Anda di halaman 1dari 57

KARYA TULIS ILMIAH

EVALUASI PERESEPAN ANTIBIOTIK PASIEN INFEKSI SALURAN


KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT
AISYIYAH BOJONEGORO

WAHYU SRI LESTARI


NIM : 18.02.05.0170

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2021
EVALUASI PERESEPAN ANTIBIOTIK PASIEN INFEKSI SALURAN
KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT
AISYIYAH BOJONEGORO

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Kepada Prodi D-III Farmasi Fakultas Kesehatan Universitas


Muhammadiyah Lamongan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Mendapatkan Gelar Ahli Madya Farmasi

WAHYU SRI LESTARI


NIM.18.02.05.0170

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2021

i
ii
LEMBAR PERSETUJUAN

NAMA : WAHYU SRI LESTARI

NIM : 18.02.05.0170

Judul : EVALUASI PERESEPAN ANTIBIOTIK PASIEN INFEKSI

SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH

SAKIT AISYIYAH BOJONEGORO.

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis

Ilmiah pada tanggal: 27 Juni 2021

Oleh:

Mengetahui :

Pembimbing I Pembimbing II

apt. Riana Prastiwi Handayani, M.Farm Amirul Amalia, S.SiT., M.Kes


NIDN. 0701019401 NIDN. 0723018301

iii
iv
v
KURIKULUM VITAE

Nama : Wahyu Sri Lestari

Tempat, Tanggal Lahir : Bojonegoro, 04 November2000

Alamat Rumah : Ds. Banjarsari Kec. Trucuk Kab. Bojonegoro

Pekerjaan : Mahasiswi

Riwayat pendidikan :

1. TK Taman Kanak-Kanak Putra Bhakti II Lulus Tahun 2006

2. SDN Banjarsari III Lulus Tahun 2012

3. SMP Islam Bojonegoro Lulus Tahun 2015

4. SMK Negeri Dander Lulus Tahun 2018

5. Program Studi D-III Farmasi Universitas Muhammadiyah Lamongan mulai

tahun 2018 sampai sekarang tahun 2021

vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:
ِ َّ‫الناس أَنفَ ُعهُم لِلن‬
‫اس‬ ِ ‫َخ ْي ُر‬

“ Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”


(HR Ath-thabrani, Al-mu’jam al ausath.)

Karya Tulis Ku Persembahkan Bagi:

 Ibuk dan bapakku tercinta, terimakasih telah mendidik, mendorong


dan memberikan semangat untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmia
ini yang selalu mendoakan ku dalam segala hal apapun itu, berkat
doa dan kerja keras mu lah aku bisa berada di titik saat ini.
 Kakak ku terimakasih telah memberikan semangat dalam belajar,
selalu mendukung dan selalu ada saat suka dan duka.

vii
ABSTRAK

Wahyu Sri Lestari. 2021. Evaluasi Peresepan Antibiotik Pasien Infeksi Saluran
Kemih di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro.
Karya Tulis Ilmiah Program Studi D3 Farmasi Universitas
Muhammadiyah Lamongan. Pembimbing (1) apt. Riana Prastiwi
Handayani, M.Farm, (2) Amirul Amalia, S.SiT., M.Kes.

Peresepan antibiotik yang tidak tepat pada pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK)
dapat menyebabkan terjadinya antibiotik perlawanan. Rumah sakit harus
memiliki formularium sebagai acuan dalam memberikan pelayanan medis kepada
pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis antibiotik yang diresepkan
untuk pengobatan ISK dan mengetahui tingkat kesesuaian peresepan antibiotik.
Penelitian ini menggunakan desain deksriptif, pengumpulan data menggunakan
lembar observasi dengan jumlah populasi 138 pasien dan sampel sebanyak 36
pasien.
Hasil penelitian menujukan bahwa pada bulan Januari-Desember 2020 kesesuian
penggunaan antibiotik untuk indikator tepat indikasi sebanyak 36 pasien (100%),
tepat obat sebanyak 36 pasien (100%) dan tepat pasien sebanyak 33 pasien
(91,7%) sedangkan untuk ketidak sesuian terjadi di indikator tepat pasien yaitu 3
pasien (8,3%).
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelayanan informasi obat
pada Evaluasi Peresepan Antibiotik Pasien Infeksi Saluran Kemih Di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro. Penggunaan antibiotik harus di
habiskan agar bakteri tidak berkembangbiak di dalam tubuh.

Kata kunci : Infeksi Saluran kemih, Antibiotik, Evaluasi Peresepan.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “Evaluasi peresepan antibiotik pasien infeksi saluran kemih di instalasi

rawat inap di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro” sesuai waktu yang ditentukan.

Karya tulis ilmiah ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi di Universitas Muhammadiyah

Lamongan. .

Dalam penyusunan, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan

dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat Bapak/ Ibu :

1. Bpk. Drs. H. Budi Utomo, M.Kes, selaku Ketua Universitas Muhammadiyah

Lamongan.

2. Bpk. Sri Bintang Sahara Mahaputra K.N., S.Farm., M.Farm., selaku ketua

prodi DIII Farmasi Universitas Muhammadiyah Lamongan.

3. apt Riana Pratama Handayani., S. Farm., M. Farm., selaku pembimbing 1 yang

telah banyak memberikan petujuk, saran dan dorongan moral selama

penyusunan

ix
4. Amirul Amalia, S. Si.T., M.Kes., selaku pembimbing II yang telah banyak

memberi petunjuk, saran dan dorongan moral selama penyusunan

5. Kepada seluruh staf karyawan yang ada di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro

yang telah memberikan informasi.

6. Kedua orang tuaku Bapak Kasno, Ibu sarpi, Kakak Kastutik beserta

keluargaku semuanya, ku persembahkan sebuah karya kecil ini untuk

keluargaku tercinta, yang tiada hentinya selama ini memberiku semangat, doa,

dorongan, nasehat, dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan

hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku.

7. Kepada seluruh keluarga Farmasi 2018 yang selama 3 tahun ini belajar

bersama.

8. Semua pihak yang telah memberi petunjuk, saran, dorongan, dan materiil demi

terselesainya karya tulis ilmiah ini.

