SKRIPSI
Oleh :
NIM. 17089014075
2021
PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP NILAI ARUS PUNCAK
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan
Oleh :
NIM. 17089014075
2021
ii
iii
iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Fisik Terhadap Nilai Arus Puncak Ekspirasi Pada Penderita Asma”, sepenuhnya
karya saya sendiri. Tidak ada bagian dalamnya penjiplakan atau pengutipan
dengan cara tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan.
kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya.
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
NIM : 17089010475
Yang Menyatakan
vi
ABSTRAK
Febrianti, Putu Riska. 2021. Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Nilai Arus Puncak
Ekspirasi Pada Penderita Asma. Skripsi, Program Studi S1 Ilmu Keperawatan,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng. Pembimbing (1) Ns. Ni Made Dwi
Yunica A. S.Kep., M.Kep. Pembimbing (2) Ns. Putu Indah Sintya Dewi
S.Kep.,MSi., M.Kes.
vii
ABSTRACT
Febrianti, Putu Riska. 2021. “The Effect of Physical Exercise on the Peak
Expiratory Flow Rate in Asthma Sufferers”. Final Asigment, S1 Nursing Science
Program, Buleleng Institute of Health Sciences Buleleng. Advisors (1) Ns. Ni
Made Dwi Yunica A. S.Kep., M.Kep. Advisor (2) Ns. Putu Indah Sintya Dewi
S.Kep.,MSi.,M.Kes.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat kuasa dan karunia-Nya penulis dapat
Terhadap Nilai Arus Puncak Ekspirasi Pada Penderita Asma” sebagai salah satu
kepada:
1. Dr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep., MSi, sebagai Ketua STIKes Buleleng dan
perkuliahan.
2. Ns. Ni Made Dwi Yunica Astriani, S.Kep., M.Kep, sebagai Ketua Program
3. Ns. Putu Indah Sintya Dewi, S.Kep., MSi., M.Kes, sebagai Ketua Program
ix
4. Ns. Made Mahaguna Putra, S.Kep., M.Kep selaku penguji utama yang telah
6. Kedua orang tua saya Nyoman Sumadi dan Desak Komang Sri Ekawati serta
adik-adik saya yang selalu mendukung dan memberikan doa yang tulus untuk
8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi ini yang tidak
sempurna. Oleh karena itu, penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik
Penulis
x
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
xi
B. Hasil Review Artikel …………………………………………………… 22
C. Hasil Kritisi Jurnal …………………………………………………… 48
D. Pembahasan ……………………………………………………….. 48
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 51
B. Saran …………………………………………………………… 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR SKEMA
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan suatu penyakit yang tidak dapat
menularkan atau tidak dapat menginfeksi orang lain. Penyakit tidak menular
dapat terjadi karena adanya agent (non living agent) yang secara langsung
mengenai hostnya atau manusia. Agen ini biasanya dapat berupa agen
kimiawi, fisik, mekanik, dan psikis. Adapun suatu agen dapat menimbulkan
pada host. Terdapat juga faktor resiko dari Penyakit Tidak Menular yaitu umur
dan keturunan, selain itu ada juga faktor lain yang sangat mempengaruhi
yaitu gaya hidup tidak sehat seperti merokok, diet berlebih, minum minuman
beralkohol, aktifitas fisik yang berat, serta stres yang berkepanjangan dapat
saat ini yaitu asma. Asma merupakan suatu kondisi dimana seseorang
Gejala asma ialah wheezing (mengi), sulit bernafas, rasa sesak pada dada dan
Menurut data Global Asthma Report pada tahun 2018, empat puluh juta
1
2
penurunan kualitas hidup pada seseorang. Saat ini asma berada diperingkat ke-
16 di Dunia antara penyebab utama hidup dengan disabilitas dan peringkat ke-
Barat sekitar 26 ribu jiwa dan terbanyak adalah di Jawa Barat yang berjumlah
bahwa kejadian asma di Provinsi Bali sebanyak 3,90% dari populasi, dengan
terjadi di Kabupaten Buleleng sebanyak 3,8%, pada usia 75 tahun keatas lebih
rentan terkena asma sebanyak 6,49%, usia kurang dari 1 tahun lebih kecil
terkena asma sebanyak 0,92%. Jenis kelamin perempuan lebih rentan terkena
saluran nafas yang diikuti gangguan aliran udara. Penyempitan saluran nafas
iritan. Kedua, Edema jalan nafas, saat penyakit asma menjadi lebih persisten
dengan inflamasi yang lebih progresi, akan diikuti oleh munculnya faktor lain
saluran nafas, terkait hilangnya fungsi paru dapat dicegah sepenuhnya dengan
terapi yang ada. Sehingga tidak terjadi proses repair yang baik terutama pada
penderita asma berat, adanya gabungan perubahan dalam jalan nafas tersebut
Penyakit asma bisa terjadi dari keluhan ringan, sedang, bahkan sampai
berat, ketika asma terjadi banyak penyebab dan pemicu yang dapat
hewan, serbuk sari (bunga), alergen makanan, asap tembakau dan lain
sebagainya. Polusi udara luar ruangan pasti hampir memiliki dampak global
4
yang besar pada asma untuk anak-anak dan dewasa terutama di China dan
India. Di seluruh dunia pada tahun 2015, 9-23 juta dan 5-10 juta kunjungan
ruang gawat darurat asma tahunan dikaitkan dengan polutan udara luar ozon
dan partikel ukuran sangat kecil, paparan tersebut meningkatkan resiko asma
bahwa hasil sebanyak 60 pasien asma berpartisipasi dalam penelitian ini dan
ditemukan faktor resiko penyebab asma yaitu debu, olahan tanaman, dan juga
asap. Pada manusia, alergen seperti debu rumah tangga yang menempel pada
lantai kamar dan ruang keluarga, perabot rumah, langit – langit rumah, tempat
tidur, jendela kamar tidur yang selalu tertutup, membersihkan debu tidak
terjadinya asma baik pada perokok aktif maupun perokok pasif atau yang
terkena paparan asap rokok, seorang penderita asma bronkial yang merokok
di dalam rumah lalu terhirup oleh perokok pasif memiliki risiko lebih besar
meningkat dan udara masuk ke paru-paru. Pada saat terjadi proses respirasi
volume paru mengecil, akibatnya udara keluar dari paru-paru. Pada pasien
asma saat proses inpirasi terjadi adanya kontraksi yang minimal dari otot
pada saat eskpirasi. APE (Arus Puncak Ekspirasi) adalah kecepatan tertinggi
yang dapat dicapai oleh seseorang selama ekspirasi maksimal dan titik ini
besar (Kartikasari, Jenie, 2018). Hal ini sejalan dengan hasil jurnal (Jaakkola,
Aalto, Hernberg, Kiihamäki, & Jaakkola, 2019) penelitian ini yang dilakukan
dapat membuat terjadinya dypnea dan terbatasnya aktivitas. Maka dari itu
Adiputra, 2017).
