Tesis
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Magister
dalam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Oleh
DEVY PUSPITASARI
NIM : 92401020002
PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) KEDIRI
2022
PERSETUJUAN
Tesis ini telah disetujui untuk diajukan pada ujian tesis Pascasarjana IAIN Kediri
Dosen Pembimbing
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa dalam hasil penelitian saya ini tidak
terdapat unsur-unsur penjiplakan karya penelitian atau karya ilmiah yang pernah
dilakukan atau dibuat orang lain kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah
ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar rujukan.
Apabila dikemudian hari ternyata hasil penelitian ini terbukti terdapat unsur-unsur
penjiplakan dan klaim dari pihak lain, maka saya bersedia untuk diproses sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan
dari siapapun.
(Devy Puspitasari)
MOTTO
ِإَّن الَّلَه َيْأُمُر ِباْلَعْد ِل َو اِإْل ْح َس اِن َو ِإيَتاِء ِذ ي اْلُقْر َبٰى َو َيْنَه ٰى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, mem-
beri kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, serta teriring
sholawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW, kupersembahkan karya
sederhana ini sebagai bukti kasih sayang dan terima kasihku atas semua cinta dan
pengorbanan kepada:
Kedua Orang Tuaku (Margono dan Sudarmi) yang senantiasa memberikan
dukungan atas semua pilihanku hingga menjadi Magister. Terimakasih atas
perjuangan kalian selama ini, semoga Allah merahmati kalian dengan kese-
hatan dan kebahagiaan.
Untuk Kakakku tercinta (Beny Hijrah Saputra) yang telah menjadi part-
nerku untuk menyelesaikan setiap masalah hingga aku bisa lulus dengan gelar
Magister.
Untuk Kiaiku (M. Khasan Rifa’i) yang senantiasa memberikan bimbingan,
ilmu, serta do’a pengiring kesuksesanku.
Rektor IAIN Kediri (Dr. Wahidul Anam, M.Ag) yang telah memberikan ke-
sempatan penulis menyelesaikan studi di kampus ini.
Ketua Direksi Pascasarjana (Prof. Dr. H. Moh. Asror Yusuf M.Ag) yang
telah memberikan kesempatan penulis menyelesaikan studi di kampus ini.
Dosen Pembimbing 1 (Prof. Dr. H. Nur Ahid, M.Pd) yang senantiasa mem-
bimbing penulis menyelesaikan tesis dengan penuh kesabaran.
Dosen Pembimbing 2 (Dr. Muawanah, M. Pd) yang telah memotivasi dan
sabar membimbing penulis menyelesaikan tesis ini dari awal hingga akhir.
Keluarga besar Pondok Pesantren Salafiyah An-Nur Ridholloh yang telah
mendukung, memberikan tempat dan waktu untuk mendukung penyelesaian
tesis ini.
Teman-teman mahasiswa program studi Pascasarjana Manajamen Pendidikan
Islam Angakatan 2020 yang setia memberikan semangat dan masukan dalam
menyelesaikan tesis ini, semoga kebaikan kalian akan mendapatkan rahmat
dan keberkahan yang besar dari Allah SWT.
Almamterku Pascasarjana IAIN Kediri Angkatan 2020.
ABSTRAK
Devy Puspitasari
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................
Persetujuan................................................................................................................i
Pengesahan Tim Penguji Tesis................................................................................ii
Pernyataan Keaslian Tesis......................................................................................iii
Motto.......................................................................................................................iv
Persembahan...........................................................................................................vi
Abstrak....................................................................................................................vi
Kata Pengantar.......................................................................................................vii
Daftar Isi..................................................................................................................x
Daftar Tabel...........................................................................................................xii
Daftar Gambar......................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................14
A. Konteks Penelitian........................................................................................14
B. Fokus Penelitian...........................................................................................18
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................18
D. Manfaat Penelitian........................................................................................18
E. Penelitian Terdahulu.....................................................................................19
F. Sistematika Pembahasan...............................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Kurikulum merupakan salah satu aspek penting pada lembaga
pendidikan yang digunakan sebagai acuan untuk mengarahkan proses
Pendidikan, menentukan isi pembelajaran, serta tolak ukut kualitas dan
keberhasilan pendidikan.
Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tidak
menggunakan istilah kurikulum dalam acuan belajarnya. Namun bukan
berarti pesantren tidak memiliki arah pembelajaran, jika istilah kurikulum
diidentikkan dengan arah pembelajaran maka di lingkungan pesantren
dikenal dengan istilah manhaj (arah pembelajaran tertentu). Maka dapat
disimpulkan kurikulum yang dimiliki pesantren terlihat dari funun kitab-
kitab yang dijarkan kepada santri.1 Hal ini sejalan dengan pernyataan
Nurcholis Madjid yakni penggunaan istilah kurikulum tidak dikenal di
pesantren, terutama pada masa prakemerdekaan, namun materi pendidikan
dan keterampilan sudah ada dan diajarkan di pesantren. Mayoritas pesantren
tidak merumuskan tujuan dan dasar pengajarannya secara eksplisit dalam
bentuk kurikulum. Tujuan pembelajaran ini ditentukan oleh kiai, sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan pesantren tersebut.2
Secara umum pondok pesantren dibedakan menjadi dua bentuk,
yakni pesantren salafiyah dan pesantren khalafiyah. Pesantren salafiyah
cenderung dilabeli lembaga pendidikan yang ketinggalan zaman, eksklusif
dan konservatif. Hal ini dikarenak pesantren salafiyah merupakan pesantren
yang mempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik sebagai inti
pendidikannya. Tidak ada pengajaran terkait pengetahuan umum. Selain itu
pengajarannya masih menggunakan metode klasik seperti sorogan, wetonan
dan bandongan. Kegiatan pembelajaran ini berlangsung tanpa adanya
1
Departemen Agama, Pola Pengembangan Pondok Pesantren, (Jakarta: Ditjen Kelembagaan
Agama Islam –Proyek Peningkatan Pondok Pesantren, 2001),43.
2
Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997),
59.
15
siten, dan tingkeban. Bab delapan SK Nomor 7272 tahun 2019 terkait
moderasi beragama yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI, salah
satu pengalaman implementasi moderasi beragama di nusantara adalah
Islam harus mengakomodasi kearifan lokal.5 Menurut Abdul Moqsith
Ghazali, Islam sangat menghargai kreasi kebudayaan pada masyarakat.
