Anda di halaman 1dari 42

PROPOSAL SKRIPSI

EFEKTIVITAS KOMBINASI AROMATERAPI LEMON DAN


AKUPRESUR TITIK PC 6 TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM
PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI PUSKESMAS JUNGKAT
KABUPATEN MEMPAWAH

DIUSULKAN OLEH:
SUMYARSIH
NIM: 211092042

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUPLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D-IV
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL

EFEKTIVITAS KOMBINASI AROMATERAPI LEMON DAN


AKUPRESUR TITIK PC 6 TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM PADA
IBU HAMIL TRIMESTER I DI PUSKESMAS JUNGKAT KABUPATEN
MEMPAWAH

Diusulkan Oleh

SUMYARSIH
NIM: 211092042

Telah disetujui di Pontianak


Pada tanggal .....Januari 2022

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Asmaurika Pramuwidya, SST., M.Kes ROHUNA,SKM, M.Pd


NIDN.1107089001 NIDN. 4016095702

Ketua Program Sarjana Terapan


Jurusan Kebidanan

Henny Fitriani, M.Keb


NIP. 19840707 200812 2002
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya akhirnya dapat menyelesaikan proposal penelitan ini dengan judul
“Efektivitas Kombinasi Aromaterapi Lemon dan Akupresur titik PC 6
terhadap Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas
Jungkat Kabupaten Mempawah” telah tersusun dan diselesaikan guna
memenuhi persayaratan memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan di
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak tahun 2021/2022.

Dalam penyusunan proposal penelitian ini, saya banyak mendapat bantuan,


saran dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga proposal penelitian ini dapat
terselesaikan dengan baik. Dengan terselesaikannya proposal penelitian ini,
perkenankan pula saya untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Asmaurika Pramuwidya, SST., M.Kes selaku pembimbing utama dan
Ibu Rohuna M.Kes selaku pembimbing pendamping yang penuh kesabaran dan
perhatiannya dalam memberikan bimbingan hingga proposal penelitian ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Dalam kesempatan ini, saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz., M.Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pontianak
2. Ibu Dini Fitri Damayanti, S.SiT.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Pontianak
3. Ibu Henny Fitriani, M.Keb selaku Ketua Program Sarjana Terapan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak
4. Seluruh Dosen, Instruktur, dan Staf Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Pontianak serta seluruh civitas akademika yang
telah membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini.
5. Kedua orang tua, suami, anak tercinta, dan Keluarga Besar yang selalu
setia mendampingi dan selalu memberikan Do’a serta dukungannya.
6. Teman-teman seperjuangan serta semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu karena telah membantu dalam penyusunan
proposal penelitian ini.

Dengan segala kerendahan hati, saya menyadari proposal penelitian ini


terdapat kekurangan dan kelemahannya. Untuk itu saya mengharapkan kritik,
saran, dan evaluasi untuk meningkatkan kualitas proposal penelitian ini.

Pontianak, Januari 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses kehamilan merupakan hal yang normal bagi seorang
perempuan. Masa kehamilan umumnya berlangsung selama 280 hari atau
40 minggu dimana dalam masa kehamilan ini dibagi menjadi 3 trimester
yang akan membantu pengelompokan tahap perkembangan ibu dan janin.
Setiap trimester kehamilan memiliki karakteristik yang menimbulkan
berbagai perubahan baik perubahan fisik maupun psikis (Kumalasari,
2015).
Kehamilan trimester I yaitu antara minggu 0-12 dimana mulainya
pembentukan zigot sampai kemudian terbentuknya janin (Sukarni K,
2013). Terdapat beberapa perubahan yang dialami oleh ibu hamil trimester
I , salah satunya terkait sistem pencernaan yaitu keluhan mual muntah atau
disebut emesis gravidarum. Mual muntah atau emesis gravidarum terjadi
karena peningkatan hormon HcG, estrogen, dan rogesteron. Keluhan mual
muntah ini biasa dialami oleh sebagian besar ibu hamil di awal kehamilan
yaitu pada trimester pertama (Perry et al., 2017).
Emesis gravidarum dialami sebagian besar ibu hamil yaitu sekitar
70-80% wanita hamil dan merupakan fenomena yang biasanya terjadi pada
rentang usia kehamilan 5-12 minggu. Dimana 66% wanita hamil trimester
pertama mengalami keluhan mual sedangkan 44% mengalami muntah.
Prevalensi ibu hamil trimester I yang mengalami keluhan mual muntah di
Indonesia sekitar 50-90% (Nuangchamnong & Niebyl, 2014).
Emesis gravidarum pada kehamilan merupakan hal normal yang
biasanya bersifat ringan dan dapat dikontrol sesuai dengan kondisi masing-
masing ibu hamil. Meskipun mual muntah biasanya berhenti pada
trimester pertama namun gejalanya dapat menimbulkan beberapa
ketidaknyamanan dan gangguan. Emesis gravidarum yang tidak ditangani
akan menyebabkan penurunan berat badan. Emesis gravidarum juga dapat
mengakibatkan ketegangan emosional, stress psikologis, gangguan
metabolisme, gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, serta tidak
keseimbangan elektrolit (Runiari, 2010). Dalam hal yang lebih parah
Emesis gravidarum dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum yang
tidak hanya mengancam kehidupan wanita, namun juga dapat memberikan
dampak negatif bagi perkembangan janin seperti seperti abortus, bayi lahir
rendah, kelahiran prematur, IUGR, serta malforasi pada bayi baru lahir
(Runiari, 2013).
Penatalaksanaan kejadian emesis gravidarum terdiri atas
penatalaksanaan secara farmakologi dan nonfarmakologi. Penatalaksanaan
secara non nonfarmakologi merupakan jenis terapi kebidanan
komplementer. Saat ini terapi komplementer telah berkembang pesat
dimasyarakat, dengan sekitar sepertiga populasi menggunakan beberapa
jenis terapi atau penanganan komplementer. Hal ini disebabkan oleh
perubahan pada harapan dan pilihan masyarakat untuk memperkecil
penggunaan obat-obatan yang dapat menimbulkan efek samping
merugikan (Medforth, Janet, 2011). Menurut (Heni Setyowati & Kp, 2018)
terdapat beberapa jenis terapi kompelementer yang yang digunakan sebagai
upaya mmenangani keluhan emesis gravidarum antara lain akupresur,
akupuntur, relaksasi, hipnoterapi serta pemberian aromaterapi.
Pengobatan herbal dan aromaterapi telah banyak dilakukan secara
rutin di Indonesia seperti aromaterapi lemon. Aromaterapi lemon adalah
minyak essensial yang dihasilkan dari ekstrak kulit jeruk (Citrus Lemon)
yang sering digunakan dalam aromaterapi. Aromaterapi lemon adalah jenis
aromaterapi yang aman untuk ibu hamil dan ibu bersalin (Medforth, Janet,
2011). Aromaterapi lemon memiliki kandungan yang dapat membunuh
bakteri Meningokokus, bakteri tifus, memiliki efek anti jamur dan efektif
untuk menetralisir bau yang tidak menyenangkan, serta menghasilkan efek
anti cemas, anti depresi, anti stres, dan untuk mengangkat dan
memfokuskan pikiran (Dewi & Safitri, 2018). Minyak esensial lemon
merupakan minyak herbal yang paling banyak digunakan dan dianggap
sebagai obat yang aman pada kehamilan.

