WURI HANDAYANI
NIRM. 18047
Diajukan oleh:
WURI HANDAYANI
NIRM. 18047
WURI HANDAYANI
DEWAN PENGUJI
menyatakan, bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini saya susun tanpa tindak
Jakarta.
sepenuhnya akan bertanggung jawab dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh
Penulis
Wuri Handayani
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai
kepada semua pihak yang telah membantu. Peneliti banyak menerima bimbingan,
petunjuk dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak yang bersifat moral
maupun material. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
PELNI Jakarta.
4. Ns. Putri Permata Sari, M.Kep, Dosen Pembimbing Proposal Karya Tulis
5. Seluruh Dosen dan Staff Akademi Keperawatan PELNI Jakarta yang telah
ii
6. Kepada bapak Maryono dan ibu Turisah kedua orang tua yang selama ini telah
membantu peneliti dalam bentuk perhatian, kasih sayang, semangat, serta doa
masih banyak kekurangan, masukan dan saran diharapkan dari semua pihak.
Semoga Karya Tulis Proposal ini dapat bermanfaat untuk kemajuan ilmu
keperawatan.
Wuri Handayani
iii
ABSTRAK
Kanker leher rahim merupakan tumor ganas yang berasal dari sel epitel skuamosa kanker
yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus oleh karena itu diperlukan
terapi untuk menurunkan nyeri dan kecemasan, Salah satu terapi nonfarmakoterapi
yang digunakan terhadap tingkat nyeri dan kecemasan adalah teknik progressive
muscle relaxation. Penulisan ini bertujuan untuk mengembangkan Standar
Operasional Prosedur (SOP) Progressive Muscle Relaxation Terhadap tingkat nyeri
dan kecemasan pada kanker servik. Metode penulisan ini menggunakan literature
review, dengan jumlah lima literature review yang terkait dengan pengembangan
Standar Operasional Prosedur (SOP) Progressive Muscle Relaxation Terhadap tingkat
nyeri dan kecemasan pada kanker servik. Hasil yang didapatkan setelah melakukan
literature review yaitu dapat mengembangkan (SOP) Progressive Muscle Relaxation
Terhadap tingkat nyeri dan kecemasan pada kanker servik. berdasarkan jurnal – jurnal
terkait dengan hasil 10 langkah pengembangan SOP. Dapat disimpulkan bahwa
Teknik Progressive Muscle Relaxation mampu menurunkan nyeri dan kecemasan
pada kanker servik karena otot otot yang tegang menjadi lebih rileks.
Kata Kunci: Progressive Muscle Relaxation; Nyeri &Kecemasan; Kanker servik
iv
ABSTRACT
v
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN PLAGIAT .................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT .............................................................................................................v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................6
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................6
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................8
A. Tinjauan Pustaka ...........................................................................................8
1. Konsep Maternitas .....................................................................................8
2. Konsep Kanker Servik ...............................................................................9
3. Konsep Kecemasan .................................................................................18
4. Konsep Nyeri ...........................................................................................29
5. Konsep Progressive Muscle Relaxation ..................................................38
B. Kerangka Konsep .......................................................................................48
BAB III METODE PENULISAN .......................................................................49
A. Metodelogi ..................................................................................................49
B. Plan, Do, Study and Act (PDSA).................................................................49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................52
A. Hasil.............................................................................................................52
B. Pembahasan .................................................................................................52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................64
A. Kesimpulan .................................................................................................64
B. Saran ............................................................................................................64
vi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.12 Bagan Kerangka Konsep……………………………….. 35
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 SkalaPenilaianNumerik………………………………. 25
