Anda di halaman 1dari 27

PERBANDINGAN JUMLAH REPETISI ANGKATAN BACK SQUAT

PADA OTOT QUADRICEP WANITA BERDASARKAN EFEKTIVITAS


JUMLAH WAKTU ISTIRAHAT

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


Olahraga Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh:
M.PARID DUDIN
1902016

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
M PARID DUDIN
PERBANDINGAN JUMLAH REPETISI ANGKATAN BACK SQUAT
PADA OTOT QUADRICEP WANITA BERDASARKAN EFEKTIVITAS
JUMLAH WAKTU ISTIRAHAT

Disetujui dan disahkan oleh :


Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Nurlan


Kusmaedi, M.Pd NIP.
195301111980031002

Pembimbing II,

Dr. SurdiniatyUgelta,M.kes. AIFO


NIP. 195912201987032001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan FPOK UPI

Prof. Agus Rusdiana, S.Pd., M.A., Ph.D


NIP 197608122001121001
PERNYATAAN

Nama : M Parid Dudin

NIM : 1902016

Prodi : Ilmu Keolahragaan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Perbandingan jumlah
revetisi Angkatan Back squat pada otot quadriceps wanita berdasarkan jumlah
waktu istirahat ” beserta isi nya adalah benar-benar hasil karya saya sendiri. Saya
tidak mengungkapkan atau berbicara dengan cara apapun yang tidak sesuai
dengan prinsip ilmiah yang dipraktikkan dalam komunitas ilmiah. Atas
pernyataan ini, saya siap menerima resiko/hukuman jika di kemudian hari ternyata
ada pelanggaran kaidah ilmiah atau jika ada pernyataan dari pihak lain atas
kebenaran karya saya.

Bandung,April 2023

M Parid Dudin

NIM 1902016
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,segala puji bagi Allah SWT,Yang Maha
Pengasih dan Penyayang,yang telah memberikan hidayah dan karunia-
Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan
jumlah revetisi Angkatan Back squat pada otot quadriceps wanita berdasarkan
jumlah waktu istirahat” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana olahraga program studi Ilmu Keolahragaan FPOK UPI.
Selama menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menghadapi tantangan,
namun dengan bantuan,bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak,
alhamdulillah skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik. Meskipun demikian,
penulis menyadari bahwa masih terdapat kesenjangan dalam tata dan gaya
penulisan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, dan penulis
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun kesempurnaan skripsi ini
menjadi lebih baik lagi.

