HALAMAN SA MPUL
SKRIPSI
EVRI ERISKADEVI
20190301006
SKRIPSI
EVRI ERISKADEVI
20190301006
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar
NIM : 20190301006
Tanda Tangan :
Tanggal :01-Agustus-2023
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 20190301006
Telah berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan
yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul
Menyetujui,
DEWAN PENGUJI
Tanggal :
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
DATA DIRI
Nama : Evri Eriskadevi
Tempat, Tanggal Lahir : Depok, 03 November 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Jalan Merdeka Ujung No.33, Depok II Tengah
Contact Person : 085955207386
Alamat Email : evriersdv@gmail.com
RIWAYAT ORGANISASI
SMP : Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
SMA : Majelis Perwakilan Kelas (MPK)
Perguruan Tinggi : Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Skripsi sivitas akademik Universitas Esa Unggul, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Evri Eriskadevi
NIM : 20190301006
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Fakultas : Ilmu-ilmu Kesehatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Esa
Unggul Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalti Free Right) atas karya ilmiah
saya yang berjudul :
“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI
PADA PEKERJA NON-MEDIS DI PUSAT KESEHATAN JIWA NASIONAL RUMAH
SAKIT JIWA DR. H. MARZOEKI MAHDI (PKJN RSJMM) BOGOR TAHUN 2023”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini
Universitas Esa Unggul berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencatumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 20 Agustus 2023
Yang menyatakan
(Evri Eriskadevi)
v
KATA PENGANTAR
Pertama-tama Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Atas segala Rahmat dan Karunianya serta senantiasa memberikan kesehatan jasmani dan rohani.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi yang berjudul “Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa
Nasional Rumah Sakit Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi (PKJN RSJMM) Bogor Tahun 2023” Tidak
lupa, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi. Penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Apt. Aprilita Rina Yanti Eff, M.Biomed., selaku Dekan Fakultas Ilmu-
ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul.
2. Ibu Putri Handayani, SKM., M.KKK., selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Esa Unggul.
3. Bapak Dr. Mugi Wahidin, S.KM, M.Epid selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah membantu penulisan menyusun laporan hingga selesai.
4. Ibu Cut Alia Keumala Muda, SKM, M.K.K.K selaku dosen pembimbing akademik
yang selalu memberi saran dan solusi kepada penulis.
5. Para Dosen dan Staff Seketariat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul
yang selalu membantu segala keperluan proposal skripsi.
6. Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor yang telah memberikan penulis
kesempatan untuk melaksanakan penelitian.
7. Staff Diklit Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor yang telah membantu
penulis dalam mengurus administrasi dan surat.
8. Bapak Moch. Zaenal Muttaqin, SST, RD selaku pengurus PKJN Rumah Sakit Jiwa dr.
H. Marzoeki Mahdi yang telah memberikan bimbingan secara langsung di Rumah
Sakit selama pengambilan data penelitian.
9. Ibu Vitri Lestari, SKM, M.Kes selaku kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan dan
K3RS PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi yang telah memberikan
bimbingan secara langsung di Rumah Sakit selama pengambilan data penelitian.
vi
10. Ibu Ratna Susilawati, SKM selaku staff Instalasi Kesehatan Lingkungan dan K3RS
PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi yang telah mendampingi penulis
selama penelitian berlangsung.
11. Kepada kedua orang tua tercinta, yang telah memberikan do’a serta dukungan moral
dan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini.
12. Kepada NIM 20190301006 terima kasih karena telah mengerjakan tugas akhir ini
dengan baik hingga selesai.
Demikian rasa syukur dan ucapan terimakasih yang dapat penulis ucapkan kepada semua
pihak. Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan yang
harus diperbaiki, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu dan
melengkapi segala kekurangan pada proposal skripsi ini. Penulis berharap proposal skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca bagi semua pihak, terutama rekan-
rekan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan.
Jakarta, 2023
Evri Eriskadevi
vii
ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyakit degenerative yang menjadi masalah serius di dunia. Hipertensi
dikategorikan sebagai the silent killer disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap
hipertensi. Menurut World Health Organization (2021) 42% penderitanya tidak sadar mengalami
hipertensi karena sering terjadi tanpa keluhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
ada hubungan antara usia, jenis kelamin, Riwayat keluarga, kebiasaan merokok, dan obesitas dengan
kejadian hipertensi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitaif dengan pendekatan cross sectional.
Besar sampel yang diperoleh dari hasil penelitian sebanyak 58 sampel. Penelitian berlangsung pada bulan
April – Juli 2023. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan tensimeter digital
untuk mengukur tekanan darah. Hasil data disajikan dalam bentuk analisis univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa usia (p=0,047), jenis kelamin
(p=0,015), Riwayat keluarga (p=0,007), dan obesitas (p=0,019) menunjukan adanya hubungan yang
signifikan dengan kejadian hipertensi. Namun kebiasaan merokok (p=0,634) tidak menunjukan adanya
hubungan yang signifikan. Pekerja yang menderita hipertensi dengan usia ≥45 tahun, sebaiknya menjaga
pola gaya hidup, seperti menurunkan berat badan, Batasi asupan lemak dan garam, memperbanyak makan
buah dan sayur, tidak merokok, dan melakukan olahraga yang teratur.
Kara kunci: Hipertensi, Faktor Risiko, Pekerja, Rumah Sakit
6 Bab, 79 halaman, 2 gambar, 16 daftar tabel, 6 lampiran
ABSTRACT
Hypertension is a degenerative disease that is a serious problem in the world. Hypertension is
categorized as a silent killer disease because sufferers do not know they have hypertension. According to
the World Health Organization (2021), 42% of sufferers are unaware of having hypertension because it
often occurs without complaints. The purpose of this study was to determine whether there is a
relationship between age, gender, family history, smoking habits, and obesity with the incidence of
hypertension. The type of research conducted was quantitative with a cross-sectional approach. The
sample size obtained from the results of the study was 58 samples. The research took place in April - July
2023. The instruments used in this study were questionnaires and digital tensimeters to measure blood
pressure. The data results are presented in the form of univariate and bivariate analysis using the chi-
square test. The results showed that age (p=0.047), gender (p=0.015), family history (p=0.007), and
obesity (p=0.019) showed a significant relationship with the incidence of hypertension. However, smoking
habit (p=0.634) did not show a significant relationship. Workers who suffer from hypertension with age
≥45 years, should maintain lifestyle patterns, such as losing weight, limiting fat and salt intake, eating
more fruits and vegetables, not smoking, and doing regular exercise.