Sejauh tradisi tersebut tidak menodai prinsip kemanusiaan maka tak ada
alasan lain untuk tidak dipertahankan.6
Menurut Kholid yang dikutip oleh Ali Nurdin, pesantren di
Indonesia yang mengembangkan ajaran Islam yang moderat dapat dilhat
dari karakternya yang menghormati tradisi lama yang masih relevan,
progresif, toleran yang tinggi dan membebaskan.7 Pesantren Salafiyyah An-
Nur Ridholloh Nganjuk tidak men-bid’ah-kan tradisi yang dianut
masyarakat disekitarnya. Justru pesantren merangkul masyarakat dan ikut
berbar dengan tradisi yang ada. Karakter ini terlihat pada kegiatan yang
dilakukan di pesantren, dimana pesantren juga mengadakan pengajian
mingguan dengan masyarakat, istighātshah, serta ikut berpartisipasi pada
tradisi warga sekitar, seperti kegiatan tahlilan 8, nyadranan9, tingkeban10 dan
sebagainya.
Santri yang masuk ke pesantren ini juga memiliki latar belakang
yang majemuk. Mereka berasal dari lingkungan keluarga yang tidak
moderat. Ada yang fanatik terhadap budaya Jawa, mantan pecandu, anak-
anak yang dikeluarkan dari pesantren lain karena pernah berbuat salah dan
5
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 7272 Tahun 2019 Tentang Pedoman
Implementasi Moderasi Beragama Pada Pendidikan Islam,” Direktur Jenderal Pendidikan Islam
(2019),100.
6
Absul Moqsith Ghazali, Metodologi Islam Nusantara, (Bandung: Mizan, 2015),98.
7
Ali Nurdin and Maulidatus Syahrotin Naqqiyah, “Model Moderasi Beragama Berbasis Pesantren
Salaf,” ISLAMICA:Jurnal Studi Keislaman 14, no. 1 (2019): 82–102.
8
Tahlilan adalah melakukan doa bersama dengna membaca kalimat Laillaha illallah berkali-kali
disertai pemabcaan sholawat, ayat-ayat Al-Qur’an dan berdo’a yang ditujukan kepada orang yang
telah meninggal. Sutiyono, Benturan Budaya Islam: Puritan dan Sinkretis (PT: Kompas Media
Nusantara: Jakarta, 2010), 358.
9
Nyadran atau Nyadranan merupakan upacara slametan untuk mengirim doa kepada roh setiap
bulan Ruah, Ibid.
10
Tingkeban merupakan slametan bulan ketujuh untuk memperingati usia kandungan anak ke-satu,
Ibid.
17
mantan anak jalanan atau anak punk11. Prinsip pesantren ini adalah
memberikan kesempatan kedua untuk santri lebih mengenal Islam tanpa
mengesampingkan latar belakang mereka yang berbeda-beda.
Latar belakang masyarakat disekitar pesantren yang majemuk, serta
santri yang berasal dari background budaya yang berbeda menjadikan
kurikulum sangat diperlukan untuk memoderatkan santri dan masyarakat.
Pesantren juga bekerjasama dengan warga sekitar untuk
memberdayakan santri dengan dibekali keterampilan seperti menjahit,
beternak serta enterpreneurship dengan diberi modal usaha oleh kiai,
kemudian santri bekerjasama dengan warga dapat mengolahnya bersama,
dan keuntungannya dibagi menjadi dua sesuai kesepakatan bersama.
Seluruh kurikulum pendidikan yang dirancang di pondok pesantren ini
semuanya mengedepankan keseimbangan, mengasah kecerdasan sosial,
serta bermuara pada pembentukan akhlak mulia santri.
Praktik di pesantren ini sesuai dengan penjelasan Akhmadi yang
menyatakan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang
pengembangannya dilakukan dan diberdayakan oleh masyarakat. 12 Hal ini
dikarenakan, pondok pesantren tumbuh secara natural dari budaya
masyarakat Indonesia yang paham akan pentingnya pendidikan bagi orang
pribumi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik meneliti
sistem kurikulum di pondok Pesantren Salafiyah An-Nur Ridholloh yang
menurut peneliti program kurikulumnya sangat cocok diterapkan di
Indonesia, karena sistemnya mulitkultural mengedepankan sikap sosial,
toleransi, integritas dan religius. Oleh karen itu peneliti akan mengambil
judul tesis “Manajemen Kurikulum di Pondok Pesantren Salafiyah An-
Nur Ridholloh Nganjuk”.
11
Punk adalah pemuda yang ikut gerakan menentang masyarakat yang mapan, dengan
menyatakannya lewat musik, gaya berpakaian, dan gaya rambut yang khas,
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Punk, diakses pada 03 Maret 2022
12
Agus Akhmadi, “Moderasi Beragama Dalam Keragaman Indonesia Religious Moderation in
Indonesia ’ S Diversity,” Jurnal Diklat Keagamaan 13, no. 2 (2019): 45–55.
18
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian tersebut, maka peneliti menyusun
fokus penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan manajemen kurikulum di Pesantren Salafiyah An-
Nur Ridholloh Nganjuk?
2. Bagaimana pengorganisasian manajemen kurikulum di Pesantren
Salafiyah An-Nur Ridholloh Nganjuk?
3. Bagaimana pelaksanaan manajemen kurikulum di Pesantren Salafiyah An-
Nur Ridholloh Nganjuk?
4. Bagaimana evaluasi manajemen kurikulum di Pesantren Salafiyah An-Nur
Ridholloh Nganjuk?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan
sesuai fokus penelitian, yakni untuk mendiskripsikan tiga poin dibawah
ini:
1. Mengetahui perencanaan manajemen kurikulum di Pesantren Salafiyah
An-Nur Ridholloh Nganjuk.
2. Mengetahui pengorganisasian manajemen kurikulum di Pesantren
Salafiyah An-Nur Ridholloh Nganjuk.
3. Mengetahui pelaksanaan manajemen kurikulum di Pesantren Salafiyah
An-Nur Ridholloh Nganjuk.
4. Mengetahui evaluasi manajemen kurikulum di Pesantren Salafiyah An-
Nur Ridholloh Nganjuk.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai dua kontribusi, yaitu teoritik
dan praktis.
1. Manfaat teoritis
Memberikan kontribusi akademis di bidang manajemen kurikulum di
lingkungan pesantren salaf.
19
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan
untuk para praktisi pendidikan, kiai, dan guru di pesantren dalam rangka
kontribusi kajian ilmiah dalam manajemen kurikulum di Pesantren
Salafiyah An-Nur Ridholloh Nganjuk.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa, menemukan dan
mengetahui proses implementasi kurikulum Islam moderat yang ada di
Pondok Pesantren Salafiyah An-Nur Ridholloh. Penelitian tentang moderasi
beragama telah dilakukan oleh beberapa akademisi, praktisi dan peneliti.
Dalam sub bab ini peneliti akan menyajikan tabel yang berkaitan dengan
variabel penelitian yang akan digunakan peneliti. Adapaun skemanya adalah
sebagai berikut:
Tahun, Nama
Peneliti ,Jenis Persam Perbeda
No Temuan
Penelitian, Judul aan an
Penelitian
1 2018, Mashuri, a. Pesantren Darul Subjek Penelitia
Tesis, Muttaqin menggunakan Peneliti n ini
Manajemen kurikulum formal dan an menggu
Kurikulum non formal berupa nakan
Pesantren di Era b. Mempertahankan Manaje POAC
Globalisasi13 ketradisionalannya dan men
menerapkan sistem Kurikul
manajemen modern. um
c. Terdapat relevansi
akademik dan relevansi
sosial dengan
perkembangan zaman.