Aromaterapi lemon terbukti memiliki efek menguntungkan pada


emesis gravidarum. Menurut penelitian (Kia, PY, Safajou, F.,Shahnazi, M.
& Nazemiyeh, 2016) skor rata-rata emesis gravidarum menurun selama
empat hari menggunakan aromaterapi lemon inhalasi. Hal ini juga sesuai
dengan penelitian sebelumnya bahwa perawatan non farmakologis dapat
dilakukan pada wanita hamil untuk menghilangkan emesis gravidarum.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 40% wanita
menggunakan aroma lemon untuk meredakan mual muntah, dan lebih dari
setengah dari mereka yang pernah menggunakannya mengatakan cara
tersebut efektif.
Penatalaksanaan emesis gravidarum secara non farmakologis lainnya
juga dapat dilakukan dengan pemberian akupresur. Akupresur merupakan
sebuah metode pemijatan berdasarkan ilmu akupuntur atau bisa juga
disebut akupuntur tanpa jarum (Maipura, 2016). Terapi akupresur
merupakan terapi pemijatan pada titik meridian tertentu yang berhubungan
dengan organ dalam tubuh untuk mengatasi mual muntah. Terapi ini tidak
menggunakan obat-obatan kimia dan prosedur invasif melainkan dengan
mengaktifkan sel–sel yang ada dalam tubuh, sehingga terapi ini tidak
memberikan efek samping seperti obat dan tidak memerlukan biaya mahal.
Pada prinsipnya terapi akupresur sama dengan memijat sehingga tidak
memerlukan keterampilan khusus beda halnya dengan akupuntur yang
memerlukan pelatihan. Terapi akupresur untuk mual muntah dilakukan
dengan menekan secara manual pada Pericardium 6 pada pergelangan
tangan (Hartono, 2018).
Akupresur merupakan pengobatan yang diterima dengan baik oleh
masyarakat dengan insiden efek merugikan yang relatif rendah.
Penggunaan akupresur dalam kehamilan banyak memberikan hasil yang
positif, mudah dilakukan, bebas bahaya, dan dapat dilakukan sendiri pada
wanita yang mengalami mual muntah. Prinsip healing touch pada
akupresur menunjukkan prilaku caring touch yang dapat memberikan
ketenangan, kenyamanan, rasa dicintai dan diperhatikan bagi klien
sehingga lebih mendekatkan hubungan terapeutik dengan klien
(Kushariyadi, 2017).
Penelitian menunjukkan bahwa akupresur memberikan dampak
positif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rahmayati et al., 2017)
mengungkapkan informasi bahwa stimulasi pada titik PC 6 mempunyai
manfaat dalam peningkatan pengeluaran beta endorpin di hipofisis di
sekitar CTZ. Beta endorpin merupakan salah satu antiemetik endogen yang
dapat menghambat impuls mual muntah di pusat muntah dan CTZ.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rohmah, 2018) dengan
judul Pengaruh pemberian terapi akupresur untuk mengurangi mual
muntah pada ibu hamil dengan emesis gravidarum menunjukkan hasil
bahwa setelah diberikan terapi akupresur selama 3 hari terjadi penurunanan
frekuensi mual muntah pada ibu hamil dari 3-4 kali/hari menjadi 1-2
kali/hari. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pemberian terapi akupresur untuk mengurangi mual muntah pada ibu
hamil.
Penatalaksanaan emesis gravidarum tergantung pada beratnya gejala.
Menurut (Maesaroh & Putri, 2019) salah satu penatalaksanaan emesis
gravidarum yang cukup efektif adalah dengan memberikan kombinasi
akupresur dan aromaterapi. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian
Marwah (2017) yang menyatakan bahwa kombinasi akupresur dan
aromaterapi jahe efektif menurunkan keluhan mual.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Jungkat, selama
bulan Oktober-Desember terdapat 115 Ibu hamil, dimana 75 diantaranya
mengalami emesis gravidarum. Penanganan yang dilakukan di
Puskeskesmas Jungkat untuk pasien emesis gravidarum yaitu dengan
pemberian vitamin B6 dan edukasi pemenuhan nutrisi (makan sedikit tapi
sering, mengurangi konsumsi makanan berlemak, asam dan pedas).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada 5 ibu hamil
mengatakan bahwa setelah diberikan vitamin B6 dan edukasi belum terjadi
penurunan frekuensi mual yang signifikan sehingga penulis menyimpulkan
perlu adanya penatalaksanaan lebih lanjut dalam penanganan emesis
gravidarum yang mudah, aman dan terjangkau oleh ibu hamil yaitu dengan
pemberian kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur titik PC 6.
Berdasarkan latar belakang dan alasan tersebut maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Efektivitas kombinasi
aromaterapi lemon dan akupresur titik PC 6 terhadap emesis gravidaum
pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Jungkat Kabupaten Mempawah”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat disusun rumusan
masalah penelitian ”Apakah kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur titik PC
6 efektif menurunkan emesis gravidaum pada ibu hamil trimester I di
Puskesmas Jungkat Kabupaten Mempawah ?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur titik
PC 6 terhadap emesis gravidaum pada ibu hamil trimester I di Puskesmas
Jungkat Kabupaten Mempawah

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di
Puskesmas Jungkat Kabupaten Mempawah sebelum diberikan
kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur titik PC 6
b. Mengetahui emesis gravidarum pada ibu hamil di Puskesmas Jungkat
Kabupaten Mempawah setelah diberikan kombinasi aromaterapi
lemon dan akupresur titik PC 6
c. Mengetahui efektivitas kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur
titik P6 terhadap emesis gravidaum pada ibu hamil trimester I di
Puskesmas Jungkat Kabupaten Mempawah

D. Ruang Lingkup Penelitian


1. Ruang Lingkup Keilmuan
Ruang lingkup keilmuan yaitu dalam sub ilmu kebidanan
2. Ruang Lingkup Materi
Materi penelitian ini adalah emesis gravidarum, aromaterapi dan
akupresur titik P6
3. Ruang Lingkup Sasaran
Sasaran dalam penelitian ini adalah ibu hamil di Puskesmas Jungkat
4. Ruang Lingkup Lokasi
Lokasi penelitian ini adalah Puskesmas Jungkat
5. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2022

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ibu Hamil
Mendapatkan penanganan emesis gravidarum sesuai dengan evidence
based yaitu dengan kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur titik P6
2. Bagi Puskesmas Jungkat
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan pemberian kombinasi
aromaterapi lemon dan akupresur titik P6 untuk menangani emesis
gravidarum
3. Bagi Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Pontianak
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan
dalam proses pembelajaran khususnya informasi tentang penanganan
emesis gravidarum.
4. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui penatalaksanaan emesis gravidarum secara non
farmakologi yaitu kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur titik P6
terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil.

5. KEASLIAN PENELITIAN
No Nama Judul Metode Hasil Penelitian
Penelitian
1 Wisdyana Pengaruh Quasy Terdapat
Sari Dewi, Aromaterapi Eksperimen pengaruh
Erni Yulia Lemon terhadap pemberian
Safitri Emesis aromaterapi
(2018) Gravidarum di lemon terhadap
Praktik Mandiri emesis
Bidan Wanti gravidarum ( p
Mardiwati Value=0,005)

2 Ana Mariza, Penerapan Quasy Terdapat


Lia akupresur pada Eksperimen Pengaruh
Ayuningtias titik P6 terhadap pemberian
(2019) emesis akupresure titik
(Mariza1 & gravidarum p6 terhadap
Ayuningtias2 pada ibu hamil mual dan
, 2019) trimester 1 muntah pada ibu
hamil TM I
dengan p-value
0,000
3 Ratu Putri, Quasy Terapi akupresur
Perbedaan
Novia Eksperimen lebih efektif
Efektifitas
Mirandica dibandingkan
Pemberian
(2019) aromaterapi
Aromaterapi
peppermint
Peppermint dan
untuk
Terapi Akupresur
mengurangi
Terhadap
mual muntah
Pengurangan
pada ibu hamil
Mual Muntah
trimester I
dengan selisih
Pada Ibu Hamil
rata-rata 0,86
Trimester I di
kali
Wilayah Kerja
BPM Amrina,
S.Tr.Keb dan
BPM Ponirah,
S.ST Kota Metro

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variable


penelitian, jenis aromaterapi yang digunakan, jumlah sampel serta tempat
penelitian.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Emesis Gravidarum
1. Pengertian
Emesis gravidarum biasa disebut mual muntah dalam kehamilan.
Mual merupakan suatu rasa atau sensasi yang tidak menyenangkan yang
terjadi dibelakang tenggorokan dan epigastrium yang dapat atau tidak
menyebabkan muntah. Sedangkan muntah diartikan sebagai perasaan
subjektif dan adanya keinginan untuk muntah). Muntah juga dapat
dipengaruhi oleh serabut aferen sistem gastrointestinal. Muntah
merupakan respon dari batang otak yang akan memepngaruhi pusat
muntah. Jika pusat muntah terstimulasi maka jalan nafas akan tertutup
dan respirasi menjadi lebih rendah. Akibatnya esophagus bagian atas
relaksasi da meningkatkan tekanan intra abdomen yang menyebabkan
pengeluaran isi lambung (Dewi & Safitri, 2018).
Periode kehamilan trimester pertama, umumnya nafsu makan
berkurang, sering timbul rasa mual dan ingin muntah. Pada kondisi ini
ibu harus tetap berusaha untuk makan agar janin dapat tumbuh dengan
baik. Gejala awal kehamilan pada beberapa wanita adalah mual dengan
atau tanpa muntah. Ini disebut morning sickness baik terjadi pada pagi
hari maupun siang hari. Morning sicknessatau mual dan muntah bisanya
dimulai sekitar 6 atau 8 minggu dan mungkin berakhir sampai 12 atau 13
minggu (Astuti, 2012).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Emesis Gravidarum


Menurut (Surininah, 2009) faktor- faktor yang mempengaruhi
EmesisGeavidarun adalah:
a. Peningkatan hormon Progesterone.
Dengan meningkatnya tingkat hormon progesterone ini, terjadi
pergerakan dari usus kecil para ibu hamil, kerongkongan dan perut
yang mana hal ini akan bisa menyebabkan rasa mual.

b. Peningkatan hCG
Peningkatan hCG yang terjadi pada manusia salah satunya bisa dan
dapat mengakibatkan rasa mual dan muntah dalam tahap awal
kehamilan yang dirasakan oleh para ibu hamil.
c. Kekurangan vitamin B6
Kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan mual muntah yang
lebih berat lagi.
d. Meningkatnya sensitivitas Pada Bau
Peningkatan hormon esterogen bisa memicu sensitivitas pada hidung
ibu hamil. Meski begitu masih belum diketahui benar apakah
hormone estrogen benar-benar berpengaruh terhadap hal ini.
e. Stres
Beberapa ahli juga menilai bahwa respon rasa mual dan muntah-
muntah yang dialami ibu hamil tersebut merupakan respon negatif
akibat rasa stress yang dialami. Sekali lagi, belum ada bukti konkrit
terkait hal ini. Meski begitu, rasa mual dan muntah yang dialami
juga menyebabkan ibu hamil semakin merasakan stress

3. Tanda dan Gejala


Menurut (Wiknjosastro, 2007) tingkatan mual muntah pada kehamilan
terbagi menjadi :
a. Tingkatan I (ringan)
1) Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita 2. Ibu merasa lemah
2) Nafsu makan tidak ada
3) Berat badan menurun
4) Merasa nyeri pada epigastrium
5) Nadi meningkat sekitar 100 per menit
6) Tekanan darah menurun
7) Turgor kulit berkurang
8) Lidah mengering
9) Mata cekung
b. Tingkatan II (sendang)
1) Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2) Turgor kulit mulai jelek
3) Lidah mengering dan tampak kotor
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu badan naik (dehidrasi)
6) Mata mulai ikterik
7) Berat badan turun dan mata cekung
8) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
9) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
c. Tingkatan III (berat)
1) Keadaan umum,kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
2) Dehidrasi hebat
3) Nadi kecil, cepat dan halus
4) Suhu badan meningkat dan tensi turun
5) Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan
enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan
penurunan mental.
6) Timbul ikterus

4. Perbedaan Tingkatan Emesis


Manifestasi yang sering dijumpai pada traktus gastrointestinal adalah
morning sickness, emesis gravidarum dan hiperemesis gravidarum.
Dibawah ini dijabarkan perubahan dan berbagai keluhan yang
meyertainya.
a. Morning Sickness
Pusing pada saat bangun pagi karena terjadi iskemia relatif akibat
turunnya aliran darah menuju otak sehingga glukosa kearah sistem
saraf pusat berkurang. Cara mengatasi jangan terlalu cepat berjalan
dari tempat tidur, duduk dengan tenang sambil beradaptasi pada posisi
duduk sehingga pusing berkurang, minum teh hangat agak manis,
setelah pusing hilang baru kemudiaan diikuti dengan aktivitas biasa.
b. Emesis Gravidarum
Mual dan muntah beberapa kali terutama pada pagi hari, tidak
menyebabkan gangguan semua aktivitas sehari-hari. Cara
mengatasinya sama dengan morning sickness, obat yang diperlukan
adalah anti mual, mengganti cairan yang keluar dengan minuman
elektrolit.
c. Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah berlebihan sehingga menggangu aktivitas sehari-
hari. Cara mengatasinya dengan terapi intensif, dan terminasi
kehamilan Manuaba dalam (Mariza1 and Ayuningtias, 2019)

5. Dampak Emesis Gravidarum


Mual muntah pada saat kehamilan memiliki dampak yang signifikan pada
kehidupan keluarga, mempengaruhi kemampuan untuk melakukan
aktifitas sehari-hari, fungsi social dan perkembangan situasi stress. Selain
itu mual muntah juga akan berdampak ada gangguan pemenuhan nutrisi,
penurunan berat badan, dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit.
Sedangkan dampak lebih lanjut bagi janin yaitu keguguran, lahir prematur
dan berat lahir rendah (Dewi & Safitri, 2018)

6. Penatalaksanaan Emesis Gravidarum


Emesis graviarum bisa dicegah dengan cara farmakologi dan non
farmakologi (Le Mone et al., 2011) Berikut beberapa terapi farmakologi
dan non farmakologi yang biasa diberikan.
a. Terapi farmakologi
Terapi farmakologi bisa dengan pemberian vitamin B6 dan obat
antiemetik, obat antihistamin misalnya prometazin, fenotiazin,
Metoklopramid, Ondansentron untuk meringankan mual dan muntah
ringan atau mual dan muntah berat. Namun, penggunaan obat-obatan
dapat menyebabkan efek samping baik pada ibu, kehamilan, maupun
bayi. Untuk itu pengobatan nonfarmakologi salah satu pengobatan
alternatif untuk mengurangi mual dan muntah pada kehamilan (Kia,
PY, Safajou, F.,Shahnazi, M. & Nazemiyeh, 2016)
b. Terapi Non Farmakologi
Terapi non-farmakologi yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual
dan muntah pada kehamilan adalah dengan perubahan diet,
pengobatan herbal, akupresur, akupuntur, refleksologi, osteopati,
homeopati, dan hipnoterapi, dan aromaterapi.