Keywords: Hypertension, Risk Factors, Workers, Hospital
6 chapters, 79 pages, 2 pictures, 16 tables, 6 appendixes
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS .................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ................................................................................................... 1
1.5.1 Bagi pekerja non medis di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi ....... 6
1.5.2. Bagi Rumah Sakit .................................................................................................. 7
1.5.3. Bagi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan ...................................................................... 7
1.5.4. Bagi Peneliti Lain .................................................................................................. 7
1.6. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................................... 7
ix
2.1.2 Faktor Risiko Hipertensi ...................................................................................... 14
2.2. Kerangka Teori .................................................................................................................. 24
3.6.1 Populasi................................................................................................................ 31
3.6.2 Sampel ................................................................................................................. 31
3.6.3 Teknik Pengambilan Sampel................................................................................ 32
3.7 Pengumpulan Data ............................................................................................................ 33
4.1.1 Gambaran kejadian penyakit hipertensi pada pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa
Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023. ............ 37
4.1.2 Gambaran usia pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa
dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023. ......................................................... 37
4.1.3 Gambaran jenis kelamin pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah
Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023. ....................................... 38
4.1.4 Gambaran Riwayat keluarga pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 ............................ 38
4.1.5 Gambaran kebiasaan merokok pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 ............................ 38
4.1.6 Gambaran obesitas pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit
Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023.................................................. 39
4.2 Analisis Bivariat ................................................................................................................ 39
x
4.2.1 Hubungan antara usia dengan hipertensi pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa
Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 ............. 39
4.2.2 Hubungan antara jenis kelamin dengan hipertensi Pekerja di Pusat Kesehatan
Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 .... 40
4.2.3 Hubungan antara Riwayat keluarga dengan hipertensi pada Pekerja di Pusat
Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun
2023 ..................................................................................................................... 41
4.2.4 Hubungan antara kebiasaan merokok dengan hipertensi pada Pekerja di Pusat
Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun
2023 ..................................................................................................................... 42
4.2.4 Hubungan antara obesitas dengan hipertensi pada Pekerja di Pusat Kesehatan
Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 .... 43
BAB V PEMBAHASAN ............................................................................................................. 44
5.1 Analisis Univariat.............................................................................................................. 44
5.1.1 Gambaran kejadian hipertensi pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 ............................ 44
5.1.2 Gambaran usia pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa
dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 .......................................................... 45
5.1.3 Gambaran jenis kelamin pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah
Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 ........................................ 46
5.1.4 Gambaran Riwayat keluarga pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 ............................ 47
5.1.5 Gambaran kebiasaan merokok pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 ............................ 48
5.1.6 Gambaran obesitas pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit
Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023.................................................. 49
5.2 Analisis Bivariat ................................................................................................................ 50
5.2.1 Hubungan antara usia dengan hipertensi pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa
Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 ............. 50
5.2.2 Hubungan antara jenis kelamin dengan hipertensi pada Pekerja di Pusat
Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun
2023 ..................................................................................................................... 51
5.2.3 Hubungan antara Riwayat keluarga dengan hipertensi pada Pekerja di Pusat
Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun
2023 ..................................................................................................................... 53
5.2.4 Hubungan antara kebiasaan merokok dengan hipertensi pada Pekerja di Pusat
Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun
2023 ..................................................................................................................... 54
5.2.5 Hubungan antara obesitas dengan hipertensi pada Pekerja di Pusat Kesehatan
Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 .... 55
5.3 Keterbatasan Penelitian ..................................................................................................... 56
xi
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 58
6.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 58
xii
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut Joint National Comitte - VII ............................... 10
Table 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO - ISH ......................................................... 10
Table 2.3 Tekanan Darah Berdasarkan Usia Menurut American Heart Association / AHA ......... 16
Table 2.4 Klasifikasi Indeks Masa Tubuh Populasi Asia Menurut WHO ..................................... 19
Table 2.5 Penelitian Terkait .......................................................................................................... 25
Tabel 4.1 Gambaran kejadian penyakit hipertensi pada pekerja di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 ............................................................................ 37
Tabel 4.2 Gambaran Usia Pada Pekerja di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor Tahun 2023 ........................................................................................................ 37
Tabel 4.3 Gambaran Jenis Kelamin pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit
Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 .......................................................... 38
Tabel 4.4 Gambaran Riwayat Keluarga pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah
Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 ................................................. 38
Tabel 4.5 Gambaran Kebiasaan Merokok Keluarga pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa
Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 ..................... 38
Tabel 4.6 Gambaran Obesitas pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa
dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023 .................................................................. 39
Tabel 4.7 Hubungan antara usia dengan kejadian hipertensi pada pekerja di PKJN RSJMM
Bogor Tahun 2023 ........................................................................................................ 39
Tabel 4.8 Hubungan antara jenis kelamin dengan hipertensi pada pekerja di PKJN RSJMM
Bogor Tahun 2023 ........................................................................................................ 40
Tabel 4.9 Hubungan antara Riwayat hipertensi keluarga dengan hipertensi pada pekerja di PKJN
RSJMM Bogor Tahun 2023.......................................................................................... 41
Tabel 4.10 Hubungan antara kebiasaan merokok dengan hipertensi pada pekerja di PKJN
RSJMM Bogor Tahun 2023.......................................................................................... 42
Tabel 4.11 Hubungan antara obesitas dengan hipertensi pada pekerja di PKJN RSJMM Bogor
Tahun 2023 ................................................................................................................... 43
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan penyakit degenerative yang menjadi masalah serius saat ini.
Hipertensi dikategorikan sebagai the silent killer disease karena penderita tidak mengetahui
dirinya mengidap hipertensi. Hipertensi adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah terus
menerus meningkatkan tekanan. Darah dibawa dari jantung ke seluruh bagian tubuh melalui
pembuluh darah. Semakin tinggi tekanan, semakin keras jantung harus memompa. Hipertensi
merupakan penyakit yang sangat berbahaya, karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai
peringatan dini. Kebanyakan orang merasa sehat dan energik walaupun hipertensi (Kemenkes
RI, 2010).
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2020 menunjukkan sekitar 1,13
Miliar masyarakat di dunia mengalami penyakit hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia
terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya,
diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan
diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya.
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa prevalensi global hipertensi saat
ini sebesar 22% dari total populasi dunia. Prevalensi hipertensi di Asia Tenggara menempati
urutan ke-3 tertinggi sebesar 25% dari total populasi (WHO, 2020).
1
Menurut Riskesdas dalam Kemenkes RI (2021) prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar
34,1%, mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas Tahun
2013 sebesar 25,8%. Menurut data Sample Registration System (2014) Indonesia pada tahun
2014, Hipertensi dengan komplikasi (5,3%) merupakan penyebab kematian nomor 5 (lima)
pada semua umur. Menurut World Health Organization (2021) 42% penderitanya tidak sadar
mengalami hipertensi karena sering terjadi tanpa keluhan.
Pada tahun 2018, Jawa Barat menduduki urutan ke dua sebagai Provinsi dengan kasus
Hipertensi tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 39,6% setelah Kalimantan Selatan (Kemenkes
RI, 2019). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor 2018, Hipertensi termasuk dalam
sepuluh besar penyakit terbanyak di Kota Bogor, tepatnya terbanyak kedua setelah penyakit
Nasofaringitis akut. Data kunjungan hipertensi mengalami peningkatan dari tahun 2016
sampai dengan tahun 2020. Data hipertensi pada tahun 2016 terdapat 12.658 orang yang
menderita hipertensi, dan terjadi peningkatan pada tahun 2020 yaitu 53.635 orang. Dari
53.635 penderita hipertensi tahun 2020 di kota Bogor, 31.882 penderita berjenis kelamin
perempuan dan 21.753 berjenis kelamin laki-laki (Dinkes Kota Bogor, 2018).
Hipertensi merupakan penyakit yang dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko. Dari
beberapa penelitian telah membuktikan hal-hal yang menjadi faktor risiko yang berpengaruh
terhadap timbulnya kejadian hipertensi. Faktor risiko hipertensi dapat di golongkan menjadi
faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan usia
sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi seperti obesitas dan kebiasaan merokok (Indayani,
2016). Sedangkan menurut penelitian Irawan (2020) beberapa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kejadian hipertensi diantaranya faktor (usia, jenis kelamin, genetic), obesitas
dari obat-obatan (steroid, obat penghilang rasa sakit).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2019) terdapat hubungan antara umur,
jenis kelamin, dan kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi. Penelitian yang dilakukan
oleh Irene (2019) terdapat hubungan antara merokok dengan hipertensi. Penelitian yang
dilakukan Topan (2021) dengan topik hipertensi pada pekerja juga menemukan bahwa faktor
usia dan Riwayat genetic keluarga dapat menyebabkan timbulnya kejadian hipertensi.
Penderita hipertensi yang tidak terkontrol akan menganggu kerja organ tubuh sehingga
akan menimbulkan komplikasi yang bisa mengakibatkan ketidakseimbangan. Hal ini akan
2
sangat membahayakan seseorang khususnya pada para pekerja yang setiap harinya produktif,
seperti pekerja di Rumah Sakit yang memiliki jam kantor dari senin sampai dengan minggu.
Penyakit hipertensi jika tidak ditangani dengan serius akan memperburuk organ tubuh
sehingga menimbulkan komplikasi seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK), gagal jantung,
diabetes, gagal ginjal dan bahkan stroke. Komplikasi hipertensi menjadi penyebab 9,4 juta
kematian per tahun. Beberapa jenis komplikasi hipertensi yang paling banyak dialami adalah
penyakit jantung, penyakit ginjal kronis, dan stroke. Hipertensi menjadi penyebab dari 45%
kematian akibat penyakit jantung dan 51% kematian akibat stroke di seluruh dunia (World
Health Organization, 2013). Di Amerika Serikat, 7 dari 10 orang yang mengalami serangan
jantung pertama merupakan penderita hipertensi. Sedangkan 8 dari 10 orang yang mengalami
stroke pertama dan 7 dari 10 orang yang mengalami gagal jantung kronis juga merupakan
penderita hipertensi (CDC, 2015).
Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi (PKJN
RSJMM) Bogor telah resmi ditetapkan sebagai Pusat Kesehatan Jiwa Nasional. Hal itu
tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/741/2022 (Kementerian Kesehatan, 2022). Profesi dari berbagai pekerja
yang berada di Rumah Sakit memiliki pola aktivitas fisik yang bervariasi, seperti instansi
Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Komite Mutu Rumah Sakit, Unit Kesehatan
Lingkungan dan K3RS, Manajemen Promosi Kesehatan Rumah Sakit, Komite PPI, Rawat
Inap Psikiatri, dan lain-lain. Kejadian hipertensi pada pekerja non medis di PKJN Rumah
Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor risko, akan tetapi
penelitian terkait hal ini belum dilakukan. Karyawan di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H.
Marzoeki Mahdi ini memiliki profesi yang mempunyai risiko terkena hipertensi seperti pada
bagian Manajemen Rumah Sakit yang memiliki kondisi posisi duduk yang lama dalam setiap
harinya. Intensitas duduk terlalu lama dengan minim pergerakan dapat meningkatkan risiko
obesitas pada pekerja karena adanya penimbunan lemak pada tubuh. Kondisi ini membuat
tidak maksimalnya pembakaran kalori sehingga keseimbangan energi dalam tubuh dapat
terganggu dan berdampak pada kelebihan berat badan dan berisiko hipertensi dan karyawan
di Rumah Sakit ini rata-rata memiliki usia ≥45 tahun, ada beberapa karyawan yang memiliki
kondisi badan dengan berat yang berlebih dan perokok aktif.
