Anda di halaman 1dari 31

KONSEP BUDAYA DAN TUMBUH KEMBANG INFANT

Dosen Pengampu :

Ns. Ririn Mutia Zukhra, M.Kep Commented [U1]: Muthia

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2 (A 2018-1)

Desmita Aulia (1811112265)


Eka Nofrida Fauzi (1811112186)
Indryani Jovanka (1811110102)
Mariah Al Qhibtiyah (1811112144)
Meidyna Lentari S (1811110246)
Muhammad Alfin (1811110107)
Mujahidah Hasibuan (1811112226)
Nada Zafira Yosfand (1811111939)
Nurul Afdila Fannia (1811112196)
Nurul Izzah (1811112068)
Rafika Putri Kesuma (1811112235)
Rissa Rahmawati Harahap (1811110334)
Yuliana Husada (1811110294)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Konsep Budaya dan Tumbuh Kembang
Infant”. Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikososial dan
Budaya dalam Keperawatan pada Semester ganjil (III) Fakultas Keperawatan, jurusan
Ilmu Keperawatan. Commented [U2]: Pada Jurusan Ilmu Keperawatan,
Fakultas Keperawatan Universitas Riau
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
Commented [U3]: dihilangkan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 13 September 2019

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 5

BAB II. PEMBAHASAN ......................................................................................... 6


2.1 Konsep Budaya dan Tumbuh Kembang Infant............................................. 6
2.2 Contoh perilaku budaya yang berhubungan dengan kesehatan di kaitkan
dengan tumbuh kembang infant .......................................................................... 16
2.3 Peran Budaya dalam Tumbuh Kembang Infant ............................................ 19
2.4 Masalah-masalah Budaya dalam Tumbuh Kembang Infant ......................... 27
BAB III. PENUTUP ................................................................................................. 30
3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 30
3.2. Saran ............................................................................................................ 30

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 31

3
BAB I Commented [U4]: apakah ini isi didalamnya adalah
kalimat kelompok sendiri???jika tidak, cantumkan sumber
rujukannya.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda,
tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dan untuk Commented [U5]: dihapus (tidak boleh kata sambung
pada awal kalimat)
tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologik seseorang yang
merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik,
lingkungan biologi, psikologi, social, dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang
berbeda-beda yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak. Oleh karena itu, tumbuh Commented [U6]: memberikan

kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat
khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai kesehatan yang optimal.
Setiap orang tua selalu menginginkan agar anak mereka menjadilebih cerdas, gembira
dan pandai menyesuaikan emosi dan fisiknya. Sayangnya tak semua orang tahu bagaimana
caranya memberikan pengetahuan sejak dini kepadaanak-anaknya. Kebanyakan orang tua Commented [U7]: tambahkan termasuk pada bayi

memiliki mitos bahwa bayi hanya makan, tidur, dan mengompol, tidak dapat melihat dengan
baik, tidak dapat mendengar sama sekali dan pada dasarnya tidak tahu apa yang terjadi
disekitarnya sebelum umur 3 bulan.
Bayi memerlukan cinta ibu tanpa syarat dan memerlukan pengasuhan baik secara lahiriah
maupun kejiwaan. Salah satu perwujudannya adalah kasih saying yang dapat dinyatakan Commented [U8]: sayang

dengan ciuman, sentuhan tangan, sikap ibu padasaat menyusui melalui pelukan hangat
memberikan perasaan yang aman pada bayi.Tertuang pada pokok-pokok pikiran Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI)tahun 1991 bahwa ibu merupakan penentu bagi pola asuhan
bayi atau anak termasuk dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI). Bukan hanya Ibu, ayahpun
perlu terlibatdan menjalin kelekatan dengan bayi sehingga mampu menumbuhkan
cara pandang terhadap dirinya sendiri yang positif, kompetensi, rasa percaya diri sebagai
bekal hidupnya kelak.Bayi memiliki kebutuhan biologis untuk “belajar”. Metode pengajaran
yangtepat bagi janin maupun bayi, yakni merangsangnya agar gemar membaca.
Hal ini merupakan suatu stimulasi. Stimulasi yang diberikan secara dini, terarah dan
lama,maka semakin besar dan lama manfaatnya dalam hal kecerdasan,

4
kemampuan berbahasa dan kecerdasan emosional.Bayi yang diberi stimulasi menunjukkan
respon yang positif. Antusiasmedan dedikasi mereka menghasilkan pembentukan Assosiasi
Edukasi Stimulasi Janin (Infant Stimulation Education Association). Commented [U9]: apa maksud kalimat ini?
Penulisan sumber Rujukan disertai dengan tahun
Bayi-bayi tersebut lebih sering tersenyum, lebih pandai menjangkau benda, bisa
mengoceh lebih cepat, berat badan bertambah lebih cepat dan keingintahuannya lebih besar.
Hal ini terjadi karena tahun pertama kehidupan merupakan “Masa/tahun-tahun keemasan dan
dengan demikian sudah selayaknya dimanfaatkan secaramaksimal, ia memberikan peluang
untuk optimalisasi tumbuh kembang serta memberi peluang untuk memperbaiki kerusakan
yang terjadi sebelumnya. Tenaga kesehatan/orang tua pada tahun pertama kehidupan anak
nyaseringkali hanya memfokuskan pada perkembangan motorik kasar saja, sedangkan kurang
diberikan pada perkembangan motorik halus yang merupakan indikator kemampuan
intelektual anak. Jika saja orang tuamemahami dan menggunakan stimulasi bayi, tujuan-
tujuan untuk mendapatkan bayi cerdas tidak hanya mungkin, tetapi juga dapat diraih. Oleh
karena itu, kita perlu mempelajari tentang tumbuh kembang. Commented [U10]: Kalimat ini rasanya tidak nyambung
dengan paragraf sebelumnya.
Paragraf ini tidak menggambarkan kesimpulan akhir kenapa
kelompok tertarik mengangkat judul makalah tersebut (poin
1.2 Rumusan Masalah utama dari latar belakang).
1. Apa pengertian konsep budaya dan tumbuh kembang infant?
2. Bagaimana contoh perilaku budaya yang berhubungan dengan kesehatan di kaitkan
dengan tumbuh kembang infant?
3. Bagaimana peran budaya dalam tumbuh kembang keperawatan?
4. Apa masalah-masalah budaya dalam tumbuh kembang infant?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian konsep budaya dan tumbuh kembang infant.
2. Untuk mengetahui contoh perilaku budaya yang berhubungan dengan kesehatan di
kaitkan dengan tumbuh kembang infant.
3. Untuk mengetahui peran budaya dalam tumbuh kembang keperawatan.
4. Untuk mengetahui masalah-masalah budaya dalam tumbuh kembang infant.