7. Pengukuran Mual Muntah/ Emesis Gravidarum


Frekuensi, intensitas dan durasi mual adalah karakteristik yang paling
penting yang biasa diukur dalam percobaan klinis (Rahmayati et al., 2017).
Pengukuran frekuensi bisa dilakukan dengan cara berdasarkan jawaban ya
atau tidak untuk pretanyaan spesifik dari responden yang berkaitan dengan
munculnya mual dan muntah. Pengukurn mual dan muntah bisa juga
dilakukan dengan menggunaan score.
Frekuensi mual merupakan keluhan subjektif berupa perasaan tidak
nyaman pada saluran pencernaan yang bisa dihitung dengan menggunakan
kuesioner PUQE24. Responden diberi pertanyyan sebanyak 1 item berupa
pertanyaan berapa kali responden mengalami mual dalam waktu 24 jam.
Tingkat ringan yaitu apabila responden mengalami mual sebanyak 1-5
kali, tingkat sedang apabila responden mengalami mual sebanyak 6-10
kali, mual tingkat berat apabila responden mengalami mual sebanyak 11-
15 kali.
Sedangkan frekuensi muntah berupa pengeluaran isi lambung muntah
melalui mulut yang bisa diamati dengan menggunakan kuesioner PUQE-
24. Responden diberi pertanyaan berapa kali responden mengalami
muntah dalam waktu 24 jam. Muntah tingkat ringan yaitu apabila
responden mengalami muntah sebanyak 1-3 kali, muntah tingkat sedang
apabila responden mengalami muntah sebanyak 4-6 kali, sedangkan
muntah tingkat berat apabila responden mengalami muntah sebanyak lebih
dari 7 kali.. Kuesioner PUQE-24 (Pregnancy Unique Quantification of
Emesis) adalah kuesioner yang bisa digunakan untuk mengukur frekuensi
mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama (Puspitasari, 2019)

B. Aromaterapi
1. Pengertian
Menurut (Buckle et al., 2014) bahwa aromaterapi merupakan terapi
dengan menggunakan minyak essensial atau minyak atsiri yang
digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan salah satunya mual dan
muntah.Istilah aromaterapi, yang kemudian digunakan hingga sekarang
ini, berasal dari Gattefosse yang diartikan sebagai terapi dengan
menggunakan minyak atsiri. Aromaterapi meliputi penggunaan minyak
atsiri atau minyak essensial yang berasal dari tanaman
Aromaterapi berasal dari dua kata, yaitu aroma dan terapi. Aroma
berarti bau harum atau bau-bauan dan terapi berarti pengobatan, jadi
aromaterapi adalah salah satu carapengobatan dengan menggunakan bau-
bauan yang umumnya berasal dari tumbuhtumbuhan serta berbau harum,
gurih, dan enak yang disebut dengan minyak atsiri.Komponen utama
dalam aromaterapi adalah minyak atsiri. Namun, cara pengobatan ini
sebenarnya telah diterapkan sejak dimulainya peradaban di bumi. Minyak
atsiri dapat dimanfaatkan sebagai anti-inflamasi, antiseptik, merangsang
nafsu makan, karminatif, koleretik, merangsang sirkulasi, doedoran,
ekspektoran, stimulasi granulasi, insektisida, insekrepelan, dan
sedatif.Efek samping penggunaan minyak atsiri dalam aromaterapi jarang
ditemukan.
Aromaterapi bersifat sebagai antivirus, antibakteri, antijamur,
antiseptik karena memiliki kekuatan untuk mengikat dan membawa
oksigen serta nutrisi ke dalam sel di seluruh tubuh (Saragih, 2016).
Tanaman yang bisa dijadikan aromaterapi untuk mengatasi mual dan
muntah yaitu peppermint, petitgrain, orange, lavender, ginger, lemon

2. Sifat Terapiutik Aromaterapi


Aromaterapi memiliki kemampuan antiinflamasi, antiseptic,
perangsang selera makan, karminatif, koleretik, perangsang sirkulasi,
deodorant, ekspektoran, perangsang granulasi, hiperemik, insektisida,
pengusir serangga dan sedative .Selain itu aromaterapi memiliki kekuatan
untuk mengikat dan membawa oksigen serta nutrisi ke dalam sel di
seluruh tubuh (Koensoemardiyah, 2019).

3. Manfaat aromaterapi
Manfaat Aromaterapi menurut (Shinobi, 2018) adalah :
a. Aromaterapi merupakan salah satu cara yang tepat dan efisien dalam
menjaga tubuh tetap sehat
b. Aromaterapi banyak dimanfaatkan dalam pengobatan, khususnya
untuk membantu penyembuhan beragam penyakit, meskipun lebih
ditujukan sebagai terapi pendukung (supporttherapy).
c. Aromaterapi membantu meningkatakn stamina dan gairah seseorang,
walapun sebelumnya tidak atau kurang memiliki gairah dan
semangat hidup.
d. Aromaterapi dapat menumbuhkan perasaan yang tenang pada
jasmani, pikiran dan rohani (soothing the physical, mind and
spiritual).

4. Kelebihan dan Keunggulan Aromaterapi


Menurut (Jaelani, 2017), beberapa keunggulan dan kelebihan aromaterapi
antara lain:
a. Biaya yang dikeluarkan relatif murah
b. Bisa dilakukan dalam berbagai tempat dan keadaan
c. Tidak mengganggu aktivitas yang bersangkutan
d. Dapat menimbulkan rasa senang pada orang lain
e. Cara pemakaiannya tergolong praktis dan efisien
f. Efek zat yang ditimbulkan tergolong cukup aman bagi tubuh
g. Khasiatnya terbukti cukup manjur dan tidak kalah dengan metode
terapi lainnya

5. Aromaterapi Lemon untuk Emesis Gravidarum


Lemon merupakan buah yang berbau khas, keras, dan bersih.
Lemon dapat menenangkan suasana, aromanya dapat menimbulkan rasa
percaya diri, merasa lebih santai, menenangkan saraf tanpa
menghilangkan kesadaran (Widiastuti, 2011). Minyak jeruk lemon dapat
meningkatkan perasaan kearah lebih baik.Aromanya berkhasiat untuk
kesehatan, pengobatan, meningkatkan energi fisik.
Kandungan lemon (Budiana, 2013) Setiap 100 gr yang setara
dengan dua buah jeruk lemon ukuran sedang menyediakan 29 kalori, 1,1
gr protein, 0,3 gr lemak, 2,9 gula alami, dan 2,8 gr serat jeruk. Jeruk
lemon mempunyai komposisi utam gula dan asam sitrat. Kandungan
jeruk lemon antara lain flavonoid, limone, asam folat, tanin, vitamin
(C,A,B1 dan P) dan mineral (kalium dan magnesium). Kulit jeruk lemon
terdiri dari dua lapis. Bagian luar mengandung minyak esensial (6%)
dengan komposisi limone (90%), citral (5%), dan sejumlah kecil
citronellal, alfa-terpineol, linalyl, dan geranyl acetate. Kulit jeruk lapisan
dalam tidak mengandung minyak esensial, tetapi mengandung glikosida
falvon yang pahit, derivat koumarin, dan pektin
Aromaterapi lemon adalah minyak essential yang di hasilkan dari
ekstraksi kulit jeruk lemon (citrus lemon) yang sering di gunakan dalam
aromaterapi. Aromaterapi lemon adalah jenis aromaterapi yang aman
untuk kehamilan dan melahirkan (Medforth, Janet, 2011). Memiliki sifat
antibakteri, baik digunakan untuk menurunkan tekanan darah,
menghentikan perdarahan, sariawan sumber potasium yang baik untuk
jantung, meningkatkan stamina dan menambah tenaga, dapat melegakan
batuk dan relaksasi terhadap lelah, menyeimbangkan pH tubuh. Lemon
juga dapat berfungsi sebagai antioksidan, antibakterial, antiseptik,
antipiretik, meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan infeksi
serta mengembalikan fungsi pencernaan.
Aromaterapi lemonuntuk mengurangi mual muntah diberikan
secara inhalasi atau dihirup melalui hidung. Aromaterapi melalui hidung
(nasal passages) merupakan cara yang paling efektif karena hidung
mempunyai kontak langsung dengan bagian-bagian otak yang bertugas
merangsang terbentuknya efek yang ditimbulkan oleh aromaterapi. Saraf
otak cranial bertanggung jawab terhadap indera pembau dan
menyampaikannya pada selsel reseptor Ketika aromaterapi lemon
dihirup, molekul yang mudah menguap (volatile)dari minyak tersebut
dibawa oleh arus udara ke “atap” hidung di mana silia-silia yang lembut
muncul dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul itu menempel pada
rambut-rambut tersebut, suatu pesan elektrokimia akan ditransmisikan
melalui membrane mukosa, selanjutnya bersikulasike organ lambung. Di
lambung molekul-molekul aroma yang terkandung di lemon menurunkan
kadar hormon HCG, selanjutnya molekul-molekul menuju usus
mempengaruhi efek hormon progesterone, stroid yang menyebabkan
perlambatan pengosongan lambung dan menormalkan motilitas usus,
sehingga mual dan muntah berkurang (Koensoemardiyah, 2019).