3
Pada studi pendahuluan terhadap 10 orang karyawan non medis di Pusat Kesehatan Jiwa
Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi (PKJN RSJMM) Bogor, karyawan
diperiksa tekanan darahnya dan didapati 6 orang (60%) karyawan mengidap hipertensi
diantaranya 4 orang laki-laki, dan 2 orang perempuan. Dari hasil wawancara, penyebabnya
adalah faktor Riwayat dalam keluarga, memiliki berat badan berlebih dan memiliki usia ≥45
tahun. 3 dari karyawan yang menderita hipertensi mengaku sering merasakan sakit kepala
setelah jam kerja sudah berakhir. Sepuluh karyawan tersebut terdiri dari 6 orang laki-laki,
dan 4 orang perempuan berasal dari bagian administrasi Rumah Sakit, Komite Mutu Rumah
Sakit, Unit Kesehatan Lingkungan dan K3RS, manajemen promosi Kesehatan Rumah Sakit,
komite PPI, rawat inap psikiatri, dan lain-lain. Dari 10 orang tersebut, yang mempunyai
Riwayat hipertensi dalam keluarga sebanyak 7 orang (70%), karyawan memiliki usia ≥45
tahun 7 orang (70%), perokok aktif 6 orang (60%), dan 4 orang (40%) memiliki berat badan
berlebih. Berdasarkan latar belakang diatas penulis melakukan penelitian “Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pekerja non medis di PKJN Rumah
Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023”
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang terdapat di
Pusat Kesehatan Jiwa Nasioal Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi yaitu dari hasil
kuesioner dan wawancara pada 10 pekerja non medis bagian manajemen dan administrasi
Rumah Sakit di dapati 6 orang pekerja (60%) mengidap hipertensi diantaranya 4 orang laki-
laki dan 2 orang perempuan penyebabnya adalah faktor Riwayat dalam keluarga, memiliki
berat badan berlebih dan memiliki usia ≥45 tahun. 3 dari karyawan yang menderita hipertensi
mengaku sering merasakan sakit kepala setelah jam kerja sudah berakhir. Dari 10 orang
tersebut, yang mempunyai Riwayat hipertensi dalam keluarga sebanyak 7 orang (70%),
karyawan memiliki usia ≥45 tahun 7 orang (70%), perokok aktif 6 orang (60%), dan 4 orang
(40%) memiliki berat badan berlebih. Dari uraian tersebut, penelitian ini diperlukan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit hipertensi pada
pekerja non medis di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Tahun 2023.
1.3.Pertanyaan Penelitian
4
1. Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit hipertensi pada
pekerja non medis di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Tahun 2023?
2. Bagaimana gambaran kejadian penyakit hipertensi pada pekerja non medis di PKJN
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Tahun 2023?
3. Bagaimana gambaran usia pada pekerja non medis di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H.
Marzoeki Mahdi Tahun 2023?
4. Bagaimana gambaran jenis kelamin pada pekerja non medis di PKJN Rumah Sakit
Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Tahun 2023?
5. Bagaimana gambaran Riwayat keluarga pada pekerja non medis di PKJN Rumah
Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Tahun 2023?
6. Bagaimana gambaran status merokok pada pekerja non medis di PKJN Rumah Sakit
Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Tahun 2023?
7. Bagaimana gambaran obesitas pada pekerja non medis di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr.
H. Marzoeki Mahdi Tahun 2023?
8. Apakah ada hubungan antara usia dengan kejadian hipertensi pada pekerja non medis
di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Tahun 2023?
9. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada pekerja
non medis di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Tahun 2023?
10. Apakah ada hubungan antara Riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada
pekerja non medis di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Tahun 2023?
11. Apakah ada hubunngan antara status merokok dengan kejadian hipertensi pada
pekerja non medis di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Tahun 2023?
12. Apakah ada hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi pada pekerja non
medis di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Tahun 2023?
1.4.Tujuan penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
5
1.4.2 Tujuan Khusus
1.5.Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi pekerja non medis di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi
6
3. Memberikan sumber informasi untuk pencegahan hipertensi sehingga dapat
meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan terhadap bahaya dari hipertensi
sehingga bisa dicegah lebih awal
7
kepada pekerja yang diisi secara langsung (offline) dan mandiri oleh pekerja di lokasi
penelitian, dan melakukan pengukuran tekanan darah menggunakan alat tensimeter digital.
Penelitian ini dilakukan karena kejadian hipertensi di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H.
Marzoeki Mahdi cukup tinggi (60%) dan risiko pada karyawan yang cukup besar. Analisis
data menggunakan univariat untuk mengetahui gambaran kejadian penyakit hipertensi pada
pekerja dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square dengan kepercayaan 95%.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya atau esensial. Hipertensi ini
biasanya selalu dikaitkan dengan faktor gaya hidup seperti kurangnya aktivitas
fisik dan pola makan yang tidak terarah. Sudah sekitar 90% seseorang mengalami
hipertensi primer atau essensial (Kemenkes RI, 2014).
Table 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut Joint National Comitte - VII
b. Resistensi Perifer
11
vasokonstriktor seperti endotelium, tromboxe A2 dan prostaglandin H2 (Kaplan,
2010).
a. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan datah intrakramial.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina yang disebabkan oleh hipertensi
c. Ayunan, Langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
2.1.1.5 Komplikasi Hipertensi
12
Jika hipertensi tidak dikendalikan akan adanya dampak yang timbul seperti
penyakit komplikasi lainnya. Komplikasi hipertensi pada organ lain dapat
menyebabkan penyakit lain yang dapat merusak organ ginjal, pendarahan selaput
getah bening, pecahnya pembuluh darah di otak, dan kelumpuhan.
1. Stroke
Tekanan darah yang tinggi menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak atau
stroke. Srroke merupakan kematian jaringan otak yang terjadi karena
berkurangnya aliram darah dan oksigen ke otak. Biasanya kasus ini terjadinya
secara mendadak dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit
(Anshari, 2020).
2. Gagal Jantung
Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat
untuk memompa darah dan menyebabkan pembesaran otot jantung kiri sehingga
jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran pada otot jantung kiri disebabkan
oleh kerja kerasnya jantung untuk memompa darah (Anshari, 2020).
3. Gagal Ginjal
Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan dan
akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak. Akibatnya fungsi ginjal menurun
hingga mengalami gagal ginjal. Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi,
yaitu nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna (Anshari, 2020).
13
Masih kurangnya informasi tentang perbaikan pola makan bagi penderita
hipertensi juga membuat pengetahuan masyarakat akan perbaikan pola makan
juga masih rendah. Pemberian informasi kesehatan diharapkan mampu
mencegah dan mengurangi angka kejadian suatu penyakit dan sebagai sarana
promosi kesehatan. Pemberian edukasi mengenai hipertensi terbukti efektif
dalam pencegahan hipertensi.
2. Modifikasi gaya hidup individu. Gaya hidup merupakan faktor penting yang
sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Modifikasi gaya hidup dapat
dilakukan dengan membatasi asupan garam, menurunkan berat badan agar
menghindari terjadinya obesitas, tidak merokok, tidak meminum alcohol, dan
menghindari asupan makanan berlemak yang berlebih. Menjalankan pola
hidup sehat setidaknya selama 4–6 bulan terbukti dapat menurunkan tekanan
darah dan secara umum dapat menurunkan risiko permasalahan
kardiovaskular.
3. Pencegahan Primer, yaitu melakukan istirahat yang cukup dengan cara tidur
dengan minimal (6 – 8 jam) per hari.
4. Pencegahan Sekunder, yaitu melakukan pola makanan yang sehat, seperti
mengurangi konsumsi garam, tidak mengonsumsi alcohol, dan berhenti
merokok.
5. Pencegahan Tersier, yaitu pengontrolan tekanan darah secara rutin, olahraga
secara teratur dan menyesuaikan dengan kondisi tubuh.
14
laki daripada perempuan sepanjang awal dewasa, walaupun pada individu
lebih tua peningkatan terkait usia lebih tinggi pada perempuan (Leonard,
2015).
b. Usia
15
pelaksanaan tugas, semakin lanjut usia seseorang semakin meningkat
kedewasaannya.
16
Usia Minimal Normal Maksimal
14 – 19 105 / 73 117 / 77 120 / 81
20 – 24 108 / 75 120 / 79 132 / 83
25 – 29 109 / 76 121 / 80 133 / 84
30 – 34 110 / 77 122 / 81 134 / 85
35 – 39 111 / 78 123 / 82 135 / 86
40 – 44 112 / 79 125 / 83 137 / 87
45 – 49 115 / 80 127 / 84 139 / 88
50 – 54 116 / 81 129 / 85 142 / 89
55 – 59 118 / 82 131 / 86 144 / 90
60 – 64 121 / 83 134 /87 147 / 91
c. Genetic
17
menderita hipertensi essensial. Adanya faktor genetic pada keluarga
tertentu akan menyebabkan keluarga tersebut memiliki risiko menderita
hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium
intraseluler dan rendahkan antara potassium terhadap sodium. Hipertensi
cenderung merupakan penyakit keturunan jika seseorang dari orang tua
menderita hipertensi, maka sepanjang hidup keterunan mempunyai 25%
maka kemungkinan 60% keturunannya akan menderita hipertensi
(Astiari, 2016).
