BAB II
LANDASAN TEORI
9
10
c. Ciri-ciri Kebudayaan
Adapun ciri-ciri dari kebudayaan adalah :
1) Kebudayaan adalah produk manusia. Artinya keudayaan
adalah ciptaan manusia bukan ciptaan Tuhan atau dewa.
Manusia adalah pelaku sejarah dan kebudayaannya.
2) Kebudayaan selalu bersifat sosial. Artinya kebudayaan tidak
pernah dihasilkan secara individual, melainkan oleh manusia
secara bersama. Kebudayaan adalah suatu karya bersama
bukan karya perorangan.
3) Kebudayaan diteruskan lewat proses belajar. Artinya
kebudayaan itu diwariskan dari generasi yang satu kegenerasi
yang lainnya melalui suatu proses belajar. Kebudayaan
berkembang dari waktu ke waktu karena kemampuan belajar
manusia Tampak disini bahwa kebudayaan itu selalu bersifat
historis, artinya proses yang selalu berkembang.
4) Kebudayaan bersifat simbolik, sebab kebudayaan bersifat
ekspresi, ungkapan kehadiran manusia. Suatu ekspresi
manusia, kebudayaan ini tidak sama dengan manusia.
Kebudayaan disebut simbolik, sebab mengekspresikan
manusia dan segala upayanya untuk mewujudkan dirinya.
5) Kebudayaan adalah sistem pemenuhan berbagai kebutuhan
manusia. Tidak seperti hewan, manusia memenuhi segala
kebutuhannya dengan cara-cara yang beradab, atau dengan
cara-cara manusiawi.
2. Pengertian Sosial
Manusia secara umum dikatakan sebagai makhluk sosial karena
manusia tak bisa hidup tanpa berhubungan dengan orang lain. Manusia tak
bisa hidup sendiri di dunia ini. Bahkan untuk urusan sekecil apapun, manusia
membutuhkan orang lain atau makhluk lain untuk membantunya. Jadi,
uraian singkat tersebut bisa menjawab pertanyaan terakhir kita bahwa
manusia sebagai makhluk sosial memang berhubungan dengan makhluk lain
dan lingkungan di sekitar mereka. Lebih jelasnya, berikut ini adalah
pengertian sosial menurut para ahli. (Dadang Supardan, 2008: 25)
a. Menurut Lewis, sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan
ditetapkan dalam interaksi sehari- hari antara warga Negara dan
pemerintahannya.
b. Menurut Keith Jacobs, sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi
dalam sebuah situs komunitas.
c. Menurut Ruth Aylett, sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai sebuah
perbedaan namun tetap inheren dan terintegrasi.
Dari pengertian sosial menurut para ahli di atas, kita bisa mengetahui
bahwa sosial diartikan sebagai sekumpulan, bukanlah pribadi sendiri. Sosial
16
bentuk dari kebiasaan warga untuk bekerja bersama demi kebaikan seluruh
warga. Tentu saja hal ini tidak hanya dibatasi dari sudut pandang kegiatan
yang dilakukan secara bergotong royong membersihkan selokan di desa
tersebut, tetapi juga berkaitan dengan kemauan para warga untuk
menyediakan segala yang diperlukan konsumsi atau makanan minuman yang
dibawa secara sukarela oleh para warga. Sedang sambatan tak lain adalah
kerelaan seseorang untuk membantu tetangga atau orang selingkungan
ketika memiliki kegiatan yang membutuhkan bantuan orang lain, seperti
pernikahan, mendirikan rumah, dan lain- lain (sociology-
amethyst.blogspot.com/2012/01/kultur-dankulturalisme.html).
Kultur–kultur yang direkomendasikan Depdiknas untuk dikembangkan
antara lain :
a. Kultur yang terkait prestasi/kualitas
1) semangat membaca dan mencari referensi
2) keterampilan siswa dalam mengkritisi data dan memecahkan
masalah hidup
3) kecerdasan emosional siswa
4) keterampilan komunikasi siswa, baik itu secara lisan
maupun tertulis
5) kemampuan siswa untuk berpikir obyektif dan sistematis.
b. Kultur yang terkait dengan kehidupan sosial.
1) Nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
2) Nilai-nilai keterbukaan
3) Nilai-nilai kejujuran
4) Nilai-nilai semangat hidup
5) Nilai-nilai semangat belajar
6) Nilai-nilai menyadari diri sendiri dan keberadaan orang lain
7) Nilai-nilai untuk menghargai orang lain
8) Nilai-nilai persatuan dan kesatuan
19
B. Konsep Disiplin
1. Pengertian Disiplin
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari
kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan.
Disiplin merupakan istilah yang sudah memasyarakat diberbagai instansi
pemerintah maupun swasta. Kita mengenal adanya disiplin kerja, disiplin
lalu lintas, disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang lain. Disiplin
secara etimologi berasal dari bahasa latin “ disibel” yang berarti pengikut.
Seiring dengan perkembangan bahasa, kata tersebut mengalami perubahan
20
Apabila anak telah mengetahui kegunaan dari disiplin, maka siswa sebagai
manifestasi dari tindakan disiplin akan timbul dari kesadarannya sendiri,
bukan merupakan suatu keterpaksaan atau paksaan dari orang lain. Sehingga
siswa akan berlaku tertib dan teratur dalam belajar baik di sekolah maupun
di rumah. Dan akan menghasilkan suatu sistem aturan tata laku. Dimana
siswa selalu terikat kepada berbagai peraturan yang mengatur hubungan
dengan lingkungan sekolahnya dan lingkungan keluarganya. Suatu hal yang
menjadi titik tolak dalam disiplin adalah sikap dan tindakan yang senantiasa
taat dan mau melaksanakan keteraturan dalam suatu peraturan atau tata tertib
yang ada.
Disiplin dalam penelitian ini adalah disiplin yang menjadi prilaku
siswa di madrasah dan di rumah mereka. Disadari atau tidak oleh siswa,
sekolah menjadi salah satu tempat pematangan bagi mereka
untuk belajar tentang banyak hal agar kelak menjadi orang yang eksis dan
sukses. Disiplin menjadi salah satu faktor yang dapat membantu seseorang
meraih sukses, tidak terkecuali disiplin pada siswa. Jadi, dapat diasumsikan
bahwa pengertian dari Disiplin adalah latihan atau pendidikan kesopanan
dan kerohanian serta pengembangan tabiat dan suatu sikap yang
digambarkan siswa dalam berprilaku yang sesuai dengan aturan dan norma
yang berlaku di suatu tempat tertentu, dengan melalui suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai- nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan
ketertiban.
4. Aspek Kedisiplinan
Disiplin mempunyai 3 (tiga) aspek, yaitu:
a. Sikap mental, yang merupakan sikap taat dan tertib, sebagai
proses atau pengembangan dari belajar/latihan yang berupa
pengendalian pikiran, dan pengendalian watak.
b. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan, perilaku, norma,
kriteria, dan standar, yang sedemikian rupa sehingga pemahaman
tersebut menumbuhkan pengertian yang dalam atau kesadaran
bahwa ketaatan akan aturan, norma kriteria dan standar tadi
merupakan syarat untuk mencapai keberhasilan.
c. Perilaku wajar (tanpa tekanan) yang menunjukkan kesungguhan
hati untuk mentaati segala hal dengan cermat dan tertib.
Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan
atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu, yang
harus dimulai sejak dini dalam lingkungan keluarga, dimulai pada masa
kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang sehingga perilaku disiplin
tersebut mengakar semakin kuat.
