IIN UMAROH
0432950117023
IIN UMAROH
0432950117023
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Literatur Review ini telah disetujui dan siap diujikan di hadapan sidang penguji
Pembimbing 1
Pembimbing 2
(Ns.Muftadi.,SKM.,S.Kep,.M.Kes)
ii
LEMBAR PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Penguji : Ns. Puji Astuti, M.Kep, Sp.Kep.MB (…….………...)
Pembimbing I : Ns. Asih Mirnaningtyas, M.Kep (.…..................)
Pembimbing II :Ns.Muftadi.,SKM.,S.Kep,.M.Kes (……….……...)
Ditetapkan di : Bekasi
Tanggal : 1 Juli 2020
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 0432950117023
Tanda Tangan :
iv
LEMBAR PERYATAAN BEBAS PLAGIAT
NIM : 0432950117023
Dengan ini menyatakan bahwa Hasil Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Literatur
Review : Relaksasi Otot Progresif Pada Remaja Yang Mengalami Nyeri
Dengan Dismenore” benar bebas dari plagiat.
Adapun bagian-bagian tertentu dari Karya Tulis Ilmiah yang dikutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan Karya Tulis ilmiah. Apabila pernyataan ini
terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku.
Demikian surat peryataan ini saya buat untuk di pergunakan sebagai mestinnya.
Penulis
(Iin Umaroh)
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
(Hasil Karya Perorangan)
Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh, saya yang
bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Iin Umaroh
NIM : 0432950117023
Program Studi : Keperawatan D-3
Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah
(Iin Umaroh)
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah , puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul : “LITERATUR REVIEW : RELAKSASI OTOT PROGRESIF
PADA REMAJA YANG MENGALAMI NYERI DENGAN DISMENORE”
Penyusunan ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Ahli Madya Keperawatan pada jurusan keperawatan Prodi Keperawatan D-3
STIKES Bani Saleh.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak
lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak yang di berikan kepada
penulis.oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
3. Dr.Ir. Mursyid Ma’sum, M.AGr selaku Ketua STIKes Bani Saleh Bekasi.
4. Ibu Ns. Puji Astuti, M.Kep Sp.Kep.MB sebagai penguji sekaligus ketua
jurusan keperawatan
5. Ibu Eva Farhah, S.Ip dan Bapak Wawan selaku Ka. Sie dan Staf di
Perpustakaan STIKes Bani Saleh Bekasi yang selalu memberikan sumber-
sumber terbaru dan motivasi kepada penulis.
6. Ibu, Bapak, aa ku yang tak henti-hentinya selalu menyebut nama penulis setiap
do’a, selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dan yang
selalu memberikan dukungan moral dan materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan jenjang D-3 ini.
vii
7. Seluruh dosen dan staf STIKes Bani Saleh Bekasi yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapatkekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi kita
semua, khususnya bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya
(Iin umaroh)
viii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D-3
Karya Tulis Ilmiah, 1 Juli 2020
Iin Umaroh
ABSTRAK
ix
HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCES
MAJORING IN NURSING
NURSING STUDY PROGRAM DIPLOMA 3
Rich Scientific, July 1th, 2020
Iin Umaroh
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL COVER
HALAMAN JUDUL LEMBAR KEDUA.....................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................iii
PERNYATAAN ORISINALITAS................................................................iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.............................................................v
PERNYATAAN KESEDIAAN PUBLIKASI...............................................vi
KATA PENGANTAR....................................................................................viii
ABSTRAK.......................................................................................................ix
ABSTRAC.......................................................................................................x
DAFTAR ISI...................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................4
1.4.1 Manfaat Bagi Keperawatan.......................................................4
1.4.2 Manfaat Bagi Instansi...............................................................4
1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat.........................................................4
xi
2.2.3. Penyebab Dismenore................................................................9
2.2.4. Manifestasi klinik.....................................................................10
2.2.5. Faktor Resiko Dismenore.........................................................10
2.2.6. Pencegahan Dismenore.............................................................10
2.3. Konsep Relaksasi Otot Progresif.................................................10
2.3.1. Definisi Relaksasi.....................................................................10
2.3.2. Tujuan Relaksasi Otot Progresif...............................................11
2.3.3. Indikasi Relaksasi Otot Progresif.............................................11
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
insidensi terjadinya dismenore pada wanita muda antara 16,8 –81%. Di
Amerika Serikat, dismenore diakui sebagai penyebab paling sering
ketidakhadiran di sekolah yang dialami remaja putri. Selain itu, juga
dilakukan survey pada 113 wanita Amerika Serikat dan dinyatakan prevalensi
sebanyak 29-44%, paling banyak pada usia 18-45 tahun (Sulistyorinin, 2017).