18
Obesitas adalah keadaan dimana terjadi penimbuan lemak berlebih
didalam jaringan tubuh. Jaringan lemak tidak aktif akan menyebabkan
beban kerja jantung meningkat. Kelebihan berat badan berkaitan dengan
2 hingga 6 kali kenaikan risiko hipertensi. Obesitas adalah presentasi
abnormalitas lemak yang dinyatakan dalam IMT atau Indeks Masa Tubuh
yaitu perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam
meter. Cara untuk mengetahui obesitas yaitu dengan menggunakan
Indeks Masa Tubuh yang dapat dihitung menggunakan rumus:
19
Konsumsi minuman alkohol secara berlebihan akan berdampak
buruk pada kesehatan jangka panjang. Salah satu akibat dari konsumsi
alkohol yang berlebihan tersebut adalah terjadinya peningkatan tekanan
darah yang disebut hipertensi. Alkohol merupakan salah satu penyebab
hipertensi karena alkohol memiliki efek yang sama dengan
karbondioksida yang dapat meningkatkan keasaman darah, sehingga
dalah menjadi kental dan jantung dipaksa untuk memompa (I Gusti Ayu,
2017).
c. Merokok
20
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang
di hisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak
lapisan endotel pembuluh darah arteri, dan mengakibatkan tekanan darah
tinggi. Merokok juga dapat menyebabkan meningkatnya denyut nadi
jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung.
Merokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin meningkatkan
risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri (Departemen Kesehatan,
2015).
21
pada masyarakat asupan garam sekiitar 7 – 8 gr tekanan darah rata-rata
lebih tinggi (Departemen Kesehatan, 2015)
22
transportasi menuju tempat, atau sebagai bagian dari pekerjaan seseorang
(WHO, 2018).
f. Stress
Stress merupakan suatu keadaan non spesifik yang dialami
penderita akibat tunrutan pekerjaan, emosi, fisik, maupun lingkungan
yang melebihi daya dan kemampuan untuk mengatasi dengan efektif.
Stress secara umum hal yang dialami oleh setiap orang. Tetapi terlalu
banyak stress juga dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah
(AHA, 2014).
23
Stres yang sifatnya konstan dan berlanjut lama dan bisa
meningkatkan saraf simpatis yang bisa memicu meningkatnya tekanan
darah. Selain itu jika keadaan seringkali emosi dan berfikir negatif secara
perlahan dan tidak disadari akan muncul gejala fisik seperti hipertensi.
Kondisi psikis seseorang memang berbeda jika kondisi psikis seseorang
dapat mempengaruhi tekanan darah. Stres juga bisa berakibat
meningkatnya aliran darah ke ginjal, kulit dan saluran pencernaan dan
tubuh akan semakin banyak menghasilkan hormon adrenalin dengan hal
tersebut bias membuat jantung sistem bekerja akan semakin kuat dan
cepat (Subrata dan Wulandari, 2020).
HIPERTENSI
25
Beringharjo Kota dan penghasilan hipertensi.
Yogyakarta Variable Tidak adanya
dependen = hubungan
Hipertensi konsumsi alcohol
dengan kejadian
hipertensi.
4 Rogita Faktor-Faktor Variabel Terdapat hubungan Kuantitatif
Sisillia Yang Berhubungan independent = yang bermakna dengan
Pangaribu Kejadian usia, jenis antara usia, jenis desain
an Hipertensi Pada kelamin, dan kelamin, dan Cross
Pekerja PT X Pada kebiasaan kebiasaan Sectional
Tahun 2021 merokok merokok dengan
Variable kejadian hipertensi
dependen = pada pekerja PT. X
hipertensi Tahun 2021.
5 Ervina Faktor-Faktor Variable Adanya hubungan Kuantitatif
Yang Berhubungan independent = genetic, jenis dengan
Dengan Kejadian genetic, usia, kelamin, konsumsi desain
Hipertensi Pada jenis kelamin, kopi, aktivitas Cross
Pekerja Sektor konsumsi kopi, merokok, dan Sectional
Informal di kebiasaan beban kerja fisik
Wilayah Kerja merokok, dan dengan kejadian
Puskesmas beban kerja hipertensi
Kecamatan fisik
Jagakarsa Tahun Variable
2022 dependen =
Hipertensi
26
BAB III
METODE PENELITIAN
VARIABEL INDEPENDEN
1. Usia
VARIABEL DEPENDEN
2. Jenis Kelamin
3. Riwayat Keluarga Hipertensi
4. Kebiasaan Merokok
5. Obesitas
27
Hipertensi Tekanan darah Tensimeter digital Pengukuran 0 = Hipertensi Ordinal
persisten dengan dilakukan (Tekanan darah
tekanan sistolik setelah sistolik ≥ 140
di atas 140 responden mmHg atau
mmHg dan istirahat ±5 tekanan darah
tekanan diastolik menit dan diastolic ≥ 90
di atas 90 dilakukan mmHg)
mmHg. dalam
Sumber: posisi 1 = Tidak
(Kemenkes RI, duduk. Hipertensi
2014) (Tekanan darah
sistolik < 140
atau tekanan
darah diastolic <
90 mmHg)
Sumber:
(Kemenkes RI,
2014)
Variabel Independen
Usia Lama hidup Kuesioner Wawancara 0 = Berisiko Ordinal
dihitung menurut Hipertensi, Jika
ulang tahun usia ≥ 45 tahun
terakhir seorang
responden 1 = Tidak
berisiko
Hipertensi jika
usia < 45 tahun.
Sumber:
(Riskesdas, 2018)
Jenis Ciri biologis Kuesioner Wawancara 0 = laki laki Nominal
28
Kelamin yang dimiliki
oleh responden 1 = perempuan
yang dibedakan
menjadi laki-laki
dan perempuan.
Riwayat Hasil Kuesioner Wawancara 0 = Ada Riwayat Ordinal
Keluarga pemeriksaan keluarga
yang menyatakan (ibu/ayah/saudara
adanya anggota kandung)
keluarga
responden yang 1 = Tidak ada
memiliki Riwayat keluarga
hipertensi
Kebiasaan Sebuah aktivitas Kuesioner Wawancara 0 = Merokok Ordinal
Merokok menghisap atau
menghirup asap 1 = Tidak
rokok dengan Merokok
menggunakan
pipa atau rokok.
Obesitas Keadaan gizi Timbangan berat Mengukur 0 = Obesitas Ordinal
orang dewasa badan dan meteran berat badan (IMT = ≥25
berdasarkan dan tinggi kg/m2)
Indeks Massa badan
Tubuh (IMT) responden 1 = Tidak
dengan Obesitas (IMT =
menggunakan < 25 kg/m2)
berat badan dan
tinggi badan. Sumber:
Menggunakan (Kemenkes RI,
rumus 2014)
IMT = Berat
29
Badan / Tinggi
Badan (m) x
Tinggi Badan
(m)
1. Ada hubungan usia dengan kejadian hipertensi pada pekerja di PKJN Rumah Sakit
Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
2. Ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada pekerja di PKJN
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
3. Ada hubungan Riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada pekerja di PKJN
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
4. Ada hubungan status merokok dengan kejadian hipertensi pada pekerja di PKJN
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
5. Ada hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada pekerja di PKJN Rumah
Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
30
3.6.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah pekerja di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor, yang berjumlah 150 orang karyawan.
3.6.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Sebagian pekerja yang berada di PKJN
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
Table 3.2 Besar Proporsi yang digunakan untuk besar sampel penelitian
Rumus yang digunakan untuk menghitung besar sampel penelitian ini yaitu:
(𝑃1 − 𝑃2).2
Keterangan:
N = Jumlah Sampel
31
𝑧1 − 𝛼/2 = Derajat Kemaknaan (95%) = 1,96
p1 − p2
𝑃 = Rata-rata proporsi pada populasi 2
a) Riwayat Keluarga
Diketahui:
𝑃1 = 0,37
𝑃2 = 0,75
0,37 + 0,75
𝑃 = = 0,56
2
𝑁 = ??
Jawab:
𝑁
(0,37 − 0,75).2
N = 26 X 2 + 10%
N = 58
Perhitungan terpilih besar sampel dengan hasil awal yaitu sebesar 26 lalu dikali 2 dan
ditambah 10% dengan hasil akhir yaitu 58 orang.
32
dari undian tersebut yang akan dijadikan sampel. Kriteria pengambilan sampel dibagi
menjadi dua yaitu:
Pemeriksaan tekanan darah dilakukan oleh peneliti langsung setelah jam bekerja
karyawan rumah sakit sudah selesai menggunakan alat tensimeter digital. Dimana hasil
ukur yang akan dilihat ialah:
0= Hipertensi (tekanan darah sistolik ≥ 140 atau tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg).
1= Tidak hipertensi (tekanan darah sistolik < 140 atau tekanan darah diastolic < 90
mmHg)
33
b. Usia
Variable ini mengetahui lamanya hidup responden yang dihitung sejak dilahirkan.
Data usia diperoleh menggunakan kuesioner dengan harapan hasil ukur yaitu:
c. Jenis Kelamin
Ciri biologis yang dimiliki oleh responden yang dibedakan menjadi laki-laki dan
perempuan, variable ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner.