Bandung,April 2023

M Parid Dudin
NIM 1902016
UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillahirobbilalamin Puji syukur kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan lengkap
tanpa doa, dukungan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1) Allah SWT dengan segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan
kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2) Kedua orang tua saya bapak Haris dan Ibu Iis tercinta yang selalu
memberikan doa,semangat dan dukungan selama saya menempuh
pendidikan. Terimakasih banyak atas pengorbanan, kasih sayang serta doa
yang selalu diberikan kepada penulis selama penulisan.
3) Bapak Prof. Dr. Boyke Mulyana, M.Pd. selaku Dekan FPOK UPI yang
telah memberikan kesempatan, peralatan, sumber belajar di FPOK, serta
kewenangan dan proses penelitian skripsi.
4) Bapak Prof. Agus Rusdiana, MA, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keolahragaan FPOK UPI yang memberikan kesempatan, fasilitas dan
sumber belajar di FPOK.
5) Bapak Dr Mohammad Zaky, S.si.,M.pd. selaku dosen pembimbing
akademik atas segala bimbingan dan motivasi kepada penulis selama
perkuliahan dengan penuh kesabaran dan memerikan izin terhadap
penulisan skripsi ini.
6) Bapak Prof. Dr.H. Nurlan Kusmeadi, M.pd. sebagai pembimbing skripsi I
atas bimbingan dan masukan nya selama menyelesaikan skripsi dan
kesabaran dan semua kemampuan untuk menulis skripsi ini .
7) Ibu Dr. Surdiniati Ugelta, M.kes. AIFO. sebagai pembimbing II atas
bimbingan dan inspirasi penulis selama menyelesaikan skripsi dan
kesabaran dan semua kemampuan untuk menulis skripsi ini.
8) Seluruh pengajar, asisten dan staff FPOK UPI yang telah memberikan
ilmu dan informasi kepada penulis selama mengikuti penelitian.
9) Untuk diri saya sendiri Parid kasep,terimakasih terus berjuang dan kuat
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik kamu hebat.
10) Untuk kakak perempuan saya Riska wati dan Euis yang telah memberikan
doa dan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini.
11) Untuk kakak laki-laki saya Qibeng yang telah memberikan doa,dukungan
yang telah memberikan doa,dukungan dan semangat sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
12) Untuk Adik tersayang Nurul Hasanah dan Deni wijaya ,terimakasih telah
memberikan semangat,doa dan dukungan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
13) Untuk bias saya Do Kyungsoo yang telah memberikan energi positif dan
membuat saya semangat dalam menyelesaikan penelitian.
14) Untuk peliharaan sekaligus temen saya di rumah piko,ipo selaku kucing
kesayangan yang sudah menjadi mood boster dalam menyelesaikan skripsi
ini.
15) Untuk anggota kontrakan 05 yaya,nung,moza,raihan dan hani yang telah
memberikan semangat,dukungan dan masukan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
16) Untuk teman saya Hindis yang telah mendukung,memberikan semangat
dan doa selama melakukan penelitian.
17) Kepada keluarga besar Ilmu Keolahragaan 2019 yang telah membersamai
selama perkuliahan.
18) Kepada NPCI Kota Bandung yang telah bersedia membantu dalam
pengambilan data penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
19) Berbagai pihak lain dari peneliti tidak sempat penulis sebutkan, penulis
ucapkan terimakasih.
Penulis meminta maaf kepada semua pihak yang tidak tercantum di atas. Semoga
segala amal kebaikan bisa mendapatkan pahala yang lebih dari Allah SWT.
Aamiin
ABSTRACT
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belekang Penelitian
Dimasa sekarang ini olahraga latihan beban sangat popular dan marak
pada waktu sekarang ini. Penomena ini membuat fitness (olahraga kebugaran)
sudah banyak di gemari dan menjadi gaya hidup bagi kalangan muda maupun tua
(Faturochman, Said Junaidi, 2020). Kesadaran masyarakat akan pentingnya
olahraga pada massa sekarang ini membuat masyarakat tertarik mendatangi fitness
center karena dengan mendatangi fitness center mereka tidak kepanasan saat
berolahraga, bukan hanya itu kini fitness center tidak hanya pria saja melainkan
wanita jga sudah mulai tertarik untuk latihan beban.
latihan beban merupakan aktivitas olahraga menggunakan alat seperti
barble, peralatan mekanis, dan lain sebagainya dengan tujuan untuk meningkatkan
kesehatan dan memperbaiki penampilan fisik (Wilk et al., 2022). Latihan beban
merupakan suatu bentuk latihan tujuan untuk meningkatkan kebugaran, kekuatan
otot, kecepatan, pengencangan otot, hypertrophy otot, reahabilitasi, maupun
penambahan dan pengurangan berat badan (Stricker et al., 2020). Baechle and
Groves mengemukakan bahwa weight taining (latihan beban) adalah latihan-
latihan yang dilakukan terhadap penghalangan atau tahanan untuk meningkatkan
kualitas kerja dari otot-otng menggunakan media alat beban untuk menunjang
proses latihan dengan otot yang sedang dilatih pada seseorang yang berlatih untuk
meningkatkan kebugaran, Kemudian Setiawan menyatakan bahwa weight
training (latihan beban) merupakan metode latihan tahanan dengan menggunakan
beban sebagai alat untuk meningkatkan kondisi fisik, termasuk kesegaran jasmani
dan kesehatan umumnya (Nugroho et al., 2021). Bila latihan beban sering di
lakukan dengan teratur dan di sertai dengan gaya hidup serta pola makan yang
baik maka berbagai sistem tubuh akan berubah secara positif, otot-otot akan
menjadi kuat dan akan melihatkan berkurangnya rasa kelelahan dalam melakukan
aktifitas fisik(O’Connell et al., 2020). Pada latihan beban ini contohnya pada