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Budaya dan Tumbuh Kembang Infant Commented [U11]: Buatlah tulisan dibawahnya dalam
bentuk paragraf yang setiap kalimat awal paragraf di ketik
A. Konsep Budaya menjorok pada tab ke-5. Begitu untuk penulisan
selanjutnya.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits
dan Bronislaw Malinowski (dalam Sartono Kartodirdjo, 1987) mengemukakan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
(Herskovits, 1954) memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu Commented [U12]: Tahun sumber?

generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut
(Andreas Eppink, 2013) kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, Commented [U13]: idem

norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, (dalam Koentjaraningrat, 1986) kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Koentjaraningrat (1986:180)
mendefinisikan kebudayaan adalah keseluruhan sistim gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat, yang dijadikan milik dari manusia dengan
belajar.
Definisi menurut koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa kebudayaan yang
ada pada mahluk manusia atau khas insani itu memiliki paling sedikit tiga dimensi wujud
yaitu:
1. Gagasan, nilai, norma, peraturan, pikiran manusia
2. Kompleks aktivitas (tindakan) berpola dari manusia dalam masyarakat
3. Benda-benda hasil karya manusia.

Selanjutnya Menurut (ki Hadjar Dewantara, 1913) kebudayaan berarti buah budi Commented [U14]: tahun sumber?

manusia yang merupakan hasil perjuangan manusia terhadap 2 pengaruh yang kuat yaitu
alam dan zaman (kodrat dan masyarakat).

6
Menurut (Haji Agus Salim, 1954) kebudayaan adalah persatuan antara budi dan Commented [U15]: Tahun sumber

daya, menjadi makna yang sejiwa dan tidak lagi terpisah. Budi mengandung makna akal,
pikiran, pengertian, paham, pendapat, ikhtiar, dan perasaan. Dengan demikian
kebudayaan merupakan himpunan segala daya upaya yang dikerjakan dengan
menggunakan hasil budi untuk memperbaiki sesuatu dengan tujuan mencapai
kesempurnaan.
Menurut (Sunaryo Kolopaking, 2002) kebudayaan atau kultur adalah totalitat dari Commented [U16]: idem

pada milik dan hasil usaha (prestasi) manusia yang diciptakan oleh kekuatan-kekuatan
jiwanya dan oleh proses saling mempengaruhi antara kekuatan jiwa tadi dan antara jiwa
manusia yang satu dengan yang lain.
Menurut (Kluchon dan Kelly dalam Pelly dan Menanti, 1994) berpendapat bahwa Commented [U17]: cantumkan tahun saja

kebudayaan pola untuk hidup yang tercipta dalam sejarah, yang explisit, implisit,
rasional, irasional, dan non rasional yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman
yang potensial bagi tingkah laku manusia. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh Commented [U18]: simpulkan definisi budaya dari
berbagai sumber
pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain,
yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Semua wujud kebudayaan di dunia (cultur universal) diisi oleh tujuh buah unsur
universal, yaitu:
1. Bahasa
2. Sistem teknologi
3. Sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi
4. Organisasi social
5. Sistem pengetahuan
6. Religi
7. Kesenian

7
Tata urutan ini di dasarkan atas teori bahwa bahasa merupakan unsur kebudayaan
yang paling dahulu timbul dalam kebudayaan manusia. Dalam sistem budaya inti (core
culture) yang terdiri dari sistem nilai yang melambangkan kebudayaan sebagai sistem
gagasan yang ideologis. Dengan demikian apabila wujud dan unsur-unsur budaya tadi di
kombinasikan kedalam suatu kerangka analisis, maka pola lingkaran konsentrislah yang
lebih cocok. Empat lingkaran konsentris berturut-turut dari luar kedalam menunjukkan
wujud kebudayaan fisik, sistem sosial, dan nilai budaya. Sedangkan tujuh unsur
kebudayaan berada pada tujuh bagian dari ke empat lingkaran. Artinya, setiap unsur
tersebut masing-masing bisa terdiri dari nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan
kebudayaan fisik.

B. Konsep Tumbuh Kembang Infant


1. Pengertian Tumbuh Kembang
Pertumbuhan adalah bertumbuhnya seseorang dari segi jasmani. Perkembangan ialah
berkembangnya kepribadian seseorang, dari seorang makhluk yang tadinya secara
mutlak bergantung pada lingkungannya, menjadi seorang yang secara relatif mandiri
dan berguna bagi lingkungannya (Desmita, 2011).
Perkembangan bayi merupakan proses yang artinya, perkembangan itu meliputi
berbagai aspek kehidupan manusia, dan terjadi sebagai hasil interaksi antara faktor
bawaan dan faktor lingkungan. Agar perkembangan itu berjalan sebaik-baiknya, bayi
perlu diasuh dan dibimbing oleh orang dewasa, terutama dalam lingkungan
kehidupan berkeluarga (Syah, 2008).

2. Ciri Umum Bayi Commented [U19]: definisi infant apa ?


batas umur yg disebut infat
Menurut Hidayat (2008) menyebutkan ciri dari tumbuh kembang sesuai usia meliputi:
a. Dari lahir sampai 3 bulan ;
 Mampu mengangkat kepala
 Mampu mengikuti obyek dengan matanya
 Mampu melihat ke muka orang dengan tersenyum
 Mampu bereaksi terhadap suara/bunyi
 Mampu mengoceh spontan

8
b. Dari 3 sampai 6 bulan :
 Mampu mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada
 Mampu belajar meraih benda yang ada dalam atau diluar jangkauannya
 Menaruh benda-benda di mulutnya
 Mampu tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain

c. Dari 6 sampai 9 bulan:


 Mampu duduk tanpa dibantu
 Mampu tengkurap dan berbalik sendiri
 Mampu merangkak, meraih benda atau mendekati seseorang
 Mampu memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
 Mampu melempar benda-benda
 Mampu mengeluarkan kata- kata tanpa arti

d. Dari 9 sampai 12 bulan :


 Mampu berdiri sendiri tanpa dibantu
 Mampu berjalan dengan dituntun
 Mampu menirukan suara
 Mampu belajar menyatakan satu atau dua kata
 Ingin menyentuh benda apa saja dan memasukkan benda- benda ke mulutnya

3. Faktor – faktor yang memengaruhi tumbuh kembang bayi usia 0-12 bulan
a. Faktor Herediter
Faktor Herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam
mencapai tumbuh kembang bayi, faktor herediter meliputi faktor bawaan, jenis
kelamin, ras dan suku bangsa. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan jenis
kelamin laki-laki setelah lahir akan cendrung cepat dibandingkan dengan bayi
perempuan serta akan bertahan sampai usia tertentu. Baik laki- laki atau bayi
perempuan akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat ketika mereka
mencapai masa pubertas (Hidayat, 2008).
9
b. Faktor Lingkungan
Faktor Lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam
menentukan tercapai atau tidaknya potensi yang sudah dimiliki. Faktor
lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal.
Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi :
1. Faktor lingkungan prenatal
 Gizi pada waktu ibu hamil
 Zat kimia atau toksin
 Hormonal
2. Faktor lingkungan postnatal
 Budaya Lingkungan
Dalam hal ini adalah budaya dalam masyarakat yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembngan bayi, budaya lingkungan dapat menetukan
bagaimana seseorang mempersepsikan pola hidup sehat.
 Status sosial ekonomi
Bayi dengan keluarga yang memiliki sosial ekonomi tinggi umumnya
pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik dibandingkan dengan bayi
dengan bayi sosial ekonominya rendah.
 Nutrisi
Nutrisi menjadi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama maa
pertumbuhan, dalam nutrisi terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti protein, karbohidrat, lemak,
minera, vitamin, dan air.