16
Qosim, “Manajemen Kurikulum Pendidikan Pesantren Salaf (Studi PP. Baitus Sholihin Zainul
Hasan Genggong Probolinggo)”. At-Ta’lim, 5(2), (2019),75–92.
22
(program) kurikulum
dan pembagian tugas
guru
d. Implementasi:
Intrakurikuler,
ekstrakurikuler dan co-
kurikuler
e. Evaluasi: Evaluasi mata
pelajaran dan evaluasi
waktu penyelesaian
pembelajaran.
8 2022, M. Wildan Pengorganisasian Subjek Wildan
dkk, Artikel kurikulum di pesantren ini peneliti dkk hana
Jurnal. secara horizontal adalah an fokus
Organisasi kombinasi antara pesantr pada
Kurikulum kurikulum mata pelajaran en salaf pengorg
Pondok terpisah (separated subject anisasian
Pesantren curriculum) dengan ,
Atsarus kurikulum terpadu sedangk
Salafiyah (integrated curriculum) an
Sampang18 penelitia
n ini
fokus
pada
POAC.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yang akan peneliti gambarkan pada
penelitian ini terdiri dari tiga bab, yang masing-masing memiliki sub bab
yang berkaitan erat. Berikut penjelasan sistematika proposal tesis, yaitu:
17
Alam, M., & Maulana, “Manajemen Kurikulum Pesantren Salaf Darul Falah “Amtsilati”
Jepara”. IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan Islam, 4(02), (2021), 199–220.
https://doi.org/10.37542/iq.v4i02.244
18
Wildan M, Wasith Achamdi, M., Juabdin Sada, H., & Syafak Khoirut Tobib, A. “Organisasi
Kurikulum Pondok Pesantren Atsarus Salafiyah Sampang”, Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan,
4(4), (2022), 5141–5149. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3104
23
19
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
Tentang Penyelenggaraan Ujian Yang Diselenggarakan Satuan Pendidikan Dan Ujian Nasional,
Jakarta: Lembaran Negara RI, 2013.
20
Cahaya Guntur Kesuma, “Pesantren Dan Kepemimpina Kyai,” Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Dasar 1, no. 1 (2014): 99–117.
21
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2020 Tentang Pendidikan
Pesantren,Jakarta: Kementerian Agama RI, 2020.
24
25
pesantren yang dirumuskan oleh Majelis Masyayikh. Oleh karena itu tidak
ada kesamaan mengenai kajian kitab dan juga kurikulum antara pesantren
satu dengan pesantren lain.
Berdasarakan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum
pesantren sangat variatif, dimana kurikulum pesantren satu berbeda
dengan pesantren yang lain. Sehingga ada ciri khas tertentu pada cabang
ilmu yang diunggulkan pada masing-masing pesantren. Fakta ini
menunjukkan bahwa pesantren yang berkembang di Indonesia bersifat
dinamis karena seiring berjalannya waktu pesantren juga bersinggungan
dengan perkembangan zaman sehingga mempengaruhi pola
pendidikannya.
Meskipun kurikulum pesantren tidak dibatasi oleh pemerintah,
namun Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan
Pondok Pesantren (PD Pontren) tetap memberikan pedoman pemetaan
kurikulum pesantren. Melalui Focus Group Discussion yang dilaksanakan
di Jakarta 18 Agustus 2020, Direktur PD Pontren Waryono
mengungkapkan setidaknya kurikulum pesantren harus memiliki tujuh
fungsi, antara lain:
a. Fungsi Kesesuaian
Kurikulum pesantren harus memiliki kesesuaian, yakni sesuai dengan
kebutuhan zaman. Sebagai contoh fiqih tentang toharoh, meski
menggunakan kitab safinah namun harus sesuai dengan kebutuhan
zaman.
b. Fungsi Integrasi
Kurikulum harus menyesuaikan konteks, yakni bisa membantu
memberikan pemahaman dan mendekatkan santri dengan masyarakat.
Karena jika kurikulum tidak mampu membantu santri mengenali
kebutuhan masyarakat, maka akan menjadikan santri berpotensi
terasing dan terkesan eksklusif.
c. Fungsi Diferensiasi
26
22
“Kemenag Petakan Kurikulum Pesantren”, https://kemenag.go.id/read/kemenag-petakan-
kurikulum-pesantren-zma0l, 18 Agustus 2020, diakses tanggal 19 Maret 2022.
23
Nurcholish Madjid, “Merumuskan Kembali Tujuan Pendidikan Pesantren, dalam Dawam
Rahardjo, Pergulatan Dunia Pesanten: Membangun dari Bawah, (Jakarta: P3M, 1985), 65.
27
24
Darul Abror, Kurikulum Pesantren (Model Integrasi Pembelajaran Salaf Dan Khalaf)
(Yogyakarta: Deepublish, 2020),27.
25
Dhofier Zamakhsyari, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiai, Cetakan ke-IV
(Jakarta: LP3ES, 1994),21.
26
Mutohar Ahmad and Anam Nurul, Manifesto Modernisasi Pendidikan Islam Dan Pesantren
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013),88.
27
Mayoritas kitab klasik atau kirab kuning yang diajarkan di pesantren di Madura dan Jawa
memiliki kesamaan, baik jenis kitab penyebaran ilmu, maupun metode yang digunakan, yakni
dengan sistem bandongan atau klasikal dan sorogan atau perseorangan. Persamaan inilah yang
menghasilkan homogenitas kultur, praktik keagamaan dan pandangan hidup santri di Madura dan
Jawa. Zamakhsyari Dhofir, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiai, Cetakan IV,
(Jakarta: LP3ES, 1994), 51.
28
Ibid, 50
28
32
Abror.,39.
33
Metode-metode pembelajaran tersebut tentunya belum mawakili keseluruhan dari metode-
metode pembelajaran yang ada di pondok pesantren, tetapi setidaknya paling banya diterapkan
pada lembaga pendidikan tersebut.Ali Ridlwan Nurma, Manajemen Pondok Pesantren : Upaya
Preventivisasi Kemunculan Dan Merebaknya Aliran Keagamaan Menyimpang (Yogyakarta:
Lontar Mediatama, 2018),45.
30
34
Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999),255.
31
35
Abror, Kurikulum Pesantren (Model Integrasi Pembelajaran Salaf Dan Khalaf),49.
36
Ibid.
37
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai
Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS,1994), 32.