1
2

bentuk latihan squat pada latihan squat ini pada khususnya bisa melatih bagian
tubuh terutama core, bokong dan kaki (Pallarés et al., 2020).
Secara luas back squat dianggap sebagai salah satu latihan paling efektif
yang digunakan untuk meningkatkan kinerja otot bagian tungkai karena
memerlukan interaksi terkoordinasi dari banyak kelompok otot dan memperkuat
penggerak utama yang diperlukan untuk mendukung gerakan atletik yang
eksplosif, seperti melompat, berlari, dan mengangkat. Selain itu, keahlian back
squat mendukung gerakan squat turunan yang diterjemahkan menjadi banyak
tugas seharihari, seperti mengangkat dan membawa benda berat, yang
menghubungkan latihan ini untuk meningkatkan kualitas hidup, Squat juga
menjadi lebih umum digunakan dalam pengaturan klinis untuk memperkuat otot
tubuh bagian bawah seperti quadricep.
Seseorang paling sering Latihan back squat diresepkan dengan seseorang
mulai dalam posisi berdiri dengan kaki rata di lantai, lutut dan pinggul dalam
posisi anatomis yang diperpanjang dan netral, dan tulang belakang dalam posisi
tegak, gerakan squat dimulai dengan fase penurunan saat pinggul, lutut, dan
pergelangan kaki ditekuk instruksi umum adalah turun sampai bagian atas paha
setidaknya sejajar dengan tanah dan sendi pinggul sejajar dengan sedikit di
bawah sendi lutut Pendakian dicapai terutama melalui ekstensi tiga kali lipat dari
pinggul, lutut, dan pergelangan kaki, berlanjut hingga subjek kembali ke posisi
semula yang diperpanjang, posisi awal.
Sebuah hasil penelitian menunjukan bahwa istirahat antara set secara
langsung dapat mempengaruhi pengulangan selama set berturut-turut(sitasi). Oleh
karena itu ada kaitanya yang sangat era tantara periode istirahat dengan jumlah
angkatan atau repetisi dalam squat back. Selain itu istirahat itu sangat penting
karena berkaitan dengan kebugaran pada periode Latihan selanjutnya, istirahat
juga dapat secara fisik diperlukan agar otot dapat memperbaiki serta membangun
kembali otot yang sudah kelelahan.(sitasi).
Perlu diketahui pula bahwa penelitian – penelitian yang disebutkan pada
paragraf sebelumnya mayoritas meneliti pengaruh istirahat pada sampel dengan
jenis kelamin pria. Dilain sisi masih sedikit penelitian yang meneliti perbandingan
istirahat pada jenis kelamin wanita, dikutif penelitian dari (Aigenbaum, Oss, &
3

Ang, 2012), yang berjudul “ The Effects Of Rest Length On Acute Bench Press
Performance : The Influence Of Gender And Muscle Strength ” dimana pada
penelitian tersebut meneliti pengaruh istirahat terhadap kemampuan bench press
pada gender yang berbeda. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa
wanita pada semua jenis istirahat nyatanya mampu melakukan repetisi lebih
banyak di setiap setnya dibandingkan pria.
Dari penelitian diatas didapatkan sebuah kesimpulan dimana wanita
mampu melakukan recovery lebih cepat dibandingkan pria, hal ini menyatakan
bahwa Wanita lebih cepat pulih dari pada pria. wanita mampu mengurangi
penipisan ATP, wanita memiliki tingkat pemulihan ATP yang lebih cepat, serta
wanita memiliki tingkat laktat darah, pemecahan glikogen dan ephineprin yang
lebih rendah.(sitasi)
Maka oleh karena itu penulis tertarik meneliti perbandingan lama istirahat
antar set diantaranya 2 menit, 3 menit dan 5 menit terhadap jumlah repetisi
angkatan back squat sebanyak 2 set detiap pemulihan waktu istiahat. Penulis
semakin tertarik untuk meneliti dari gender yang berbeda. Dan menjadiakan
sebagai sebuah penelitian baru yang akan di laksanakan.

1.2 Rumusan masalah


Masalah penelitian yang akan dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah hasil repetisi angkatan back squat pada Wanita dengan istirahat 2 menit
lebih tinggi dari istirahat 3 dan 5 menit setelah pemanasan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan dari


setiap variasi lama istirahat antar set terhadap jumlah repetisi angkatan di setiap
setnya menggunakan motode daya tahan otot dalam back squat pada Wanita.

1.4 Manfaat Penelitian


1) Manfaat Teoritis
4

a. Memberikan sumbangan perkembangan pengetahuan, khususnya dalam


bidang olahraga beban.
b. Dapat dijadikan bahan kajian bagi peneliti selanjutnya sehingga hasilnya
dapat lebih baik serta lebih mendalam.
2) Manfaat Praktis
a. Dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam membuat periodisasi
latihan .
c. Dapat digunakan sebagai dasar informasi dan sumber belajar tentang
metode latihan beban bagi mahasiswa dan masyarakat luas pada umumnya

1.5 Struktur Organisasi


Dalam penulisan penelitian ini menguraikan dan menjelaskan sesuai
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI tahun 2019 dengan penjelasan sesuai
dengan penjelasan secara singkat sebagai berikut:
Bab I berisi uraian tentang pendahuluan Bagian pendahuluan menjelaskan
mengenai latar belakang masalah mengapa penulis tertarik meneliti tentang tema
squat beban yang berkaitan dengan istirahat.
Bab II, berisi uraian tentang teori-teori yang terkait dalam penelitian ini
secara mendalam. Dibagian bab ini dijelaskan secara garis besar mengenai kajian
pustaka, perbandingan jumlah repitisi angkatan squat pada otot quadricep wanita
berdasarkan efektivitas jumlah waktu istirahat
pada Mahasiswa IKOR UPI 2022, penelitian relevan, kerangka berpikir, dan
dijelaskan hipotesis secara garis besar yang akan di teliti dalam penelitian ini.
Bab III, berisi uraian tentang metode penelitian yang akan dipaparkan
mengenai metode dan desain penelitian, batasan penelitian, partisipan, populasi
dan sampel penelitian, instrument penelitian, prosedur penelitian, dan analisis
data.
Bab IV menjelaskan mengenai temuan dan hasil pengolahan data
penelitian mengenai perbandingan perbandingan jumlah repitisi angkatan squat
pada otot quadricep wanita berdasarkan efektivitas jumlah waktu istirahat.
Bab V menjelaskan mengenai kesimpulan yang menunjukan hasil akhir dari
penelitian ini, serta implikasi dan rekomendasi bagi penelitian yang akan
melanjutkannya.
5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Relevan
1) Latihan beban
Dimasa sekarang ini olahraga latihan beban sangat popular dan marak
pada waktu sekarang ini. Penomena ini membuat fitness (olahraga kebugaran)
sudah banyak di gemari dan menjadi gaya hidup bagi kalangan muda maupun tua
(Faturochman, Said Junaidi, 2020). Kesadaran masyarakat akan pentingnya
olahraga pada massa sekarang ini membuat masyarakat tertarik mendatangi fitness
center karena dengan mendatangi fitness center mereka tidak kepanasan saat
berolahraga, bukan hanya itu kini fitness center tidak hanya pria saja melainkan
wanita jga sudah mulai tertarik untuk latihan beban.
Menurut Thomas R. (2000. 1) latihan beban merupakan aktivitas olahraga
menggunakan alat seperti barble, peralatan mekanis, dan lain sebagainya dengan
tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan memperbaiki penampilan fisik. Latihan
beban merupakan suatu bentuk latihan yang menggunakan media alat beban untuk
menunjang proses latihan dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran,
kekuatan otot, kecepatan, pengencangan otot, hypertrophy otot, reahabilitasi,
maupun penambahan dan pengurangan berat badan(Sodikin, 2014)
Baechle and Groves mengemukakan bahwa weight taining (latihan beban)
adalah latihan-latihan yang dilakukan terhadap penghalangan atau tahanan untuk
meningkatkan kualitas kerja dari otot-otot yang sedang dilatih pada seseorang
yang berlatih untuk meningkatkan kebugaran, Kemudian Setiawan menyatakan
bahwa weight training (latihan beban) merupakan metode latihan tahanan dengan
menggunakan beban sebagai alat untuk meningkatkan kondisi fisik, termasuk
kesegaran jasmani dan kesehatan umumnya(Chan, 2012). Bila latihan beban
sering di lakukan dengan teratur dan di sertai dengan gaya hidup serta pola makan
yang baik maka berbagai isitem tubuh akan berubah secara positif, otot-otot akan
menjadi kuat dan akan melihatkan berkurangnya rasa kelelahan dalam melakukan
aktifitas fisik.

4
5

2) Squat
Menurut Sandler (2010) Squat adalah gerakan yang sangat sederhana,
Gerakan ini dapat dimulai dari posisi berdiri lalu jongkok dan kembali ke posisi
berdiri seperti semula untuk melakukan gerakan squat harus memiliki kekuatan
dasar yang tepat, bagi atlet atau pemain yang memiliki kekuatan dasar dan
kelentukan yang buruk, dianjurkan melakukan gerakan squat tanpa menggunakan
beban terlebih dahulu. Gerakan Squat termasuk salah satu gerakan weight
training, yaitu latihan dengan menggunakan beban luar. Dan Gerakan squat ini
sudah tidak aneh lagi bagi meraka yang suka melakukan olahraga seperti di fitness
center . Latihan squat ini dilakukan dengan cara membebani organ tubuh dengan
suatu barbel dengan intensitas, set, frekuensi dan lama latihannya dapat
menimbulkan suatu efek latihan yaitu berupa peningkatan kekuatan (strength),
daya ledak, serta daya tahan otot. Dengan meningkatkan kekuatan (strength), daya
ledak dan daya tahan otot, kemampuan fisik akan bertambah secara umum
Latihan squat merupakan metode pelatihan menggunakan beban. Pelatihan beban
adalah suatu penekanan terhadap fisik menggunakan beban luar berupa beban
mesin dan beban bebas (seperti barbell dan dumbel) secara dominan untuk
meningkatkan kinerja maupun prestasi olahraga (Mayssara A. Abo Hassanin
Supervised et al., 2019). Dan Latihan beban ini apabila dilaksanakan dengan
benar, selain dapat memperbaiki kesehatan fisik secara keseluruhan, juga dapat
mengembangkan kekuatan (strength), kecepatan, power, dan daya tahan.
3) Otot
Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh dengan tugas utamanya
kontraksi. Kontraksi otot berfungsi untuk menggerakkan bagian - bagian tubuh
dan substansi dalam tubuh. Menurut (Gnoni et al., 2020). Ada tiga macam sel otot
dalam tubuh manusia yaitu: jantung, lurik dan polos, namun yang berperan dalam
pergerakan kerangka tubuh manusia adalah otot lurik (Macaluso et al., 2012).
Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau grup otot menghasilkan
tegangan dan tenaga selama usaha maksimal baik secara dinamis maupun statis
(Henselmans & Schoenfeld, 2014). Otot skeletal manusia dewasa secara
keseluruhan dapat menghasilkan kekuatan otot kurang lebih 22000 kg, otot dalam
berkontraksi dan menghasilkan tegangan memerlukan suatu tenaga/kekuatan.
6

