Anda di halaman 1dari 76

HUBUNGAN POSISI DUDUK SAAT PEMBELAJARAN

DARING DENGAN KEJADIAN LOW BACK PAIN PADA


MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir


Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung

MUHAMMAD ILHAM TAHID


10100119096

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2022

1
HALAMAN SAMPUL

HUBUNGAN POSISI DUDUK SAAT PEMBELAJARAN


DARING DENGAN KEJADIAN LOW BACK PAIN PADA
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA

SIDANG AKHIR

MUHAMMAD ILHAM TAHID


10100119056

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah dibuat oleh nama yang
disebutkan, di atas telah diperiksa dan direvisi secara lengkap dan memuaskan
sehingga dapat diajukan dalam sidang usulan penelitian

Bandung 07 Januari 2023


Pembimbing I

Mia Kusmiati, dr., M.Pd. Ked., Ph.D

Pembimbing II

Dr.RB.Soeherman Herdiningrat M.Kes

2
MOTTO :

Q.S Al-Insyirah ayat 5-6

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

3
ABSTRAK

Era pandemi COVID-19 menjadikan perubahan kebijakan seperti perkuliahan


yang dilakukan secara daring sehingga mahasiswa perlu duduk lama didepan layar
elektronik. Hal tersebut dapat meningkatkan masalah pada muskuloskeletal seperti
kejadian low back pain. Hal tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan dan
menurunnya konsentrasi belajar mahasiswa sehingga perlu dilakukan penelitian
tentang hubungan posisi duduk saat kuliah daring dengan kejadian low back pain.
Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek
penelitian ini, yaitu mahasiswa FK Unisba angkatan 2019 terdiri dari 100 orang
yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Variabel pada penelitian
ini, yaitu sikap duduk dan kejadian low back pain yang diambil menggunakan
kuesioner Nordic Standardized Questionnaire dan penilaian posisi duduk
bedasarkan Occupational Safety and health Administration saat melakukan
perkuliahan daring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan posisi
duduk saat pembelajaraan daring dengan kejadian low back pain pada mahasiswa
FK Unisba angkatan 2019. Hasil penelitian didapatkan bahwa mahasiswa paling
banyak duduk dengan posisi tidak ergonomik sebanyak 68,0% serta mahasiswa
yang memiliki kejadian low back pain sebanyak 67,0%. Hasil penelitian ini
menggunakan uji chi-square menunjukan terdapat hubungan antara posisi duduk
saat pembelajaran daring dengan kejadian low back pain menunjukkan nilai (p
value: 0,001). Dengan kata lain bahwa mahasiswa duduk dengan posisi tidak
ergonomik berisiko 4,5 kali lebih besar mengalami keluhan low back pain, dengan
derajat kepercayaan (95% CI: 1,8-11,2). Posisi duduk yang tidak ergonomik
menyebabkan peningkatan tekanan intra-diskus, terjadi kekakuan pada tulang
belakang bagian lumbar, dan kekakuan otot punggung bawah sehingga dapat
menyebabkan low back pain, Selain itu. Posisi duduk tidak ergonomik
menyebabkan mudah kelelahan dan kurang efisien dalam aktivitas seperti posisi
lordosis saat duduk menyebabkan beban pada tulang belakang meningkat
sehingga menyebabkan punggung bawah sakit.

Kata kunci: ergonomik, low_back_pain, posisi_duduk.

4
5
ABSTRACT

The era of the COVID-19 pandemic has made policy changes such as lectures
being conducted online so that students need to sit for a long time in front of
electronic screens. This can increase musculoskeletal problems such as low back
pain. This can cause health problems and decrease student learning
concentration so it is necessary to do research on the relationship between sitting
position during online lectures and the incidence of low back pain. This research
is cross sectional study. The subjects of this study is faculty medicine of Unisba
students class of 2019, consisted of 100 people who were taken using a purposive
sampling technique. The variables in this study is sitting posture and the
incidence of low back pain, were taken using the Nordic Standardized
Questionnaire and assessment of sitting position based on Occupational Safety
and health Administration when conducting online lectures. The results of the
study showed that the students who sat the most in non-ergonomic positions were
68.0% and students who had low back pain were 67.0%. The results of this study
using the chi-square test showed that there was a relationship between sitting
position during online learning and the incidence of low back pain (p value:
0.001). In other words, students sitting in non-ergonomic positions have a 4.5
times greater risk of experiencing low back pain, with a degree of confidence
(95% CI: 1.8-11.2). Sitting position that is not ergonomic causes increased intra-
discus pressure, stiffness occurs in the lumbar spine, and stiffness of the lower
back muscles which can cause low back pain. Besides that. A sitting position that
is not ergonomic causes people to tire easily and is less efficient in activities such
as a lordosis position when sitting which causes the load on the spine to increase,
causing lower back pain.

Keywords: ergonomics, low_back_pain, sitting_position.

6
KATA PENGANfTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam penulis haturkan pada nabi akhir zaman Muhammad SAW,
para sahabat, keluarga serta pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun
berdasarkan hasil penelitian penulis dengan judul “Hubungan Posisi Duduk
Saat Pembelajaran Daring Dengan Kejadian Low Back Pain Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.” sebagai tugas
akhir untuk melengkapi persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program
Studi Sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.
Ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H selaku
Dekan Fakultas Kedokteran Unisba. Dr. dr. Nanan Sekarwana, Sp.A(K),MARS.
selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Dan Dr. Titik
Respati ,drg.,Msc-PH selaku dosen wali yang telah memberi dukungan dalam
menyelesaikan skripsi. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Mia Kusmiati, dr., M.Pd. Ked., Ph.D yang terhormat selaku pembimbing I yang
selalu memberi dukungan, masukan, pengarahan dan nasihat dalam penyusunan
skripsi ini, Dr.RB.Soeherman Herdiningrat M.Kes. selaku pembimbing II yang
telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, pengarahan serta waktu bagi penulis
selama penulisan skripsi ini, dan para dosen yang telah ikut serta membantu dan
memberi masukan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Ucapan terimakasih tiada tara kepada ayah dan ibu yang tercinta, H. Alwin
Tahid, dr., Sp KFR. dan Hj.Tedja Gilang Purnama, SE. yang telah menjadi orang
tua terhebat di dunia yang selalu memberikan doa, dukungan moral, materil, kasih
sayang, cinta, kesabaran, perhatian, dan motivasi yang tentu takan bisa terbalas.
Terimakasih kepada orang terkasih, Andita Noveralioni, atas semangat, doa,
motivasi, dorongan, dan waktu dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi
ini. Semoga kita senantiasa diberi kebahagiaan dan jalan yang dimudahkan dalam
mencapai cita-cita.

7
Ucapan terimakasih juga kepada seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung yang sudah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada keluarga besar Histone 2019 yang
selalu memberikan semangat dalam menjalankan keseharian di perkuliahan.
Ucapan terimakasih kepada teman-teman seperjuangan saya, Rexy Arsala Nahar,
Alby Alfarisi P, Haidar Nashir, Chagiensyah Haddie W, Septian Nur Pratama,
Devan Widiananda dan kawan terdekat lainnya yang selalu mendukung sejak
pertama kali berada di Fakultas Kedokteran Islam Bandung serta berperan banyak
dalam membantu dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih
kepada selaku teman satu bimbingan yang banyak bertukar pikiran dan membagi
informasi untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih kepada para senior
sejawat di kampus atas bimbingan, wawasan dan ilmu yang telah diberikan
kepada kang Muhammad Fadhil Rahmadin, kang Radya Adiwiguna Darajat, kang
Daris Akbar, kang Iqbal Syaugi Gunadi, kang Teddy Firmansyah Zahrawani, Mas
Untung Budi Cahyono. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas
segala kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis
mengharapkan kritikan dan saran untuk perbaikan di waktu yang akan datang.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini
dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Semoga semua pihak yang telah
membantu mendapatkan pahala dan balasan dari Allah SWT. Amin. Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Bandung, 7 Januari 2022

Penulis, Muhammad Ilham Tahid

8
LEMBAR PENGESAH

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...........................................................................................2

MOTTO..................................................................................................................3

ABSTRAK...........................................................................................................4
ABSTRACT........................................................................................................5
KATA PENGANTAR........................................................................................6
LEMBAR PENGESAH.........................................................................................8

DAFTAR SINGKATAN......................................................................................11

DAFTAR GAMBAR....................................................................................12
DAFTAR TABEL.........................................................................................13
BAB I.....................................................................................................................15

PENDAHULUAN.................................................................................................15

1.1 Latar Belakang...........................................................................................15


1.2 Rumusan masalah......................................................................................18
1.3 Tujuan penelitian:......................................................................................18
1.4 Manfaat penelitian.....................................................................................18
BAB II...................................................................................................................19

KAJIAN PUSTAKA............................................................................................19

2.1 Pembelajaran Daring.............................................................................19


2.1.1 Posisi Ergonomis.................................................................................20
2.1.2 Posisi Duduk Ergonomi.......................................................................20
2.1.3 Posisi Kerja Duduk..............................................................................20
2.1.4 Posisi duduk Pengguna Komputer.....................................................22
2.1.2 Anatomi Vertebra................................................................................23
2.1.3 Kinesiologi Tulang Belakang..............................................................25
2.1.4 Gerakan Tulang Belakang.................................................................26
2.1.5 Stabilitas Tulang Belakang 2.1.5.1 Lengkungan Kurvatura Tulang
Belakang........................................................................................................27
2.1.5.2 Pusat Gravitasi..................................................................................28
2.1.5.3 Sudut Lumbal Sakral.......................................................................31
2.1.5.4 Peranan Abdomen Dalam Keseimbangan......................................33

9
2.2.1 Low Back Pain.....................................................................................34
2.2.2 Epidemiologi Low Back Pain..............................................................34
2.2.3 Etiologi Lower Back Pain...................................................................35
2.2.4 Faktor Risiko Low Back Pain.............................................................35
2.2.5 Klasifikasi Low back pain...................................................................38
2.2.6 Patofisiologi Low Back Pain...............................................................38
2.3 Kerangka Pemikiran..................................................................................40
BAB III..................................................................................................................41