Senam yaitu gerakan tubuh terutama lengan dan tungkai untuk meningkatkan
fungsi untuk memperkuat otot pernapasan, menurunkan kadar IgE. IgE adalah
penyakit asma. Tahapan awal senam yaitu menghitung nadi lalu dimulai
dengan gerakan pemanasan dan peregangan (10 menit) latihan inti A dan B
(30 menit), lalu aerobik 1 (15 menit) serta pendinginan (5 menit) kemudian
2018) menunjukkan hasil bahwa setelah diberikan senam asma pada penderita
perubahan mean dari 506,81 ± 91,326 menjadi 510,38 ± 91,302. Hal ini
ekspirasi.
Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul
B. Rumusan Masalah
disebabkan karena debu rumah tangga, asap rokok, infeksi virus atau bahkan
terpapar zat kimia. Penyakit asma bisa terjadi dari keluhan ringan, sedang,
bahkan sampai berat, ketika asma terjadi banyak penyebab dan pemicu yang
dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi pada saat eskpirasi. Pada
membuat terjadinya dypnea dan terbatasnya aktivitas. Maka dari itu perlunya
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka masalah penelitian ini dapat
9
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
penderita Asma.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
Asma.
10
lain dalam meningkatkan nilai arus puncak ekspirasi pada penderita asma.
BAB II
(integrative review) yang mengarah pada analisis kritis terhadap suatu topik
senam Asma terhadap nilai arus puncak ekspirasi. Protokol dan evaluasi dari
Literatur review.
dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan yang dijadikan
dalam penentuan artikel atau jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam
yaitu “Asma” dan “Latihan Fisik” dan “Arus Puncak Ekspirasi”. Metode
Boolean dalam rumusan masalah Literatur review ini adalah (Asthma) AND
tahun terakhir tahun 2016-2020 sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi,
penelitian yang bukan berasal dari penulis harus disebutkan sumbernya, dan
tata cara mengacu sumber pustaka mengikuti kaidah yang telah ditetapkan.
Google Scholar sebanyak 6 artikel, dan Pubmed sebanyak 1 artikel. Jadi total
artikel yang digunakan adalah artikel nasional sebanyak 13 artikel, dan artikel
merupakan data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada atau hasil dari
dan Pubmed yang berkaitan dengan senam asma terhadap nilai arus puncak
Dari beberapa artikel yang telah dicari dari 2 database, dimana kriteria ini
1. Kriteria Inklusi
memenuhi syarat sebagai sampel. Pada metode literatur ini kriteria inklusi
Expiratory Flow”.
2. Kriteria Eksklusi
syarat sebagai sampel pada penelitian. Pada metode literatur ini kriteria
(Delima 6 3 1 3 13
Ritonga,
Ramadhaniyanti,
2018)
(Erik Kusuma, 6 3 1 3 13
2020)
(Widiati & 6 2 1 3 12
Jamaluddin,
2018)
(Saetikho & 6 3 1 2 12
Ambarwati,
2017)
(Keristina Ajul, 6 3 1 3 13
Yakobus
Siswadi, 2020)
(Agista 6 2 1 3 12
Permadani,
Mardiyono,
2019)
(Eka Priya, 6 2 1 3 12
2020)
(Sathya, 6 3 1 2 12
Fathima, &
Paul, 2019)
(Agnihotri, 6 2 1 3 12
Kant, Kumar,
Mishra, &
Mishra, 2016)
(Nur, Amin, 6 2 1 2 11
Sajidin, &
18
Kurniawati,
2020)
(Nuari, 2017) 6 2 1 3 12
(Putriani, 6 2 1 3 12
Ambarwati, &
Muniroh, 2018)
(Teguh 6 2 1 2 11
Kurniawan,
Abdul Ghoni,
Rahmawati,
2018)
(Udayani, Amin, 6 3 1 3 13
2020)
(Kartikasari, 6 3 1 2 12
Jenie, &
Primanda, 2019)
(Made 6 2 1 3 12
Mahaguna
Putra, Sriyono,
2017)
(Budi Antoro, 6 3 0 2 11
2019)
(Tarenaksa 6 3 1 2 12
Suranggana,
Koesbaryanto,
2018)
(Pushpa & 6 3 0 2 11
Sharma, 2018)
19
D. Penilaian Kualitas
untuk mengetahui bias dari hasil penelitian. Adapun jenis tool critical
appraisal yang digunakan dalam design penelitian ini adalah Olsen and
yaitu tipe studi, teknik sampling, detail pengumpulan data dan teknik
Penilaian Skor
Adapun penilaian dari tipe studi dimana sudah ditentukan dengan skor
semakin besar hasil penjumlahan yang di dapat maka semakin bagus jurnal
A. Karakteristik Temuan
penelitian. Jurnal kesehatan ini telah melalui proses seleksi dan hasil
21
22
Metode
Peneliti Judul Tujuan Karakteristik Sampel (Desain, Sampel, Hasil Penelitian
Variabel,
Instrument, Analisa)
1 2 3 4 5 6
(Delima Pengaruh Senam Tujuan dari 1. Penderita asma Desain : Pre Hasil penelitian ini
Ritonga, Asma Terhadap penelitian ini adalah usia produktif eksperiment dengan mengungkapkan bahwa
Ramadhaniyanti, Peningkatan untuk mengetahui 2. Rentang usia (15- desain one group setelah diberikannya senam
2018) Kekuatan Otot pengaruh senam 49 tahun) dan (50- pretest and posttest. asma pada penderita asma
Pernafasan (Arus asma terhadap 64 tahun). Sampel : Sampel usia produktif yaitu adanya
Google Scholar Puncak Ekspirasi) peningkatan dalam penelitian peningkatan kekuatan otot
Pada Penderita Asma kekuatan otot adalah penderita asma pernafasan (arus puncak
Usia Produktif di pernafasan (arus usia produktif di ekspirasi) yang ditunjukkan
Wilayah Kerja puncak ekspirasi) wilayah kerja oleh uji t berpasangan yang
Puskesmas Kampung pada penderita asma Puskesmas Kampung memberikan nilai signifikan
Dalam Pontianak usia produktif di Dalam Pontianak p<0,010, dengan perubahan
Timur wilayah kerja Timur yaitu sebanyak mean dari 506,81 ± 91,326
Puskesmas 16 sampel dengan menjadi 510,38 ± 91,302.
