirus, antibakteri, antijamur,
antiseptik karena memiliki kekuatan untuk mengikat dan membawa
oksigen serta nutrisi ke dalam sel di seluruh tubuh (Saragih, 2016).
Tanaman yang bisa dijadikan aromaterapi untuk mengatasi mual dan
muntah yaitu peppermint, petitgrain, orange, lavender, ginger, lemon
3. Manfaat aromaterapi
Manfaat Aromaterapi menurut (Shinobi, 2018) adalah :
a. Aromaterapi merupakan salah satu cara yang tepat dan efisien dalam
menjaga tubuh tetap sehat
b. Aromaterapi banyak dimanfaatkan dalam pengobatan, khususnya
untuk membantu penyembuhan beragam penyakit, meskipun lebih
ditujukan sebagai terapi pendukung (supporttherapy).
c. Aromaterapi membantu meningkatakn stamina dan gairah seseorang,
walapun sebelumnya tidak atau kurang memiliki gairah dan
semangat hidup.
d. Aromaterapi dapat menumbuhkan perasaan yang tenang pada
jasmani, pikiran dan rohani (soothing the physical, mind and
spiritual).
C. Akupresur
1. Pengertian
Akupresur atau akupuntur tanpa jarum merupakan salah satu metode
pengobatan atau penyehatan dengan pemijatan atau penekana jari
dipermukaan kulit, dimana pemijatan atau penekanan tersebut akan
mengurangi ketegangan, meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang
kekuatan energi tubuh untuk menyembuhkan atau menyehatkan. (Dewi,
dkk, 2017 ) Akupresur disebut juga dengan terapi totok/tusuk jari adalah
salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi
pada titik-titik tertentu atau acupoint pada tubuh. Akupresur juga diartikan
sebagai menekan titik-titik penyembuhan menggunakan jari secara
bertahap yang merangsang kemampuan tubuh untuk penyembuhan diri
secara alami. (Heni Setyowati & Kp, 2018).
2. Cara Kerja
Titik-titik akupresur berada dipermukaan kulit yang memiliki
kepekaan bioelektik. Stimulasi terhadap titik-titik ini akan merangsang
keluarnya endhorpin, hormon pengurang rasa sakit. Sebagai hasilnya, rasa
sakit akan diblok dan aliran darah dan oksigen ke area titik-titik tersebut
meningkat. Hal ini akan merilekskan otot dan mendorong kesembuhan.
Akupresur menghalangi sinyal rasa sakit ke otak melalui stimulasi ringan,
menghalangi sensasi rasa sakit melalui syaraf spinal menuju
otak.Stimulasi pada titik-titik akupresur tidak hanya dapat menghilangkan
sumbatan pada jalur meredian, juga dapat menghilangkan aliran Qi, darah
serta mengharmoniskan Yin dan Yang tubuh (Dewi & Safitri, 2018).
Akupuntur atau akupresur memanfaatkan rangsangan pada titik-titik
akupuntur tubuh pasien, telinga atau kulit kepala untuk mempengaruhi
aliran bioenergi tubuh yang disebut dengan Qi. Qi mengalir dalam suatu
meredian (saluran), jadi inti pengobatan akupuntur/akupresur adalah
mengembalikan sistem keseimbangan (homeostatis) tubuh yang terwujud
dengan adanya aliran qi yang teratur dan harmonis dalam meredian
sehingga pasien sehat kembali. Dengan menguatkan qi, daya tubuh
menjadi baik, penyebab penyakit dapat dihilangkan secara tidak langsung.
Hilangnya penyebab penyakit dan kuatnya ci dapat mengembalikan
keadaan yin dan yang sehingga penyakit bisa sembuh dan orang menjadi
sehat kembali (Heni Setyowati & Kp, 2018).
3. Acupoint
Titik-titik meredian akupuntur atau akupresur merupakan konduktor
listrik pada permukaan kulit yang dapat menyalurkan energi penyembuhan
yang paling efektif, sehingga penyembuhan energi yang paling bagus
dengan menggunakan titik-titik akupresur. Acupoint bersifat biolistik
memiliki ciri-ciri papillae kulit 2 kali lebih banyak, mengandung kapiler
teranyam dengan saraf sensoris, ujung-ujung saraf simpatis sehingga
menaikkan konduktivitas kulit diatasnya karena tekanan listriknya rendah.