6. Prosedur Pemberian Aromaterapi


Aromaterapi lemon diberikan secara inhalasi yaitu dihirup melalui tisuue
selama empat hari setiap ibu hamil merasakan mual dan muntah. Berikut
langkah-langkah pemberian aromaterapi secara inhalasi
(Koensoemardiyah, 2019)
a. Siapkan kemasan aromaterapi lemon berukuran 10 ml, siapkan tissue
1 lembar tanpa alkohol
b. Teteskan aromaterapi lemon sebanyak 3 tetes ke selembar tissue
c. Minta ibu menarik nafas sebanyak 2-3 kali sambil menghirup
aromaterapi lemon selama 1 menit, dengan jarak antara tisu dan
hidung sekitar 10cm (Kartikawati, 2020).

C. Akupresur
1. Pengertian
Akupresur atau akupuntur tanpa jarum merupakan salah satu metode
pengobatan atau penyehatan dengan pemijatan atau penekana jari
dipermukaan kulit, dimana pemijatan atau penekanan tersebut akan
mengurangi ketegangan, meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang
kekuatan energi tubuh untuk menyembuhkan atau menyehatkan. (Dewi,
dkk, 2017 ) Akupresur disebut juga dengan terapi totok/tusuk jari adalah
salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi
pada titik-titik tertentu atau acupoint pada tubuh. Akupresur juga diartikan
sebagai menekan titik-titik penyembuhan menggunakan jari secara
bertahap yang merangsang kemampuan tubuh untuk penyembuhan diri
secara alami. (Heni Setyowati & Kp, 2018).
2. Cara Kerja
Titik-titik akupresur berada dipermukaan kulit yang memiliki
kepekaan bioelektik. Stimulasi terhadap titik-titik ini akan merangsang
keluarnya endhorpin, hormon pengurang rasa sakit. Sebagai hasilnya, rasa
sakit akan diblok dan aliran darah dan oksigen ke area titik-titik tersebut
meningkat. Hal ini akan merilekskan otot dan mendorong kesembuhan.
Akupresur menghalangi sinyal rasa sakit ke otak melalui stimulasi ringan,
menghalangi sensasi rasa sakit melalui syaraf spinal menuju
otak.Stimulasi pada titik-titik akupresur tidak hanya dapat menghilangkan
sumbatan pada jalur meredian, juga dapat menghilangkan aliran Qi, darah
serta mengharmoniskan Yin dan Yang tubuh (Dewi & Safitri, 2018).
Akupuntur atau akupresur memanfaatkan rangsangan pada titik-titik
akupuntur tubuh pasien, telinga atau kulit kepala untuk mempengaruhi
aliran bioenergi tubuh yang disebut dengan Qi. Qi mengalir dalam suatu
meredian (saluran), jadi inti pengobatan akupuntur/akupresur adalah
mengembalikan sistem keseimbangan (homeostatis) tubuh yang terwujud
dengan adanya aliran qi yang teratur dan harmonis dalam meredian
sehingga pasien sehat kembali. Dengan menguatkan qi, daya tubuh
menjadi baik, penyebab penyakit dapat dihilangkan secara tidak langsung.
Hilangnya penyebab penyakit dan kuatnya ci dapat mengembalikan
keadaan yin dan yang sehingga penyakit bisa sembuh dan orang menjadi
sehat kembali (Heni Setyowati & Kp, 2018).

3. Acupoint
Titik-titik meredian akupuntur atau akupresur merupakan konduktor
listrik pada permukaan kulit yang dapat menyalurkan energi penyembuhan
yang paling efektif, sehingga penyembuhan energi yang paling bagus
dengan menggunakan titik-titik akupresur. Acupoint bersifat biolistik
memiliki ciri-ciri papillae kulit 2 kali lebih banyak, mengandung kapiler
teranyam dengan saraf sensoris, ujung-ujung saraf simpatis sehingga
menaikkan konduktivitas kulit diatasnya karena tekanan listriknya rendah.
Acupoint terletak dipermukaan tubuh, terutama pada lokasi dimana bundle
saraf menembus fascia otot atau secara histologis merupakan struktur
neodermal dengan densitas lokal yang tinggi yang banyak mengandung
serabut saraf simpatik. Keberadaan acupoint telah dibuktikan oleh
berbagai penelitian, diantaranya melalui termografi dengan tujuan
membuat visualisasi perubahanperubahan perfusi perifer selama akupresur
dengan menggunakan kamera infra merah yang mampu mendeteksi
perubahan distribusi suhu.
Akupresur pada titik pericarium 6 dan large intestine 11
memberikan efek meningkatkan penyaluran energi ke daerah lengan.
Hasilnya adalah adanya peningkatan signifikan suhu perifer selama
akupuntur. Pemeriksaan spektroskopi dan sonografi juga digunakan untuk
menginvestigasi efek serebral pada akupuntur dengan mengunakan near
infrared spectroscopy (NIRS) untuk mengukur perubahan oksigen serebral
regional dan transcranial doppler sonography (TCD) untuk memperoleh
informasi tiga dimensi dari area yang spesifik di intrakaranial. Titik yang
dilakukan akupuntur adalah Neiguan, Qihai, Zusanli, dan Sanyinjiao. Hasil
yang diperoleh adanya kenaikan oksigen serebral regional dan perubahan
aliran yang signifikan dari arteri serebri media selama dilakukan
rangsangan titik akupresur tersebut. Beberapa penelitian di atas
meyakinkan bahwa acupoint memang ada dan dapat diketahui serta dapat
dibuktikan secara ilmiah. Titik akupresur dapat memberikan tanggapan
terhadap berbagai jenis rangsangan. Rangsangan tersebut dapat berupa
rangsangan mekanis, termis, listrik, magnet maupun perpaduan keempat
rangsangan tersebut (Heni Setyowati & Kp, 2018).