Gambar 2.2 Skala Nyeri wajah……………………………………. 26
Gambar 2.3 Skala Deskripsi intensitas Nyeri sederhana………….. 26
Gambar 2.4 Skala Intensitas Nyeri Numerik……………………… 26
Gambar 2.5 Skala Analog Visual…………………………………. 27
Gambar 2.6 melatih otot tangan…………………………………… 39
Gambar 2.7 melatih otot bagian belakang………………………… 40
Gambar 2.8 melatih otot biseps…………………………………… 40
Gambar 2.9 Melatih otot bahu…………………………………... 41
Gambar 3.0 melatih otot leher, pumggung, dan dada……………... 41
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Uji Plagiarisme
ix
DAFTAR SINGKATAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker leher rahim adalah tumor ganas yang berasal dari sel epitel
berisiko terkena kanker yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus
(HPV) (Rivan, 2017). Human papillomavirus (HPV) adalah infeksi virus yang
paling umum pada saluran reproduksi, waktu tertular infeksi bagi wanita dan
pria adalah segera setelah aktif secara seksual. HPV ditularkan secara seksual,
tetapi kontak alat kelamin kulit ke kulit adalah cara penularan yang dikenal
perkiraan 570.000 kasus baru pada tahun 2018 mewakili 7,5% dari semua
kematian akibat kanker pada wanita. Perkiraan lebih dari 311.000 kematian
akibat kanker serviks setiap tahun, lebih dari 85% diantaranya terjadi di Negara
menengah, akses terhadap tindakan pencegahan ini terbatas dan kanker serviks
sering kali tidak teridentifikasi sampai penyakit itu berkembang lebih lanjut
lebih tinggi. Tingginya angka kematian akibat kanker serviks secara global
1
2
besar kasus yang ditemukan sudah memasuki tahap stadium lanjut dan
Dampak kanker servik bagi penderita tidak hanya sakit secara fisik, namun
terjangkit virus HPV yang menyebabkan kanker servik dan juga kutil kelamin,
mengurangi cemas, rasa sakit dan memperkuat status psikologis pada pasien
kanker servik, selain dapat menimbulkan efek dari kemoterapi seperti mual,
muntah, tidak nafsu makan dan rambut rontok (Vinta, 2017). Ada juga
negative pada kesehatan pasien, hal ini sering terjadi gangguan kenyamanan
seseorang, prinsip dari terapi adalah melakukan latihan penegangan otot setelah
dilakukan relaksasi otot, terapi ini merupakan menghemat biaya dan bisa
tergantung pada hal atau subjek di luar dirinya dan menurunkan nyeri (Ekarini,
2019). Keuntungan terapi ini selain mengatasi nyeri mulai dari pengkajian
yaitu lokasi, intensitas, durasi, dan kualitas. Secara proses fisiologis persepsi
subjektif nyeri dari pasien sangat penting yang dimunculkan oleh sistem syaraf
dimana terdiri dari aspek emosional yaitu rasa yang menyakitkan, sikap
terhadap nyeri dan ekpresi dari nyeri (Prihanto, 2020). Teknik relaksasi otot
bentuk relaksasi otot secara progresif dengan tanpa ketegangan otot dan
megurangi ketegangan dan parameter fisiologis akan berubah (Dewi & Rasmi,
2017).
orang. Nyeri yang dirasakan nyeri pada bagian perut setelah kemoterapi, nyeri
berupa rasa panas seperti terbakar, kebas dan nyeri yang hebat pada kanker
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadya, Natosba dan Adhisty pada
Penerapan Palliatif Care terhadap Nyeri dan Kecemasan pada Pasien Kanker
menurunkan nyeri dan kecemasan pada kanker servik. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wulandari, Effendy dan Nisman tahun 2017,
progressive muscle relaxation adalah (81,5%) dan setelah terapi menjadi nyeri
Nyeri dan Kecemasan Kanker Serviks” menyatakan bahwa nyeri selalu diikuti
gangguan emosi seperti cemas, depresi dan iritasi. Hasil penelitian menyatakan
meningkatkan rangsang nyeri, yang dapat dilihat dari teori gate control yaitu
jika modulasi input melewati input nosisepsi, kemudian diblok dan transmisi
5
skala indeks peringkat nyeri dengan menggunakan skala nyeri visual analog
holistik, yaitu makhluk yang utuh atau menyeluruh yang terdiri atas unsur
juga meliputi pemberian edukasi dan informasi kepada pasien guna untuk
yang ditimbulkan dari kanker servik, kemudian di dukung dari berbagai jurnal
Muscle Relaxation Terhadap tingkat Nyeri dan Kecemasan pada Pasien Kanker
Servik.
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Masyarakat
nyeri dan kecemasan pada pasien kanker serviks dengan teknik Progressive
keperawatan.
4. Bagi penulis
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Maternitas
a. Definisi
dan bayi baru lahir yang menjadikan keluarga sebagai unit dasar dalam
tujuan dan nilai yang di laksanakan pada situasi tertentu dan memberikan
pelayanan kepada ibu dan bayi baru lahir (Indriyani & Asmuji, 2018).
(Wahyuningsih, 2019).
8
9
merupakan kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada
akibat mutasi sekumpulan gen pada sel tumbuh yang mengatur proses
b. Etiologi
3) Jumlah Perkawinan
serviks.