32
pesantren salaf tidak ketinggalan zaman dan siap terjun di era global
dengan tetap mengedepankan akhlakul karimah-nya.38
Keterampilan santri juga tumbuh subur dalam bidang bisnis. Hal
ini dapat diamati dari adanyabentuk komunikasi antara pesantren dengan
masyarakat yang saling membutuhkan dalam konteks ekonomi, sehingga
keterampilan bisnis santri dapat terasah. Dengan demikian, pesantren
saalaf memberikan peluang bagi santrinya untuk berkarya sesuai potensi
yang dimilki santri dengan tetap membangun komunikasi efektif dengan
masyarakat sekitar. Ketermpilan yang diperoleh santri ini dipersiapkan
untuk menjadi bekal mereka ketika lulus, sehingga kelak ketika mengabdi
di masyarakat dengan mengamalkan ilmu agamanya, mereka juga dapat
survive untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.39
38
Ibid, 55.
39
Ibid.
40
Teguh Triwiyanto, Manaemen Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2015. 25.
33
41
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 7272 Tahun 2019 Tentang Pedoman
Implementasi Moderasi Beragama Pada Pendidikan Islam, Jakarta: Kementerian Agama Republik
Indonesia,2019.
42
Kementerian Agama RI, Moderasi Beragama, 1st ed. (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI, 2019),100.
43
Suprapto Suprapto, “Integrasi Moderasi Beragama Dalam Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam,” EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan 18,
no. 3 (2020): 355, https://doi.org/10.32729/edukasi.v18i3.750.
44
Dinn Wahyudin, Manajemen Kurikulum (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014),81.
34
45
Komariah Nur, Pengantar Manajemen Kurikulum, I (Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani,
2021),110.
46
Ibid., 111
47
Ibid
35
48
Dinn Wahyudin, Manajemen Kurikulum (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014),83.
49
Ibid.,82.
36
akan disampaikan kepada siswa agar proses belajar dapat berjalan dengan
lancar. Urutan bahan meliputi dua hal yaitu urutan isi bahan pelajaran dan
c. Kontinuitas
pelajaran, pada tiap jenjang sekolah dan materi pelajaran yang terdapat
d. Keseimbangan
pat ditinjau dari dua segi yakni keseimbangan isi atau apa yang dipelajari,
Terpisah)
54
Teguh Triwiyanto, “Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran” (Jakarta: Bumi Aksara,
2015),89.
39
55
Lismina, Pengembangan Kurikulum Di Sekolah Dan Perguruan Tinggi (Ponorogo: Wais
Inspirasi Indonesia, 2018), 96-97.
56
Komariah Nur, Pengantar Manajemen Kurikulum, I (Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani,
2021),40.
40
57
Komariah Nur, Pengantar Manajemen Kurikulum, I (Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani,
2021), 41.
58
Nur Wahyudin Nasution, Strategi Pembelajaran, ed. Asrul Daulay (Medan: Perdana Publishing,
2017), https://doi.org/10.35542/osf.io/cr96u..98.
41
3. Pelaksanaan Kurikulum
Langkah selanjutnya setelah melakukan perencanaan kurikulum
adalah pelaksanaan kurikulum. Oxford advance learner dictionary
mendefinisikan implementasi sebagai menerapkan sesuatu yang
memberikan dampak. Menurut Joko Susiolo yang dikutip oleh Komariah
mendefinisikan pelaksanaan merupaka suatu penerapan konsep, ide,
inovasi dan kebijakan pada suatu tindakan praktis yang memberikan
dampak baik berupa nilai, pengetahuan, ketempilan maupun sikap. Secara
singkat pelaksanaan kurikulum adalah proses mengimplementasikan
kurikulum dalam pembelajaran sekolah.68 Berdasarkan definisi tersbut
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kurikulum merupakan proses
66
Komariah,46.
67
Ibid.
68
Komariah, Pengantar Manajemen Kurikulum,133.
44
71
Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), 99.
46
72
Komariah, Pengantar Manajemen Kurikulum.,87.
73
Komariah,82.
47
4. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum merupakan usaha sistematik menetapkan
standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar,
menentukan dan mengukur deviasi-deviasi dan mengambil tindakan
koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah
dipergunakan dengan efektif dan efisien.76
74
Ruslan, “Manajemen Implementasi Kurikulum 2013,” Jurnal Cakrawala Pendidikan 1, no. 1
(2014): 119–32.
75
Nasbi, Manajemen Kurikulum: Sebuah Kajian Teoritis, I.36 (2017), 318–30.
76
Komariah, Pengantar Manajemen Kurikulum,147.
49
77
Ibrahim Nasbi, “Manajemen Kurikulum: Sebuah Kajian Teoritis,” Idaarah: Jurnal Manajemen
Pendidikan 1, no. 2 (2017): 318–30, https://doi.org/10.24252/idaarah.v1i2.4.274.
78
Komariah, Pengantar Manajemen Kurikulum,150.
79
Majir Abdul, Dasar Pengembangan Kurikulum (Yogyakarta: Deepublish, 2017),134.
50
80
Komariah, Pengantar Manajemen Kurikulum,149.
81
Lismina, Pengembangan Kurikulum Di Sekolah Dan Perguruan Tinggi,145.
82
Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),25.
51
83
Komariah, Pengantar Manajemen Kurikulum,154-156.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti sebagai intrumen utama harus berhubungan
langsung dengan informan dan narasumber agar dapat memahami kenyataan
di lingkungan penelitian secara menyeluruh.85
“Peneliti merupakan instrumen kunci dalam menangkap makna dan
sekaligus alat pengumpul data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya
sebagai pelapor hasil penelitian serta bertindak sebagai partisipan penuh dari
sekolah yang diamati.” Dengan demikian peneliti mendapat beragai informasi
yang dibutuhkan.86 Dalam hal ini peneliti hadir sebagai pengamat selama 6
bulan guna melihat dan mengamati objek dan subjek penilitian secara lebih
mendalam.
84
J. Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012).
85
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2006).306.
86
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2002),64.
52
53
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di
Pondok Pesantren Salafiyyah An-Nur
Ridholloh yang berlokasi di Jl. Muria
RT.12 RW.06, Ds. Gondang
Tanjung, Kec. Kertosono, Kab.
Nganjuk, Jawa Timur.
Secara garis besar pondok
pesantren dapat dikategorikan
menjadi tiga bentuk, yakni pondok
pesantren salaf, pondok pesantren
khalafiyah dan pondok pesantren
campuran atau kombinasi. Sesuai
namanya Pondok Pesantren Salafiyah
An-Nur Ridholloh merupakan
pondok pesantren bentuk yang
Gambar 3.1. Profil halaman depan pertama. Kata salaf sendiri bermakna
Pesantren Salafiyah An-Nur Ridholloh
lama, dahulu atau tradisional.
