SKRIPSI
Skripsi
kepada
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan
atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain,
Yang Menyatakan,
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa dengan segala limpahan rahmat dan karunia-Nya yang telah dianugerahkan
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna meraih
Hasanuddin Makassar.
Secara khusus, perkenankan penulis dengan tulus hati dan rasa hrmat
1. Kedua orang tua tercinta Bapak Syamsu Halik, S.Kom dan Ibu
ini.
sekarang ini.
v
4. Bapak Pither Damma, S.Ft, Physio., selaku pembimbing II yang telah
8. Ketua Klinik Physio Sakti dan Klinik asyifa Makassar yang telah
tanpa pamrih sedikitpun serta semua canda tawa dan suasana hangat
9. Para pasien dan keluarga pasien yang telah memberikan izin untuk
yang sama selalu mendukung dan sangat membantu baik dalam hal
vi
11. Kawan seperjuangan yang berjumlah 7 orang yang tiada hentinya
12. Teman-teman bermain yang selalu sabar menyusaikan waktu hang out
padat dan sibuk tapi selalu sabar dan mengerti, love you gaes.
14. Serta seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian tugas
kesalahan dan hal yang kurang berkenan di hati. Penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan terdapat banyak
kelemahan dan kakurangan, karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
vii
ABSTRAK
Stroke merupakan gangguan saraf otak yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh
darah di otak yang terjadi dalam temp sekitar 24 jam atau lebih. Gangguan sensoris
dan motorik pasca stroke mengakibatkan gangguan keseimbangan termasuk
kelemahan otot, penurunan fleksibilitas jaringan lunak, serta gangguan kontrol
sensomotorik. Bridging Exercise merupakan bentuk latihan untuk membantu
meningkatkan keseimbangan duduk dan berdiri khususnya pada penderita stroke.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara data pre-test dan
post-test (P=0,001) maka dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa terdapat
pengaruh Bridging Exercise terhadap tingkat keseimbangan duduk dan berdiri pasien
pasca stroke.
Kata Kunci : Bridging Exercise, gangguan keseimbangan duduk dan berdiri, Berg
Balance Scale (BBS)
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
x
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ........................................ 45
A. Kerangka Konsep............................................................................. 45
B. Hipotesis .......................................................................................... 45
A. Rancangan Penelitian....................................................................... 46
A. Hasil Penelitian................................................................................ 52
B. Pembahasan ..................................................................................... 58
C. Keterbatasan Penelitian.................................................................... 63
A. Kesimpulan ...................................................................................... 64
B. Saran ................................................................................................ 64
LAMPIRAN ........................................................................................................ 69
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Nomor halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
7. Dokumentasi ............................................................................................ 81
xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
xv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras,
jenis kelamin, atau usia .Berdasarkan data terbaru dan hasil Riset Kesehatan Dasar
per mil dan yang berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1
per mil. Jadi, sebanyak 57,9 persen penyakit stroke telah terdiagnosis oleh nakes
(Israr, 2008).
klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak (lokal atau global),
menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler (Israr, 2008).
(16,6%), diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil. Terjadi peningkatan prevalensi
didiagnosis nakes dan gejala) juga meningkat dari 8,3 per 1000 (2007) menjadi
faktor resiko dapat terhindar dari stroke bila menyadari dan mengatasi faktor
1
2
resiko tersebut sejak dini. Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian
akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung
dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030
(Yastroki, 2012).
wanita, dengan perbandingan 1,3 : 1, kecuali pada usia lanjut laki-laki dan wanita
hampir tidak berbeda. Laki-laki yang berumur 45 tahun bila bertahan hidup
sampai 85 tahun kemungkinan terkena stroke 25%, sedangkan risiko bagi wanita
hanya 20%. Pada laki-laki cenderung terkena stroke iskemik, sedangkan wanita
serta gangguan kontrol motorik dan sensorik. Fungsi yang hilang akibat gangguan
jaringan lunak, serta gangguan kontrol motorik dan sensoris. Fungsi yang hilang
mempertahankan postur yang tepat dapat diketahui saat pasien melakukan gerakan
latihan yaitu bridging exercise. Bridging exercise adalah latihan untuk penguatan-
stabilisasi pada gluteus, hip dan punggung bawah (sarka-Jonae, 2012). Jika
melakukan latihan ini dengan benar, bridging digunakan untuk stabilitas dan
latihan penguatan yang menargetkan otot perut serta otot-otot punggung bawah
otot columna vertebra lumbal dan pelvic yang diberikan selama 5 kali dalam
seminggu.