5. Menegakkan Kedisiplinan
27
6. Tujuan Disiplin
Di dalam kelas, jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin
dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan
memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang
kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa. Sebutan orang yang
memiliki disiplin biasanya tertuju kepada orang yang selalu hadir tepat
waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma-norma yang
berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang kurang disiplin
biasanya ditujukan kepada orang yang kurang atau tidak dapat menaati
peraturan dan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat,
30
7. Manfaat Kedisplinan
a. Menumbuhkan kepekaan
Dengan bersikap disiplin, Siswa akan tumbuh menjadi pribadi
yang peka/berperasaan halus dan percaya pada orang lain. Sikap ini
memudahkan dirinya mengungkapkan perasaannya kepada orang lain,
termasuk orang tuanya. Jadinya, anak akan mudah menyelami
perasaan orang lain juga.
b. Menumbuhkan kepedulian
Anak jadi peduli pada kebutuhan dan kepentingan orang
lain.Disiplin membuat anak memiliki integritas, selain dapat memikul
tanggung jawab, mampu memecahkan masalah dengan baik ,cepat dan
mudah.
c. Mengajarkan keteraturan
Anak jadi mempunyai pola hidup yang teratur dan mampu
mengelola waktunya dengan baik
d. Menumbuhkan percaya diri
Sikap ini tumbuh berkembang pada saat siswa diberi kepercayaan
untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang mampu ia kerjakan dengan
sendiri.
31
e. Menumbuhkan kemandirian
Dengan kemandirian siswa dapat diandalkan untuk bisa memenuhi
kebutuhan sendiri. Siswa juga dapat mengeksplorasi lingkungan
dengan baik. Disiplin merupakan bimbingan yang tepat pada anak
untuk sanggup menentukan pilihan yang bijak.
f. Menumbuhkan keakraban
Siswa akan menjadi cepat akrab dan ramah terhadap orang lain
karena kemampuannya beradaptasi lebih terasah.
g. Menumbuhkan kepatuhan
Hasilnya siswa akan menuruti aturan yang ditetapkan orang
tua/sekolah atas kemauan sendiri.
h. Membantu anak yang “sulit”
Kadang-kadang kita lupa pada anak yang berkebutuhan khusus
yang memerlukan penangan khusus, melalui disiplin yang menekankan
keteraturan anak berkebutuhan khusus bisa hidup lebih baik.
NILAI DESKRIPSI
NILAI DESKRIPSI
11. Cinta Tanah Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
Air kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
17. Peduli Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
Sosial pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan
Berbicara disiplin siswa, kita tidak terlepas dari persoalan prilaku negatif
pada diri siswa, yang akhir-akhir ini semakin memprihatinkan. Berbagai tindak
negatif dilakukan para pelajar di sekolah dari nyontek, bolos, memeras, sampai
pelanggaran diluar madrasah/sekolah seperti membuat geng, berkelahi
(tawuran) penyalahgunaan narkoba, sex bebas, mencuri sampai pada
34
siswa. Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas merupakan
faktor yang penting dalam pembentukan disiplin siswa. Tata tertib ini harus
disosialisasikan kepada siswa dan hendanya adanya komitmen siswa dan orang
tua siswa untuk mematuhinya, sehingga dalam penerapannya siswa telah
memahami dan orang tua pun dapat memakluminya. Tata tertib yang dibuat
hendaknya mudah diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk
belajar baik yang klasikal dan terprogram maupun non klasikal dan dan bersifat
pembiasaan. Kedisiplinan yang diterapkan hendaknya disosialisasikansecara
konsisten oleh para guru kepada siswa dengan memberi pemahaman tentang
pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil optimal, melalui
pembinaan dan yang lebih penting lagi melalui keteladanan.
kini dan diantisipasi untuk menghadapi masa yang akan datang (Maryani,
2011: 6).
Menurut Somantri (2001: 92) pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau
adapatasi dari disiplin ilmu- ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar
manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis
untuk tujuan pendidikan.