Pesantren salafiyah merupakan pondok pesantren yang penyelenggaraan
pembelajarannya menggunakan pendekatan tradisional, sebagaimana yang
berlangsung sejak awal pertumbuhannya. Pembelajaran dilakukan secara
individu atau kelompok dengan konsentrasi pada kitab klasik berbahasa
Arab. Penjenjangan tidak didasarkan pada satu waktu, akan tetapi
berdasarkan tamatnya kitab yang dipelajari.87
1. Profil Pesantren Salafiyah An-Nur Ridholloh
Pesantren An-Nur merupakan pesantren salaf Nahdatul Ulama
dengan paham Ahlusunnah wal Jama’ah. Menurut penuturan bapak M.
Khasan Rifa’i sebagai pengasuh generasi ke-2 Pondok Pesantren
Salafiyah An-Nur Ridholloh bahwasanya pesantren ini didirikan pada
87
Ahmad Saifuddin, “Eksistensi Kurikulum Pesantren Dan Kebijakan Pendidikan Ahmad
Saifuddin (Dosen Stai Darussalam Krempyang Nganjuk),” Pendidikan Agama Islam 3, no. 1
(2015): 208–34.
54
Selasa Wage 9 Juni 1992 atau dalam tanggal Hijriah 08 Dzul Hijjah 1412
oleh ayah beliau Kiai Nur Salim bin Imam Subhari. Sejak awal
berdirinya pesantren ini memang diperuntukkan bagi masyarakat desa
Gondang Tanjung dan sekitarnya. Awal berdirinya pesantren ini hanya
terbagi menjadi 2 program, yakni Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)
dan Diniyah. Kemudian sejak tahun 2002 terjadilah pergantian
kepemimpinan dari Kiai Nur Salim kepada putra sulungnya yakni Kiai
M.Khasan Rifa’i. Semenjak itu pula program pendidikan pesantren di
merger menjadi pesantren saja, bukan TPA dan Diniyah.
Jika dilihat dari jumlah santri mengalami perbedaan setiap tahun.
Dekade pertama pendirian pesantren tidak memiliki banyak santri, hanya
sekitar 50 santri dari berbagai desa sekitar pesantren. Berlanjut ke dekade
ke dua pendirian pesantren jumlah santri meningkat enam kali lipat
menjadi 300 santri, bahkan hingga kegiatan belajar mengajar di keloter
karena kekurangan kelas. Kelas dimulai pukul 14.00 dan berakhir pukul
21.00. Pada dekade ketiga pendirian pesantren atau tepatnya saat ini
jumlah santri mengalami penurunan, kembali seperti dekade awal. Hanya
sekitar 150 santri.
menengah atas dan Ma’had Aly untuk pendidikan tinggi. Berikut data
santri beserta jenjannya
Tabel 3.2.Data Santri Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tiga Tahun Terakhir
No Sarana Jumlah
1 Masjid 1
2 Ruang Belajar 4
3 Aula 1
4 Asrama Putra 1
5 Asrama Putri 1
6 Kantin 2
57
D. Sumber Data
Sumber data primer penelitian kualitatif adalah tindakan dan kata-
kata, selebihnya adalah data tambahan berupa dokumen. Dalam penelitian
ini data yang akan diambil dari dua sumber, yaitu :
1. Narasumber atau informan meliputi kiai, katib (sekretaris), mustahiq
dan munawib (pengajar).
2. Peristiwa atau aktivitas data atau informasi melalui pengamatan
berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dalam hal ini peristiwa yang
atau aktivitas yang dimaksud adalah manajemen kurikulum di pesantren
Salafiyah An-Nur Ridholloh.
3. Dokumen atau arsip yang dibutuhkan peneliti adalah dokumen tertulis
berkenaan dengan buku pedoman, profil pesantren, visi, misi dan tujuan
pesantren, program kerja pesantren dan data-data relevan dengan
manajemen kurikulum pesantren.
88
J. Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012),76.
59
89
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan.,273.
60
90
Ibid., 276.
61
91
Suprayogo Imam and Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001),191.
92
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,91-99.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Paparan Data
Pembahasan di bab ini akan memaparkan data yang sesuai dengan
hasil peelitian. Peneliti akan memaparkan hal-hal yang berkaitan erat
dengan variabel manajemen kurikulum di Pesantren Salafiyah An-Nur
Ridholloh Nganjuk.
1. Perencanaan Kurikulum di Pondok Pesantren Salafiyah An-Nur
Ridholloh Nganjuk
Kurikulum yang ada di pesantren An-Nur seluruhnya dilakukan oleh
kiai, kemudian dewan asaatidz bertugas untuk melaksanakan pengajaran
sesuai pengarahan dari kiai. Dasar pembuatan kurikulum ini adalah
kebutuhan masyarakat sekitar pondok. Hal ini juga telah tercantum pada
misi pesantren. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengasuh pondok Kiai
M. Khasan Rifa’i sebagai berikut:
“Pada dasarnya ada tiga hal yang mendasari pembuatan kurikulum
di pondok ini, pertama kebutuhan masyarakat. Itu juga yang
mendasari pembuatan misi pondok ini, yaitu mensyiarkan ajaran
pondok pesantren sesuai kebutuhan masyarakat. Saya melihat
masyarakat di sekitar pesantren membutuhkan pendidikan agama
yang baik. Awal pendirian pesantren ini masyarakatnya sekitar
pesantren majemuk. Dimana masyarakatnya masih memegang
kental budaya jawa (kejawen) seperti nyadranan, pemberian cok
bakal di pematang sawah, piton-piton atau tedak siten, dan
tingkeban. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan budaya itu,
hanya saja karena kurangnya pemahaman akhirnya menimbulkan
permusuhan di masyarakat. Untuk itulah selain mendidik santri
62
63
a. Menentukan Tujuan
Secara spesifik tujuan diterapkannya diantaranya sebagai berikut:
1) Akhlak
Religius, berakhlakul karimah. jujur dan bertanggung jawab serta
menanamkan nilai-nilai Ahlusunnah wal Jama’ah.
95
M. Khasan Rifa’i, Pengasuh Pesantren An-Nur, Ponpes An-Nur Ridholloh Nganjuk, 04 Maret
2022.
65
2) Akademik
Memperoleh materi esensi berupa kitab-kitab salafiyah sesuai
ajaran Ahlusunnah wal Jama’aah dan susuai jenjang kelas. Mampu
menjadi alumni yang dapat memanfaatkan ilmunya pada
lingkungan, sesuai sistem nilai, adat istiadat dan budaya setempat
menyesuaikan kebutuhan zaman.
b. Mengorganisasikan santri sesuai kebutuhan
Pondok pesantren An-Nur merupakan pondok salafi yang
murni mengajarakan pendidikan kitab kuning dengan satu tambahan
pendidikan bahasa inggris. Santri yang belajar di pondok pesantren ini
berasal dari berbagai daerah di pulau jawa. Pembagian jenjangnya
mulai dari al-Ula untuk kelas awal, al-Wustho untuk kelas tengah, al-
Ulya untuk kelas menengah atas dan Ma’had Aly untuk pendidikan
tinggi. Data terkait bisa dilihat pada tabel 1 di BAB III poin C lokasi
penelitian.