METODE PENELITIAN....................................................................................41

3.1 Subjek Penelitian........................................................................................41


3.1.2 Populasi Target....................................................................................41
3.1.3 Populasi Terjangkau...........................................................................41
3.1.4 Sampel...................................................................................................41
3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi....................................................................42
3.2.1 Kriteria Inklusi....................................................................................42
3.2.2 Kriteria Ekslusi....................................................................................42
3.3 Metode Penelitian.......................................................................................43
3.3.1 Rancangan Penelitian..........................................................................43
3.3.2 Variabel Penelitian..............................................................................43
3.3.3 Prosedur Penelitian.............................................................................44
3.3.4 Analisis Data.........................................................................................45
3.3.5 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................45
3.4 Aspek Etika Penelitian...............................................................................46
BAB IV..................................................................................................................48

HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................48

4.1 Hasil......................................................................................................48
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian...............................48
Tabel 4.2 Hubungan Posisi Duduk Saat Kuliah Daring dan Kejadian
LBP.................................................................................................................49
4.2 Pembahasan..........................................................................................50
BAB V....................................................................................................................55

SIMPULAN DAN SARAN..................................................................................55

5.1 Simpulan...............................................................................................55
5.2 Saran.....................................................................................................55
5.2.1 Saran Akademik..................................................................................55

10
5.2.2 Saran Praktis........................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................56

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................61
LAMPIRAN......................................................................................................67
Riwayat Hidup..................................................................................................72

11
DAFTAR SINGKATAN

LBP : Low Back Pain

OSHA : Occupational Safety and Health Administration

WHO : World Health Organiztion

GBD : Global Barden of Desease

12
DAFTAR GAMBAR

1. Posisi Duduk Optimum pada Pekerja Komputer


2. Tampak posisi kepala, bahu, punggung, lengan, kaki yang baik saat
bekerja
3. Anatomi vertebrae
4. Gambar Postur tegak tubuh dan garis gravitasi
5. Gambar Mekanisme transmisi beban pada manusia
6. Gambar Skema Mekanik dari Spondilolistesis
7. Gambaran Radiologis Spondilolistesis
8. Gambar Mekanisme Pengungkit dan Peranan Abdomen
9. Kerangka Pemikiran

13
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Posisi Duduk saat Pembelajaraan Daring pada mahasiswa Fakultas


Kedokteran Unisba Angkatan 2019........................Error! Bookmark not defined.
Table 2 Low Back Pain saat Pembelajaraan Daring pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Unisba Angkatan 2019........Error! Bookmark not defined.
Table 3 Hubungan Posisi Duduk saat pembelajaraan Daring dengan
Kejadian Low Back Pain pada mahasiswa FK Unisba Angkatan 2019. .Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian………………………...47
Tabel 4.2 Hubungan Posisi Duduk Saat Kuliah Daring dan Kejadian
LBP………………………………………………………………………………48

14
DAFTAR LAMPIRAN

1. Nordic Standardized Questionnaire


2. Daftar Observasi posisi duduk ergonomis
3. Lampiran 1 Surat Persetujuan Etik Penelitian

4. Lampiran 2 Surat Izin Penelitian & Pengambilan Data

5. Lampiran 3 Surat Izin Orang Tua

6. Daftar Pertanyaan Low Back Pain

7. Lampiran Hasil Olah Data SPSS

8. Lampiran Hasil Data Penelitian

9. Riwayat Hidup

10. Identitas Diri

11. Riwayat Pendidikan

12. Riwayat Organisasi dan Kepanitiaan

15
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah resmi menyatakan COVID-19

sebagai pandemi global. Ini didasarkan pada peningkatan jumlah kasus yang naik

pesat di luar Tiongkok dan beberapa negara lain yang terinfeksi. Terjadinya

peningkatan jumlah kasus terjadi cukup cepat dan menyebar ke berbagai negara

dalam waktu yang singkat.1 Dampak dari virus COVID-19 terjadi diberbagai

bidang seperti sosial, ekonomi, pariwisata dan pendidikan. Salah satu yang

terdampak adalah sektor lembaga pendidikan, demi menghentikan kerumunan

massa, dan menurunkan kasus terinfeksi penyebaran COVID-19. Beberapa

perguruan tinggi di Indonesia dan beberapa negara lain sudah mulai

mengantisipasi penyebaran COVID-19 dengan menerapkan sistem pembelajaran

daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Diberlakukan nya kegiatan

pembelajaran daring dapat menyebabkan peningkatan aktivitas duduk

dibandingkan berdiri.1 Selain itu, proses pembelajaran daring memungkinkan

terjadinya risiko Low back pain LBP pada mahasiswa akibat dari aktivitas duduk

yang lebih sering dengan waktu yang lama, dan posisi yang berubah.

Menurut International Classification of Disease versi 11 tahun 2021,

didefinisikan LBP sebagai nyeri di bawah batas kosta dan di atas lipatan gluteal

inferior, dengan atau tanpa nyeri kaki.2. Dari hasil studi epidemiologi sebelumnya

menunjukkan bahwa prevalensi LBP menurut kelompok umur masih cukup tinggi

baik di negara maju maupun negara berkembang.2

16
Low back pain LPB sering terjadi pada orang yang aktif dengan posisi tubuh

yang tidak nyaman terlebih kejadian Low back pain pada kelompok usia di bawah

30 tahun terutama disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan

pekerjaan seperti adanya beban otot dalam jangka waktu lama hingga

menyebabkan kontraksi berlebih akibat duduk lama dengan posisi yang buruk

kondisi tersebut dapat memperparah LBP.3 4

Postur tubuh yang tidak nyaman dan duduk terlalu lama saat perkuliahan

merupakan salah satu faktor risiko terjadinya LPB.3 Mengingat banyaknya jam

pelajaran yang harus dihadiri mahasiswa FK Unisba dengan banyaknya mata

kuliah yang harus diikuti, sehingga aktivitas mahasiswa lebih banyak dihabiskan

untuk duduk dibandingkan berdiri pada saat mengikuti perkuliahan daring,

termasuk dalam penelitian sebelumnya oleh mahasiswa Stikes Hang Tuah

Tanjung Pinang untuk program ilmu kesehatan saat pembelajaran daring

mahasiswa biasanya dimulai pada pagi hari hingga sore hari kemudian selama

kuliah, dijadwalkan istirahat selama 60 menit setelah itu dilanjutkan kembali, lalu

durasi bisa bertambah jika terjadi perubahan jadwal pengajar. Melalui hasil studi

pendahuluan tersebut terlihat bahwa sebagian besar aktivitas mahasiswa

dihabiskan dengan duduk pada saat pembelajaran daring hingga sore hari.

Kemudian mahasiswa menerima tugas mata kuliah yang diberikan oleh pengajar

yang diselesaikan di luar waktu kelas berlangsung.

Kondisi ini dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya nyeri selama

pembelajaran daring akibat duduk dalam waktu yang lama.3 Indikator yang

berkaitan dengan keluhan LBP adalah durasi proses perkuliahan dan posisi tubuh

pada saat perkuliahan.2 Pembelajaran daring seperti saat ini yang diberlakukan

17
oleh pemerintah sangat memungkinkan mahasiswa dapat berada pada posisi

duduk yang berubah akibat lama beraktivitas dengan duduk, terlebih dengan

minimnya frekuensi peregangan yang dilakukan selama perkuliahan daring. 2

Kondisi tersebut memungkinkan terjadinya faktor resiko LBP pada mahasiswa

fakultas kedokteran unisba selama kegiatan pembelajaran daring, dikarenakan

menurut hasil epidemiologi sebelumnya mengungkap bahwa LBP sering terjadi

pada orang yang aktif dengan posisi tubuh yang tidak nyaman. 2 Sehingga saya

sendiri tertarik untuk meneliti hubungan posisi ergonomis saat pembelajaran

daring dengan kejadian LBP pada mahasiswa tahap akademik fakultas kedokteran

unisba angkatan 2019.

18
1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana Posisi duduk selama pembelajaran daring pada Mahasiswa FK

Unisba?

2. Bagaimana kejadian LBP selama pembelajaran daring pada mahasiswa FK

Unisba?

3. Apakah terdapat hubungan antara posisi duduk dengan kejadian LBP pada

mahasiswa FK Unisba?

1.3 Tujuan penelitian:

1. Untuk mengetahui Hubungan antara posisi duduk selama pembelajaran

daring dengan kejadian low back pain pada mahasiswa FK Unisba

1.4 Manfaat penelitian

a. Praktis:

1. Mengetahui Hubungan posisi duduk dengan LBP akibat posisi tidak

ergonomis saat pembelajaraan daring

2. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian.

b. Akademis :

1. Sebagai dasar referensi untuk dasar ilmu pengetahuan tentang Hubungan

posisi Ergonomis dengan low back pain akibat posisi belajar tidak ergonomis

19
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Daring

Populasi pelajar di dunia telah terdampak oleh penutupan sekolah karena

pandemi COVID-19 (UNESCO). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan

Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID.5 Surat Edaran

menjelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan dirumah melalui pembelajaran

daring atau (PJJ) yang dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang

bermakna bagi siswa.6 Belajar dirumah dapat difokuskan pada pendidikan

kecakapan hidup antara lain mengenai pandemic COVID-19 dan Memberikan

variasi aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah antarsiswa.

Pembelajaran yang dilasanakan menggunakan pembelajaran daring dengan

melalui bimbingan orang tua. Kemudian mahasiswa dapat berinteraksi dengan

pengajar menggunakan beberapa komunikasi virtual seperti google classroom,

video converence, atau live chat, zoom meeting maupun melalui whatsapp group.

Keberhasilan dari suatu model ataupun media pembelajaran tergantung dari

karakteristik peserta didiknya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Nakayama

bahwa dari semua literatur dalam e-learning mengindikasikan bahwa tidak semua

peserta didik akan sukses dalam pembelajaran daring. Ini dikarenakan faktor

lingkungan belajar dan karakteristik peserta didik.6

20
2.1.1 Posisi Ergonomis

Definisi ergonomi menurut International Ergonomics Association (IEA)

adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang interaksi antar manusia dan

elemen-elemen dalam sistem yang berkaitan, serta merupakan profesi yang

mengaplikasikan prinsip, teori, metode, dan data untuk mendesain pekerjaan

dalam mengoptimalkan efisiensi, efektivitas, dan kesejahteraan manusia serta

kinerja sistem secara keseluruhan (komprehensif).7

2.1.2 Posisi Duduk Ergonomi

Posisi kerja ergonomi untuk pengguna komputer, kepala pengguna sedikit

fleksi dan membentuk sudut pengelihatan 20 derajat untuk memandang monitor,

tinggi siku dan lengan bawah sejajar dengan tinggi meja kerja, di sertai lumbar

support,sudut siku dan lutut harus membentuk 90 derajat. Posisi duduk yang

salah, tinggi permukaan duduk dengan lantai yang tidak sesuai, serta

ketidaksesuaian jarak kursi dan meja dapat menyebabkan timbulnya keluhan

muskuloskeletal di daerah punggung bawah yang mengganggu aktivitas manusia.8

2.1.3 Posisi Kerja Duduk

Posisi tubuh dalam bekerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan.