0 = Laki-laki
1 = Perempuan
d. Riwayat Keluarga
e. Kebiasaan Merokok
0 = Merokok
1 = Tidak Merokok
34
f. Obesitas
Pengukuran obesitas diukur menggunakan metode IMT atau Indeks Masa tubuh oleh
peneliti dengan menggunakan timbangan berat badan dan meteran untuk mengukur tinggi
badan.
Analisis data univariat pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
kejadian penyakit hipertensi pada pekerja di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki
Mahdi Tahun 2023 berdasarkan karakteristik Usia, Riwayat Keluarga, Jenis Kelamin,
kebiasaan merokok, dan obesitas.
Analisis Bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat proporsi berbagai
faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pekerja di PKJN Rumah
Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor tahun 2023. Proporsi yang digambarkan adalah
Usia, Riwayat keluarga, Jenis Kelamin, status merokok, dan obesitas
Dalam penelitian ini jenis data pada variable independent maupun variable
dependen adalah bersifat kategorik maka menggunakan derajat kemaknaan menggunakan
35
uji chi-square dengan kepercayaan 95%. Maka jika hasil uji p-value menunjukan ≤ 0.05
berarti uji yang dilakukan adanya hubungan bermakna antara variable independent dan
variable dependen, dan sebaliknya jika hasil uji P-Value > 0.05 maka uji yang dilakukan
tidak adanya hubungan yang bermakna antara variable independent dan variable
dependen. Nilai derajat kemaknaan ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis dari
penelitian yang dilakukan. Jika chi square 2 x 2 tidak dapat digunakan, maka dapat
menggunakan rumus alternative Fisher Exact Test.
Pengukuran besar risiko dari penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai
Prevalence Ratio (PR). Prevalence Ratio adalah ukuran asosiasi paparan faktor risiko
dengan kejadian penyakit.
a Jika, PR = 1 berarti tidak ada hubungan asosiasi antara faktor risiko dengan
kejadian hipertensi.
b Jika, PR > 1 berarti ada hubungan asosiasi positif antara faktor risiko dengan
kejadian hipertensi.
c Jika, PR < 1 berarti ada hubungan asosiasi negative antara faktor risiko
dengan kejadian hipertensi.
36
BAB IV
HASIL
4.1.2 Gambaran usia pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah
Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023.
Tabel 4.2 Gambaran Usia Pada Pekerja di PKJN Rumah Sakit Jiwa dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023
37
4.1.3 Gambaran jenis kelamin pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023.
Tabel 4.3 Gambaran Jenis Kelamin pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa
Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023
38
Kebiasaan Merokok Jumlah (n) Presentase (%)
Merokok 30 51,7
Tidak Merokok 28 48,3
Total 58 100
Berdasarkan hasil penelitian yang terlihat pada tabel 4.5 diperoleh bahwa
pekerja yang merokok yaitu sebanyak 30 orang (51,7%), lebih besar daripada
pekerja yang tidak merokok yaitu 28 pekerja (48,3%).
Tabel 4.7 Hubungan antara usia dengan kejadian hipertensi pada pekerja di PKJN
RSJMM Bogor Tahun 2023
Hipertensi
No Usia Hipertensi Tidak Total p-value PR (95%CI)
Hipertensi
39
n % n % n %
1 ≥ 45 27 73,0 10 27,0 37 100 1,703 (1,00-
Tahun 2,90)
0,047
2 < 45 9 42,9 12 57,1 21 100
Tahun
Berdasarkan table 4.7 terlihat bahwa pekerja yang berusia usia ≥ 45 tahun
yang menderita hipertensi sebesar 73%, sedangkan pada pekerja berusia <45
tahun sebesar 42,9%. Berdasarkan hasil analisis chi-square diperoleh p-value =
0,047 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara usia pekerja dengan
kejadian hipertensi. Hasil analisis juga menunjukkan nilai Prevalence Ratio (PR)
sebesar 1,703 (95% CI: 1,00 – 2,90) yang berarti pekerja yang memiliki usia ≥ 45
tahun berisiko 1,703 kali mengalami hipertensi dibandingkan dengan pekerja
yang memiliki usia <45 tahun.
Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin dengan risiko hiprtensi pada
pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor Tahun 2023 dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Hubungan antara jenis kelamin dengan hipertensi pada pekerja di PKJN
RSJMM Bogor Tahun 2023
Hipertensi
Jenis Hipertensi Tidak Total p- PR
No
Kelamin Hipertensi value (95%CI)
n % n % n %
1 Laki-laki 23 79,3 6 20,7 29 100 1,77
(1,13-
0,015
2 Perempuan 13 44,8 16 55,2 29 100 2,76)
40
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa pekerja yang berjenis kelamin laki-
laki yang menderita hipertensi sebesar 79,3%, sedangkan pada pekerja yang
berjenis kelamin perempuan berusia sebesar 44,8%. Berdasarkan hasil analisis
chi-square diperoleh p-value = 0,014 yang artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara jenis kelamin pekerja dengan kejadian hipertensi. Hasil analisis
juga menunjukkan nilai Prevalence Ratio (PR) sebesar 1,77 (95% CI: 1,13 – 2,76)
yang berarti pekerja yang berjenis kelamin laki-laki berisiko 1,77 kali mengalami
hipertensi dibandingkan dengan pekerja yang berjenis kelamin perempuan.
4.2.3 Hubungan antara Riwayat keluarga dengan hipertensi pada Pekerja di Pusat
Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Tahun 2023
Tabel 4.9 Hubungan antara Riwayat hipertensi keluarga dengan hipertensi pada
pekerja di PKJN RSJMM Bogor Tahun 2023
Hipertensi
Riwayat Hipertensi Tidak Total p- PR
No
Keluarga Hipertensi value (95%CI)
n % n % n %
1 Ada 31 73,8 11 15,9 42 100 2,36
Riwayat (1,12-
0,007
2 Tidak Ada 5 31,3 11 68,8 16 100 4,99)
Riwayat
Berdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa pekerja yang memiliki Riwayat
hipertensi keluarga sebesar 73,8%, sedangkan pada pekerja yang tidak memiliki
Riwayat hipertensi keluarga sebesar 31,3%. Berdasarkan hasil analisis chi-square
diperoleh p-value = 0,007 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
Riwayat hipertensi keluarga dengan kejadian hipertensi. Hasil analisis juga
41
menunjukkan nilai Prevalence Ratio (PR) sebesar 2,36 (95% CI: 1,12 – 4,99)
yang berarti pekerja yang memiliki Riwayat hipertensi keluarga berisiko 2,36 kali
mengalami hipertensi dibandingkan dengan pekerja yang tidak memiliki Riwayat
hipertensi keluarga.
Tabel 4.10 Hubungan antara kebiasaan merokok dengan hipertensi pada pekerja
di PKJN RSJMM Bogor Tahun 2023
Hipertensi
Kebiasan Hipertensi Tidak Total p- PR
No
Merokok Hipertensi value (95%CI)
n % n % n %
1 Merokok 20 66,7 10 33,3 30 100 1,16
(0,77-
0,634
2 Tidak 16 57,1 12 42,9 28 100 1,75)
Merokok
Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa pekerja yang merokok yang
menderita hipertensi sebesar 66,7%, sedangkan pada pekerja yang tidak merokok
sebesar 57,1%. Berdasarkan hasil analisis chi-square diperoleh p-value = 0,634
yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok
dengan kejadian hipertensi.
42
4.2.4 Hubungan antara obesitas dengan hipertensi pada Pekerja di Pusat
Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Tahun 2023
Hasil analisis hubungan antara obesitas dengan risiko hipertensi pada pada
pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor Tahun 2023 dapat dilihat pada tabel 4.11
Tabel 4.11 Hubungan antara obesitas dengan hipertensi pada pekerja di PKJN
RSJMM Bogor Tahun 2023
Hipertensi
Hipertensi Tidak Total p- PR
No Obesitas
Hipertensi value (95%CI)
n % n % n %
1 Ya 31 72,1 12 27,9 43 100 2,16
(1,03-
0,019
2 Tidak 5 33,3 10 66,7 15 100 4,53)
Berdasarkan tabel 4.11 terlihat bahwa pekerja yang memiliki berat badan
berlebih (IMT ≥25) sebesar 72,1%, sedangkan pada pekerja yang tidak memiliki
berat badan berlebih (IMT <25) sebesar 33,3%. Berdasarkan hasil analisis chi-
square diperoleh p-value = 0,019 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan
antara obesitas dengan kejadian hipertensi. Hasil analisis juga menunjukkan nilai
Prevalence Ratio (PR) sebesar 2,16 (95% CI: 1,03 – 4,53) yang berarti pekerja
yang memiliki obesitas berisiko 2,16 kali mengalami hipertensi dibandingkan
dengan pekerja yang tidak memiliki obesitas.
43
BAB V
PEMBAHASAN
44
tinggi tekanan darah seseorang, maka risiko kerusakan jantung dan pembuluh darah
pada orang tersebut juga akan semakin meningkat.