Santri di lingkungan pesantren dikenal dalam dua bentuk,
yakni santri mukim dan santri kalong. Santri mukim merupakan santri
yang tinggal di pondok atau asrama, sedangkan santri kalong
merupakan santri yang tidak tinggal di lingkungan pondok namun
mengikuti kegiatan pembelajaran di pesantren. Biasanya santri kalong
bertempat tinggal tidak jauh dari lokasi pesantren. Santri yang belajar
di Pesantren An-Nur ini tidak diseleksi sama sekali. Bagi siapa saja
yang memiliki kemauan untuk belajar ilmu agama dipersilahkan untuk
mendaftar sebagai santri. Karena sikap keterbukaan ini,kiai tidak
pernah melihat latar belakang santri. Kiai menerima santri dari latar
belakang apapun, baik mereka yang putus sekolah, yatim dikeluarkan
dari pesantren lain karena berkasus, kriminal, pecandu miras atau
narkoba hingga gangguan jiwa.
“Saya tidak pernah menolak santri dari latar belakang apapun. Saya
malah senang kalau mereka masih ada keinginan untuk belajar
agama. Ibaratnya jika diluar dianggap sampah masyarakat, disini
justru diterima. Saya melabeli pondok ini sebagai bengkel moral.
66
Kalau mereka ingin berubah kenapa harus ditolak. Kalau bukan kita
yang menolong lalu siapa lagi?.96”
Santri An-Nur
Kesehatan/
Pendidikan
Kejiwaan
Normal/ Pasien/Berkebutuhan
Pelajar Non Pelajar
Nonpasien Khusus
Pendidikan Gangguan
Tinggi Jiwa
Jakarta
Gambar 4.1. Perencanaan Kurikulum melalui Pembagian Santri An-Nur sesuai Kebutuhan
69
Jenis Mata
Waktu Hari
Pelajaran
Kitab 05.00-06.00
Senin, Selasa, Rabu,
Kitab 16.00-18.00
Kamis, Sabtu, Ahad
Kitab 18.30-20.00
98
Komariah, Pengantar Manajemen Kurikulum, 36.
72
Jenjang Al-Ula
No Mata Pelajaran Kitab
1 Ilmu Tauhid Aqidatul Awam Tsani
Kifayatul Awam
Tauhid
Mu’taqod
2 Fiqih Mabadil Fiqh
Durotun Dahab
Safinatun Sholat
Fasholatan
3 Ilmu Nahwu Lughotul Arobiyah
4 Tarikh Tarikhun Nabi
Tarikh Nabi Tsani
5 Ilmu Al Qur’an dan Iqro’
Tajwid Al Qur’an
Tanwirul Qori’
6 Ilmu Akhlak Alhlaqu Lil Banat/Lil Banin
Washoya
Alala
7 Hadis Hadits Syarifah
Jenjang Al-Wustho
1 Hadits Arba’in Nawawiyah
Hadits Syarifah
2 Ilmu Balaghah Tashrif
Nahwu dan Shorof Maqsud Awal
Qowa’idul I’lal
Qowa’idul I’rob
Nahwu Jurumiyah
Nahwu Al Imrithi
3 Fiqih Mabadil Fiqih
Masa’ilin Nisa’
I’anatun Nisa’
Targhib
Arba’i Rosa’il
Risalatul Mahaid
4 Ilmu Akhlak Taisirul Kholaq
Mar’atus Sholihah
Washoya
Ayyuhal Walad
73
Tanhiqul Qoul
Ta’lim Muta’alim
Durorul Bahiyah
Aqidatul Islamiyah
5 Al-Qur’an dan Tajwid Hidayatus Shibyan
Hidayatul Mustafid
6 Ilmu Tauhid Sulam Taukhid
Nurul Yaqin
Jawahirul Kalamiyah
Tijan Durori
Jenjang Ulya
1 Al Qur’an dan Tafsir Tafsir Jalalain
Tafsir Al Ibriz
Tafsir Yasin
Fatkhul Manan
2 Hadis Bulughul Marom
Jauharul Bukhori
3 Nahwu Nahwu Mutamimah
Al Imrithi
Alfiyah Ibnu Malik
Maqsud Tsani
4 Fiqih Fatkhul Qorib
Bughyatul Murtasyiddin
Riyadul Badi’ah
Hasyiah Al Bajuri
Nadhomul Waroqot
5 Ilmu Aqidah dan Uqudul Jain
Akhlak Qurrotul Uyun
Nashoikhud Diniyah
Riyadus Sholihin
Risalatu Taubat
Syurutu Du’a
Ahaditsun Nikah
6 Tauhid Tanwirul Qulub
Sulam Taufiq
Tanwirul Khalaq
7 Tarikh Naba’ul Hadir
Qishosu At-Tawabin
8 Mustolah Hadis Jami’us Shoghir
Jenjang Aly
1 Ilmu Hikmah dan Qomi’ut Tughyan
Tauhid Durrotun Nasihin
Daqo’iqul Akbar
Risalatul Mu’awanah
Bidayatul Hidayah
Minhaju Al-Abidin
74
Dala’il Al-Khoirot
Al Ushfuriyah
Ihdaya’ Ulumuddin
Al Hikam
Hikmatu At-Tasyri wa Falsafatuhu
2 Akidah dan Akhlak Tanbihul Ghofilin
3 Fiqih Fath al-Mu’in
Irsyadul Ibad
Durusul Falakiyah
Umdatul Masalik
4 Hadits Sunan Ibnu Majah
Al Iqna’
5 Nahwu dan Shorof Ibnu Aqil
Tarikh Qishosu Al-Anbiya’
6 Tafsir Tafsir Ibnu Katsir
7 Kitab Khusus Thibbun Nabawi
Sirrul Jalil
Khozinatul Asror
Jam’us Sholawat
Al-Aufaq
Abu Ma’syar
Syamsul Ma’arif
Silakhul Mu’minin
Al Mujarobah
Nailul Manahil
99
Komariah, Pengantar Manajemen Kurikulum,46.
75
100
Burhanudin, Kepala Pengurus 1, Ponpes An-Nur Ridholloh Nganjuk, 12 Maret 2022.
101
Komariah,46.