Semoga Allah SWT memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan

yang diberikan. Penulis menyadari Karya tulis ilmiah ini masih banyak

kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan, akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini

bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya

Bojonegoro, 27 Juni 2021

x
WAHYU SRI LESTARI
NIM.18.02.05.0170

DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii
LEMBARAN PENGASAHAN ..................................................................... iv
KURIKULUM VITAE ................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
Bab 1 : PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumasan Masalah ......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................. 4
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 4

xi
1.4.1 Manfaat Akademik .......................................................... 4
1.4.2 Bagi Profil Kefarmasian .................................................. 4
1.4.3 Bagi Rumah Sakit Aisyayah ............................................ 4
Bab 2 : TINJAUAN PUSAKA .................................................................... 5
2.1 ISK ................................................................................................ 5
2.1.1 Definisi ISK ..................................................................... 5
2.1.2 Patofisiologi ..................................................................... 5
2.1.3 Etiologi ............................................................................ 8
2.1.4 Tanda dan Gejala ............................................................. 8
2.2 Manajemen Terapi ISK .................................................................... 9
2.3 Kerangka Konsep ............................................................................. 12
Bab 3 : METODE PENELITIAN............................................................... 14
3.1 Desain Penelitian ........................................................................... 14
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 14
3.2.1 Tempat ................................................................................. 14
3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................. 14
3.3 Kerangka Kerja (Frame Work) ....................................................... 15
3.4 Populasi,Sampel ............................................................................. 16
3.4.1 Populasi ............................................................................... 16
3.4.2 Sampel ................................................................................. 16
3.5 Variabel Penelitian Dan Operasional .............................................. 17
3.5.1 Identifikasi Variabel ............................................................. 17
3.5.2 Definisi Operasional Variabel............................................... 17
3.6 Pengumpulan Data Dan Analisis .................................................... 18
3.6.1 Pengumpulan Data ............................................................... 18
3.6.2 Instrumen dan Pengumpulan Data ........................................ 18
3.7 Analisis Data.................................................................................. 18
Bab 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 20
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 20
4.1.1 Data Umum ......................................................................... 20
4.1.2 Data Khusus ......................................................................... 23

xii
4.2 Pembahasan ................................................................................... 24
4.2.1 Karakteristik Pasien .............................................................. 24
4.2.2 Karakteristik Ketepatan Obat Antibiotik ............................... 26
Bab 5 : KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 29
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 29
5.2 Saran.............................................................................................. 29
5.2.1 Rumah Sakit ......................................................................... 29
5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya...................................................... 29
DAFTAR PUSAKA .................................................................................... 30
LAMPIRAN ................................................................................................ 33

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi


Saluran Kemih Rawat Inap di Rumah sakit Aisyiyah
Bojonegoro ................................................................................. 17

Tabel 4.1 Karakteristik Pasien ISK berdasarkan jenis kelamin di Rumah


Sakit Aisyiyah Bojonegoro pada periode Januari - Desember
2020 ........................................................................................... 22

Tabel 4.2 Karakteristik Pasien ISK Rawat Inap berdasarkan usia di


Rumah Sakit Asyiyah Bojonegoro pada perode Januari-
Desember 2020 ........................................................................... 22

Tabel 4.3 Karakteristik Ketepatan Obat Antibiotik Ceftriaxone Pada


Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di Rumah Sakit
Aisyiyah Bojonegoro pada periode Januari-Desember 2020 ........ 23

Tabel 4.4 Karakteristik Ketepatan Obat Antibiotik Cefixim Pada Pasien


Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di Rumah Sakit Aisyiyah
Bojonegoro pada periode Januari-Desember 2020. ...................... 23

Tabel 4.5 Karakteristik Ketepatan obat antibiotik Levofloxacin pada pasien


Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di Rumah Sakit Aisyiyah
Bojonegoro pada periode Januari-Desember 2020. ...................... 24

xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Evaluasi Peresepan Antibiotik


Pada Pasien ISK di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro .......... 12

Gambar 3.1 Kerangka kerja evaluasi peresepan antibiotik pasien ISK di


rawat inap Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro........................ 15

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin Survey Awal Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten


Bojonegoro dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Lamongan .................................................. 33

Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten


Bojonegoro dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Lamongan .................................................. 34

Lampiran 3 : Lembar Observasi .................................................................... 35

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi ................................................................... 38

xvi
xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi Saluran Kemih (ISK) didefinisikan sebagai adanya mikroorganisme

pada saluran kemih. Mikroorganisme ini memiliki potensi untuk menyerang

jaringan saluran kemih dan jaringan lain yang berdekatan. ISK diklasifikasikan

menjadi ISK bagian bawah dan ISK bagian atas. Infeksi saluran bawah

berhubungan dengan sistitis (kandung kemih), dan infeksi saluran bagian atas

berhubungan dengan pielonefritis (infeksi yang melibatkan ginjal). ISK juga

diklasifikasikan menjadi ISK complicated dan ISK uncomplicated. Infeksi yang

uncomplicated terjadi pada individu yang tidak memiliki kelainan struktural atau

fungsional saluran kemih yang mengganggu aliran normal urin atau mekanisme

berkemih. Infeksi ini terjadi pada wanita pramenopause usia subur (15 hingga 45

tahun) yang dinyatakan normal, individu yang sehat. ISK complicated biasanya

merupakan hasil dari lesi predisposisi saluran kemih, seperti kelainan kongenital

atau distorsi saluran kemih, hipertrofi prostat, obstruksi, atau defisit neurologis

yang mengganggu aliran normal urin dan pertahanan saluran kemih (Coyle &

Prince, 2014).

American Urologgy Association (AUA,2016) menyatakan bahwa

diperkirakan ISK terjadi pada 150 juta penduduk dunia perthaunnya. Di Amerika

Serikat, ISK terhitung mencapai lebih dari 100.000 kunjungan rumah sakit setiap

tahunnya. Memperkirakan jumlah penderita ISK di Indonesia adalah 90-100 kasus

per 100.000 penduduk pertahunnya atau sekitar 180.000 kasus baru pertahun pada

1
2

2014. Menurut World Health Organization (WHO) ISK adalah penyakit infeksi

yang kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak

8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. Infeksi ini juga lebih sering dijumpai pada

wanita dari pada laki-laki. (Sochilin, 2013). Data dari Departemen Kesehatan RI

tahun 2014 menunjukan bahwa jumlah penderita ISK di Indonesia prevalensi ISK

berkisar antara 5-15% dan jumlah penderita ISK mencapai 90-100 kasus per

100.000 penduduk per tahun. ( Muhammad Yashir dkk, 2017). Berdasarkan dari

data Rekam Medik di Rumah Sakit Kabupaten Jombang tahun 2017 diketahui

jumlah pasien rawat inap dengan diagnose ISK sebanyak 64 pasien, dimana 32

pasien mendapatkan terapi seftiriakson dan 32 pasien mendapat terapi

siprofloksasin sebagian terapi ISK. (Admaja, dkk 2019).

Penyebab ISK terbanyak adalah bakteri gram negatif termasuk bakteri yang

biasanya menghuni usus dan naik ke sistem saluran kemih seperti Escherichia

coli, Proteus sp, Klebsiella, Enterobacter ( Purnomo, 2014). Tatalaksana terapi

dapat diawali dengan pertimbangan faktor pasien, faktor mikrobiologis dan data

hasil klinis ( Albert Kurniawan, 2010). Faktor penyabab ISK adalah bakteri, oleh

karena itu antibiotik merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan

dalam pengobatan infeksi saluran kemih. Penggunaan antibiotik merupakan

pilihan utama untuk pengobatan infeksi saluran kemih, pemilihan antibiotik harus

berdasarkan indikasi yang tepat, karena penggunaan antibiotik yang tidak rasional

dapat menyebabkan resistensi, reaksi alergi, toksisitas, dan perubahan fisiologi.