Kekuatan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain dipengaruhi oleh
usia dan jenis kelamin, kekuatan otot juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti; faktor biomekanik, faktor neuromuscular (ukuran cross sectional otot,
recruitmen motor unit, tipe kontraksi, jenis serabut otot, dan kecepatan kontraksi),
faktor metabolisme (ketersediaan energi) dan faktor psikologis motivasi (Sarabon
et al., 2020).

4) Istirahat
Banyaknya pengulangan atau repetisi ketika melakukan squat dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi fisik, beban angkatan, dan lama
istirahat atau rest. Dalam squat lama istirahat memegang peranan penting terhadap
jumlah angkatan, istilah rest atau istirahat sering digunakan dalam squat Menurut
(Pekik, 2004, p. Panduan Latihan Kebugaran Jasmani.) maksud dari istirahat itu
sendiri adalah lama istirahat dari satu waktu ke waktu yang lain, atau dalam hal ini
yaitu lama waktu istirahat dari satu set ke set yang lainnya.
Istirahat berguna memberikan waktu recovery bagi otot untuk melakukan
pemulihan sedangkan dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa proses
pemulihan atau recovery sangat dibutuhkan terutama pada saat tubuh telah
mengalami rasa lelah yang berat. Pemulihan yang baik apabila dengan proses
pemulihan tersebut seseorang tidak merasa lelah akibat aktivitas fisik sebelumnya
saat orang itu harus melakukan aktivitas fisik selanjutnya (Mahardhika et al.,
2018)
Sebuah hasil penelitian pun menunjukkan bahwa istirahat antara set secara
langsung mempengaruhi pengulangan yang diselesaikan selama set berturut-turut.
(Alles & Iranda, 2015). Oleh karena itu terdapat kaitan yang sangat erat antara
periode istirahat dengan jumlah angkatan atau repetisi dalam squat. Selain itu
istirahat ini dirasa sangat penting karena berkaitan dengan tingkat kebugaran pada
periode latihan selanjutnya. Istirahat juga secara fisik diperlukan agar otot d apat
memperbaiki, membangun kembali, serta menjadikan otot lebih kuat dari
sebelumnya (Mahardhika et al., 2018).
7