 Cuaca dan iklim


Pada saat musim tertentu kebutuhan gizi dapat dengan mudah diperoleh
namun pada saat musim yang lain justru sebaliknya, sebagai contoh pada
saat musim kemarau penyediaan air bersih atau sumber makanan sangatlah
sulit.

10
 Olahraga
Dapat memacu perkembangan bayi karena dapat meningkatkan sirkulasi
darah sehingga suplai oksigen ke seluruh tubuh dapat teratur serta dapat
meningkatkan stimulasi perkembangan tulang, otot, dan pertumbuhan sel
lainya.
 Status kesehatan
Apabila bayi berada dalam kondisi sehat dan sejahtera maka percepetan
untuk tumbuh kembangnya menjadi sangat mudah dan sebaliknya sebagai
contoh apabila bayi memunyai penyakit kronis maka pencapaian
kemampuan dalam tumbuh kembangnya akan terhambat karena bayi
memiliki masa kritis.

c. Faktor Hormonal
Faktor Hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang bayi antara lain hormon
somatotropin, tiroid, dan glukokortiroid. Hormon somatotropin (growth hormone)
berperan dalam memengaruhi pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi
terjadinya poliferasi sel kartigo system skeletal, hormon tiroid berperan
menstimulasi metabolisme tubuh. Hormon glukokortiroid mempunyai fungsi
menstimulasi pertumbuhan sel intertisial dari testis (untuk memproduksi
testosteron) dan ovarium ( untuk memproduksi estrogen), selanjutnya hormon
tersebut menstimulasi perkembangan seks, baik pada bayi laki-laki maupun
perempuan yang sesuai dengan peran hormonnya (Hidayat, 2008).

4. Kebutuhan Dasar Usia 0- 12 bulan


a. Kebutuhan fisik
 Nutrisi/gizi merupakan kebutuhan terpenting
 Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan bayi yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll.
 Tempat tinggal yang layakHigiene perorangan, sanitasi lingkungan
 Pakaian
 Kesegaran jasmani, rekreasi

11
b. Kebutuhan emosi/kasih sayang
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras
antara ibu/pengganti ibu dengan bayi merupakan syarat mutlak untuk menjamin
tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Kerungan
kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak
negatif pada tumbuh kembang bayi baik fisik, mental maupun sosial emosi.

c. Kebutuhan akan stimulasi mental


Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan
pelatihan) pada bayi. Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan mental
psikososial; kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, moral-
etika, kepribadian dan sebagainya.

5. Karakteristik Tahapan Perkembangan Masa Bayi


 Masa Bayi Baru Lahir (Neonatal: usia 0-2 minggu)
a. Perkembangan Fisik
Pada masa ini, biasanya terjadi penurunan berat badan akibat kesulitan bayi
baru lahir untuk menyesuaikan diri secara cepat dangan lingkungan baru ( luar
rahim). Penyesuaian diri ini mencakup perubahan suhu, menghisap dan
menelan, bernapas, dan pembuangan kotoran. Seringkali juga terdapat rambut-
rambut halus di kepala dan punggung, tetapi yang di punggung biasanya akan
segera menghilang. Proporsi kepala bayi baru lahir dengan panjang tubuhnya
kira-kira 1:4(pada orang dewasa kira-kira 1:7).

b. Perkembngan motoric
Gerakan – gerakan bayi baru lahir bersifat acak dan tidak berhubungan dengan
kejadian- kejadian di lingkungan. Secara umum, gerakan tersebut dapat dibagi
menjadi 2 kategori, yaitu:
1. Gerakan menyeluruh

12
Gerakan menyeluruh terjadi di seluruh tubuh bila salah satu bagian tubuh
distimulasi, walaupun gerakan yang menonjol terjadi pada bagian yang
diberi stimulasi.
2. Gerakan Khusus
Gerakan khusus melitupi bagian-bagian tertentu. Gerakan ini termasuk
gerakan refleks yang merupakan tanggapan terhadap rangsangan indra
khusus dan yang tidak berubah dengan pengulangan rangsang yang sama.

c. Perkembangan bahasa
Bahasa pada masa ini lebih tepat dikatakan sebagai vokalisasi yang dapat
dibagi menjadi 2 kategori yaitu:
1. Menangis
Menangis pada waktu baru lahir merupakan gerak refleks yang terjadi
ketika udara masuk ke dalam tali suara yang menyebabkan tali suara
bergeta, yang berhuna memompa paru-paru sehingga memungkinkan
pernapasan dan memberikan oksigen yang cukup untuk darah. Menangis
dapat terjadi setiap saat , tetapi yang paling sering dan paling kuat terjadi
adalah dari pukul enam sore sampai tengah malam.
2. Suara Eksplosif
Kadang- kadang bayi baru lahir mengeluarkan suara eksplosif seperti
napas yang berat. Suara itu merupakan ucapan tanpa arti atau tujuan dan
terjadi secara kebetulan kalau otot-otot suara mengerut. Biasanya bunyi-
bunyi itu disebut “dekutan”, “degukan”, atau “ dengkuran”. Lambat laun
bunyi-bunyi tersebut diperkuat dan berkembang menjadi ocehan yang
selanjutnya menjadi bicara.

d. Perkembangan Kesadaran dan Emosi


Kesadaran bayi baru lahir masih kabur, artinya bayi baru lahir tidak menyadari
sepenuhnya tentang apa yang terjadi di sekitarnya. Reaksi emosional pun
belum berkembang secara khusus. Reaksi emosional hanya berkaitan dengan
keadaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan.

13
 Masa Bayi (Usia 2 minggu - 2 tahun)
a. Perkembangan Fisik
Selama tahun pertama, peningkatan berat badan lebih besar dari pada
peningkatan tinggi, sedangkan pada tahun keedua terjadi sebaliknya.Proporsi
tubuh : pertumbuhan kepala berkurang sedangkan pertubuhan badan dan
tungkai meningkat, sehingga bayi berangsur – angsur menjadi kurang berat di
atas, dan pada masa akhir bayi tampak lebih ramping dan tidak gempal.

b. Perkembangan Motorik
1. Gerak refleks tersenyum muncul pada minggu I, sedangkan senyum sosial
(reaksi terhadap senyum orang lain) mulai antara bulan ketiga dan
keempat.
2. Dalam posisi tengkurap, bayi dapat menahan kepala secara tegak dalam
usia 1 bulan, dalam posisi telentang pada usia 5 bulan dan dalam posisi
duduk pada usia 4/6 bulan.
3. Pada usia 2 bulan, bayi dapat berguling dari samping ke belakang, pada 4
bulan dari tengkurap ke ssamping, dan pada usia 6 bulan dapat berguling
sepenuhnya.
4. Pada usia 4 bulan, bayi dapat ditarik pada posisi duduk, usia 5 bulan dapat
duduk dengan dibantu, 7 bulan dapat duduk tanpa dibantu sebentar, dan
duduk tanpa bantuan selama 10 menit/lebih pada usia 9 bulan.
5. Gerakan ibu jari menjauhi jari-jari lain dalam usaha mengenggam muncul
pada usia 3/4 bulan, dan dalam usaha mengambil benda antara 8-10 bulan.
6. Pada akhir minggu ke 2, bayi dapat memindahkan tubuh dengan cara
menendang. Pada usia 6 bulan, dapat bergerak dalam posisi duduk.Bayi
bisa merangkak pada usia sekitar 8-10 bulan, menarik diri sendiri ke
posisi berdiri pada usia 10 bulan, dengan bantuan pada 11 bulan, berdiri
tanpa bantuan pada usia 1 tahun, dan berjalan tanpa bantuan pada usia
13/14 bulan.