Sehingga perlu dilakukan evaluasi penggunaan antibiotik yang rasional yaitu

sesuai dengan indikasi penyakit, penggunaan obat yang efektif sesuai dengan
3

kondisi pasien dan pemberian dosis yang tepat (Alfi Hidayatus Sholiha, 2017).

Dampak negatif dari penggunaan antibiotik yang tidak rasional antara lain

muncul dan berkembangnya bakteri yang resisten terhadap antibiotik, munculnya

penyakit akibat superinfeksi bakteri resisten, terjadinya toksisitas / efek samping

obat, sehingga perawatan penderita menjadi lebih lama, biaya pelayanan

kesehatan (Willianti, 2012). Golongan antibiotik yaitu golongan sefalosporin,

quinolon dan golongan sefalosporin.

Pemilihan antibiotik sangat penting dalam pengobatan ISK karena

kekeliruan pemilihan antibiotik dapat meningkatkan toksisitas dan risistensi

bakteri penyebab ISK.Penggunaan obat yang tidak sesuai yaitu lebih kecil dengan

standar tujuan terapi akan merugikan baik secara klinis maupun ekonomi.

(Permenkes,2011).

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan bertujuan untuk

mengetahui bagaimana rasionalitas pemberian antibiotik pada pasien ISK maka

dilakukan penelitian di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini mengevaluasi peresepan antibiotik pasien infeksi saluran kemih di instalasi

rawat inap Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro bagaimana kesesuaian peresepan

antibiotik pasien infeksi saluran kemih di instalasi rawat inap Rumah Sakit

Aisyiyah Bojonegoro?
4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran kesesuaian peresepan

antibiotik pada pasien infeksi saluran kemih di instalasi rawat inap Rumah Sakit

Aisyiyah Bojonegoro

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui pola peresepan antibiotik pada pasien penderita ISK di

Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan serta menjadi salah satu acuan bagi peneliti berikutnya untuk

mengembangkan penelitian di topik yang sama. Selain itu juga dapat memperkaya

informasi tentang evaluasi peresepan antibiotik pasien Infeksi Saluran Kemih di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro.

1.4.2 Bagi Profil Kefarmasian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan ilmu baru tentang

kefarmasian khususnya mengenai evaluasi peresepan antibiotik pada pasien ISK

di rawat inap Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro .

1.4.3 Bagi Rumah Sakit Aisyiyah

Hasil penelitian ini di harapkan mampu menjadikan bahan evaluasi sehingga

dapat meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian dalam bidan peresepan obat

ISK.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ISK (Infeksi Saluran Kemih)

2.1.1 Definisi ISK

Infeksi Saluran Kemih adalah keadaan adanya infeksi yang ditandai

dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih,

meliputi infeksi parenkim ginjal sampai kandungan kemih dengan jumlah

bakteriuria yang bermakna (Agoes Soegianto, 2010). ISK adalah infeksi akibat

berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam

keadaan norma air kemih air kemih tidak nengandung bakteri, virus atau

mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadi di peria maupun wanita

dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering

menderita dari pada pria ( Sudoyo Aru, dkk, 2013).

ISK adalah infeksi yang sering terjadi pada anak dan lansia angka kejadian

ISK 1:100 pertahun. pada saat ini ISK yang terjadi pada anak mengalami

penurunan dan sebaliknya ISK pada orang dewasa dan lanjut usia mengalami

peningkatan sebanyak >10% wanita yang mengalami ISK >65 tahun melaporkan

menglami ISK dalam 12 tahun terakhir. Dari tahun ke tahun ISK menjadi

peningkatan hampir 30% pada wanita >80 tahun. (Harrison, 2013).

2.1.2 Patofisiologi

Sumber Menurut Purnomo, (2014). Sejauh ini diketahui bahwa saluran

kemih atau urine bebas dari mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih

5
6

terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan berbiak di

dalam media urine. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui cara : 1)

ascending, 2) hematogen seperti pada penularan M. tubercolisatau S aureus, 3)

limfogen, dan 4) langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah terinfeksi.

Sebagianbesar mikro-organisme memasuki saluran kemih melalui cara asending.

Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari floral

normal usus dan hidup secara komensal di dalam introitus vagina, prepisum

kemih melalui uretraprostrat-vas deferens-testis (pada pria)-buli-buli-ureter, dan

sampai ke ginjal. Terjadi infeksi saluran kemih karena adanya gangguan

keseimbangan antara mikroorganisme penyebab infeksi (uroptogen) sebagai

agentdan epitel saluran kemih sebagai host. Gangguan keseimbangan ini

disebabkan oleh karena pertahankan tubuh dari host yang menurun atau karena

virulensi agent meningkat.

Haryono, Rudi. (2012) infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya

mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius.Mikroorganisme ini masuk

melalui kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada

dua jalur utama terjadi isk, yaitu ansending dan hematogen.

1. Secara asending

1) Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain faktor anatomi

dimana wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki-laki sehingga

insiden terjadinya isk lebih tinggi, faktor tekanan urin saat miksi, kontaminasi

fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sitoskopik,

pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.


7

2) Naiknya bakteri dari kandung kemih keginjal Naiknya bakteri dari kandung

kemih ke ginjalKuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang

berasal dari flora normal usus. Dan hidup secara komensal di dalam introitus

vagina, prepusium penis, kulit perineum, dan di sekitar anus.

2. Secara hematogen Sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah

sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen. Ada beberapa

hal yang memengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah

penyebaran hematogen, yaitu adanya bendungan total urin yang

mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan

parut, dll.

3. Limfogen Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi

bakteri piala ginjal, tobulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua

ginjal. Bakteri mencapai kandung kmih melalui uretra dan naik ke ginjal

meskipun ginjal 20 % sampai 25 % curah jantung; bakteri jarang mencapai

ginjal melalui aliran darah ; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3

%. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens.

Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat

terjadi di satu atau di kedua ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat

infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu,

obstruksi lain, atau refluks vesikoureter. Sistitis (inflamasi kandung kemih)

yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini

dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih

(refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.


8

Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik

yang digolongkan sebagai general atau mongonoreal. Uretritis gnoreal

disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual.

Uretritis nongonoreal; uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria

gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma

urin.

2.1.3 Etiologi

Banyak mikroorganisme yang dapat menginfeksi saluran kemih, tetapi

sejauh ini, mikroba tersering adalah besi gram negatif. Escherichia coli

menyebabkan sekitar 80% infeksi akut (baik sistisis maupun pielonefritis) pada

pasien tanpa kateter, kelainan urologik, atau batu. Kokus gram positif tidak

banyak berperan dalam ISK. Namun, Staphylococcus saprophyticus suatu spesies

negatif koagulase resisten novobiosin menjadi penyebab 10-15% ISK simtomatik

akut pada pasien wanita muda. Sekitar sepertiga wanita dengan disuria dan

frekuensi mengalami bakteriuria dalam jumlah tak signifikan pada biakan urin

porsi tengan atau biakan yang sama sekali steril, dan dahulu dianggap mengidap

sindrom urea (Pardede dkk, 2011)

2.1.4 Tanda dan Gejala

Gejala infeksi saluran kemih memiliki beberapa gejala seperti demam susah

buang air kecil, nyeri setelah buang air besar, sering buang air kecil, kadang

merasa panas ketika berkemih dan nyeri pinggang (Permenkes, 2011).