Kampung Dalam teknik total sampling. Kesimpulan :
Pontianak Timur. Variabel : Senam Dari penelitian ini dapat
asma disimpulkan bahwa adanya
23
(Erik Kusuma, Pengaruh Senam Tujuan dari Penderita asma yang di Desain : Penelitian Hasil penelitian ini
2020) Asma Terhadap penelitian ini adalah rawat di Poli asma RSUD pre eksperimen mengungkapkan bahwa
Kemampuan untuk mengetahui Bangil dengan desain setelah dilakukan senam
Google Scholar Pernapasan Penderita pengaruh senam penelitian one group rata-rata kemampuan
Asma di Poli Asma asma terhadap pre – post test. pernapasan (APE) sebelum
RSUD Bangil kemampuan Sampel : Sampel senam 208 liter/menit dan
pernapasan dalam penelitian setelah melakukan senam
penderita Asma di adalah penderita asma meningkat menjadi 304
Poli Asma RSUD yang ada di Poli liter/menit, uji statistik
Bangil. Asma RSUD Bangil, didapatkan nilai p : 0,000
pada bulan Maret - (< α : 0,05) yang artinya
24
(Widiati & Terapi Peregangan Tujuan dari 1. Pasien asma usia Desain : Eksperimen Hasil penelitian ini
Jamaluddin, Otot Pernafasan penelitian ini adalah 20-60 tahun semu (Quasi mengungkapkan bahwa ada
2018) Untuk Kapasitas Vital untuk mengetahui 2. Pasien dengan Eksperiment). perbedaan kapasitas vital
Paru Pasien Asma pengaruh terapi suhu normal Sampel : Sampel paru antara dua kelompok
peregangan otot 3. Frekuensi nafas dalam penelitian rata-rata kapasitas vital paru
pernafasan terhadap 20-24 kali/menit adalah sebanyak 30 sebelum diakukan latihan
Google Scholar kapasitas vital paru sampel dengan teknik nafas adalah 52,67% dan
pasien asma. Purposive Sampling. sesudah laithan menjadi
25
(Saetikho & Perbedaan Arus Tujuan dari 1. Wanita usia 18-25 Desain : Penelitian Hasil dari penelitian ini
Ambarwati, Puncak Ekspirasi penelitian ini adalah tahun quasi eksperimental, menunjukkan bahwa rata-
2017) Sebelum dan Sesudah untuk mengetahui 2. Tidak mengikuti one group pretest rata nilai pre test sebesar
Senam Pilates Pada adanya perbedaan olahraga lain posttest design 351,88 dan rata-rata nilai
Wanita Usia Muda nilai arus puncak 3. Indeks masa tubuh Sampel : Sampel post test dalam penelitian
Google Scholar ekspirasi sebelum normal (18,50- dalam penelitian sebesar 396,25. Uji
dan sesudah senam 24,99 kg/m2) adalah sebanyak 16 hipotesis dengan Wilcoxon
pilates. sampel dengan antara pre dan post
purposive sampling. didapatkan nilai p= 0.0004,
Variabel : Senam karena p<0.05, terdapat
Pilates perbedaan yang bermakna.
26
(Keristina Ajul, Pengaruh Tujuan dari 1. Usia ≥18 tahun Desain : Quasi Hasil penelitian ini
Yakobus Incorporating penelitian ini adalah 2. Penderita asma eksperimental dengan mengungkapkan bahwa uji
Siswadi, 2020) Progressive Muscle untuk mengetahui derajat ringan dan desain pre test and beda paired sample t-test
Relaxation dan adanya pengaruh sedang post test control pada kelompok intervensi
Google Scholar Diaphragm Breathing Incorporating 3. Pasien yang tinggal group. menunjukkan perbedaan
Exercise terhadap Progressive Muscle di Palembang Sampel : Sampel yang signifikan APE
Aliran Puncak Relaxation dan 4. Pasien yang bersedia dalam penelitian sebelum dan sesudah
Ekspirasi Pasien Diaphragm menjadi responden penderita asma intervensi (65,05% vs
sampai selesai derajat ringan dan
Asma Breathing Exercise 81,17%, p=0,00), uji
dengan bukti
terhadap sedang sebanyak 80 independen t-test
menandatangani
peningkatan aliran informed consent responden, 60 orang menunjukkan perbedaan
puncak ekspirasi 5. Tidak mengalami pada kelompok yang signifikan APE
(APE) pasien asma. gangguan intervensi kelompok intervensi
musculoskeletal. incorporating dengan kelompok kontrol
progressive muscle (81,17% vs 65,10%,
relaxation dan p=0,00).