14
c. Perkembangan bahasa
Ada kesenjangan fungsi reseptif dan ekspresif. Kemampuan mengerti apa
yang disampaikan orang lain sudah mulai berkembang pada tahaun pertama
masa baayi, sedangkan kemampuan mengutarakan pikiran atau perasaan baru
berkembang kemudian. Ekspresi muka pembicara, nada suara, dan isyarat-
isyarat tangan membantu bayi untuk mengerti apa yang dikatakan padanya.
Pada usia 3 bulan bayi sudah mengerti ungkapan rasa marah, takut, dan
senang. Pada usia 6 bulan, sebagian besar bayi mengucapkan *ma-ma, da-da,
na-na, ta- ta*(babling).

d. Perkembangan Sosial
1. Sekitar usia 6 bulan, mulai muncul senyum sosial, yaitu senyum yang
ditunjukkan pada seseorang ( termasuk kepada bayi lain), bukan senyum
refleks karena reaksi tubuh terhadap rangsang.
2. Pada usia 9-13 bulan, bayi mencoba menyenth pakaian, wajah, rambut
bayi lain, dan meniru perilaku dan suara mereka.
3. Pada usia 16-18 bulan, bayi mulai menunjukkan negativisme, berupa
keras kepala tidak mau mengikuti perintah atau permintaan orang dewasa.
4. Usia 18-24 bulan, bayi berminat bermain dengan bayi lain dan
menggunakan bahan-bahan permainan untuk membentuk hubungan sosial
dengannya.
5. Usia 22-24 bulan, bayi mau bekerja sama dalam sejumlah kegiatan rutin,
seperti mandi, makan, berpakaian.

e. Perkembangan Mental
Reaksi emosional bayi selalu disertai dengan aspek fisiologis
1. Menangis dilakukan dengan penuh semangat disertai ekspresi seluruh
tubuh
2. Tertawa atau tersenyum merupakan indikator dari rasa senang

15
3. Pada masa bayi mulai muncul rasa takut sesuatu yang asing atau yang
tidak menyenangkan misal nya takut kepada orang yang baru ketemu
misalnya takut jatuh, takut mendengar seuara dengtungan yang keras
4. Kecemasan juga mulai muncul pada masa bayi ini terutama kalau bayi
harus mengahadapi situasi baru, misalnya cemas karna penyerpihan dan
tolilettrening
5. Pada usia 1-2 tahun anak mulai menunjukan kemarahan dan agresif.

f. Perkembangan mental atau intelektual


Kemampuan intelektual atau konigtif berkaitan dengan thingking, perseyfing
dan understunding. Untuk mengenal lingkungan, bayi menggunakan sistem
pengenderaan dan gerkan motorik. Namun karna saraf-saraf otak nya belum
matang makaperkenalan terhadap lingkungan tersebut dalam (berfikir,
mempersepsi, memahami lingkungan) sering kali tidak logis dan tidak
realitis.

2.2 Contoh Perilaku Budaya yang Berhubungan dengan Kesehatan dikaitkan dengan
tumbuh kembang infant
Contoh budaya secara umum yang berhubungan dengan kesehatan terkait tumbuh kembang
bayi adalah : Commented [U20]: cantumkan sumbernya

1. Bayi baru lahir perlu dipijat tiap hari


Pemijatan harus dilakuakn dengan benar dan tepat. Selain itu, perlu diperhatikan kondisi
bayi apakah ia sedang dalam keadaan nyaman dan sehat untuk dipijat dan hal lainyang
perlu diperhatikan adalah bahan-bahan yang digunakan dalam memijat yang dapat
membuat alergi pada bayi. Commented [U21]: perlu dijelaskan seperti apa budaya
dalam melakukan pijat bayi seperti teknik, yang melakukan
pemijatan, bahan yg digunakan, dan sebagainya.

2. Membedong bayi dapat memperkuat kaki atau membuat struktur kaki bayi menjadi lebih
lurus.
Hal ini sudah banyak dipercaya di masyarakat. Bahaya dari membedong bayi yaitu
terdapat kemerahan-merahan di kulit bayi, bayi menjadi sesak, displasia panggul. Untuk

16
itu tidak disarankan membedong bayi terlalu sering. Selain itu membedong bayi bisa
menghambat pergerakan tangan dan kaki bayi.

3. Mitos : pusar ditempel uang logam supaya tidak bodong


Faktanya pusar bodong merupakan kondisi yang wajar. Sebab, otot dinding perut pada
bayi masih lemah sehinggga mempengaruhi bentuk pusar. Seiring bertambah kuat nya
dinding perut ,bentuk pusar juga akan mengalami perubahan.

4. Kebiasaan orang tua mengikat badan bayi dengan kain


Secara medis hal ini tidak dianjurkan, karena bisa menghambat pertumbuhan organ dari
bayi. contohnya paru-paru tidak berfungsi dengan normal.

Contoh beberapa budaya di daerah Manggarai dan Jawa :


1. Daerah Manggarai

Upacara adat Cear Cumpe, yaitu upacara adat manggarai pada bayi baru lahir. Bayi
diarak kepada semua tamu yang datang, khususnya ibu-ibu dengan maksud sebagai
ucapan selamat datang pada bayi yang baru lahir, dilakukan pada hari ke lima bayi baru
lahir. Pada upacara tersebut, terdapat sisi positif dan sisi negatif. Segi positif dalam
tumbuh kembang yaitu dapat membina kasih sayang antara keluarga dan bayi,
meningkatkan asupan gizi ibu karena dihidangkan makanan lezat dan bergizi.
Sedangkan segi negatif dalam tumbuh kembang adalah tamu yang datang dapat
beresiko menularkan penyakit kepada bayi sehingga dapat menggangu tumbuh
kembang bayi.