5) Sosial ekonomi
berupa radang yang terus menerus. Hal ini dapat sebagai pencetus
sebagai berikut:
d. Patofisiologi
tahun. Faktor resiko mayor untuk kanker serviks adalah infeksi Human
biasanya muncul pada taut epitel skuamosa dan epitel kubus mukosa
e. Klasifikasi
berikut:
10) Stadium III B: Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/ atau
tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi
2. Pap smear
dengan cepat, tidak sakit, dan dengan biaya yang relatif terjangkau
meliputi:
getah bening,
meliputi:
meliputi:
kemoterapi.
dengan kemoterapi.
dengan kemoterapi.
meliputi:
b) Kemoterapi.
kombinasi.
18
menahan rasa sakit dan memberikan rasa lega dari kecemasan (Haryati &
Sitorus, 2017).
3. Konsep Kecemasan
a. Definisi
(Sutejo, 2018).
b. Etiologi
pasien karena pasien merasa tidak ada keluarga yang empati makan akan
membutuhkan
20
yang menyebabkan efek samping yang dialami lebih besar dari yang
d. Tingkat kecemasan
1) Kecemasan Ringan
2) Kecemasan sedang
3) Kecemasan berat
sesuatu yang rinci dan spesifik dan tidak berfikir tentang hal yang
lainnya.
4) Panik
kecemasan meliputi :
1) Usia
pasien kanker yang lebih muda, sementara itu pasien yang lebih tua
2) Jenis kelamin
3) Status perkawinan
(Hastono, 2017).
yang relatif berat. Dampak besar terhadap biaya tersebut dilihat dari
terjadi pada kondisi sosial dan ekonomi akan lebih besar pada
5) Tingkat pendidikan
2018).
24
f. Gejala kecemasan
gelisah.
3) Ketakutan, yaitu takut pada gelap, takut pada orang asing, takut
4) Gangguan tidur, yaitu sukar masuk tidur, terbangun pada malam hari,
buruk.
25
pada hobi, sedih, bangun dini hari, dan perasaan yang berubah-ubah
sepanjang hari.
ditusuk-tusuk.
10) Gejala respiratori, yaitu rasa tertekan atau sempit di dada, perasaan
perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar
(konstipasi).
12) Gejala urogenital, yaitu sering buang air kecil, tidak dapat menahan
13) Gejala otonom, yaitu mulut kering, muka merah, mudah berkeringat,
14) Tingkah laku pada saat wawancara, yaitu gelisah, tidak tenang, jari
g. Penatalaksanaan Kecemasan
1) Penatalaksanaan Farmakologi
2017).
1) Relaksasi
(Siahaan, 2017).
2) Distraksi
3) Humor
4) Terapi spiritual
5) Aromterapi
2018).
4. Konsep Nyeri
a. Definisi
subjektif karena perasaan nyeri berbeda-beda pada setiap orang dalam hal
b. Klasifikasi nyeri
(Nanda, 2015).
dan nyeri kronis, Nyeri akut terjadi dalam waktu kurang dari 3
dan tanda respon simpatis. Nyeri kronik terjadi apabila nyeri lebih
a) Nyeri Nosiseptif
2018).
b) Nyeri neuropati
1) Tahap perkembangan
2) Jenis kelamin
dalam situasi yang sama. Padahal secara umum pria dan wanita tidak
2019).
33
individu yang mengalami nyeri tanpa dukungan dari orang tua atau
5) Tingkat kognitif
diberikan maksimal dua kali sehari, namun obat analgesik tersebut hanya
dapat memberikan efek pereda nyeri selama 1-2 jam setelah pemberian
baik.
berkomunikasi.
nyeri, diantaranya:
e. Penatalaksanaan nyeri
1) Terapi farmakologis
dapat memberikan kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau
a. Definisi
3) Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan
ringan, kecemasan,
yaitu:
1) Persiapan
tenang:
sepatu.
mengikat.
d) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat
lengan).
mulut).
Gambar 3.2 merilekskan otot leher bagian depan & belakang (Savitri, 2017)
44
b) Punggung dilengkungkan.
banyaknya.
yang terjadi ketika sadar dan tidak memfokuskan perhatian serta rileks.
yang bekerja adalah syaraf para simpatis. Dimana syaraf simpatis dan
(Pailak, 2017).