Pasien dapat dikatakan ISK jika terdapat urin positif >100.000 CFU/ mL.

apabila terdapat positif (distick) leukosit esterase adalah 64-90%. Positif nitrit
9

pada dipstickurin,menunjukkan terdapat gram negatif tertentu (tidak gram positif)

Temuan sel darah putih (leukosit) dalam urin (piuria) adalah indikator yang paling

dapat diandalkan infeksi (> 10 WBC / hpf pada spesimen berputar) adalah 95%

sensitif tapi jauh kurang spesifik untuk ISK. Secara umum, > 100.000 koloni/mL

pada kultur urin dianggap diagnostik untuk ISK (M.Grabe dkk, 2015)

2.2 Manajemen Terapi ISK

Manajemen ISK membutuhkan diagnosis dini dan pengobatan antibiotik

dengan memperkecil keparahan gangguan ginjal yang terjadi. Antibiotik yang

dipilih yaitu antibiotik yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus

urinarius dengan efek minimal terhadap vagina. Memiliki sifat yang dapat

diarbsorpsi dengan baik. Pemilihan antibiotik sangat penting dalam mengobati

ISK karena padasaat pemilihan antibiotik dapat untuk meningkatkan toksisitas

dan resistensi bakteri penyebab ISK.

Pilihan antibotik untuk terapi sebaiknya dengan panduan pola resistensi

kuman dan uji sensivitas antibiotik di rumah sakit atau klinik setempat. Lama

pemberian antibiotik tergantung dari obat yang digunakan dan berkisar dari 1-7

hari.

Penggunaan obat yang rasional diartikan meresepkan obat yang tepat, pasien

yang tepat, indikasi yang tepat, dosis yang tepat, rute pemberian yang tepat, dan

informasi yang tepat serta waspada efek samping.

Terapi antibiotik direkomendasikan paling sedikit selama 7 hari untuk terapi

yang digunakan yaitu:


10

a. Ciprofloxacin (golongan sefalosporin) aktif terhadap gram positif dan gram

negative. Ciprofloxacin terutama aktif terhadap kuman gram negatif termasuk

salmonella, shigella, kampilobakter, neisseria dan pseudomonas.

Ciprofloxacin hanya memiliki aktifitas yang sedang terhadap bakteri gram

positif seperti streptococcus pneumonia dan enteroccous faecallis.

Indikasi: infeksi kuman gram positif dan gramnegatif ( infeksi saluran nafas,

saluran kemih dan gonogore). Profiloksis pada bedah saluran cerna bagian

atas.

Kontraindikasi: harus digunakan secara hati-hati pada pasien riwayat epilepsy,

pasien gangguan fungsi hati dan ginjal, wanita hamil dan ibu menyesui, anak –

anak.

Efek samping: anoreksia, depresi, gelisah, halusinasi, bingung, gangguan

pengelihatan, pengecapan, pendengaran, peningkatan tekanan intracranial,

kerusakan tendon (terutama pada orang tua dan gangguan bersamaan dengan

kortekosteroid). ( Sukandar, dkk, 2013).

b. Levofloxacine (golongan quinolon), yaitu aktif terhadap organism gram positif

dan negative. Memiliki aktifitas yang lebih besar terhadap gram pneumococus

dibandingkan dengan ciprofloxacin.

Indikasi : infeksi karena mikroorganise yang sensitive

Kontraindikasi: hati-hati kepada kendaraan bermontor, karena dapat

menurunkan kesadaran.

Efek samping: ansietas, takikardia, hipoglikemia dan pneumonitis


11

c. Ceftriaxone (golongan sefalosporin) yaitu obat yang menghambat

pertumbuhan bakteri atau mencegah infeksi pasca luka operasi.

Indikasi: untuk mengatasi infeksigran negative maupun gram positif

Efek samping : nyeri, mual, muntah,bengkak danmuncul keringat berlebihan.

Kontraindikasi: penggunaan harus hati-hati pada pasien dengan riwayat

hipersensitivitas terhadap obat golongan sefalosporin.

(Sukandar dkk, 2013)


12

2.3 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Prevalensi ISK Meningkat

Terapi ISK di berikan antibiotik

Farmakologi golongan antibiotik


yaitu obat cefotaxime (golongan
sefalosporin), obat levofloxacine
(quinolon) dan obat ceftriaxone
(golongan sefalosporin)

Tepat indikasi Tepat pasien Tepat obat Tepat dosis

Tidak sesuai
sesuai

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak Diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Evaluasi Peresepan Antibiotik Pada


Pasien ISK di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro pada bulan
Februari sampai Desember 2020.
13

Di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro untuk prevalensi ISK meningkat

pada bulan Januari-Desember 2020, untuk terapi ISK diberikan antibiotik pada

pasien ISK. Kebanyakan dari pasien penderita ISK diberikan antibiotik yaitu obat

cefixim, levofloxone, dan obat ceftiaxone dan untuk kereteria yang saya teliti

meliputi tepat indikasi, tepat pasien,tepat obat dan tepat dosis setelah itu

dievaluasi kesesuaian dan tidak kesesuaian peresepan antibiotik pasien infeksi

saluran kemih di instalasi rawat inap Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro.


14

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan

pengumpulan data secara retrospektif terhadap data sekunder berupa data rekam

medis pasien. Rencana tersebut digunakan untukmelihat evaluasi peresepan

antibiotik pada pasien ISK di instalasi rawat inap Rumah Sakit Aisyiyah

Bojonegoro. Data diperoleh dari data rekam medis pada pasien ISK yang

menggunakan antibiotik periode Januari-Desember 2020 dengan karakteristik

pasien usia 12 sampai 45 tahun.

Tujuan ini dilakukan penelitian observasi agar bisa mendapatkan informasi

secara mendalam tentang pasien ISK rawat inap di Rumah Sakit Aisyiyah

Bojonegoro.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember-April 2021.


15

3.3 Kerangka Kerja (Frame Work)

Kerangka kerja penelitian ini dapat digambarkan secara sistemis sebagai

berikut:

Populasi : seluruh pasien infeksi saluran kemih rawat


inap di Rumah Aisyiyah Bojonegoro bulan Januari-
Desember 2020

Sampel : seluruh data pasien ISK rawat inap rumah sakit


Aisyiyah
Di Bojonegoro yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi

Desain penelitian Deskriptif

Pengumpulan data : Lembar Observasi

analisis data

Penyajian Hasil

Penarikan kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka kerja evaluasi peresepan antibiotik pasien infeksi saluran
kemih di rawat inap Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro tahun 2020.
16

3.4 Populasi, Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien ISK rawat inap yang

tercatat di rekam medik Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro pada bulan Januari-

Desember tahun 2020.