diaphragm breathing Kesimpulan :
exercise dan 20 orang Dari penelitian ini dapat
27
(Agista The Combination of Tujuan dari 1. Pasien yang Desain : Quasi Hasil penelitian ini
Permadani, Alkaline Water penelitian ini adalah bersedia eksperimen dengan menjelaskan bahwa
Mardiyono, Provision and untuk mengetahui menandatangi desain pre-test and terdapat perbedaan nilai
2019) Asthma-Induced kombinasi informed consent post-test with control arus puncak ekspirasi yang
Gymnastics Towards pemberian air alkali oleh pasien sendiri group. signifikan selama 14 hari
Peak Expiratory Flow dan senam asma atau keluarganya Sampel : Sampel pada kelompok intervensi
Rate of Asthma terhadap arus 2. Pasien asma pada dalam penelitian dan kelompok kontrol
Google Scholar Patients at Surabaya puncak ekspirasi klasifikasi adalah pasien asma, (p<0,001). Terdapat
Lung Clinic, pasien asma di intermiten dan yaitu sampel peningkatan rata-rata nilai
Indonesia Klinik Paru persisten, dewasa sebanyak 30 orang arus puncak ekspirasi untuk
28
Surakarta, (> 18 tahun), yang yang terdiri dari setiap pengukuran pada
Indonesia. tidak dalam kelompok intervensi kedua kelompok, namum
kondisi parah. dan kelompok pada penelitian ini
kontrol, dengan menunjukkan bahwa
teknik purposive kelompok intervensi
sampling. memiliki peningkatan yang
Variabel : Alkaline lebih tinggi dibandingkan
Water Provision and dengan kelompok kontrol.
Gymnastics Kombinasi air alkali dan
Instrument : senam yang diinduksi
Menggunakan lembar secara efektif dan signifikan
observasi dan meningkatkan nilai arus
mengukur arus puncak ekspirasi pada hari
puncak ekspirasi ke-8 (p=0,039) dan hari ke -
menggunakan peak 14 (p=0,012).
flow meter. Kesimpulan :
Analisa : Uji Dari penelitian ini dapat
normalitas data disimpulkan bahwa
menggunakan Uji pemberian senam asma
Shapiro-Wilk dan Z- efektif dalam meningkatkan
Score, uji nilai arus puncak ekspirasi
homogenitas sebesar 45% (pada
menggunakan uji one kelompok kontrol)
way ANOVA. Uji sedangkan keefektifan
statistik General meningkat menjadi 65%
Linear Model. bila pasien diberikan
kombinasi air alkali dan
senam asma yang diinduksi
29
(Eka Priya, Effectiveness of The Tujuan penelitian ini 1. Pasien asma di Desain : Quasi Hasil penelitian ini
2020) Active Cycle adalah untuk Puskesmas eksperimen dengan menjelaskan bahwa rata-
Breathing Technique menganalisis Kedungkandang desain pre-post test. rata nilai pre test 290 ± 71,3
on The Peak efektivitas teknik 2. Usia 26-45 tahun Sampel : Sampel dan nilai post test 300 ±
Expiratory Flow Rate pernapasan siklus dalam penelitian 73,8, p grade <0,05 yang
(PEFR) in Asthma aktif terhadap PEFR adalah pasien asma di artinya ada pengaruh yang
Google Scholar Patient pada pasien asma. Puskesmas signifikan antara teknik
Kedungkandang, pernapasan siklus aktif
Kota Malang, terhadap grade PEFR.
Provinsi Jawa Timur, Peningkatan derajat PEFR
Indonesia pada bulan pada penderita asma mulai
Februari-Maret 2018, terlihat pada minggu ketiga
yaitu sebanyak 25 sampai akhir minggu
sampel dengan teknik keempat.
Purposive sampling Kesimpulan :
Variabel : Active Dari penelitian ini dapat
Cycle Breathing disimpulkan bahwa ada
Instrument : pengaruh yang signifikan
Menggunakan alat dari teknik pernapasan
ukur Peak Flow siklus aktif terhadap nilai
Meter. PEFR pada pasien asma,
Analisa : Uji meskipun peningkatannya
Wilcoxon. tidak merata di antara
semua peserta penelitian.
Pengobatan secara terus
menerus dapat
30
(Sathya et al., Impact of Exercising Tujuan dari 1. Kelompok usia 18- Desain : Pre Hasil dari penelitian ini
2019) With Acapella on penelitian ini adalah 25 tahun eksperimen. adalah perbandingan nilai
Peak Expiratory of untuk mengetahui 2. Menderita asma Sampel : Sampel rata-rata Pre Test dan Post
Chronic Asthmatics pengaruh latihan kronis. dalam peneltian Test pada Peak Expiratory
Google Scholar Acapella terhadap adalah pasien asma Flow Meter (PEFR),
PEFR penderita usia remaja 18-25 menunjukkan perbedaan
asma kronis. tahun di Falkutas Mean yang signifikan
Fisioterapi, ACS antara Pre Test (214) dan
Medical College dan Post Test (274) pada
Rumah Sakit yaitu P≤0.000. Peningkatan ini
sebanyak 50 sampel, sangat signifikan pada
dengan teknik penderita asma kronis yang
Purposive Sampling. berolahraga dengan
Variabel : Exercising Acapella.