banyak penderita pasca stroke yang datang ke Klinik Physio Sakti dan Klinik
disekitar columna vertebra lumbal dan pelvic, serta dari hasil observasi yang telah
saya lakukan oleh karena itu maka pada kesempatan kali ini peneliti tertarik
Makassar.”
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah:
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
exercise.
bridging exercise.
3. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademik
mengajar.
b. Sebagai bahan rujukan dan tambahan teori yang sudah ada sebelumnya.
2. Manfaat Aplikatif
stroke.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi Otak
dan pembuluh darah. Semua orang memiliki jumlah neuron yang sama
yaitu sekitar 100 miliar tetapi jumlah koneksi diantara berbagai neuron
2.1
6
7
a. Traktus Piramidalis
sepertiga serabut ini berasal dari korteks motorik primer (area 4),
sepertiga dari korteks motorik sekunder (area 6), dan sepertiga dari
ini maka akan terjadi gangguan gerak volunter pada otot rangka
b. Traktus Ekstrapiramidalis
1. Traktus 8. Traktus
frontopontin tegmentus
2. Traktus sentralis
kortikospinalis 9. Oliva inferior
dengan serat 10. Pyramid
ekstrapyramidalis 11. Traktus
3. Thalamus retikulospinals
4. Kaput nukleus 12. Traktus
kaudatus tektospinalis
5. Nukleus 13. Traktus
tegmental kortikospinalis
6. Nuklei ruber anterior
7. Substansia nigra
11
3. Vaskularisasi Otak
aliran darah dan suplai oksigen, (3) keadaan jantung, bila ada
13
2004).
1. Definisi Stroke
2004).
14
potensial yang fatal pada suplai darah bagian otak. Tidak ada
gangguan suplai darah dalam waktu relatif lama sebab darah sangat
makanan yang dibutuhkan pada otak dan otak adalah pusat kontrol
tahun, tetapi mungkin saja terjadi juga pada usia muda yang sering
serta gejala neurologis yang lain (Caple & Schub, 2010; Falvo,
2. Klasifikasi Stroke
(Misbach, 1999).
cerebri).
2) Stroke Hemoragik
a) Perdarahan intraserebral
b) Perdarahan subarakhnoid
b. Berdasarkan stadium:
2) Stroke in evolution
cerebral medial.
3) Completed Stroke
1) Tipe karotis
2) Tipe vertebrobasiler
3. Gejala Stroke
sisi dominan.
b) Gangguan mental.
Pusing
k) Gangguan pendengaran.
a) Koma.
b. Stroke Hemoragic
pada EKG.
1) Usia
2) Jenis kelamin
4) Ras/ etnis
5) Genetik
a) Hipertensi
c) Diabetes
g) Inaktifitas fisik
h) Obesitas
a) Sindroma metabolik
b) Penyalahgunaan alkohol
e) Peningkatan lipoprotein
5. Patofisiologi Stroke
spreading depression.
3) Tahap 3: Inflamasi
4) Tahap 4: Apoptosis
b. Stroke hemoragik
2009).
(AVM).
6. Stadium Stroke
sangat dominan.
mengalami kemajuan
bicara).
(1996), yaitu:
mengakibatkan komplikasi.
latihan.
serangan berulang.
pasca stroke.
1. Definisi Keseimbangan
2. Fisiologi Keseimbangan
keseimbangan.
a. Sistem Vestibular
b. Sistem Visual
yaitu :
medulla spinalis dan brain stem dan meiliki sel tubuh yang
cerebellum.
3. Gangguan Keseimbangan
fisik, psikologis, dan atau perilaku. Gejala fisik paling khas adalah
atau tungkai di salah satu sisi tubuh, kesulitan bicara dan atau
otot wajah merupakan hal umum yang terjadi pada pasien stroke.
a. Keseimbangan Duduk
2009).