kenyamanan pada tubuh. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat alami
mengikat reseptor yang ada di sistem limbik, sistem limbik yaitu bagian
dari otak yang dikaitkan dengan suasana hati dan emosi. Setelah
B. Kerangka Konsep
Kanker Servik
Alat Ukur kecemasan: Faktor yang mempengaruhi
1. Hamilton Anxiety kecemasan
Rating Scale (HAM- Post kemoterapi 1. Usia
A) 2. Jenis kelamin
2. Self-rating Anxiety 3. Status perkawinan
Nyeri & Kecemasan
Scale (SAS) 4. Status sosial dan ekonomi
Alat ukur nyeri 5. Tingkat pendidikan
1. Skala Penilaian 6. Jenis kanker dan stadium
Penatalaksanaan non Faktor yang mempengaruhi
Numerik farmakologi nyeri
1. Teknik Progressive 1. Tahap perkembangan
(Numerical) Rating 2. Jenis kelamin
Muscle Relaxation
3. Lingkungan dan dukungan
Scale/NRS)
keluarga
Literature Review Teknik
2. Skala Nyeri Wajah
Progressive Muscle
Relaxation Terhadap
Tingkat
Nyeri&Kecemasan
Pengembangan Standar
Operasional Teknik
Progressive Muscle
Relaxation Terhadap
Tingkat
Nyeri&Kecemasan
METODE PENULISAN
A. Metodelogi
Prosedur tehnik relaksasi otot progresif terhadap tingkat nyeri dan kecemasan
pada pasien kanker serviks ini adalah literature riview. Literature riview yang
langkah yang tepat dalam menangani tingkat nyeri dan kecemasan pada pasien
kanker servik dengan tehnik relaksasi otot progresif. Dalam pencarian literature
menganalisis beberapa overview para ahli yang tertulis dalam teks. Literature
riview mempunyai peran sebagai landasan bagi berbagai jenis penelitian karena
2020).
49
50
1. Plan
Servik.
e. kriteria pasien
2. Do
3. Study
4. Act
SOP ini akan dijadikan sebagai panduan dalam terapi non farmakologi
Kecemasan pada Kanker Servik agar hasil yang didapatkan menjadi lebih
BAB IV
A. Hasil
1. Posisikan pasien
pada posisi
duduk/tidur yang
paling nyaman
2. Instruksikan
pasien
memejamkan
mata
3. Instruksikan
pasien agar
tenang dan
mengendorkan
otot-otot tubuh.
dari ujung kaki
52
53
sampai dengan
otot wajah dan
rasakan rileks
4. instruksikan
kepada pasien
agar menarik
nafas dalam
lewat hidung,
tahan 3 detik lalu
hembuskan lewat
mulut
5. Lakukan selama
kurang lebih 20
menit
Tahap Terminasi
1. Evaluasi
perasaan pasien
2. Lakukan kontrak
pertemuan
selanjutnya
3. Akhiri dengan
salam
2 Pengaruh Pratini, KD, Penelitian ini 1. Peneliti Hasil penelitian pre
relaksasi otot Sulistiowati, menggunakan quasi melakukan test 6,30 dan post
progresif NMD, eksperiment dengan Pengkajian test dengan rata rata
Rumah Singgah
terhadap Suanarta, rancangan pretest terhadap tingkat
Kanker Denpasar
tingkat (2019). and posttest with 2. Peneliti kecemasan 5,27
kecemasan control group untuk melakukan yang artinya
pasien mengetahui dengan terdapat perbedaan
kemoterapi di pengaruh relaksasi pendekatan one yang signifikan
Rumah otot progresif group pre test- penurunan tingkat
Singgah terhdap tingkat post test design kecemasan
without control
Kanker kecemasan pada sedangkan tingkat
grup pada kanker
Denpasar pasien kemoterapi servik nyeri pre test 4,25
di Rumah Singgah 3. Peneliti dan post test 2,29
Kanker Denpasar melakukan dengan rata rata
penelitian ini yang artinya
Teknik penurunan terhadap
pengambilan tingkat nyeri
4. sampel dengan
kanker servik dgn
menggunakan
accidental teknk progressive
sampling. muscle relaxation
Sampel yang
digunakan
sebanyak 23
responden
Instrumen yang
digunakan adalah
lembar observasi
kecemasan HRS.
5. Peneliti
melakukan teknik
54
relaksasi otot
progresif pada
kanker servik
6. Peneliti
melakukan
pengumpulan
data dan
pengolahan data
terus point 4
selama 20-30
menit
5. Observasi skala
nyeri dan
kecemasan
setelah intervensi
6. Ucapkan salam
5. Pengaruh Fitriana, Jum Terdri atas lembar 1. Peneliti Berdasarkan hasil
progressivem Natosba & screening awal melakukan penelitian dengan
uscle Siti Army responden, lembar penjelasan rata rata tingkat
kepada seluruh
relaxation & Lestari, karakteristik nyeri pada
responden
hypnotherapy (2019) responden, lembar mengenai kelompok kontrol
terhadap nyeri observasi prosedur 3,00 sedangkan
& kecemasan pengukuran nyeri & progressive kecemasan
pada pasien kecemasan.. muscle kelompok kontrol
kanker relaxation 42,73 artinya ada
serviks 2. Teknik penurunan nyeri &
pengambilan
kecemasan pada
sampel yang
digunakan adalah kanker setalah
dengan sebanyak diberikan teknik
25 responden. Progressive Muscle
Teknik Relaxation
pengumpulan
data
menggunakan
lembar observasi
kecemasan HRS
Analisa data
menggunakan uji
paired T-test.