2
Metode penerapan relaksasi otot progresif ini dapat di gunakan untuk
mengurangi tingkat nyeri pada remaja yang mengalami dismenore, karena
dapat menimbulkan sensasi otot, untuk menimbulkan sensasi otot, remaja
diajarkan untuk mengisolasi dan mengontraksikan otot atau kelompok otot
tertentu secara bergantian (McCallie,Blum, & Hood 2014 )
3
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Bagi keperawatan
Hasil literature riview ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
ilmu pengetahuan bagi ilmu keperawatan yang diterapkan dikalangan
institusi keperawatan dan memberikan pengembangan keilmuan bagi
penulis untuk mengembangkan teknik relaksasi otot progresif pada
klien remaja yang mengalami nyeri dengan dismenore
1.4.2 Manfaat Bagi instansi
Hasil literature riview ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
masukan kepada keluarga yang sedang mengalami dismenorea dengan
mengembangkan tekhnik relaksasi otot progresif pada klien remaja
yang mengalami nyeri dengan dismenore
1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat
Hasil literature riview ini diharapkan dapat memberikan tambahan
wawasan keilmuan bagi masyarakat untuk mengembangkan
penerapan relaksasi otot progresif pada klien remaja yang mengalami
nyeri dengan dismenore
4
BAB 2
TINJAUAN TEORI
5
b. lalu darah yang keluar sekitar 10 ml sampai 80 ml
c. Pada fase menstruasi ini mungkin mengalami kram atau nyeri pada
perut. Kram atau nyeri ini disebabkan oleh kontraksi rahim dan otot-
otot perut untuk mengeluarkan lapisan dinding rahim yang luruh.
2.1.2.2 Fase folikuler (hari 13)
Fase ini disebut fase folikuler karena kelenjar pituitari (hipofisis) di otak
melepaskan hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH),
yang merangsang pematangan folikel dalam ovarium.Fase ini juga dimulai
dari hari pertama menstruasi, tetapi berlangsung sampai hari ke-13 dari
siklus menstruasi.Pada fase ini:
a. Kelenjar pituitari mengeluarkan hormon yang menstimulasi sel telur
di ovarium untuk tumbuh.
b. Salah satu sel telur mulai matang dalam bentuk seperti kantung yang
disebut folikel. Dibutuhkan 13 hari bagi sel telur untuk dapat matang
c. Ketika sel telur telah matang, folikel mengeluarkan hormon yang
merangsang rahim untuk membentuk lapisan pembuluh darah dan
jaringan lunak yang disebut endometrium
2.1.2.3 Fase Ovulasi (hari 14)
Pada hari ke-14 dari siklus, kelenjar pituitari mengeluarkan hormon yang
merangsang ovarium untuk melepaskan sel telur yang telah matang. Sel
telur yang telah dilepaskan ini bergerak di sepanjang tuba fallopi dan
ditangkap oleh fimbria.Fimbria berbentuk seperti jari-jari yang terletak di
ujung tuba falopi dekat dengan ovarium. Pada fase ini, seorang perempuan
dikatakan dalam masa suburnya sehingga sel telur siap dibuahi
2.1.2.4 Fase Luteal
Disebut fase luteal karena pada fase menstruasi ini terbentuk korpus
luteum pada ovarium yang merupakan bekas folikel setelah ditinggal sel
telur.Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron.Fase ini
merupakan fase menstruasi yang terakhir.Fase luteal dimulai pada hari ke-
15 dan berlangsung sampai akhir siklus menstruasi. Pada fase ini:
a. Sel telur yang dilepaskan selama fase ovulasi tetap berada di tuba
fallopi selama 24 jam
6
b. Jika sel sperma tidak membuahi sel telur dalam waktu itu, sel telur
akan diserap kembali oleh tubuh
c. Endometrium menjadi tebal serta dilengkapi banyak pembuluh darah.