Beberapa jenis pekerjaan ada yang harus dilakukan dalam posisi duduk antara

lain: juru tik, pekerjaan di laboratorium, tukang jahit, pengedit film, sopir, pekerja

administrasi dan sebagainya.

Bekerja pada posisi duduk untuk waktu yang cukup lama dapat

menyebabkan tulang belakang melengkung, otot mata terkonsentrasi, dan otot

perut semakin elastis sehingga cepat merasa lelah. Kejadian tersebut jika tidak

21
diimbangi dengan alih pandang yang memadai, serta rancangan tempat duduk

yang memberikan keleluasaan gerak, maka tidak menutup kemungkinan dapat

terjadi gangguan pada bagian punggung, mata dan ginjal.

Posisi kerja yang baik menurut OSHA adalah sebagai berikut:


1. Tangan, pergelangan tangan, dan lengan lurus, dalam satu garis, dan
sejajar dengan lantai.
2. Kepala lurus, atau sedikit fleksi. Umumnya adalah satu garis dengan
batang tubuh. Pandangan lurus ke depan.
3. Bahu relaks dan lengan atas berada di sisi tubuh
4. Siku berada di dekat tubuh dan fleksi antara 90 sampai 120 derajat.
5. Kaki berada di atas lantai atau bantalan kaki.
6. Punggung disokong dengan lumbar support saat duduk vertikal atau
bersandar
7. Sudut yang dibentuk antara paha dan batang tubuh lebih dari 90
derajat.
8. Paha dan pinggul disokong dengan bantalan empuk dan umumnya
sejajar dengan lantai.
9. Tinggi lutut sama dengan tinggi pinggul, dengan kaki sedikit ke depan.

Tampak posisi kepala, bahu, punggung, lengan, kaki yang baik saat bekerja Dikutip dari:
OSHA9

22
2.1.4 Posisi duduk Pengguna Komputer.

International Ergonomics Association (IEA) mendeskripsikan posisi duduk

optimum pada pekerja komputer adalah sebagai berikut:

1. Kepala, leher, bahu dan dada dapat bergerak bebas.


2. Memosisikan kepala sedikit fleksi dan membentuk sudut penglihatan 20
derajat untuk memandang monitor
3. Tinggi siku dan lengan bawah sejajar dengan tinggi meja kerja.
4. Sandaran punggung yang nyaman serta dapat disesuaikan dan disertai
dengan lumbar support.
5. Terdapat ruangan untuk bagian bokong di bagian bawah sandaran.
6. Tinggi tempat duduk dapat disesuaikan dengan panjang tungkai bawah.
7. Terdapat ruangan yang cukup untuk lutut dan kaki.
8. Paha dan bagian belakang dari lutut tidak menempel pada bagian pinggir
tempat duduk dan membentuk sudut 90 derajat.
9. Telapak kaki berada di atas lantai atau menggunakan bantalan kaki jika
tempat duduk terlalu tinggi.8

Gambar Posisi Duduk Optimum pada Pekerja Komputer


Tampak posisi kepala, bahu, punggung, lengan, kaki yang optimum untuk pekerja komputer
Dikutip dari : IEA8bhb

23
2.1.2 Anatomi Vertebra

Tulang belakang atau yang biasa dikenal dengan vertebral column adalah

susunan tulang yang disebut vertebra. Pada awal perkembangan manusia,

terdapat 33 ruas tulang belakang, tetapi beberapa ruas tulang pada sakrum dan

tulang ekor menyatu sehingga hanya ada 26 ruas pada orang dewasa. Ke-26

vertebra tersebut tersebar di 5 regio tulang belakang, yaitu: serviks, toraks,

lumbar, sakral, dan tulang ekor (Tortora dan Derrickson, 2009). Tulang belakang

orang dewasa memiliki panjang 7275 cm, dikelilingi oleh cakram, yang

memisahkan dan menghubungkan tulang belakang bersama-sama (Moore &

Daley, 2013)

Kolumna vertebralis memiliki 4 kurva atau lengkungan jika dilihat dari sisi

lateral. Pada regio cervical dan lumbal kurva berbentuk lordosis atau melengkung

ke depan sedangkan thorakal dan sacral berbentuk kifosis atau melengkung ke

belakang. Lekukan-lekukan tersebut memiliki fungsi antara lain: meningkatkan

kekuatan kolumna vertebralis, menjaga keseimbangan tubuh pada saat berdiri,

meredam guncangan pada saat berjalan, dan mencegah vertebrae agar tidak

mudah fraktur

Pada Vertebra lumbalis terdiri dari 5 ruas tulang dengan 5 pasang facets

joints yang disebut juga dengan apophyseal atau zygoapohyseal joints. Sebuah

vertebra lumbalis tipikal mempunyai ciri-ciri, yaitu: corpus besar dan berbentuk

seperti ginjal, pediculus kuat dan mengarah ke belakang, lamina yang tebal,

foramina vertebrae berbentuk segitiga, processus transversus panjang dan

langsing, processus spinosus pendek, rata, dan berbentuk segiempat dan mengarah

24
ke belakang. Facies articularis processus superior ke medial dan facies articularis

procesus articularis inferior menghadap ke lateral. Bila diperhatikan bahwa

vertebrae lumbalis tidak mempunyai facies articularis untuk bersendi dengan costa

dan tidak ada foramina pada processus transversus (Snell, 2011).

Gambar 2.2. Kolumna Vertebralis (Sumber: Tortora & Derrickson, 2009 )

a. Vertebra Cervicalis Processus spinosus yang paling menonjol yang dapat

di raba di leher ialah yang berasal dari vertebra C7 (vertebra prominens).

Processus spinosus vertebrae C1-6 diiutupi oleh ligamentum nuchae,

sebuah ligamentum besar yang berjalan turun di bagian belakang leher

darr menghubungkan cranium dengan processus spinosus vertebrae

cervicalis. Processus transversus pendek tetapi mudah diraba dari sisi

lateral leher yang tipis. Tuberculum anterius processus transvesus

25
vertebrae C6 (tuberculum Chassaignac) dapat dipalpasi terletak medial

terhadap musculus sternocleidomastoideus, dan arteria carotis communis

dapat ditekan pada tempat ini. 10

b. Vertebra Thoracica dan Lumbalis Sulcus nuchae berlanjut ke bawah

sebagai alur yang berjalan pada pertengahan punggung, di atas ujung

processus spinosus seluruh vertebrae thoracicae dan empat vertebra

lumbalis bagian atas. Processus spinosus yang paling menonjol adalah

processsus spinosus vertebrae T1, processus spinosus yang lain dapat

dengan mudah dikenali bila badan melengkung ke depan.

c. Os Sacrum Seluruh processus spinosus ossis sacri bersatu di garis tengah

membentuk crista sacralis mediana. Crista ini dapat diraba di bawah kulit

pada bagian paling atas celah antara kedua bokong. Hiatus sacralis

terletak pada aspek posterior ujung bawah os sacrum, dan di daerah ini

spatium extradurale (spatium epidurale) berakhir. Hiatus terletak kira-kira

2 inci (5 cm) di atas ujung os coccygis dan di bawah kulit sulcus di antara

kedua bokong

2.1.3 Kinesiologi Tulang Belakang

Tulang Belakang, selain menjaga sumsum saraf juga berperan sebagai

rangka badan. Desain yang unik ini membuat tulang belakang manusia berperan

seperti pondasi sebuah bangunan dan seperti sebuah sasis sebuah mobil.

Membuat tulang belakang berperan penting pada saat menjaga postur pada saat

diam (statik) seperti berdiri atau duduk juga pada saat bergerak seperti berjalan

atau berlari (dinamik).

26
Tulang belakang terdiri dari sejumlah komponen yang bergerak satu sama

lain serta diikat oleh ligamen dan struktur otot-otot dengan maksud untuk

berbagai macam tujuan. Tulang belakang berperan seperti batang penyangga yang

ditanamkan ke dalam panggul dengan tujuan menjaga tubuh dalam posisi tegak.

Kemudian, Tulang belakang juga menjadi dasar dan membentuk rongga dada dan

menopang keseimbangan antara rongga dada dan rongga perut. Selain itu, Tulang

Belakang berfungsi sebagai jangkar bagi banyak otot yang kuat yang menjaga

kestabilan tulang belakang itu sendiri. Kemudian tulang belakang juga menjadi

tempat berpijak bagi banyak otot penting daerah gelang bahu dan gelang

panggul, dan pada akhirnya, Tulang belakang menyediakan tempat perlindungan

bagi sumsum tulang belakang.

Pada bagian puncak tulang belakang terdapat tulang Tengkorak yang

berisi Otak sebagai puncak dari struktur Susunan Syaraf Pusat beserta panca –

indra berupa penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan keseimbangan

yang penting artinya. Oleh karena itu, gerakan kepala harus lebih leluasa supaya

memberikan keleluasaan untuk panca – indra bekerja di dalam ruang.

Pada saat berjalan, tulang belakang bersama dengan anggota gerak bawah

mempunyai peran penting mejaga kestabilan titik berat badan. Mengingat titik

berat badan berada di dalam kompartemen tulang belakang, stabilitas gerakan

tulang belakang menjadi suatu hal yang penting bagi stabilitas berjalan dimana

berjalan merupakan salah satu fungsi dasar yang utama bagi kehidupan manusia.11

2.1.4 Gerakan Tulang Belakang

Secara umum, gerakan tulang belakang berada pada 3 bidang ruang,

dimana pada bidang sagital terjadi gerakan fleksi dan ekstensi, sedangkan pada

27
bidang koronal terjadi gerakan miring kiri dan kanan (lateral bending) kemudian

pada bidang transversal terjadi rotasi. Rotasi tidak terjadi pada sambungan

Tengkorak dan tulang Atlas yaitu segmen C-1 (Sendi Atlanto – Occipital) karena

pada segmen ini struktur sendi tulang atlas hanya dapat menghasilkan gerakan

fleksi dan ekstensi. Rotasi dimulai pada segmen C-2 (Sendi Atlanto – Axial)

sampai segmen lumbal dengan berbagai luas gerak yang berbeda.11

2.1.5 Stabilitas Tulang Belakang

2.1.5.1 Lengkungan Kurvatura Tulang Belakang

Riwayat Kemampuan menjaga postur tegak seorang individu terkait

dengan perkembangan kurvatura (Lengkungan tulang belakang) anterior posterior

dari karakteristik tulang belakang dewasa. Ketika lahir, manusia hanya memiliki

dua lekukan kurva yang keduanya berada dalam satu arah, menjadi posterior.