Peneitian ini didapatkan populasi sebanyak 138 pasien ISK di Rumah

Sakit Aisyiyah Bojonegoro.

3.4.2 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi .

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi pada penelitian ini sebagai berikut:

a) Semua pasien ISK rawat inap di Rumah Sakit Aisyiyah

Bojonegoro periode Januari-Desember 2020.

b) Pasien laki-laki dan perempuan dengan usia 12 sampai 45 tahun

c) Mendapatkan terapi antibiotik pada periode Januari-Desember

2020.

d) pada bulan Januari-Desember di peroleh sampel sebanyak 36

pasien.

2. Kriteria eksklusi pada penelitian adalah:

a) Pasien ibu hamil.

b). Data rekam medik pasien ISK yang tidak lengkap


17

C ). Populasi yang diperoleh pada bulan Januari-Desember 2020

sebanyak 138 pasien.

3.5 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

3.5.1 Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah kesesuaian peresepan antibiotik untuk

penyakit ISK, kesesuaian peresepan antibiotik ISK dengan demikian mutu

pengguna obat dapat dipastikan karena sudah mengikuti sistem formularium

Rumah Sakit dan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya bagi

penanganan kasus ISk. (Hening Pratiwi dkk, 2015)

3.5.2 Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.1. Definisi Operasional Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi


Saluran Kemih Rawat Inap di Rumah sakit Aisyiyah Bojonegoro.

Definisi Skala
Variabel Indikator Alat ukur Skor
operasional data

Peresepan Jumlah 1. tepat Lembar Nominal Sesuai


antibiotik penggunaan dosis observasideng skor 1
dengan antibiotik yang 2. tepat an Tidak
penggunaa digunakan pada cara menggunakan sesuai
n antibiotik pasien ISK peberian acuan standar skor 0
yang periode Januari- 3. tepat guideline on
diberikan Desember 2020 interval Urological
di instalasi waktu Infections
Rumah pemberian 2015
Sakit 4. tepat
Aisyiyah lama
Bojonegoro pemberian
18

3.6 Pengumpulan Data dan Analisis Data

3.6.1 Pengumpulan Data

Peneliti mengajukan surat permohonan izin yang dapat digunakan untuk

melakukan survei awal. Setelah mendapat izin dari Jurusan D3 farmasi

Universitas Muhammadiyah Lamongan dan Rektor peneliti mengajukan diri ke

LPPM melakukan survei awal untuk studi pendahuluan. Peneliti mengumpulkan

data di periode Januari-Desember 2020 untuk pasien yang menggunakan

antibiotik pada pasien ISK di Instalasi Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro dengan

menggunakan lembar observasi, data yang diambil adalah karatristik pasienyang

meliputi usi, jenis kelamin, pendidikan dan terapi antibiotik yang telah digunakan

pada pasien. Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro, peneliti melakukan pengumpulan

data dengan menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan

menggunakan catatan rekam medik di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro.

3.6.2 Instrumen dan Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi atau

lembar pengambilan data yang berisi nama pasien, nomor rekam medik, usia,

jenis kelamin, jenis antibiotik yang diberikan pada pasien ISK

Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro.

3.7 Analisis Data

Penyajian data dalam bentuk persen yang disajikan dalam bentuk tabel

kemudian menghitung jumlah presentasenya menggunakan rumus.


19

Rumus:

Keterangan :

P = persentase

N = jumlah pasien

F = frekuensi

1. Kesesuaian Pemberian Antibiotik

Perhitungan Kesesuaian pemberian antibiotik

% perhitungan tidak kesesuaian pemberian antibbiotik

Setelah dilakukan perhitungan kesesuaian pemberian antibiotik pada pasien

ISK di Instalasi Rawat Inap Di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro yang meliputi

usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pemberian antibiotik.

3.7.1 Editing, Coding, Tabulating

1) Editing

Editing adalah pemeriksaan data yang seperti ini dalam pekerjaan penelitian

(Azwar, 2014). Kegiatan meneliti kembali, bertujuan untuk mengoreksi

kelengkapan lembar observasi rekam medik. Kemudian data dimasukan kedalam

lembar observasi pengambilan/pengumpulan data.

2) Coding
20

Coding adalah cara menyederhanakan jawaban tersebut yang dilakukan dalam

bentuk memberikan simbol tertentu untuk setiap jawaban (Azwar, 2014). Pada

penelitian ini merubah data dalam bentuk huruf menjadi angka untuk

mempermudah dalam analisis data. Setelah data terkumpul masing-masing

jawaban diberi kode pada kriteria kerasionalan obat untuk memudahkan dalam

analisis data.

3) Tabulating

Tabulating adalah pekerjaan mengelompokkan data dalam bentuk tabel menurut

sifat-sifat tersebut, dalam penelitian (Azwar, 2014). Langkah ini dilakukan untuk

memasukan data hasil penelitian kedalam tabel sesuai kriteria. Dalam melakukan

teknis analisa data , hasil prosentase di interprestasikan


BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ini dan pembahasan tentang

evaluasi peresepan antibiotik pada pasien ISK di instalasi rawat inap di Rumah

Sakit Aisyiyah Bojonegoro. Adapun data yang sajikan dalam penelitian ini berupa

data umum dan karakteristik pasien yang meliputi No RM (Nomor Rekam

Medik), No ID (Nomor Identitas Pasien), nama, usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan dan pemberian antibiotik.

Pasien yang memenuhi kreteria inklusi sebanyak 36 pasien kemudia

terdapat 3 pasien yang tidak memenuhi kreteria eksklusi, dengan 1 pasien data

rekam medik tidak lengkap dan 2 pasien ibu hamil. Sehingga sampel yang

diperoleh data penelitian sebanyak 36 pasien.

Maka peneliti mengambil 36 pasien untuk dijadikan sampel pada penelitian

ini. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel. Penyajian data tersebut

meliputi gambaran lokasi, karakteristik pasien, karakteristik ketetapan pemberian

antibiotik. Kemudian dilakukan pembahasan dari hasil penelitian yang diperoleh

pada bulan Maret-April 2021.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Umum

1. Gambaran Umum Lokal Penelitian

Lokasi yang digunakan penelitian ini adalah Rumah Sakit Aisyiyah

Bojonegoro. Rumah Sakit Aisyiyah merupakan Rumah Sakit umum (RSU) milik

Swasta dan merupakan salah satu Rumah Sakit tipe C.

20
22

Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro dengan luas tanah 8.232 m2 terletak di

Kabupaten Bojonegoro, dengan batas wilayah kerja sebagai berikut :

Sebelah Utara : Alun – alun Bojonegoro

Sebelah Timur : Apotek Pangsud

Sebelah Selatan : Dinas Kesehatan

Sebelah Timur : Bank BNI

Visi dan Misi Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro, sebagai berikut :

Visi :

Terwujudnya Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro pilihan masyarakat yang

professional dan islami tahun 2020 merupakan lanjutan dari visi RSA

sebelumnya. Keinginan pimpinan persyarikatan dan sebuah komponen RSA

Bojonegoro untuk menjadi pilihan masyarakat memilih bener-bener karena RSA

merupakan Rumah Sakit yang Profesional,modern dan bermutu tinggi, baik mutu

kinerja, kualitas sumber daya insane, kualitas sarana maupun prasarananya,

sehingga layak dipercaya. Dengan demikian, kepercayaan masyarakat tetap

terjaga dan berkelanjutan.

