Diajukan Oleh:
Judul
ISPA
DEWAN PENGUJI
i
LEMBAR PERNYATAAN PLAGIARISME
bahwa karya tulis ilmiah ini, saya susun tanpa tindak plagiarisme sesuai dengan
akan bertangguang jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
(SOP) Fisioterapi Dada dan Terapi Inhalasi Terhadap Bersihan Jalan Napas pada
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat yanag harus dipenuhi untuk
Jakarta.
kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyusunan karya Karya
PELNI Jakarta.
5. Ns. Putri Permata Sari, M.Kep, Selaku Ketua Dewan Penguji Karya Tulis
Ilmiah
iii
6. Ns. Elfira Awalia Rahmawati, M.Kep.,Sp.Kep.An, Dosen penguji anggota I
7. Semua dosen dan staff Akademi Keperawatan PELNI Jakarta yang telah
bermanfaat.
8. Kedua orang tua, Bapak Edi Muchdi Budi, Mama Mulyati serta Teteh Puput
Puspitasari terima kasih atas seluruh kasih sayang, semangat, do’a, dan materi
10. Last, but not least, I wanna thanks me, for believing in me, for doing all this
hard work, for having no days off, for never quitting, for just being me at all
time.
banyak kekurangan, masukan dan saran diharapkan dari semua pihak. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk kemajuan ilmu keperawatan.
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
Acute Respiratory Infection (ARI) is an acute inflammation of the upper and lower
respiratory tract caused by bacteria, viruses, without or with lung parenchyma.
Children who have ARI will experience shortness of breath, nasal congestion,
increased production of secretions and result in ineffective airway clearance. One
of the interventions that can be done to improve airway clearance is chest
physiotherapy and inhalation therapy. The purpose of this paper is to determine
the standard operating procedure of the effect of chest physiotherapy and
inhalation therapy on airway clearance in preschool-aged children with ARI. This
writing method uses a literature review, with a total of five literature reviews
related to standard operating procedures for chest physiotherapy and inhalation
therapy. The results obtained after conducting a literature review, namely chest
physiotherapy and inhalation therapy can overcome the problem of ineffective
airway clearance in preschool-aged children with ARI. The conclusion from the
results of the literature review of standard operating procedures for chest
physiotherapy and inhalation therapy on airway clearance in preschool-aged
children experiencing ARI is that it can provide a picture that is strengthened by
theories and other journals in the application of standard operating procedures
for physiotherapy and inhalation therapy.
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
Tabel4.2 SOP Fisioterapi Dada Dan Terapi Inhalasi Terhadap Bersihan Jalan
Napas……………………………………………..……………………..…31
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir 4 juta orang meninggal karena ISPA setiap tahun, di mana sekitar
Tingkat kematian sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang tua di negara
rendah dan berkembang. Penderita ISPA pada anak yaitu sekitar 59.417 dan
diperkirakan di Negara berkembang sekitar 40-80 kali lebih tinggi dari Negara
maju (Aprilia, Yahya, & Ririn, 2019). Prevalensi ISPA menurut Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 pada anak balita di provinsi DKI
pada balita yaitu sekitar 9,90%-18,48% dan prevalensi ISPA di DKI Jakarta
berdasarkan usia 36-47 bulan yaitu 18,33% sedangkan usia 48-59 bulan yaitu
makan akibat nyeri tenggorokan dan kesulitan menelan, dan adanya penerapan
zat-zat gizi sehingga anak bersesiko tinggi untuk kekeurangan pasokan gizi
yang akan mengakibatkan kurang gizi. Dalam keadaan kurang gizi anak akan
mengalami ISPA berat dan bahkan serangannya lebih lama dan bisa
mengakibatkan kematian pada anak. Anak juga cenderung menjadi lemas dan
1
2
sehingga waktu untuk bermain dan belajar menjadi sangat berkurang (Sunarni,
Litasari, & Deis, 2017). Sesak napas dan hidung tersumbat juga dapat
kembang anak. ISPA yang tidak segera ditangani akan berpengaruh terhadap
bersihan jalan napas pada anak usia prasekolah yang mengalami ISPA adalah
advokat, konselor, dan role model (Fauzi, Nuraeni & Solechan, 2014). Salah
satu cara penanganan pada anak yang mengalami ISPA yaitu dengan
fisioterapi dada dan terapi inhalasi. Fisioterapi dada sangat berguna bagi
lokasi sputum (Fauzi, Nuraeni & Slechan, 2014). Terapi inalasi merupakan
pemberian obat yang dilakukan secara hirupan atau inhalasi dalam bentuk
sebelum dan sesudah dilakukan fisioterapi dada pada anak dengan gangguan
tahun 2019 menunjukkan hasil bahwa tindakan yang telah dilakukan inalasi
uap dengan menggunakan minyak kayu putih efektif untuk meningkatkan pola
nafas dengan hasil frekuensi pernafasan dalam batas normal, kedalaman nafas
dalam batas normal, mampu mengeluarkan secret, tidak ada suara tambahan.