(Irfan, 2009)
b. Keseimbangan Berdiri
(Darmawan, 2014).
manusia yaitu:
pada semua benda baik benda hidup maupun mati, titik pusat
columna vertebra lumbal dan pelvic yaitu: (Lee dan Baek dalam
1) Multifidus
2) Transversus abdominis
3) Diaphragma
1) Rectus abdominis
2) Internal oblique
3) Eksternal oblique
berada dalam posisi netral pada setiap gerakan dari otot-otot perut.
otot-otot perut dan multifidus yang didahului oleh reaksi kaki dan
selama latihan
kali perlakuan.
yaitu:
Scale”
tertentu. Skor akan dikurangi bila waktu atau jarak yang diberikan
E. Kerangka Teori
STROKE
HEMORAGIK NON-HEMORAGIK
Spastisitas
Gangguan
Kekuatan Otot
Gangguan
Kemampuan
Faktor yang Berjalan
Mempengaruhi:
Gangguan Kontrol
1. Pusat Gravitasi Keseimbangan
2. Garis Gravitasi
3. Bidang Tumpu
4. Kekuatan Otot
Bridging exercise
Fisiologi Keseimbangan:
1. ↑ kekuatan otot
2. ↑ propioseptive
3. ↑ kontrol motorik
Perubahan Kemampuan
Kontrol Keseimbangan
BAB III
A. Kerangka Konsep
Keseimbangan
Bridging ↑ neuromuscular
Penderita Pasca
exercise adaptasi
Stroke
Variabel Perancu :
Modalitas Latihan
yang Lain (Balance
exc, PNF, Bobath)
B. Hipotesis
maka hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
45
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara acak
T1 X T2
Keterangan:
46
47
1. Lokasi Penelitian
Makassar.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah selama 1 bulan mulai dari Maret 2016 sampai
April 2016.
1. Populasi Penelitian
2. Sampel Penelitian
a. Kriteria Inklusi
2) Kooperatif
48
2-5.
perlakuan.
b. Kriteria Ekslusi
stabil.
D. Alur Penelitian
Keseimbangan
Penderita Pasca
Stroke
Program
Post-test Bridging Pre-test
exercise
Analisis
Data
HASIL
49
E. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel
Fisioterapi :
F : 2x/minggu
I : 8 hit. 8 rep
T : Bridging Exc
T : 2 menit
50
Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik setelah dilakukan editing,
G. Masalah Etika
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
penelitian.
BAB V
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Physio Sakti dan Klinik Asyifa di Makassar
dan berdiri yang berkunjung di klinik tersebut. Jumlah sampel yang diperoleh
berupa Bridging Exercise sebanyak 8 kali intervensi dengan alat ukur yang
digunakan adalah Berg Balance Scale (BBS). Hasil penelitian kemudian disajikan
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Distribusi berdasarkan karakteristik Umur dan Jenis Kelamin pada
pasien pasca stroke dengan pemberian Bridging Exercise di Klinik
Physio Sakti dan Klinik Asyifa di Makassar
Umur
41 – 50 tahun 4 20.0
51 – 60 tahun 5 25.0
61 – 70 tahun 8 40.0
71 – 80 tahun 3 15.0
Total 20 100.0
Jenis Kelamin
Pria 7 35.0
Wanita 13 65.0
Total 20 100.0
52
53
umur dan jenis kelamin pada pasien gangguan keseimbangan duduk dan
orang (25%), kemudian umur 51-60 tahun berjumlah 5 orang (40%), 41-
pasien dengan jumlah sampel >60 tahun paling banyak diantara semua
rentan umur.