Misi :

1) Menyediakan fasilitas Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro yang modern,

lengkap dan terjangkau.

2) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima berfokus pada mutu dan

keselamatan.

3) Mengembangkan syi’ar islamiyah dan da’wah jama’ah

4) Mengembangkan sumber daya insane Rumah Sakit dan meningkatkan

kesejahteraannya.
23

Tujuan :

Mewujudkan pelayanan kesehatan yang prima dan paripurna dan memiliki

sumber daya insani yang kompeten.

2. Karakteristik Pasien

Data Karakteristik Pasien Berdasarkan Umur Pasien Dan Jenis Kelamin

Pasien.

1) Karakteristik jenis kelamin pasien ISK di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro.

Tabel 4.1 Karakteristik Pasien ISK berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit
Aisyiyah Bojonegoro pada periode Januari-Desember 2020.

No Jenis kelamin Jumlah (Pasien) Presentase (%)


1 Laki-laki 4 11
2 Perempuan 32 89
Total 36 100
Sumber : Data rekam medis

Dari tabel 4.1 dapat dikatakan bahwa hampir sebagian ISK di Rumah Sakit

Aisyiyah Bojonegoro terjadi pada jenis kelamin perempuan sebanyak 32 pasien

(89%), dan yang paling sedikit pasien jenis kelamin laki-laki sebanyak 4 pasien

(11%).

2) Karakteristik umur pasien ISK di rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro.

Tabel 4.2 Karakteristik Pasien ISK Rawat Inap berdasarkan usia di Rumah
Sakit Asyiyah Bojonegoro pada perode Januari-Desember 2020.

Umur pasien (Tahun) Jumlah (Pasien) Presentase %


12 – 16 2 6
17 – 25 7 10
26 – 35 6 17
36 – 45 21 58
Jumlah 36 100
Sumber : Data rekam medis
24

Dari tabel 4.2 dapat dikatakan bahwa sebagaian besar ISK di Rumah Sakit

Aisyiyah Bojonegoro terjadi pada umur 36-45 tahun sebanyak 21 pasien (58%),

dan sebagian kecil terjadi pada umur 12-16 tahun sebanyak 2 pasien (6%).

4.1.2 Data Khusus

Data khusus dalam penelitian ini yaitu tentang Evaluasi Peresepan

Antibiotik pada pasien ISK rawat inap di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro

pada periode Januari-Desember 2020.

Tabel 4.3 Karakteristik Kesesuaian Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi


Saluran Kemih Rawat Inap Di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro Pada
Periode Januari-Desember 2020.

Presentase Tidak Presentase


Indikator Sesuai
(%) Sesuai (%)
Tepat Indikasi 36 100 0 0
Tepat Pasien 33 91,7 3 8,3
Tepat Obat 36 100 0 0

Berdasarkan tabel 4.3 penelitian menunjukkan bahwa pemberian

antibiotik ISK di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro sebanyak 36 pasien (100%).

Hampir sebagian untuk kesesuaian penggunaan antibiotik pada pasien ISK

yaitu tepat indikasi sebanyak 36 pasien (100%), tepat obat sebanyak 36 pasien

(100%), dan sebagian kecil sebanyak 33 pasien (91,7%). Sedangkan untuk

ketidak sesuaian terjadi pada tepat pasien sebanyak 3 pasien (8,3%).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Karakteristik Pasien

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Evaluasi Peresepan Antibiotik Pasien

ISK di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro pada bulan
25

Januari sampai Desember 2020 dengan jumlah pasien ISK sebanyak 36, hampir

sebagian besar perempuan 32 pasien ( 88,8% ), dan sebagian kecil terjadi pada

laki-laki 4 pasien (11%).

Berdasarkan tabel 4.1 penggologan jenis kelamin yaitu laki-laki

dengan jumlah 4 pasien (11%), sedangkan jenis kelamin perempuan sebesar 32

pasien (89%). Jadi dari hasil penilitian di Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro

yang lebih rentang terhadap ISK adalah perempuan.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Musdalipah

yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Kendari, yang menyatakan bahwa

prevalensi pasien yang menderita ISK lebih banyak perempuan dibandingkan

dengan laki-laki, hal ini dikarenakan efek hormon yang berbeda. (Musdalipah,

2018).

Jenis kelamin adalah salah satu faktor resiko yang rentang terjadinya

penyakit ISK terutama pada perempuan. Hal ini disebabkan karena uretra yang

pendek pada wanita dengan panjang (2-3 cm) ditambah dengan dekatnya vaginal

vestibule dan rektum mempengaruhi terjadinya ISK lebih sering pada wanita dari

pada pria (Sudoyo Aru, dkk,2013). Berdasrakan uraian diatas dapat menyimpukan

bahwa pasien ISK banyak terjadi pada jenis kelamin perempuan, karena jarak

uretra perempuan lebih pendek dari pada laki-laki sehingga kuman dari kulit

sekitar anus dan genitalia lebih mudah mencapai kandungan kemih.

Berdasarkan tabel 4.2 penggolongan usia pasien paling banyak mengalami

ISK adalah pasien dengan usia antara 36-45 tahun yaitu sebanyak 21 pasien

(58,3%). Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mery
26

dkk, 2020) yang menyatakan bahwa usia 36-45 tahun sebanyak 19 pasien

(47,5%). ISK dapat menyerang pada pasien dari segi usia mulai usia anak-anak,

dewasa sampai lansia (Purnomo, 2014). Menurut peneliti, pada penelitian ini

rentang usia pasien sudah sesui dengan rentang usia wanita subur (Nurhidayah,

2016). Berdasrakan uraian diatas dapat menyimpukan bahwa pasien ISK banyak

terjadi usia 36-45 tahun, karena semakin bertambahnya usia seseorang maka

metabolis dalam tubuh akan menurun sehingga bakteri akan mudah masuk dalam

tubuh.

4.2.2 Karakteristik Kesesuaian Obat Antibiotik

1.Tepat Indikasi

Bedasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tepat indikasi penggunaan

antibiotik pada tabel 4.3 kesesuian penggunaan antibiotik untuk indikator tepat

indikasi sebanyak 36 pasien (100%). Tepat indikasi yaitu penggunaan antibiotik

secara rasional diartikan sebagai pemberian antibiotik yang tepat pemberian obat,

tepat dosis, tepat penderita, tepat indikasi dan waspada terhadap efek samping

antibiotik. (Kemenkes, 2011)

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi.