3. Peneliti
menjelaskan
kepada
responden
mengenai
prosedur urut-
urutan teknik
progressive
muscle
relaxation
secara langsung.
4. Peneliti
melakukan
pengumpulan
data dan
evaluasi
Berdasarkan
hasil penelitian
karakteristik
dengan rata rata
tingkat nyeri
pada kelompok
56
kontrol 3,00
sedangkan
kecemasan
kelompok
kontrol 42,73
artinya ada
penurunan nyeri
& kecemasan
pada kanker
setalah diberikan
teknik
Progressive
Muscle
Relaxation
servik.
sebagai berikut:
57
A. Pembahasan
pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dan penyebaran sel yang abnormal,
Nyeri yang paling dirasakan individu dimana sel kanker sudah menyebar
penolakan & cemas pada saat individu mengalami penolakan dan merasa
penyakitnya(Mangan,2017).
penurunan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari sebelum diberikan
frekuensi mual 3.10 kali dalam sehari. Hasil ini menunjukkan bahwa nyeri
kanker servik.
serabut saraf besar yang berada di permukaan kulit, serabut saraf besar ini
akan menutup gerbang sehingga otak tidak menerima pesan nyeri karena
sudah diblokir oleh stimulasi kulit dengan teknik ini, akibatnya persepsi
63
menjadi rileks.
BAB V
A. Kesimpulan
beserta gerakan seperti bahu, tangan, dan kaki maka akan terjadi
B. Saran
1. Bagi masyarakat
64
65
serviks
4. Bagi institusi
Astuti, johan. (2020). Asuhan ibu dalam masa kehamilan. Jakarta: Erlangga.
Barus, (2018).Skala Nyeri Persalinan .jurnalOnline.
Binka,C. Doku, D.T., & Asare, K. A,. (2017). Ekspriences of servikal Cancer
pantients in rural Ghana : An Exploratori studi. PLOS ONE.
Cohen, A. Jhingran, A., Oaknin dan L,.Denny,( 2019). Cervical kanker. Lancet,
vol 3, 93.
Dewi, R., & Purwaningsih, E. (2017). Pelaksanaan Cuci Tangan Oleh Perawat
Sebelum dan Sesudah Melakukan Tindakan Keperawatan. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Sai Betik, Vol 9, 103-108.
Diananda,R. 2018. Kanker serviks: sebuah peringatan buat wanita. In: Diananda,
R. mengenal seluk beluk kanker. Yogyakarta: katahar.
Ernawati, D. A. (2017). Pemeriksaan Fisik Anak, Modul Skil Lab. Anak Jilid 1:
Universitas Jendral Soedirman.
Indriyani Diyan & Asmuji. (2018). Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta ;
Ar-Ruzz Media
Inukirana, S. (2019, Feb 22). Ketahui bagaimana cara menilai skala nyeri.
Irmayani, (2018). Pengaruh teknik distraksi terhadap skala nyeri pada tindakan
pemasangan infus di ruang perawatan anak RSUD Syekh Yusuf Gowa.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, Vol 12, 505-508.
Kaplan & Sadock, (2017). Buku ajar keperawatan psikiatri klinis. Ed 2. Salemba
medika.
Kementrian Kesehatan RI, (2017). profil kesehatan RI: data penderita kanker
serviks di Indonesia. Jakarta: kementrian kesehatan RI.
Lasut, E., Rarung, M., Suparman, E. (2018). Karakteristik penderita kanker servik
di BLU RSUP Prof. DR.R.D. Kandou. Jurnal e-clinic.
Lee, J.E,. et.,al. (2017). Monochord sounds and progressive muscle relaxation
reduce anxiety and improve relaxation during chemotherapy: A pilot EEG
study.
Lei et al. (2020). HPV Vaccination and the Risk of Invasive Cervical Cancer. N
Engl J Med, Vol 8, 83-90.
Marhamah,Q. (2018). Gambaran kecemasan diri siswa siswi di SMPN pada masa
pubertas. Jurnal ilmu keperawatan.