With Acapella Kesimpulan :
Instrument : Dari penelitian ini dapat
Formulir penilaian disimpulkan bahwa
dan informed consent, Acapella lebih berpengaruh
skrinning PEFR pada penderita asma kronis
31
(Agnihotri et al., The Assessment of Tujuan dari 1. Pasien asma Desain : Quasi Hasil penelitian ini
2016) effects of Yoga On penelitian ini adalah persisten ringan Eksperiment menjelaskan bahwa tidak
Pulmonary Functions untuk menilai atau sedang Sampel : Sampel ada perubahan yang
Google Scholar in Asthmatic Patients: keefektifan yoga 2. Pasien berusia 12- dalam penelitian ditemukan pada variabel
A Randomized pada fungsi paru 60 tahun. adalah sebanyak 276 spirometri pada “kelompok
Controlled Study pada pasien asma. responden kontrol” selama penelitian.
Variabel :Yoga Sebaliknya, “kelompok
Instrument : yoga” mendapat
Spirometri peningkatkan yang lebih
Analisa : Analisis baik secara signifikan
statistic menggunakan dalam variabel spirometrik.
perangkat lunak Kesimpulan :
GraphPad inSat versi Dari penelitian ini dapat
3.05 Inc. disimpulkan bahwa yoga
dapat menjadi terapi dalam
standar pengobatan medis
untuk pengelolaan asma
yang kebih baik.
32
(Nur et al., The Effect of Tujuan dari 1. Pasien usia 17-60 Desain : Quasi Hasil penelitian ini
2020) Combination penelitian ini adalah tahun baik eksperimen dengan menjelaskan bahwa adanya
Pranayama Yoga and untuk menganalisis komunikasi oral desain pretest-posttest perbedaan yang signifikan
Endurance Training kombinasi latihan 2. Penderita asma control group design. tingkat FPEF dan control
Exercise on Peak yoga pranayama dan stabil serta mampu Sampel : Sampel asma sebelum dan sesudah
Expiratory Flow latihan ketahanan duduk dan berdiri dalam penelitian ini 6 minggu intervensi
Google Scholar (PEF) in Adult untuk peningkatan tanpa bantuan adalah pasien asma di kombinasi yoga pranayama
Asthamatic Patients arus puncak orang lain dan alat. Poliklinik Paru RSU dan latihan ketahanan pada
ekspirasi. Universitas Airlangga kelompok intervensi
dan RSUD Haji diperoleh nilai signifikan
Surabaya Jawa Timur, (p<0,05) dengan p = 0,000
yaitu sebanyak 72 dan kontrol asma pada
sampel dengan teknik intervensi kelompok
purposive sampling (p<0,05) dengan p = 0.000
Variabel : hasil penelitian
Pranayama Yoga and menunjukkan bahwa
Endurance Training dengan berlatih yoga
Exercise pranayama dan latihan
Instrument : Latihan ketahanan dapat
yoga pranayama dan meningkatkan FPEF dan
latihan ketahanan pengendalian asma.
dengan menggunakan Kesimpulan :
lembar informed Dari penelitian ini dapat
consent, Standard disimpulkan bahwa Yoga
Operating Procedures pranayama dan latihan
(SPO), instruktur, ketahanan dapat digunakan
modul pelatihan dan sebagai terapi pelengkap
lembar karakteristik dalam mendukung terapi
33
(Lin et al., 2017) Tai-Chi-Chuan Tujuan penelitian ini Anak penderita asma Desain : Clinical Hasil penelitian
Exercise Improves adalah untuk ringan tanpa minum Trial menjelaskan bahwa TCC
Pulmonary Function mengetahui pengontrol obat. Sampel : Sampel dapat meningkatkan fungsi
and Decreases peningkatan fungsi dalam penelitian paru dan mengurangi
Pubmed Exhaled Nitric Oxide paru-paru, sebanyak 38 siswa, peradangan saluran napas
Level in Both peradangan saluran terdiri dari 20 anak pada anak-anak dengan
Asthmatic and napas, dan kualitas penderita asma dan 18 asma ringan dan mereka
Nonasthmatic hidup anak-anak anak non- penderita yang tidak memiliki asma.
Children and penderita asma asma dengan Ini juga meningkatkan
Improves quality of setelah TCC. purposive sampling. kualitas hidup pada anak-
Life in Children with Variabel : Tai-Chi- anak penderita asma ringan.
Asthma Chuan Exercise Kesimpulan :
Instrument : Dari penelitian ini dapat
Menggunakan disimpulkan bahwa TCC
kuisioner dinilai dari sebagai bentuk latihan
Pediatric Asthma alternatif bermanfaat bagi
Quality of Life anak-anak penderita asma.
Question naire
(PAQLQ), spirometer
Micro Medical Super
Spiro.
34
Analisa : Analisis
statistik, uji Kruskal-
Wallis atau uji Mann-
Whitney. Wilcoxon
matched pairs signed-
rank test.
(Nuari, 2017) Peningkatan Nilai Tujuan penelitian ini 1. Pasien Asma Desain : Pre Hasil penelitian
Peak Expiratory Flow adalah untuk Bronchiale yang Eksperimen dengan mengungkapkan bahwa
Rate (PEFR) Pada mengetahui bersedia menjadi rancangan One Group sebagian besar responden
Pasien Asma efektifitas metode responden dan Pre-Post Test. (90%) mengalami
Bronkiale Dengan pranayama berusia 18-70 Sampel : Sampel peningkatan nilai PEFR
Metode Pranayama breathing terhadap tahun dalam penelitian setelah melakukan
Google Scholar nilai Peak 2. Pasien tidak adalah pasien Asma intervensi pranayama
Expiratory Flow mengalami status Bronchiale di wilayah breathing. Dari hasil
Rate (PEFR). asmatikus Puskesmas Bendo analisa uji Paired T Test
3. Pasien Asma Kendiri, yaitu pada nilai PEFR didapatkan
Bronchiale yang sebanyak 10 orang p = 0,001 dan pada
tidak tergantung dengan teknik frekuensi kekambuhan
obat bronkodilator. Purposive Sampling. asma didapatkan p = 0,003.