batuk menjadi reda, frekuensi batuk dapat berkurang dan sekret dapat keluar
sedikit demi sedikit. Penelitian Iskandar, Utami dan Anggraini tahun 2019
yang besar dan menjadi penyebab utama kematian pada anak di negara
bersihan jalan napas pada anak usia prasekolah yang mengalami ISPA.
4
B. Rumusan Masalah
yang tepat dalam melakukan asuhan keperawatan fisioterapi dada dan terapi
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
inalasi terhadap bersihan jalan napas pada anak usia prasekolah yang
mengalami ISPA.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Masyarakat
anak usia prasekolah yang mengalami ISPA pada masa yang akan
keperawatan.
4. Bagi Penulis
SOP fisioterapi dada dan terapi inhalasi pada anak usia prasekolah yang
mengalami ISPA.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Anak
Anak adalah seseorang yang dihitung sejak dalam kandungan sampai usia
a. Perkembangan fisik
buang air dengan bantuan orang dewasa, mengayun sepeda roda tiga,
b. Perkembangan psikososial
2014).
6
7
c. Perkembangan kognitif
pola pikir anak, gaya disiplin dan bahkan bagaimana orang tua
kaki, berdiri pada satu kaki sampai 5 detik, mengganti kaki dalam
menyalin pola segitiga atau geometrik, dan bermain (Kyle & Carman,
2014).
f. Perkembangan sensori
Carman, 2014).
9
Anak
a. Faktor Genetik
b. Faktor lingkungan
dan lainnya.
c. Faktor biologis
Faktor ini meliputi ras (suku bangsa), umur, jenis kelamin, gizi,
d. Faktor fisik
e. Faktor psikososial
4. ISPA
a. Definisi ISPA
yang disebabkan oleh bakteri, virus, tanpa atau disertai parenkim paru
(Widiyanti, 2020).
b. Etiologi ISPA
melalui mata, hidung, dan mulut (Aprilia, Yahya, & Ririn, 2019).
1) Ventilasi
2) Lokasi dapur
3) Kepadatan penduduk
5) Status gizi
6) Status imunisasi
7) Usia, faktor resiko independen dan resiko tertular lebih rendah saat
usia dewasa
d. Patofisiologi
2017).
1) Transisi droplet
2) Kontak langsung
e. Manifestasi Klinis
1) Demam
2) Batuk
3) Nyeri tenggorokan
13
4) Flu
5) Pilek (coryza)
6) Sesak napas
7) Mengi
8) Kesulitan bernafas
f. Klasifikasi ISPA
5) Pernapasan 50 per menit atau lebih untuk bayi usia 2-12 bulan
tahun
7) Berhenti menyusui
9) Demam
h. Cara penanganan
1. Fisioterapi dada
dengan kompres hangat, batuk dan pilek dapat diatasi dengan obat-
obatan alami. Namun untuk batuk yang terdapat sputum pada anak
sekresi yang menumpuk pada malam hari dan dilakukan pada sore
dilakukan selama 3-5 menit dalam untuk satu posisi yaitu postural
2018).