Acupoint terletak dipermukaan tubuh, terutama pada lokasi dimana bundle
saraf menembus fascia otot atau secara histologis merupakan struktur
neodermal dengan densitas lokal yang tinggi yang banyak mengandung
serabut saraf simpatik. Keberadaan acupoint telah dibuktikan oleh
berbagai penelitian, diantaranya melalui termografi dengan tujuan
membuat visualisasi perubahanperubahan perfusi perifer selama akupresur
dengan menggunakan kamera infra merah yang mampu mendeteksi
perubahan distribusi suhu.
Akupresur pada titik pericarium 6 dan large intestine 11
memberikan efek meningkatkan penyaluran energi ke daerah lengan.
Hasilnya adalah adanya peningkatan signifikan suhu perifer selama
akupuntur. Pemeriksaan spektroskopi dan sonografi juga digunakan untuk
menginvestigasi efek serebral pada akupuntur dengan mengunakan near
infrared spectroscopy (NIRS) untuk mengukur perubahan oksigen serebral
regional dan transcranial doppler sonography (TCD) untuk memperoleh
informasi tiga dimensi dari area yang spesifik di intrakaranial. Titik yang
dilakukan akupuntur adalah Neiguan, Qihai, Zusanli, dan Sanyinjiao. Hasil
yang diperoleh adanya kenaikan oksigen serebral regional dan perubahan
aliran yang signifikan dari arteri serebri media selama dilakukan
rangsangan titik akupresur tersebut. Beberapa penelitian di atas
meyakinkan bahwa acupoint memang ada dan dapat diketahui serta dapat
dibuktikan secara ilmiah. Titik akupresur dapat memberikan tanggapan
terhadap berbagai jenis rangsangan. Rangsangan tersebut dapat berupa
rangsangan mekanis, termis, listrik, magnet maupun perpaduan keempat
rangsangan tersebut (Heni Setyowati & Kp, 2018).
D. Kerangka Teori
Faktor Penyebab
Penatalaksanaan
- Peningkatan progesterone
- Peningkatan Hcg Farmakologis
- Kekurangan vitamin B6 - Piridoksin (B6)
- Peningkatan sensitivitas - Antihistamin
bau - Fenotiazin
- stress - Metoklopramid
- Ondansentron
Non Farmakologis
Mual muntah dalam
kehamilan kehamilan - Perubahan diet
- Pengobatan herbal
- Akupresur
- Akupuntur
Dampak - Refleksologi
- Osteopati
- Kelelahan - Homeopati
- Gangguan nutrisi - Hipnoterapi
- Dehidrasi - Aromaterapi
- Keguguran
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Menurut (Dewi & Safitri, 2018) (Le Mone et al., 2011) dan (Surininah, 2009)
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep
Penelitian di laksanakan berdasarkan kerangka teori yang ada, di pilih
perlakuan kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur sebagai variabel bebas
ini membuktikan ada tidaknya pengaruh terhadap emesis gravidarum sebagai
variabel terikat.
Kombinasi Aromaterapi
Lemon dan Akupresur Emesis Gravidarum
Titik PC 6
B. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara dari penelitian. Adapun
hipotesis dalam penelitian ini adalah
Ho : Tidak ada efektifitas kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur titik
PC 6 terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I
Ha : Ada efektifitas kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur titik PC 6
terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I
Dikombinasikan
dengan
Kegiatan
pemijatan titik
Perikardium 6 (30
kali) dilakukan
selama 4 hari
Variabel Gejala umum PUQE 24 Tidak Muntah : 3 Interval
Terikat mulai dari rasa Ringan : 4-7
Emesis tidak enak di Sedang : 8-11
gravidarum sertai tidak selera Berat : 12-15
makan sampai
muntah yang
berkepanjangan
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
eksperimental. Menurut (Sujarweni, 2014), penelitian eksperimental adalah
melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variable independen,
kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada variabel
dependen, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi
lemon dan akupresur terhadap frekuensi mual muntah pada ibu hamil.
Desain penelitian adalah Pre-Eksperimental, rancangan ini berguna
untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan yang ada dalam
penelitian (Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini menggunakan bentuk
rancangan one group pretest posttest, dimana peneliti melihat emesis
gravidarum sebelum diberi perlakuan (pretest) dan membandingkan dengan
emesis gravidarum setelah adanya perlakuan (posttest) sehingga peneliti
dapat menguji perubahan yang terjadi setelah dilakukannya perlakuan.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen (variabel bebas atau variabel sebab) adalah variabel
yang mempengaruhi atau menyebabkan resiko atau sebab (Notoatmodjo,
2012). Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kombinasi
aromaterapi lemon dan akupresur.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen (variabel terikat atau variabel akibat) variabel
dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau diakibatkan oleh variabel
bebas.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah emesis gravidarum.