Saat tidur, disekitar bayi diletakkan benda–benda tajam, dengan maksud mengusir roh –
roh jahat. Terdapat juga sisi positif dan negatifnya. Segi positif dalam tumbuh
kembangadalah tidak ada hubungannyadalam perkembangan pertumbuhan bayi.
Sedangkan segi negatif dalam tumbuh kembang yaitu benda tajam dapat beresiko
mencederai bayi

Kebiasaan “DUM”, yaitu bayi didekatkan di api kemudian salah satu keluarga
memencet hidung bayi dengan tangannya yang terlebih dahulu di hangatkan di dekat api

17
tujuannya agar hidung bayi lebih mancung. Segi positif dalam tumbuh kembang adalah
hidung bayi dapat sedikit lebih mancung. Sedangkan segi negatifnya yaitu dapat
menyakiti bayi Commented [U22]: Apakah secara fisiologi, akan
mancung? Mancung hidung seseorang ditentukan oleh
genetika
2. Daerah Jawa

Bayi baru lahir harus dibedong yang dipercaya dapat membuat tulang kaki bayi lurus
dan kuat untuk berjalan. Segi positifnya adalah untuk menjaga kehangatan bayi.
Sedangkan segi negatifnya adalah jika kain bedong terlalu kuat mengikat bayi akan
menyebabkan bayi kesulitan bernafas dan bergerak.

Bayi baru lahir harus dipakaikan gurita hingga umur tiga bulan atau sampai bayi dapat
tengkurap. Dipercaya dapat menjaga perut bayi menjadi tidak melar, dapat menahan tali
pusat sehingga tali pusat tidak tertarik, juga untuk menjaga agar tulang belakang tidak
bengkok. Segi positif dari pemakaian gurita adalah menjaga kehangatan bayi.
Sedangkan Segi negatifnya jika terlalu kencang dapat mengganggu pernafasan dan
gerak bayi.

Topi bayi baru lahir diberi peniti yang berisi bawang. Hal tersebut dipercaya dapat
menjauhkan bayi dari setan-setan. Segi positifnya belum ada penelitian. Sedangkan segi
negatifnya yaitu peniti dapat beresiko melukai bayi, serta bawang apabila membusuk
dapat mengundang semut atau serangga.

Di samping kamar bayi baru lahir diberi bawang, sapu, pisau dan kembang yang
dipercaya untuk membuang sawan. Segi positif dari hal tersebut tidak ada hubungan.
Tetapi segi negatifnya dapat menimbulkan bau tak sedap, serta pisau juga dapat
beresiko mencederai bayi.

2.3 Peran Budaya dalam Tumbuh Kembang Keperawatan


Menurut Robert J. Havighurst (1961), tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus
diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu, dan apabila berhasil
mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa
dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami

18
kesulitan. Hurlock (1981) menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai social
expectations yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai
keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui oleh
berbagai usia sepanjang rentang kehidupan. Faktor sumber munculnya tugas-tugas
perkembangan yaitu:
1. Adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu
2. Tuntutan masyarakat secara kultural : membaca, menulis, berhitung, dan organisasi
3. Tuntutan dari dorongan dan cita - cita individu sendiri (psikologis) yang sedang
berkembang itu sendiri : memilih teman dan pekerjaan
4. Tuntutan norma agama Adapun tugas - tugas perkembangan pada setiap fase
perkembangan.

Peran budaya dan pengaruhnya dalam dalam tumbuh kembang infant yaitu:

1. Membentuk Aliran Psikologi


Meningkatkan kemampuan berfikir anak usia mulai dari bayi sangat penting, karena
masa ini akan sangat mempengaruhi masa-masa selanjutnya. Bagi anak yang bisa
melalui fase ini dengan baik, maka untuk fase selanjutnya tidak akan menemui kendala,
terutama dalam perkembangan kemampuan berfikirnya. Dalam menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan anak baik itu perkembangan fisik maupun
psikis, para ahli berbeda pendapat karena sudut pandang dan pendekatan mereka
terhadap eksistensi anak tidak sama. Terdapat beberapa aliran-aliran yang berhubungan
dengan faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan bagi anak.
a. Aliran Empirisme
Tokoh aliran Empirisme adalah John Lock, filosof Inggris yang hidup pada tahun
1632-1704. Teorinya dikenal dengan Tabulae rasae (meja lilin), yang menyebutkan
bahwa anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih. Kertas putih
akanmempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Faktor bawaan dari
orangtua (faktor keturunan) tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui
hubungan dengan lingkungan (sosial, alam, dan budaya). Pengaruh empiris yang
diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut
aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab

19
pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima
pendidikan sebagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku,
sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
b. Aliran Nativisme
Tokoh aliran Nativisme adalah Schopenhauer. la adalah filosof Jerman yang hidup
pada tahun 1788-1880. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan anak
ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir. Faktor lingkungan kurang berpengaruh
terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil pendidikan
ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran ini,
keberhasilan belajar ditentukan oleh anak itu sendiri. Nativisme berpendapat, jika
anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak
memiliki bakat baik, ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan
bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri.
Pandangan itu tidak menyimpang dari kenyataan. Misalnya, anak mirip orangtuanya
secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya, pandangan
Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak
manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat
herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap
manusia.
c. Aliran Behaviorisme
Pada aliran ini menekankan bahwa tingkah laku seseorang terbentuk karena hasil dari
pengalaman. Pengalaman ini merupakan sebagai hasil dari belajar karena seseorang
anak di anggap telah belajar apabila anak tersebut telah menunjukan perubahan
perilakunya.

d. Aliran Konvergensi
Tokoh aliran Konvergensi adalah William Stem. la seorang tokoh pendidikan Jerman
yang hidup tahun 1871-1939. Aliran Konvergensi merupakan kompromi atau
kombinasi dari aliran Nativisme dan Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak
lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan

20
anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan
lingkungan sama-sama berperan penting. Anak yang mempunyai pembawaan baik
dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik.
Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa
dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri. Sebaliknya,
lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak secara optimal
jika tidak didukung oleh bakat baik yang dibawa anak. Dengan demikian, aliran
Konvergensi menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada faktor
pembawaan atau bakat dan lingkungan. Hanya saja, William Stem tidak
menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut. Sampai
sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bisa ditetapkan.
e. Aliran humanistic
Pada aliran ini menekankan pada pentingnya kesadaran aktualisasi pada diri dan hal-
hal yang bersifat positif pada seseorang. Aliran ini selalu mendorong peningkatan
kualitas diri manusia melalui penghargaan terhadap potensi-potensi yang ada.
f. Aliran Kognitif
Pada teori kognitif menekankan proses belajar merupakan perubahan persepsi dan
pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan
tingkah laku yang bisa diamati. Teori ini menyebutkan bahwa seseorang yang
mempunyai suatu pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya dan pengalaman serta
pengetahuan tersebut tertata dalam bentuk struktur kognitif. Proses belajar akan
berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara bersama-sama
dengan struktur kognitif yang telah dimiliki.
g. Aliran Konstruktivisme
Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorang epistemolog Italia.
la dipandang sebagai cikal-bakal lahirnya Konstruksionisme. la mengatakan bahwa
Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan (Paul
Suparno, 1997: 24). Mengerti berarti mengetahui sesuatu jika ia mengetahui. Hanya
Tuhan yang dapat mengetahui segala sesuatu karena dia pencipta segala sesuatu itu.
Manusia hanya dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan Tuhan. Bagi Vico,

21
pengetahuan dapat menunjuk pada struktur konsep yang dibentuk. Pengetahuan tidak
bisa lepas dari subjek yang mengetahui.