2. Terapi Inhalasi
5. Fisioterapi dada
a. Postural drainase
Kholid, 2013):
paru
1) Mencuci tangan.
anak.
menghirup uap dengan obat atau tanpa obat melalui saluran pernapasan
bagian atas, tindakan ini untuk membuat pernapasan lebih lega, sekret
Susanto, 2015). Tujuan dari terapi inhalasi ini adalah untuk menyalurkan
bobat langsung ke target organ yaitu paru-paru, tanpa harus melalui jalur
untuk mengatasi sesak napas dilakukan dengan cara duduk dalam posisi
tegak dan sebelum memulai terapi ini aka dilakukan tipping, nodding dan
19
hold and blow untuk membersihkan hidung, setelah itu ukur nadi lakukan
dalam waktu 1-2 menit. Langkah pertama yaitu lakukan control pause
kali, dan setelah selesai ukur nadi sebelum mengakhiri terapi (Siswantoro,
2015).
a. Sebagai pendidik
b. Sebagai konselor
dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua tentang
e. Sebagai peneliti
8. Alat Ukur
a. Kuisioner
b. Lembar observasi
dada dan terapi inhalasi, serta identitas klien (Aryayuni & Siregar,
2015).
c. Pulse oximetry
d. Timer
Chodidjah, 2018)
22
B. Kerangka Konsep
Anak usia prasekolah
yang dirawat
Mengalami ISPA
METODE PENULISAN
A. Metodelogi
dan terapi inhalasi terhadap bersihan jalan napas pada anak usia prasekolah
fisioterapi dada dan terapi inhalasi terhadap bersihan jalan napas pada anak
usia prasekolah yang mengalami ISPA. Literature review atau kajian literatur
jurnal, buku, serta terbitan lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian,
untuk menghasilkan suatu tulisan yang berkenaan dengan satu topik atau isyu
1. Plan
d. Menentukan kriteria pasien anak, yang dapat diberikan SOP ini antara
lain:
23
24
2. Do
3. Study
inhalasi terhadap bersihan jalan nafas pada anak usia prasekolah yang
mengalami ISPA.
fisioterapi dada dan terapi inhalasi terhadap bersihan jalan nafas pada
dan efisien sehingga terbentuk SOP fisioterapi dada dan terapi inhalasi
mengalami ISPA.
25
4. Act
fisioterapi dada dan terapi inhalasi terhadap bersihan jalan nafas pada anak
BAB IV
A. Hasil
Judul Metode
No Peneliti Intervensi Hasil
Penelitian Penelitian
dalam pemberian
obat paracetamol
syirup 3x4 ml,
amoxilin 2 tablet,
dan glyceryl
guaiocolate 2
tablet
2. Pengaruh Iskandar, Pasien ISPA yang a. Pertama, peneliti a. Hari
minyak Utami, & berkunjung ke melakukan pertama,
kayu putih Anggraini Puskesmas wawancara setelah
dan , (2019) Sukamerindu Kota mendalam yang dilakukan
postural Bengkulu 2019 dilakukan untuk pemberian
drainase menjawab minyak
terhadap Instrument yang masalah kayu putih
ketidakefek digunakan dalam penelitian dan
tifan penelitian ini yaitu b. Kedua, peneliti postural
bersihan wawancara, melakukan drainase
jalan napas observasi, dan observasi untuk didapatkan
pada balita pemeriksaan fisik diinterpretasikan hasil
ISPA pada responden dan dibandingkan bahwa
dengan teori yang responden
ada masih
c. Ketiga, peneliti batuk
melakukan berdahak
pengkajian dan pilek,
kepada responden masih
d. Kemudian, terdengar
peneliti suara napas
melakukan tambahan
pemberian (ronkhi),
minyak kayu RR >
putih yang 24x/menit,
dilakukan N: > 100
sebanyak 2x x/menit.
dalam 1 hari pada Suhu tubuh
pagi dan sore hari 36,5⁰ C
e. Kemudian, b. Hari kedua,
peneliti responden
melakukan masih
tindakan postural batuk
drainase 2x berdahak
dalam 1 hari pada disertai
pagi dan sore hari pilek akan
tetapi
28
Judul Metode
No Peneliti Intervensi Hasil
Penelitian Penelitian
sudah
berkurang
dari hari
sebelumny
a
sedangkan
sura napas
(ronkhi)
masih
terdengar
c. Hari
ketiga,
tidak ada
suara napas
tambahan
(ronkhi),
batuk
berdahak
berkurang
dan hanya
terdengar
sesekali.
