TESIS
Oleh
Jonathan Samsi
1706578
Oleh
Jonathan Samsi
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis dengan judul “Pengaruh Model
Latihan Piramid set Dan Super Set Terhadap penurunan Body Fat Dan
Penambahan Massa Otot Pada Status Body Mass Index (Bmi)” ini beserta
seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan sayatidak melakukan
penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam mayarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada
klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Jonathan samsi
NIM. 1706578
KATA PENGANTAR
Jonathan Samsi
UCAPAN TERIMA KASIH
Jonathan Samsi
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh model latihan
yaitu Piramid set dan Super Set pada member yang memiliki BMI Ideal dan BMI
tidak Ideal terhadap Body Fat dan Massa Otot. Metode eksperimen dengan desain
faktorial 2x2. Sampel penelitian ini berjumlah 20 orang, 14 orang laki-laki dan 8
orang perempuan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling
random assignment pada anggota UKM IBAFF UPI Kota Bandung. Pengumpulan
data pada penelitian ini menggunakan Karada Scan Body Composition). Analisis
data menggunakan SPSS versi 21 dengan pengujian hipotesis melalui Two Way
Anova. Hasil analisis dan perhitungan data mengungkapkan bahwa model latihan
weight Training berpengaruh terhadap penurunan body fat, adanya interaksi antara
model latihan dan BMI ideal dan BMI tidak Ideal terhadap penurunan body fat,
model latihan Super set lebih baik digunakan dibandingkan model latihan
Piramid set pada kelompok BMI Ideal terhadap penurunan body fat dan kedua
model latihan weight training berpengaruh sebanding atau sama terhadap
penurunan body fat dan penambahan massa otot pada kelompok BMI tidak Ideal.
Kesimpulan penelitian ini adalah model pyramid set lebih baik digunakan untuk
kelompok BMI ideal, sedangkan untuk kelompok BMI tidak ideal bisa
menggunakan kedua model latihan tersebut dalam menurunkan persentase body
fat.
kata kunci : Model Latihan, Piramid Set, Super Set, Body Fat, Massa otot, Body Mass
Index.
ABSTRACT
key words: Weight Training Exercise Model, Piramid set, Super Set, Body Fat,
mass Muscel, Body Mass Index.
DAFTAR ISI
KAJIAN PUSTAKA
1. Intensitas latihan
Menurut Harsono ( 2015: 75). Kualitas yang menunjukkan berat ringannya
latihan disebut sebagai intensitas. Besarnya intensitas bergantung pada jenis dan
tujuan latihan. Latihan aerobik menggunakan patokan kenaikan detak jantung
seperti yang dikatakan Djoko Pekik (2004: 17) secara umum intensitas latihan
kebugaran adalah 60% - 90% detak jantung maksimal dan secara khusus besarnya
intensitas latihan bergantung pada tujuan latihan. Latihan untuk membakar lemak
tubuh menggunakan intensitas 65% - 75% detak jantung maksimal yang
dilakukan 20- 60 menit setiap latihan dan dilakukan 3-5 kali perminggu.
(B. Schoenfeld 2020) Intensitas latihan beban telah terbukti memiliki
dampak signifikan pada hipertrofi otot dan bisa dibilang merupakan variabel
latihan yang paling penting untuk merangsang pertumbuhan otot (42). Intensitas
biasanya dinyatakan sebagai persentase 1RM dan sama dengan jumlah
pengulangan yang dapat dilakukan dengan bobot yang diberikan. Keunggulan
anabolik dari pengulangan moderat telah dikaitkan dengan faktor-faktor yang
terkait dengan stres metabolik. Meskipun set pengulangan yang rendah dilakukan
hampir secara eksklusif oleh sistem fosfokreatin, skema pengulangan moderat
sangat bergantung pada glikolisis anaerob (144). Ini menghasilkan penumpukan
metabolit yang signifikan. Studi rutinitas latihan binaraga-gaya dilakukan dengan
beberapa set 6-12 repetisi menunjukkan penurunan pasca-latihan signifikan dalam
ATP, creatine fosfat, dan glikogen, bersama dengan peningkatan yang ditandai
dalam laktat darah, laktat intramuskuler, glukosa dan glukosa-6-fosfat (37.178) .
Penumpukan metabolit ini telah terbukti memiliki dampak signifikan pada proses
anabolik (96). Oleh karena itu dapat dibayangkan bahwa ada ambang batas
maksimum untuk hipertrofi yang disebabkan oleh ketegangan, di mana faktor-
faktor metabolik menjadi lebih penting daripada penambahan beban tambahan.
2. Volume latihan
Menurut Harsono (2015:101) Volume latihan ialah jumlah aktifitas yang
dilakukan dalam latihan. Volume juga mengacu pada jumlah kerja yang dilakukan
pada satu sesi (pertemuan) latihan atau dalam suatu tahapan latihan. Kalau kita
mengacu pada suatu tahapan latihan,maka jumlah sesi latihan dan jumlah hari dan
jam latihan harus dispesifikasi. Misalnya: latihan dilakukan selama 6 bulan (24
minggu); per minggu 3 hari latihan; setiap latihan berlangsung selama 3 jam jadi
volume latihan selama 6 bulan = 24 x 3 x 3 jam = 216 jam.
(Derviş 2013) Volume latihan adalah penjumlahan dari jumlah total
pengulangan yang dilakukan selama sesi latihan dikalikan dengan resistensi yang
digunakan (kg) dan mencerminkan durasi yang ditekankan oleh otot (262).
Volume telah terbukti memengaruhi respons saraf (102), hipertrofik (258),
metabolik (221), dan hormonal (92.151.152.191.220) dan adaptasi selanjutnya
terhadap Resisiten Training. Mengubah volume latihan dapat dilakukan dengan
mengubah jumlah latihan yang dilakukan per sesi, jumlah pengulangan yang
dilakukan per set, atau jumlah set per latihan. Program volume rendah, misalnya,
beban tinggi, pengulangan rendah, jumlah set sedang hingga tinggi, telah menjadi
karakteristik Resisiten Training . Studi menggunakan dua (55.170), tiga
(149.250), empat hingga lima (56.122), dan enam atau lebih (123.236) set per
latihan semua telah menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam kekuatan
otot pada individu yang terlatih dan tidak terlatih. Sebagai perbandingan langsung,
penelitian telah melaporkan peningkatan kekuatan yang sama pada individu
pemula antara dua dan tiga set (35) dan dua dan empat set (202), sedangkan tiga
set telah dilaporkan lebih unggul dari satu dan dua (23). Meskipun sedikit yang
diketahui tentang jumlah set optimal yang dilakukan per kelompok otot per sesi,
sebuah meta-analisis dari 37 studi telah menunjukkan bahwa sekitar delapan set
per kelompok otot menghasilkan ukuran efek terbesar pada atlet (206.207).
3. Frekuensi latihan
Menurut Harsono ( 2004: 17) Frekuensi latihan berhubungan erat dengan
intensitas latihan dan lama latihan. Dalam melakukan latihan sebaiknya frekuensi
latihan dilaksanakan paling sedikit tiga kali seminggu, baik untuk olahraga
kesehatan maupun untuk olahraga prestasi. Untuk meningkatkan kebugaran perlu
latihan 3-5 kali per minggu .
Frekuensi pelatihan dianggap sebagai variabel penting dalam respons
penambahan massa otot terhadap latihan beban. Meskipun frekuensi sering
dianggap berkaitan dengan jumlah total sesi pelatihan resistensi mingguan,
mungkin bahkan lebih penting dari sudut pandang massa otot adalah berapa kali
kelompok otot tertentu dilatih per minggu. Untuk tujuan ini, survei terbaru
terhadap 127 binaragawan yang kompetitif menemukan bahwa 69% responden
melatih setiap otot sekali seminggu tidak ada yang melaporkan melatih kelompok
otot lebih dari dua kali per minggu. Baru-baru ini, telah diusulkan bahwa melatih
kelompok otot sangat sering - hingga 6 hari seminggu - dengan pengurangan
volume per sesi dapat memberikan stimulus anabolik dengan demikian
meningkatkan pertambahan protein otot dari waktu ke waktu (B. Schoenfeld
2020).