F. Instrumen Penelitian
Instrument merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian. Adapun instrument dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Kuesioner PUQE 24 : Digunakan untuk menilai frekuensi mual
muntah/emesis gravidarum
2. SOP : Digunakan sebagai acuan pelaksanaan akupresur dan pemberian
aromaterapi
3. Master table: Digunakan untuk mencatat dan rekapitulasi karakteristik
responden
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, maka langkah yang dilakukan
berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data dalam
penelitian ini adalah:
a. Editing
Kuesioner PUQE 24 yang diperoleh saat sebelum dan setelah
perlakuan perlu disunting (edit) terlebih dahulu untuk memastikan
kelengkapannya.
b. Coding
Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom
untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi
hasil penghitungan frekuensi mual muntah serta karakteristik
repsonden.
1) Umur
a) ˂20 :1
b) 20-35 :2
c) ˃35 :3
2) Pendidikan
a) SD :1
b) SMP :2
c) SMA` :3
d) Diploma/sarjana :4
3) Paritas
a) Primipara :1
b) Multipara :2
c) Grandemultipara :3
4) Pekerjaan
a) Bekerja :1
b) Tidak Bekerja :2
c. Entry
Memasukkan data (data entry) yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-
kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan hasil observasi yang
diperoleh.
d. Tabulating
Peneliti memasukkan data kedalam tabel-tabel dan mengatur angka-
angka yang diperoleh sehingga data disajikan dalam berbagai kategori.
3. Tahap pelaksanaan
a. Melakukan pengumpulan data.
b. Mengolah data.
c. Menganalisis data.
4. Tahap akhir
a. Menyimpulkan hasil penelitian.
b. Membuat laporan hasil penelitian.
c. Melakukan seminar hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, J., Ryan, K., & Chin, K. B. (2014). Clinical Aromatherapy for Pregnancy,
Labor and Postpartum. International Journal of Childbirth Education, 29(4).
Budiana, N. S. (2013). Buah ajaib tumpas penyakit. Penebar Swadaya Grup.
Dewi, W. S., & Safitri, E. Y. (2018). Pengaruh Aromaterapi Lemon terhadap
Emesis Gravidarum di Praktik Mandiri Bidan Wanti Mardiwati. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 17(3), 4–8.
Hartono, R. (2018). Akupresur Untuk Berbagai Penyakit Dilengkapi Dengan
Terapi Gizi Medik dan Herbal. Rapha.
Heni Setyowati, E. R., & Kp, S. (2018). Akupresur untuk kesehatan wanita
berbasis hasil penelitian. Unimma press.
Jaelani. (2017). Aromaterapi. Pustaka Populer Obor.
Kia, PY, Safajou, F.,Shahnazi, M. & Nazemiyeh, H. (2016). Pengaruh
Aromaterapi Inhalasi Lemon pada Mual dan Muntah Kehamilan: Uji Coba
Klinis Tersamar Ganda, Acak Terkendali. Jurnal Medis Bulan Sabit Merah
Iran.
Koensoemardiyah. (2019). A-Z Aromaterapi untuk kesehatan, kebugaran, dan
kecantikan (Sigit Syantoro (ed.)). ANDI.
Kushariyadi, K. (2017). Terapi Modalitas Keperawatan Pijat Punggung Sebagai
Perawatan Daya Ingat (Bahasa) Lansia di UPT Kabupaten Jember.
LeMone, P., Burke, K. M., Luxford, Y., Raymond, D., Dwyer, T., Levett-Jones,
T., Moxham, L., Reid-Searl, K., Berry, K., & Carville, K. (2011). Medical-
surgical nursing: Critical thinking in client care. Pearson Australia.
Lestari, V. (2019). Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Penurunan Frekuensi
Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester Pertama di Puskesmas Margorejo
Metro Selatan Kota Metro Tahun 2019. Poltekkes Tanjungkarang.
Maipura, T. M. S. (2016). Efektivitas Akupresur terhadap Penurunan Mual dan
Muntah pada Ibu Hamil Trimester Pertama di BPS Farida Surabaya.
Mariza1, A., & Ayuningtias2, L. (2019). Penerapan akupresur pada titik P6
terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1. Holistik Jurnal
Kesehatan, 13(3).