2.2 Penelitian yang relevan


1. Penelitian yang di lakukan oleh Jhon dengan judul Repetition-to-
Repetition Differences Using Cluster and Accentuated Eccentric Loading
in the Back Squat Investigasi saat ini adalah pemeriksaan besaran repetisi-
ke-repetisi dan perubahan karakteristik kinetik dan kinematik dari squat
belakang menggunakan beban eksentrik beraksen (AEL) dan set cluster.
Subjek pria terlatih (usia = 26,1 ± 4,1 tahun, tinggi = 183,5 ± 4,3 cm,
massa tubuh = 92,5 ± 10,5 kg, rasio jongkok ke massa tubuh = 1,8 ± 0,3)
menyelesaikan empat sesi kondisi beban, masing-masing terdiri dari tiga
set lima pengulangan baik set lurus yang dimuat secara tradisional. Hasil
saat ini menunjukkan bahwa istirahat antar-pengulangan memungkinkan
magnitudo yang lebih tinggi dan peningkatan pemeliharaan keluaran
konsentris kinetik dan kinematik di seluruh rangkaian.
2. Selain itu ada pula penelitian yang dilakukan oleh Nicholas a. Ratamess,
Christina M. Chiarello, Anthony J. Sacco, Jay R. Hoffman, Avery D.
Faigenbaum, Ryan E. Ross,E and Jie Kang (2012), dengan judul “ The
Effects Of Rest Length On Acute Bench Press Performance : The
Influence Of Gender And Muscle Strength ”. Dimana pada penelitian
tersebut meneliti pengaruh istirahat terhadap kemampuan bench press
pada gender yang berbeda. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan
bahwa wanita pada semua jenis istirahat nyatanya mampu melakukan
repetisi lebih banyak di setiap setnya dibandingkan dengan pria. Hasil
tersebut bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan beberapa hal seperti :
wanita mampu mengurangi penipisan ATP, wanita memiliki tingkat
pemulihan ATP yang lebih cepat, serta wanita memiliki tingkat laktat
darah, pemecahan glikogen dan ephineprin yang lebih renda.
3. Penelitian yang di lakukan oleh Arnold Activation of the VMO and VL
during dynamic mini-squat exercises with and without isometric hip
adduction. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan
aktivitas vastus medialis obliquus (VMO) dan vastus lateralis (VL) saat
melakukan mini-squat dengan dan tanpa adduksi pinggul isometrik.
Desain dan pengaturan: pengukuran berulang dalam desain subjek
8

digunakan. Subyek melakukan dua set tiga pengulangan mini-squat


tradisional dan mini-squat dengan adduksi pinggul bersamaan (squeeze).
Subyek: 20 subyek aktif rekreasi (10 laki-laki, 10 perempuan
umur=28.10±5.91 tahun, tinggi badan=170.94±11.03 cm, massa = 72,32 ±
16,66 kg) tanpa riwayat nyeri patellofemoral (PFP), cedera paha depan,
atau cedera lutut lainnya berpartisipasi dalam penelitian ini.Pengukuran:
sinyal EMG dari VMO dan VL direkam secara bilateral selama kedua
latihan. Data EMG dinormalisasi ke kontraksi isometrik sukarela
maksimal (MVIC) dari paha depan yang dihasilkan selama duduk, ekstensi
lutut isometrik. Hasil: hasil pengukuran berulang ANOVA
mengungkapkan bahwa squeeze squat menghasilkan aktivitas VMO dan
VL yang jauh lebih besar daripada jongkok tradisional (p = 0,02). Untuk
squat tradisional dan pemerasan, keandalan intrasesi dari yang pertama
hingga yang kedua set dihitung menggunakan rumus koefisien korelasi
intraclass (ICC) (3:1) secara bilateral untuk VMO dan VL. Semua ICC
nilainya lebih besar dari 0,9. Kesimpulan: menggabungkan adduksi
pinggul isometrik dengan latihan jongkok mini secara signifikan
meningkatkan aktivitas paha depan. Melakukan squat mini dengan adduksi
pinggul isometrik akan bermanfaat bagi pasien patellofemoral karena
meningkatkan aktivitas paha depan.
4 Ada pula penelitian yang dilakukan Esteva O Scudese and Jeffrey M.
Willardson (2015), dengan judul “The Effect Of Rest Lenght On
Repetition Consistency And Perceived Exertion During Near Maximal
Loaded back squat Sets” dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
istirahat antara set secara langsung mempengaruhi pengulangan yang
diselesaikan selama set berturut-turut dan RPE dengan beban 3RM
absolut. Data dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa istirahat
minimal 2 menit antara set diperlukan untuk konsistensi dalam kinerja
pengulangan untuk 4 dari 5 set dengan beban 3RM absolut. Namun, 3
menit istirahat di antara set diperlukan untuk kinerja pengulangan yang
konsisten di semua 5 set. Oleh karena itu, istirahat 5 menit antara set tidak
9

diperlukan dan akan melebihi persyaratan pemulihan ketika menggunakan


beban 3RM absolut.