Berdasarkan hasil observasi peneliti pengukuran tekanan darah pekerja tidak
dilakukan pada setiap bulannya, pada ketentuan yang sudah berlaku di rumah sakit
pengukuran tekanan darah untuk seluruh pekerja dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Apabila hipertensi tidak diukur setiap bulannya maka tidak dapat mendeteksi secara
dini penyakit hipertensi sehingga dampak dari hipertensi akan mempengaruhi
konsentrasi dan gangguan Kesehatan, dan dampak bagi rumah sakit yaitu akan
meningkatkan jumlah biaya Kesehatan yang ditanggung oleh rumah sakit. Oleh
karena itu disarankan rumah sakit harus memeriksa rutin tekanan darah pekerja
minimal satu bulan sekali.
5.1.2 Gambaran usia pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit
Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023
45
pada pekerja di PKJN RSJMM pada tahun 2023 adalah berusia 37 – 63 tahun.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara peneliti, diketahui
bahwa dari 37 pekerja yang berusia ≥ 45 tahun sebanyak 20 pekerja sudah bekerja >
10 tahun di PKJN RSJMM. Pekerja yang memiliki usia ≥ 45 tahun Sebagian besar
bekerja pada bagian Komite Mutu, Promosi Kesehatan Rumah Sakit, dan Satuan
Pemeriksa Internal. Pihak Rumah Sakit mengatakan bahwa pekerja yang telah lama
bekerja memiliki tingkat produktivitas yang bagus dalam bekerja, sehingga pekerja
masih tetap dipekerjakan di Rumah Sakit tersebut hingga pekerja tersebut pensiun
dan pekerja yang memiliki usia ≥ 45 tahun lebih berpengalaman dalam bidang
tersebut, sehingga hasil pekerjaannya baik. Disarankan kepada rumah sakit
sebaiknya menurunkan usia rekrutmen dimana calon pekerja berusia maksimal <45
tahun untuk menghindari usia berisiko terkena hipertensi. Disarankan kepada pekerja
yang memiliki usia ≥45 tahun untuk menjaga pola gaya hidup, seperti menurunkan
berat badan, batasi asupan lemak dan garam, memperbanyak makan buah dan sayur,
tidak merokok, dan melakukan olahraga yang teratur.
5.1.3 Gambaran jenis kelamin pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023
46
5.1.4 Gambaran Riwayat keluarga pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023
47
5.1.5 Gambaran kebiasaan merokok pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023
48
5.1.6 Gambaran obesitas pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah
Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023
49
pekerja dan mengontrol pola makan serta arahan untuk melakukan olahraga yang
teratur. Kepada pekerja yang memiliki berat badan berlebih di sarankan untuk
menurunkan berat badan dengan meningkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga
secara rutin dan mengatur pola makan sesuai dengan kebutuhan energi tubuh agar
energi yang masuk seimbang dengan energi yang dikeluarkan sehingga mencegah
terjadinya penumpukan lemak yang menyebabkan terjadinya obesitas, dan
diharapkan tidak melewatkan sarapan dan mengurangi konsumsi gorengan atau
makanan yang tinggi lemak.
50
hal yang sama yaitu adanya hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian
hipertensi.
Pada umumnya tekanan darah akan naik dengan bertambahnya usia, hal
ini disebabkan oleh kekakuan dan menebalnya arteri karena arterioscleorisis
sehingga tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui
arteri tersebut. Semakin bertambahnya usia, kemungkinan seseorang menderita
hipertensi semakin besar. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis serta
pelebaran pembuluh darah adalah faktor penyebab hipertensi pada usia tua
(Aziza, 2018).
Rentan usia pada pekerja di PKJN RSJMM adalah 32 – 63 tahun, dimana
usia yang berisiko mengalami keadaan hipertensi yaitu di usia ≥ 45 tahun,
hipertensi merupakan penyakit degenerative dimana penyakit ini menyerang
mereka yang usianya mencapai paruh baya. Disarankan kepada rumah sakit
sebaiknya menurunkan usia rekrutmen dimana calon pekerja berusia maksimal
<45 tahun untuk menghindari usia berisiko terkena hipertensi. Kepada para
pekerja yang memiliki usia ≥45 tahun untuk memperhatikan dan melakukan pola
hidup yang sehat dengan menghentikan, menghindari, dan mengurangi kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak, dan melakukan aktivitas fisik dengan
berolahraga secara teratur dengan minimal 30 menit perhari, serta perlu kesadaran
untuk melakukan pemantauan dan pengecekan tekanan darah secara rutin.
5.2.2 Hubungan antara jenis kelamin dengan hipertensi pada Pekerja di Pusat
Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Tahun 2023
51
kelamin Perempuan. Rata-rata usia pada jenis kelamin laki-laki yang terkena
hipertensi yaitu ≥50 tahun, dimana hal ini menjadi alasan mengapa jenis kelamin
berhubungan dengan kejadian hipertensi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pangaribuan (2021) menyatakan hal yang sama yaitu adanya
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi.
Penelitian yang dilakukan oleh Yunus (2021) menyatakan bahwa adanya
hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan hipertensi, dan penelitian
yang dilakukan oleh Sinambela (2017) juga menyatakan hal yang sama yaitu
adanya hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan hipertensi.
Menurut Ervina (2022) Laki-laki lebih banyak memiliki kemungkinan
menderita hipertensi atau lebih rentan daripada perempuan karena ada peran dari
hormon estrogen dalam proteksi tekanan darah. Pada perempuan, hormon
estrogen lebih banyak ditemukan, sehingga hormon tersebut dapat melindungi
pembuluh darah Perempuan.
Hipertensi lebih mudah menyerang laki-laki hal itu kemungkinan karena
laki-laki lebih banyak memiliki faktor pendorong terjadinya hipertensi seperti
merokok, kelelahan, dari jenis kelamin laki-laki di umur produktif 55 tahun akan
lebih banyak terkena hipertensi, namun untuk umur 55-67 tahun kemungkinan
akan lebih banyak jenis kelamin perempuan yang terkena hipertensi. Fakta
tersebut sejalan dengan keterangan dari World Health Organization (WHO) yang
menyatakan bahwa 1 dari 4 laki-laki mengalami hipertensi 1 dari 5 wanita
mengalami hipertensi yang artinya jenis kelamin laki-laki lebih berisiko
mengalami hipertensi daripada Perempuan (WHO, 2018).
Pola makan dan lifestyle perempuan juga dinilai lebih sehat dibandingkan
dengan laki-laki. Perempuan memiliki kebiasaan diet yang lebih sehat dan
dianggap bertanggung jawab atas indeks massa tubuhnya dibandingkan dengan
laki-laki (Ervina, 2022). Oleh karena itu, disarankan bagi pekerja laki-laki untuk
menjaga pola hidup sehat dengan cara mengindari penggunaan tembakau dan
alcohol, mengubah gaya hidup, membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh,
berhenti merokok, dan memeriksa tekanan darah secara rutin.
52
5.2.3 Hubungan antara Riwayat keluarga dengan hipertensi pada Pekerja di
Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor Tahun 2023
53
sayur, tidak merokok, dan melakukan olahraga yang teratur. Disarankan kepada
Rumah sakit sebaiknya memperhatikan dan menjadikan syarat Riwayat hipertensi
keluarga dalam proses rekrutmen pekerja. Pekerja dengan riwayat hipertensi
keluarga disarankan memeriksa tekanan darah nya secara berkala minimal satu
kali dalam sebulan dan menerapkan gaya hidup sehat seperti mengatasi obesitas,
tidak merokok, dan melakukan aktivitas fisik yang memadai.
54
merokok di usia yang berisiko tetap memungkinkan berpotensi menderita
hipertensi.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan menunjukkan
adanya larangan merokok di sekitaran area Rumah Sakit. Namun pengakuan dari
responden mengatakan mereka biasa merokok sebelum bekerja, saat merasa
stress, jam istirahat, dan jam pulang kerja. Dimungkinkan hal ini yang menjadi
faktor pendukung proporsi tertinggi responden yang mengalami hipertensi adalah
responden yang merokok dan termasuk perokok berat (21 – 30 batang per hari)
(WHO, 2020). Disarankan kepada rumah sakit untuk menggiatkan kampanye anti
rokok dan mensosialisasikan peraturan mengenai lingkungan rumah sakit bebas
asap rokok dengan cara mengadakan seminar mengenai dampak rokok terhadap
produktivitas kerja, dengan menggunakan berbagai macam media misalnya
selembaran, madding atau pamflet.
55
signifikan. Hipertensi paling banyak dialami oleh pekerja yang memiliki berat
badan berlebih atau memiliki IMT ≥25 kg/m2.
Penelitian ini sejalan oleh penelitian yang dilakukan oleh Maryani (2017)
yang mengatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara obesitas dengan
kejadian hipertensi dengan angka kejadian yang memiliki IMT ≥ 25 yaitu sebesar
85%, dan oleh peneliti yang sama menyatakan adanya hubungan yang signifikan
antara obesitas dengan kejadian hipertensi dengan angka kejadian yang memiliki
IMT ≥ 25 yaitu sebesar 52,9%.