2. Membentuk Citra Diri dan Identitas Anak Commented [U23]:

Banyak cara yang dapat dilakukan orang tua dalam memfasilitasi perkembangan anak-
anak mereka. Termasuk diantaranya bagaimana mengajari anak-anak untuk berbicara,
menghitung, menggambar atau berperilaku, berinteraksi dan menghargai orang lain.
Tenyata bagian yang menjadi sangat besar dari bagaimana mereka berkembang dapat
ditentukan oleh budaya yang mereka kembangkan.
Perkembangan anak adalah proses yang dinamis dan interaktif. Setiap anak adalah unik
dalam berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka, dan apa yang mereka berikan dan
terima dari orang lain dan lingkungan juga membentuk bagaimana mereka berpikir dan
berperilaku. Anak-anak yang tumbuh di berbagai budaya menerima masukan spesifik
dari lingkungan mereka. Karena itu, ada banyak perbedaan budaya dalam keyakinan dan
perilaku anak-anak.
Menurut Ching Yu Huang, dosen psikolog di Universitas Bournemouth, Inggris,
mengatakan bahwa bahasa adalah salah satu dari banyak cara di mana budaya
mempengaruhi perkembangan.
“Kami tahu dari penelitian tentang orang dewasa bahwa bahasa meniru bagaimana orang
berpikir dan bernalar. Selain itu, isi dan fokus dari apa yang dibicarakan orang-orang
dalam percakapan mereka juga bervariasi di berbagai budaya. Sejak bayi, ibu dari
budaya yang berbeda berbicara dengan bayi mereka secara berbeda.” jelas Huang. Commented [U24]: Buatlah kalimat yg ilmiah... bukan
copy paste
Hal ini tentunya memengaruhi cara anak-anak memperhatikan diri mereka sendiri atau
hubungan mereka dengan orang lain dan membentuk citra diri dan identitas mereka.
Misalnya, di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara, anak-anak cenderung
mendeskripsikan diri di sekitar karakteristik unik mereka seperti “Saya pintar” atau
“Saya pandai menggambar”. Di negara-negara Asia, Afrika, Eropa Selatan dan Amerika
Selatan, bagaimanapun, anak-anak menggambarkan diri mereka lebih sering di sekitar
hubungan mereka dengan orang lain dan peran sosial. Contohnya termasuk “Saya anak
orang tua saya” atau “Saya murid yang baik”.

22
3. Membentuk Bagaimana Seorang Anak Berperilaku Sosial
Perbedaan budaya dalam interaksi antara orang dewasa dan anak-anak juga
mempengaruhi bagaimana seorang anak berperilaku sosial. Ketika dunia semakin global,
pengetahuan mengenai perbedaan budaya dalam pemikiran, ingatan anak-anak dan
bagaimana mereka berinteraksi dengan orang dewasa memiliki implikasi praktis yang
penting di banyak bidang di mana kita harus memahami psikologi anak.
Meskipun anak-anak itu unik dan berkembang sesuai dengan kecepatan mereka sendiri,
pengaruh budaya pada perkembangan mereka jelas besar. Ini bahkan dapat
mempengaruhi seberapa cepat anak-anak mencapai tonggak perkembangan yang
berbeda, tetapi penelitian pada subjek rumit ini masih belum dapat disimpulkan. Yang
penting, pengetahuan tentang perbedaan budaya juga dapat membantu kita memahami
kesamaan semua anak sejak bayi, yaitu keingintahuan yang tak pernah puas tentang
dunia dan cinta bagi orang-orang di sekitar mereka

4. Memengaruhi Gaya Komunikasi Anak


Menurut Dayakisni dan Yuniardi (2004:238) “komunikasi adalah proses menyampaikan
pesan atau makna dari pengirim kepada penerima”. Setiap budaya akan memiliki aturan-
aturan bagaimana cara anggota-anggotanya untuk melakukan komunikasi.
Hall (dalam Dayakisni dan Yuniardi, 2004:238) menyatakan bahwa penggunaan bahasa
dalam budaya-budaya yang berbeda dapat diklasifikasikan sebagai high context atau low
context. Pada budaya low context pembicaraan yang terjadi bersifat eksplisit dan pesan-
pesan yang disampaikan sebagian besar diwakili oleh kata-kata yang diucapkan.
Sebaliknya dalam budaya high context pesan disampaikan secara implisit dan kata-kata
yang diucapkan hanya mewakili sebagian kecil dari pesan tersebut. Dari bayi, anak telah
mengikuti dan secara tidak langsung telah melakukan bahasa sesuai dengan budayanya.

5. Memengaruhi Perbedaan Gender


Menurut Dayakisni dan Yuniardi (2004:253) “gender merupakan hasil konstruksi yang
berkembang selama masa anak-anak sebagaimana mereka disosialisasikan dalam

23
lingkungan mereka”. Budaya yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda pula.
Satu budaya mungkin mendukung kesamaan antara pria dan wanita, namun budaya
lainnya tidak mendukung kesamaan tersebut. Dengan demikian budaya mendefinisikan
atau memberikan batasan mengenai peran, kewajiban, dan tanggung jawab yang cocok
bagi pria dan wanita.

6. Membentuk Persepsi
Persepsi yang kita pelajari berjalan seiring dengan perkembangan kita sejak lahir, bayi,
masa anak-anak, remaja, dan masa dewasa. Karena ia dipelajari, maka persepsi bisa
dibentuk, diubah, dan dipengaruhi oleh kebudayaan dimana kita dibesarkan. Maka dari
itu, cara kita mempersepsikan dunia sekeliling kita akan dipengaruhi oleh bagaimana
budaya membantu kita mempelajari cara mengkonstruksi makna dan pemahaman dari
informasi sensorik yang kita terima lewat indera-indera kita.

7. Memengaruhi Perkembangan Kognitif dan Inteligensi mulai dari Bayi


Matsumoto (2004:174) “terdapat perbedaan dalam bagaimana budaya mendefinisikan
perkembangan kognitif dan inteligensi”. Bagaimana suatu budaya mendefinisikan apa
yang disebut cerdas barangkali tidak sama dengan bagaimana budaya lain
mendefinisikan inteligensi. Oleh sebab itu, tanda-tanda atau perilaku yang secara tipikal
dipakai untuk mengukur inteligensi akan berbeda-beda dari satu budaya ke budaya yang
lain. Mempertunjukkan keterampilan, bakat, atau kemampuan dalam suatu tugas,
mengajukan pertanyaan atau suatu aktivitas mungkin dianggap baik diberbagai budaya.
Namun perilaku yang sama bisa memicu emosi negatif pada beberapa budaya lain
karena dianggap tak sopan, arogan, tak pantas, atau tidak dewasa.