Tabel 5.2
Distribusi hasil pre-test lembar penilaian Berg Balance Scale
(BBS) sebelum 8 kali perlakuan Bridging Exercise di
Klinik Physio Sakti dan Klinik Asyifa Makassar
Tabel 5.3
Distribusi hasil post-test lembar penilaian Berg Balance Scale (BBS)
setelah 8 kali perlakuan Bridging Exercise di Klinik Physio Sakti dan
Klinik Asyifa di Makassar
Tabel 5.4
Deskripsi Nilai Rerata, Nilai Tengah, Minimum, Maximum, dan
Standar Deviasi (SD) pada pasien gangguan tingkat keseimbangan
duduk dan berdiri pasca stroke di Klinik Physio Sakti dan Klinik
Asyifa Makassar Sebelum dan Sesudah Perlakuan Bridging Exercise
menurut kategori skor BBS
Balance Scale sebesar 1,15 dan nilai rerata post-test Berg Balance Scale
10, kemudian kategori 2 yaitu buruk dengan skor BBS 11-20, dan kategori
3 yaitu baik dengan skor BBS 21-30. Hal ini menunjukkan bahwa
dan berdiri berdasarkan BBS pada penderita pasca stroke di Klinik Physio
Sakti dan Klinik Asyifa dengan adanya perbedaan skor pada pre-tes dan
test untuk mengetahui apakah data yang diambil normal atau tidak
normal.
Tabel 5.5
Hasil Uji Normalitas
Shapiro-Wilk
Pre-Test 1,000
Post-Test 1,000
yaitu uji paired sample t untuk menguji ada tidaknya pengaruh yang
pasca stroke.
3. Uji Hipotesis
Setelah diketahui hasil uji normalitas dan mendapat hasil data yang
berdasarkan BBS pada pasien pasca stroke antar pre-test dan post-test.
Tabel 5.6
Uji Kemaknaan Paired Sample T
B. Pembahasan
pada pasien pasca stroke. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien
pasca stroke yang menjalani rawat jalan di Klinik Physio Sakti dan Klinik
kriteria inklusi yang ditetapkan oleh peneliti. Dari hasil observasi terdapat
berdiri sebagai subjek penelitian, dimana terdiri dari 13 wanita dan 7 pria.
rentan umur 41-50 tahun, 51-60 tahun, 61-70 tahun, dan 71-80 tahun. Hal
Dari kisaran umur pasien pasca stroke yang terbanyak adalah pada
umur >60 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sylvia (2009) yang mengatakan bahwa salah satu faktor terjadinya stroke
adalah umur, dimana kisaran umur >60 tahun lebih rentan mengalami
setiap penambahan usia tiga tahun meningkatkan resiko stroke sebesar 11-
menggunakan parameter yaitu Berg Balance Scale (BBS) yang terdiri dari
skala keseimbangan ini adalah 56. Tes ini memerlukan waktu sekitar 20
responden memiliki kategori skor BBS yaitu sangat buruk jika diukur
20, dan selanjutnya 1 responden memiliki kategori skor BBS baik jika
sampel akan diukur kembali nilai BBS-nya sebagai data post-test. Pada
kategori skor BBS buruk atau bernilai antara 11 – 20, dan selanjutnya 3
kali perlakuan maka dapat diperoleh adanya perbedaan antara pre-test dan
Hal ini berarti bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti dapat diterima
Hal ini sejalan pula dengan teori Bridging Exercise yang mempunyai
spine sesuai dengan alignment tubuh yang simetris dan menjadi lebih
stabil, memudahkan tubuh untuk bergerak secara efektif dan efisien. (Adi
Perdana,2014)
Hal ini terjadi karena pada saat suatu otot berkontraksi, maka terjadi
aktivasi otak yang marak dilakukan, yaitu sebagai salah satu upaya untuk
62
mempunyai sifat yang sangat istimewa yaitu otak merupakan organ yang
di area otak yang mengalami kerusakan. Pada serabut saraf, terjadi dua
(NGF) hasil sekresi sel schwann dan terjadi migrasi sel progenitor neuron
C. Keterbatasan Penelitian
lain :
PENUTUP
A. Kesimpulan
keseimbangan duduk dan berdiri pada pasien pasca stroke dengan nilai
P=0,001 (P<0,005).
B. Saran
64
DAFTAR PUSTAKA
65
66
Lajoie Y, Galigher SP. Predicting falls within the elderly community: comparison
of postural sway reaction time, berg balance scale and the ABC scale for
comparing faller and non fallers. Arch Gerontol geriatr 2004;38:11-26.