Obesitas dimana IMT ≥ 25 merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
hipertensi, pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan
aktifitas renin plasma rendah. Kelebihan berat badan meningkatkan frekuensi
denyut jantung dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin menyebabkan
tubuh menahan natrium dalam air. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko
terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan
penyakit tidak menular. Dengan mempertahankan berat badan normal
memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih Panjang
(Departemen Kesehatan, 2015). Oleh karena itu, saran intervensi yang bisa
dilakukan oleh Rumah sakit untuk menurunkan hipertensi pada pekerja yaitu
rumah sakit bisa melakukan skrinning status gizi melalui pemantauan Indeks
Masa Tubuh (IMT) setiap satu bulan sekali oleh ahli gizi secara berkala agar
pekerja bisa konsultasi status gizinya dan melakukan edukasi Kesehatan, dan
mengadakan program olahraga mingguan seperti senam di hari sabtu dan minggu.
Bagi pekerja yang memiliki berat badan berlebih sebaiknya melakukan olahraga
secara rutin selama 30 menit per hari untuk membakar kalori berlebih di dalam
tubuh serta mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang dan membatasi
konsumsi makanan yang memiliki kandungan tinggi lemak dan gula.
56
2. Pada saat pengambilan sampel di waktu jam pulang kerja, nama yang keluar pada
saat di undi, pekerja tersebut sudah pulang. Untuk meminimalisir permasalahan
tersebut, peneliti mengganti nama tersebut dengan nama pekerja yang masih
berada di area Rumah Sakit dan bersedia untuk mengisi kuesioner dan di
wawancara.
3. Tidak menggunakan metode pengambilan sampel menggunakan Teknik proporsi
sampling.
57
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Sebagian besar pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr.
H. Marzoeki Mahdi Bogor mengalami hipertensi sebesar 62%.
2. Sebagian besar usia pada pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit
Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor yang beirisko terkena hipertensi (≥45 tahun)
adalah 63,8%.
3. Sebagian besar jenis kelamin pada pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor yang berisiko terkena hipertensi
yaitu jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 79,3%.
4. Sebagian besar pada pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa
dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor memiliki Riwayat hipertensi keluarga yaitu sebesar
72,4%.
5. Sebagian besar pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr.
H. Marzoeki Mahdi Bogor merokok yaitu 51,7%
6. Sebagian besar pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr.
H. Marzoeki Mahdi Bogor yang obesitas atau memiliki Indeks Masa Tubuh ≥25
yaitu sebesar 74,1%.
7. Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan hipertensi pada pekerja di
Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
8. Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan hipertensi pada
pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor.
9. Ada hubungan yang signifikan antara Riwayat hipertensi keluarga dengan
hipertensi pada pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr.
H. Marzoeki Mahdi Bogor.
10. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan hipertensi
pada pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor.
58
11. Ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan hipertensi pada pekerja di
Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
6.2 Saran
1. Rumah sakit sebaiknya memeriksa rutin tekanan darah dan status gizi pekerja
minimal satu bulan sekali dan mengoptimalkan hasil MCU pekerja untuk
perbandingan pemeriksaaan selanjutnya.
2. Bagi pekerja laki-laki untuk menjaga pola hidup sehat dengan cara mengindari
penggunaan tembakau dan alcohol, mengubah gaya hidup, membatasi asupan
makanan tinggi lemak jenuh, berhenti merokok, dan memeriksa tekanan darah
secara rutin.
3. Pekerja yang memiliki berat badan berlebih di sarankan untuk menurunkan berat
badan dengan meningkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga secara rutin dan
mengatur pola makan sesuai dengan kebutuhan energi tubuh agar energi yang
masuk seimbang dengan energi yang dikeluarkan sehingga mencegah terjadinya
penumpukan lemak yang menyebabkan terjadinya obesitas, dan diharapkan tidak
melewatkan sarapan dan mengurangi konsumsi gorengan atau makanan yang
tinggi lemak.
4. Rumah sakit sebaiknya melakukan promosi Kesehatan kerja yang
mengikutsertakan petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
(K3RS) dengan memberikan edukasi terhadap pekerja dengan Riwayat hipertensi
pada orang tua untuk berubah mengenai pola gaya hidup, seperti menurunkan
berat badan, batasi asupan lemak dan garam, memperbanyak makan buah dan
sayur, tidak merokok, dan melakukan olahraga yang teratur melalui seminar
maupun workshop.
5. Rumah sakit sebaiknya mengatur program olahraga minimal seminggu dilakukan
3 kali dan membuat poster bertemakan pentingnya olahraga bagi tubuh untuk
mengingatkan pekerja melakukan olahraga, rumah sakit membuat program
olahraga mingguan Bersama seperti senam pagi di hari sabtu dan minggu.
6. Rumah sakit sebaiknya melakukan advokasi dan sosialisasi tentang Kesehatan
Kerja Rumah Sakit pada semua pegawai rumah sakit yang bertemakan kampanye
anti rokok mensosialisasikan peraturan mengenai lingkungan rumah sakit bebas
59
asap rokok dengan cara mengadakan seminar mengenai dampak rokok terhadap
produktivitas.
60
DAFTAR PUSTAKA
A, D. A., Sinaga, A. F., Syahlan, N., Siregar, S. M., Sofi, S., Zega, R. S., Annisa, A., & Dila, T.
A. (2022). Faktor - Faktor Yang Menyebabkan Hipertensi Di Kelurahan Medan Tenggara.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 10(2), 136–147.
https://doi.org/10.14710/jkm.v10i2.32252
AHA. (2014). Know Your Risk Factors for High Blood Pressure. Amerika: American Heart
Association (AHA). Retrieved from http://heart.org/en/health-topics/high-blood-
pressure/why-high-bloodpressure-is-a-silent-killer/know-your-risk-factors-for-high-blood-
pressure
AHA. (2015a). How Smoking and Nicotine Damage Your Body. American Heart Association
(AHA). Retrieved from https://www.herat.org/en/healthyliving/healthy-lifestyle/quit-
smoking-tobacco/how-smoking-and-nicotinedamage-your-body
AHA. (2016). Managing Stress to Control High Blood Pressure. American Heart Association
(AHA). Retrieved from https://www.heart.org/en/healthtopics/high-blood-pressure/changes-
you-can-make-to-manage-high-bloodpressure/managing stress-to-control-high-blood-
pressure
Aprilliyanti, D. R., & Budiman, F. A. (2020). Hubungan Asupan Natrium dengan Kejadian
Hipertensi di Posyandu Lansia Desa Tegowangi Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri.
Nutriology : Jurnal Pangan,Gizi,Kesehatan, 1(1), 7–11.
https://doi.org/10.30812/nutriology.v1i1.729
Aziza, L. (2007). Hipertensi : the silent killer; berbagai aspek hipertensi berdasarkan kriteria
terbaru mencakup salah paham hipertensi di kamar praktik.
CDC. (2015). High Blood Pressure : Know Your Risk for High Blood Pressure. Centers for
Disease Control and Prevention. Retrieved from
https://www.cdc.gov/bloodpressure/risk_factors.htm
Chasanah, S. U., & Sugiman, S. S. (2022). Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Derajat Hipertensi
Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Berbah Sleman Yogyakarta. An-Nadaa Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 9(2), 119. https://doi.org/10.31602/ann.v9i2.6683
Damayantie, N., Heryani, E., & Muazir, M. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Penatalaksanaan Hipertensi oleh Penderita di Wilayah Kerja Pskesmas Sekernan Ilir
Kabupaten Muaro Jambi tahun 2018. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and
Midwifery), 5(3), 224–232. https://doi.org/10.26699/jnk.v5i3.art.p224-232
61
Dinkes Kota Bogor. (2018). Profil Kesehatan Kota Bogor 2018. Dinas Kesehatan Kota Bogor.
Dinkes Kota Bogor. (2020). Profil Kesehatan Kota Bogor 2020. Dinas Kesehatan Kota Bogor,
10–27.
Direktorat P2PTM Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. (2018). Manajemen Program
Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi dan Perhitungan Pencapaian SPM Hipertensi.
Workshop Pencegahan Dan Pengendalian Hipertensi, April, 11, 17, 20.
http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2018/05/M
anajemen_Program_Hipertensi_2018_Subdit_PJPD_Ditjen_P2PTM.pdf
Erman, I., Damanik, H. D., & Sya’diyah. (2021). Hubungan Merokok Dengan Kejadian
Hipertensi Di Puskesmas Kampus Palembang. Jurnal Keperawatan Merdeka, 1(1), 54–61.
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkm/article/view/983
Ervina. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pekerja
Sektor Informal Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2022.
Farrar, G. R., & Zhang, H. (1990). Erratum: Perturbative QCD calculation of real and virtual
Compton scattering (Physical Review D (1990) 42, 7 (2413)). Physical Review D, 42(7),
2413. https://doi.org/10.1103/PhysRevD.42.2413
Hasiando, N. C., Amar, M. I., & Fatmawati, Ii. (2019). Hubungan Kebiasaan Konsumsi Natrium,
Lemak Dan Durasi Tidur Dengan Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Cimanggis Kota
Depok Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 11(2), 214–218.