8. Membentuk Cara Pola Asuh, Asah, Asih Orangtua terhadap Anak


Pola asuh, asah, asih orangtua terhadap anak dipengaruhi oleh banyak hal, seperti latar
belakang budaya, status sosial-ekonomi, kondisi geografis, dan pemahaman nilai-nilai.
Dengan demikian, masing-masing ranah kebudayaan memiliki pola asuh, asah, asih yang

24
berbeda-beda. Orangtua di beberapa daerah menerapkan pola asuh secara turun-temurun
dari nenek moyang.
Setidaknya ada empat area utama yang terkait dengan perspektif budaya dalam
pengembangan anak usia dini, yaitu: bagaimana pandangan orang tua dan masyarakat
terhadap anak; bagaimana pattern yang umum terjadi dalam masyarakat di dalam upaya
mengasuh, mengasah dan mengasih (pola asuh, asah, dan asih); bagaimana ketersediaan
dan jenis permainan yang ada dalam masyarakat; serta mendalami intensitas, pengaruh
dan upaya pembatasan interaksi anak dengan media massa, utamanya televisi.

9. Membentuk Budaya Bermain Anak


Dalam literatur Psikologi Perkembangan, anak usia 0-6 tahun adalah seorang “peniru
ulung” dan sekaligus “pembelajar ulet”, tapi bukan seorang “pendengar yang baik”.
Anak seusia ini akan lebih mudah belajar dan paham dengan melakukan aktifitas, bukan
dengan diceramahi atau sekadar kata-kata. Oleh karena itu, anak usia dini memerlukan
aktifitas bermain untuk merangsang perkembangan syaraf.
Permainan-permainan tradisional, yang kini telah banyak hilang tergantikan oleh
permainan modern, mampu memacu perkembangan syaraf anak secara seimbang.
Sehingga anak tidak hanya pintar secara intelektual, tapi juga cerdas secara emosional,
spiritual dan sosial. Sedangkan permainan modern cenderung mendidik anak untuk
bersikap individual, egois, dan anti sosial.
Di beberapa daerah mengenal beberapa permainan tradisional untuk anak-anak. Semisal,
permainan tepuk ame-ame dapat memacu keseimbangan otak kanan dan otak kiri;
permainan ciluk ba dapat merangsang kecerdasan emosional dan sosial anak.
Menurut Freud dan Erikson (Santrock, 1998) bermain bagi anak sangat berguna sebagai
salah satu bentuk penyesuaian diri, membantu anak menguasai kecemasan dan konflik
yang dihadapinya. Permainan diyakini mampu meredakan ketegangan sehingga
membantu anak dalam menyelesaikan masalah dan konflik yang dihadapi dalam
hidupnya. Untuk mengantisipasi berbagai permasalahan tersebut diperlukan upaya
sebagai berikut:
a. Menggali dan mempromosikan berbagai tradisi dan budaya lokal yang konstruktif
dalam pengasuhan anak dan meminimalisasi tradisi lokal yang tidak konstruktif.

25
b. Melakukan sosialisasi dan advokasi pola asuh, asah, dan asih yang holistik dan
terintegrasi, termasuk mendorong pada penggunaan pola asuh yang positif
berdasarkan kearifan lokal (local genius and wisdom) dan mengarahkan pada proses
tumbuh kembang, interaksi, dan sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
c. Revitalisasi permainan tradisional anak-anak nusantara antara lain melalui pemetaan,
pengenalan dan promosi, serta mendorong terwujudnya kerjasama yang sinergis
antar pihak terkait dalam upaya melestarikan permainan tradisional.

10. Memengaruhi Status Gizi Anak


Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan budaya, mempunyai kondisi sosiobudaya
yang beraneka ragam. Sosiobudaya yang merupakan hubungan manusia dengan
manusia, sering dipengaruhi oleh mitos, norma, nilai, kepercayaan, kebiasaan yang
berkaitan dengan pola budaya dan merupakan efek dari berbagai akses, yang dapat
berupa akses pangan, akses informasi dan akses pelayanan serta modal yang dipunyai.
Kondisi ini memunculkan bentuk pola asuh yang pada akhirnya mempengaruhi status
gizi. Pola asuh atau perawatan adalah perilaku-perilaku dan praktek-praktek pemberi
perawatan (ibu, saudara sedarah, ayah dan penyedia layanan perawatan anak) untuk
menyediakan makanan, perawatan kesehatan, stimulasi dan dukungan semangat yang
penting bagi tumbuh kembang anak yang sehat (Engle and Lhotska, 1999). Kebiasaan -
kebiasaan yang dilakukan oleh ibu berkaitan dengan pola asuh gizi anak kedepannya.
Contohnya, budaya dimana ibu selalu memberikan ASI pada bayinya, sampai dengan
ASI tak keluar lagi, kapan dan dimanapun anak memintanya, sehingga sering terlihat ibu
menyusui sambil berjualan makanan kecil di depan sekolahan atau ibu menyusui sambil
mencuci pakaian, bahkan terlihat juga ibu menyusui sembari berjalan dari satu tempat ke
tempat lainnya. Karena asi merupakan gizi penting bagi bayi, maka budaya seperti ini
akan menghasilkan anak-anak yang sehat. Commented [U25]: Tambahkan budaya pemberian asi yg
tidak boleh dibekukan. Menyusukan ank di tempat umum
merupkn hal tabu bagi bbrp budaya.

Tambhkn pemberian makanan yg belum seharusnya


2.4 Masalah-masalah Budaya Dalam Tumbuh Kembang Infant diproleh bayi.
Commented [U26]: Fokuskn pd usia infant (0-1th)
Beda budaya, beda cara merawat bayi. Sebagai contoh, pada masyarakat tradisional yang
tinggal di hutan tropis, meletakkan bayi di bawah adalah hal yang berbahaya. Bayi akan

26
digendong terus menerus, yang menyebabkan perkembangan motorik bayi cenderung
terhambat.
Sebaliknya, bayi yang dibesarkan di daerah pesisir akan lebih cepat bisa merangkak dan
jalan. Hal ini disebabkan karena masyarakatnya mempunyai kebiasaan menggali lubang
kecil di tanah / pasir untuk membantu bayi duduk dan beraktivitas sendiri. Beberapa masalah
lainnya adalah :

1. Memberi kopi agar jantung bayi kuat


Dalam beberapa tradisi masyarakat kita, tak jarang ada saran untuk memberikan kopi
pada bayi agar jantungnya kuat. Alasan lainnya agar tidak step ketika demam. Kebiasaan
merawat bayi dari generasi ke generasi ini tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.
Sebaliknya, kopi justru memberi dampak negatif pada bayi. Kafein pada kopi dapat
mempengaruhi sistem saraf pusat, meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.
Efeknya membuat bayi mudah marah, gelisah, gugup, dan tidurnya pun bermasalah.
Yang perlu dipahami oleh orang tua bayi adalah tubuh bayi belum bisa mencerna kafein,
sehingga kopi akan terakumulasi di dalam sistem tubuhnya. Kopi yang ‘sedikit’ itu akan
menumpuk kafein dalam tubuh bayi, sehingga bisa saja menimbulkan permasalahan
pertumbuhan lainnya.

2. Teh sebagai minuman selingan


Tidak ada alasan jelas kenapa banyak orangtua memberikan teh pada anak atau bahkan
bayi mereka. Mungkin karena teh gampang didapat dan murah sebagai sajian untuk
memenuhi rasa haus anak. Akan tetapi perlu diketahui, selain persoalan kafein, teh juga
mengandung tannin yang dapat menghambat penyerapan mineral-mineral penting dari
makanan, seperti zat besi, kalsium dan zinc. Mineral-mineral ini sangat dibutuhkan tubuh
bayi untuk membentuk sistem kekebalan tubuh dan pencernaan yang baik. Selain itu,
kekurangan zat besi atau iron deficiency anaemia, dapat menyebabkan sindrom gagal
pertumbuhan pada anak.

3. Gurita bayi agar perut tidak kembung dan pusar tidak bodong

27
Ini salah satu kebiasaan merawat bayi yang sebaiknya ditinggalkan. Pasalnya, gurita yang
dililit dan dibebat pada perut bayi justru berbahaya. Bayi yang baru lahir masih
membiasakan diri bernafas dengan paru-paru. Perut dan otot bayi yang masih lemah
harus bisa leluasa membantu paru-paru memompa udara. Selain itu juga tidak ada
kaitannya antara pusar bodong dengan pemakaian gurita. Justru ketika tali pusar yang
masih menggantung ditutup gurita, akan memperlambat proses pengeringannya dan akan
lebih lama terlepas dari pusar bayi. Sama halnya dengan bedong bayi, bedong yang
terlalu kencang juga tidak baik bagi bayi.

4. Memberi gula garam ketika bertamu


Tradisi turun-temurun ini masih diterapkan pada sebagian besar kebudayaan di kepulauan
Nusantara kita. Praktiknya, ketika bayi dibawa bertamu ke rumah baru, si pemilik rumah
akan memberikan sedikit gula dan garam ke mulut bayi. Di Aceh tradisi ini disebut
‘peucecap’. Maksud dan harapan dari tradisi ini adalah agar bayi tumbuh menjadi anak
yang manis tutur katanya dan kuat menghadapi asam-garam kehidupan. Terdengar manis
memang, tetapi perlu di ketahui, sesedikit apapun gula dan garam sangat tidak baik untuk
bayi di bawah satu tahun. Seberapapun jumlah garam yang masuk ke dalam tubuh bayi
akan memberatkan ginjalnya, sehingga menyebabkan ginjal bayi bisa tidak berfungsi
dengan baik nantinya. Belum lagi konsumsi garam berlebih sejak bayi dapat menjadi
bibit penyakit hipertensi, osteoporosis, penyakit kardiovaskular, dan penyakit pernafasan
ketika dewasa. Sama halnya dengan gula, gula tidak ada efek baiknya untuk bayi Anda.
Gula dapat menyebabkan karies dan kerusakan gigi, menekan kekebalan tubuh, juga
dapat menjadi bibit penyakit kardiovaskular, diabetes, dan obesitas.

5. Minum soda agar ASI lancar


Selain agar haid lancar, minum soda juga dipercayai sebagian orang dapat memperlancar
turunnya ASI pada ibu menyusui. Anggapan ini sungguh salah kaprah. Tidak ada
kaitannya antara haid dan ASI lancar dengan minum soda. Justru soda sebaiknya
dihindari oleh ibu menyusui karena mengandung kafein dan gula yang sangat tinggi.

6. Menaburi bedak pada kemaluan bayi

28
Supaya bersih dan tidak bau, orang tua kerap memberikan bedak pada kemaluan bayi.
Padahal hal ini tidak hanya bisa menyebabkan iritasi, tapi juga bisa berbahaya bagi bayi
dalam jangka panjang. Dari studi yang dilakukan American Academy of Pediatrics
menyimpulkan beberapa laporan bahwa bedak bayi yang ditaburkan pada kemaluan dapat
menimbulkan kanker ovarium di masa mendatang. Bedak bayi mengandung partikel
asbes yang dapat mengendap. Partikel ini berbahaya jika sering terhirup oleh bayi dan
lama-kelamaan akan terjadi penumpukan pada paru-paru. Partikel itu merupakan salah
satu penyebab penyakit pneumonia dan kanker paru-paru.

7. Mandi air dingin agar bayi kuat


Kebiasaan ini tidak baik dilakukan karena bayi justru rentan terhadap suhu dingin. Air
dingin dapat membuat pembakaran dan metabolisme tubuh bayi meningkat, sehingga
makanan dalam tubuh bisa terkuras untuk mengatur suhu tubuhnya. Akhirnya bayi
kehabisan tenaga dan mudah sakit. Bayi sebaiknya tetap dimandikan dengan air hangat
sampai usia satu tahun. Namun pastikan juga air tidak terlalu panas yang justru membuat
bayi tidak nyaman. Selain itu, kita juga tidak perlu khawatir memandikan bayi di sore
atau malam hari. Mandi air hangat sebelum tidur justru dapat membuat bayi rileks dan
tidur lebih nyenyak.

8. Pemberian air tajin (air rebusan beras) sebagai pengganti susu


Masih kentalnya tradisi dan budaya di tengah masyarakat tentang makanan bayi ternyata
menjadi salah satu penyebab gangguan pertumbuhan pada anak. Kebiasaan yang dibawa
sejak turun temurun atau bahkan mitos yang masih dipercaya mengakibatkan pola asuh
yang keliru sehingga berdampak pada asupan gizi anak, khususnya pada usia bayi dan
balita. Bayi diberi air tajin (air rebusan beras-red) sebagai pengganti susu seharusnya bayi
harus diberikan asi eksklusif sampai usia enam bulan.

BAB III
PENUTUP

29
3.1 Kesimpulan Commented [U27]: Isi kesimpulan belum menunjukkan
simpulan kaitan budaya dan tumbuh kembang infant.
Tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologik seseorang
yang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik,
lingkungan bio-fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang
berbeda-beda yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak. Dunia anak tidak dapat
dipisahkan dengan dunia bermain. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi
perkembangan anak secara optimal.Alat permainan pada anak hendaknya disesuaikan
dengan jenis kelamin dan usia anak sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara
optimal untuk pengembangan aspek fisik, bahasa, kognitif dan soaial anak atau disebut
dengan alat permainan edukatif (APE).Jenis permainan disesuaikan dengan usia anak

3.2 Saran
Tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga kesehatan, dan
masyarakat khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai kesehatan yang optimal.
Diharapkan kepada orangtua dan keluarga agar memberi makanan seimbang kepada bayi
dan balita untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi yang menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan.

DAFTAR PUSTAKA

30
Helherington, E.M., Parke, R.D. 2000. Child Psychology. California: Mc. Graw Hill College

Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Wong, I,. Donna. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik vol. 1 Edisi 6. Jakarta : ECG

Riyadi, Sujiono. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Bayi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Warsito. 2012. Antropologi Budaya. Jakarta : Rineka Cipta

Apridhani,Rian. 2017. Tradisi dan Mitos dapat Sebabkan Gangguan Tumbuh Kembang anak.
Artikel Kesehatan. LPP Radio Republik Indonesia.

31

Anda mungkin juga menyukai