Literatur sampai saat ini tidak memberikan pedoman yang jelas tentang
frekuensi optimal untuk penambahan massa otot. berpijak pada model
perkembangan dalam pelatihan resistensi untuk orang dewasa yang sehat
merekomendasikan bahwa pelatih lift pemula melatih 2-3 hari / minggu,
menengahi 2-4 hari / minggu, dan peserta pelatihan tingkat lanjut 4-6 hari /
minggu ketika tujuan yang diinginkan adalah hipertrofi otot. Namun, rekomendasi
ini khusus untuk jumlah sesi per minggu, bukan frekuensi pelatihan kelompok
otot tertentu, sehingga membatasi implikasi pada desain program. Satu-satunya
rekomendasi dari posisi ACSM dalam hal ini adalah bagi individu untuk
menggunakan rutinitas terpisah ketika berlatih dengan frekuensi mingguan yang
lebih tinggi, sehingga memungkinkan setidaknya 48 jam pemulihan antara melatih
kelompok otot yang sama (B. J. Schoenfeld, Grgic, and Krieger 2019).
4. Variasi latihan
Menurut Harsono (2015: 77) Sebuah latihan akan berhasil jika latihan
tersebut memiliki metode latihan yang tepat. Macam aktivitas fisik dipilih
disesuaikan dengan tujuan latihan. Misalnya, bentuk latihan untuk
mengembangkan kardiorespirasi ada bermacam-macam seperti: lari, sepeda,
jogging, berenang, senam aerobik, atau jalan kaki. Latihan yang tepat hendaknya
juga menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan guna mencapai kinerja fisik yang
maksimal bagi seseorang.
(Derviş 2013) Variasi periodisasi latihan, mensyaratkan proses sistematis
mengubah satu atau lebih variabel program latihan dari waktu ke waktu untuk
memungkinkan stimulus pelatihan tetap menarik dan efektif. Karena tubuh
manusia beradaptasi dengan cepat ke program Resisten training, setidaknya
beberapa perubahan diperlukan agar perkembangan berkelanjutan dapat terjadi.
Telah ditunjukkan bahwa variasi sistematis volume dan intensitas paling efektif
untuk perkembangan jangka panjang. Variasi dapat terjadi dalam banyak bentuk
dan manifestasi dengan memanipulasi salah satu atau kombinasi dari variabel
program tetap. Selain pelatihan khusus olahraga, Resisten Training berkala telah
terbukti efektif untuk tujuan rekreasi dan rehabilitatif dan didukung melalui
penyelidikan meta-analitis untuk menjadi lebih unggul daripada Resisten training
non-berkala.
2.1.4 Individualitas
Menurut Harsono (2015: 14) setiap individu mempunyai potensi dan
kemampuan yang berbeda-beda. Selain potensi dan kemampuan yang berbeda,
faktor kematangan, lingkungan, latar belakang kehidupan, serta pola makannya
pun berbeda, sehingga akan berpengaruh terhadap aktivitas olahraga yang
dilakukannya. Oleh karena itu, dalam menentukan beban latihan harus disesuaikan
dengan kemampuan masing-masing individu dan tidak boleh disamaratakan.
2.1.5 Sistematis
Menurut Harsono (2015: 16) latihan bersifat sistematis, artinya dalam
pelaksanaan latihan dilakukan dari yang mudah ke yang sukar, sederhana ke
kompleks, umum ke khusus, bagian ke keseluruhan, ringan ke berat, dan dari
kuantitas ke kualitas, serta dilaksanakan secara kontinyu, maju dan berkelanjutan.
Jadi dapat dikatakan bahwa dalam proses latihan harus dilakukan secara kontiyu
dan meningkat melanjutkan latihan sebelumnya.
(Scholes and Sassower 2014) The positive effects and health benefits of
training are reversible. When individuals discontinue their exercise
programs (detraining) performance decreases. Hal ini sama halnya seperti
pada saat latihan beban, jika hal tersebut dihiraukan otot-otot yang telah kita
latih selam ini akan kembali seperti dulu sekali jika latihan tidak dikerjakan
secara teratur dengan takaran yang tepat. Maka dapat dikatakan kembali asal
adalah prinsip latihan jika kemampuan kebugaran atau otot yang tidak dilatih
secara teratur dan kontinyu maka akan berangsur menurun dan bisa hilang
kemampuannya.
C. Metode Multi-pundage
Menurut Harsono (1988, hlm 197) system ini melakukan beberapa
repetisi dengan beban yang berat, kemudian bila tampak tanda-tanda bahwa
lelah mulai timbul dan dia hamper tidak dapat lagi mengangkat beban yang
berat itu, segera seorang teman mengurangi berat beban tersebut d engan
mencopot beberapa bobot, sedang atlet terus melakukan angkatannya tanpa
istirahat”. Dapat dikatakan bahwa latihan menggunakan system ini
mengandalkan bantuan teman apabila tidak kuat untuk mengangkat beban,
dengan cara mengurangi beban.
D. metode pyramid
Menurut Dikdik dan Paulus (hlm 137:2010) hal yang perlu diingat kan
dalam menentukan hubungan antara intensitas latihan dan repetisinya adalah
tiga angka-angka berikut.
95% 1 90% 2
85% 3 80% 4
75% 5 70% 6
65% 7 60% 8
55% 9 50% 10
95%. 1
85%. 3 85% 3
75% 5 75% 5
65% 7 65% 7
55% 9. 55% 9
4. Hamstring Curls Machine >< Front Lateral raises Gerakan ini dilakukan
yaitu setelah melakukan latihan Hamstring Curls Machine kemudian langsung
melakukan latihan Front Lateral raises.
5. Standing Dumbbell Hammer Curls >< Triceps Pushdown On Cable
Machine Gerakan ini dilakukan yaitu setelah melakukan latihan Standing
Dumbbell Hammer Curls kemudian langsung melakukan latihan Triceps
Pushdown On Cable Machine.
Dua protein yang bertanggung jawab untuk kontraksi otot adalah aktin dan
myosin ketika aktin dan myosin berinteraksi, itu menghasilka perubahan dalam
bentuk sel-sel otot. Kontraksi otot terjadi ketika filamen sebenarnya
meluncurkeatas filamen myosin. Peluncuran ini menyebankan perubahan dalam
bentuk sel-sel otot menghasilkan gerakan, yang dianggap sebagai kontraksi otot.
Tergantung pada otot dan hasil yang diinginkan dari kontraksi, otot dapat
memnjang atau memendekkontraksi ketika otot konsentris menurut
Panjang,seperti ketika melakukan bicep cult (melatih otot lengan). Kontraksi
eksentrik terjadi ketika otot meningkat Panjang seperti ketika melakukan push up.
Contoh dapat dilihat pada gambar
Gambar 2.6 jenis kontraksi otot sumber (Delavier, n.d.)
Kontraksi otot dapat mengakibatkan baik gerakan atau tidak ada gerakan.
Ketika upaya yang dilakukan untuk mendorong atau menarik sebuah bendayang
secara fisik tidak dapat dipindahkan, seperti bangunan, beban pada otot yang
melebihi gerak dari objekatau otot yang dikenal sebagai kontraksi isometric.
Disisi lain, kontraksi isotonic menghasilkan gerakan berlangsung. Jika otot lebih
kuat dari beban mereka berusaha untuk mendorong atau menarik, hasil gerakan
(Straub 2015).
Ada dua jenis kontraksi otot, sengaja dan tidak disengaja, perbedaan antara
kedua permuara pada pikiran sadar vs control tidak sadar otot rangka juga dikenal
sebagai otot lurik, adalah otot sadar, sedangkan otot polos dan otot jantung adalah
otot tidak sadar. Otot rangka yang dinamakan demikian karena mereka biasanya
melekat pada rangka untuk memberi dukungan dan gerakan penyebab. Otot
jantung ditemukan di jantung dan otot polos ditemukan dalam organ internal,
seperti perut, kantung kemih, dan usus (Straub 2015).
Otot sadar dimanipulasi oleh perintah otak sadar. Otot-otot ini harus
diransang oleh implus saraf. Sinyal ini dikenal sebagai potensial aksi dan
memotifasi saraf otot untuk menghasilkan kontraksi. Misalnya berjalan, salah satu
harus sadar merangsang tubuh untuk melakukan tindakan. Agar hal ini terjadi,
otak mengirim implus saraf ke otot-otot ke kaki sehingga mereka berkontraksi dan
releks samapi orang mengirim pesan lain untuk menghentikan tindakan.
Otot polos dan jantung adalah otot tidak sadar, sehingga mereka tidak
perlu secara sadar dirangsang untuk kontraksi berlangsung. Sebaiknya, kontraksi
otot-otot polos atau jantung dimulai dalam organ itu sendiri. Dalam sistem
pencernaan masuknya makanan melalui system. Demikian pula, jantung
mengontrol kontraksi sendiri melalui implus listrik yang berasal dari dalam
jantung.
piramid Super
setset Set
BAB III
METODE PENELITIAN
BMI
Metode Latihan Metode Latihan Super
Piramid (A1) Set (A2)
Metode Latihan
BMI Ideal
A1B1 A2B1
(B1)
BMI Tidak Ideal
A1B2 A2B2
(B2)
(Fraenkel, Wallen, and Hyun 2013)
Keterangan :
3.2. Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini adalah member aktif yang ada di Bandung.
Karakteristik partisipan penelitian adalah partisipan berusia sekitar 18-30 Tahun,
bersedia mengikuti pelatihan dari awal hingga akhir. Jumlah partisipan sebanyak
24
partisipan, yang terdiri dari 10 orang di kelompok eksperimen menerapkan
metode pyramid set, dan 10 orang di kelompok yang menerapkan metode Super
Set. Di tambah dengan satu orang peneliti, satu orang dokumentasi dan dua orang
pencatat data.
W Konponen Komponen
De
a latihan latihan
sk Hari/T
No k Pyramid Super set
rip anggal
t set
si
u
1 Pre Senin 1 Body Fat dan massa otot.
tes 3 6
t Februar :
i 2020 0
0
-
1
9
:
0
0
2 Tr 1 Squat, Back
squat/front
eat 7 lunges,
squat, Back
me : deadlift, leg lunges/rever
s lunges,
nt 0 extention
Rabu Deadlife
(L 0 Romanian /
5 Sumo
ati -
Februar deadlift, Leg
ha 1 extention/
y 2020 leg cult
n 9
Pir :
am 0
id 0
Jumat Pulldown, lowrow, Pull up/dumble row,
da
dumblerow, bicep Pull down/Low row,
7 17:00-
n cull Barbel row/ Cabbel
19:00
februari row, Tricep
su extention /bicep cull
2020
per
Bench prees incline Bench prees/bicep
set Senin cull Incline press/
press, pullover,
10 17:00- chess fly cabel fly Pull
)
19:00 over/hammer cull
februari Chess fly /tricep
2020 extention
3.3. Instrumen
3.3.1. Karada scan body composition monitor
Pengkuran lemak tubuh dan Body Mass Index menggunakan alat yang
bernama Karada scan body composition monitor. Bentuk alat ini seperti
timbangan digital, OMRON HBF 375 Karada Scan adalah alat yang dapat secara
efektif menganalisa fisik tubuh mulai dari berat badan, presentase lemak tubuh,
presentase lemak Subkutan, tingkat lemak Visceral, dan massa otot tubuh. Alat ini
menggunakan dasar penghitungan BMI (Body Mass Index) untuk menentukan
apakah berat badan ideal atau tidak. BMI mendasarkan perhitungannya
berdasarkan rasio antara berat badan dan tinggi seseorang.
Gambar 3.1 Karada Scan Body Composition
(Sandeep et al. 2016)
Hubungkan OMRON HBF 375 dengan baterai, lalu masukan data pribadi
pengguna seperti umur, jenis kelamin, dan tinggi tubuh. Gunakan setelah panel
layar menunjukan angka 0.0 Kg. Pilih profile, letakan telapak kaki pada panel
Electrodes yang disediakan, pastikan tidak menggunakan alas kaki tambahan.
Angkat tuas panel layar utama dengan kedua tangan, dan posisikan tangan sejajar
dengan sudut 90 derajat dari tubuh. Usahakan posisi tubuh sudah benar dan badan
tidak bergoyang untuk mendapat hasil pengukuran yang akura.
3.4.1. Kategori BMI (Body Mass Index) atau IMT (Indeks Massa Tubuh)
Berikut ini adalah Tabel Indeks Massa Tubuh (IMT) atau BMI berdasarkan
Departemen Kesehatan RI.
Nilai BMI (IMT) Kategori
Kriteria Uji :
Jika Sig. > α 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat
perbadaan pengaruh metode latihan pyramid dan metode latihan super set
terhadap kadar lemak dan massa otot pada tingkat BMI tidak ideal. Kemudian jika
Sig. < α 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat perbadaan
pengaruh antara metode latihan pyramid dan metode latihan super set terhadap
kadar lemak dan massa otot pada tingkat BMI ideal.
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan
1. Deskripsi Data
a. Body Max Indeks (BMI)
Pengumpulan data penelitian dilakukan melaui tes BMI selanjutnya di
analisis menggunakan pendekatan statistik melalui software SPSS v.20. Data yang
dianalisis pada pendekatan statistik ini merupakan data BMI latihan yang
diperoleh dari member UKM IBAFF UPI Bandung. Data test BMI latihan dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Tes Body Max Indeks
No Jumlah Skor Tes BMI Keterangan
2 22,2 ideal
5 21,7 Ideal
6 21,3 ideal
7 22 Ideal
8 20,6 Ideal
9 21,7 Ideal
18 21,6 Ideal
19 20,9 Ideal
20 21 Ideal
10 orang memiliki tingkat BMI ideal dengan acuan nilai tes BMI dari nilai 18,50
- 25 dan 10 orang memiliki BMI tidak Ideal dengan acuan nilai dibawah 18,50
dari nilai di atas 25,00.
b. Pengurangan Lemak dan Massa Otot
Deskripsi hasil analisis data skor gain berdasarkan hasil pretest dan posttest
yang telah dilakukan untuk mengukur pengurangan lemak disajikan dalam bentuk
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Deskripsi Data Rata-rata Skor Gain, Standar Deviasi Pengurangan
Lemak
Metode Latihan Piramid Set Super Set
(A1) (A2)
Ideal
3,88 0,40 3,18 0,28
(B1)
Tidak Ideal
2,60 0,61 2,94 0,54
(B2)
Berdasarkan data pada Tabel 4.2 kelompok BMI Ideal dengan metode latihan
Piramid set (A1B1) memiliki nilai rata-rata skor gain sebesar 3,88 dengan nilai
standar deviasi sebesar 0,40. Sedangkan kelompok BMI tidak ideal dengan
metode latihan Piramid set (A1B2) memiliki nilai rata-rata skor gain sebesar
2,60 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,61. Selanjutnya kelompok BMI ideal
dengan metode latihan Super set (A2B1) memiliki nilai rata-rata skor gain sebesar
3,18 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,28. Pada kelompok BMI tidak ideal
dengan metode latihan super set memiliki nilai rata-skor gain (A2B2) sebesar
2,94 dengan nilai standar deviasi 0,54.
Pengukuran penambahan massa otot yang dilakukan pada pretest dan posttest
dapat dilihat dari skor gain yang disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Deskripsi Rata-rata Skor Gain, Standar Deviasi Penambahan
Massa Otot
Metode Latihan Piramid Set Super Set
(A1) (A2)
Ideal
3,78 0,46 2,80 0,36
(B1)
Tidak Ideal
2,84 0,87 3,68 0,46
(B2)
Berdasarkan Tabel 4.3 pada kelompok BMI ideal dengan metode latihan
piramid set memiliki nilai rata-rata skor gain (A1B1) sebesar 3,78 dengan nilai
standar deviasi 0,46. Sedangkan pada kelompok BMI tidak ideal dengan metode
latihan Piramid set Training (A1B2) memiliki nilai rata-rata skor gain sebesar
2,84 dengan nilai standar deviasi 0,87. Selanjutnya pada kelompok BMI ideal
dengan menggunakan metode latihan super set (A2B1) memiliki nilai rata-rata
skor gain sebesar 2,80 dengan standar deviasi 0,36. Sedangkan kelompok BMI
tidak ideal dengan menggunakan metode latihan super set (A2B2) memiliki nilai
rata-rata skor gain sebesar 3,68 dengan standar deviasi 0,46.
2. Analisis Data
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode latihan latihan (Piramid
set dan super set) pada member dengan BMI (ideal dan tidak ideal) terhadap Body
Fat (Pengurangan lemak) dan massa otot serta untuk menjawab hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis hasil
penelitian. Dalam uji prasyarat ini data yang digunakan yaitu data gain (selisih
skor posttest dan pretest) pada setiap kelompoknya.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kolmogorov-
Smirnov, berikut data hasil tes Body Fat pada Weight Training yang dapat dilihat
pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Uji Normalitas Body Fat (Pengurangan Lemak)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Pengurangan Metodelatihan
Statistic df Sig.
Lemak (Body
Latihan Piramid .176 10 .200*
Fat)
Latihan Super Set .128 10 .200*
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai sig pada metode latigan
pyramid dan superset sebesar 0,200 artinya uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
0,200 > α 0,05. Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga data
tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Berikut hasil Uji normalitas data
penambahan massa otot disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Uji Normalitas Penambahan Massa Otot
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Metodelatihan
Penambahan Statistic df Sig.
Massa Otot Piramid .147 10 .200*
Super Set .161 10 .200*
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai sig dari metode latihan
pyramid dan super set pada data penambahan massa oto menunjukan nilai 0,200
artinya H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga data tersebut berasal dari data yang
berdistribusi normal karena sig 0,200 > α 0,05.
b. Uji Homogenitas
Uji prasyarat selanjutnya adalah uji homogenitas dengan menggunakan data
yang sama, setelah dilakukan uji Levene’s Test of Equality of Error Variances
maka diperoleh hasil homogenitas tercantum pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Uji Homogenitas Pengurangan Lemak (Body Fat)
Hasil perhitungan pada Tabel 4.7 menunjukan nilai sig 0,138 > α 0,05 maka
H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya data tersebut homogeny atau sama untuk
pengujian data penambahan massa otot. Dengan demikian hasil perhitungan
normalitas dan homogenitas telah memenuhi prasyarat untuk uji two way ANOVA
pada data pengurangan lemak (Body Fat) dan penambahan massa otot pada
weight training.
3. Pengujian Hipotesis
a. Pengurangan Lemak (Body Fat)
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji
variansi two way ANOVA dibantu oleh software SPSS v.20. analisis varian two
way ANOVA ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan metode
latihan dan tingkat BMI terhadap Pengurangan Lemak (Body Fat) dan Massa
Otot. Berikut hasil data uji two way ANOVA dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Uji Two Way ANOVA Pengurangan Lemak (Body Fat)
Interpretasi pada Tabel 4.8 data Corrected Model menunjukan nilai sig 0,005
< α 0,05 yang berarti terdapat pengaruh semua variabel independent terhadap
variabel dependen yaitu adanya pengaruh metode latihan terhadap pengurangan
lemak dan penambahan massa otot. Selanjutnya data Metode latihan*BMI
menunjukan nilai sig 0,028 < α 0,05 yang berarti metode latihan dan BMI
memiliki interaksi terhadap pengurangan lemak dan penambahan massa otot.
Pengujian selanjutnya adalah uji two way ANOVA untuk data penambahan massa
otot dengan menggunakan software SPSS v.20 dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Uji Two Way ANOVA Penambahan Massa Otot
Interpretasi pada Tabel 4.9 data Corrected Model menunjukan nilai sig 0,023
< α 0,05 yang berarti terdapat pengaruh semua variabel independent terhadap
variabel dependen. Selanjutnya data Metodelatihan*BMI menunjukkan nilai sig
0,003 < α 0,05 yang berarti metode latihan dan BMI memiliki interaksi dalam
mempengaruhi pengurangan lemak dan penambahan massa otot pada Weight
Training.
1) Hipotesis Satu
Berdasarkan hasil uji two way ANOVA pada tabel 4.8 mengenai perbedaan
pengaruh antara metode latihan Piramid Set dan metode latihan Super Set
terhadap Body Fat (pengurangan lemak) menunjukan bahwa nilai Sig 0,005 < α
0,05. Artinya H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga terdapat perbedaan pengaruh
antara metode latihan Piramid Set dan metode latihan Super Set terhadap Body
Fat (pengurangan lemak). Dengan demikian pertanyaan penelitian dan hipotesis
penelitian sesuai dengan hasil penelitian.
Selanjutnya data data hasil perhitungan uji two way ANOVA pada tabel 4.9
menunjukkan nilai sig sebesar sig 0,023 < α 0,05 maka H 0 ditolak dan H1 diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh metode latihan
Piramid Set dan metode latihan Super Set terhadap penambahan massa otot.
Dengan demikian pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian sesuai dengan
hasil penelitian yang telah dilakukan.
2) Hipotesis Dua
Berdasarkan hasil perhitungan analisis two way ANOVA mengenai adanya
interaksi antara metode latihan dan BMI terhadap Body Fat (pengurangan lemak)
menunjukkan bahwa nilai Sig 0,028 < α 0,05. Artinya H0 ditolak dan H1 diterima,
maka dengan begitu dapat dinyatakan bahwa terdapat interaksi diantara metode
latihan dan BMI terhadap Body Fat (pengurngan lemak) pada Weight Training.
Hal ini dibuktikan dengan grafik dibawah ini yang menunjukkan adanya
singgungan diantara kedua garis.
Data tabel 4.9 pada Metodelatihan*BMI memiliki nilai sig 0,003 < α 0,05
artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian terdapat interaksi diantara
metode latihan dengan BMI terhadap peningkatan massa otot pada Weight
Training. Hal ini dibuktikan dengan grafik dibawah ini yang menunjukkan adanya
perpotongan diantara kedua garis
Hasil penelitian ini sesuai dengan pertanyaan dan hipotesis penelitian,
selanjutnya untuk mengetahui mana yang lebih signifikan berpengaruh, maka
harus dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Tukey.
3) Hipotesis Tiga
Adanya interaksi diantara metode latihan dan Massa otot pada Body Fat
(pengurangan lemak) maka harus dilakukan uji lanjut, uji lanjut dilakukan
bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata skor variable terikat antara dua
kelompok data/sampel. Uji lanjut dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Tukey, data hasil uji tukey dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Uji Tukey A1BI*A2B1 BMI Ideal Body Fat (Pengurngan Lemak)
Pairwise Comparisons
Dependent Variable: Nilai Gain Skor
Keterangan
(I) Metode
BMI Sig.b
latihan
Latihan Piramid
.035 Signifikan
(3,88)
Ideal
Latihan Super Set
.035 Signifikan
(3,18)
Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,050 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant
Difference (equivalent to no adjustments).
Keterangan :
Kelompok A1B1 : Kelompok Dengan pyramid set A1 dengan BMI ideal (B1)
Kelompok A2B1 : Kelompok Dengan Super Set A2 dengan BMI ideal (B1).
Perbandingan antara A1B1 dengan A2B1 yang memiliki nilai Sig 0,035 < α
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh metode
latihan latihan Piramid set dengan metode latihan latihan Super Set pada
kelompok BMI ideal terhadap penurunan fat. Jika melihat nilai rata-rata metode
latihan pyramid set 3,88 lebih besar dibandingkan dengan metode latihan super set
3,18. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode latihan Piramid Set lebih baik
digunakan pada kelompok BMI ideal untuk menurunkan lemak (Body Fat).
Dengan demikian hasil penelitian pada hipotesis ketiga sesuai dengan pertanyaan
dan hipotesis penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.
Selanjutnya untuk mengetahui metode latihan yang lebih baik untuk
digunkanan dalam penambahan massa otot pada kelompok BMI ideal, maka
dilakukan uji lanjut yaitu uji Tukey, hasil uji tukey tersebut dapat dilihat pada
Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Uji Tukay A1B1*A2B1 BMI Ideal Penambahan Massa Otot
Pairwise Comparisons
Dependent Variable: Massa Otot
Keterangan
(I) Metode b
BMI Sig.
latihan
Piramid
.016 Signifikan
(3,78)
Ideal
Super Set
.016 Signifikan
(2,80)
Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,050 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant
Difference (equivalent to no adjustments).
Keterangan :
Kelompok A1B1 : Kelompok Dengan Piramid set A1 dengan BMI ideal (B1)
Kelompok A2B1 : Kelompok Dengan Super Set A2 dengan Kemampuan BMI
ideal (B1).
Perbandingan antara A1B1 dengan A2B1 yang memiliki nilai Sig 0,016 < α
0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya terdapat perbedaan pengaruh antara
metode latihan Piramid Set dengan metode latihan super set terhadap penambahan
massa otot pada Weight Training pada kelompok BMI ideal. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa metode latihan Piramid Set lebih baik digunakan untuk
penambahan massa otot pada kelompok BMI ideal dengan nilai rata-rata 3,78
dibandingkan dengan metode latihan super set yang memiliki nilai rata-rata 2,80
sesuai data yang tertera pada Tabel 4.11. Hasil penelitian ini sesuai dengan
pertanyaan dan hipotesis penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.
4) Hipotesis Empat
Karena adanya interaksi diantara metode latihan latihan dan massa otot pada
Body Fat maka harus dilakukan uji lanjut, uji lanjut dilakukan bertujuan untuk
mengetahui perbedaan rerata skor variable terikat antara dua kelompok
data/sampel. Uji lanjut dapat dilakukan dengan menggunakan uji Tukey dan dapat
dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Uji Tukay A1B2*A2B2 BMI Tidak Ideal Body Fat
Pairwise Comparisons
Dependent Variable: Nilai Gain Skor
Keterangan
b
BMI (I) Metodelatihan Sig.
Latihan Piramid
.279 Tidak Signifikan
(2,60)
Tidak Ideal
Latihan Super Set
.279 Tidak Signifikan
(2,94)
Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,050 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant
Difference (equivalent to no adjustments).
Keterangan :
A1B2 : Kelompok Dengan Metode latihan Piramid set A1 Dengan BMI tidak
Ideal (B2)
A2B2 : Kelompok Dengan Metode latihan Super Set A2 Dengan BMI tidak ideal
(B2).
Dari hasil perhitungan uji Tukey pada Tabel 4.12 menunjukkan bahwa antara
kelompok A1B2 dengan A2B2 menghasilkan nilai sig 0,279 > α 0,05 maka
dinyatakan Tidak signifikan sehingga tidak terdapat perbedaan pengaruh antara
metode latihan pyramid set dan metode latihan super set pada kelompok BMI
tidak ideal terhadap penurunan kadar lemak (Body Fat). Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa penggunaan metode latihan pyramid set yang memiliki nilai
rata-rata 2,60 sebanding dengan metode latihan super set yang memiliki nilai rata-
rata 2,94 pada sampel dengan BMI tidak ideal terhadap Body Fat (penurunan
kadar lemak) dan hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pertanyaan dan hipotesis
penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.
Selanjutnya uji lanjut dilakukan bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata
skor variable terikat antara dua kelompok data/sampel pada kelompok BMI tidak
ideal untuk data penambahan massa otot. Berikut hasil perhitungan uji tukey untuk
data penambahan massa otot pada kelompok BMI tidak ideal terdapat pada Tabel
4.13.
Tabel 4 13 Uji Tukay A1B2*A2B2 BMI Tidak Ideal Penambahan Massa Otot
Pairwise Comparisons
Keterangan
Dependent Variable: Massa Otot
(I)
BMI Sig.b
Metodelatihan
Piramid
.035 Signifikan
(2,84)
Tidak Ideal
Super Set
.035 Signifikan
(3,68)
Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,050 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant
Difference (equivalent to no adjustments).
Keterangan :
A1B2 : Kelompok Dengan metode latihan latihan Circuit Weight Training A1
Dengan Motivasi Rendah (B2)
A2B2 : Kelompok Dengan metode latihan latihan Super Set A2 Dengan BMI
tidak Ideal (B2).
Hasil perhitungan uji Tukey pada tabel 4.13 menunjukan perbandingan antara
A1B2 dengan A2B1 yang memiliki nilai Sig 0,035 < α 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara metode latihan Piramid
set dan metode latihan super set pada kelompok BMI tidak ideal dalam mengukur
penambahan massa otot, sehingga metode latihan super set lebih baik digunakan
pada kelompok BMI tidak ideal dengan nilai rata-rata 3,68 dibandingkan dengan
metode latihan pyramid set yang memiliki nilai rata-rata 2,84. Hasil penelitian
tersebut sesuai dengan pertanyaan dan hipotesis penelitian.
B. Pembahasan
1. Terdapat Pengaruh Metode Pyramid Set dan Super Set Terhadap
Body Fat dan Massa Otot.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian
ini yang menyatakan bahwa ada pengaruh metode latihan latihan super set
dan pyramid set terhadap body fat dan Massa otot diterima oleh hasil
penelitian empiris. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi uji Two way
Anova pada body fat sebelum dan sesudah menggunakan metode latihan
latihan Piramid set sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai
signifikansi BMI sebelum dan sesudah menggunakan metode latihan Piramid
set sebesar 0,006 yang lebih kecil dari 0,05.
Pada saat awal-awal orang melakukan aktivitas jasmani (olahraga) maka
sumber daya (energi) yang di pergunakan oleh tubuh adalah karbohidrat (KH),
oleh karena pada saat-saat awal melakukan olahraga, daya dihasilkan secara
anaerobic yang disebabkan oleh karena rangsangan Ergositema I (Anaerobik)
terhadap Ergosistema II (Aerobik) belum adekuat dan dengan demikian maka
dukungan fungsional ES-II terhadap ES-I belum dapat dipenuhi. Dengan
berjalannya waktu maka kontribusi daya dari Karbohidrat semakin menurun,
sedangkan sebaliknya kontribusi daya dari lemak semakin meningkat. Titik
keseimbangan antara penggunaan kedua sumber daya tersebut terdapat kurang
lebih pada menit ke 30, artinya setelah 30 menit maka kontribusi Karbohidrat
dan lemak dalam menghasilkan adalah seimbang. Untuk menurunkan berat
badan, maka durasi (lama-waktu) olahraga kesehatan harus > 30’. Hal ini
disebabkan oleh karena bila durasinya < 30’ maka sumber energi utamanya
masih berasal terutama dari karbohidrat. Bila durasi telah mencapai > 30’
maka sumber energi lemak memberi kontribusi yang lebih besar dari pada
Karbohidrat (Santosa Griwijoyo, Dikdik Zafar Sidik, 2010).
Beberapa cara untuk menurunkan body fat antara lain dengan berolahraga,
diet dan terapi psikologis. Dari hasil penelitian, latihan fisik jauh lebih baik
menurunkan berat badan dibandingkan dengan dua intervensi lain. Keuntungan
lain dari latihan fisik terlihat pada senam aerobik selama 50 menit 3 kali seminggu
yang dapat mengendalikan tekanan darah dan lemak darah (Yatim Faisal, 2005).
Latihan olahraga, sebagaimana kita ketahui bersama, mempunyai pengaruh yang
jelas pada penurunan kadar lemak dan kolesterol di dalam darah kita. Tanpa
melakukan latihan olahraga, kemungkinan untuk mendapatkan serangan penyakit
jantung akan lebih banyak (Sadoso Sumosardjuno, 1990). Untuk mengurangi
resiko hipertensi dan penyakit jantung koroner serta untuk meningkatkan
kapasitas kerja fisik, Akademi Kedokteran Olahraga Amerika (The American
College of Sport Medicine) merekomendasikan agar seseorang ikut serta dalam
kegiatan olahraga aerobik minimum 3 kali seminggu selama 20 sampai 60 menit.
Intensitas olahraga harus didasarkan pada suatu persentase dari kapasitas
maksimum individu yang bersangkutan untuk bekerja (T. Cotton Richard, 1993).
Latihan piramid, salah satu sistem latihan beban yang umum digunakan
untuk menambah massa otot adalah dengan latihan piramid atau lebih dikenal
dengan pyramid set. Latihan ini pada dasarnya adalah memadukan prinsip
latihan beban dengan prinsip latihan pyramid atau kontinyu, pada awalnya
latihan ini dirancang untuk meningkatkan hipertrofi otot dan kekuatan otot
sambil melatih system anaerobik, selanjutnya berkembang untuk memperbaiki
komposisi tubuh. Menurut Suharjana (2013: 49), pyramid set merupakan
suatu bentuk latihan anaerobic yang dilakukan 3 sampai 5 set yang tiap set
beban selalu bertambah tapi repetisi di turunkan . Latihan dilakukan dengan
cara menabah beba dari setiap set begitu hingga 4 samapi 5 gerakan terakhir .
Latihan dengan metode circuit training merupakan salah satu bentuk variasi
latihan dengan menggunakan beban antarpos. Pada saat melakukan metode ini
akan lebih membantu karena circuit training dapat meningkatkan kebugaran
dan fisik, dan menurunkan kadar lemak dalam tubuh karena melakukan
latihan beban antarpos.
Latihan piramid yang paling tepat untuk pembakaran lemak adalah piramid
tampa puncak. Program latihan pyramid set dapat digunakan sebagai program
pembakaran lemak (penurunan berat badan). Program ini dapat berjalan optimal
dengan hasil yang memuaskan apabila dilakukan sesuai dengan takaran latihan
yang ada. Weight training dapat digunakan sebagai metode latihan latihan untuk
menurunkan berat badan asal memenuhi persyaratan, antara lain menggunakan
sistem sirkuit, detak jantung dapat dipertahankan 65 %-75 % detak jantung
maksimal, dan dikerjakan lebih dari 20 menit (Irianto, 2004, hlm..84).
(Contrò et al. 2017) Salah satu faktor positif utama dari pyramid set adalah
variasi beban latihan, yang memiliki durasi yang cukup singkat dan sering diubah,
yang membuat menarik dan tidak membosankan untuk berolahraga. Dalam latihan
beban diperlukan variasi latihan agar tidak membosankan dan membuat motivasi
latihan lebih meningkat. Untuk mencapai tujuan penurunan body fat dan massa
otot tersebut perlu adanya pembaharuan dalam menyusun program latihan.
Akibat latihan daya tahan otot system set, otot akan mengalami hipertrofi
namun adaptasi terbesar terjadi pada proses biokimiawi di dalam otot.
Mitokondria otot meningkat jumlahnya, disertai peningkatan jumlah dan aktivitas
enzim oksidatif yang di tunjang oleh perubahan struktur lain yang menunjang
peningkatan kerja otot seperti peningkatan mikrosirkulasi otot. Dalam
penelitannya (Nani, 2006, hlm. 3) “Bahwa otot yang terlatih daya tahannya
(endurance-trained) dapat lebih efektif menggunakan trigliserida, glukosa dan
asam lemak bebas sebagai sumber energi sedemikian rupa sehinga energi utama
otot tersebut pada exercise berubah dari karbohidrat menjadi lemak”. Dengan
penggunaan energi dari sumber lemak tersebut maka akan mengakibatkan
terjadinya penurunan kadar lemak di dalam tubuh.
Hasil analisis data yang telah dilakukan dengan pendekatan statistik,
berdasarkan perhitungan two way ANNOVA menyatakan metode latihan latihan
super set, pyramid set dan status BMI memiliki interaksi terhadap Body Fat massa
otot.
Perhitungan statistik selanjutnya untuk Body Fat menunjukan nilai
signifikansi 0,048 < α 0,05 yang berarti metode latihan latihan dan motivasi
latihan memiliki interaksi terhadap Body Fat.
Perhitungan statistik selanjutnya untuk BMI menunjukan nilai signifikansi
0,004 < α 0,05 yang berarti metode latihan latihan dan status BMI memiliki
interaksi terhadap massa otot.
A. Simpulan
Simpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh model latihan terhadap
body fat dan Massa Otot diterima oleh hasil penelitian empiris. Hal ini
dibuktikan dengan nilai signifikansi uji Two way Anova pada body fat
sebelum dan sesudah menggunakan model latihan pyramid set sebesar
0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai signifikansi BMI sebelum
dan sesudah menggunakan model Piramid set sebesar 0,006 yang
lebih kecil dari 0,05.
2. Model latihan pyramid set dan super set memiliki interaksi terhadap Body
Fat dan massa otot pada status BMI. Perhitungan statistik selanjutnya
untuk Body Fat menunjukan nilai signifikansi 0,048 < α 0,05 yang berarti
model latihan dan massa otot memiliki interaksi terhadap BMI.
Perhitungan statistik selanjutnya untuk BMI menunjukan nilai
signifikansi 0,004 < α 0,05 yang berarti model latihan super set dan
pyramid set memiliki interaksi terhadap Body Mass Index.
3. Pyramid set dan super set berpengaruh sebanding atau tidak ada
perbedaan pengaruh pada massa otot dan body fat dengan hasil
pengolahan data menunjukan nilao sig 0,180 > 0,05. Selanjutnya model
Piramid set dan Super set terdapat pengaruh terhadap body fat dengan
nilai sig 0,042 < 0,005. Nilai rerata Piramid set (-1,60) menunjukan hasil
lebih baik dari pada super set (-0,72). Sehingga dapat disimpulkan kedua
model latihan beban berpengaruh sama terhadap BMI, sedangkan untuk
Body Fat model latihan lebih baik digunakan untuk kelompok motivasi
tinggi dalam menurunkan body fat.
4. Pyramid set dan super set berpengaruh sebanding atau tidak ada
perbedaan pengaruh pada Body fat dengan hasil pengolahan data
menunjukan nilai sig 0,432 > 0,05. Selanjutnya model pyramid set dan
Super set terdapat pengaruh terhadap BMI dengan nilai sig 0,005 < 0,005.
Sehingga dapat disimpulkan kedua model latihan beban berpengaruh
sama terhadap Body fat, sedangkan untuk BMI model latihan Piramid set
lebih baik digunakan untuk kelompok motivasi rendah dalam menurunkan
body fat.
Kesimpulan penelitian ini adalah model pyramid set lebih baik digunakan
untuk kelompok BMI ideal, sedangkan untuk kelompok BMI tidak ideal bisa
menggunakan kedua model latihan tersebut dalam menurunkan persentase body
fat.
B. Implikasi
Implikasi yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi member fitnes dan pelatih dapat menjadikan hasil ini sebagai
masukan agar dapat lebih memperhatikan model latihan yang tepat
agar member fitnes mendapatkan hasil yang sesuai dan diinginkan.
2. Bagi manager atau official team dengan hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan kepada pelatih agar dapat
melatih member dengan model yang baik dan benar serta tepat
sasaran.
C. Rekomendasi
Berkaitan dengan hasil penelitian, maka penulis memberikan rekomendasi
yang dapat dikemakakan sebagai berikut :
1. Bagi member fitnes yang ingin mengurangi berat badan dan
prosentase lemak, disarankan mengikuti latihan dengan
menggunakan metode super set karena metode super set terbukti
lebih efektif menurunkan berat badan dan prosentase lemak
dibanding dengan metode pyramid set. Akan tetapi latihan tersebut
juga harus diimbangi dengan mengkonsumsi makanan yang sehat
agar hasilnya lebih maksimal.
2. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambah jumlah sampel
penelitian agar dapat digeneralisasikan tidak hanya terbatas pada
tempat fitnes tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Resisten training
LEG
Exsecise set Rep tempo intensity rest Volume
Back squat 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 10 menit
3-6-8-10-12 85-75-65-55-45% ss
Back lunges 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 10 menit
3-6-8-10-12 85-75-65-55-45% ss
deadlife 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 10 menit
3-6-8-10-12 85-75-65-55-45% ss
Leg extantion 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 10 menit
3-6-8-10-12 85-75-65-55-45% ss
coolingdown
Exsesice Rep set volume
PNF 8-20 1 5-10 menit
Season 2
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten training
Back
Exsecise set Rep tempo intensity rest Volume
Pull down 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 ss 10 menit
3-6-8-10-12 85-75-65-55-45%
Low row 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 ss 10 menit
3-6-8-10-12 85-75-65-55-45%
Dumble 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 ss 10 menit
row 3-6-8-10-12 85-75-65-55-45%
Cabbel row 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 ss 10 menit
/bicep cull 3-6-8-10-12 85-75-65-55-45%
coolingdown
Exsesice Rep set volume
Statis 8-20 1 5-10 menit
Season 3
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten Training
Chess
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Bench prees 3-5 12-10-8-6-3 2-1- 45-55-65-75- 90 10 menit
3-6-8-10-12 2 85% ss
85-75-65-55-
45%
Incline press 3-5 12-10-8-6-3 2-1- 45-55-65-75- 90 10 menit
3-6-8-10-12 2 85% ss
85-75-65-55-
45%
Pull over 3-5 12-10-8-6-3 2-1- 45-55-65-75- 90 10 menit
3-6-8-10-12 2 85% ss
85-75-65-55-
45%
Chess fly 3-5 12-10-8-6-3 2-1- 45-55-65-75- 90 10 menit
/tricep 3-6-8-10-12 2 85% ss
extention 85-75-65-55-
45%
coolingdown
Exsesice Rep set volume
PNF 8-20 1 5-10 menit
Season 4
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten Training
Sholder
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Sholder press 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 10 menit
3-6-8-10-12 85-75-65-55-45% ss
Front sholder 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 10 menit
3-6-8-10-12 85-75-65-55-45% ss
Lateral 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 10 menit
shlder 3-6-8-10-12 85-75-65-55-45% ss
Antrior 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 10 menit
shlder 3-6-8-10-12 85-75-65-55-45% ss
coolingdown
Exsesice Rep set volume
Statis 8-20 1 5-10 menit
Season 5
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten training
LEG
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Back squat 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
Back lunges 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
deadlife 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
Leg 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
extantion 6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
coolingdown
Exsesice Rep set volume
PNF 8-20 1 5-10 menit
Season 6
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten training
Back
Exsecise set Rep tempo intensity rest Volume
Pull down 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
Low row 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
Dumble row 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
Cabbel 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
row /bicep 6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
cull
coolingdown
Exsesice Rep set volume
Statis 8-20 1 5-10 menit
Season 7
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten Training
Chess
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Bench prees 3-5 15-12-10-8- 2-1-2 50-60-70-80- 90 10 menit
6 90% ss
6-8-10-12- 90-80-70-60-
15 50%
Incline press 3-5 15-12-10-8- 2-1-2 50-60-70-80- 90 10 menit
6 90% ss
6-8-10-12- 90-80-70-60-
15 50%
Pull over 3-5 15-12-10-8- 2-1-2 50-60-70-80- 90 10 menit
6 90% ss
6-8-10-12- 90-80-70-60-
15 50%
Chess fly 3-5 15-12-10-8- 2-1-2 50-60-70-80- 90 10 menit
/tricep 6 90% ss
extention 6-8-10-12- 90-80-70-60-
15 50%
coolingdown
Exsesice Rep set volume
PNF 8-20 1 5-10 menit
Season 8
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten Training
Sholder
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Sholder 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
press 6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
Front 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
sholder 6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
Lateral 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
sholder 6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
Arnold 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
coolingdown
Exsesice Rep set volume
Statis 8-20 1 5-10 menit
Season 9
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten training
LEG
Exsecise set Rep tempo intensity rest Volume
Back squat 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85-95% 90 10 menit
12-10-8-6-3 95-85-75-65-55% ss
Back lunges 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85-95% 90 10 menit
12-10-8-6-3 95-85-75-65-55% ss
deadlife 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85-95% 90 10 menit
12-10-8-6-3 95-85-75-65-55% ss
Leg extantion 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85-95% 90 10 menit
12-10-8-6-3 95-85-75-65-55% ss
coolingdown
Exsesice Rep set volume
PNF 8-20 1 5-10 menit
Season 10
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten training
Back
Exsecise set Rep tempo intensity rest Volume
Pull down 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85-95% 90 10 menit
12-10-8-6-3 95-85-75-65-55% ss
Low row 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85-95% 90 10 menit
12-10-8-6-3 95-85-75-65-55% ss
Dumble row 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85-95% 90 10 menit
12-10-8-6-3 95-85-75-65-55% ss
Cabbel 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85-95% 90 10 menit
row /bicep 12-10-8-6-3 95-85-75-65-55% ss
cull
coolingdown
Exsesice Rep set volume
Statis 8-20 1 5-10 menit
Season 11
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten Training
Chess
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Bench prees 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85- 90 ss 10 menit
12-10-8-6-3 95%
95-85-75-65-
55%
Incline press 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85- 90 ss 10 menit
12-10-8-6-3 95%
95-85-75-65-
55%
Pull over 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85- 90 ss 10 menit
12-10-8-6-3 95%
95-85-75-65-
55%
Chess fly 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85- 90 ss 10 menit
/tricep 12-10-8-6-3 95%
extention 95-85-75-65-
55%
coolingdown
Exsesice Rep set volume
PNF 8-20 1 5-10 menit
Season 12
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten Training
Sholder
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Sholder press 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85- 90 ss 10 menit
12-10-8-6-3 95%
95-85-75-65-
55%
Front sholder 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85- 90 ss 10 menit
12-10-8-6-3 95%
95-85-75-65-
55%
Lateral 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85- 90 ss 10 menit
sholder 12-10-8-6-3 95%
95-85-75-65-
55%
Arnold 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85- 90 ss 10 menit
12-10-8-6-3 95%
95-85-75-65-
55%
coolingdown
Exsesice Rep set volume
Statis 8-20 1 5-10 menit
Season 13
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten training
LEG
Exsecise set Rep tempo intensity rest Volume
Back squat 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Back lunges 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
deadlife 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Leg extantion 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
coolingdown
Exsesice Rep set volume
PNF 8-20 1 5-10 menit
Season 14
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten training
Back
Exsecise set Rep tempo intensity rest Volume
Pull down 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Low row 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Dumble row 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Cabbel 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
row /bicep 12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
cull
coolingdown
Exsesice Rep set volume
Statis 8-20 1 5-10 menit
Season 15
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten Training
Chess
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Bench prees 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Incline press 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Pull over 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Chess fly 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
/tricep 12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
extention
coolingdown
Exsesice Rep set volume
PNF 8-20 1 5-10 menit
Season 16
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten Training
Sholder
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Sholder press 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Front sholder 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Lateral 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
sholder 12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Arnold 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
coolingdown
Exsesice Rep set volume
Statis 8-20 1 5-10 menit
Season 1
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten training
LEG
Exsecise set Rep tempo intensity rest Volume
Back squat 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 10 menit
3-6-8-10-12 85-75-65-55-45% ss
Back lunges 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 10 menit
3-6-8-10-12 85-75-65-55-45% ss
deadlife 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 10 menit
3-6-8-10-12 85-75-65-55-45% ss
Leg extantion 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 10 menit
3-6-8-10-12 85-75-65-55-45% ss
coolingdown
Exsesice Rep set volume
PNF 8-20 1 5-10 menit
Season 2
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten training
Back
Exsecise set Rep tempo intensity rest Volume