Jayanti, I. G. A. N., Wiradnyani, N. K., & Ariyasa, I. G. (2017). Hubungan pola konsumsi
minuman beralkohol terhadap kejadian hipertensi pada tenaga kerja pariwisata di Kelurahan
Legian. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 6(1), 65–70.
https://doi.org/10.14710/jgi.6.1.65-70
Kalangi, J. A., Umboh, A., & Pateda, V. (2015). Hubungan Faktor Genetik Dengan Tekanan
Darah Pada Remaja. E-CliniC, 3(1), 3–7. https://doi.org/10.35790/ecl.3.1.2015.6602
Kartika, M., Subakir, S., & Mirsiyanto, E. (2021). Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan
Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh Tahun 2020.
Jurnal Kesmas Jambi, 5(1), 1–9. https://doi.org/10.22437/jkmj.v5i1.12396
Kemenkes RI. (2011). Penyakit Tidak Menular (PTM) Penyebab Kematian Terbanyak di
Indonesia. https://www.kemkes.go.id/article/view/1637/penyakit-tidak-menular-ptm-
penyebab-kematian-terbanyak-di-indonesia.html
62
https://dinkes.bantenprov.go.id/upload/article_doc/Hasil_Riskesdas_2013.pdf
Kemenkes RI. (2018a). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan RI,
53(9), 1689–1699.
Kemenkes RI. (2018c). Manajemen Program Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi dan
Perhitungan Pencapaian SPM Hipertensi. Jakarta: Subdit Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah Direktorat P2PTM Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana
Hipertensi (Technical Guidelines for the Discovery and Management of Hypertension) (pp.
1–67). https://p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-ptm/pedoman-teknis-penemuan-dan-
tatalaksana-hipertensi
Keselamatan, P., Kesehatan, D. A. N., Studi, P., Masyarakat, K., Kesehatan, F. I., Islam, U.,
Syarif, N., & Jakarta, H. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Informal Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Informal
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2022.
Kurniadi, H., & Nurrahmani, U. (2014). Fakto-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi
Pada Lansia Di Kelurahan Manisrejo Kota Madiun.
Lestari. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pekerja
Sektor Informal Di Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta. Naskah Publikasi, 1–20.
Lisiswanti, R., & Dananda, D. N. A. (2016). Hypertension Prevention Efforts. Majority, 5(3),
50–54. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1036
Madyasari, A. (2020). Gambaran tingkat konsumsi natrium dan tekanan pada pasien hipertensi di
Puskesmas Tabanan III. Kemenkes RI, Poltekkes Kemenkes Denpasar, Prodi Gizi Diploma
Tiga Denpasar, 53(9), 1689–1699.
Maryani, H. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hipertensi Pada Pekerja Di Pt.
Citra Teknik Andalas Tahun 2017.
63
Maulidina, F. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Jati Luhur Bekasi Tahun 2018. arkesmas (Arsip Kesehatan Masyarakat),
4(1), 149–155. https://doi.org/10.22236/arkesmas.v4i1.3141
Mulyani, S. (2021). Faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja
puskesmas Padongko dan puskesmas Palakka Kabupaten Barru tahun 2021. 14–16.
Nilawati, I. (2023). Hipertensi merupakan Hubungan Jenis Kelamin, Pendidikan, dan Lama
Menderita Hipertensi dengan Kualitas Hidup Lansia Hipertensi di Puskesmas Cilacap
Selatan II. Jurnal Medika Usada, 6(1), 6–12.
https://doi.org/10.54107/medikausada.v6i1.143
Rosdiana, D., Achmadi, U. F., & Mahmuda, D. (2021). Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Dan
Proporsi Merokok Lampung , Bengkulu Dan Gorontalo Implementation Of Smoking Free
And Proportion Of Smoking In Population In Province Of Banten , West Java , Lampung ,
Bengkulu And Gorontalo. 205–219.
Sartik, S., Tjekyan, R. S., & Zulkarnain, M. (2017). Risk Factors and the Incidence of
Hipertension in Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 8(3), 180–191.
https://doi.org/10.26553/jikm.2017.8.3.180-191
Siswanto, Y., Widyawati, S. A., Wijaya, A. A., Salfana, B. D., & Karlina, K. (2020). Hipertensi
pada Remaja di Kabupaten Semarang. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 1(1), 11–17. https://doi.org/10.15294/jppkmi.v1i1.41433
Sulistyono, E., & Modjo, R. (2022). Literature Review : Analisis Faktor Terjadinya Hipertensi
Pada Pekerja Lapangan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6, 1154–1159.
Sumarni, R., Sampurno, E., & Aprilia, V. (2016). Konsumsi Junk Food dan Hipertensi pada
Lansia di Kecamatan Kasihan, Bantul, YogyakartaKasihan,. Jurnal Ners Dan Kebidanan
Indonesia, 3(2), 59. https://doi.org/10.21927/jnki.2015.3(2).59-63
64
Syah. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas
Kabupaten Magelang. Universitas Muhammadiyah Magelang, 4–11.
Tri Hardati. (2017). Aktivitas fisik dan kejadian hipertensi pada pekerja: analisis data Riskesdas
2013. BKM Journal of Community Medicine and Public Health, 34(2), 467–474.
https://core.ac.uk/download/pdf/295356013.pdf
WHO 2020. (2020). A Global Brief On Hypertension. Word Health Organization, 5(3), 248–
253.
Windani, C., Sari, M., Komalasari, V., & Suhendar, I. (2021). Description of Physical Activity
in. 4(1).
Windayanti, K. A. (2021). Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah pada
Pekerja yang Bekerja dari Rumah Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Wilayah Kelurahan
Seririt Tahun 2021. RSUD Kota Semarang, 3, 103–111.
Yuli Hilda Sari, Usman, & Makhrajani Majid. (2019). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Maiwa
Kab.Enrekang. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 2(1), 68–79.
https://doi.org/10.31850/makes.v2i1.125
Yunus, M. (2021). Hubungan Usia Dan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Hipertensi Di
Puskesmas Haji Pemanggilan Kecamatan Anak Tuha Kab. Lampung Tengah.
11(September), 192–201.
https://journals.ekb.eg/article_243701_6d52e3f13ad637c3028353d08aac9c57.pdf
65
LAMPIRAN
Untuk keperluan tersebut saya mohon ketersediaan bapak/ibu untuk menjadi partisipan
dalam penelitian ini. Bapak/ibu berhak untuk ikut atau tidak ikut berpartisipasi secara sukarela
tanpa ada sanksi. Selanjutnya saya mohon ketersediaan bapak/ibu untuk bersedia diperiksa
tekanan darah dan mengisi kuesioner sebagai responden penelitian. Waktu yang dibutuhkan
untuk pengukuran dan pengisian kuesioner ini ± 30 menit. Semua tindakan yang dilakukan tidak
menyebabkan efek samping apapun terhadap responden. Jika bapak/ibu bersedia menjadi
responden, silahkan mengisi formulir ini dan saya memohon kesediannya untuk mengisi lembar
kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jawaban yang saudara berikan akan dirahasiakan dan
akan sangat bermanfaat bagi kelengkapan data penelitian ini. Jika ada hal yang kurang dipahami
dapat ditanyakan langsung kepada peneliti. Atas perhatian dan kesediaan bapak/ibu menjadi
partisipan dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, 2023
Peneliti partisipan
(Evri Eriskadevi) ( )
66
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah anda mempunyai penyakit Jantung, 1. Ya
Diabetes Melitus, atau Ginjal? 2. Tidak
2 Apakah anda bersedia menjadi responden untuk 1. Ya
mengisi questioner peneliti dan di wawancarai? 2. Tidak
No Pertanyaan Jawaban
1 Nama / Inisial
2 Usia ….. Tahun
3 Jenis Kelamin P/L
4 Unit Kerja / Instalasi / Ruangan
5 Lama Kerja / Masa Kerja ….. Tahun ….. Bulan
6 Apakah ada salah satu keluarga yang menderita 1. Ada (jika ada, boleh
tekanan darah tinggi / Hipertensi seperti ayah, lebih dari satu)
ibu, saudara kandung, atau lainnya? a. Ayah
b. Ibu
c. Saudara kandung
d. Lainnya…..
2. Tidak ada
67
2 Tinggi Badan
3 IMT (Indeks Masa Tubuh)
D. STATUS MEROKOK
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah dalam sehari-hari responden 1. Ya (Lanjut No 2)
mengonsumsi rokok? 2. Tidak
68
Lampiran 4 Ethical Clearence PKJN RSJMM
69
Lampiran 6 Hasil Analisis
a Univariat
1. Gambaran kejadian hipertensi pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023.
2. Gambaran usia pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa
dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023.
70
3. Gambaran jenis kelamin pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah
Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023.
6. Gambaran obesitas pada Pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit
Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023.
71
b Bivariat
1. Hubungan antara usia dengan hipertensi pada pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa
Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023.
72
2. Hubungan antara jenis kelamin dengan hipertensi pada pekerja di Pusat Kesehatan
Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023.
73
3. Hubungan antara Riwayat keluarga dengan hipertensi pada pekerja di Pusat
Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun
74
2023.
75
4. Hubungan antara kebiasaan merokok dengan hipertensi pada pekerja di Pusat
Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun
2023.
76
Uji Statifikasi Variabel kebiasaan Merokok
77
5. Hubungan antara obesitas dengan hipertensi pada pekerja di Pusat Kesehatan Jiwa
Nasional Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2023.
78
79