Sehingga
pemberian
minyak kayu
putih dengan
cara inhalasi
sederhana dan
tindakan
postural
drainase dapat
mengatasi
masalah
ketidakefektifa
n bersihan
jalan napas
3. Pemberian Ningrum Penelitian yang a. Pertama, peneliti Berdasarkan
inhalasi (2019) dilakukan melakukan asuhan
sederhana berdasarkan studi observasi keperawatan
dengan kasus pada An. G b. Kedua, peneliti yang telah
daun mint melakukan dilakukan An.
untuk Instrument yang wawancara G dengan
mengatasi digunakan dalam dengan klien dan infeksi saluran
ketidakefek penelitian ini yaitu orang tua klien pernapasan
29
Judul Metode
No Peneliti Intervensi Hasil
Penelitian Penelitian
tifan observasi, c. Kemudian, akut dapat
bersihan wawancara, dan peneliti disimpulkan
jalan nafas pemeriksaan fisik melakukan bahwa
pada An X pengkajian dan pemberian
di menentukan terapi inhalasi
Kabupaten diagnosa sederhana
Magelang keperawatan dengan daun
d. Selanjutnya, mint serta
peneliti digabung
melakukan dengan
intervensi fisioterapi
keperawatan dada pada
berupa pemberian diagnosa
terapi inhalasi keperawatan
dengan daun mint ketidakefektifa
sebanyak 5 n bersihan
lembar dalam 1 jalan napas
liter air sebelum sangat efektif
anak tidur pada dalam
malam hari dan mengendalikan
dilanjutkan otot-otot di
dengan pernapasan
melakukan sehingga batuk
fisioterapi dada menjadi reda,
frekuensi
batuk dapat
berkurang, dan
sekret dapat
keluar sedikit
demi sedikit
4. The Lestari, Dilakukan pada 34 a. Peneliti Kombinasi
combinatio Nurhaeni, orang anak usia 0- melakukan tindakan
n of Chodidja 5 tahun dengan pengukuran HR, fisioterapi
nebulizatio h, pneumonia RR, dan SpO2 dada dan terapi
n and chest (2018) b. Kemudia peneliti inhalasi
physiother Instrument yang melakukan terapi nebulizer
apy digunakan yaitu inhalasi melalui mempunyai
improved lembar observasi, nebulizer dan efek yang
respiratory pulse oximetry, fisioterapi dada positif
status in dan timer 1-1,5 jam setelah terhadap HR,
children makan pada 17 RR, dan
with orang anak dalam saturasi
pneumonia kelompok oksigen
intervensi
30
Judul Metode
No Peneliti Intervensi Hasil
Penelitian Penelitian
c. Kemudian, 17
orang anak dalam
kelompok control
diberikan terapi
inhalasi melalui
nebulizer
d. Kemudian,
peneliti
melakukan
pengukuran
kembali HR, RR,
dan SpO2
5. Penerapan Qoyimah, Pasien anak yang a. Memfasilitasi Hasil dari
fisioterapi (2016) di rawat di rumah kepatenan jalan penerapan
dada pada sakit dengan napas fisioterapi
pada diagnosa medis b. Mengkaji dada dan
pasien bronkopneumonia. frekuensi napas inhalasi
Bronkopne c. Mengauskultasi nebulizer
umonia Instrumen yang suara napas selama 4 hari
dengan digunakan adalah d. Mengajarkan secara
masalah wawancara, posisi semi berturut-turut
keperawata pemeriksaan fisik, fowler pada pasien
n bersihan dan dokumentasi e. Melakukan didapatkan
jalan napas pemberian bersihan jalan
inhalasi nebulizer napas kembali
dan fisioterapi efektif. Hal ini
dada selama 10 dibuktikan
menit dengan di
dapatkan
pasien sudah
tidak sesak dan
tidak
didapatkan
suara
tambahan
ronkhi
31
Tabel 4.2 SOP Fisioterapi Dada Dan Terapi Inhalasi Terhadap Bersihan
Jalan Napas
No. SOP Rasionalisasi
1. Mengucapkan salam terapeutik Komunikasi terapeutik diterapkan oleh
kepada responden dan orang perawat dalam berhubungan dengan
tua pasien untuk meningkatkan rasa saling
percaya, dan apabila tidak diterapkan
akan mengganggu hubungan terapeutik
yang berdampak pada ketidakpuasan
pasien. Komunikasi terapeutik dapat
mempengaruhi kualitas pelayanan
keperawatan (Arwindi & Imallah, 2018;
Kementerian Kesehatan RI, 2016;
Taringan & Ginting, 2019; Suhaila,
Susanto & Kusumo, 2017).