4. Teknik Manipulasi Pemijatan Akupresur


Teknik manipulasi atau sering disebut sebagai teknik rangsangan pada
pemijatan akupresur merupakan teknik pemijatan yang dilakukan
berdasarkan hasil pemeriksaan klien dan penegakkan diagnose. Adapun
teknik manipulasi atau perangsangan dibagi menjadi dua :
a. Teknik penguatan (Tonifikasi)
1) Pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang dipilih maksimal 30
kali putaran atau tekanan
2) Arah putaran searah dengan jarum jam
3) Tekanan yang digunakan sedang, tidak kuat
4) Titik yang dipilih maksimal 10 titik akupresur
5) Jika pemijatan dilakukan pada area jalur meredian, arah pemijatan
harus searah dengan jalur perjalanan meredian
b. Teknik pelemahan (Sedasi)
1) Pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang dipilih antara 40-60
kali putaran atau tekanan
2) Arah putaran berlawanan dengan jarum jam
3) Tekanan pemijatan yang digunakan sedang sampai kuat
4) Titik yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan
5) 5 Jika pemijatan dilakukan pada area jalur meredian, arah
pemijatan harus berlawanan arah dengan jalur perjalanan meredian
(Dewi & Safitri, 2018)
5. Titik Akupresur perikardium 6 (PC 6)
Titik PC 6 (Nei guan) letaknya 2 cun dari garis pergelangan tangan
sejajar dengan jari tengah. Titik ini untuk mengurangi mual muntah yang
dilakukan 3 hari selama ibu mengalami mual dengan memijat berlawanan
jarum jam (sedasi) sebanyak 50 kali. Perikardium 6 (PC 6) bersifat
mengatur sirkulasi Qi, menenangkan Qi lambung yang terbalik,
menenangkan pikiran, meredakan nyeri, melonggarkan dada. Bermanfaat
untuk meredakan mual, dan gangguan pencernaan (Lestari, 2019)
Gambar 2.1 Akupresur titik PC 6
6. Pengaruh Pemberian Terapi Akupresur Untuk Emesis Gravidarum
Penanganan mual muntah dengan komplementer bisa dilakukan
salah satunya dengan terapi akupresur, karena dengan melakukan terapi
akupresur dapat melancarkan Qi dan aliran darah dan mengistruksikan
sistem endokrin untuk melaksanakan sejumlah endorphin sesuai
kebutuhan tubuh untuk memberikan rasa tenang. Akupresur dapat
menstimulasi saraf perifer di otak untuk mengirimkan implus ke sistem
saraf pusat disertai aktivitas medula spinalis, hipotalamus dan hipofise
diaktifitasi untuk melaksanakan endorphin (Heni Setyowati & Kp, 2018)
Menurut teori emesis gravidarum terjadi akibat ketidak seimbangan
Qi ibu karena tubuhnya berupaya beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi saat pertumbuhan janin, Qi dalam kehamilan dapat dipengaruhi
oleh tidak harmonis dalam tiga organ yang penting yaitu limpa, lambung,
dan jantung. Tidak harmonisan Qi lambung menyebabkan terjadinya
emesis gravidarum (Tiran, 2018). Titik akupresur yang bisa mengurangi
emesis gravidarm adalah titik PC 6. Titik ini dapat memperlancar Qi dan
aliran darah keseluruh tubuh, dan mengembalikan jalur meredian yang
terbalik, sehingga setelah diberi terapi pada titik tersebut mual muntah
dapat berkurang.
Penelitian yang dilakukan oleh Eka dan Wiwik tahun 2017 dengan
judul “Pengaruh Akupresur titik PC 6 terhadap Pengurangan Emesis pada
Ibu Hamil Trimester I”. Penelitian ini dilakukan dengan cara penekanan
pada titik PC 6 selama 9 hari dan terbukti efektif mengurangi mual
muntah. Penelitian yang lain dilakukan oleh (Ratu Putri, 2019) dengan
berjudul “Pengaruh Pemberian Terapi Akupresur untuk Mengurangi Mual
Muntah pada Ibu Hamil Emesis Gravidarum”, penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa penekanan pada titik PC 6 selama 15 menit dapat
mengurangi mual muntah

D. Kerangka Teori

Faktor Penyebab
Penatalaksanaan
- Peningkatan progesterone
- Peningkatan Hcg Farmakologis
- Kekurangan vitamin B6 - Piridoksin (B6)
- Peningkatan sensitivitas - Antihistamin
bau - Fenotiazin
- stress - Metoklopramid
- Ondansentron
Non Farmakologis
Mual muntah dalam
kehamilan kehamilan - Perubahan diet
- Pengobatan herbal
- Akupresur
- Akupuntur
Dampak - Refleksologi
- Osteopati
- Kelelahan - Homeopati
- Gangguan nutrisi - Hipnoterapi
- Dehidrasi - Aromaterapi
- Keguguran
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Menurut (Dewi & Safitri, 2018) (Le Mone et al., 2011) dan (Surininah, 2009)

BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep
Penelitian di laksanakan berdasarkan kerangka teori yang ada, di pilih
perlakuan kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur sebagai variabel bebas
ini membuktikan ada tidaknya pengaruh terhadap emesis gravidarum sebagai
variabel terikat.

Variable bebas Variabel terikat

Kombinasi Aromaterapi
Lemon dan Akupresur Emesis Gravidarum
Titik PC 6
B. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara dari penelitian. Adapun
hipotesis dalam penelitian ini adalah
Ho : Tidak ada efektifitas kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur titik
PC 6 terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I
Ha : Ada efektifitas kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur titik PC 6
terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I

C. Definisi operasional (DO)


Menurut (Notoatmodjo, 2012), definisi operasional merupakan definisi yang
membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau
diteliti.

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel


Variabel Definisi Alat Ukur Parameter Skala
Operasional
Variabel
Bebas
Kombinasi Kegiatan SOP Sebelum -
aromaterapi menghirup perlakuan (pretest)
lemon dan aromaterapi
akupresur lemon selama 1 Sesudah perlakuan
menit setiap kali (posttest)
ibu mengalami
emesis
gravidarum/ mual
muntah dilakukan
selama 4 hari

Dikombinasikan
dengan
Kegiatan
pemijatan titik
Perikardium 6 (30
kali) dilakukan
selama 4 hari
Variabel Gejala umum PUQE 24 Tidak Muntah : 3 Interval
Terikat mulai dari rasa Ringan : 4-7
Emesis tidak enak di Sedang : 8-11
gravidarum sertai tidak selera Berat : 12-15
makan sampai
muntah yang
berkepanjangan

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
eksperimental. Menurut (Sujarweni, 2014), penelitian eksperimental adalah
melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variable independen,
kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada variabel
dependen, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi
lemon dan akupresur terhadap frekuensi mual muntah pada ibu hamil.
Desain penelitian adalah Pre-Eksperimental, rancangan ini berguna
untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan yang ada dalam
penelitian (Sugiyono, 2016).  Pada penelitian ini menggunakan bentuk
rancangan one group pretest posttest, dimana peneliti melihat emesis
gravidarum sebelum diberi perlakuan (pretest) dan membandingkan dengan
emesis gravidarum setelah adanya perlakuan (posttest) sehingga peneliti
dapat menguji perubahan yang terjadi setelah dilakukannya perlakuan.

Pretest Perlakuan Posttest

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Jungkat Kabupaten Mempawah.
Adapun pengambilan data akan dilakukan selama 1 bulan yaitu pada bulan
Februari 2022

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni, 2014). Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester I yang mengalami
emesis gravidarum yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas
Jungkat sebanyak 75 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang digunakan untuk penelitian (Sujarweni, 2014). Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan
kunjungan K1 di Puskesmas Jungkat yang memenuhi kriteria penelitian.
Sampel yang diambil adalah sampel yang memenuhi kriteria penelitian
sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi
1) Ibu dengan usia kehamilan dibawah 12 minggu
2) Berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Jungkat
3) Bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi
1) Mengalami hiperemesis gravidarum
2) Memiliki alergi terhadap aromaterapi lemon

3. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel merupakan cara-cara yang ditempuh dalam
pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai
dengan keseluruhan subyek penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan
kriteria tertentu.

D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen (variabel bebas atau variabel sebab) adalah variabel
yang mempengaruhi atau menyebabkan resiko atau sebab (Notoatmodjo,
2012). Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kombinasi
aromaterapi lemon dan akupresur.