IPS atau Sosial Studies salah satu mata pelajaran di persekolahan. IPS
mempunyai tugas mulia dan menjadi fondasi penting bagi pengembangan
kecerdasan personal, social, emosional, dan intelektual. Melalui pembelajran
IPS peserda didik diharapkan mampu berfikir kritis, kreatif dan inovatif.
Sikap dan perilaku menunjukan disiplin dan tanggungjawab selaku
individual, warga masyarakat, warga Negara dan warga dunia. Mampu
berkomunikasi, bekerjasama, memiliki sikap toleran, empati dan berwawasan
multikultural dengan tetap berbasis keunggulan lokal. Memiliki keterampilan
holistik, integratif dan transdisipliner dalam memecahkan masalah- masalah
sosial. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program
pembelajaran IPS di sekolah diorganisasikan dan dibelajarkan dengan penuh
makna (Maryani, 2011: 2).
Social Studies merupakan kajian integrasi dari ilmu sosial dan humanities
(antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, politik, filsafat,
psikologi, agama dan sosiologi) untuk memperkenalkan kompetensi warga
masyarakat. Melalui program sosial, social studies, menjadi kordinasi dan
sintesis ilmu- ilmu sosial dengan tujuan utama menolong generasi muda untuk
mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan secara rasional,
sehingga menjadi warga Negara yang baik, dapat hidup dalam keberagaman
38
siswa termasuk pada kategori korelasi sedang. Dari angka tersebut dapat
ditafsirkan bahwa pengaruh kultur sosial terhadap kreativitas siswa hanya
32,2%, artinya faktor yang mempengaruhi kreativitas siswa sebagian besar
ditentukan oleh faktor luar yaitu sebesar 67,8%, baik faktor intern siswa
maupun faktor ekstern siswa. Perbedaan serta kelebihan dengan penelitian ini
terletak pada hasil analisis deskriptif yang tidak dijelaska n secara eksplisit.
Hanya berdasarkan analisis kuantitatif saja.
belum ada penjelasan secara spesifik mengenai kulur sosial. Maka peneliti
berinisiatif melengkapinya.
F. Kerangka Pikir
kendali dari luar. Kedisiplinan adalah suatu latihan batin yang tercermin dalam
tingkah laku yang bertujuan agar orang selalu patuh pada peraturan. Dengan
adanya kedisiplinan diharapkan anak didik mendisiplinkan diri dalam mentaati
peraturan sekolah sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan
memudahkan pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu, anak didik perlu
dibimbing atau ditunjukkan mana perbuatan yang melanggar tata tertib dan mana
perbuatan yang menunjang terlaksananya proses belajar mengajar dengan baik
(Gordon, 1996).
Tentang kedisiplinan, Disiplin mempunyai 3 (tiga) aspek, yaitu:
a. Sikap mental, yang merupakan sikap taat dan tertib, sebagai proses
atau pengembangan dari belajar/latihan yang berupa pengendalian
pikiran, dan pengendalian watak.
b. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan, perilaku, norma,
kriteria, dan standar, yang sedemikian rupa sehingga pemahaman
tersebut menumbuhkan pengertian yang dalam atau kesadaran bahwa
ketaatan akan aturan, norma kriteria dan standar tadi merupakan syarat
untuk mencapai keberhasilan.
c. Perilaku wajar (tanpa tekanan) yang menunjukkan kesungguhan hati
untuk mentaati segala hal dengan cermat dan tertib.
Supaya dalam konsep sikap disiplin ini tercapai dengan baik. Dibawah ini
peneliti mencoba menggambarkan bagan mengenai konsep sikap disiplin.
44
2.1. Bagan mengenai konsep pengaruh kultur sosial terhadap sikap disiplin
siswa dalam pembelajaran IPS
Pembelajaran
Kultur sosial
IPS
Disiplin
siswa Ketaatan
INDIKATOR
Kepatuhan
Ketertiban
Kesetiaan
dan
Keteraturan
G. Hipotesis