2. Memberikan informed concent Pasien dan keluarga mengetahui
atau lembar persetujuan pada tindakan yang akan dilakukan sesuai
orang tua dengan apa yang telah dijelaskan oleh
perawat, keuntungan dan kerugian, dan
proses penelitian lalu setuju untuk
mengikuti intervensi yang akan
dilakukan terhadapnya dengan
menandatangani lembar persetujuan
(Kementerian Kesehatan RI, 2016;
Elviani, 2019; Ningrum & Nasrudin,
2015).
3. Melakukan kontrak waktu Untuk menjamin kelangsungan interaksi
sehingga terjalin rasa percaya dan
kenyamanan bagi anak (Suhaila, Susanto
& Kusumo, 2017; kementerian
Kesehatan RI, 2016; Kyle & Carman,
2014).
4. Menyiapkan alat dan bahan Mempermudah saat akan dilakukan
a. Baskom tindakan dan menghindari konsekuensi
b. Botol berisi air hangat ketinggalan alat dan bahan saat
c. Minyak kayu putih melakukan prosedur (Elviani, 2019;
d. Handuk Ningrum & Nasrudin, 2015; Tamba,
e. Stetoskop 2019; Istichomah, 2020; Wijayanti,
f. Sarung tangan Najihah, & Lukata, 2021).
g. Bantal
5. Mencuci tangan Mencuci tangan bisa mencegah dan
menghilangkan 92% organisme
penyebab infeksi di tangan. Mencuci
tangan dengan air yang mengalir atau
dengan menggunakan hand sanitizer bisa
membunuh kuman, bakteri dan virus.
32
B. Pembahasan
bebas dari sekresi dan bersihan napas tidak efektif yaitu adanya benda asing
napas sehingga terjadi sumbatan jalan napas yang berupa sekret (Pawidya,
37
2019). Penatalaksanaan yang tepat untuk pasien dengan jalan napas tidak
(Aryayuni & Siregar, 2015). Fisioterapi dada adalah kelompok terapi non
cara hirupan dalam bentuk uap kedalam saluran pernapasan (Iskandar, Utami,
napas sebelum dan sesudah melakukan terapi inhalsi uap panas dengan
intervensi berupa terapi inhalasi uap panas dengan menggunakan minyak kayu
putih berpengaruh terhadap bersihan jalan napas pada pasien ISPA. Amelia,
membersihkan jalan napas pada 67% responden pada usia 1-5 tahun. Aryayuni
dilakukan fisioterapi dada lebih kecil dari sesudah dilakukan fisioterapi dada,
Poli Anak RSUD Kota Depok. Serta hasil penelitian Fitriananda (2017)
berdahak.
fisioterapi dada dan terapi inhalasi yang dapat menurunkan akumulasi sekret
dada dengan terapi lainnya mempunyai efek yang baik terhadap perbaikan
klinis anak yang mengalami ISPA, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang efektifitas kombinasi fisioterapi dada dengan salah satu terapi
lainnya sehingga tindakan yang diberikan adalah tindakan yang paling efektif
A. Kesimpulan
inhalasi terhadap bersihan jalan napas pada anak usia prasekolah yang
inhalasi terhadap bersihan jalan napas pada anak usia prasekolah yang
mengalami ISPA.
jurnal lain maka didapatkan hasil pengaruh fisioterapi dada dan terapi
inhalasi terhadap bersihan jalan napas pada anak seperti batuk berkurag,
3. SOP fisioterapi dada dan terapi inhalasi yang terdiri dari 14 langkah,
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
dan terapi inhalasi dalam bentuk Family Centered Care (FCC) saat anak
mengalami ISPA.
39
40
inhalasi.
tentang fisioterapi dada dan terapi inhalasi pada anak usia prasekolah
SOP fisioterapi dada dan terapi inhalsi dapat diterapkan oleh perawat
dalam menangani bersihan jalan napas pada anak usia prasekolah yang
mengalami ISPA.
4. Bagi Penulis
fisioterapi dada dan terapi inhalasi pada anak usia prasekolah yang
mengalami ISPA.