Nurfatimah. (2019). Peran serta orangtua dan dampak hospitalisasi pada anak usia
3-6 tahun di ruang anak RSUD Poso, Jurnal Bidan Cerdas, Vol 2, 77-83.
Pradana, D,A., (2018). Pasien kanker servik di RSUP Dr. H. Adam Malik Medan.
Jurnal fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Raharjo, (2018). Tingkat kecemasan keluarga pasien stroke yang dirawat diruang
ICU RS. Panti Waluyo ; Surakarta. Konseling Psikologi Jurnal Practice
and Reseach.
Ricvan Dana Nindrea, (2017). Prevalensi dan factor yang mempengaruhi lesi
prakanker serviks pada wanita: journal endurance.
Rihiantoro, Toro. (2018). Pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap
kecemasan pada pasien pre operasi. Jurnal ilmiah keperawatan sai betik,
Vol 14, 98-105.
Setyowati. (2020). Peran perawat maternitas pada ibu hamil di masa pandemi
COVID-19.
Wardani, E. K. (2017). Respon fisik dan Psikologi Pasien dengan Kanker Serviks
yang telah mendapat kemoterapi di RSUD Moewardi Surakarta.
Wulandari,M.Vania,Susilo,Eko,Choiriyyah,Zumrotul.(2020).Hubungan
Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan yang Sedang Menjalani
Hospitalisasi di Ruang Aster 6 RSUD Tidar (Tesis). Universitas Ngudi
Waluyo, Magelang.
Yastati, S. C. (2018). Evaluasi penggunaan obat nyeri pada kanker servis rawat
inap di RSUP dr.Sardjito Yogyakarta. Surakarta: Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas
- Cemas
- Firasat buruk
- Takut akana
pikiran sendiri
- Mudah tersinggung
2 Ketegangan
- Merasa tegang
- Lesu
- Tidak bisa
istirahat dengan
tenang
- Mudah terkejut
- Mudah menangis
- Gemetar
- Gelisah
3 Ketakutan
- Pada gelap
- Pada orang asing
- Ditinggal sendiri
- Pada binatang besar
- Pada keramaian
lalu lintas
- Pada kerumunan
orang banyak
4 Gangguan tidur
- Susah tidur
- Terbangun malam hari
- Merasa tidak nyenyak
- Bangun dengan lesu
- Banyak mimpi-mimpi
- Mimpi buruk
- Mimpi
yang
menakutka
n
5 Gangguan kecerdasan
- Sulit konsentrasi
- Daya ingat buruk
6 Perasaan depresi
- Hilangnya minat
- Berkurangnya
kesenangan pada hobi
- Merasa sedih
- Bangun dini hari
- Perasaan berubah-
ubah sepanjang hari
7 Gejala somatik (otot)
- Sakit dan nyeri di
otot- otot
- Kaku
- Kedutan otot
- Gigi gemerutuk
- Suara stabil
8 Gejala somatik (sensorik)
- Tinitus
- Penglihatan kabur
- Muka merah atau
pucat
- Merasa lemah
- Perasaan ditusuk-tusuk
9 Gejala kardiovaskuler
- Takikardia
- Berdebar
- Nyeri di dada
- Denyut nadi mengeras
- Perasaan
lesu/lemas seperti
mau pingsan
- Detak jantung
menghilang
(berhenti sekejap)
10 Gejala respiratori
- Rasa tertekan
atau sempit di
dada
- Perasaan tercekik
- Sering menarik napas
- Napas pendek/sesak
11 Gejala gastrointestinal
- Sulit menelan
- Perut melilit
- Gangguan pecernaan
- Nyeri sebelum
dan sesudah
makan
- Perasaan terbakar
di perut
- Rasa penuh
atau kembung
- Mual
- Buang air besar
lembek
- Kehilangan
berat badan
- Sukar air
besar
(konstipasi)
12 Gejala urogenital
- Sering buang air kecil
- Tidak dapat
menahan air seni
- Menorrhagia
- Ereksi hilang
- Impotensi
13 Gejala otonom
- Mulut kering
- Muka merah
- Mudah berkeringat
- Pusing, sakit kepala
- Bulu-bulu berdiri
14 Tingkah laku
pada wawancara
- Gelisah
- Tidak tenang
- Jari gemetar
- Kerut kening
- Muka tegang
- Tonus otot meningkat
- Napas pendek
dan cepat
- Muka merah
Skor Total
Skor :
0 : Tidak ada
1 : Ringan
2 : Sedang
3 : Berat
4 : Berat sekali
Total Skor :
Kurang dari 14 : tidak ada kecemasan
14-20 : kecemasan ringan
21-40 : kecemasan berat
42-56 : kecemasan berat sekali
Salam Terapeutik
Mencuci Tangan
Menggunakan Masker
Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust Sept
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2
Pengajuan Judul
Penyusunan Proposal
Ujian
Proposal
Revisi Proposal
Penyusunan
Hasil
Literature
Review
Sidang Hasil
Revisi Hasil Sidang
Publikasi
Lampiran 6
Catatan dan Masukan
No Catatan & Masukan Ket.