Liuzzi FJ, Tedeschu B 2011. Peripheral Nerve Regeneration. Departement of
Anatomy and Neurobiology, Eastern Virginia Madical School
Lumbantobing, 2004; Bencana Peredaran Darah di Otak, Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.Misbach, J.1999. Stroke: Aspek
Diagnostik, Patofisiologi, manajemen. Balai Penerbit FK-UI. Jakarta.
Lewis, S.M., Heitkemper, M.M, Dirksen, S.R 2007. Medical Surgical Nursing :
Assesment and Management of Clinical Problem. Pennsylvania: W.B
Saunders.
Navarro X et al 2011. Neural Plasticity After Peripheral Nervr Injury and
Regeneration. Group of Neuroplasticity and Regeneration, Institute of
Neurosciences and Departement of Cell Biology, Physiology and
Imunology, Universitat Autonoma de Barcelona
O’Sullivan, Susan B, dkk, 1981. Physical Rehabilitation Evaluation & Treatment
Procedures, F.A Davis Company, Philadelpia.Richman, S., & Grose, S
(2010). Stroke and cholesterol . Glendale, California: Cinahl Information
Systems
Quinn, E 2012. Medical Review Bard, Sit and Reach Flexibility Test
Rahayu, Umi B 2013. Pengaruh Aktivasi Otak untuk meningkatkan
kemampuanConfrence On Health and The Chongis World to be held on
November 10-13. Bangkok. Thailand
Riskesdas. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementrian
Kesehatan RI
Sibley, K. M. et al., 2015 Recommendations for a Core Outcome Set for
Measuring Standing Balance in Adult Populations: A Consensus-Based
Approach. PLOS ONE:1-20
Suyono, dkk, 2002. Profil Stroke dari CT-scan Kepala. Majalah Kedokteran
Indonesia. Vol.53. No.4
Selzer, ME. 2006. Neural Repair and Rehabilitation. Combridge University Press
Seong-Hun Yu. 2013. The Effects of Core Stability Strength Exercise on Muscle
Activity and Trunk Impairment Scale in Stroke Patients. http://www.e-
jer.org/journal/view.php?number=2013600035. Diakses tanggal 30
September 2013.
Sjahrir,H. 2003. Stroke Iskemik. Yandira Agung. Medan
Snell, Richard S, 2006. Neuro Anatomi Klinik, Edisi Kelima, Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta.
68
Steffen TM, Hacker TA, Mollinger L. Age and gender-related test performance in
community-dwelling elderly people: six minutes walk test, berg balance
scale, timed up nd go test and gait speeds. Phys Ther. 2002; 82:128-137.
Teasell, Bayona, Jamie Bitensky. 2005. Plasticity and Reorganization of the Brain
Post Stroke. Journal Stroke Rehabilitation,. Thomas Land Publishers, Inc.
Thomson, DJ, 2010. Stroke dan Pencegahannya. Arcan, Jakarta
Watson M A, and Black F A, 2008. “The Human Balance System” A Complex
Coordination Of Central And Peripheral Systems By The Vestibular
Disorders Association.
Wen Chang, Yi, Hong-Wen Wu, Wei Hung, Yen-Chen Chiu, 2009, “Postural
Responses in Various Bases of Support and Visual Conditions in the
Subjects with Functional Ankle Instability”. International Journal of Sport
and Exercise Science, 1(4):87-92
Willis Jr W D, 2007. “The somatosensory system, with emphasis on structures
important for pain”. Department of Neuroscience and Cell Biology,
University of Texas Medical Branch, 301 University Blvd., Galveston, TX
77555-1069, USA. Brain Research Reviews 55 (2007) 297–313.