Jika tidak ada kehamilan, korpus luteum akan berdegenerasi sehingga
hormon progesteron dan estrogen akan menurun pada akhir siklus. Hal
inimenyebabkan dimulainya kembali fase siklus menstruasi
berikutnya.
7
2.1.3.2 Menurut Siklus atau Durasi Perdarahan
a. Polimenorea
Siklus menstruasi tidak normal, lebih pendek dari biasanya atau kurang
dari 21 hari. Wanita dengan polimenorea akan mengalami menstruasi
hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola teratur dan
jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
b. Oligomenorea
Siklus menstruasi lebih panjang atau lebih dari 35 hari dengan jumlah
perdarahan tetap sama. Perempuan yang mengalami oligomenorea akan
mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya.
c. Amenorea
Amenorea adalah keadaan tidak ada menstruasi untuk sedikitnya 3
bulan berturut-turut.Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum
pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause.
Amenorea terdiri dari:
1. Amenorea primer
Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadi menstruasi pada
wanita usia 16 tahun.
2. Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3
siklus.
Dismenore atau nyeri pada saat haid merupakan salah satu keluhan
ginekologi yang paling umum pada perempuan, dismenore terjadi 1-2 hari
8
pada saat menstruasi berlangsung (Potter dan perry, 2010) istilah dismenore
di gunakan jika nyeri pada saat haid demikian hebatnya sehingga remaja
yang mengalami haid memaksakan dirinya untuk istirhat dan meninggalkan
pekerjaan atau aktifitas rutinnya sehari hari selama beberapa jam dan
beberapa hari.
9
Endometriosis,pelvic inflammatory disease dan pelvic adhiesion
10
2.4.2.3 Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar
dan tidak fokus perhatian kepada klien seperti relaks
2.4.2.4 Meningkatkan rasa kebugaran dan konsentrasi
2.4.2.5 Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress
2.4.2.6 Mengatasi insomnia, depresi kelelahan, iritabilitas, spasme otot,
fobia ringan dan gagap ringan.
2.4.2.7 Membangun emosi positif dari emosi negative
11
hipnoterapi
terhadap
disminore
primer pada
remaja
12
BAB 3
METODE PENULISAN
2. Strategi pencarian
a. Menggunakan PICO untuk formula strategi pencarian
Pencarian literature dilakukan dengan mencari publikasi jurnal dari
literatur pendidikan kesehatan, pencarian dilakukan menggunakan
database: google scholar. Pencarian literature menggunakan PICO
dengan keyword :
13
Population : Remaja
Intervention : Relaksasi otot progresif
Comparison : -
Outcome : Dismenore
Dari hasil pencarian di database, ditemukan artikel 117 yang relevan
sesuai keyword, terdiri dari google Schoolar (117 artikel).
b. Membaca Judul
Setelah menemukan jurnal, kemudian membaca arah/tujuan untuk
mendapatkan jurnal yang sesuai dengan keyword, dan dipilih jurnal/
artikel yang di publikasi 10 tahun terakhir. akhirnya ditemukan artikel
dari (google scholar) 4.
Identifikasi Abstrak
10Tahun
terakhir
14
3.2 Analisa Literature Riview
Analisa Jurnal
No
Jurnal biography Population Intervention Comperator Outcome
1.
Efektifitas relaksasi otot Populasi dalam Intervensi Dalam penelitian Hasil penelitian ini
progresif terhadap penurunan
penelitian ini keperawatan yang ini tanpa menunjukan bahwa
intensitas nyeri dismenore pada
remaja putri terdiri dari 35 diberikan yaitu kelompok kontrol Nilai Intensitas nyeri
remaja putri, remaja yang diberikan sebelum
Author : dengan kriteria terapi relaksasi otot dilakukan intervensi
Chandra Sulistyorini, Siti
inklusi untuk progresif dengan 15 adalah 5.00 dan nilai
Mukaromah, Femi Tari
Pongsibidang (2019) pemilihan subyek gerakan dan diberikan intensitas nyeri
adalah remaja 1 kali dengan durasi sesudah dilakukan
yang mengalami waktu 10 menit, intervensi adalah
nyeri dengan peneliti terlebih 3.00. analisis secara
dismenore dan dahulu melakukan statistic terlihat
memiliki nyeri penilaian nyeri adanya perbandingan
ringan hingga dengan lembar skala nyeri sebelum
15
sedang (perangkat observasi nyeri dan dan sesudah
nyeri 4-6) setelah 5 menit dilakukan intervensi.