Kurva kifotik dada dan sakral juga disebut kurva primer tulang belakang .

Ketika anak mulai menegakkan kepalanya, pada usia sekitar 2-3 bulan,

terjadi lekukan kompensasi di daerah servikal menjadi lordotik. Hal yang sama

terjadi di daerah lumbal ketika anak mulai berdiri dan berjalan di sekitar usia satu

tahun. Pembentukan kurva yang terakhir disebut kurva sekunder, yang

membentuk keseimbangan di bidang vertikal dan tanpa upaya otot di sepanjang

tulang belakang. Dalam fungsi sehari-hari, kurva ini sering mengalami reaksi

kompensasi terhadap perubahan gerakan. Sehingga sebagai mekanisme

kompensasi lekukan kurva sering menjadi datar atau bahkan terbalik. Mekanisme

ini bertujuan untuk mempertahankan besar pergeseran pusat gravitasi supaya tetap

28
pada rentang yang normal. Selain itu, mekanisme ini juga membutuhkan kontraksi

otot-otot yang lain untuk mencegah mekanisme kompensasi tidak berlebihan.11

2.1.5.2 Pusat Gravitasi

Dalam rangka mempermudah analisa gerakan, total massa tubuh dapat

dianggap terkonsentrasi di satu titik, yang disebut pusat gravitasi. Kebanyakan

ahli sepakat bahwa pusat gravitasi terletak satu inci di depan segmen sakral kedua.

Ketiga lekukan, lumbal, torakal dan servikal dalam pendakian mereka, harus

bertemu di garis tengah pusat gravitasi untuk menyeimbangkan distribusi berat

kurva dan untuk melawan beban eksentrik setiap kelengkungan. Sebuah garis

yang melewati titik pusat gravitasi tubuh dengan pusat bumi disebut garis

gravitasi, dimana garis jatuh di bawah tingkat segmen Lumbal kelima (seperti

yang dilihat dari samping). Namun hal ini masih dalam perdebatan tentang

segmen tulang belakang di atas lumbar kelima yang dilewati garis gravitasi. Hal

yang penting adalah bahwa perubahan dalam satu lekukan ini cenderung untuk

mengubah lekukan kurva yang lain. Sebagai contoh, jika terjadi suatu peningkatan

kurva dada akibat adanya gerakan kepala melihat ke bawah, maka sebagai

mekanisme kompensasi akan terjadi peningkatan kurva lumbal untuk menyetel

kesegarisan tubuh. Demikian pula, setiap perubahan dalam sudut sakral yang

normal akan mempengaruhi kelengkungan lumbar. Karena sudut sakrum lebih

besar pada wanita, mereka cenderung memiliki kurva lumbal lebih besar daripada

laki-laki.11

29
Gambar Postur tegak tubuh dan garis gravitasi

Dikutip dari Brunstromm11

Kurva yang terbentuk mempunyai kemampuan menahan tekanan aksial pada

struktur tulang belakang. Kemudian Tekanan tersebut disalurkan menuju sendi

sacrum-iliaka dan sendi pinggul. Seperti gambar berikut ini, yang membedakan

proses distribusi beban pada mahluk berkaki dua dan mahluk berkaki empat.

Gambar Mekanisme transmisi beban pada manusia

30
Dikutip dari Moore12

Keempat kurvatura (kurva sacral, lumbal, torakal dan servikal) bekerja sama
membentuk kurva fisiologis yang berfungsi mempertahankan posisi tegak yang
juga disebut Postur. Mekanisme tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut,

Counter the
Meet in a Balance eccentric Stabilized
All four midline the weight loading of Erect
curvatures center of distribution each Position
gravity of the curve curvature

Konsekuensi dari mekanisme tersebut diatas menimbulkan suatu

fenomena dimana perubahan pada salah satu kurvatura dapat mempengaruhi

kurvatura yang lain. Dalam rangka mempertahankan Postur, baik pada saat statis

maupun dinamis, Tulang Belakang akan mengalami perubahan bentuk kurvatura.

Hal ini akan menimbulkan suatu perubahan pada kurvatura lain, sebagai bentuk

kompensasi. Kemampuan ini dapat dilakukan, mengingat struktur tulang belakang

terhubung antara satu kurvatura dengan kurvatura lainnya melalui sendi yang

mempunyai kemampuan bergerak pada 3 bidang walaupun kecil. Sebagai contoh,

perubahan sudut kurvatura torakal akan menimbulkan posisi kepala sebagai

bentuk kompensasi dari perubahan sudut kurvatura lumbal dalam rangka

mempertahankan kesegarisan (alignment) batang tubuh.

Melihat mekanisme diatas, sebaliknya perubahan pada sudut kurvatura

lumbal dapat merubah sudut kurvatura di torakal. Salah satu indikator adalah

sudut lumbal – sakral yang menunjukkan sudut kurvatura lumbal, seperti diagram

berikut, (Cailliet, Low Back Pain, 1988). Peningkatan sudut lumbar-sakral akan

meningkatkan sudut lumbar menjadi hiperlordotik. Sebagai kompensasi untuk

31
mempertahankan kesegarisan titik berat badan, kurvatura torakal akan

meningkatkan sudutnya menjadi lebih kifosis.13

2.1.5.3 Sudut Lumbal Sakral

Gambar Skema Mekanik dari Spondilolistesis


Dikutip dari Neumann11
Sudut ini merupakan sudut yang dibangun antara batas bawah diskus
segmen L5 dengan bidang horizontal. Angka normal dari sudut ini sebesar 30 0 –
400, namun untuk kepentingan klinik, Cailliet menentukan 300 untuk menentukan
hiperlordotik lumbal (>300) dan hipolordotik lumbal (<300). Lepas dari
kontroversi mengenai sudut ini, struktur ini mempunyai arti penting, selain
menunjukkan hiperlordosis kurva lumbal, sudut ini mempunyai hubungan dengan
gaya regang (shear force) pada daerah lumbal. Dimana dapat kita lihat dari
persamaan diatas,
BWs = BW . sin α

α = Sudut Lumbal – Sakral


BW = Berat Badan
BWs = Gaya Regang (Shear Force)

32
Semakin besar sudut α , maka besar Gaya Regang akan semakin besar. Gaya
Regang ini akan membuat regangan terhadap badan tulang belakang segmen
lumbal kearah anterior. Oleh karena itu gaya regang ini akan dapat menimbulkan
spondylolistesis, terutama di segmen L4 dan L5.11

Gambaran Radiologis Spondilolistesis


Dikutip dari Mc.Rae 14

Selain itu, sudut ini juga berhubungan dengan gerakan di sendi sakral – iliak

karena sudut ini dapat meningkat bila terjadi kontraksi otot M. Erector dan pada

akhirnya dapat membuat kurva lumbal menjadi hiperlordotik.

33
2.1.5.4 Peranan Abdomen Dalam Keseimbangan

Increased distance Increased weight


from spine to arm for Erector
abdomen muscles

Increased Erector
Soreness or Pain at muscles
erector muscles contraction

Low Back Pain

Gambar Mekanisme Pengungkit dan Peranan Abdomen


Dikutip dari Porterfield14

Perubahan jarak abdomen - spinal akibat kegemukan atau kehamilan, akan


meningkatkan kurva lordotik lumbal. Seperti ilustrasi diatas, apabila terjadi
perubahan jarak abdomen – spinal, akan menimbulkan perubahan asas pengungkit
pada keseimbangan seperti persamaan berikut,

Wabdomen x Labdomen = Ferector x Lerector


Wabdomen = Beban Abdomen
Labdomen = Jarak Abdomen – Spinal
Ferector = Gaya yang dilakukan otot M. Erector
Lerector = Jarak Spinal – M. Erector
Jika Wabdomen dan Lerector dianggap konstan, kemudian terjadi peningkatan Labdomen.
Maka untuk menjadi keseimbangan akan terjadi peningkatan usaha oleh Ferector
yaitu otot M. erector sehingga bila kontraksi berlanjut terus akan terjadi kelelahan
dan akhirnya dapat menimbulkan rasa nyeri. Konsep ini merupakan dasar dari
risiko terjadinya low back pain pada Obesitas dan Kehamilan pada saat posisi
statik di bidang sagital.

34
2.2.1 Low Back Pain

Low back pain atau (LBP) adalah kondisi nonspesifik yang menyebabkan

nyeri, nyeri tekan, dan nyeri tekan di punggung bagian bawah. Kondisi

nonspesifik ini mengacu pada nyeri akut atau kronis dan rasa ketidaknyamanan

pada lumbosacral yang disebabkan oleh peradangan, gangguan ginekologi,

trauma, proses degeneratif, dan gangguan metabolisme. Keluhan (LBP) umumnya

merupakan masalah kesehatan di dunia dan mempengaruhi hampir di seluruh

penduduk. (LPB) merupakan gangguan yang disebabkan oleh gerakan yang

kurang baik. Penyebab umum adalah kelelahan otot dan bertambahnya usia

menyebabkan penurunan intensitas latihan, membuat otot-otot di punggung dan

perut yang menopang tulang belakang melemah.15

2.2.2 Epidemiologi Low Back Pain

Menurut data The Global Burden of Disease 2017 (GBD) bahwa low back

pain menduduki peringkat pertama sebagai penyebab utama kecacatan pada tahun

1990 dan 2017.2 Angka kejadian (LBP) pada orang dewasa lebih tinggi

dibandingkan dengan kejadian (LBP) pada anak dan remaja. Prevalensi kejadian

(LBP) di dunia sangat bervariasi setiap tahunnya, dengan perkiraan jumlah sekitar

15 – 45%.2 Hasil data Riskesdas tahun 2018 data terkait penyakit muskuloskeletal

hanya mencakup penyakit sendi, Kemudian prevalensi penyakit persendian yang

ditinjau dari diagnosis dokter pada penduduk usia diatas 15 tahun di Indonesia

mencapai 7,30%.2,16

35
2.2.3 Etiologi Lower Back Pain

Nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh berbagai kelainan yang terjadi pada

otot, tulang belakang, sendi, diskus intervertebralis, struktur lain, kelainan

kongenital, trauma minor yaitu fraktur, regangan atau traumatik, seperti jatuh,

osteoporosis, kecelakaan kendaraan bermotor, herniasi diskus intervertebral,

kelainan degenerative dan gangguan diskus internal, bisa juga di sebabkan karena

posisi duduk yang statis lebih dari 30 menit. Nyeri punggung bawah juga dapat di

sebabkan karena duduk dengan posisi yang sama lebih dari 30 menit dan posisi

duduk yang tidak ergonomis.17

2.2.4 Faktor Risiko Low Back Pain

 Faktor Individu

1. (Usia) Keluhan ini jarang terjadi pada kelompok usia 0-10 tahun, mungkin

terkait dengan beberapa faktor etiologi yang lebih umum pada kelompok usia

yang lebih tua. Nyeri biasanya muncul pada dekade ke-2, dan insiden tertinggi

pada dekade ke-5. Dengan bertambahnya usia, degenerasi tulang terjadi dan

kondisi ini dimulai ketika seseorang berusia 30 tahun. Pada usia 30 sampai

terjadi degenerasi berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan sebanyak

jaringan parut, pengurangan cairan. Ini mengurangi stabilitas tulang dan otot .