69
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
Yang menyatakan
70
Aktivitas Deskripsi Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor
Duduk ke 4 : Mampu tanpa menggunakan tangan dan berdiri
berdiri stabil
3 : Mampu berdiri stabil tanpa menggunakan support
tangan
2 : Mampu berdiri dengan support tangan setelah beberapa
kali mencoba
1 : Membutuhkan bantuan minimal untuk berdiri stabil
0 : Membutuhkan bantuan sedang sampai maksimal untuk
dapat berdiri
Berdiri tak 4 : Mampu berdiri dengan aman selama 2 menit
tersanggah 3 : Mampu berdiri selama 2 menit dengan pengawasan
2 : Mampu berdiri selama 30 detik tanpa pengawasan
1 : Butuh beberapa kali mencoba untuk berdiri 30 detik
tanpa pegangan
0 : Tidak mampu berdiri 30 detik tanpa bantuan
tangan
2 : Dapat berpindah dengan aba-aba
1 : Membutuhkan satu orang untuk membantu
0 : Membutuhkan lebih dari satu orang untuk membantu
Berdiri tak 4 : Mampu berdiri dengan aman selama 10 detik
tersanggah 3 : Mampu berdiri 10 detik dengan pengawasan
dengan mata 2 : Mampu berdiri selama 3 detik
tertutup 1 : Tidak mampu menutup mata selama 3 detik
0 : Butuh bantuan agar tidak jatuh
Berdiri tak 4 : Mampu menempatkan kaki selama 1 menit
tersanggah 3 : Mampu menempatkan kaki selama 1 menit di bawah
dengan kaki pengawasan
rapat 2 : Mampu menempatkan kaki selama 30 detik
1 : Membutuhkan bantuan memposisikan kaki, mampu
berdiri 15 detik
0 : Membutuhkan bantuan memposisikan kaki, tidak
mampu berdiri 15 detik
Meraih 4 : Dapat meraih >25 cm
kedepan 3 : Dapat meraih >12,5 cm
dengan lengan 2 : Dapat meraih >5 cm
lurus 1 : Dapat meraih tetapi dengan pengawasan
secara penuh 0 : Kehilangan keseimbangan ketika mencoba
Score :
56 : Maximum
>45 : Kecil kemungkinan untuk jatuh
<45 : Lebih mungkin untuk jatuh
49.9-51.1 : Tidak memerlukan alat bantu
47-49.6 : Membutuhkan alat bantu untuk di luar ruangan
44-46.5 : Membutuhkan alat bantu untuk di luar ruangan dan di dalam
ruangan
26.7-39.6 : Menggunakan walker setiap saat
73
KESEIMBANGAN
5. Transfer ..........
TOTAL ..........
74
Lampiran 4:
TABEL HASIL PENGUKURAN
Lampiran 5:
Tabel 1
Statistics
umur JenisKelamin
N Valid 20 20
Missing 0 0
Mean 2.5000
Median 3.0000
Std. Deviation 1.00000
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Tabel 2
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 4 20.0 20.0 20.0
2 5 25.0 25.0 45.0
3 8 40.0 40.0 85.0
4 3 15.0 15.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Gambar 1
76
Tabel 3
JenisKelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 7 35.0 35.0 35.0
2 13 65.0 65.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Gambar 2
Tabel 4
Statistics
PreBBSkat
N Valid 20
Missing 0
Mean 1.1500
Median 1.0000
Std. Deviation .48936
Minimum 1.00
Maximum 3.00
Tabel 5
PreBBSkat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0-10 18 90.0 90.0 90.0
11-20 1 5.0 5.0 95.0
21-30 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
77
Tabel 7
PostBBSkat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0-10 9 45.0 45.0 45.0
11-20 8 40.0 40.0 85.0
21-30 3 15.0 15.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Tabel 8
Tests of Normalityb,c
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
PostBB
Skat Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PreBBSkat 21-30 .175 3 . 1.000 3 1.000
a. Lilliefors Significance Correction
b. PreBBSkat is constant when PostBBSkat = 0-10. It has been omitted.
c. PreBBSkat is constant when PostBBSkat = 11-20. It has been omitted.
78
Tabel 9
Tabel 10
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PreBBSkat & PostBBSkat 20 .572 .008
Tabel 11
Paired Differences
95% Confidence Interval of
the Difference
Std. Error Sig. (2-
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair 1 PreBBSkat -
-.55000 .60481 .13524 -.83306 -.26694 -4.067 19 .001
PostBBSkat
81
DOKUMENTASI
82
83
Jurusan : Fisioterapi
Riwayat Pendidikan:
Riwayat Organisasi