76
102
M. Khasan Rifa’i, Pengasuh, Ponpes An-Nur Ridholloh Nganjuk, 04 Maret 2022.
79
diamalkan agar mendapat berkah, bukan hanya untuk disimpan untuk diri
sendiri. Karena sejatinya, manusia yang terbaik adalah mereka yang
bermanfaat untuk orang lain.103
Ketiga, wawancara dengan bapak Amar Ma’ruf selaku kepala
pengurus kedua, beliau mengungkapkan bahwa bekal yang diberikan
kepada santri berupa kemampuan pertukangan, berdagang, mengatur acara
kajian, menjahit dan sebagainya merupakan bentuk pendidikan pesantren
untuk mengajarkan santri hidup mandiri, sederhana, gotong royong dan
religius. Karena hakikatnya menjadikan santri yang berakhlak mulia, ber
unggah-ungguh dan tahu porsinya sebagai seorang hamba yang juga
bagian dari masyarakat merupakan bagian dari kurikulum pesantren itu
sendiri.104
Berdasarkan ketiga paparan ini dapat dipahami bahwa hidden
curriculum tercermin dari aktivitas keseharian santri. Jadi kurikulum
pesantren bukan sekedar susunan kitab kuning yang dipelajari, namun
keseluruhan program pendidikan yang terencana maupun tidak
direncanakan. Pada akhirnya tujuan utama pendidikan pesantren Salafiyah
An-Nur Ridholloh adalah menjadikan santri sebagai manusia yang
beradab, berakhlak baik dan bermoral.
105
M. Khasan Rifa’i, Pengasuh Pesantren An-Nur, Ponpes An-Nur Nganjuk, 04 Maret 2022.
106
Kiki Indah Sari, Ustadzah, Ponpes An-Nur Ridholloh Nganjuk, 19 Maret 2022.
81
B. Temuan Penelitian
Kurikulum yang dibentuk oleh pesantren ini merupakan kurikulum
menyesuaikan kebutuhan santri dan masyarakat. Hal ini sesuai misi
pesantren yakni mensyiarkan ajaran pondok pesantren sesuai kebutuhan
masyarakat serta meningkatkan pengenalan tholabul ilmi pada lingkungan,
sesuai sistem nilai, adat istiadat dan budaya tanpa ketinggalan zaman.
Mengembangkan potensi
santri
Core Curriculum
Pengorganisasian
Kurikulum
Pesantren Integrated Social function and
Salafiyah An-Nur Curriculum persistens situation
Ridholloh
Experience and
activity curriculum
Kokurikulum
Kurikulum Intrakurikulum
terencana
Pelaksanaan
Pelaksanaan Pembelajaran Hidden
Kurikulum curriculum Ekstrakurikulum
di Pesantren (kurikulum
Salafiyah Pelaksanaan tersembunyi)
An-Nur program kegiatan
Ridholloh bersama
84
107
Komariah, Pengantar Manajemen Kurikulum,110.
108
Kondisi ini terjadi saat guru-guru tidak dilibatkan dalam perencanaan kurikulum. Karena posisi
guru hanya bersifat pasif sebagai penerima dan pelaksana di lapangan. Sedangkan seluruh gagasan
dan inisiatif kurikulum berasal dari pihak atasan. Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan
Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta:
INIS,1994), 32.
85
86
109
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru, (Jakarta:
Kalimah, 2001),108.
110
Misrawi Zuhairi, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari : Moderasi, Keumatan, Dan Kebangsaan
(Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010), 20.
111
Wahyudin, Manajemen Kurikulum,45.
87
112
Nurma, Manajemen Pondok Pesantren : Upaya Preventivisasi Kemunculan Dan Merebaknya
Aliran Keagamaan Menyimpang,98.
113
Zamakhsyari, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiai,21.
114
Insan kamil yang dimaksud disini adalah menjadikan santri sebagai manusia yang cerdas
sercara intelektual, beriman, beretika, bertaqwa serta dapat mengikuti perkembangan zaman,
budaya dan masyarakat. Ahmad and Nurul, Manifesto Modernisasi Pendidikan Islam Dan
Pesantren,88.
115
Ngainun Naim, Islam Dan Pluralisme Agama, Cetakan ke- III (Yogyakarta: Aura Pustaka,
2015),127.
88
116
Lismina, Pengembangan Kurikulum Di Sekolah Dan Perguruan Tinggi, 81-82.
89
117
Mujamil Qomar, Moderasi Islam Indonesia, Rusdianto (Yogyakarta: IRCiSoD, 2020),239.
118
Agus dan Sigit, Jalan Menuju Moderasi: Modul Penguatan Moderasi Beragama Bagi
Guru,40.
119
Nurdin, “Model Moderasi Beragama Berbasis Pesantren Salaf.”.,98.
120
Komariah, Pengantar Manajemen Kurikulum,46.
121
Ibid.,46.
90
ini selanjutnya bisa menjadi bekal mereka untuk mengasah kemampuan yang
dimiliki. Seperti menjahit, silat, seni qasidah al banjari yang selanjutnya
terwadahi dalam safari sholawat pasopati dan wirausaha. Selain itu kegiatan
santri nonpasien ketika ikut membantu merawat santri pasien juga bisa
memberi pembelajaran dan pengalaman merawat saudara sesama muslim
bagi santri non pasien serta menumbuhkan sikap saling peduli satu sama lain.
122
Kementerian "Agama Republik Indonesia, Implementasi Moderasi Beragama Dalam
Pendidikan Islam, Kelompok Kerja Implementasi Moderasi Beragama Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Lembaga Daulat
Bangsa, 2019, 23.
91
yang diikuti dan dilaksanakan adat. Hal ini jelas membuktikan bahwa
kedudukan syara’ dapat mempengaruhi, mengendalikan dan memerintahkan
adat.123 Dampak dari program ini adalah kedekatan yang harmonis antara
pesantren An-Nur dengan masyarakat sekitar. Sutiyono mengungkapkan
bahwa aspek keharmonisan inilah yang membuat masyarakat pedesaan
merasa dengan kelompok Islam sinkretis. Hal ini yang menjadikan mereka
mempertahankan upacara tradisional seperti slametan, ziarah dan
sebagainya.124
Perolehan pengalaman belajar di pesantren An-Nur terimplementasi
menjadi empat bentuk, yakni pada kegiatan kokurikur, intrakurikuler,
ekstrakurikuler dan hidden curriculum. Kegiatan intrakurikuler pesantren
meliputi mata pelajaran yang sudah terjadwal. Sedangkan kokurikulernya
berupa belajar bersama, shalat berjama’ah, istighasah, zikir, ro’an.
Ekstrakurikuler santri di pesantren ini berupa seni qasidah al banjari, pencak
silat, menjahit dan berwirausaha. Pada ranah hidden curriculum para santri
memperoleh banyak nilai hidup, baik gotong royong, kerukunan, saling
menghargai, musyawarah, adil, dan toleran. Keseluruhan nilai ini bermuara
pada pembentukan sikap moderat bagi santri.125 Hal serupa diungkapkan oleh
Saddam Husein pada penelitiannya nilai-nilai moderasi Islam di pesantren,
dimana hidden curriculum yang berkaitan dengan pembiasaan sikap moderat
mahasantri terbentuk dari lingkungan pesantren dan didukung oleh
keteladanan gurutta atau anregurutta di pesantren.126
123
Ellya Rosa, Sejarah Tamadun Melayu (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016),190.