Medforth, Janet, D. (2011). Kebidanan Oxford. EGC.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan.
Nuangchamnong, N., & Niebyl, J. (2014). Doxylamine succinate–pyridoxine
hydrochloride (Diclegis) for the management of nausea and vomiting in
pregnancy: an overview. International Journal of Women’s Health, 6, 401.
Perry, S. E., Hockenberry, M. J., Lowdermilk, D. L., Wilson, D., Alden, K. R., &
Cashion, M. C. (2017). Maternal child nursing care-E-Book. Elsevier Health
Sciences.
Puspitasari, I. (2019). Pengaruh Pemanfaatan M-Health Terhadap Pengurangan
Keluhan Mual Muntah Pada Ibu Hamil. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan, 10(2), 408–416.
Rahmayati, E., Irawan, A., & Sormin, T. (2017). Pengaruh Terapi Komplementer
Akupresur terhadap Mual Muntah Pasca Operasi di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Kesehatan, 8(3), 382–388.
Ratu Putri, N. M. (2019). Perbedaan Efektifitas Pemberian Aromaterapi
Peppermint dan Terapi Akupresur Terhadap Pengurangan Mual Muntah
Pada Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja BPM Amrina, S. Tr. Keb dan
BPM Ponirah, S. ST Kota Metro. Poltekkes Tanjungkarang.
Riwidikdo, H. (2013). Statistik kesehatan dengan aplikasi SPSS dalam prosedur
penelitian. Rohima Press, Yogyakarta.
Rohmah, N. (2018). Pengaruh Pemberian Terapi Akupresur Untuk Mengurangi
Mual Muntah Pada Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Di Wilayah Kerja
Puskesmas Yosomulyo dan Puskesmas Sumber Sari Bantul. Poltekkes
Tanjungkarang Prodi Kebidanan Metro.
Runiari, N. (2013). Asuhan keperawatan pada klien dengan hiperemesis
gravidarum: penerapan konsep dan teori keperawatan.
Saragih, A. W. (2016). Efektifitas Aromaterapi Lemon dalam Mengurangi Mual
dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester Pertama.
Shinobi. (2018). Healing with Aromatherapy. Keats Publishing.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT Alfabet.
Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi penelitian keperawatan.
Tiran, D. (2018). Mual Muntah Kehamilan. EGC.
Widiastuti, I. (2011). Sukses Agribisnis Minyak Atsiri. Pustaa Baru Press.
Tahap Kerja
1. Jaga privasi pasien
2. Atur posisi senyaman mungkin
3. Bantu melepaskan aksesoris yang dapat
menghambat tindakan akupresur
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila perlu
5. Tentukan lokasi PC 6, yaitu 2cun diatas
pertengahan pergelangan tangan bagian dalam,
kemudian lakukan penekakanan titik PC6 yaitu
titik tekan yang dapat mengurangi mual. Letakkan
3 jari tangan yang lain dibawah lipatan
pergelangan tangan. Letakkan ibu jari tepat
dibawah ketiga jari, ditengah-tengahnya, tepat
diantara dua otot tendon besar
6. Lakukan penekanan sebanyak 30 kali atau sampai
rasa mual muntah mulai berkurang.
7. Mengajarkan ibu teknik akupresur titik PC 6 agar
ibu terbiasa dan dapat melakukan secara mandiri
ketika mual muntah dirasakan lagi oleh ibu
8. Mengevaluasi teknik yang telah diajarkan kepada
ibu dengan meminta ibu mengulang kembali
Tahap Terminasi
1. Jelaskan pada ibu bahwa terapi sudah selesai
2. Kaji respon pasien dan beri kesempatan untuk
bertanya
3. Berikan reinforcement positif pada klien
4. Kembalikan posisi ibu
5. Rapikan alat
LEMBAR KUESIONER
EFEKTIVITAS KOMBINASI AROMATERAPI LEMON
DAN AKUPRESUR TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM
PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
A. DATA UMUM
1. Nomor :
2. Nama :
3. Umur :
4. HPHT :
5. Paritas :
6. Pendidikan :
7. Pekerjaan :
8. No HP :
B. DATA KHUSUS
Petunjuk
Berilah tanda (√) pada setiap pertanyaan yang ibu jawab sesuai dengan yang ibu
rasakan
MASTER TABEL
Rekapitulasi Data Responden Penelitian
Skala
No Nama Umur Paritas Pendidikan Pekerjaan Mual/Muntah
Pre Post
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20