Resistensi adalah kemampuan bakteri dalam menetralisir dan melemahkan daya

kerja antibiotik. Resintesis selain berdampak pada mortalitas. Mortalitas juga

dapat memberikan dampak negatif terhadap ekonomi sosial yang tinggi,

(Kemenkes, 2011)

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan (Yuniftiadi, dkk

2010) yang menyatakan bahwa penggunaan antibiotik yang tidak indikasi


27

mengakibatkan pengobatan menjadi tiak efektif, terjadi peningkatan morbalitas

atau mortabilitas.

2. Tepat pasien

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tepat pasien penggunaan

antibiotik pada tabel penggunaan antibiotik pada tabel 4.3 kesesuian penggunaan

antibiotik untuk indikator tepat pasien sebanyak 33 pasien (91,7%), sedangkan

untuk ketidak sesuian terdapat pada indikator tepat pasien sebanyak 3 pasien

(8,3%). Tepat pasien yaitu antibiotik hanya diberikan berdasarkan ketetapan

tenaga kesehatan dalam menilai kondisi pasien dengan mempertimbangkan.

(Kemenkes, 2011).

1) Adanya penyakit yang di derita pasien

2) Kondisi khusus (hamil, menyususi, balita, lansia

3) Pasien dengan riwayat alergi

4) Pasien dengan riwayar psikologis

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh (Moewardi,

2018) yang menyatakan bahwa ketepatan penggunaan obat yang tidak

mempunyai kontraindikasi dengan kondisi pasien dan kemungkinan terjadi reaksi

yang menjebabkan fatal danakan merugikan pasien.

3. Tepat Obat

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tepat obat penggunaan

antibiotik pada tabel 4.3 kesesuian penggunaan antibiotik untuk indikator tepat

obat sebanyak 36 pasien (100%). Tepat obat adalah pemilihan obat yang tepat

dapat ditimbang dari ketetapan kelas terapi dan jenis obat yang sesuai dengan
28

diagnosis. Selain itu obat harus terbukti manfaat dan keamanan. Obat juga harus

merupakan jenis obat yang udah di dapatkan. (Kemenkes, 2011).

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan (Novriaty, dkk

2010) yang menyatakan bahwa ketepatan pemberian obat pada pasien ISK harus

sesuai dengan kondisi fisiologis pasien untuk menghindari kontraindikasi.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah saya lakukan, dapat disimpulkan

bahwa “Evaluasi Peresepan Antibiotik Pasien Infeksi Saluran Kemih di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro” pada bulan Januari-Desember

2020 dapat diambil kesimpulan bahwa hampir sebagian pasien sesuai dengan

peresepan antibiotik infeksi saluran kemih.

5.2 Saran :

Berdasarkan penelitian ini saran yang dapat diberikan sebagai yaitu :

5.1.2 Rumah Sakit

Sebagai bahan pertimbangan berdasarkan penelitian yang telah diperoleh

khususnya pada saat pengambilan data rekam medik dilakukan perbaikan untuk

mengases agar lebih mudah untuk mendapatkan data yang lengkap.

5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian penggunaan obat secara prospektif sehingga

perkembangan kondisi pasien dapat dimonitoring secara langsung dan didapatkan

hasil yang lebih akurat.

29
DAFTAR PUSTAKA

Alfi Hidayatus Sholiha (2017) Analisis Faktor Resiko Kejadian ISK Oleh Bakti
Uropatogen Di Puskesmas Ciputat Dan Pamulang.

American Urological Association, (2016). Adult UTI. Medical Curriculum

Chaudhary, M., Pandey, Godar, Gautam, and Gurung, 2015. Efficacy of Cefixime
in The Treatment of Urinary Tract Infection, World Journal of Pharmacy
and Pharmaceutical Sciences, 4(4), 987-994

Coyle, E.A., and Prince, R.A. (2014). Urinary Tract Infections and Prostatitis, in
Dipiro J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Wells, B.G., and Posey, L.M.,
Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 7th Ed, Mc Graw Hill.
New York.

Harrison.(2013). Nerfologi Dan Gangguan Asam - Basa. Jakarta :EGC

Haryono, Rudi. (2012). Keperawatan Medical Bedah Sistem Pencernaan.


Yogyakarta..

Hening pratiwi, Nur Amalia khoiruni, (2015). Pengaruh edukasi apoteker


terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat terkait teknik penggunaan
obat. JURNAL ILMIAH FARMASI.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, (2011). Pendoman Umum


Penggunaan Antibiotik. Kemenkes RI, Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, (2011). Pendoman Umum


Penggunaan Antibiotik. Kemenkes RI, Jakarta.

M. Grabe (chair), R. Bartoletti, T.E. Bjerklund johansen, T.Cai, M. Cek, B.Koves,


K.G.Nabe, R.S. Pickard, P. Tenke, F. Wagenlehner, B.Wult, (2015).
Guideline on urological infection. Europian Association of Urology.

Mery,dkk, (2020). Efektivitas Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Wanita


Usia Subur Tentang Infeksi Saluran Kemih.Jakarta.

Komite Pengendali Resistensi Antibiotik RSUD Dr. Moewardi., (2018), Panduan


Penggunaan Antibiotik Profilaksis Dan Terapi RSUD Dr.Moewardi 2018.

Medscape, 2018. Drug Interaction Checker, https://reference.medscape.com/drug


interactionchecker, diakses pada 2 Juli 2019.

30
31

Mohammad Mulyadi. (2012) Riset Desain Metodologi Penelitian, Jurnal Studi


Komunikasi Dan Media Vol.16 No. 1.

Muhammad Yashir, dkk (2017) variasi bakteri pada penderita infeksi saluran
kemih. Jurnal media kesehatan, volume 12 nomer 2.

Musdalipah Setiawan, M, A, Santi, E., (2018). Analisis Efektivitas Biaya


Antibiotik Sefotaxime dan Gentamisin Penderita Pneumonia pada Balita
di RSUD Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara, Jurnal Ilmiah
Ibnu Sina, 3(1): 1-11.

Nina Irmayanti Harapahan 2019 penggunaan antibiotik pada penyakit infeksi


saluran kemih. Datu Betu Beru Takengon.

Nofrianty & Reni (2010). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi
Saluran Kemih di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Moewardi Surakarta Tahun 2009. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Naskah Tidak Dipublikasikan.

Novriaty & Reni (2010). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi
Saluran Kemih di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr Moewardi tahun
2009.Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Naskah tidak
dipublikasikan.

Nufus, 2012, Profil efikasi dan keamanan Levofloxacin, jurnal medika Indonesia.

Nurhidayah. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Wanita


Usia Subur (WUS) Dalam Pemeriksaan IVA Di Dusun Potorono
Banguntapan 1 Kabupaten Bantul. Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
http://digilib.unisayogya.ac.id/id/eprint/2046.

Pardede SO, Tanbunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL (2011). Konsensus


infeksi saluran kemih pada anak. UKK Nefrologi IDAL. Jakarta: Badan
Penerbit IDAL.

Pertiwi, D., 2018, Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran
Kemih di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta, Naskah
Publikasi, Fakultas Farmasi,Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Purnomo B.B. (2014). Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ketiga. Malang: penerbit CV


Sagung seto.

Sochilin. (2013). Waspada infeksi (internet). Tersedia dala: http://info-sehat


com/content. (diakses tanggal 21 MARET 2011).