Seiring bertambahnya usia, orang lebih rentan terhadap penurunan elastisitas

tulang, sehingga memicu gejala nyeri punggung bawah.18

36
2. (Wanita) lebih rentan terhadap nyeri punggung bawah kronis daripada pria,

tanpa memandang usia. Diperkirakan bahwa wanita dua kali lebih mungkin

mengalami nyeri punggung bawah kronis dibandingkan pria. Prevalensi nyeri

kronis yang lebih tinggi pada wanita mungkin disebabkan oleh mekanisme

sosiofisiologis yang kompleks (misalnya, nyeri yang kurang efektif, kebiasaan

meresap atau kontrol inhibitor berbahaya, kerentanan genetik untuk transmisi,

penghilang rasa sakit, dan pengembangan ringkasan temporal yang lebih

mudah). secara kimiawi atau mekanis).

3. (Kebiasaan merokok) Hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dan

keluhan otot punggung bawah, terutama untuk pekerjaan yang membutuhkan

usaha otot, karena nikotin dalam rokok dapat mengurangi aliran darah ke

jaringan. Selain itu, merokok juga dapat mengurangi kandungan mineral pada

tulang sehingga menimbulkan rasa sakit akibat patah tulang atau kerusakan

tulang.

4. (Indeks massa tubuh BMI) menunjukkan bahwa orang yang kelebihan berat

badan adalah 5 kali lebih mungkin untuk memiliki (LBP) daripada seseorang

dengan berat badan ideal. Seiring bertambahnya berat badan, tulang belakang

akan tertekan untuk menerima beban, yang mudah rusak dan berbahaya bagi

struktur tulang belakang.

37
 Faktor Pekerjaan

1. Durasi duduk

Durasi adalah jumlah waktu seseorang bekerja dalam sehari. Semakin lama

mereka bekerja, semakin tinggi risiko mereka mengalami nyeri pinggang

karena mereka juga terpapar faktor risiko lain. Duduk dalam waktu lama

dapat menimbulkan banyak keluhan. Keluhan yang terjadi antara lain low back

pain yang dapat mengakibatkan perubahan kelengkungan tulang belakang

lumbal akibat duduk terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Selain itu,

diikuti dengan sikap duduk yang tidak benar, yaitu ketika duduk, punggung

harus lurus dan tidak membungkuk ke depan atau terpincang-pincang.18

2. Posisi saat bekerja

Postur tubuh selama berkeja menyimpang dari normal dan berulang

meningkatkan risiko (LBP). Berikut kriteria penilaian posisi tubuh:

a) Sikap tubuh normal : tegak segikit membungkuk 0-20 derajat dari garis vertical

b) Sikap tubuh fleksi sedang : membungkuk 20-45 derajat dari garis vertical

c) Sikap tubuh fleksi berlebih : membungkuk lebih dari 45 derajat dari garis

vertical

d) Sikap tubuh fleksi ke samping atau memutar : menekuk ke samping kanan

ataupun kiri bahkan berputar lebih dari 15 derajat dari garis vertical.

Duduk lebih dari 9 jam dapat mengurangi pelumasan sendi dan

menyebabkan kekakuan. Sehingga akan mengeluhkan nyeri akibat minimnya

pergerakan dan duduk dalam posisi yang sama dalam waktu yang lama.

Duduk dalam posisi yang salah dengan waktu yang lama dapat menyebabkan

ketegangan pada otot punggung bawah.18

38
2.2.5 Klasifikasi Low back pain

Nyeri punggung bawah diklasifikasikan berdasarkan waktu dan

mekanisme patologis. Klasifikasi nyeri punggung bawah berdasarkan waktu,

terdiri dari:

1. Subakut

Nyeri punggung subakut adalah nyeri punggung bawah yang berlangsung

antara enam minggu hingga tiga bulan.15

2. Akut

Nyeri punggung akut diartikan sebagai nyeri punggung bawah yang

berlangsung selama kurang dari 12 minggu.15

3. Kronis

Nyeri punggung kronis adalah nyeri punggung bawah yang berlangsung

selama lebih dari 7-12 minggu.19

2.2.6 Patofisiologi Low Back Pain

Keluhan LBP adalah nyeri, otot, dan disabilitas yang berhubungan dengan

mobilitas punggung bawah. Nyeri dan kaku otot seringkali membuat seseorang

enggan untuk menggerakkan punggung bagian bawah sehingga menyebabkan

perubahan fisiologis pada otot yaitu penurunan massa otot dan penurunan

kekuatan otot yang pada akhirnya menyebabkan penurunan aktivitas fungsional

(Hill, 2006 dalam Yani, 2018).

Menurut Donald et al., (1999) dalam Yani (2018), posisi duduk

menyebabkan panggul berputar ke belakang. Memutar panggul dapat mengubah

kemiringan sudut lumbar, sementara meningkatkan sendi pinggul dan lutut yang

menyebabkan otot bekerja lebih banyak dan memberi tekanan pada cakram

39
tulang belakang. Posisi duduk dipengaruhi oleh sudut sandaran, sudut sandaran

dengan kelembutan busa dan ada tidaknya sandaran tangan. Sandaran punggung

dengan sudut 110°10° merupakan penyangga paling ideal karena memberikan

tekanan terendah pada cakram dengan aktivitas otot ringan. Kursi dengan sudut 5°

dan sandaran tangan juga dapat mengurangi tekanan cakram dan aktivitas otot saat

duduk.

40
2.3 Kerangka Pemikiran
Pada era saat ini pandemi COVID-19 memberikan dampak pada para

pelajar di dunia. Dampak tersebut yaitu diberlakukanya pembelajaran daring,

keadaan ini membuat mahasiswa beraktivitas dengan duduk lebih sering dan statis

sehingga keadaan ini dapat mengakibatkan keluhan low back pain. Posisi duduk

statis lebih dari 30 menit dan duduk tidak ergonomik dapat menyebabkan

perubahan sudut lumbal akibat kontraksi otot yang terganggu, dengan kata lain

proses ini memicu terjadinya inflamasi dan merangsang free nerve ending yang

mengakibatkan rasa nyeri.

41
Keterangan :

Diteliti

H0 : Tidak terdapat Hubungan posisi duduk terhadap LBP pada Mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung?

H1: Terdapat hubungan posisi duduk terhadap LBP pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Islam Bandung selama pembelajaran daring?

42
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa tahap akademik

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Angkatan 2019.

3.1.2 Populasi Target

Populasi target pada penelitian ini adalah Mahasiswa tahap sarjana di

kota Bandung

3.1.3 Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah Mahasiswa tahap

akademik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Angkatan 2019

sebanyak 196 orang.

3.1.4 Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling pada mahasiswa

dengan berjumlah 98 orang serta memenuhi kriteria inklusi akan diikutsertakan

dalam penelitian ini karena untuk jumlah populasi sudah diketahui yaitu 196

orang. Kemudian dihitung mengunakan data estimasi proporsi finit, sebagai

berikut :

Keterangan :

n : Jumlah sampel yang dicari 196 orang

Z1-α : nilai distribusi normal baku (tabel Z) 1,96 (95%)

P : harga proporsi dari populasi 0,50 (50%)

43
d : kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (0,05=5%)

N : Jumlah Populasi (196)

Dari perhitungan diatas maka didapatkan nilai n = 98 yang dibutuhkan dari

mahasiswa angkatan 2019 tahap akademik Fakultas Kedokteran Unisba.

3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.2.1 Kriteria Inklusi

1. Pada penelitian ini mencakup mahasiswa yang aktif di tahap akademik

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angakatan tahun 2019

2. Mahasiswa yang bersedia menjadi subyek penelitian

3. Mahasiwa yang tidak mempunyai gangguan musculoskeletal sebelumnya

3.2.2 Kriteria Ekslusi

1. Mahasiswa tahap akademik Fakultas Kedokteran Unisba yang mempunyai

kelainan dan penyakit tulang belakang yang dikonfirmasi dengan kuesioner

2. Mahasiswa yang mengisi quisioner tidak lengkap

3. Mahasiswa yang tidak duduk selama pembelajaran daring lebih dari 30 menit

44
3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan studi obsevarsional analitik dengan

desain penelitian cross sectional.

3.3.2 Variabel Penelitian

a. Variable bebas (independen)

Variabel bebas (independent) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat). Variable bebas pada penelitian ini adalah Posisi duduk

b. Variable terikat (dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat penelitian ini adalah

kejadian LBP

c. Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Kategori Skala


Operasional
Posisi duduk Sikap duduk Observasional Ergonomis: Nominal
mahasiswa ketika Menurut duduk dengan bagian
sedang melakukan OSHA punggung disokong
pembelajaran daring oleh
lumbar support,
batang tubuh
dengan paha
membentuk sudut
lebih dari 90 derajat.

Tidak ergonomis:
Bila salah satu syarat
posisi duduk baik
tidak terpenuhi.

45
Low back pain Mahasiswa merasakan Pengisian 1) Tidak sakit Nomina
nyeri Kuesioner 2) Cukup sakit l
Di daerah lumbo sacral Nordic 3) Sakit
di bawah arcus costae Standardized 4) Sangat sakit
dan di atas lipatan Questionnaire
gluteal inferior, nyeri
bisa berupa perasaan
tidak nyaman, nyeri
seperti terbakar, nyeri
seperti tertusuk, atau
nyeri tumpul, kaku otot,
otot terasa tegang yang
dirasakan setelah
melakukan pekerjaan.