1 Tambahkan data nyeri dan kecemasan
2 Perbaiki typo typo
a. Persiapan Pasien
1. Membuat kontrak waktu dan tempat
dengan klien sesuai dengan kesepakatan
2. Mempersiapkan perlengkapan dan tempat
pertemuan
3. Menjelaskan pengertian dan tujuan dari
teknik progressive muscle relaxation
4. Posisikan Ibu bersender tempat tidur
atau tempat duduk
5. Bantal tipis diletakkan dibelakang kepala
atau kaki untuk menyangga dan lurus.
C. fase kerja
1. Minta klien untuk melepaskan kacamata dan
jam tangan, melonggarkan ikat pinggang dan
pakaian yang ketat.
2. Mempersilahkan klien duduk dan tenang pada
posisi berbaring ditempat tidur pada posisi
yang nyaman.
3. Menjelaskan PMR mulai dari
pengertian,tujuan,dan proses pelaksanaan yang
terdiri dari prosedur umum.
4. Meminta reponden untuk mempertahankan
mata terbuka selama beberapa menit.
Kemudian secara perlahan menutup mata dan
mempertahankannya tetap tertutup
5. Meminta reponden untuk tarik napas dalam
beberapa kali sebelum memulai latihan dengan
cara nafas dalam secara perlahan lahan melalui
hidung dan hembuskan keluar melalui mulut 1
kali.
6. Melanjutkan dengan 14 gerakan mulai dari otot
tangan belakang, otot bisep, otot bahu, otot
dahi, otot mata, otot rahang, otot mulut, otot
leher depan dan belakang, otot punggung, otot
dada, otot perut, otot kaki dan paha.
Lampiran 8
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Wuri Handayani
NIRM : 18047
Judul Penelitian :Pengembangan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Teknik Progressive Muscle Relaxation Terhadap
Tingkat Nyeri Dan Kecemasan Pada Kanker Servik
Pembimbing : Ns. Putri Permata Sari, M.Kep.
No. Tanggal Materi Konsultasi Paraf
13. 26 Juli 2021 Cek kata demi kata tidak boleh typo,
paragrafnya dan halamannya.
14. 29 Juli 2021 Konsul proposal kti“ instrumen
penelitian siapa dan instrumenya
menggunakan apa?
15. 11 Agustus 2021 Konsul proposal kembali hasil revisi
yang kemaren.
Saran : Acc sidang proposal KTI dan
membuat PPT.
16. 22 September Konsul bab 4 & 5 dan manuskrip,
2021 perbaiki penulisan manuskrip.
A. Identitas
Pekerjaan : Mahasiswa
Kewarganegaraan : Indonesia
B. Riwayat Pendidikan
SOP RASIONAL
Memberikan kesempatan klien untuk bertanya atau Memberikan kesempatan pada klien untuk
menyampaikan sesuatu. bertanya (Amalia, 2018, Dewi, 2018, Kartika,
2019).
Mengukur TTV dan mengukur tingkat nyeri Mengukur TTV klien bertujuan untuk
menggunakan skala VAS dan kecemasan menggunakan
mendapatkan hasil ukur objektif pada ketelitian
HARS
yang optimalserta akan menjadi acuan untuk
perbandingan dengan nilai Nyeri setelah
diberikan intervensi. Mengukur TTV dilakukan
sebelum dan setelah intervensi yang akan
diberikan. Pencatatan untuk pendokumentasian
keperawatan yang bertujuan untuk memberikan
bukti untuk tujuan evaluasi serta
membandingkan dengan hasil akhir nilai
tekanna darah setelah diberikan intervensi
(Asmalinda, Novita & Setiawati, 2021).
1. Secara definisi, dapat memberikan
Tahap kerja
pengaruh pada peningkatan manajemen
1. atur posisi pasien pada tempat duduk atau tempat jalan napa dan ventilasi, menjaga
tidur nyaman keselarasan tubuh, serta memberikan
2. redupkan ruangan dan putar musik yang lembut keamanan (Putri, 2018, Maryanani, 2017,
dengan volume pelan & Elisa, 2019).