2. Variabel Dependen
Variabel dependen (variabel terikat atau variabel akibat) variabel
dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau diakibatkan oleh variabel
bebas.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah emesis gravidarum.

E. Jenis data dan Teknik Pengumpulan Data


1. Jenis data yang dikumpulkan
Jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
a. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari
objek/subjek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Riwidikdo, 2013). Data primer diperoleh dari subyek penelitian yang
telah memenuhi kriteria. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti.
Data primer dalam penelitian ini adalah pemberian kombinasi
aromaterapi lemon dan akupresur serta data emesis gravidarum
sebelum dan setelah perlakuan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung
dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain (Riwidikdo, 2013). Data sekunder berupa
data tentang jumlah ibu hamil serta karaktersitik responden yaitu umur,
paritas dan jarak kehamilan yang diperoleh dari rekam medis.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Menentukan reponden penelitian
2. Meminta persetujuan/inform consent
3. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta teknis pelaksanaan
4. Melakukan pengisian kuesioner PUQE 24 (pre test)
5. Memberikan kombinasi aromaterapi lemon dan akupresur titik PC 6
6. Memantau pelaksanaan perlakuan (4 hari) menggunakan lembar
monitoring
7. Melakukan pengisian kuesioner PUQE 24 (post test)
8. Melakukan rekapitulasi data

F. Instrumen Penelitian
Instrument merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian. Adapun instrument dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Kuesioner PUQE 24 : Digunakan untuk menilai frekuensi mual
muntah/emesis gravidarum
2. SOP : Digunakan sebagai acuan pelaksanaan akupresur dan pemberian
aromaterapi
3. Master table: Digunakan untuk mencatat dan rekapitulasi karakteristik
responden
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, maka langkah yang dilakukan
berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data dalam
penelitian ini adalah:
a. Editing
Kuesioner PUQE 24 yang diperoleh saat sebelum dan setelah
perlakuan perlu disunting (edit) terlebih dahulu untuk memastikan
kelengkapannya.
b. Coding
Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom
untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi
hasil penghitungan frekuensi mual muntah serta karakteristik
repsonden.

1) Umur
a) ˂20 :1
b) 20-35 :2
c) ˃35 :3
2) Pendidikan
a) SD :1
b) SMP :2
c) SMA` :3
d) Diploma/sarjana :4
3) Paritas
a) Primipara :1
b) Multipara :2
c) Grandemultipara :3
4) Pekerjaan
a) Bekerja :1
b) Tidak Bekerja :2
c. Entry
Memasukkan data (data entry) yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-
kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan hasil observasi yang
diperoleh.
d. Tabulating
Peneliti memasukkan data kedalam tabel-tabel dan mengatur angka-
angka yang diperoleh sehingga data disajikan dalam berbagai kategori.

2. Teknik Analisis Data


a. Analisis univariat
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden
yang meliputi frekuensi umur, paritas dan jarak kehamilan dalam
bentuk presentase masing-masing variabel dengan rumus
f
P= ×100 %
n
Keterangan:
P : Presentase
f : Frekuensi
n : Jumlah responden
b. Analisis bivariat
Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti harus melakukan
interprestasi apakah data yang diperoleh memiliki distribusi normal
atau tidak karena pemilihan penyajian data dan uji hipotesis yang
dipakai tergantung dari normal tidaknya distrbusi data. Peneliti
melakukan uji normalitas data secara analisis menggunakan Shapiro-
Wilk. Data dikatakan terdistribusi normal apabila nilai p>0.05 dan
dikatakan tidak normal apabila nilai p< 0.05.
Kemudian jika data terdistribusi normal maka dilakukan uji
statistic dengan paired sample t test, namun jika data terdistribusi
tidak normal maka menggunakan uji Wilcoxon. Jika nilai probabilitas
atau signifikan (2-tailed) < 0,05, thitung > ttabel dan rata-rata (mean)
sebelum dan setelah perlakuan maka terdapat perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan setelah intervensi artinya terdapat
pengaruh pemberian aromaterapi lemon dan akupresure terhadap
frekuensi mual muntah ibu hamil
\
H. Rencana Jalannnya Penelitian
1. Tahap pendahuluan
a. Melakukan studi pendahuluan dan penelusuran literatur.
b. Mengurus surat izin studi pendahuluan.
c. Melakukan studi pendahuluan.
2. Tahap persiapan
a. Menyusun proposal dengan arahan dari pembimbing I dan II.
b. Melakukan seminar proposal.
c. Mengurus surat penelitian.

3. Tahap pelaksanaan
a. Melakukan pengumpulan data.
b. Mengolah data.
c. Menganalisis data.
4. Tahap akhir
a. Menyimpulkan hasil penelitian.
b. Membuat laporan hasil penelitian.
c. Melakukan seminar hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Buckle, J., Ryan, K., & Chin, K. B. (2014). Clinical Aromatherapy for Pregnancy,
Labor and Postpartum. International Journal of Childbirth Education, 29(4).
Budiana, N. S. (2013). Buah ajaib tumpas penyakit. Penebar Swadaya Grup.
Dewi, W. S., & Safitri, E. Y. (2018). Pengaruh Aromaterapi Lemon terhadap
Emesis Gravidarum di Praktik Mandiri Bidan Wanti Mardiwati. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 17(3), 4–8.
Hartono, R. (2018). Akupresur Untuk Berbagai Penyakit Dilengkapi Dengan
Terapi Gizi Medik dan Herbal. Rapha.
Heni Setyowati, E. R., & Kp, S. (2018). Akupresur untuk kesehatan wanita
berbasis hasil penelitian. Unimma press.
Jaelani. (2017). Aromaterapi. Pustaka Populer Obor.
Kia, PY, Safajou, F.,Shahnazi, M. & Nazemiyeh, H. (2016). Pengaruh
Aromaterapi Inhalasi Lemon pada Mual dan Muntah Kehamilan: Uji Coba
Klinis Tersamar Ganda, Acak Terkendali. Jurnal Medis Bulan Sabit Merah
Iran.
Koensoemardiyah. (2019). A-Z Aromaterapi untuk kesehatan, kebugaran, dan
kecantikan (Sigit Syantoro (ed.)). ANDI.
Kushariyadi, K. (2017). Terapi Modalitas Keperawatan Pijat Punggung Sebagai
Perawatan Daya Ingat (Bahasa) Lansia di UPT Kabupaten Jember.
LeMone, P., Burke, K. M., Luxford, Y., Raymond, D., Dwyer, T., Levett-Jones,
T., Moxham, L., Reid-Searl, K., Berry, K., & Carville, K. (2011). Medical-
surgical nursing: Critical thinking in client care. Pearson Australia.
Lestari, V. (2019). Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Penurunan Frekuensi
Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester Pertama di Puskesmas Margorejo
Metro Selatan Kota Metro Tahun 2019. Poltekkes Tanjungkarang.
Maipura, T. M. S. (2016). Efektivitas Akupresur terhadap Penurunan Mual dan
Muntah pada Ibu Hamil Trimester Pertama di BPS Farida Surabaya.
Mariza1, A., & Ayuningtias2, L. (2019). Penerapan akupresur pada titik P6
terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1. Holistik Jurnal
Kesehatan, 13(3).
Medforth, Janet, D. (2011). Kebidanan Oxford. EGC.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan.
Nuangchamnong, N., & Niebyl, J. (2014). Doxylamine succinate–pyridoxine
hydrochloride (Diclegis) for the management of nausea and vomiting in
pregnancy: an overview. International Journal of Women’s Health, 6, 401.
Perry, S. E., Hockenberry, M. J., Lowdermilk, D. L., Wilson, D., Alden, K. R., &
Cashion, M. C. (2017). Maternal child nursing care-E-Book. Elsevier Health
Sciences.
Puspitasari, I. (2019). Pengaruh Pemanfaatan M-Health Terhadap Pengurangan
Keluhan Mual Muntah Pada Ibu Hamil. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan, 10(2), 408–416.
Rahmayati, E., Irawan, A., & Sormin, T. (2017). Pengaruh Terapi Komplementer
Akupresur terhadap Mual Muntah Pasca Operasi di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Kesehatan, 8(3), 382–388.
Ratu Putri, N. M. (2019). Perbedaan Efektifitas Pemberian Aromaterapi
Peppermint dan Terapi Akupresur Terhadap Pengurangan Mual Muntah
Pada Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja BPM Amrina, S. Tr. Keb dan
BPM Ponirah, S. ST Kota Metro. Poltekkes Tanjungkarang.
Riwidikdo, H. (2013). Statistik kesehatan dengan aplikasi SPSS dalam prosedur
penelitian. Rohima Press, Yogyakarta.
Rohmah, N. (2018). Pengaruh Pemberian Terapi Akupresur Untuk Mengurangi
Mual Muntah Pada Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum Di Wilayah Kerja
Puskesmas Yosomulyo dan Puskesmas Sumber Sari Bantul. Poltekkes
Tanjungkarang Prodi Kebidanan Metro.
Runiari, N. (2013). Asuhan keperawatan pada klien dengan hiperemesis
gravidarum: penerapan konsep dan teori keperawatan.
Saragih, A. W. (2016). Efektifitas Aromaterapi Lemon dalam Mengurangi Mual
dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester Pertama.
Shinobi. (2018). Healing with Aromatherapy. Keats Publishing.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT Alfabet.
Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi penelitian keperawatan.
Tiran, D. (2018). Mual Muntah Kehamilan. EGC.
Widiastuti, I. (2011). Sukses Agribisnis Minyak Atsiri. Pustaa Baru Press.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