3.3.3 Prosedur Penelitian

Tahapan dan Prosedur penelitian pada penelitian ini, meliputi:

1. Metode Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer yaitu data

yang diperoleh secara langsung menggunakan kuesioner via google form.

Kemudian observasi terkait posisi dengan mengupload gambar dalam keadaan

posisi duduk saat pembelajaran daring yang diisi oleh subjek yang bersedia

yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisba angkatan 2019. Setelah

kuisioner telah diisi, peneliti akan mencatat hasil yang didapat.

2. Pengolahan data

Data yang telah terkumpul akan diproses secara komputerisasi untuk

mengubah data menjadi informasi. langkah dalam pengolahan data

dimulai

1). Editing, tahapan untuk memeriksa kelengkapan jawaban dari data

yang sudah dikumpulkan berdasarkan hasil pengisian kuesioner

46
2). Coding, pembuatan tabel yang berisi lembaran kode sesuai dengan

data yang sebelumnya telah diambil menggunakan alat ukur yang

digunakan

3) Data Entry, memasukkan data dari hasil pemeriksaan dan pengukuran

subjek penelitian kedalam kolom

4) Cleaning, pemeriksaan ulang pada semua data dari subjek penelitian

yang sebelumnya telah selesai dimasukkan, untuk melihat apakah terdapat

kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan

jawaban, dan lainnya.

3.3.4 Analisis Data

Pada penelitian ini dilakukan dua analisis data yaitu analisis univariat dan bivariat.

Analisis variat dilakukan untuk melihat posisi duduk dan kejadian low back pain

pada mahasiswa FK Unisba Angkatan 2019. Analisis bivariat dilakukan untuk

mengetahui hubungan posisi duduk saat pembelajaraan daring dengan kejadian

low back pain pada mahasiswa FK Unisba Angkatan 2019. Uji statistic yang

digunakan pada analisis bivariat penelitian ini adalah menggunakan uji Chi-

square.

3.3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas

Islam Bandung menggunakan kuesioner yang dilakukan selama 2 bulan.

Penelitian ini dilakukan selama. Timeline penelitian disajikan sebagai berikut:

47
3.4 Aspek Etika Penelitian

Berdasarkan pedoman etik penelitian kesehatan yang melibatkan

manusia sebagai subjek dari penelitiannya, menerapkan empat prinsip dasar

etika penelitian, yaitu:

1. Autonomy / Respect for person, yaitu penelitian yang dilakukan

memberikan kebebasan bagi subjek untuk meneripa atau menolak ketika

dijadikan sebagai responden dalam penelitian. Sebelum membagikan

kuesioner, peneliti harus melakukan informed consent. Pada informed consent

responden memiliki hak untuk menerima atau menolak untuk dijadikan

responden

2. Beneficence, yaitu penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan

manfaat yang besar dan dapat mengurangi kerugian atau risiko bagi subjek

penelitian.

3. Non maleficence, yaitu peneliti harus meminimalisir kerugian atau

risiko yang bisa terjadi pada subjek penelitian. Peneliti harus bisa

memikirkan kemungkinan yang terjadi dalam penelitian sehingga peneliti

dapat mencegah terjadinya risiko yang dapat membahayakan subjek

penelitian

4. Justice, yaitu dalam pengambilan data penelitian, subjek diperlakukan

sama rata serta adil

48
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Data pada penelitian ini bersifat primer yang didapat dari hasil kuesioner

yang diisi oleh Mahasiswa FK Unisba Angkatan 2019 sebanyak 100 orang.

Distribusi karakteristik frekuensi subjek penelitian ini dapat dilihat pada Tabel

4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian, (n = 100).


Karakteristik Jumlah (n = 100) Persentase (%)
Jenis kelamin
Laki-laki 43 43,0
Perempuan 57 57,0
Posisi duduk
Ergonomik 32 32,0
Tidak ergonomik 68 68,0
Low back pain (LBP)
Ya 33 33,0
Tidak 67 67,0

Tabel 4.1 menunjukan jenis kelamin perempuan lebih banyak dari laki-laki

(57,0 ; 43,0). Posisi duduk saat melakukan kuliah daring paling banyak posisi

duduknya tidak ergonomik, yaitu sebanyak 68,0%. Kejadian LBP pada subjek

paling banyak didominasi oleh kejadian LBP sebanyak 67% sedangkan responden

yang tidak memiliki kejadian LBP sebanyak 33%. Uji Chi Square dilakukan

untuk menilai hubungan di antara posisi duduk dan kejadian LBP dengan tingkat

kepercayaan 95%. Selain itu dilakukan perhitungan nilai odd ratio untuk menilai

49
seberapa besar risiko posisi duduk dapat memengaruhi kejadian LBP. Hal tersebut

dapat dilihat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hubungan Posisi Duduk Saat Kuliah Daring dan Kejadian LBP
Low Back Pain
Posisi Odd Ratio Nilai
Ya Tidak Total %
Duduk (95% CI) P*
N % N %
Ergonomik 14 43,8 18 56,3 32 100
Tidak 4,5
53 77,9 15 22,1 68 100 0,001
Ergonomik (1,8–11,2)
Total 67 67,0 33 33,0 100 100
*α = 0,05

Menunjukan subjek yang duduk dengan posisi ergonomik saat kuliah daring

didominasi oleh tidak terdapat LBP sebanyak 18 orang. Namun, mahasiswa yang

duduk dengan posisi ergonomik mengalami rasa sakit, yaitu sebanyak 14 orang.

Mahasiswa dengan posisi duduk tidak ergonomik didominasi oleh mahasiswa

yang mengalami LBP, yaitu sebanyak 53 orang sedangkan 15 orang tidak

mengalami LBP. Hasil ini menunjukan mahasiswa FK Unisba saat melakukan

kuliah daring mengalami kejadian LBP sebesar 67,0%. Uji statistik statistik Chi-

Square pada penelitian ini menghasilkan nilai (p = 0,001; p <0,05). Artinya,

terdapat hubungan yang signifikan di antara posisi duduk saat melakukan kuliah

daring dan kejadian LBP. Selain itu hasil perhitungan odd ratio didapat sebanyak

4,5 (95% CI: 1,8–11,2). Hal tersebut menunjukkan bahwa kejadian LBP berisiko

4,5 kali lebih besar terjadi pada posisi duduk yang tidak ergonomik.

50
4.2 Pembahasan

Pandemik Covid-19 menjadikan banyak perubahan aktivitas manusia di

seluruh dunia. Kebijakan social distancing menjadikan penutupan tempat umum

seperti kantor dan lembaga pendidikan sehingga aktivitas dapat terhambat.20

Namun, canggihnya teknologi saat ini dapat membantu dan mempermudah

kegiatan manusia sehingga kegiatan tersebut dapat dilakukan di rumah (work

from home).20 Saat melakukan kegiatan study from home, tiap orang perlu duduk

di depan layar media elektronik seperti smartphone dan komputer atau laptop.20

Jika posisi duduk saat kuliah daring tidak ergonomik, maka dapat menimbulkan

masalah kesehatan yang dapat menggangu prestasi belajar.21

Pada penelitian ini, posisi duduk mahasiswa FK Unisba yang melakukan

kuliah daring di era pandemik Covid-19 didominasi oleh posisi duduk yang tidak

ergonomik (68%). Hal tersebut sesuai dengan penelitian Abdu dkk. 22 terhadap

674 orang mahasiswa yang menunjukkan 55% duduk tidak ergonomik. 22

Penelitian potong lintang Anggraika dkk.23 terhadap mahasiswa yang melakukan

kuliah daring menunjukkan 62,5% duduk tidak ergonomik. 23 Penelitian potong

lintang Puti dkk.24 terhadap 144 mahasiswa FK Unisba yang melakukan kegiatan

kuliah daring menunjukkan 80% duduk tidak ergonomik. 24 Posisi duduk tidak

ergonomik yang terjadi pada mahasiswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor,

yaitu faktor lingkungan seperti kursi yang dipakai tidak ada sandaran dan tidak

adjustable.24 Faktor lainya, yaitu faktor kebiasaan mahasiswa duduk di lantai atau

karpet tanpa kursi, dan kebiasaan duduk membungkuk. 23 Selain itu, lamanya

waktu saat kuliah daring membuat mahasiswa tidak nyaman duduk sehingga perlu

merubah posisi duduk untuk mencari kenyamanan.24

51
Dampak posisi duduk tidak ergonomik salah satunya, yaitu LBP. 24 Pada

penelitian ini mayoritas mahasiswa mengeluhkan LBP. Selain itu, posisi duduk

tidak ergonomik pada mahasiswa saat melakukan kuliah daring banyak

mengeluhkan nyeri punggung bawah. Uji Chi Square pada penelitian ini

menunjukkan hubungan yang sangat signifikan di antara posisi duduk dan

kejadian LBP serta kejadian LBP berisiko 4,5 kali lebih besar terjadi pada posisi

duduk yang tidak ergonomik. Penelitian ini sesuai dengan penelitian potong

lintang Puti dkk.24 terhadap 144 mahasiswa FK Unisba yang menunjukkan 92,2%

mahasiswa yang melakukan studi from home dengan posisi duduk tidak

ergonomik mengeluhkan LBP serta memiliki hubungan yang signifikan (p =

0,001; p <0,05).5 Penelitian potong lintang Sukma dan Hanna 25


terhadap 223

mahasiswa yang kuliah daring menunjukkan 65,2% mahasiswa dengan posisi

duduk yang tidak ergonomik memiliki keluhan nyeri punggung bawah serta posisi

duduk dan keluhan nyeri punggung bawah memiliki hubungan yang signifikan (p

= 0,01; p <0,05).25 Penelitian potong lintang Fitriani dkk.26 terhadap 394

mahasiswa yang melakukan kuliah daring menunjukkan mahasiswa dengan posisi

duduk yang tidak ergonomik mengeluhkan LBP sebanyak 74,4% serta memiliki

hubungan yang signifikan dan memiliki risiko LBP 2,35 kali di bandingkan

dengan mahasiswa yang duduk dengan posisi ergonomik (p = 0,001; p<0,05;