3. instruksikan pasien menutup mata 2. Agar pasien merasa nyaman,tenang, tidak
4. anjurkan tarik napas dalam hembuskan rileks(3-6x) ada ketegangan saat menjalani teknik
dan katakan rileks (saat mengintruksikan
pertahankan nada suara lembut) progressive muscle relaxation
5. mulai proses kontraksi dan rileksasi otot diringi (Rahmadana,2021;Susilaningsih,2019,
tari- kan nafas dan hembuskan secara perlahan.
A) Wajah, rahang, mulut (kedipkan mata, dan shute,2017).
kerutkan dahi, wajah lalu rileks). 3. Teknik progressive muscle relaxation pada
bagian menutup mata agaruntuk
B) Leher (tarik dagu kea rah leher lalu rileks) melemaskan otot otot wajah (Irmayani,
C) Tangan kanan (genggam kuat kuat lalu rileks) 2018, Melzack, 2018, & Burke, 2019).
4. Teknik napas dalam dalam tubuh mengalir
D) Lengan kanan(kontraksikan lalu rileks) keluar seiring hembuskan napas, dan
ketenangan akan masuk saat menghirup
E) Tangan kiri (genggam lalu rileks). nafas(Setiawati, 2021, Sari 2017, & santi,
2018).
5. Rileksasi untuk mengendurkan ketegangan
yang dialami oleh otot (Kartika, 2019,
Nugraha, 2018, & Laely, 2017).
A) Gerakan ini bertujuan untuk
melemaskan otot otot diwajah seperti
otot dahi, mata, rahang dan mulut
(Setyaningsih, 2018, Desen, 2018, &
Agung, 2017).
B) Gerakan ini bertujuan untuk
merileksasikan otot otot leher bagian
depan maupun belakang (Gulo, 2017,
Alini,2018 & Hernita 2018).
C) Gerakan ini bertujuan otot tangan yang
dilakukan menggengam tangan kanan
kemudian relaksasikan secara perlahan
lahan dan rasakan keadaan rileks
(Mubarak, 2018, Indrawati, 2017 &
Susanto 2019).
D) Gerakan ini bertujuan untuk melatih
otot otot biseps, otot biseps adalah otot
besar yang terdapat dibagian atas
pangkal lengan (Jaworska, 2017,
Geircha, 2017, Arini, 2019).
E) Gerakan ini bertujuan untuk melatih
otot tangan yang dilakukan
menggenggam tangan kiri membuat
suatu kepalan (Aden, 2018, Akbar,
2019 & Putri, 2017).
1. Penilaian hasil dan proses menentukan
seberapa jauh keberhasilan yang dicapai
Tahap Terminasi : sebagai dari tinda- kan dengan tujuan
menentukan kesehatan, untuk menilai
efektifitas, efisiensi, dan produktivitas
dari tindakan keperawatan yang telah
1. Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan diberikan (Wijaya 2017, Rantung 2017, &
2. perawat mengukur skala nyeri VAS dan kecemasan Suparman, 2018)
HARS setelah melakukan teknik Progressive Muscle 2. skala nyeri menggunakan visual analog
Relaxation scale dapat digunakan ketidaknyamanan
3. Tindakan lanjut: anjurkan melalakukan kembali secara verbal, mengevaluasi skala nyeri
prosedur jika mengalami ketegangan setelah tindakan untuk memastikan
4. Kontrak waktu yang akan datang apakah terjadinya penurunan atau
kenaikan skala nyeri sedangkan
5. Melakukan dokumentasi tindakan kecemasan HARS merupakan
pengukuran kecemasan yang didasarkan
munculnya symptom pada individu yang
mengalami cemas. (Hawari, 2017;
Gemilang, 2018; Masriadi, 2016).
3. Apabila mengalami ketegangan maka
melakukan teknik Teknik progressive
muscle relaxation untuk melemaskan otot
otot agar kecemasan dan nyeri teratasi
(Yudiyanta, 2015, Inukirana, 2020, &
Lasut, 2018).
4. Kontrak ini penting dibuat agar terdapat
kesepakatan antara perawat dan pasien
untuk pertemuan berikutnya. Kontrak
yang dibuat termasuk tempat, waktu, dan
tujuan interaksi (Stuart, 2017, Rarung,
2018, & Indah, 2018).
5. Menjaga keselamatan pasien dan catatan
akurat. Dokumentasi yang akurat
memungkinkan untuk meninjau
keberhasilan intervensi dan identifikasi
intervensi lebih lanjut. (Delves & Yates,
2019).