TERAPI AKUPRESUR TITIK PERIKARDIUM 6
1. Pengertian Akupresur merupakan salah satu bentuk terapi sentuhan
yang didasari prinsip ilmu akupuntur dan pengobatan
cina, dimana beberapa titik yang terdapat pada
permukaan tubuh dirangsang dengan penekanan jari.
Akupresur ini dilakukan pada titik perikardium 6 yang
dapat mengurangi keluhan mual muntah pada ibu hamil

2. Tujuan Membangun kembali sel-sel dalam tubuh yang melemah


serta membuat sistem pertahanan dan meregenerasikan
sel tubuh. Akupresur pada titik perikardium 6 dapat
mengurangi gejala dan keluhan emesis gravidarum
3. Indikasi Ibu hamil mengalami mual muntah, sakit lambung, susah
tidur, gelisah, nyeri/kaku daerah siku

4. Kontraindikasi Akupresur tidak boleh dilakukan pada bagian tubuh yang


luka, bengkak, tulang retak atau patah dan kulit yang
terbakar
5. Persiapan 1. Pastikan identitas pasien
Pasien 2. Kaji kondisi terakhir pasien
6. Persiapan Alat 1. Alas bantu pemijatan
2. Sarung tangan bila perlu
7. Prosedur Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan panggil pasien dengan
namanya
2. Perkenalkan diri kepada pasien
3. Menanyakan keluhan pasien
4. Jelaskan tujuan, prosedur dan waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan
5. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya

Tahap Kerja
1. Jaga privasi pasien
2. Atur posisi senyaman mungkin
3. Bantu melepaskan aksesoris yang dapat
menghambat tindakan akupresur
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila perlu
5. Tentukan lokasi PC 6, yaitu 2cun diatas
pertengahan pergelangan tangan bagian dalam,
kemudian lakukan penekakanan titik PC6 yaitu
titik tekan yang dapat mengurangi mual. Letakkan
3 jari tangan yang lain dibawah lipatan
pergelangan tangan. Letakkan ibu jari tepat
dibawah ketiga jari, ditengah-tengahnya, tepat
diantara dua otot tendon besar
6. Lakukan penekanan sebanyak 30 kali atau sampai
rasa mual muntah mulai berkurang.
7. Mengajarkan ibu teknik akupresur titik PC 6 agar
ibu terbiasa dan dapat melakukan secara mandiri
ketika mual muntah dirasakan lagi oleh ibu
8. Mengevaluasi teknik yang telah diajarkan kepada
ibu dengan meminta ibu mengulang kembali

Tahap Terminasi
1. Jelaskan pada ibu bahwa terapi sudah selesai
2. Kaji respon pasien dan beri kesempatan untuk
bertanya
3. Berikan reinforcement positif pada klien
4. Kembalikan posisi ibu
5. Rapikan alat

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN AROMATERAPI LEMON
1. Pengertian Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan minyak
essensial lemon dengan cara dihirup
2. Tujuan Digunakan untuk membantu mengurangi keluahan mual
muntah pada ibu hamil/emesis gravidarum
3. Indikasi Diberikan kepada ibu hamil dengan keluhan mual
muntah/emesis gravidarum
4. Kontraindikasi Klien yang mempunyai alergi terhadap aromaterapu
khususnya aromaterapi lemon
5. Persiapan 1. Pastikan identitas pasien
Pasien 2. Kaji kondisi terakhir pasien
3. Persiapan Alat 1. Lemon essential oil
2. Tisu
3. Sarung tangan bila perlu
3. Prosedur Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan panggil pasien dengan
namanya
2. Perkenalkan diri kepada pasien
3. Menanyakan keluhan pasien
4. Jelaskan tujuan, prosedur dan waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan
5. Berikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya
Tahap Kerja
1. Jaga privasi pasien
2. Atur posisi senyaman mungkin
3. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila
perlu
4. Teteskan 3 tetes aromaterapi lemon pada iisu
5. Anjurkan klien untuk menghirup aromaterapi
lemon selama 10 menit
Tahap Terminasi
1. Jelaskan pada ibu bahwa terapi sudah selesai
2. Kaji respon pasien dan beri kesempatan untuk
bertanya
3. Berikan reinforcement positif pada klien
4. Kembalikan posisi ibu
5. Rapikan alat

PRE TEST/POST TEST

LEMBAR KUESIONER
EFEKTIVITAS KOMBINASI AROMATERAPI LEMON
DAN AKUPRESUR TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM
PADA IBU HAMIL TRIMESTER I

A. DATA UMUM
1. Nomor :
2. Nama :
3. Umur :
4. HPHT :
5. Paritas :
6. Pendidikan :
7. Pekerjaan :
8. No HP :

B. DATA KHUSUS

KUESIONER PREGNANCY UNIQUE QUANTIFICATION


OF EMESIS AND NAUSE (PUQE)-24

Petunjuk
Berilah tanda (√) pada setiap pertanyaan yang ibu jawab sesuai dengan yang ibu
rasakan

1. Dalam 24 jam terakhir, Tidak 1 jam 2-3 4-6 >6


untuk berapa lama Anda sama atau jam jam jam
merasa mual atau tidak sekali kurang
nyaman pada perut?

2. Dalam 24 jam terakhir, Tidak 1-2 kali 3-4 5-6 >7


apakah Anda muntah muntah kali kali kali
muntah?

3. Dalam 24 jam terakhir, Tidak 1-2 kali 3-4 5-6 >7


berapa kali Anda telah muntah kali kali kali
mengalami muntah kering?

MASTER TABEL
Rekapitulasi Data Responden Penelitian

Skala
No Nama Umur Paritas Pendidikan Pekerjaan Mual/Muntah
Pre Post
1              
2              
3              
4              
5              
6              
7              
8              
9              
10              
11              
12              
13              
14              
15              
16              
17              
18              
19              
20              

Anda mungkin juga menyukai