OR:2,35; 95% CI: 1,07–3,06).26

Menurut Rahmat dkk.27 Posisi duduk yang tidak ergonomik menyebabkan

orang mudah kelelahan dan kurang efisien dalam aktivitas seperti posisi lordosis

saat duduk menyebabkan beban pada tulang belakang meningkat sehingga

menyebabkan punggung bawah sakit.27 Menurut Puti dkk.5 posisi duduk yang

52
tidak ergonomik menyebabkan peningkatan tekanan intra-diskus, terjadi kekakuan

pada tulang belakang bagian lumbar, dan kekakuan otot punggung bawah

sehingga dapat menyebabkan LBP.24 Menurut Abdu dkk.22 jika tubuh dipaksa

untuk beraktivitas dengan postur tubuh yang menyimpang maka semakin banyak

energi yang diperlukan untuk mempertahankan posisi tersebut sehingga mudah

lelah.22 Oleh sebab itu, posisi duduk tidak ergonomik yang melibatkan daerah

punggung bawah berisiko menyebabkan otot menjadi rusak sehingga

menimbulkan rasa tidak nyeri.22 Menurut Anggraika dkk.23 Posisi duduk yang

tidak ergonomik seperti duduk membungkuk dapat memicu kerja otot yang kuat

dan lama tanpa cukup pemulihan dan aliran darah ke otot terhambat sehingga

dapat menyebabkan nyeri punggung bawah.23

Pada penelitian ini sebagian kecil mahasiswa yang duduk dengan posisi

ergonomik memiliki keluhan LBP, sebaliknya sebagian kecil mahasiswa yang

duduk dengan posisi tidak ergonomik, tidak mengeluhkan LBP. Hal tersebut

menunjukkan bahwa posisi duduk bukan faktor tunggal yang dapat menyebabkan

LBP, namun banyak faktor yang dapat menyebabkan LBP saat kuliah daring.20,24

Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian literature review Fahrezi20 yang

menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan di antara posisi duduk dan kejadian

nyeri punggung bawah saat pembelajaran secara daring.20 Penelitian potong

lintang Pratami dkk.28 terhadap 219 mahasiswa yang melakukan kuliah daring

menunjukkan hubungan yang tidak signifikan di antara posisi duduk dan nyeri

punggung bawah (p = 0,645; p >0,05).28

Menurut Fahrezi20 faktor lain yang dapat menyebabkan nyeri punggung

bawah pada mahasiswa yang melakukan kuliah daring, yaitu status body mass

53
index (BMI), durasi posisi duduk saat kuliah daring, riwayat olahraga, dan

streching otot saat kuliah daring.20 Hal tersebut dapat dibuktikan oleh penelitian

Sukma dan Hanna25 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pada

mahasiswa yang melakukan kuliah daring dengan BMI >25 kg/m2 dan kejadian

nyeri punggung bawah serta berisiko 2,1 kali lipat mengalami nyeri punggung

bawah (p = 0,014; p <0,05; OR: 2,1; 95% CI: 1,1–3,9). 25 Penelitian Abdu dkk.22

menunjukkan bahwa mahasiswa yang melakukan kuliah daring >4 jam per hari

memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian nyeri punggung bawah (p =

0,01; p <0,05).22 Penelitian Alfiyan dan Roepajadi29 terhadap 60 siswa SMA yang

melakukan pembelajaran daring menunjukkan siswa yang melakukan olahraga <3

kali perminggu paling banyak mengeluhkan nyeri punggung bawah serta

hubungan olahraga dengan kejadian nyeri punggung bawah memiliki hubungan

yang signifikan (p = 0,000; p <0,05).20 Penelitian Sakinah dkk.31 terhadap 36

mahasiswa menunjukkan bahwa streching otot punggung dapat menurunkan

kejadian nyeri punggung bawah (p = 0,06; p <0,05). 31 Namun, menurut penelitian

Abdu dkk.3 faktor determinan yang paling berhubungan dengan risiko LBP adalah

posisi duduk tidak ergonomis yang memiliki 3 kali risiko lebih besar

menyebabkan kejadian LBP (OR: 3,326; 95% CI: 1,465–7,553).22

Menurut Fitriani dkk.26 posisi duduk yang tidak ergonomik sangat sering

menyebabkan keluhan biomekanik pada bagian punggung bawah.26 Contohnya

sikap duduk dengan posisi tubuh membungkuk lebih dari 30° dapat menimbulkan

kondisi lordosis sehingga dapat menyebabkan peregangan dari ligamentum

longitudinalis posterior yang memungkinkan terjadinya peningkatan tekanan pada

diskus intervertebralis, kemudian meningkatkan tegangan pada bagian annulus

54
fibrosus regio posterior dan penekanan nukleus pulposus sehingga dapat memicu

terjadinya keluhan LBP.26 Hal ini diperberat oleh status BMI seseorang yang

memberikan arah gaya ketika posisi duduk ke bagian punggung bawah.20,26 Selain

itu, untuk mempertahankan posisi tubuh saat duduk otot punggung bawah

berkontraksi sehingga jika otot tersebut tidak dilatih dapat mengalami ketegangan

dan kelelahan otot yang menyebabkan nyeri punggung bawah.26,29

Low Back Pain dapat dicegah melalui latihan otot punggung bawah dan

mengurangi berat badan sampai mencapai berat badan ideal. 26,30 Menurut

penelitian randomized clinical trial (RCT) Shamsi dkk.12 latihan kekuatan otot

punggung bawah dapat menurunkan kejadian nyeri punggung bawah (p = 0,04; p

<0,05).32 Latihan yang dapat dilakukan untuk mahasiswa yang melakukan kuliah

daring, yaitu McKenzie atau William back exercise.30,32 Idealnya hal tersebut

dilakukan tiap 1 jam sekali saat melakukan kuliah daring secara duduk.32

55
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pada penelitian ini dapat disimpulkan , yaitu

1. Posisi duduk pada mahasiswa FK Unisba saat melakukan kuliah daring

didominasi (68%) oleh mahasiswa yang duduk tidak ergonomik.

2. Sebagian besar mahasiswa FK Unisba saat melakukan kuliah daring

mengalami kejadian LBP sebesar (67%).

3. Menunjukan terdapat hubungan antara posisi duduk pada mahasiswa FK

Unisba saat perkuliahan daring dengan kejadian LBP bedasarkan uji-square

dengan nilai (p: 0,001).

5.2 Saran

5.2.1 Saran Akademik

Perlu dilakukan penelitian hubungan lama durasi posisi duduk saat kuliah

daring, status BMI, aktivitas fisik, dan streching saat melakukan kuliah daring

dengan kejadian LBP pada mahasiswa. Selain itu, peneliti menyarankan untuk

menggunakan jumlah subjek yang lebih besar.

56
5.2.2 Saran Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar pertimbangan untuk

digunakan sebagai acuan membuat peraturan metode belajar virtual serta aturan

saat perkuliahan daring dilaksanakan, mahasiswa diwajibkan streching setiap 2

jam sekali. Selain itu, perlu dilakukan batas waktu <4 jam untuk pelaksanaan

kegiatan kuliah daring. Hal tersebut dilakukan dalam upaya menurunkan kejadian

nyeri punggung bawah pada mahasiswa.

57
DAFTAR PUSTAKA

1. Tambun MSMOSS, Oktaviannoor H. Kelelahan Mata dan Keluhan MSDs

Perkuliahan Daring Selama Pandemi COVID-19 pada Mahasiswa di Tiga

Fakultas Universitas Sari Mulia (Program Studi Teknik Industri, D-IV

Promosi Kesehatan dan Program Studi Manajemen). J Media Tek dan Sist

Ind. 2021;5(2):92. doi:10.35194/jmtsi.v5i2.1427

2. Fitriani TA, Salamah QN, Nisa H. Keluhan Low Back Pain Selama

Pembelajaran Jarak Jauh pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2020. Media Penelit dan Pengemb Kesehat. 2021;31(2):133-142.

https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/mpk/article/view/4180

3. Siagian Y, Sitindaon SH. Punggung Sehat dengan Mckenzie Back

Exercises Selama Pembelajaran Daring bagi Mahasiswa STIKes Hang

Tuah Tanjungpinang. J Abdimas Kesehat. 2021;3(3):314.

doi:10.36565/jak.v3i3.264

4. Anggraika P. Hubungan Posisi Duduk Dengan Kejadian Low Back Pain

(Lbp) Pada Pegawai Stikes. J ’Aisyiyah Med. 2019;4(1):1-10.

doi:10.36729/jam.v4i1.227

5. Dewi WAF. Dampak COVID-19 terhadap Implementasi Pembelajaran

Daring di Sekolah Dasar. Edukatif J Ilmu Pendidik. 2020;2(1):55-61.

doi:10.31004/edukatif.v2i1.89

6. Kemdikbud. Panduan Pembelajaran Jarak Jauh. Kementrian Pendidik dan

Kebud. Published online 2020:28.

https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/panduan-pembelajaran-

58
jarak-jauh/

7. Wahyuni LGASN, Winaya IMN, Primayanti IDAID. Sikap duduk

ergonomis mengurangi nyeri punggung bawah non spesifik pada

mahasiswa program studi fisioterapi fakultas kedokteran Universitas

Udayana. Maj Ilm Fisioter Indones. 2016;2(1):15-18.

8. International Ergonomics Association. Ergonomics Guidelines For

Occupational Health Practice In Industrially Developing Countries.; 2010.

9. Https://www.osha.gov/etools/computer-workstations/positions. No Title.

10. Tortora. TORTORA - Princ of Anat-Physio - 14th Ed.pdf. Published online

2016:301.

11. Neumann DA. Kinesiology of the Musculoskeletal System: Foundations for

Rehabilitation. Vol 14.; 2010. http://dx.doi.org/10.1016/B978-0-323-

03989-5.00015-8

12. Abarca RM. Moore Clinical oriented anatomy. In: Nuevos Sistemas de

Comunicación e Información. ; 2021:2013-2015.

13. National G, Pillars H. Rene Calliet , Edition 3.

14. James A. Porterfield PT MA ATC, Carl DeRosa PT PhD-Mechanical

Low Back Pain_ Perspectives in Functional Anatomy, 2e-Saunders

(1998).pdf.

15. Wittenauer BR, Smith L. Priority Medicines for Europe and the World " A

Public Health Approach to Innovation " Update on 2004 Background

Paper. Who. 2012;(December).

59
16. Kemenkes. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementeri

Kesehat RI. 2019;1(1):1.

https://www.kemkes.go.id/article/view/19093000001/penyakit-jantung-

penyebab-kematian-terbanyak-ke-2-di-indonesia.html

17. Andini F. Risk Factors of Low Back Pain in Workers. Work J Major.

2015;4(1):12-19.