Sudoyo, Aru W., dkk. (2013). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid
II. Jakarta: Interna Publishing.
32

Yuniftriadi, F., Jati, L., dan Edang, S., (2010), Kajian Rasionalitas Penggunaan
Antibiotik di Intensive Care Unit RSUP dr. Kariadi Semarang Periode
Juli-Desember 2009, Universitas Diponegoro, Semarang.

Sukandar, DKK. (2013). ISO Farnakoterapi. Jakarta Barat : PT isfi.

Wilianti, N.P., (2012). Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada ISK .Semarang.

World Health Organization (WHO). (2013). Kesehatan Republik Wanita Infeksi


Saluran Kemih (ISK). Salemba Medika. Jakarta
33

Lampiran 1
34

Lampiran 2
Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI
EVALASI PERESEPAN ANTIBIOTIK PASIEN SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT
AISYIYAH BOJONEGORO PERIODE JANUARI –DESEMBER 2020

Nama Jenis
No No Id No RM Usia Pekerjaan Pendidikan Evaluasi Anti Biotik
Pasien Kelamin
1 666052 18.09.14 Nn. T P 17 TH Pelajar SMK C eftriaxone Inj 1G
2 665430 13.82.98 Ny. D P 34 TH Guru S1 Cefixim 100mg
3 687019 18.59.32 Ny. R P 22 TH Wiraswasta SMA Cefixime 100 Mg/50G
4 684781 05.59.22 Ny. U P 37 TH Petani SMK Cefixime 100mg
5 682149 18.48.56 Tn. B L 45 TH Wiraswasta SMP Ceftriaxone Inj 1G,
Cefixime 100mg
6 682348 13.75.89 Tn. B L 40 TH Petani SD Cefixime 100m
7 681949 10.98.77 nn. N P 21 TH Pelajar MAHASISWA Levofloxacin inf 500mg
Ceftriaxone inj 1g
8 693127 18.74.24 Ny. S P 29 TH Wiraswasta SMK Cefixime 100 Mg
9 691406 18.70.57 Tn. B L 21 TH Wiraswasta SMK Cefim Inj 1 Gr
10 698101 18.86.24 Ny. L P 37 TH Ibu rumah tangga SMP Ceftriaxne 1 Gr,
Cefixime 100 Mg
11 696750 18.83.16 Ny.s P 29 TH Wiraswasta SMA Ceftriaxone 1G, Cefixime
100 Mg
12 695696 12.98.08 nn. L P 23TH Ibu rumah tangga SMK Ceftriaxone Inj 1G,
Cefixime 100mg
13 703491 19.02.47 Ny. K P 44 TH Wiraswasta SMK Cefixime 100mg
14 703929 18.74.77 Ny. S P 43 TH Guru S1 Levofloxacin Inf 500 Mg
15 703491 19.02.47 Ny. K P 44 TH Petani SD Cefixim 100mg

35
36

Nama Jenis
No No Id No RM Usia Pekerjaan Pendidikan Evaluasi Anti Biotik
Pasien Kelamin
16 702917 64.89.11 An. Icha P 12 TH Pelajar PELAJAR Levofloxacine Inf 500
Mg
17 702698 18.54.32 Ny. U P 45 TH Ibu rumah Tangga SMK Cefixime 100mg
18 702489 17.42.33 Ny. E P 39 TH Wiraswasta SMA Levofloxacin 500 Mg
19 701913 18.79.54 Tn. Y L 41 TH Petani SD Cefixim100mg
20 700342 06.39.83 Ny. T P 41 TH Ibu rumah tangga SMK Cefixime 100 mg
21 712594 19.26.92 Ny. W P 45 TH Ibu rumah tangga SMK Levofioxacin Inf 500 Mg
22 712378 19.26.67 Tn. Ka L 45 TH Petani SMP Cefimim 100mg
23 710511 19.21.24 Ny. F P 40 TH Ibu rumah tangga D1 Cefixime 100 Mg
24 707740 10.96.55 Ny. S P 26 TH Ibu rumah tangga SMK Cefimim 100mg
25 707372 19.12.67 Ny. J P 37 TH Guru S1 Cefixime 100 Mg
26 706917 14.89.11 An. I P 12 TH Pelajar PELAJAR Cefixime 100mg
27 713804 14.34.71 Ny. W P 37 TH Ibu rumah tangga SMK Ceftriaxone Inj 1 Gr,
Cefixime 100 Mg
28 712594 19.26.92 Ny. N P 40 TH Wiraswasta SMK Levofloxacin Inf 500 Mg
29 711610 19.23.88 Ny. S P 45 TH Wiraswasta SMK Levofloxacin 500 Mg
30 727816 19.54.03 Ny. R P 45 TH Wiraswasta SMK Ceftriaxone Inj 1gr,
cefixime 100mg
31 727559 19.54.37 Ny. R P 22 TH Pendidikan MAHASISWA Ceftriaxone Inj 1 Gr,
cefixime 100 Mg
32 723993 19.48.86 Ny. Y P 27 TH Ibu rmah tangga SMP Ceftriaxone Inj 1 Gr,
Cefixime 100 Mg
33 722747 12.43.91 Ny. H P 28 TH Ibu rumah tangga SMK Ceftriaxone Inj 1 Gr,
Cefixime 100 Mg
34 721370 19.02.62 Ny. Indah P 32 TH Ibu rumah tangga SMK Cefixime 100mg
37

Nama Jenis
No No Id No RM Usia Pekerjaan Pendidikan Evaluasi Anti Biotik
Pasien Kelamin
35 16.97.51 738381 Ny. Ning P 30 TH Wiraswasta SMK Ceftriaxone inj 1gr
36 19.68.64 735706 Ny. S P 42 TH Ibu rumah tangga SMK Ceftriaxone Inj 1Gr,
Cefixime 100 Mg
38

Lampiran4

MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI & LITBAG PIMPINAN PUSAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jl. Raya Plalangan Posowahyu KM.02 Lamongan Tepl/Fax. 0322 – 322356
Webside : www.stikesmuhla.ac.id email : um.lamongan@yahoo.com

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Wahyu Sri Lestari


NIM : 18.02.05.0170
Pembimbing I : apt. Rianan Pratiwi Handayani., S. Farm., M. Farm
Program Studi : D3 Farmasi
Judul : Evaluasi Perepan Antibiotik Pasien Infeksi Saluran Kemihdi
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro

Tanggal Topik Pembahasan Saran atau Keterangan Tanda Tangan

27 Mei Konsul bab 4-5 ke- Perbaikan hasil penelitian


2021 1

31 Mei Konsul bab 4-5 ke- revisi perbaikan tabel


2021 2

3 Juni Konsul bab 4-5 ke 3 perbaikan kalimat


2021

9 Juni 2021 Konsul bab 4-5 ke 4 perbaikan hasil penelitian

23 Juni Konsul bab 4-5 ke 5 perbaikan pembahasan


2021

28 Juni ACC ACC


2021
39

Anda mungkin juga menyukai