2.3 Kerangka berpikir


Diantara berbagai macam latihan beban, latihan squat merupakan latihan
yang paling sering digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai bawah.
Latihan ini dapat memperkuat paha depan femoris, paha belakang, gluteus
maximus, dan otot inti (abdominis transversal, multifidus, otot perut, erector
spinae). Latihan rantai tertutup, seperti latihan squat, membutuhkan lebih banyak
gerakan sendi dibandingkan dengan latihan rantai terbuka dan lebih efektif dalam
merangsang propriosepsi bersama dengan stabilitas . Selain itu, latihan squat tidak
hanya memperkuat otot tetapi juga mengobati dan mencegah cedera pada pasien
dengan gangguan muskuloskeletal ekstremitas bawah, seperti sindrom nyeri sendi
pinggul dan instabilitas pergelangan kaki(Park et al., 2022).
aktivasi otot otot paha belakang yang tidak sesuai dengan temuan yang
tidak menemukan perbedaan signifikan baik dalam penyelarasan segmental atau
karakteristik temporal otot paha depan yang ditunjukkan oleh wanita(Torres et al.,
2021).
Dalam latihan beban salah satunya pada bentuk latihan squat banyak
metode latihan yang bisa digunakan diantaranya adalah dengan menggunakan
metode latihan aquat beban. Pemilihan metode latihan ini bukan tanpa alasan, hal
ini berkaitan dengan kekosongan penelitian yang mengatakan bahwa diperlukan
penelitian lanjutan terkait dengan dampak dari perbedaan absolut pada kekuatan
otot dan power dalam hal merespon manipulasi istirahat (Aigenbaum et al., 2012).
Dalam melakukan squat beban ini antar set pada squat ini adanya pengulangan
atau repitisi repetisi ketika melakukan squat beban dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti kondisi fisik, beban angkatan, dan lama istirahat atau rest.
Istirahat (recovery/interval) antar set dan antar latihan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap respons dan adaptasi pelatihan kekuatan. Respons
terhadap istirahat singkat adalah meningginya denyut jantung dan rasa lelah
subjektif, meningkatnya laktat dan konsentrasi hormone pertumbuhan, dan
menurnkan kinerja pada set berikutnya(HB & Sujana, 2006).
10

Brown, L.E,. 2008). Program latihan beban selama4 minggu, istirahat


berselang singkat(30-40 detik) antar set, hasilnya lebih jelek dalam meningkatkan
kekuatan dibandingkan dengan istirahat 2 sampai 3 menit (Kraemer, dkk., 1995).
Secara fisiologis istirahat akan memengaruhi respons dan adaptasi(HB & Sujana,
2006).

2.4 Hipotesis Penelitian


Hipotesis dapat diartikan sebagai pendapat yang lewat untuk memeriksa
kebenaran, dan jawaban sementara yang lewat atas pertanyaan. Hipotesis dalam
studi ini:
1) Terdapat hasil yang optimal pada repetisi angkatan back squat dengan
waktu istirahat 2 menit di bandingan dengan istirahat 3 dan 5 menit.
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif,
sedangkan teknik pengumpulan data dengan menggunakan One Way Anova, Tiga
kelompok diamati kemudian di beri perlakuan. Setelah beberapa lama diamati lagi
untuk menentukan apakah terjadi perbandingan. . Adapun desain dalam penelitian
ini adalah komparatif:

Pemanasan Istirahat Repetisi


X1 2 Menit Y1
X2 3 Menit Y2
X3 5 Menit Y3

Desain penelitian perbandingan jumlah revetisi Angkatan Back squat pada


otot quadriceps wanita berdasarkan jumlah waktu istirahat

3.2 Partisipan
Partisipan yang dipilih pada penelitian ini sebanyak 30 orang yang
keseluruhannya berjenis kelamin wanita. Pemilihan gender wanita pada penelitian
ini merujuk pada penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa perbedaan
gender harus diteliti lebih lanjut. Hal ini tidak lain karena pada penelitian
sebelumnya yang diteliti mayoritas merupakan penelitian pada gender pria. Selain
itu partisipan pada penelitian ini merupakan mahasiswa olahraga atau lebih
tepatnya mahasiswa ilmu keolahragaan karena bisa memahami lebih jauh
prosedur tes yang di berikan gerakan tes (squat )

3.3 Populasi dan sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2015). Maka dari itu

9
10

populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif ilmu keolahragaan 2022
universitas Pendidikan Indonesia.
3.4 sampel
Dalam suatu proses penelitian, tidak perlu seluruh populasi diteliti, akan
tetapi dapat dilakukan terhadap sebagian dari jumlah populasi tersebut.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono menjelaskan bahwa sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2015). Semple dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif ilmu
keolhragaan universitas Pendidikan Indonesia yang bergender perempuan
sebanyak 30 orang ,Adapun kireteria yang semple dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Mahasiswa aktif ilmu keolahragaan Angkatan 2022 universitas
Pendidikan Indonesia
b. Wanita
c. Sehat jasmani dan mampu melaksanakan olahraga beban (squat beban)
3.5 Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan untuk melakukan pengumpulan data pada
penelitian ini berupa beberapa alat seperti Timbangan, Sature Meter, dan alat
squat beban.
a. Timbangan

Gambar 3.1
Timbanga

a. Tujuan : Dilakukan untuk mengukur berat badan


b. Pelaksanaan : Sampel berdiri diatas timbangan dengan
keadaan stabil dan tidak memakai pakaian yang terlalu berat.
11

