PROPOSAL PENELITIAN
NIM : 1811112265
KELAS : A 2018 – 1
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2018
SKRIPSI
Disusun oleh :
ASNI MARTIUS
NIM. 1511167569
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
IDENTITAS PENULIS
NIM : 1511167569
RIWAYAT PENDIDIKAN :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal penelitian dengan judul “Efektifitas Aromaterapi Lemon terhadap
Penurunan Intensitas Mual Akibat Kemoterapi pada Pasien Kanker di RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru ”. Proposal penelitian ini digunakan untuk
meyelesaikan tugas Bahasa Indonesia.
Penulis
ii
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERITAS RIAU
Abstrak
Referensi : 40 (2005-2016)
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lebih dari 30 % dari kematian akibat kanker di sebabkan oleh lima faktor
risiko perilaku dan pola makan, yaitu indeks massa tubuh tinggi, kurang konsumsi
buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, penggunaan rokok dan konsumsi alkohol
berlebihan.
1
Merokok merupakan faktor risiko utama kanker yang menyebabkan
terjadinya lebih dari 20 % kematian akibat kanker di dunia dan sekitar 70 %
kematian akibat kanker paru-paru di seluruh dunia. Kanker yang menyebabkan
infeksi virus seperti virus hepatitis B atau hepatitis C dan virus human papilloma
berkontribusi terhadap 20 % kematian akibat kanker di negara berpenghasilan
rendah dan menengah.
Lebih dari 60 % kasus baru dan sekitar 70 % kematian akibat kanker setiap
tahunnya seperti di Afrika, Asia, dan Amerika Tengah dan Selatan. Diperkirakan
kasus kanker tahunan akan meningkat dari 14 juta pada tahun 2012 menjadi 22
juta dalam dua dekade berikutnya (Kemenke RI,2015)
2
Pertama, pusat muntah dapat terjadi secara tidak langsung oleh stimulus
tertentu yang dapat mengaktifkan Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) di medulla,
peran CTZ sebagai chemosensor, area ini kaya akan berbagai reseptor
neurotransmitter seperti histamine, serotonin, dopamine, opiate, neurokinin,dan
benzodiazepine, sedangkan agen kemoterapi menyebabkan proses muntah melalui
salah satu dari reseptor tersebut. Kedua, kemoterapi dapat menyebabkan gangguan
pada mukosa gastrointestinal dan pengeluaran neurotransmitter termasuk 5HT3 (5
hydroxytriptamine). Hal ini menyebabkan mual dan muntah melalui jalur perifer
yang dimediasi oleh saraf vagus. Ketiga, gejala ini disebabkan oleh pengaruh
neurohormonal karena terganggunya arginin vasopressin dan prostaglandin.
Keempat, mual dan muntah dimediasi oleh kecemasan yang memberikan
pengaruh terhadap sistem saraf pusat termasuk pusat muntah (Wood,2011)
3
Dampak dari CINV juga di jelaskan Bloechl-Daum,dkk (2006) dalam
Susanti (2016) bahwa tidak hanya masalah fisiologis dan kualitas hidup [tetapi
juga] mengubah kepatuhan pasien terhadap pengobatan. [Untuk itu] diperlukan
intervensi untuk menangani mual dan muntah pada pasien kemoterapi.
Sampai saat ini, intervensi dalam penanganan mual dan muntah pasien
kemoterapi yaitu farmakologi yang melibatkan peresepan antimetik (obat anti
mual). Hal ini sesuai dengan fakta yang terjadi di RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, yaitu
penanganan mual pada pasien kemoterapi di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
hanya sebatas pemberian terapi farmakologi. Obat-obatan yang digunakan yaitu :
Ondansentron (per IV dan oral), Omeprazol (per IV dan oral), dan Ranitidin (per
IV). Untuk pemberian per IV pada saat pre-kemoterapi sedangkan untuk per
oral pada saat post-kemoterapi.Pemberian obat ini tidak semua pasien merasakan
manfatnya.Sekitar 40 % dari 10 orang pasien masih merasakan mual ketika
diberikan obat anti mual. Hal ini sesuai dengan penelitian Perwitasari (2012)
bahwa 74,9 % dari 179 pasien mengalami delayed nausea and vomiting selama 5
hari setelah kemoterapi meskipun [sudah] menggunakan profilaksis antimetik
(Susanti,2016).
4
Terapi komplementer juga efektif membantu dalam menajement mual dan
muntah akibat kemoterapi. [Terapi ini berupa] relaksasi, guided imagery,
distraksi, hipnosis, aromaterapi, akupresure, dan akupuntur (Apriany,2010).
[Caranya] dengan memberikan aroma terapi kepada pasien agar memperoleh
kenyamanan dan ketenangan pada saat kemoterapi maupun setelah kemoterapi
berlangsung. Aromaterapi merupakan bagian dari terapi komplementer modern
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker
(Boehm,Bussing,& Ostermann, 2012).
5
Penggunaan aromaterapi essensial oleh ibu hamil trimester satu adalah
suatu cara alternatif untuk menurunkan frekuensi rasa mual karena
[penggunaanya] yang mudah, sederhana, efektif, dan tanpa efek samping serta
tidak merugikan kondisi ibu dan calon bayi (Susanti, 2013). Penggunaan
aromaterapi lemon dipilih karena didalam lemon mengandung vit.C, vit.B6,
kalium, kalsium, zat besi, magnesium, riboflaven, thiamin, flavonoid, limonoid
(Murtie,dkk 2014)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
6
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
:
a. Gambaran karakteristik responden yang mendapat
kemoterapi (usia, jenis kelamin, riwayat mual sebelumnya,
jenis kanker, siklus kemoterapi).
b. Perbedaan [frekuensi] mual responden sebelum dan
sesudah dilakukannya pemberian aromaterapi lemon pada
kelompok intervensi.
c. Perbedaan frekuensi mual responden akibat kemoterapi
antara kelompok kontrol dan intervensi setelah dilakukan
intervensi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
3. Bagi Perawat
7
4. Bagi Peneliti
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
B. Etiologi kanker
9
C. Klasifikasi kanker
10
Secara umum biasanya digunakan lebih dari satu macam cara
pengobatan di atas, misalnya pembedahan diikuti dengan kemoterapi.
Pengobatan umum yang dilakukan adalah operasi atau pembedahan
dimana tumor diambil jika memungkinkan(Baradero,dkk 2008)
1. Penyembuhan kanker
2. Memperpanjang hidup & remisi
3. Memperpanjang intervensi bebas kanker
4. Menghentikan progresif kanker
5. Mengecilkan volume kanker
11
C. Aplikasi pemberian kemoterapi
1. Terapi adjuvant
2. Terapi neoadjuvant
3. Terapi primer
4. Terapi induksi
5. Terapi kombinasi
12
D. Efek samping kemoterapi
2. Diare
4. Mukositis
6. infertilitas
13
B. Faktor risiko mual dan muntah
Mual dan Muntah akibat kemoterapi dapat terjadi pada pasien yang
berusia kurang dari 50 tahun, jenis kelamin perempuan, riwayat
penggunaan alkohol, riwayat mual dan muntah terdahulu, misalnya akibat
kehamilan atau mabuk perjalanan, riwayat kemoterapi sebelumnya dan
fungsi sosial yang rendah. Potensi obat yang dapat menyebabkan
mual/muntah dipengaruhi oleh jenis obat, dosis, kombinasi, dan metode
pemberian obat.
14
2) Delayed nausea and vomiting
15
Data dari beberapa studi menunjukkan bahwa sekitar 25%
pasien yang mengalami mual dan muntah anticipatory pada
pengobatan yang keempat (Morrow dan Dobkin,2002 dalam
Susanti,2016)
D. Penatalaksanaan mual/muntah
1) Farmakologi
2) Non-farmakologis
16
a. Herbal supplement
b. Akupuntur
c. Biopsychobehavioral
17
4. Aromaterapi
A. Pengertian aromaterapi
Aroma terapi berasal dari dua kata yaitu aroma yang berarti harum
atau wangi dan teraphy yang berarti sebagai cara pengobatan atau
penyembuhan. Sehingga aromaterapi dapat diartikan sebagai suatu cara
perawatan tubuh atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan
minyak essensial (essential oil) (Jaelani,2009).
18
Namun, cara terapi ini memiliki beberapa keunggulan atau
kelebihan dibandingkan dengan metode penyembuhan lainnya. Menurut
Jaelani (2009), seperti :
19
a. Terapi melalui oral
20
Seperti yang diketahui sensor indera penciuman pada
manusia memiliki tingkat kepekaan lebih tajam dan sensitif.
Ketajaman indera penciuman ini dapat mencapai 10.000 kali lebih
kuat dari indera perasa. [Oleh karena itu] terapi dengan melalui
hirupan atau inhalasi ini memiliki efek yang kuat tehadap organ-
organ sensorik yang dilalui bahan aktif minyak essensial
(Jaelani,2009).
c. Ditelan
21
a) Pijat/Urut
b) Kompres
c) Berendam
22
Aroma minyak yang larut bersama air akan meresap kedalam pori-
pori kulit kemudian akan [memengaruhi] reseptor ujung syaraf dan
memengaruhi sistem sirkulasi darah. Cara ini berguna untuk
mengembalikan kebugaran tubuh, menenangkan perasaan, dan mencegah
kondisi tubuh dari proses penuaan.
d) Mandi uap
Dr. Alan Huek, seorang ahli neurologi, ahli psikiatri, dan direktur
Smell dan Taste Research Center (STRC) di Chicago mengatakan bahwa
bau berpengaruh secara lansung pada otak seperti obat. Hidung manusia
mempunyai kapasitas untuk membedakan 100.000 bau yang berbeda
(banyak diantaranya) memengaruhi secara tidak sadar. Aroma tersebut
memasuki hidung dan berhubungan dengan cilia (rambut-rambut halus
yang berada pada daerah hidung bagian dalam). Reseptor dalam cilia
berhubungan langsung dengan tonjolan olfaktorius yang berada di ujung
saluran penciuman. Ujung dari saluran penciuman itu berhubungan dengan
otak. Bau di ubah oleh cilia menjadi impuls listrik yang diteruskan ke otak
melalui olfaktorius.
23
Ukuran molekul dari minyak essensial sangat kecil dan semuanya
dapat dengan mudah menembus kulit dan masuk ke aliran darah.
Diperlukan waktu antara beberapa detik sampai dua jam bagi minyak
essensial untuk memasuki kulit dan dalam waktu empat jam racun dapat
keluar dari badan lewat urin, keringat, dan pembuangan lainnya
(Sharma,2009).
24
Selain system limbic, sistem lain yang bereaksi adalah sistem
endokrin dan sistem saraf. Sistem endokrin adalah kekuatan regulasi
utama dalam tubuh. [Sistem] ini terdiri dari kelenjer yang mengeluarkan
hormon ke dalam aliran darah, hormon ini bertindak sebagai mediator
kimia untuk mengatur banyak fungsi tubuh termasuk suasana hati,
metabolisme serta pertumbuhan dan perkembangan. Kedua sistem ini
berkaitan sangat erat dalam mengatur keseluruhan reaksi yang terjadi
dalam tubuh kita (IKAI,2016).
25
Buah jeruk dan olahannya mengandung senyawa flavonoid dan
limonoid yang diduga memiliki manfaat untuk melawan berbagai
penyakit. Senyawa flavonoid yang utama adalah naringin dan untuk
limonoid adalah limonin (Murtie,dkk.2014). Zat yang bermanfaat
terkandung dalam kulit jeruk salah satunya adalah minyak atsiri yang
bermanfaat bagi manusia.
26
D. Efektifitas jeruk lemon dalam menurunkan mual/muntah
B. Kerangka Konsep
27
Kerangka konsep pada penelitian ini mencoba menggambarkan ada
tidaknya pengaruh aromaterapi lemon terhadap mual yang di ukur dari
beberapa komponen yaitu durasi mual [dan] frekuensi mual. Kerangka
konsep penelitian ini digambarkan dalam bentuk bagan yang terdiri dari
variabel bebas dan variabel terikat. Hubungan antara variabel-variabel
dalam penelitian ini dapat dilihat pada skema 1 berikut :
Skema 1
Variabel pemicu :
- usia
- jenis kelamin
- jenis kanker
- riwayat mual/muntah
- siklus kemoterapi
28
Keterangan :
Diteliti
C. Hipotesis
29