18. Ii BAB. Muskuloskeletas Disorders. J Chem Inf Model. 2019;53(9):1689-

1699.

19. Causes of Lower Back Pain. No Title. spine healt. https://www.spine-

health.com/conditions/lower-back-pain/causes-lower-back-pain

20. Fahrezi AL. Hubungan posisi duduk dengan kejadian low back pain pada

masa pandemi Covid-19. JMH. 2021;3(2):1846–50.

21. Wahyuni, Pratiwi DA. Hubungan antara duduk lama dengan kejadian low

back pain pada mahasiswa selama kuliah online. URECOL. 2021;4(2):615–

21.

22. Abdu S, Beda NS, Mentodo R, Necyani ML. Analisis faktor determinan

risiko low back pain (lbp) pada mahasiswa. JKFN. 2022;5(1):5–13.

23. Anggraika P, Apriyani A, Pujiana D. Hubungan posisi duduk dengan

kejadian low back pain (LBP) pada mahasiswa stikes. JAM. 2019;4(1):1–

10

60
24. Puti C, Budiman, Rosady DS. Hubungan antara posisi duduk dengan

keluhan punggung bawah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran selama

study from home. BCSMS. 2022;2(1):1139–44.

25. Sukma AA, Hanna H. Analisis pengaruh posisi belajar online duduk dengan

nyeri tulang belakang pada mahasiswa kedokteran. JKU. 2022;11(2):827–

32.

26. Fitriani TA, Salamah QN, Nisa H. Keluhan low back pain selama

pembelajaran jarak jauh pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

MPPK. 2021;31(2):133–42.

27. Rahmat R, Utomo PC, Sambada ER, Andryarini EN. Hubungan lama duduk

dan sikap duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada penjahit

rumahan di Kecamatan Tasikmadu. JHSP. 2019;3(2):80–5.

28. Pratami AR, Zulmaidah Y, Widayanti E. Hubungan antara sikap duduk

dengan kejadian low back pain pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas YARSI tahun pertama dan tahun kedua. MK Pharma Medika.

2021;11(2):105–14.

29. Alfian KF, Roepajadi J. Hubungan aktivitas fisik terhadap keluhan low

back pain pada siswa SMA Muhammadiyah 3 Surabaya di masa pandemi

Covid-19. JKO. 2021;9(3):241–50.

30. Sakinah IN, Arofiati F, Khiriyati A. Efektivitas streching terhadap

intensitas nyeri pada mahasiswa dengan low back pain (LBP). JHS.

2019;3(2):51–61.

61
31. Shamsi MB, Shahsavari S, Safari A, Mirzaei M. A randomized clinical trial

for the effect of static stretching and strengthening exercise on pelvic tilt

angle in LBP patients. J Body Work and Movement Therapies.

2020;24(9):15–20.

32. Siagian Y, Sitindaon SH. Punggung Sehat dengan Mckenzie back exercises

selama pembelajaran daring bagi mahasiswa STIKes Hang Tuah

Tanjungpinang. JAK. 2021;3(3):314–8.

62
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 4 Surat Persetujuan Etik Penelitian

63
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian & Pengambilan Data

64
Lampiran 6 Surat Izin Orang Tua

65
Daftar Pertanyaan Low Back Pain :

66
Instrumen yang digunakan untuk menilai nyeri menggunakan kuesioner

Nordic Standardized Questionnaire merupakan suatu alat mengenai ergonomis

dalam bentuk kuesioner yang sering digunakan untuk melihat adanya

ketidaknyamanan atau kesakitan pada anggota tubuh dan dapat menganalisis

Work-related Musculoskeletal Disorders pada pekerja. Dengan pilihan jawaban

tidak sakit= 1 , cukup sakit= 2, sakit= 3, sangat sakit= 4. Setelahnya dilakukan

scoring dengan menjumlah seluruh tingkatan keluhan yang diisi oleh subjek.

Daftar Observasi Posisi duduk

Pengambilan data gambar posisi duduk sampel saat proses pembelajaran daring

yang di upload saat mengisi kuesioner melalui google form.

1. duduk menggunakan kursi atau tidak

Ya

Tidak

2. Posisi duduk saat sedang bekerja :

a. Punggung disokong oleh lumbar support

Ya

Tidak

67
b. Batang tubuh dengan paha membentuk sudut lebih dari 900

Ya

Tidak

68
LAMPIRAN

Lampiran Hasil Olah Data SPSS


Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Posisi Duduk * Low Back 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%
Pain

Posisi Duduk * Low Back Pain Crosstabulation


Low Back Pain
Tidak Sakit Sakit Total
Posisi Duduk Ergonomik Count 18 14 32
Expected Count 10.6 21.4 32.0
% within Posisi Duduk 56.3% 43.8% 100.0%
Tidak Ergonomik Count 15 53 68
Expected Count 22.4 45.6 68.0
% within Posisi Duduk 22.1% 77.9% 100.0%
Total Count 33 67 100
Expected Count 33.0 67.0 100.0
% within Posisi Duduk 33.0% 67.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 11.505 a
1 .001
Continuity Correctionb 10.011 1 .002
Likelihood Ratio 11.215 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 11.390 1 .001
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.56.
b. Computed only for a 2x2 table

69
Tests of Conditional Independence
Chi-Squared df Asymptotic Significance (2-sided)
Cochran's 11.505 1 .001
Mantel-Haenszel 9.911 1 .002
Under the conditional independence assumption, Cochran's statistic is asymptotically distributed as a 1 df
chi-squared distribution, only if the number of strata is fixed, while the Mantel-Haenszel statistic is always
asymptotically distributed as a 1 df chi-squared distribution. Note that the continuity correction is removed
from the Mantel-Haenszel statistic when the sum of the differences between the observed and the
expected is 0.

Tests of Homogeneity of the Odds Ratio


Chi-Squared df Asymptotic Significance (2-sided)
Breslow-Day .000 0 .
Tarone's .000 0 .

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate


Estimate 4.543
ln(Estimate) 1.514
Standard Error of ln(Estimate) .461
Asymptotic Significance (2-sided) .001
Asymptotic 95% Confidence Common Odds Ratio Lower Bound 1.840
Interval Upper Bound 11.213
ln(Common Odds Ratio) Lower Bound .610
Upper Bound 2.417
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the
common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.

70
Lampiran Hasil Data Penelitian
No. Jenis Kelamin Posisi Duduk Coding LBP Coding
1 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
2 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
3 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
4 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
5 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
6 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
7 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
8 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
9 Laki-laki Ergonomis 1 Sakit 3
10 Laki-laki Ergonomis 1 Sakit 3
11 Laki-laki Ergonomis 1 Sakit 3
12 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
13 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
14 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
15 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
16 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
17 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
18 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
19 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
20 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
21 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
22 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
23 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
24 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
25 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
26 Laki-laki Ergonomis 1 Cukup sakit 2
27 Laki-laki Ergonomis 1 Sangat Sakit 4
28 Laki-laki Ergonomis 1 Sangat Sakit 4
29 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
30 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
31 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
32 Laki-laki Ergonomis 1 Tidak Sakit 1
33 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
34 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
35 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
36 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
37 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
38 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
39 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
40 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
41 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
No. Jenis Kelamin Posisi Duduk Coding LBP Coding

71
42 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
No. Jenis Kelamin Posisi Duduk Coding LBP Coding
43 Laki-laki Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
44 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
45 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
46 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
47 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
48 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
49 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
50 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
51 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
52 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
53 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
54 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
55 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
56 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
57 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
58 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
59 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
60 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
61 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
62 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
63 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
64 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
65 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
66 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
67 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
68 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
69 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
70 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
71 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sangat Sakit 4
72 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sangat Sakit 4
73 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sangat Sakit 4
74 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sangat Sakit 4
75 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sangat Sakit 4
76 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sangat Sakit 4
77 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sangat Sakit 4
78 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
79 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
80 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
81 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
82 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
No. Jenis Kelamin Posisi Duduk Coding LBP Coding
83 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2

72
84 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
No. Jenis Kelamin Posisi Duduk Coding LBP Coding
85 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
86 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
87 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
88 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
89 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
90 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
91 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
92 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Tidak Sakit 1
93 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
94 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
95 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
96 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
97 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
98 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Sakit 3
99 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2
100 Perempuan Tidak Ergonomis 2 Cukup sakit 2

Riwayat Hidup

73
Penulis bernama lengkap Muhammad Ilham Tahid, biasa dipanggil tahid, iam.

Putra pertama dari pasangan Alwin Tahid dan Tedja Gilang Purnama, lahir di

Bandung pada tanggal 5 september 1999. Penulis telah menyelesaikan riwayat

Pendidikan di TK-Istiqomah pada tahun 2005, Sekolah Dasar Negeri Banjarsari

2011, Sekolah Menengah Pertama 2 Bandung pada tahun 2014, dan Sekolah

Menengah Atas 5 Bandung pada tahun 2017. Kemudian pada tahun 2019 penulis

melanjutkan Pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.

IDENTITAS DIRI

Nama : Muhammad Ilham Tahid

Tempat, Tgl Lahir : Bandung, 5 September 1999

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kangkung Kaler No. 33 RT 002/001, Kelurahan


Lingkar Selatan, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung

No. Hp : 087718334172

Instagram : Ilhamthd

Email : tahid.ilham1999@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

74
TK Istiqomah Bandung Tahun 2005

SD Negeri Banjarsari Bandung Tahun 2011

SMP Negeri 2 Bandung Tahun 2014

SMA Negeri 5 Bandung Tahun 2017

RIWAYAT ORGANISASI DAN KEPANITIAAN

Juara 1 Futsal Tingkat Kota Bandung Bukopin Cup 2014

Juara 3 Futsal O2SN Tingkat Kota & Kabupaten 2014

Anggota Muda Perhimpunan Pecinta Alam Sadagori 2018

Anggota Tiketing Five Live Welvare 2016

Anggota Tiketing Five Live Magnificent 2017

Anggota Karang Taruna Komp. Aria Graha 2018

Anggota Lapangan Project Of Action Renashcitur 2019

Anggota Bedah Ta’aruf PPMB 2020

Anggota Forensik Ta’aruf PPMB 2022

Anggota Lapangan Bakti Sosial KASWASIH 2021

EO IKM Logistik Buka Pintu 2022

PKM Milad-18 FK Unisba Ciparay Kp.Girihieum 2022

75
76

Anda mungkin juga menyukai