124
Islam sinkretis merupakan genre keagamaan atau sistem budaya yang menggambarkan
percampuran antara budaya Islam dengan budaya lokal.Sutiyono, Benturan Budaya Islam :
Puritan Dan Sinkretis (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010),6.
125
Agus dan Sigit, Jalan Menuju Moderasi: Modul Penguatan Moderasi Beragama Bagi Guru,17.
126
Anre gurutta merupakan panggilan masyarakat Bugis untuk menyebut Kiai. Dalam tardisi
Makassar disebut Anreguru. Anregurutta adalah panggilan tertinggi yang disematkan kepada
sosok ulama yang kharismatik yang biasa dalam penulisan disingkat AG. Selain, Anregurutta
panggilan kepada ulama Bugis miliki drajat pengakuan yang lebih tinggi dari istilah Gurutta.
Husain, Nilai-nilai Moderasi Islam di Pesantren,129.
92
129
Komariah, Pengantar Manajemen Kurikulum,150.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil paparan data, temuan dan pembahasan penelitian,
maka peneliti mengambil kesimpulan berikut:
1. Perencanaan kurikulum di Pondok Pesantren Salafiyah An-Nur Ridholloh
Nganjuk dilakukan melalui beberapa tahap, anatara lain: (a) Merumuskan
dasar dan tujuan kurikulum, menetapkan kurikulum yang dijadikan acuan
dalam kegiatan pembelajaran dan mengorganisasikan santri sesuai
kebutuhannya, (b) Menentukan program yang akan dijalankan, mengatur
jadwal dan pelaksanaanya. Perencanaan kurikulum dilakukan oleh kiai
dengan pendekatan administrative approach. Dasar pembuatan kurikulum
dilakukan atas kebutuhan masyarakat serta sesuai dengan kompetensi, latar
belakang dan prinsip dari sang kiai. Tujuan pembuatan kurikulum disusun
untuk membentuk santri yang berakhlak mulia dan bermoral, menanamkan
sikap moderat, membekali santri dengan ilmu pengetahuan agama serta
mengembangkan potensi santri.
2. Pengorganisasian kurikulum di Pondok Pesantren Salafiyah An-Nur
Ridholloh Nganjuk adalah Integrated curriculum atau kurikulum terpadu,
yang terbagi menjadi kurikulum inti atau core curriculum, kurikulum yang
berdasarkan proses sosial dan fungsi kehidupan (Social function and
persistens situation) dan kurikulum yang berpusat pada pengalaman dan
kegiatan (Experience and activity curriculum).
3. Pelaksanaan kurikulum di Pondok Pesantren Salafiyah An-Nur Ridholloh
Nganjuk dilakukan melalui: (a) Pelaksanaan pembelajaran santri, yang
meliputi kegiatan korikuler, intrakurikuler, ekstrakurikuler dan hidden
curriculum. (b) Pelaksanaan program kegiatan bersama masyarakat untuk
menanamkan nilai moderasi beragama.
94
95
C. Saran
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen kurikulum
dengan basis moderasi beragama dapat menjadi sarana lembaga pendidikan
untuk menanamkan nilai-nilai moderat sehingga terbentuk santri dan
masyakarat yang moderat. Oleh karena itu peneliti dapat memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi pesantren salaf, untuk menghasilkan lulusan yang kompeten di
bidang agama, berakhlak, moderat, tidak ekstrem dan radikal sebaiknya
mengatur kurikulum sebaik mungkin. Mulai dari perencanaan yang
96
Alif, Bayu, and Ahmad Yasin. “Moderasi Pendidikan Islam Dan Tantangan Masa
Depan” 14, no. 2 (2020): 137–49.
97
Remaja Rosdakarya, 2010.
———. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 7272 Tahun 2019
Tentang Pedoman Implementasi Moderasi Beragama Pada Pendidikan Islam,
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, (2019).
Kementerian Agama RI. Moderasi Beragama. 1st ed. Jakarta: Badan Litbang dan
Diklat Kementerian Agama RI, 2019.
98
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang
Penyelenggaraan Ujian Yang Diselenggarakan Satuan Pendidikan Dan Ujian
Nasional.” Lembaran Negara RI 53, no. 9 (2013): 1689–99.
99
Remaja Rosdakarya, 2014.
Naim, Ngainun. Islam Dan Pluralisme Agama. III. Yogyakarta: Aura Pustaka,
2015.
Rahayu, luh riniti, and putu surya wedra Lesmana. “Moderasi Beragama Di
Indonesia.” Intizar 25, no. 2 (2019): 95–100.
100
Rosa, Ellya. Sejarah Tamadun Melayu. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016.
Sutiyono. Benturan Budaya Islam : Puritan Dan Sinkretis. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas, 2010.
101
Wahid, Abdurrahman. Menggerakkan Tradisi : Esai-Esai Pesantren. Yogyakarta:
LKIS, 2001.
102
Wildan M, Wasith Achamdi, M., Juabdin Sada, H., & Syafak Khoirut Tobib, A.
(2022). Organisasi Kurikulum Pondok Pesantren Atsarus Salafiyah Sampang.
Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(4), 5141–5149.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3104
103
LAMPIRAN
KEGIATAN PESANTREN BERSAMA MASYARAKAT
104
Gambar 2.Safari Sholawat Pasopati
INSTRUMEN PENELITIAN
MANAJEMEN KURIKUM DI PONDOK PESANTREN SALAFIYAH AN-
NUR RIDHOLLOH NGANJUK
A. Pedoman Wawancara
1. Informan : Kiai, pengurus, dewan asaatidz (pengajar)
Tanggal :
Waktu :
Tempat : Pondok Pesantren Salafiyah An-Nur Ridholloh Nganjuk
105
kurikulum di kurikulum di pesantren?
Pesantren Salafiyah Bagaimana tahap-tahap
An-Nur Ridholloh pelaksanaan manajemen
Nganjuk kurikulum di pesantren?
Bagaimana administrasi
pelaksanaan manajemen
kurikulum di pesantren?
Evaluasi Apa tujuan evaluasi kurikulum
manajemen di pesantren?
kurikulum di Siapa evaluator/supervisor
Pesantren Salafiyah kegiatan evaluasi kurikulum di
An-Nur Ridholloh pesantren?
4
Nganjuk Siapa sasaran evaluasi
kurikulum di pesantren?
Bagaimana cara pelaksanaan
evaluasi kurikulum di
pesantren?
106
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
107
108
109
110
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Kertosono hingga 2012. Pada tahun 2015 lulus dari SMAN 1 Kertosono dan
berikutnya pada 2021 hingga sekarang, penulis bekerja sebagai staf pengajar
Islam. Selain itu, sejak 2017 penulis juga melakukan pengabdian di Pondok
111
LAYANAN TURNITIN, HARI KAMIS – TANGGAL 9 JUNI 2022
By : MUHAMMAD BAHTIAR AMAN, SE
HASIL CHEK : 26%
112
113
114