Pandangan lurus kedepan, tangan berada disamping tubuh


serta dimohon untuk berdiam beberapa saat dalam kondisi
statis agar penghitungan valid.
c. Penilaian : Penimbangan dilakukan sebanyak 2 kali berguna
agar tidak terdapat kekeliruan data. Data berat badan yang
didapat disimpan dan dicatat pada satuan Kg ( kilogram )

b. Stature Meter

Gambar 3.2
Stature Meter

a. Tujuan : Dilakukan untuk mengukur tinggi badan


b. Pelaksanaan : Sampel berdiri tegak dengan keadaan stabil ,
pandangan lurus kedepan, tangan berada disamping tubuh
serta dimohon untuk berdiam beberapa saat dalam kondisi
statis agar penghitungan valid.
c. Penilaian : Pengukuran tinggi badan dilakukan sebanyak 2
kali berguna agar tidak terdapat kekeliruan data. Data tinggi
badan yang didapat disimpan dan dicatat pada satuan cm (
centimeter)

c. Squat beban
12

Gambar 3.3
Squat beban

a. Tujuan: Untuk mengukur daya tahan otot,otot bagian bawah


b. Pelaksanaan : sampel Berdiri tegak kaki selebar bahu lalu letakan
barbel di belakang leher, Gerakan selurus mungkin Ketika melakukan
Gerakan squat beban lakukan dengan menekuk lutut hingga paha
dalam posisi rata-rata lantai dan punggung tetap lurus, sampel di
perintahkan melakukan pengulangan hingga set ke 3 .
c. Penilaian: banyaknya pengulangan di catat saat melakukan squat beban
di nilai sebagai repetisi yang berhasil.

3.6 Prosedur Penelitian


Subjek diinstruksikan untuk menahan diri dari mengkonsumsi suplemen
sampai selesai sesi tes akhir. Selain itu, semua sesi tes dilakukan dalam waktu 2
jam dari waktu yang sama dalam sehari. Subjek memulai penelitian disetiap sesi
dengan melakukan peregangan otot - otot yang akan terlibat saat tes serta
melakukan pemanasan. Setelah melaksanakan pemanasan subjek melakukan tes
pada set pertama squat dengan RM (repetisi maksimum) atau beban angkatan
yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah angkatan failure atau kelelahan
kehendak subjek diintruksikan untuk beristirahat atau mengambil periode istirahat
selama 2, 3, dan 5 menit.
Untuk menstandarisasi teknik squat beban ini subjek dimulai dengan
menempatkan bar di belakang leher di atas otot trapesius dan tangan memegang
bar. Pegang dada atas dan melihat ke depan atau memiringkan kepala sedikit ke
atas. Kaki harus selebar bahu atau sedikit lebih luas dan menghadap ke depan
13

atau sedikit keluar. Turun ke posisi setengah jongkok atau sampai paha sejajar
dengan tanah dengan membiarkan pinggul dan lutut melengkung. Jaga agar
lutut sejajar dengan kaki dan tumit harus tetap rata dengan tanah.
Secara sederhananya alur prosedur penelitian dari awal hingga akhr
penelitian dapat digambarkan seperti :
1) Masalah

2) Populasi

3) Sampel

4) Tes

5) Analisis Data

3.6 Analisis Data


Analisis Data Uji homogenitas dengan Setelah data diperoleh melalui tes,
maka Langkah berikutnya adalah menganalisis data. Teknik pengolahan data
dalam penelitian ini menggunakan bantuan teknik penghitungan komputasi SPSS
(Statistical Product and Service solution) vertion 21.0 for windows karena
program ini memiliki kemampuan analisis ststistik cukup tinggi serta system
manajemen data pada lingkungan grafis mnggunakan menu-menu deskriptif dan
kotak kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya.
Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui setiap variabel yang akan
dianalisis dengan menggunakan kolmogorov smirnov untuk mengetahui
normalitas data.kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk
menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik.

2. Uji Homogenitas
Menggunakan levene test yang terdapat pada analisis One Way Anova
untuk mengetahui apakah variansi antar kelompok yang diuji berbeda atau
tidak.
14

.3. Uji One Way Anova


Uji Anova digunakan untuk menguji perbedaan yang signifikan diantara
dua atau lebih kelompok sampel. Apabila kelompok yang di uji lebih dari dua
kelompok maka akan dilakukan uji lanjut yaitu mengunakan Post Hoc Test.
4. Independent Sample t Test
Independent Sample t Test digunakan untuk membandingkan rata-rata dua
15

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai