SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2022
1
HALAMAN SAMPUL
SIDANG AKHIR
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah dibuat oleh nama yang
disebutkan, di atas telah diperiksa dan direvisi secara lengkap dan memuaskan
sehingga dapat diajukan dalam sidang usulan penelitian
Pembimbing II
2
MOTTO :
3
ABSTRAK
4
5
ABSTRACT
The era of the COVID-19 pandemic has made policy changes such as lectures
being conducted online so that students need to sit for a long time in front of
electronic screens. This can increase musculoskeletal problems such as low back
pain. This can cause health problems and decrease student learning
concentration so it is necessary to do research on the relationship between sitting
position during online lectures and the incidence of low back pain. This research
is cross sectional study. The subjects of this study is faculty medicine of Unisba
students class of 2019, consisted of 100 people who were taken using a purposive
sampling technique. The variables in this study is sitting posture and the
incidence of low back pain, were taken using the Nordic Standardized
Questionnaire and assessment of sitting position based on Occupational Safety
and health Administration when conducting online lectures. The results of the
study showed that the students who sat the most in non-ergonomic positions were
68.0% and students who had low back pain were 67.0%. The results of this study
using the chi-square test showed that there was a relationship between sitting
position during online learning and the incidence of low back pain (p value:
0.001). In other words, students sitting in non-ergonomic positions have a 4.5
times greater risk of experiencing low back pain, with a degree of confidence
(95% CI: 1.8-11.2). Sitting position that is not ergonomic causes increased intra-
discus pressure, stiffness occurs in the lumbar spine, and stiffness of the lower
back muscles which can cause low back pain. Besides that. A sitting position that
is not ergonomic causes people to tire easily and is less efficient in activities such
as a lordosis position when sitting which causes the load on the spine to increase,
causing lower back pain.
6
KATA PENGANfTAR
7
Ucapan terimakasih juga kepada seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung yang sudah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada keluarga besar Histone 2019 yang
selalu memberikan semangat dalam menjalankan keseharian di perkuliahan.
Ucapan terimakasih kepada teman-teman seperjuangan saya, Rexy Arsala Nahar,
Alby Alfarisi P, Haidar Nashir, Chagiensyah Haddie W, Septian Nur Pratama,
Devan Widiananda dan kawan terdekat lainnya yang selalu mendukung sejak
pertama kali berada di Fakultas Kedokteran Islam Bandung serta berperan banyak
dalam membantu dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih
kepada selaku teman satu bimbingan yang banyak bertukar pikiran dan membagi
informasi untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih kepada para senior
sejawat di kampus atas bimbingan, wawasan dan ilmu yang telah diberikan
kepada kang Muhammad Fadhil Rahmadin, kang Radya Adiwiguna Darajat, kang
Daris Akbar, kang Iqbal Syaugi Gunadi, kang Teddy Firmansyah Zahrawani, Mas
Untung Budi Cahyono. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas
segala kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis
mengharapkan kritikan dan saran untuk perbaikan di waktu yang akan datang.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini
dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Semoga semua pihak yang telah
membantu mendapatkan pahala dan balasan dari Allah SWT. Amin. Terimakasih.
8
LEMBAR PENGESAH
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...........................................................................................2
MOTTO..................................................................................................................3
ABSTRAK...........................................................................................................4
ABSTRACT........................................................................................................5
KATA PENGANTAR........................................................................................6
LEMBAR PENGESAH.........................................................................................8
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................11
DAFTAR GAMBAR....................................................................................12
DAFTAR TABEL.........................................................................................13
BAB I.....................................................................................................................15
PENDAHULUAN.................................................................................................15
KAJIAN PUSTAKA............................................................................................19
9
2.2.1 Low Back Pain.....................................................................................34
2.2.2 Epidemiologi Low Back Pain..............................................................34
2.2.3 Etiologi Lower Back Pain...................................................................35
2.2.4 Faktor Risiko Low Back Pain.............................................................35
2.2.5 Klasifikasi Low back pain...................................................................38
2.2.6 Patofisiologi Low Back Pain...............................................................38
2.3 Kerangka Pemikiran..................................................................................40
BAB III..................................................................................................................41
METODE PENELITIAN....................................................................................41
4.1 Hasil......................................................................................................48
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian...............................48
Tabel 4.2 Hubungan Posisi Duduk Saat Kuliah Daring dan Kejadian
LBP.................................................................................................................49
4.2 Pembahasan..........................................................................................50
BAB V....................................................................................................................55
5.1 Simpulan...............................................................................................55
5.2 Saran.....................................................................................................55
5.2.1 Saran Akademik..................................................................................55
10
5.2.2 Saran Praktis........................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................56
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................61
LAMPIRAN......................................................................................................67
Riwayat Hidup..................................................................................................72
11
DAFTAR SINGKATAN
12
DAFTAR GAMBAR
13
DAFTAR TABEL
14
DAFTAR LAMPIRAN
9. Riwayat Hidup
15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah resmi menyatakan COVID-19
sebagai pandemi global. Ini didasarkan pada peningkatan jumlah kasus yang naik
pesat di luar Tiongkok dan beberapa negara lain yang terinfeksi. Terjadinya
peningkatan jumlah kasus terjadi cukup cepat dan menyebar ke berbagai negara
dalam waktu yang singkat.1 Dampak dari virus COVID-19 terjadi diberbagai
bidang seperti sosial, ekonomi, pariwisata dan pendidikan. Salah satu yang
terjadinya risiko Low back pain LBP pada mahasiswa akibat dari aktivitas duduk
yang lebih sering dengan waktu yang lama, dan posisi yang berubah.
didefinisikan LBP sebagai nyeri di bawah batas kosta dan di atas lipatan gluteal
inferior, dengan atau tanpa nyeri kaki.2. Dari hasil studi epidemiologi sebelumnya
menunjukkan bahwa prevalensi LBP menurut kelompok umur masih cukup tinggi
16
Low back pain LPB sering terjadi pada orang yang aktif dengan posisi tubuh
yang tidak nyaman terlebih kejadian Low back pain pada kelompok usia di bawah
pekerjaan seperti adanya beban otot dalam jangka waktu lama hingga
menyebabkan kontraksi berlebih akibat duduk lama dengan posisi yang buruk
Postur tubuh yang tidak nyaman dan duduk terlalu lama saat perkuliahan
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya LPB.3 Mengingat banyaknya jam
kuliah yang harus diikuti, sehingga aktivitas mahasiswa lebih banyak dihabiskan
mahasiswa biasanya dimulai pada pagi hari hingga sore hari kemudian selama
kuliah, dijadwalkan istirahat selama 60 menit setelah itu dilanjutkan kembali, lalu
durasi bisa bertambah jika terjadi perubahan jadwal pengajar. Melalui hasil studi
dihabiskan dengan duduk pada saat pembelajaran daring hingga sore hari.
Kemudian mahasiswa menerima tugas mata kuliah yang diberikan oleh pengajar
Kondisi ini dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya nyeri selama
pembelajaran daring akibat duduk dalam waktu yang lama.3 Indikator yang
berkaitan dengan keluhan LBP adalah durasi proses perkuliahan dan posisi tubuh
pada saat perkuliahan.2 Pembelajaran daring seperti saat ini yang diberlakukan
17
oleh pemerintah sangat memungkinkan mahasiswa dapat berada pada posisi
duduk yang berubah akibat lama beraktivitas dengan duduk, terlebih dengan
pada orang yang aktif dengan posisi tubuh yang tidak nyaman. 2 Sehingga saya
daring dengan kejadian LBP pada mahasiswa tahap akademik fakultas kedokteran
18
1.2 Rumusan masalah
Unisba?
Unisba?
3. Apakah terdapat hubungan antara posisi duduk dengan kejadian LBP pada
mahasiswa FK Unisba?
a. Praktis:
b. Akademis :
posisi Ergonomis dengan low back pain akibat posisi belajar tidak ergonomis
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
daring atau (PJJ) yang dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang
video converence, atau live chat, zoom meeting maupun melalui whatsapp group.
bahwa dari semua literatur dalam e-learning mengindikasikan bahwa tidak semua
peserta didik akan sukses dalam pembelajaran daring. Ini dikarenakan faktor
20
2.1.1 Posisi Ergonomis
adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang interaksi antar manusia dan
tinggi siku dan lengan bawah sejajar dengan tinggi meja kerja, di sertai lumbar
support,sudut siku dan lutut harus membentuk 90 derajat. Posisi duduk yang
salah, tinggi permukaan duduk dengan lantai yang tidak sesuai, serta
Posisi tubuh dalam bekerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan.
Beberapa jenis pekerjaan ada yang harus dilakukan dalam posisi duduk antara
lain: juru tik, pekerjaan di laboratorium, tukang jahit, pengedit film, sopir, pekerja
Bekerja pada posisi duduk untuk waktu yang cukup lama dapat
perut semakin elastis sehingga cepat merasa lelah. Kejadian tersebut jika tidak
21
diimbangi dengan alih pandang yang memadai, serta rancangan tempat duduk
Tampak posisi kepala, bahu, punggung, lengan, kaki yang baik saat bekerja Dikutip dari:
OSHA9
22
2.1.4 Posisi duduk Pengguna Komputer.
23
2.1.2 Anatomi Vertebra
Tulang belakang atau yang biasa dikenal dengan vertebral column adalah
terdapat 33 ruas tulang belakang, tetapi beberapa ruas tulang pada sakrum dan
tulang ekor menyatu sehingga hanya ada 26 ruas pada orang dewasa. Ke-26
lumbar, sakral, dan tulang ekor (Tortora dan Derrickson, 2009). Tulang belakang
orang dewasa memiliki panjang 7275 cm, dikelilingi oleh cakram, yang
Daley, 2013)
Kolumna vertebralis memiliki 4 kurva atau lengkungan jika dilihat dari sisi
lateral. Pada regio cervical dan lumbal kurva berbentuk lordosis atau melengkung
meredam guncangan pada saat berjalan, dan mencegah vertebrae agar tidak
mudah fraktur
Pada Vertebra lumbalis terdiri dari 5 ruas tulang dengan 5 pasang facets
joints yang disebut juga dengan apophyseal atau zygoapohyseal joints. Sebuah
vertebra lumbalis tipikal mempunyai ciri-ciri, yaitu: corpus besar dan berbentuk
seperti ginjal, pediculus kuat dan mengarah ke belakang, lamina yang tebal,
langsing, processus spinosus pendek, rata, dan berbentuk segiempat dan mengarah
24
ke belakang. Facies articularis processus superior ke medial dan facies articularis
vertebrae lumbalis tidak mempunyai facies articularis untuk bersendi dengan costa
25
vertebrae C6 (tuberculum Chassaignac) dapat dipalpasi terletak medial
membentuk crista sacralis mediana. Crista ini dapat diraba di bawah kulit
pada bagian paling atas celah antara kedua bokong. Hiatus sacralis
terletak pada aspek posterior ujung bawah os sacrum, dan di daerah ini
2 inci (5 cm) di atas ujung os coccygis dan di bawah kulit sulcus di antara
kedua bokong
rangka badan. Desain yang unik ini membuat tulang belakang manusia berperan
seperti pondasi sebuah bangunan dan seperti sebuah sasis sebuah mobil.
Membuat tulang belakang berperan penting pada saat menjaga postur pada saat
diam (statik) seperti berdiri atau duduk juga pada saat bergerak seperti berjalan
26
Tulang belakang terdiri dari sejumlah komponen yang bergerak satu sama
lain serta diikat oleh ligamen dan struktur otot-otot dengan maksud untuk
berbagai macam tujuan. Tulang belakang berperan seperti batang penyangga yang
ditanamkan ke dalam panggul dengan tujuan menjaga tubuh dalam posisi tegak.
Kemudian, Tulang belakang juga menjadi dasar dan membentuk rongga dada dan
menopang keseimbangan antara rongga dada dan rongga perut. Selain itu, Tulang
Belakang berfungsi sebagai jangkar bagi banyak otot yang kuat yang menjaga
kestabilan tulang belakang itu sendiri. Kemudian tulang belakang juga menjadi
tempat berpijak bagi banyak otot penting daerah gelang bahu dan gelang
berisi Otak sebagai puncak dari struktur Susunan Syaraf Pusat beserta panca –
yang penting artinya. Oleh karena itu, gerakan kepala harus lebih leluasa supaya
Pada saat berjalan, tulang belakang bersama dengan anggota gerak bawah
mempunyai peran penting mejaga kestabilan titik berat badan. Mengingat titik
tulang belakang menjadi suatu hal yang penting bagi stabilitas berjalan dimana
berjalan merupakan salah satu fungsi dasar yang utama bagi kehidupan manusia.11
dimana pada bidang sagital terjadi gerakan fleksi dan ekstensi, sedangkan pada
27
bidang koronal terjadi gerakan miring kiri dan kanan (lateral bending) kemudian
pada bidang transversal terjadi rotasi. Rotasi tidak terjadi pada sambungan
Tengkorak dan tulang Atlas yaitu segmen C-1 (Sendi Atlanto – Occipital) karena
pada segmen ini struktur sendi tulang atlas hanya dapat menghasilkan gerakan
fleksi dan ekstensi. Rotasi dimulai pada segmen C-2 (Sendi Atlanto – Axial)
dari karakteristik tulang belakang dewasa. Ketika lahir, manusia hanya memiliki
dua lekukan kurva yang keduanya berada dalam satu arah, menjadi posterior.
Kurva kifotik dada dan sakral juga disebut kurva primer tulang belakang .
Ketika anak mulai menegakkan kepalanya, pada usia sekitar 2-3 bulan,
terjadi lekukan kompensasi di daerah servikal menjadi lordotik. Hal yang sama
terjadi di daerah lumbal ketika anak mulai berdiri dan berjalan di sekitar usia satu
tulang belakang. Dalam fungsi sehari-hari, kurva ini sering mengalami reaksi
kompensasi lekukan kurva sering menjadi datar atau bahkan terbalik. Mekanisme
ini bertujuan untuk mempertahankan besar pergeseran pusat gravitasi supaya tetap
28
pada rentang yang normal. Selain itu, mekanisme ini juga membutuhkan kontraksi
ahli sepakat bahwa pusat gravitasi terletak satu inci di depan segmen sakral kedua.
Ketiga lekukan, lumbal, torakal dan servikal dalam pendakian mereka, harus
kurva dan untuk melawan beban eksentrik setiap kelengkungan. Sebuah garis
yang melewati titik pusat gravitasi tubuh dengan pusat bumi disebut garis
gravitasi, dimana garis jatuh di bawah tingkat segmen Lumbal kelima (seperti
yang dilihat dari samping). Namun hal ini masih dalam perdebatan tentang
segmen tulang belakang di atas lumbar kelima yang dilewati garis gravitasi. Hal
yang penting adalah bahwa perubahan dalam satu lekukan ini cenderung untuk
mengubah lekukan kurva yang lain. Sebagai contoh, jika terjadi suatu peningkatan
kurva dada akibat adanya gerakan kepala melihat ke bawah, maka sebagai
kesegarisan tubuh. Demikian pula, setiap perubahan dalam sudut sakral yang
besar pada wanita, mereka cenderung memiliki kurva lumbal lebih besar daripada
laki-laki.11
29
Gambar Postur tegak tubuh dan garis gravitasi
sacrum-iliaka dan sendi pinggul. Seperti gambar berikut ini, yang membedakan
proses distribusi beban pada mahluk berkaki dua dan mahluk berkaki empat.
30
Dikutip dari Moore12
Keempat kurvatura (kurva sacral, lumbal, torakal dan servikal) bekerja sama
membentuk kurva fisiologis yang berfungsi mempertahankan posisi tegak yang
juga disebut Postur. Mekanisme tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut,
Counter the
Meet in a Balance eccentric Stabilized
All four midline the weight loading of Erect
curvatures center of distribution each Position
gravity of the curve curvature
kurvatura yang lain. Dalam rangka mempertahankan Postur, baik pada saat statis
Hal ini akan menimbulkan suatu perubahan pada kurvatura lain, sebagai bentuk
terhubung antara satu kurvatura dengan kurvatura lainnya melalui sendi yang
lumbal dapat merubah sudut kurvatura di torakal. Salah satu indikator adalah
sudut lumbal – sakral yang menunjukkan sudut kurvatura lumbal, seperti diagram
berikut, (Cailliet, Low Back Pain, 1988). Peningkatan sudut lumbar-sakral akan
31
mempertahankan kesegarisan titik berat badan, kurvatura torakal akan
32
Semakin besar sudut α , maka besar Gaya Regang akan semakin besar. Gaya
Regang ini akan membuat regangan terhadap badan tulang belakang segmen
lumbal kearah anterior. Oleh karena itu gaya regang ini akan dapat menimbulkan
spondylolistesis, terutama di segmen L4 dan L5.11
Selain itu, sudut ini juga berhubungan dengan gerakan di sendi sakral – iliak
karena sudut ini dapat meningkat bila terjadi kontraksi otot M. Erector dan pada
33
2.1.5.4 Peranan Abdomen Dalam Keseimbangan
Increased Erector
Soreness or Pain at muscles
erector muscles contraction
34
2.2.1 Low Back Pain
Low back pain atau (LBP) adalah kondisi nonspesifik yang menyebabkan
nyeri, nyeri tekan, dan nyeri tekan di punggung bagian bawah. Kondisi
nonspesifik ini mengacu pada nyeri akut atau kronis dan rasa ketidaknyamanan
kurang baik. Penyebab umum adalah kelelahan otot dan bertambahnya usia
Menurut data The Global Burden of Disease 2017 (GBD) bahwa low back
pain menduduki peringkat pertama sebagai penyebab utama kecacatan pada tahun
1990 dan 2017.2 Angka kejadian (LBP) pada orang dewasa lebih tinggi
dibandingkan dengan kejadian (LBP) pada anak dan remaja. Prevalensi kejadian
(LBP) di dunia sangat bervariasi setiap tahunnya, dengan perkiraan jumlah sekitar
15 – 45%.2 Hasil data Riskesdas tahun 2018 data terkait penyakit muskuloskeletal
ditinjau dari diagnosis dokter pada penduduk usia diatas 15 tahun di Indonesia
mencapai 7,30%.2,16
35
2.2.3 Etiologi Lower Back Pain
Nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh berbagai kelainan yang terjadi pada
kongenital, trauma minor yaitu fraktur, regangan atau traumatik, seperti jatuh,
kelainan degenerative dan gangguan diskus internal, bisa juga di sebabkan karena
posisi duduk yang statis lebih dari 30 menit. Nyeri punggung bawah juga dapat di
sebabkan karena duduk dengan posisi yang sama lebih dari 30 menit dan posisi
Faktor Individu
1. (Usia) Keluhan ini jarang terjadi pada kelompok usia 0-10 tahun, mungkin
terkait dengan beberapa faktor etiologi yang lebih umum pada kelompok usia
yang lebih tua. Nyeri biasanya muncul pada dekade ke-2, dan insiden tertinggi
pada dekade ke-5. Dengan bertambahnya usia, degenerasi tulang terjadi dan
kondisi ini dimulai ketika seseorang berusia 30 tahun. Pada usia 30 sampai
jaringan parut, pengurangan cairan. Ini mengurangi stabilitas tulang dan otot .
36
2. (Wanita) lebih rentan terhadap nyeri punggung bawah kronis daripada pria,
tanpa memandang usia. Diperkirakan bahwa wanita dua kali lebih mungkin
kronis yang lebih tinggi pada wanita mungkin disebabkan oleh mekanisme
usaha otot, karena nikotin dalam rokok dapat mengurangi aliran darah ke
jaringan. Selain itu, merokok juga dapat mengurangi kandungan mineral pada
tulang sehingga menimbulkan rasa sakit akibat patah tulang atau kerusakan
tulang.
4. (Indeks massa tubuh BMI) menunjukkan bahwa orang yang kelebihan berat
badan adalah 5 kali lebih mungkin untuk memiliki (LBP) daripada seseorang
dengan berat badan ideal. Seiring bertambahnya berat badan, tulang belakang
akan tertekan untuk menerima beban, yang mudah rusak dan berbahaya bagi
37
Faktor Pekerjaan
1. Durasi duduk
Durasi adalah jumlah waktu seseorang bekerja dalam sehari. Semakin lama
karena mereka juga terpapar faktor risiko lain. Duduk dalam waktu lama
dapat menimbulkan banyak keluhan. Keluhan yang terjadi antara lain low back
lumbal akibat duduk terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Selain itu,
diikuti dengan sikap duduk yang tidak benar, yaitu ketika duduk, punggung
a) Sikap tubuh normal : tegak segikit membungkuk 0-20 derajat dari garis vertical
b) Sikap tubuh fleksi sedang : membungkuk 20-45 derajat dari garis vertical
c) Sikap tubuh fleksi berlebih : membungkuk lebih dari 45 derajat dari garis
vertical
ataupun kiri bahkan berputar lebih dari 15 derajat dari garis vertical.
pergerakan dan duduk dalam posisi yang sama dalam waktu yang lama.
Duduk dalam posisi yang salah dengan waktu yang lama dapat menyebabkan
38
2.2.5 Klasifikasi Low back pain
terdiri dari:
1. Subakut
2. Akut
3. Kronis
Keluhan LBP adalah nyeri, otot, dan disabilitas yang berhubungan dengan
mobilitas punggung bawah. Nyeri dan kaku otot seringkali membuat seseorang
perubahan fisiologis pada otot yaitu penurunan massa otot dan penurunan
kemiringan sudut lumbar, sementara meningkatkan sendi pinggul dan lutut yang
menyebabkan otot bekerja lebih banyak dan memberi tekanan pada cakram
39
tulang belakang. Posisi duduk dipengaruhi oleh sudut sandaran, sudut sandaran
dengan kelembutan busa dan ada tidaknya sandaran tangan. Sandaran punggung
tekanan terendah pada cakram dengan aktivitas otot ringan. Kursi dengan sudut 5°
dan sandaran tangan juga dapat mengurangi tekanan cakram dan aktivitas otot saat
duduk.
40
2.3 Kerangka Pemikiran
Pada era saat ini pandemi COVID-19 memberikan dampak pada para
keadaan ini membuat mahasiswa beraktivitas dengan duduk lebih sering dan statis
sehingga keadaan ini dapat mengakibatkan keluhan low back pain. Posisi duduk
statis lebih dari 30 menit dan duduk tidak ergonomik dapat menyebabkan
perubahan sudut lumbal akibat kontraksi otot yang terganggu, dengan kata lain
proses ini memicu terjadinya inflamasi dan merangsang free nerve ending yang
41
Keterangan :
Diteliti
H1: Terdapat hubungan posisi duduk terhadap LBP pada Mahasiswa Fakultas
42
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa tahap akademik
kota Bandung
3.1.4 Sampel
dalam penelitian ini karena untuk jumlah populasi sudah diketahui yaitu 196
berikut :
Keterangan :
43
d : kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (0,05=5%)
3. Mahasiswa yang tidak duduk selama pembelajaran daring lebih dari 30 menit
44
3.3 Metode Penelitian
akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat penelitian ini adalah
kejadian LBP
c. Definisi Operasional
Tidak ergonomis:
Bila salah satu syarat
posisi duduk baik
tidak terpenuhi.
45
Low back pain Mahasiswa merasakan Pengisian 1) Tidak sakit Nomina
nyeri Kuesioner 2) Cukup sakit l
Di daerah lumbo sacral Nordic 3) Sakit
di bawah arcus costae Standardized 4) Sangat sakit
dan di atas lipatan Questionnaire
gluteal inferior, nyeri
bisa berupa perasaan
tidak nyaman, nyeri
seperti terbakar, nyeri
seperti tertusuk, atau
nyeri tumpul, kaku otot,
otot terasa tegang yang
dirasakan setelah
melakukan pekerjaan.
posisi duduk saat pembelajaran daring yang diisi oleh subjek yang bersedia
2. Pengolahan data
dimulai
46
2). Coding, pembuatan tabel yang berisi lembaran kode sesuai dengan
digunakan
Pada penelitian ini dilakukan dua analisis data yaitu analisis univariat dan bivariat.
Analisis variat dilakukan untuk melihat posisi duduk dan kejadian low back pain
low back pain pada mahasiswa FK Unisba Angkatan 2019. Uji statistic yang
digunakan pada analisis bivariat penelitian ini adalah menggunakan uji Chi-
square.
47
3.4 Aspek Etika Penelitian
responden
manfaat yang besar dan dapat mengurangi kerugian atau risiko bagi subjek
penelitian.
risiko yang bisa terjadi pada subjek penelitian. Peneliti harus bisa
penelitian
48
BAB IV
4.1 Hasil
Data pada penelitian ini bersifat primer yang didapat dari hasil kuesioner
yang diisi oleh Mahasiswa FK Unisba Angkatan 2019 sebanyak 100 orang.
Distribusi karakteristik frekuensi subjek penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
4.1.
Tabel 4.1 menunjukan jenis kelamin perempuan lebih banyak dari laki-laki
(57,0 ; 43,0). Posisi duduk saat melakukan kuliah daring paling banyak posisi
duduknya tidak ergonomik, yaitu sebanyak 68,0%. Kejadian LBP pada subjek
paling banyak didominasi oleh kejadian LBP sebanyak 67% sedangkan responden
yang tidak memiliki kejadian LBP sebanyak 33%. Uji Chi Square dilakukan
untuk menilai hubungan di antara posisi duduk dan kejadian LBP dengan tingkat
kepercayaan 95%. Selain itu dilakukan perhitungan nilai odd ratio untuk menilai
49
seberapa besar risiko posisi duduk dapat memengaruhi kejadian LBP. Hal tersebut
Tabel 4.2 Hubungan Posisi Duduk Saat Kuliah Daring dan Kejadian LBP
Low Back Pain
Posisi Odd Ratio Nilai
Ya Tidak Total %
Duduk (95% CI) P*
N % N %
Ergonomik 14 43,8 18 56,3 32 100
Tidak 4,5
53 77,9 15 22,1 68 100 0,001
Ergonomik (1,8–11,2)
Total 67 67,0 33 33,0 100 100
*α = 0,05
Menunjukan subjek yang duduk dengan posisi ergonomik saat kuliah daring
didominasi oleh tidak terdapat LBP sebanyak 18 orang. Namun, mahasiswa yang
duduk dengan posisi ergonomik mengalami rasa sakit, yaitu sebanyak 14 orang.
kuliah daring mengalami kejadian LBP sebesar 67,0%. Uji statistik statistik Chi-
terdapat hubungan yang signifikan di antara posisi duduk saat melakukan kuliah
daring dan kejadian LBP. Selain itu hasil perhitungan odd ratio didapat sebanyak
4,5 (95% CI: 1,8–11,2). Hal tersebut menunjukkan bahwa kejadian LBP berisiko
4,5 kali lebih besar terjadi pada posisi duduk yang tidak ergonomik.
50
4.2 Pembahasan
from home).20 Saat melakukan kegiatan study from home, tiap orang perlu duduk
di depan layar media elektronik seperti smartphone dan komputer atau laptop.20
Jika posisi duduk saat kuliah daring tidak ergonomik, maka dapat menimbulkan
kuliah daring di era pandemik Covid-19 didominasi oleh posisi duduk yang tidak
ergonomik (68%). Hal tersebut sesuai dengan penelitian Abdu dkk. 22 terhadap
lintang Puti dkk.24 terhadap 144 mahasiswa FK Unisba yang melakukan kegiatan
kuliah daring menunjukkan 80% duduk tidak ergonomik. 24 Posisi duduk tidak
ergonomik yang terjadi pada mahasiswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu faktor lingkungan seperti kursi yang dipakai tidak ada sandaran dan tidak
adjustable.24 Faktor lainya, yaitu faktor kebiasaan mahasiswa duduk di lantai atau
karpet tanpa kursi, dan kebiasaan duduk membungkuk. 23 Selain itu, lamanya
waktu saat kuliah daring membuat mahasiswa tidak nyaman duduk sehingga perlu
51
Dampak posisi duduk tidak ergonomik salah satunya, yaitu LBP. 24 Pada
penelitian ini mayoritas mahasiswa mengeluhkan LBP. Selain itu, posisi duduk
mengeluhkan nyeri punggung bawah. Uji Chi Square pada penelitian ini
kejadian LBP serta kejadian LBP berisiko 4,5 kali lebih besar terjadi pada posisi
duduk yang tidak ergonomik. Penelitian ini sesuai dengan penelitian potong
lintang Puti dkk.24 terhadap 144 mahasiswa FK Unisba yang menunjukkan 92,2%
mahasiswa yang melakukan studi from home dengan posisi duduk tidak
duduk yang tidak ergonomik memiliki keluhan nyeri punggung bawah serta posisi
duduk dan keluhan nyeri punggung bawah memiliki hubungan yang signifikan (p
duduk yang tidak ergonomik mengeluhkan LBP sebanyak 74,4% serta memiliki
hubungan yang signifikan dan memiliki risiko LBP 2,35 kali di bandingkan
orang mudah kelelahan dan kurang efisien dalam aktivitas seperti posisi lordosis
menyebabkan punggung bawah sakit.27 Menurut Puti dkk.5 posisi duduk yang
52
tidak ergonomik menyebabkan peningkatan tekanan intra-diskus, terjadi kekakuan
pada tulang belakang bagian lumbar, dan kekakuan otot punggung bawah
sehingga dapat menyebabkan LBP.24 Menurut Abdu dkk.22 jika tubuh dipaksa
untuk beraktivitas dengan postur tubuh yang menyimpang maka semakin banyak
lelah.22 Oleh sebab itu, posisi duduk tidak ergonomik yang melibatkan daerah
menimbulkan rasa tidak nyeri.22 Menurut Anggraika dkk.23 Posisi duduk yang
tidak ergonomik seperti duduk membungkuk dapat memicu kerja otot yang kuat
dan lama tanpa cukup pemulihan dan aliran darah ke otot terhambat sehingga
Pada penelitian ini sebagian kecil mahasiswa yang duduk dengan posisi
duduk dengan posisi tidak ergonomik, tidak mengeluhkan LBP. Hal tersebut
menunjukkan bahwa posisi duduk bukan faktor tunggal yang dapat menyebabkan
LBP, namun banyak faktor yang dapat menyebabkan LBP saat kuliah daring.20,24
Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian literature review Fahrezi20 yang
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan di antara posisi duduk dan kejadian
lintang Pratami dkk.28 terhadap 219 mahasiswa yang melakukan kuliah daring
menunjukkan hubungan yang tidak signifikan di antara posisi duduk dan nyeri
bawah pada mahasiswa yang melakukan kuliah daring, yaitu status body mass
53
index (BMI), durasi posisi duduk saat kuliah daring, riwayat olahraga, dan
streching otot saat kuliah daring.20 Hal tersebut dapat dibuktikan oleh penelitian
Sukma dan Hanna25 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pada
mahasiswa yang melakukan kuliah daring dengan BMI >25 kg/m2 dan kejadian
nyeri punggung bawah serta berisiko 2,1 kali lipat mengalami nyeri punggung
bawah (p = 0,014; p <0,05; OR: 2,1; 95% CI: 1,1–3,9). 25 Penelitian Abdu dkk.22
menunjukkan bahwa mahasiswa yang melakukan kuliah daring >4 jam per hari
0,01; p <0,05).22 Penelitian Alfiyan dan Roepajadi29 terhadap 60 siswa SMA yang
Abdu dkk.3 faktor determinan yang paling berhubungan dengan risiko LBP adalah
posisi duduk tidak ergonomis yang memiliki 3 kali risiko lebih besar
Menurut Fitriani dkk.26 posisi duduk yang tidak ergonomik sangat sering
sikap duduk dengan posisi tubuh membungkuk lebih dari 30° dapat menimbulkan
54
fibrosus regio posterior dan penekanan nukleus pulposus sehingga dapat memicu
terjadinya keluhan LBP.26 Hal ini diperberat oleh status BMI seseorang yang
memberikan arah gaya ketika posisi duduk ke bagian punggung bawah.20,26 Selain
itu, untuk mempertahankan posisi tubuh saat duduk otot punggung bawah
berkontraksi sehingga jika otot tersebut tidak dilatih dapat mengalami ketegangan
Low Back Pain dapat dicegah melalui latihan otot punggung bawah dan
mengurangi berat badan sampai mencapai berat badan ideal. 26,30 Menurut
penelitian randomized clinical trial (RCT) Shamsi dkk.12 latihan kekuatan otot
<0,05).32 Latihan yang dapat dilakukan untuk mahasiswa yang melakukan kuliah
daring, yaitu McKenzie atau William back exercise.30,32 Idealnya hal tersebut
dilakukan tiap 1 jam sekali saat melakukan kuliah daring secara duduk.32
55
BAB V
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian hubungan lama durasi posisi duduk saat kuliah
daring, status BMI, aktivitas fisik, dan streching saat melakukan kuliah daring
dengan kejadian LBP pada mahasiswa. Selain itu, peneliti menyarankan untuk
56
5.2.2 Saran Praktis
digunakan sebagai acuan membuat peraturan metode belajar virtual serta aturan
jam sekali. Selain itu, perlu dilakukan batas waktu <4 jam untuk pelaksanaan
kegiatan kuliah daring. Hal tersebut dilakukan dalam upaya menurunkan kejadian
57
DAFTAR PUSTAKA
Promosi Kesehatan dan Program Studi Manajemen). J Media Tek dan Sist
2. Fitriani TA, Salamah QN, Nisa H. Keluhan Low Back Pain Selama
https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/mpk/article/view/4180
doi:10.36565/jak.v3i3.264
doi:10.36729/jam.v4i1.227
doi:10.31004/edukatif.v2i1.89
https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/panduan-pembelajaran-
58
jarak-jauh/
9. Https://www.osha.gov/etools/computer-workstations/positions. No Title.
2016:301.
03989-5.00015-8
12. Abarca RM. Moore Clinical oriented anatomy. In: Nuevos Sistemas de
(1998).pdf.
15. Wittenauer BR, Smith L. Priority Medicines for Europe and the World " A
59
16. Kemenkes. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementeri
https://www.kemkes.go.id/article/view/19093000001/penyakit-jantung-
penyebab-kematian-terbanyak-ke-2-di-indonesia.html
17. Andini F. Risk Factors of Low Back Pain in Workers. Work J Major.
2015;4(1):12-19.
1699.
health.com/conditions/lower-back-pain/causes-lower-back-pain
20. Fahrezi AL. Hubungan posisi duduk dengan kejadian low back pain pada
21. Wahyuni, Pratiwi DA. Hubungan antara duduk lama dengan kejadian low
21.
22. Abdu S, Beda NS, Mentodo R, Necyani ML. Analisis faktor determinan
kejadian low back pain (LBP) pada mahasiswa stikes. JAM. 2019;4(1):1–
10
60
24. Puti C, Budiman, Rosady DS. Hubungan antara posisi duduk dengan
25. Sukma AA, Hanna H. Analisis pengaruh posisi belajar online duduk dengan
32.
26. Fitriani TA, Salamah QN, Nisa H. Keluhan low back pain selama
MPPK. 2021;31(2):133–42.
27. Rahmat R, Utomo PC, Sambada ER, Andryarini EN. Hubungan lama duduk
dan sikap duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada penjahit
2021;11(2):105–14.
29. Alfian KF, Roepajadi J. Hubungan aktivitas fisik terhadap keluhan low
intensitas nyeri pada mahasiswa dengan low back pain (LBP). JHS.
2019;3(2):51–61.
61
31. Shamsi MB, Shahsavari S, Safari A, Mirzaei M. A randomized clinical trial
for the effect of static stretching and strengthening exercise on pelvic tilt
2020;24(9):15–20.
32. Siagian Y, Sitindaon SH. Punggung Sehat dengan Mckenzie back exercises
62
DAFTAR LAMPIRAN
63
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian & Pengambilan Data
64
Lampiran 6 Surat Izin Orang Tua
65
Daftar Pertanyaan Low Back Pain :
66
Instrumen yang digunakan untuk menilai nyeri menggunakan kuesioner
scoring dengan menjumlah seluruh tingkatan keluhan yang diisi oleh subjek.
Pengambilan data gambar posisi duduk sampel saat proses pembelajaran daring
Ya
Tidak
Ya
Tidak
67
b. Batang tubuh dengan paha membentuk sudut lebih dari 900
Ya
Tidak
68
LAMPIRAN
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 11.505 a
1 .001
Continuity Correctionb 10.011 1 .002
Likelihood Ratio 11.215 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 11.390 1 .001
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.56.
b. Computed only for a 2x2 table
69
Tests of Conditional Independence
Chi-Squared df Asymptotic Significance (2-sided)
Cochran's 11.505 1 .001
Mantel-Haenszel 9.911 1 .002
Under the conditional independence assumption, Cochran's statistic is asymptotically distributed as a 1 df
chi-squared distribution, only if the number of strata is fixed, while the Mantel-Haenszel statistic is always
asymptotically distributed as a 1 df chi-squared distribution. Note that the continuity correction is removed
from the Mantel-Haenszel statistic when the sum of the differences between the observed and the
expected is 0.
70
Lampiran Hasil Data Penelitian
No. Jenis Kelamin Posisi Duduk Coding LBP Coding
1 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
2 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
3 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
4 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
5 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
6 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
7 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
8 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
9 Laki-laki Ergonomis 1 Sakit 3
10 Laki-laki Ergonomis 1 Sakit 3
11 Laki-laki Ergonomis 1 Sakit 3
12 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
13 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
14 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
15 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
16 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
17 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
18 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
19 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
20 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
21 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
22 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
23 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
24 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
25 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
26 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
27 Laki-laki Ergonomis 1 Sangat Sakit 4
28 Laki-laki Ergonomis 1 Sangat Sakit 4
29 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
30 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
31 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
32 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
33 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
34 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
35 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
36 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
37 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
38 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
39 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
40 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
41 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
No. Jenis Kelamin Posisi Duduk Coding LBP Coding
71
42 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
No. Jenis Kelamin Posisi Duduk Coding LBP Coding
43 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
44 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
45 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
46 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
47 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
48 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
49 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
50 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
51 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
52 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
53 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
54 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
55 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
56 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
57 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
58 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
59 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
60 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
61 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
62 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
63 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
64 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
65 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
66 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
67 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
68 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
69 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
70 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
71 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sangat Sakit 4
72 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sangat Sakit 4
73 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sangat Sakit 4
74 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sangat Sakit 4
75 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sangat Sakit 4
76 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sangat Sakit 4
77 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sangat Sakit 4
78 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
79 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
80 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
81 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
82 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
No. Jenis Kelamin Posisi Duduk Coding LBP Coding
83 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
72
84 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
No. Jenis Kelamin Posisi Duduk Coding LBP Coding
85 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
86 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
87 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
88 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
89 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
90 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
91 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
92 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
93 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
94 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
95 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
96 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
97 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
98 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
99 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
100 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
Riwayat Hidup
73
Penulis bernama lengkap Muhammad Ilham Tahid, biasa dipanggil tahid, iam.
Putra pertama dari pasangan Alwin Tahid dan Tedja Gilang Purnama, lahir di
2011, Sekolah Menengah Pertama 2 Bandung pada tahun 2014, dan Sekolah
Menengah Atas 5 Bandung pada tahun 2017. Kemudian pada tahun 2019 penulis
IDENTITAS DIRI
Agama : Islam
No. Hp : 087718334172
Instagram : Ilhamthd
Email : tahid.ilham1999@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
74
TK Istiqomah Bandung Tahun 2005
75
76