DAFTAR PUSTAKA
41
42
Sunarni, N., Litasari, R., & Deis, L. (2017). Hubungan Status Gizi dengan
Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Margaharja
Sukadana Ciamis. Juenal Riset Kebidanan Indonesia, 1 (2), 70-75.
Syafiati, N. A., Immawati, & Nurhayati, S. (2021). Penerapan Fisioterapi Dada
Dalam Mengatasi Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Pada Anak
Pneumonia Usia Toddler (3-6 Tahun). Jurnal Cendikia Muda, 1(1), 103-
108.
Syakidah. (2020). Gambaran Tindakan Pemberian Minum Air Hangat Untuk
Mengatasi Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Pada anak 'A' Dengan
Pneumonia Di Ruang Al-Fajar RSUD Haji Makassar.
Syarah, E. M., & Nugroho, A. G. (2021). Education Of Cough And Sneeze Ethics
In Public. Proseding Pengembangan Masyarakat Mandiri Berkemajuan
Muhammadiyah (Bamara-Mu), 1(1), 493-498.
Tahir, R., Imalia, D. S., & Mushina, S. (2019). Fisioterapi Dada Dan Batuk
Efektif Sebagai Penatalaksanaan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
Pada Pasien TB Paru Di RSUD Kota Kendari. Health Information: Jurnal
Penelitian, 11(1), 20-25.
Tamba, P. M. (2019). Pengaruh Batuk Efektif Dengan Fisioterapi Dada Terhadap
Pengeluaran Sputum Pada Pasien TB Paru Di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2019 [Skripsi].
Taringan, H., & Ginting, M. (2019). Pengaruh Komunikasi Terapeutik Petugas
Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum
Herna Medan. Jurnal Ilmiah Kohesi, 3 (2), 58-67.
Theolipus, Y., Yogasara, T., Theresia, C., & Octavia, J. R. (2020). Analisis Risiko
Produk Alat Pelindung Diri (APD) Pencegah Penularan COVID-19 Untuk
Pekerja Informal Di Indonesia. Jurnal Rekayasa, 9(2), 115-134.
Wayne, G. (2019). Ineffective Breathing Pattern. Nurseslabs, 3.
WHO. (2020). Pusat Pengobatan Infeksi Saluran Pernapasan Akut Berat.
Geneva, Switzerland: WHO.
WHO Indonesia. (2016). Buku Saku: Pelayanan Kesehatan Anak Rumah sakit.
Jakarta, Indonesia: WHO Indonesia.
Widiastuti, L., & Siagian, Y. (2019). Pengaruh Batuk Efektif Terhadap
Pengeluaran Sputum Pada Pasien Tuberkulosis Di Puskesmas Kampung
Bugis Tanjungpinang. Jurnal Keperawatan, 9(1), 1069-1076.
Widiyanti, S. (2020). Penanganan ISPA Pada Anak Balita (Studi Literatur).
Jurnal Kesehatan Dan Pembangunan, 10 (20), 79-88.
51
LEMBAR OBSERVASI
Salam terapeutik
v
Informed concent
a. Baskom
Melakukan kontrak waktu b. Botol berisi
air hangat
c. Minyak kayu
Menyiapkan alat dan bahan putih
d. Handuk
e. Stetoskop
f. Sarung tangan
Mencuci tangan
g. Bantal
Mencuci tangan
Dokumentasikan
Lampiran 5 Lembar Konsul
Identitas
Nama : Bunga Dewi Astuti
Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 03 Juni 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
: Kp. Ciparay RT/RW 04/02 Ds. Sindanglaya
Alamat Rumah
Kec. Cinangka, Serang-Banten
Status Perkawinan : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Email : mynameisunge15@gmail.com
Data Pendidikan
TK : TK Bhakti II Sirih
SD : SDN Ciparay
SMP : MTsN 1 Anyer
SMA : SMA Negeri 1 Anyer
Perguruan Tinggi : Akademi Keperawatan PELNI Jakarta
Lampiran 8
Jadwal Penyusunan
Kegiatan Jan Feb Maret Apr Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Pengajuan Judul
Menyusun BAB I
Menyusun BAB
II
Menyusun BAB
III
Seminar Proposal
Revisi Proposal
Penelusuran
jurnal-jurnal
Penyusunann
BAB IV & V
Kegiatan Jan Feb Maret Apr Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Sidang Hasil
Revisi KTI