sesudah intervensi jadi dapat
peneliti kembali lagi disimpulkan bahwa
melakukan relaksasi otot
pengukuran nyeri progresif efektif
dengan menggunakan dalam mengurangi
lembar observasi intensitas nyeri
NRS. semua subyek dismenore.
dibuat untuk
mengikuti gerakan
yang sama, sebelum
dilakukan relaksasi
otot progresif
16
Dwi Kustriyanti, Boediarsih 160 mahasiswi relaksasi otot kategori remaja, ras
(2017)
(77,3%) yang progresif dengan jawa, dan berjenis
sebelumnya telah mengukur intensitas kelamin perempuan
diberikan rasa nyeri dapat disimpulkan
informed consent. menggunakan skala bahwa relaksasi otot
Mahasiswi yang nyeri NRS, tekanan progresif dan relakasi
memenuhi kriteria darah, nadi, nafas dalam dapat
inklusi dan pernafasan dan diukur mengurangi intensitas
eksklusi diminta 15 menit sebelum rasa sakit.
mengisi daily diberikan pengobatan Berdasarkan hasil
record symptom dan kembali lagi analisis Mann
hari diberikan diukur pada 15 menit Whitney
hingga datangnya setelah mendapatakan menunjukkan bahwa
menstruasi perawatan selama terapi relaksasi otot
selanjutnya nyeri haid. lebih efektif
sebanyak 95 dibandingkan
siswi. dibagi relaksasi napas dalam
menjadi control untuk menurunkan
grup dan (n = 30) nyeri (pvalue=0,002)
17
dan grup dengan mean rank
eksperimen (n = relaksasi otot dan
30) dengan napas dalam sebesar
kriteria inklusi 36,87 dan 24,13.
adalah dismenore
primer, memiliki
siklus menstruasi
teratur (21-35
hari), berusia 17-
21 tahun,
kesediaan untuk
berpartisipasi,
mengalami nyeri
haid skala ringan
hingga sedang.
3.
Perbedaan Efektivitas Dalam penelitian Intervensi yang Skala dismenore
Relaksasi Otot Progresif dan ini peneliti dilakukan relaksasi sebelum dilakukan
Hipnoterapi Terhadap mengambil 26 otot progresif hipnoterapi 3,00
18
Disminore Primer Pada Remaja siswi untuk berjumlah 13 orang dengan kategori nyeri
(2017) dijadikan sampel, siswi dan dilakukan ringan dan setelah
13 siswi untuk dengan pengisian dilakukan hipnoterapi
dilakukan kuesioner Numeric turun menjadi 0
relaksasi otot Rating Scale sebelum dengan kategori tidak
progresif dan dan setelah intervensi. nyeri. Skala
Authors : untuk kelompok peneliti memberikan dismenore sebelum
Hemi fitriani, Achmad
yang diberikan penjelasan tentang dilakukan relaksasi
intervensi tujuan dan pelaksaan progresif 4,23 dengan
hipnoterapi penelitian kepada kategori nyeri sedang
berjumlah 13 calon responden dan dan setelah dilakukan
siswi. diberi penjelasan relaksasi progresif
dengan kriteria bahwa responden turun menjadi 2,00
inklusi : siswi diberi kebebasan dengan kategori nyeri
yang sedang memutuskan pilihan ringan.
mengalami untuk mengikuti
dismenore terjadi ataupun tidak
pada hari pertama mengikuti penelitian.
menstruasi, tidak Responden yang
19
ada penanganan memutuskan untuk
farmakologis, dan mengikuti penelitian,
non farmakologis, kemudian dimintai
sebelumnya dan persetujuan tertulis
test sugestibilitas untuk mengikuti
(+) dilakukan penelitian (Informed
hipnoterapi dan consent) Semua
sisanya dilakukan responden
relaksasi otot mendapatkan
progresif. kriteria perlakukan yang sama
ekslusi yang yaitu semua
diberikan adalah mendapatkan
siswi yang intervensi.
memiliki penyakit
ginekologis atau
disminore
sekunder dan
siswi yang tidak
hadir
20
4.