Variabel : Kesimpulan :
Pranayama Dari penelitian ini dapat
Instrument : disimpulkan bahwa ada
Mengukur nilai PEFR pengaruh pranayama
menggunakan alat breathing dengan nilai
Flow meter dan PEFR dan frekuensi
frekuensi kekambuhan Asma
kekambuhan pada Bronchiale. Ada pengaruh
35
(Putriani et al., Perbedaan Nilai Arus Tujuan dari 1. Mahasiswa Desain : Hasil penelitian ini
2018) Puncak Ekspirasi penelitian ini untuk Program Studi Eksperimental dengan menjelaskan bahwa
Sebelum dan Sesudah mengetahui adanya Kedokteran rancangan terdapat peningkatan APE
Latihan Skipping Pada perbedaan nilai APE Universitas comparison group yang bermakna (p=0.000)
Google Scholar Dewasa Muda sebelum dan sesudah Diponegoroyang pre-test dan post-test setelah melakukan latihan
latihan skipping berusia 18-22 design. skipping dan perbedaan
pada dewasa muda. tahun Sampel : Sampel APE yang bermakna jika
2. Tidak terdapat dalam penelitian dibandingkan dengan
kelainan adalah pasien asma kelompok kontrol
neuromuskuloskel dengan jumlah (p=0.000). Peningkatan
etal. sampel 20 responden APE kelompok perlakuaan
3. Mampu yang terbagi menjadi pada laki-laki lebih besar
melakukan 2 kelompok dengan dibandingkan dengan
olahraga skipping. teknik purposive perempuan (p=0.538)
sampling. Kesimpulan :
Variabel : Latihan Dari penelitian ini dapat
Skipping disimpulkan bahwa latihan
36
(Teguh Pengaruh Senam Tujuan penelitian ini Pasien asma di Balai Desain : Pre- Hasil penelitian ini
Kurniawan, Asma Indonesia untuk mengetahui Besar Kesehatan Paru Experiment dengan menjelaskan bahwa nilai
Abdul Ghoni, Terhadap Kontrol pengaruh SAI Masyarakat (BBKPM) desain pre test and rata-rata nilai ACT pre test
Rahmawati, Asma Pasca Penderita terhadap kontrol Surakarta. post test design 18,34 dengan standar
2018) Asma di Balai Besar asma pada pasien without control. deviasi 4,527 dan rata-rata
Kesehatan Paru asma. Sampel : Sampel nilai ACT post test 20,56
Masyarakat dalam penelitian dengan standar deviasi
(BBKPM) Surakarta adalah pasien asma di 3,671.
Google Scholar BBKPM Surakarta Kesimpulan :
yaitu sebanyak 32 Dari penelitian ini dapat
sampel dengan teknik disimpulkan bahwa setalah
purposive sampling. dilakukan analisis Wilcoxon
Variabel : Senam signed test didapatkan nilai
asma p=0,000 (p<0,05) terdapat
Instrument : Lembar pengaruh SAI terhadap
observasi kontrol asma pada pasien
menggunakan asma di BBKPM Surakarta.
kuosioner Asthma
Control Test (ACT).
Analisa :
37
Menggunakan analisis
wilcoxon signed test.
(Udayani, Amin, Pengaruh Kombinasi Tujuan penelitian ini 1. Pasien asma yang Desain : Quasi Hasil penelitian ini
2020) Teknik Pernapasan untuk menganalisis berusia 18-60 eksperimental dengan menjelaskan bahwa adanya
Butekyo dan Latihan pengaruh kombinasi tahun. desain pretest-posttest perbedaan yang signifikan
Berjalan Terhadap teknik pernapasan 2. Asma stabil control group design. nilai kontrol asma antara
Kontrol Asma Pada Butekyo dan latihan 3. Fungsi Sampel : Sampel sebelum dan sesudah 4
Pasien Asma Dewasa berjalan terhadap pendengaran dan dalam penelitian minggu dan 8 minggu
kontrol asma. penglihatan baik adalah pasien asma intervensi pada kelompok
Google Scholar 4. Mempunyai fisik yang berusia 18-60 perlakuaan dengan
dan mental yang tahun, yaitu sebanyak didapatkan nilai p=0.000
sehat 76 sampel dengan (p<0,05).
5. Pasien belum teknik simple random Kesimpulan :
pernah mengikuti sampling. Dari penelitian ini dapat
latihan napas dan Variabel : disimpulkan bahwa
atau latihan fisik. Pernapasan Butekyo kombinasi teknik
dan Latihan Berjalan pernapasan Buktekyo dan
Instrument : latihan berjalan
Menggunakan Asthma meningkatkan kontrol asma
Control Test (ACT). melalui mekanisme
Analisa : pernapasan CO2 dan
Menggunakan SPSS produksi nitric oxide yang
22 dengan GLM-RM berefek bronkodilatasi dan
(General Linear melalui penurunan mediator
Model-Repeated inflamasi sehingga dapat
Measure) ANOVA. menurunkan gejala asma.
(Kartikasari et Latihan Pernapasan Tujuan penelitian ini 1. Penderita asma Desain : True Hasil penelitian ini
38
al., 2019) Diafragma adalah untuk derajat ringan dan eksperiment dengan menjelaskan bahwa adanya
Meningkatkan Arus menguji pengaruh sedang desain pretest-posttest perbedaan yang signifikan
Puncak Ekspirasi latihan pernapasan 2. Sedang menjalani with control group. rerata selisih APE
(APE) dan diafragma terhadap terapi obat asma Sampel : Sampel kelompok intervensi (mean
Menurunkan peningkatan Arus 3. Indeks Masa dalam penelitian 126,43 ± 22,05 L/menit)
Google Scholar Frekuensi Puncak Ekspirasi Tubuh (IMT) 18– adalah pasien asma dan kelompok kontrol
Kekambuhan Pasien (APE) dan 24 rawat jalan di Rumah (mean 52,14 ± 56,45
Asma penurunan frekuensi 4. Tidak merokok Sakit Yogyakarta, L/menit) dengan p 0,001,
kekambuhan pasien 5. Belum pernah yaitu sebanyak 28 serta terdapat perbedaan
asma. melakukan latihan sampe dengan teknik yang signifikan rerata
pernapasan selama random sampling. selisih frekuensi
2 bulan terakhir Variabel : kekambuhan kelompok
6. Tidak sedang Pernapasan intervensi (mean 1,29 ±
dalam serangan Diafragma 0,61) dan kelompok kontrol
asma. Instrument : (mean 0,79 ± 0,57) dengan
Pengukuran APE nilai p 0.038.. Latihan
menggunakan peak pernapasan diafragma
flow meter dan menjadi pertimbangan
frekuensi dalam penatalaksanaan
kekambuhan dicatat pasien asma.
dengan lembar Kesimpulan :
catatan observasi. Dari penelitian ini dapat
Analisa : Analisis disimpulkan bahwa terdapat
bivariat dengan peningkatan APE lebih
Paired T-test, Mann tinggi pada kelompok
Whitney. pasien asma ringan-sedang
yang mendapatkan latihan
pernapasan diafragma
39
dibandingkan dengan
kelompok asma ringan-
sedang yang tidak
mendapatkan latihan
pernapasan diafragma.
Selain itu, terdapat
penurunan frekuensi
kekambuhan lebih tinggi
pada kelompok pasien asma
ringan-sedang yang
mendapatkan latihan
pernapasan diafragma
dibandingkan dengan
kelompok pasien asma
ringan-sedang yang tidak
mendapatkan latihan
pernapasan diafragma.
(Made Yoga Pranayama Tujuan penelitian ini 1. Penderita asma Desain : Quasi Hasil penelitian ini
Mahaguna Increases Peak untuk mengetahui derajat sedang eksperimental dnegan menjelaskan bahwa
Putra, Sriyono, Expiratory Flow pengaruh Yoga sampai berat desain two group pre- terdapat perbedaan PEF
2017) (PEF) in Patient with Pranayama terhadap 2. Usia 20-45 tahun. post test design. yang signifikan (p = 0,00),
Asthma peningkatan fungsi Sampel : Sampel tetapi tidak ada pengaruh
paru penderita asma dalam penelitian yang signifikan terhadap
Google Scholar di Puskesmas IV adalah pasien asma di nilai SaO2 (p = 0,10). Yoga
Denpasar Selatan. Puskesmas IV Pranayama dapat
Denpasar Selatan, meningkatkan volume tidal
dengan jumlah dan nilai PEF meningkat.
40
(Budi Antoro, Pengaruh Senam Penelitian ini Pasien asma di Rumah Desain : Quasi Hasil penelitian ini
2019) Asma Terstruktur bertujuan untuk Sakit Umum Abdul eksperimental dengan menjelaskan bahwa ada
Terhadap Jarak mengidentifikasi Moeloek desain pretest-postest perbedaan bermakna antara
Relapse pengaruh senam with control group jarak kekambuhan (relapse)
(Kekambuhan) Pasien asma terstruktur design. sebelum dan sesudah pada
Google Scholar Asma terhadap jarak Sampel : Sampel kelompok intervensi
kekambuhan pada dalam penelitian (p=0.023); tidak ada
41
(Tarenaksa Pengaruh Senam Tujuan penelitian ini 1. Pasien asma Desain : Quasi Hasil penelitian ini
Suranggana, Asma Bronkhial untuk menganalisis 2. Rentang usia 31- eksperimen dengan menjelaskan bahwa
Koesbaryanto, Terhadap Frekuensi pengaruh senam 40 tahun. control group design. karakteristik responden
2018) Kekambuhan Pasien asma bronkhial Sampel : Sampel berdasarkan kategori usia,
Asma Bronkhial Di terhadap frekuensi dalam penelitian jenis kelamin, dan
42
Puskesmas Penujak kekambuhan pasien adalah pasien asma pendidikan secara berturut-
Lombok Tengah Nusa asma bronkhial Di bronkhial yaitu turut dari kategori usia 20-
Tenggara Barat Puskesmas Penujak sebanyak 55 sampel 50 tahun, usia 31-40
Google scholar Lombok Tengah, dengan teknik total merupakan kelompok usia
Nusa Tenggara sampling. terbanyak dengan nilai
Barat Tahun 2018. Variabel : Senam 45,5%; pada kategori jenis
asma kelamin, perempuan
Instrument : Dengan mendominasi laki-laki
cara time series pada dengan nilai 81,8%;
kelompok intervensi sedangkan karakteristik
dan kelompok pendidikan, SMA lebih
kontrol. banyak dibandingkan
Analisa : Analisis dengan sekolah dasar,
bivariat dengan Uji sekolah menengah pertama
Wilcoxon dan Uji dan sarjana dengan nilai
Mann Whitney. sebesar 34,5%. Berdasarkan
analisis data bahwa nilai
frekuensi kekambuhan pada
kelompok intervensi adalah
2,75 ± 0,70 dan setelah
intervensi adalah 1,21 ±
0,42.