Pull down 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 ss 10 menit
3-6-8-10-12 85-75-65-55-45%
Low row 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 ss 10 menit
3-6-8-10-12 85-75-65-55-45%
Dumble 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 ss 10 menit
row 3-6-8-10-12 85-75-65-55-45%
Cabbel row 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 ss 10 menit
/bicep cull 3-6-8-10-12 85-75-65-55-45%
coolingdown
Exsesice Rep set volume
Statis 8-20 1 5-10 menit
Season 3
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten Training
Chess
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Bench prees 3-5 12-10-8-6-3 2-1- 45-55-65-75- 90 10 menit
3-6-8-10-12 2 85% ss
85-75-65-55-
45%
Incline press 3-5 12-10-8-6-3 2-1- 45-55-65-75- 90 10 menit
3-6-8-10-12 2 85% ss
85-75-65-55-
45%
Pull over 3-5 12-10-8-6-3 2-1- 45-55-65-75- 90 10 menit
3-6-8-10-12 2 85% ss
85-75-65-55-
45%
Chess fly 3-5 12-10-8-6-3 2-1- 45-55-65-75- 90 10 menit
/tricep 3-6-8-10-12 2 85% ss
extention 85-75-65-55-
45%
coolingdown
Exsesice Rep set volume
PNF 8-20 1 5-10 menit
Season 4
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten Training
Sholder
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Sholder press 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 10 menit
3-6-8-10-12 85-75-65-55-45% ss
Front sholder 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 10 menit
3-6-8-10-12 85-75-65-55-45% ss
Lateral 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 10 menit
shlder 3-6-8-10-12 85-75-65-55-45% ss
Antrior 3-5 12-10-8-6-3 2-1-2 45-55-65-75-85% 90 10 menit
shlder 3-6-8-10-12 85-75-65-55-45% ss
coolingdown
Exsesice Rep set volume
Statis 8-20 1 5-10 menit
Season 5
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten training
LEG
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Back squat 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
Back lunges 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
deadlife 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
Leg 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
extantion 6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
coolingdown
Exsesice Rep set volume
PNF 8-20 1 5-10 menit
Season 6
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten training
Back
Exsecise set Rep tempo intensity rest Volume
Pull down 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
Low row 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
Dumble row 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
Cabbel 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
row /bicep 6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
cull
coolingdown
Exsesice Rep set volume
Statis 8-20 1 5-10 menit
Season 7
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten Training
Chess
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Bench prees 3-5 15-12-10-8- 2-1-2 50-60-70-80- 90 10 menit
6 90% ss
6-8-10-12- 90-80-70-60-
15 50%
Incline press 3-5 15-12-10-8- 2-1-2 50-60-70-80- 90 10 menit
6 90% ss
6-8-10-12- 90-80-70-60-
15 50%
Pull over 3-5 15-12-10-8- 2-1-2 50-60-70-80- 90 10 menit
6 90% ss
6-8-10-12- 90-80-70-60-
15 50%
Chess fly 3-5 15-12-10-8- 2-1-2 50-60-70-80- 90 10 menit
/tricep 6 90% ss
extention 6-8-10-12- 90-80-70-60-
15 50%
coolingdown
Exsesice Rep set volume
PNF 8-20 1 5-10 menit
Season 8
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten Training
Sholder
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Sholder 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
press 6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
Front 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
sholder 6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
Lateral 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
sholder 6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
Arnold 3-5 15-12-10-8-6 2-1-2 50-60-70-80-90% 90 10 menit
6-8-10-12-15 90-80-70-60-50% ss
coolingdown
Exsesice Rep set volume
Statis 8-20 1 5-10 menit
Season 9
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten training
LEG
Exsecise set Rep tempo intensity rest Volume
Back squat 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85-95% 90 10 menit
12-10-8-6-3 95-85-75-65-55% ss
Back lunges 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85-95% 90 10 menit
12-10-8-6-3 95-85-75-65-55% ss
deadlife 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85-95% 90 10 menit
12-10-8-6-3 95-85-75-65-55% ss
Leg extantion 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85-95% 90 10 menit
12-10-8-6-3 95-85-75-65-55% ss
coolingdown
Exsesice Rep set volume
PNF 8-20 1 5-10 menit
Season 10
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten training
Back
Exsecise set Rep tempo intensity rest Volume
Pull down 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85-95% 90 10 menit
12-10-8-6-3 95-85-75-65-55% ss
Low row 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85-95% 90 10 menit
12-10-8-6-3 95-85-75-65-55% ss
Dumble row 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85-95% 90 10 menit
12-10-8-6-3 95-85-75-65-55% ss
Cabbel 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85-95% 90 10 menit
row /bicep 12-10-8-6-3 95-85-75-65-55% ss
cull
coolingdown
Exsesice Rep set volume
Statis 8-20 1 5-10 menit
Season 11
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten Training
Chess
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Bench prees 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85- 90 ss 10 menit
12-10-8-6-3 95%
95-85-75-65-
55%
Incline press 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85- 90 ss 10 menit
12-10-8-6-3 95%
95-85-75-65-
55%
Pull over 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85- 90 ss 10 menit
12-10-8-6-3 95%
95-85-75-65-
55%
Chess fly 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85- 90 ss 10 menit
/tricep 12-10-8-6-3 95%
extention 95-85-75-65-
55%
coolingdown
Exsesice Rep set volume
PNF 8-20 1 5-10 menit
Season 12
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten Training
Sholder
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Sholder press 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85- 90 ss 10 menit
12-10-8-6-3 95%
95-85-75-65-
55%
Front sholder 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85- 90 ss 10 menit
12-10-8-6-3 95%
95-85-75-65-
55%
Lateral 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85- 90 ss 10 menit
sholder 12-10-8-6-3 95%
95-85-75-65-
55%
Arnold 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 55-65-75-85- 90 ss 10 menit
12-10-8-6-3 95%
95-85-75-65-
55%
coolingdown
Exsesice Rep set volume
Statis 8-20 1 5-10 menit
Season 13
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten training
LEG
Exsecise set Rep tempo intensity rest Volume
Back squat 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Back lunges 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
deadlife 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Leg extantion 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
coolingdown
Exsesice Rep set volume
PNF 8-20 1 5-10 menit
Season 14
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten training
Back
Exsecise set Rep tempo intensity rest Volume
Pull down 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Low row 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Dumble row 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Cabbel 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
row /bicep 12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
cull
coolingdown
Exsesice Rep set volume
Statis 8-20 1 5-10 menit
Season 15
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten Training
Chess
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Bench prees 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Incline press 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Pull over 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Chess fly 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
/tricep 12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
extention
coolingdown
Exsesice Rep set volume
PNF 8-20 1 5-10 menit
Season 16
Stretching
Exsecise Rep set Volume
Stretching statis 8-20 1 5-10 menit
Resisten Training
Sholder
Exsecise set Rep temp intensity rest Volume
o
Sholder press 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Front sholder 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Lateral 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
sholder 12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
Arnold 3-5 3-6-8-10-12 2-1-2 60-70-80-90-100% 90 10 menit
12-10-8-6-3 100-90-80-70-60% ss
coolingdown
Exsesice Rep set volume
Statis 8-20 1 5-10 menit
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
2,00 2 . 00
1,00 2 . 6
3,00 3 . 044
1,00 3 . 5
3,00 4 . 023
1,00 2 . 3
3,00 2 . 689
4,00 3 . 0224
2,00 3 . 57
Descriptive Statistics
Dependent Variable: Nilai Gain Skor
Uji Homegenitas
1.096 3 16 .379
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent
variable is equal across groups.
Total 206.540 20
Pairwise Comparisons
Dependent Variable: Nilai Gain Skor
Univariate Tests
Dependent Variable: Nilai Gain Skor
Each F tests the simple effects of Metodelatihan within each level combination of the other effects shown. These
tests are based on the linearly independent pairwise comparisons among the estimated marginal means.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
2,00 2 . 00
1,00 2 . 8
2,00 3 . 24
2,00 3 . 58
3,00 4 . 004
1,00 2 . 4
2,00 2 . 58
4,00 3 . 0034
1,00 3 . 9
2,00 4 . 01
Descriptive Statistics
Dependent Variable: Massa Otot
Uji Homogenitas
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
2.116 3 16 .138
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent
variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + Metodelatihan + BMI + Metodelatihan * BMI
Pairwise Comparisons
Dependent Variable: Massa Otot
BMI n n Difference (I-J) Std. Error Sig.b Lower Bound Upper Bound
Each F tests the simple effects of Metodelatihan within each level combination of the other effects shown. These
tests are based on the linearly independent pairwise comparisons among the estimated marginal means.
LAMPIRAN FOTO PENELITIAN
BIODATA DIRI