Pengaruh Relaksasi otot Populasi dalam Intervensi yang Tidak terdapat Rata-rata nyeri
progresif terhadap penurunan penelitian ini diberikan adalah kelompok control dismenore sebelum
disminore pada mahasiswi A adalah 37 orang relaksasi otot yang diberikan diberikan relaksasi
2012 Fakultas Keperawatan dengan kriteria progresif dengan intervensi dalam otot progresif sebesar
Unand inklusi sebagai mengukur tingkat penelitian ini 4,81 dan nyeri
berikut : nyeri disminore dismenore setelah
sebelum dilakukan diberikan relaksasi
1) Bersedia tindakan relaksasi otot progresif sebesar
mengikuti otot progresif 2,43 , dengan rata-
Authors : Relaksasi otot mengajarkan teknik rata penurunan skala
Israd akbar, dewi eka putria, progresif dari relaksasi otot nyeri dismenore
esi afriyanti (2014) awal penelitian progresif, melakukan setelah diberikan
(pre-test) hingga tindakan mengatasi relaksasi otot
post test nyri dismenore progresif sebesar
dilakukan 2) menggunakan 2,378. Berdasarkan
Berada di tempat relaksasi otot hasil uji wilcoxon
pada saat progresif dan diperoleh nilai p =
penelitian mengukur tingkat 0,000 (p < 0,05) yang
3) Responden nyeri dismenore berarti dapat
mengalami setelah dilakukan disimpulkan bahwa
dismenorea tipe tindakan dengan terdapat penurunan
primer menggunakan nyeri dismenore
4) Responden mankonski pain scale antara sebelum dan
mengalami dengan membagi 4 sesudah diberikan
dismenorea skala nyeri yaitu : relaksasi otot
sedang dan berat 1. tidak nyeri : 0 progresif pada
5) Responden 2. nyeri ringan : mahasiswi A 2012
21
tidak 1-2 Fakultas
mengkonsumsi 3. nyeri sedang : Keperawatan
obat anti nyeri 3-6 UNAND.
6) Usia 18-20 4. nyeri berat : 7-
tahun 4 10
22
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Hasil Telaah Evidance Base Berdasarkan Teori dan Hasil
Penelitian
Pada karya ilmiah ini penulis membahas dengan metode literature riview,
yang awalnya penulis ingin melakukan studi kasus penerapan relaksasi otot
progresif pada remaja yang mengalami nyeri dengan dismenore namun
keadan yang tidak memungkinkan karena adanya pandemic covid 19 ini jadi
penulis mengubahnya menjadi literature riview dan penulis menyesuaikan
suatu artikel yang ada didalam jurnal.penulismenggunakan 4 jurnal yang
sesuai dengan kriteria inklusi 3 dan satu lagi tidak masuk dari kriteria inklusi
tetapi hanya menjadi pendukung saja
Hasil telaah dari artikel yang pertama dengan judul efektifitas relaksasi otot
progresif terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja dari
jurnal medika karya ilmiah oleh ( Chandra sulistyorini, siti mukaromah dan
femi tari pada tahun 2019) pada 35 responden remaja putri dengan kriteria
inklusi sedang dismenore dari nyeri ringan – sedang dan diberikan relaksasi
otot progresif 1 kali dalam 10 menit memperlihatkan adanya perbedaan yang
bermakna setelah dilakukan relaksasi otot progresif, nilai Intensitas nyeri
sebelum dilakukan intervensi adalah 5.00 dan nilai intensitas nyeri sesudah
dilakukan intervensi adalah 3.00. Setelah dilakukan relaksasi otot progresif,
hasil analisis didapatkan nilai sig (2-tailed) adalah 0.000 sehingga nilai sig (2-
tailed) < 0.05, yang berarti bahwa terdapat perbedaan intensitas nyeri yang
signifikan antara nilai pretest dan postest. sehingga dapat disimpulkan bahwa
relaksasi otot progresif efektif dalam menurunkan intensitas nyeri dismenore.
Sejalan dengan artikel yang kedua dengan judul muscle relaxations therapy
for dysminorrhea dari jurnal health nations oleh (dwi kustriyanti dan
boediarsih tahun 2017) Berdasarkan hasil analisis Mann Whitney
23
menunjukkan bahwa terapi relaksasi otot lebih efektif dibandingkan relaksasi
napas dalam untuk menurunkan nyeri (pvalue=0,002) dengan mean rank
relaksasi otot dan napas dalam sebesar 36,87 dan 24,13. Terdapat perubahan
intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot dan napas
dalam dengan p value= 0,000, beda mean rank p value = 0,002. Terapi
relaksasi otot efektif dalam menurunkan intensitas nyeri dysmenorrhea dan
terdapat perubahan pengukuran nadi dan pernapasan yang signifikan. maka
dapat disimpulkan bahwa terapi relaksasi otot progresif juga efektif dapat
mengurangi nyeri dismenore dibandingkan relaksasi nafas dalam.
Pada artikel jurnal penelitian yang ketiga dengan judul perbedaan relaksasi
otot progresif dan hipnoterapi terhadap dismenore primer pada remaja oleh
(hemi fitriani dan achmad pada tahun 2017) dengan 26 siswi yang mengalami
dismenore. Sampel yang dilakukan intervensi relaksasi otot progresif
berjumlah 13 siswi dan sampel untuk kelompok yang dilakukan intervensi
hipnoterapi berjumlah 13 siswi. Kriteria inklusi sampel diantaranya adalah :
Siswi yang sedang dismenore pada saat penelitian berlangsung, dismenore
terjadi hari pertama menstruasi, tidak ada penanganan farmakologis dan
nonfarmakologis sebelumnya, test sugestibiltas (+) dilakukan hipnoterapi dan
sisanya dilakukan relaksasi progresif. Kriteria Eksklusi diantaranya siswi
yang memiliki penyakit ginekologis atau dismenore sekunder, Siswi yang
tidak hadir Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner Numeric
Rating Scale (NRS) sebelum dan setelah intervensi. Terdapat perbedaan skala
dismenore pada dua kelompok yang dapat menurunkan skala nyeri
dismenore, yaitu kelompok yang mendapat intervensi hipnoterapi dengan
kelompok yang mendapat intervensi relaksasi progresif, Hasil uji statistik
menggunakan uji wilcoxon didapatkan pValue0,002, maka dapat disimpulkan
ada perbedaan yang signifikan intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan
hypnoterapi dan Hasil uji statistik menggunakan uji t dependen didapatkan
pValue=0,0001, maka dapat disimpulkan ada perbedaan nyeri dismenore
yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi relaksasi
progresif.Hasil uji statistik menggunakan uji Mann-Whitney didapatkan
24
pValue0,018, maka dapat disimpulkan ada perbedaan keefektifan yang
signifikan antara intervensi hipnoterapi dengan intervensi relaksasi otot
progresif, yaitu intervensi hipnoterapi lebih efektif dibandingkan intervensi
relaksasi otot progresif dalam menangani dismenore.
Pada artikel yang ke empat yaitu dengan judul pengaruh relaksasi otot
progresif terhadap penurunan dismenore pada mahasiswi A 2012 fakultas
keperawatan Unand dari NERS jurnal keperawatan oleh israd akbar, dwi eka
putria dan esi afriyani pada tahun (2014) pada 37 mahasiswi rata rata
menunjukan bahwa bahwa rata-rata nyeri dismenore sebelum diberikan
relaksasi otot progresif sebesar 4,81 dan nyeri dismenore setelah diberikan
sebesar 2,43 , dengan rata-rata penurunan skala nyeri dismenore setelah
diberikan relaksasi otot progresif sebesar 2,378. Berdasarkan hasil uji
wilcoxon diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang berarti bahwa terdapat
penurunan nyeri dismenore antara sebelum dan sesudah diberikan relaksasi
otot progresif pada mahasiswi A 2012 Fakultas Keperawatan.
Dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot
uterus (Price, 2001). Terjadinya nyeri pada saat mentruasi adalah hal yang
normal, namun dapat berlebihan apabila dipengaruhi oleh faktor fisik dan
psikis seperti stress, serta pengaruh dari hormon prostaglandin dan
progesteron (Robert & David, 2004). Pada saat stress tubuh akan
memproduksi hormon adrenalin, estrogen, progesteron serta prostaglandin
yang berlebihan. Estrogen dapat menyebabkan peningkatan kontraksi uterus
secara berlebihan, sedangkan progesteron bersifat menghambat
kontraksi.Peningkatan kontraksi secara berlebihan ini menyebabkan rasa
nyeri.Selain itu hormon adrenalin juga meningkat sehingga menyebabkan otot
tubuh tegang termasuk otot rahim dan dapat menjadikan nyeri ketika haid
(Handrawan, 2008).
25
antara lain kompres hangat atau mandi air hangat, tidur yang cukup,
hipnoterapi, distraksi, dan teknik relaksasi (Potter & Perry, 2005). Salah satu
relaksasi yang dapat kita lakukan untuk mengurangi nyeri yaitu progressive
muscle relaxation atau relaksasi otot progressive.
Relaksasi otot progresif bisa dilakukan perawat pada remaja yang mempunyai
pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan teknik tindakan terapi dan
harus sesuai dengan standar operasional prosedur.
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada telaah literature riview ini dapat disimpulkan bahwa relaksasi otot
progresif efektif dengan 15 gerakan dalam waktu 10-15 menit dapat mengurangi
nyeri dengan dismenore, karena Teknik relaksasi progresif mampu menstimulasi
syaraf untuk meningkatkan pelepasan endorphin (penghilang nyeri alami) dan
akan diberikan pada remaja yang mengalami nyeri ringan – sedang dan dengan
suasana yang tenang dan posisi yang nyaman akan mendukung keefektifan
relaksasi otot progresif.
Pada remaja yang mengalami nyeri lalu diberikan relaksasi otot progresif
ini terbukti dapat membantu menurunkan tingkat nyeri setelah diberikan
intervensi relaksasi otot progresif.
5.2 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu sudah terdapat dari beberapa
artikel tentang penelitian penerapan relaksasi otot progresif terhadap remaja yang
mengalami nyeri dengan disminore terbukti efektif dan diharapkan pada remaja
melakukan relaksasi otot progresif ini sebelum atau sedang mengalami
menstruasi.
27
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.bsi.ac.id/ejournal/index.php/jk/article/view/2632
Mayasari, S., Hasanah, O., & Hasneli, Y. (2014). Hubungan indeks masa
tubuh dengan usia menarche pada SD Negeri Kota Pekanbaru. JOM 1(2)
1- 8. Diperoleh pada tanggal 1 mei 2018 dari http://jom.unri.ac.id
Rahayu Savitri. (2015) Gambaran Skala Nyeri Haid Pada Usia Remaja, 2.
Lampiran 1
2. PENDIDIKAN FORMAL
a. 2017 – 2020 :Diploma Tiga (D-III), Program Studi Keperawatan
STIKes Bani Saleh Kota Bekasi
b. 2014 – 2017 : SMAN 1 TAMBUN UTARA
c. 2011 – 2014 : SMPN 1 TAMBUN UTARA
d. 2005 – 2011 : SDN SRIMUKTI 03
Lampiran 2
Lampiran 3
LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
STIKES BANI SALEH
Metode
No. Tanggal Waktu (Tatap Materi Bimbingan Masukan Pembimbing Tanda Tangan
muka,Email,
Paper)
1 Rabu Tatap muka Konsultasi judul KTI - Menyarakan
19/02/202 (Pembb 1) judul sesuai
0 dengan minat
yang dipilih
yaitu modifikasi
nutrisi pada anak
usia toddler
untuk
meningkatkan
nafsu makan
pada anak
2 Kamis Tatap muka Konsultasi isi bab 1 - Lihat hasil
20/02/202 (Pembb 1) “anak” koreksian dan
0 perbaiki