Kesimpulan :
Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa pasien
asma yang melakukan
latihan senam asma terdapat
penurunan frekuensi
43
(Pushpa & Yoga as a Tujuan penelitian ini 1. Pasien asma Desain : Quasi Hasil penelitian ini
Sharma, 2018) complementary adalah untuk bronkial ringan - eksperiment menjelaskan bahwa Grup A
therapy improves mengetahui sedang Sampel : Sampel menunjukkan peningkatan
pulmonary functions efektivitas yoga 2. Berusia 18-50 dalam penelitian progresif dalam FEV1,
in patients of terhadap fungsi paru tahun dengan adalah pasien asma FVC, FEV1/FVC, PEFR,
bronchial asthma : A sehingga dapat diagnosis yang bronkial ringan- FEF25-75 dan sGAW
Google Scholar randomized mengurangi beban ditetapkan sedang sebanyak 60 (P,0,001) dan penurunan
controlled trial penyakit pada setidaknya selama sampel, dengan teknik yang signifikan pada RAW
penderita asma 6 bulan. random sampling. setelah 4 dan 8 minggu
bronkial. Variabel : Yoga pelatihan yoga. Grup B
Instrument : MEC tidak menunjukkan
PFT dan perubahan yang signifikan
plethysmograph pada FEV1, FVC,
Analisa : Deskriptif FEV1/FVC, PEFR, FEF25-75,
statistik. RAW, dan sGAW setelah 4
minggu dan 8 minggu.
Kesimpulan :
Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa yoga
dapat digunakan sebagai
terapi tambahan karena
secara signifikan
meningkatkan fungsi paru-
44
Pada studi ini menggunakan metode Pre Eksperiment, Quasi Eksperiment dan
orang dewasa, remaja, dan anak-anak yang menderita asma. Pada penderita asma
D. Pembahasan
ekspirasi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan otot dan fungsi
paru salah satunya yaitu usia, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan.
pernafasan (arus puncak ekspirasi) yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
49
usia, jenis kelamin dan berat badan. Sejalan dengan penelitian (Keristina Ajul,
Palembang, sebagian besar asma terjadi pada masa dewasa awal 18-40 tahun.
Pada masa dewasa awal terjadi perubahan struktur pernafasan dan kekuatan otot.
Fungsi paru akan menurun sesuai bertambahnya usia. Hal ini disebabkan oleh
kapasitas paru. Penyakit asma banyak diderita oleh jenis kelamin perempuan
untuk memiliki penyakit asma dibandingkan laki-laki. Hal ini dikarenakan fungsi
paru-paru laki-laki lebih tinggi 20%-25%, ukuran anatomi paru laki-laki lebih
penelitian ini menjelaskan bahwa berat badan dan tinggi badan berpengaruh
terhadap kekuatan otot pernafasan dan fungsi paru, seseorang yang mempunyai
badan yang tinggi besar maka akan mempunyai fungsi ventilasi paru yang lebih
tinggi dibandingkan orang yang bertubuh kecil. Fungsi inspirasi dan ekspirasi
dipengaruhi oleh tinggi badan dan berat badan karena kemampuan dada untuk
mengembang akan berbeda pada setiap tinggi badan dan berat badan setiap
individu.
aktivitas fisik atau olahraga ringan untuk meningkatkan kekuatan otot (arus
puncak ekspirasi). Menurut penelitian (Erik Kusuma, 2020) dalam penelitian ini
50
dijelaskan bahwa senam asma yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan
nilai APE, dalam penelitian tersebut ditunjukkan bahwa terdapat pengaruh senam
nilai arus puncak ekspirasi sebelum dan sesudah dilakukan senam pilates. Selain
dilakukan senam asma dapat pula dilakukan senam pilates. Berbeda dengan
Dimana latihan ini dapat meningkatkan kapasitas paru-paru yang akan membantu
Pengaturan pernafasan pada latihan ini juga meningkatkan asupan oksigen dan
tercukupi karena tanpa asupan oksigen yang cukup maka jaringan dan organ tubuh
2018) dalam penelitian ini dijelaskan bahwa seseorang yang rutin dan teratur
yang akan membuat kesiapan tubuh dalam melakukan aktivitas fisik yang
kapasitas fungsi paru orang yang terlatih lebih besar dari orang yang tidak terlatih.
51
yang dapat dipengaruhi oleh Latihan Fisik terhadap Arus Puncak Ekspirasi pada
untuk dapat diterapkan oleh penderita asma secara rutin dan teratur. Hal ini
Semakin lama diberikan latihan senam maka akan semakin besar juga adanya
peningkatan fungsi paru pada penderita asma. Intervensi ini sangat baik dilakukan
karena dapat menjadi alternatif pada peningkatan nilai arus puncak ekspirasi bagi
penderita asma yang mudah dan terjangkau serta aman untuk diaplikasikan.
BAB IV
A. Kesimpulan
saluran napas dan menjadikan diameter bronkus menjadi lebih sempit. Dengan
adanya latihan fisik sebagai olahraga ringan untuk membuat ketegangan pada
keparahan dan mengontrol asma, salah satunya yang dapat diterapkan adalah
latihan fisik, dimana latihan ini sangat efektif dilakukan dimana saja,
pengawasan khusus.
53
54
B. Saran
Dari hasil review artikel ini diharapkan, sebagai praktisi kesehatan dapat
management asma. Tetapi hal ini dapat dijadikan pertimbangan untuk penulisan
karya ilmiah dan penelitian selanjutnya untuk mengembangkan latihan fisik dalam
Bulan / Tahun
Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Mei Juni Agustus
No
Penyusunan Skripsi 2020 2020 2020 2021 2021 2021 2021 2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Identifikasi masalah
2 Penyusunan proposal
3 Seminar proposal
4 Revisi proposal
Pencarian Jurnal Dan
5
Skrinning
Penyusunan Literatur
6
Review
Seminar hasil
7
Literatur Review
Revisi Literatur
8
Review
Penyerahan laporan
9
akhir
10 Publikasi
Lampiran 2 : Pernyataan Keaslian Tulisan
NIM : 17089014075
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau
pemikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran sendiri. Apabila
dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah jiplakan, maka
2. Perlengkapan lain
a. Stofmap 3 Buah 6000 6.000
b. Klip kertas 3 Buah 3.000 9.000
c. Pulpen 1 Buah 1.000 2.000
Total 2.817.000