Anda di halaman 1dari 3

1.

KONSEP BUDAYA
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits
dan Bronislaw Malinowski (dalam Sartono Kartodirdjo, 1987) mengemukakan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, (dalam Koentjaraningrat, 1986) kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Koentjaraningrat (1986:180)
mendefinisikan kebudayaan adalah keseluruhan sistim gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat, yang dijadikan milik dari manusia dengan
belajar.
Definisi menurut koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa kebudayaan yang
ada pada mahluk manusia atau khas insani itu memiliki paling sedikit tiga dimensi wujud
yaitu: (1) komlekside, gagasan, nilai, norma, peraturan, pikiran manusia dan sebagainya
atau dinamakna sistim budaya ”cultural system” (2) kompleks aktivitas ( tindakan)
berpola dari manusia dalam masyarakat atau dinamakan sistim sosisal (sosial system) (3)
benda-benda hasil karya manusia.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide
atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-
hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Selanjutnya Menurut ki Hadjar Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia
yang merupakan hasil perjuangan manusia terhadap 2 pengaruh yang kuat yaitu alam dan
zaman (kodrat dan masyarakat).
Menurut Haji Agus Salim kebudayaan adalah persatuan antara budi dan daya,
menjadi makna yang sejiwa dan tidak lagi terpisah. Budi mengandung makna akal,
pikiran, pengertian, paham, pendapat, ikhtiar, dan perasaan. Dengan demikian
kebudayaan merupakan himpunan segala daya upaya yang yang dikerjakan dengan
menggunakan hasil budi untuk memperbaiki sesuatu dengan tujuan mencapai
kesempurnaan.
Menurut Sunaryo Kolopaking kebudayaan atau kultur adalah totalitat dari pada
milik dan hasil usaha (prestasi) manusia yang diciptakan oleh kekuatankekuatan jiwanya
dan oleh proses saling mempengaruhi antara kekuatan jiwa tadi dan antara jiwa manusia
yang satu dengan yang lain.
Menurut Kluchon dan Kelly dalam Pelly dan Menanti (1994:23) berpendapat
bahwa kebudayaan pola untuk hidup yang tercipta dalam sejarah, yang explisit, implisit,
rasional, irasional, dan non rasional yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman
yang potensial bagi tingkah laku manusia. Jika yang pertama dan kedua memperlakukan
kebudayaan sebagai kata kerja maka pada yang di sebut terakhir lebih
memperlakukannya sebagai kata benda.
Persamaannya terletak pada konteks untuk hidup bermasyarakat dan ddalam
rangka itu pula wujud kebudayaan tersebut patut mendpat penegasan. Koentjaraningrat
(1980:200-201) menggolongkan wujud kebudayaan atas tiga, yaitu : (1) wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan dan sebagainya, selanjutnya di sebut sistem budaya, (2) wujud kebudayaan
sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dan masyarakat
atau di sebut sistem sosial, (3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda dari hasil karya
atau di sebut kebudayaan fisik. Semua wujud kebudayaan di dunia (cultur universal) diisi
oleh tujuh buah unsur universal, yaitu: (1) bahasa, (2) sistem teknologi, (3) sistem mata
pencaharian hidup atau ekonomi, (4) organisasi sosial, (5) sistem pengetahuan, (6) religi,
(7) kesenian. Tata urutan ini di dasarkan atas teori bahwa bahasa merupakan unsur
kebudayaan yang paling dahulu timbul dalam kebudayaan manusia. Dalam sistem budaya
inti (core culture) yang terdiri dari sistem nilai yang melambangkan kebudayaan sebagai
sistem gagasan yang ideologis. Dengan demikian apabila wujud dan unsur-unsur budaya
tadi di kombinasikan kedalam suatu kerangka analisis, maka pola lingkaran konsentrislah
yang lebih cocok. Empat lingkaran konsentris berturut-turut dari luar kedalam
menunjukkan wujud kebudayaan fisik, sistem sosial, dan nilai budaya. Sedangkan tujuh
unsur kebudayaan berada pada tujuh bagian dari ke empat lingkaran. Artinya, setiap
unsur tersebut masing-masing bisa terdiri dari nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial,
dan kebudayaan fisik

Sumber : Warsito.2012.Antropologi Budaya.Jakarta:Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai